(Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Perkantoran Semester
5)
Dosen Pengampu :
Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 9
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan atas karunia dan rahmat yang telah diberikan Allah
SWT sehingga kita dapat menjalankan kewajiban kita sebagai mahasiswa dengan baik. Shalawat
serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang menjadi penerang
jalan kehidupan kita dan yang kita tunggu syafaatnya di hari akhir nanti.
Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd., yang telah
membimbing kami dalam kegiatan perkuliahan mata kuliah Manajemen Perkantoran.
Selanjutnya, kami ucapkan terimakasih pula kepada rekan-rekan Jurusan Manajemen Pendidikan
kelas A atas kerjasamanya selama ini dalam melaksanakan kegiatan perkuliahan sehingga dapat
saling berbagi ilmu satu sama lain
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak hal yang perlu diperbaiki.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik, saran, dan masukan yang membangun dari para
pembaca sehingga dapat memperbaiki kekurangan makalah ini seagaimana mestinya. Semoga
apa yang tertuang dalam makalah ini dapat menambah wawasan serta bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Tentu kata kantor sudah sangat familiar terdengar di telinga kita. Kantor merupakan
sebuah tempat yang didalamnya dilangsungkan serangkaian aktivitas pekerjaan kaitannya
dengan menerima dan menyampaikan data dan informasi.1 Beragamnya aktivitas yang ada
di dalam sebuah kantor, maka anggota kantor dengan tugas dan tanggungjawabnya masing-
masing, perlu bekerja sama dalam menjalankan aktivitas tersebut guna mencapai tujuan
yang dikehendaki. Oleh karena itu terdapat hal-hal mendasar yang perlu diperhatikan setiap
anggota dalam menjalankan tugasnya. Salah satunya adalah mengenai pengukuran usaha
kerja yang dilakukan terhadap hasil yang diperoleh atas usahanya tersebut, apakah dapat
dinilai efisien atau tidak. Karena pekerjaan yang baik adalah pekerjaan yang berdasarkan
pada prinsip efisiensi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut :
3. Apa saja yang termasuk ke dalam asas-asas efisiensi dalam pekerjaan kantor?
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memaparkan hal-hal berikut ini:
1. Pengertian efisiensi
1
Neti Karnati, Manajemen Perkantoran (Analisis Teori dan Aplikasi dalam Organisasi Pendidikan), (Aceh:
CV. Bunda Ratu: 2019), h.3
1
2. Asas-asas efisiensi
BAB I : Pendahuluan, yang di dalamnya meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penulisan makalah, dan sistematika penulisan makalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Efisiensi
Dalam pelaksanaan seluruh pekerjaan kantor perlu berujung pada efisiensi. Hal ini
dikarenakan, efisiensi merupakan asas dasar tentang perbandingan terbaik antara usaha dengan
hasil yang dicapai.2 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa efisiensi
merupakan suatu kemampuan dalam menjalankan tugas dengan baik tanpa membuang waktu,
tenaga, dan biaya. Selain itu, beberapa ahli juga telah mendefinisikan efisiensi menurut
pandangannya masing-masing.
Dalam buku beberapa pengertian efisiensi menurut ahli adalah sebagai berikut
Pada umumnya efisiensi kerja merupakan perwujudan dari cara-cara kerja yang
memungkinkan tecapainya perbandingan antara usaha dan hasil yang terbaik. Cara-cara kerja
yang dimaksud adalah dengan cara yang paling mudah pengerjaannya, ringan bebannya, singkat
waktunya, sedikit tenaganya, dan murah biayanya namun dapat mewujudkan hasil yang
maksimal. Berdasarkan pemahaman tersebut maka dapat disimpulkan bahwa efisiensi adalah
tindakan dalam melakukan suatu pekerjaan dengan berpedoman pada prinsip menekan usaha
seminimal mungkin untuk mencapai hasil atau tujuan tertentu.
2
Soetrisno dan Brisma Renaldi, Manajemen Perkantoran Modern (Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III), (Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2006), h.35
3
Op.cit., Karnati, h.215-216
3
B. Asas-Asas Efisiensi
Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis merupakan salah satu
kinerja yang mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi. Kemampuan yang menghasilkan
output yang maksimal dengan input yang ada, adalah merupakan ukuran kinerja yang
diharapkan. Pada saat pengukuran efisiensi dilakukan, suatu organisasi/instansi/perusahaan
dihadapkan pada kondisi bagaimana mendapatkan tingkat output yang optimal dengan tingkat
input yang ada.
Semua penatalaksanaan tata usaha harus berkiblat pada efisiensi, efisiensi perlu sekali
dijadikan satu-satunya dasar pemikiran, ukuran baku dan tujuan pokok bagi semua kegiatan
ketatausahaan. Efisisensi kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu kerja dengan hasil yang
dicapai oleh kerja itu, konsepsi ini harus dapat diterapkan dalam berbagai bidang pekerjaan.
