Anda di halaman 1dari 3

Ada dua sumber hukum dalam Hukum Administrasi Negara yaitu sumber hukum materiil dan

sumber hukum formil.

1. Sumber Hukum Materiil

Sumber hukum materiil meliputi:

1. Sumber Hukum Sejarah Atau Historis

Dalam sumber hukum sejarah atau historis ini dibagi menjadi dua, yaitu;

-  Tempat menemukan hukum pada saat-saat tertentu meliputi undang-undang, putusan hakim,
serta tulisan para ahli hukum

- Sebagai sumber dimana pembuat undang-undang mengambil bahan dalam membentuk


peraturan perundang-undangan, meliputi dokumen atau surat keterangan yang berkaitan dengan
hukum pada saat tertentu atau lampau, seperti system hukum Perancis, Belanda, atau system
hukum Romawi

2. Sumber Hukum Sosiologis atau Antropologis

Pendekatan dengan kategori ini lebih menitikberatkan pada kondisi hukum yang sifatnya
interdisipliner. Hal ini berkaitan dengan aspek yang berhubungan dengan kehadiran hukum di
masyarakat. Dengan kata lain sumber hukum materiil jenis ini merepresentasikan kenyataan
melalui keberadaan lembaga-lembaga sosial, termasuk pandangan budaya, religi, dan psikologis
masyarakat dimana hukum itu terbentuk sacara otomatis.

3.     Sumber Hukum Filosofis

Ada dua faktor penting yang menjadi sumber hukum secara filosofis yaitu;

- Tujuan hukum antara lain adalah untuk menciptakan keadilan, oleh karena itu hal-hal yang
secara filosofis dianggap adil dijadikan sebagai sumber hukum materiil, dengan kata lain sebagai
sumber untuk isi hukum yang adil.
- Sebagai sumber untuk menaati kewajiban terhadap hukum atau sebagai faktor-faktor yang
mendorong orang tunduk pada hukum. Diantara faktor-faktor tersebut adalah kekuasaan
pemerintah/penguasa dan kesadaran hukum masyarakat.

2. Sumber Hukum Formil

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa sumber hukum formil adalah tempat atau sumber dari
mana suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum.

Beberapa sumber hukum formil Hukum Administrasi Negara yaitu;

1.  Peraturan Perundang-Undangan

Peraturan perundang-undangan tercipta dalam konteks hukum positif tertulis yang dibuat,
ditetapkan atau di bentuk oleh pejabat yang berwenang yang berisi tingkah laku yang berlaku
dan mengikat secara umum. Kaitannya dengan ini suatu perundang-undangan menghasilkan
peraturan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut;

- Bersifat komprehensif / luas dan lengkap, merupakan kebalikan dari sifat-sifat yang khusus dan
terbatas

-  Bersifat universal, diciptakan untuk menghadapi peristiwa-peristiwa yang akan datang yang
belum jelas bentuk konkritnya. Oleh karenanya ia tidak dapat dirumuskan untuk mengatasi
peristiwa-peristiwa tertentu saja.

- Bersifat memiliki kekuatan untuk mengoreksi dan memperbaiki dirinya sendiri. Adalah lazim
bagi suatu peraturan mencantumkan klausul yang memuat kemungkinan dilakukannya
peninjauan kembali.

2. Kebiasaan atau Praktek Tata Usaha Negara

Keputusan yang di keluarkan oleh alat administrasi negara dikenal sebagai keputusan Tata Usaha
Negara (beschikking). Dalam mengeluarkan keputusan atau ketetapan-ketetapan ini muncul
praktek administrasi negara yang melahirkan Hukum Administrasi Negara kebiasaan atau yang
tidak tertulis. Hal ini terjadi karena administrasi negara dapat mengambil tindakan-tindakan yang
dianggap penting dalam rangka pelayanan kepada masyarakat, meskipun belum ada undang-
undang ( hukum tertulis). Hukum tidak tertulis atau kebiasaan atau praktek tata usaha negara
inilah yang dapat menjadi sumber hukum dalam arti formil.

3.     Yurisprudensi

Dimaknai sebagai keputusan hakim terdahulu atau keputusan suatu badan peradilan terdahulu
yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap kemudian diikuti oleh hakim yang lain
secara terus menerus pada kasus yang sama.

4.     Doktrin

Dokrtin dipahami sebagai sebuah ajaran hukum atau pendapat para pakar atau ahli hukum yang
berpengaruh. Untuk menjadi sumber hukum formil doktrin memerlukan proses yang panjang.
Doktrin baru dapat dipakai sebagai sumber hukum apabila doktrin tersebut sudah diakui oleh
umum.

Referensi :

Kompas.com

Anda mungkin juga menyukai