Efisiensi adalah suatu asas dasar tentang perbandingan terbaik anatara usaha yang telah
dikorbankan dengan hasil yang yang dicapai. Menurut The Liang Gie (2000), perbandingan ini
dapat dilihat dari dua segi, yaitu:
1. Segi usaha, suatu kegiatan dapat dikatakan efisiensi apabila sesuatu hasil tertentu
tercapai dengan usaha yang sekecil-kecilnya. Pengertian “usaha” dapat dikembalikan
pada 5 unsur yang dapat juga disebut sumber-sumber kerja, yakni : pikiran, tenaga,
waktu, ruang, benda, termasuk ruang.
Usaha
biasa
(A)
Usaha
Lebih
Kecil Hasil Tertentu
(B)
Usaha
Terkeci
l (C)
4
Usaha huruf “C” lebih efisien, karena memberikan perbandingan yang terbaik
dilihat dari sudut usaha yang diperlukan, yaitu paling sedikit, yaitu mengeluarkan
paling sedikit 5 sumber kerja untuk mencapai hasil tertentu yang di harapkan.
2. Segi Hasil, suatu kegiatan dapat dikatakan efisien apabila dengan sesuatu usaha
tertentu memberikan hasil yang sebanyak-banyaknya. Baik mengenai mutunya
maupun jumlah satuan produk yang dihasilkan.
Hasil
Biasa
(A)
Hasil
Usaha Tertentu Lebih
Besar (B)
Hasil
Terbesar
(C)
Hasil huruf “C” adalah yang efisien karena menunjukan perbandingan yang
terbaik ditinjau dari sudut hasil, yaitu memberikan hasil yang paling besar mengenai
jumlah atau mutunya.
5
pekerjaan dengan benar (doing things right), adapun efektifitas merupakan
kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (doing the right things) .4
1. Asas Perencanaan
Setiap warkat diciptakan dan dipelihara harus mempunyai maksud yang jelas
dan kegunaanya yang nyata. Kegunaan warkat merupakan nilai-nilai warkat
dalam bidang penerangan, hukum, administrasi, keilmuan/penelitian, pendidikan,
dan sejarah/dokumentasi. Bila tidak bisa dijawab untuk apa sesuatu warkat dibuat,
maka warkat itu sesungguhnya tidak perlu diciptakan.
4
Armida Silvia Asriel dkk, Manajemen Kantor, ( Jakarta: Kencana, 2016) hlm 64-65.
6
d. Pedoman tentang perencanaan Formulir
2. Asas Penyederhanaan
Tata cara dari suatu kerja perkantoran hendaknya dipilih yang benar-benar
menghemat sumber-sumber kerja, yaitu cara-cara yang termudah (menghemat
pikiran) yang teringan (menghemat gerak dan tenaga), yang tercepat (menghemat
waktu), yang terdekat (menghemat jarak/ruang kerja), dan yang termurah
(menghemat benda).
Segenap perlengkapan tata usaha dari material sampai mesin dan prabot
kantor sejauh mungkin hendaknya diusahakan standardisasi untuk memudahkan
pengadaan, pengurusan, dan perawatannya.
3. Asas Penghematan
7
Menghemat berarti mencegah pemakaian benda-benda secara berlebih-lebihan
sehingga biaya pekerjaan yang bersangkutan menjadi mahal. Asas ini dapat
dilaksanakan dalam pedomanpedoman yang berikut:
4. Asas Penghapusan
8
Dalam melaksanakan pedoman Peniadaan perkantoran dilakukan gerak-gerak
tangan atau bagian tubuh lainnya oleh para pegawai. Gerak-gerak yang berlebih-
lebihan atau langkah-langkah pekerjaan yang mengeluarkan tenaga jasmani tetapi
sesungguhnya kurang perlu hendaknya ditiadakan. Misalnya saja tanda kurung
pada nama penandatanganan surat atau garis bawah pada nama kota dari alamat
surat disampul sesungguhnya dapat dihapuskan tanpa mengurangi maksud surat
itu
5. Asas Penggabungan
9
Lima asas efisiensi sebagai dalil umum berikut serangkaian pedoman yang
merupakan perumusan secara garis besar guna menerapkan asasasas itu dalam
bidang tatausaha yang harus dihentikan oleh para manajer kantor. Selanjutnya
pedoman efisiensi tatausaha itu akan terwujud secara nyata dalam suatu rangkaian
„‟Pelaksanaan” yang hendaknya betul-betul dijalnkan oleh setiap pegawai
tatausaha (Gie, 2007: 171-178).
Penataan terhadap pelaksanaan perkantoran harus berujung pada efisiensi. Efisiensi perlu
dijadikan satu-satunya dasar pemikiran dan tujuan pokok bagi semua pelaksanaan kerja
ketatausahaan. Sebagai contoh penggunaan kertas baru secara berlebihan hanya untuk Modul
Diklat Prajabatan Golongan III 35 dalam bentuk draft ataupun konsep yang belum matang
apalagi dicetak berkali-kali dengan menggunakan printer computer, hal tersebut dapat dikatakan
tidak efisien.
5
Op.cit., Karnati, hlm 219-223
10
Efisiensi adalah suatu asas dasar tentang perbandingan terbaik antara usaha dengan hasil
yang dicapai.
Ada 5 (lima) unsur sumber kerja sehubungan dengan efisiensi di dalam pelaksanaan
perkantoran modern, yaitu:
2. Pemakaian Tenaga
a. Pekerjaan jasmani sedapatnya diubah menjadi pekerjaan otomatis atau
dilaksanakan dengan bantuan mekanis, misalnya membubuhkan keterangan
tertentu pada file-file hendaknya diubah dari tulisan tangan menjadi pembubuhan
dengan stempel, dalam menggandakan file hendaknya diusahakan dengan mesin
listrik (copy) yang dapat memutar sendiri secara otomatis;
b. Setiap kegiatan jasmani hendaknya selalu produktif, yaitu berikan hasil tertentu
dan tidak ada tenaga yang terbuang sia-sia, misalnya bila ada seorang pejabat
11
yang ingin menemui pejabat lain sebaiknya menelpon lebih dahulu tentang ada
tidaknya sehingga tidak membuang tenaga dan waktu secara sia-sia karena
pejabat yang akan ditemui itu sedang tidak berada ditempat.
3. Pemakaian Waktu
a. Hari, bulan dan tahun hendaknya direncanakan pemakaiannya dengan sebaik-
baiknya sehingga tidak ada pekerjaan yang tertunda atau terbengkalai;
b. Waktu kerja hendaknya selalu produktif, yaitu tidak ada waktu yang hampir tanpa
memberikan hasil kerja betapapun kecilnya, misalnya setiap pejabat hendaknya
menyusun acara dan jadwal kerja untuk setiap hari, setiap minggu maupun jangka
waktu yang lebih panjang sehingga waktu kerja dapat dipakai sebaik-baiknya.
4. Pemakaian Ruang
a. Alat-alat perlengkapan kantor hendaknya diletakkan dekat pegawai yang paling
sering mempergunakannya untuk mengurangi jarak mondar-mandir yang banyak,
misalnya lemari, mesin tik dan peralatan lainnya. Hendaknya diletakkan dekat
dengan pegawai yang paling banyak memakainya untuk memelihara jarak yang
paling pendek.
b. Benda-benda yang tidak diperlukan lagi hendaknya tidak disimpan terus
melainkan langsung dibuang kedalam keranjang sampah sehingga tidak memakan
tempat, misalnya undangan-undangan pertemuan yang sudah lewat, memo-memo
yang telah diselesaikan, bekas pita mesin tik & lain sebagainya hendaknya tidak
disimpan terus dalam laci meja kerja melainkan dibuang saja ketempat sampah.
5. Pemakaian Benda (termasuk uang)
a. Dalam pembelian barang-barang administrasi hendaknya waspada agar tidak
terperangkap dalam pengamatan semu, misalnya membeli alat tulis yang
harganya memang murah tetapi kegunaan atau daya tahan alat tersebut sangat
rendah sehingga tidak seimbang dengan alat lain yang harganya lebih tinggi
namun memiliki kualitas yang optimal dan jangka waktu lebih lama.
12
b. Bila perlu dan tidak menimbulkan beban kerja banyak, benda-benda sisa
hendaknya dimanfaatkan kembali, misalnya potongan-potongan kertas bekas
dapat dijadikan notes.6
6
Op.cit., Soetrisno & Renaldi, hlm.35-38.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan adanya pemaparan materi mengenai “Efisiensi Dalam Pekerjaan Kantor” ini
diharapkan dapat menambah khazanah pengetahuan mengenai lingkup manajemen perkantoran
bagi para pembaca. Berdasarkan pemahaman terhadap materi ini, semoga kelak bisa menjadi
bekal, baik oleh pembaca maupun penyusun guna menerapkannya secara langsung dalam dunia
kerja.
14
DAFTAR PUSTAKA
Karnati, Neti. Manajemen Perkantoran (Analisis Teori dan Aplikasi dalam Organisasi
Pendidikan). Aceh: CV. Bunda Ratu. 2019.
Soetrisno dan Renaldi, Bisma. Manajemen Perkantoran Modern (Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III). Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. 2006.
15