Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH BIOLOGI

EVOLUSI

Disusun Oleh :
1. Akmal Farizi
2. Arif Alhasidiq
3. Candra Adi .J.
4. Dicky Permana Putra
5. Mas’ud Al Ghani
6. Malvin Yoshua
7. Tommy Satrio

SMA YAPPENDA JAKARTA


Jl. Swasembada Timur V/102017
2017

I
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang talah memberikan
rahmat, hidayah dan karunia-Nya serta bimbingan guru pembimbing maka kami
dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa untuk menyusun makalah ini tidak mungkin
terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak baik moral maupun
martial.Mengingat kemampuan dan waktu penulis yang sangat terbatas terutama
dalam bidang ilmu biologi, maka penulisan makalah ini, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun guna penyempurnaan
dari penulisan makalah ini.
Pada kesempatan ini pula, kami menyampaikan rasa terima kasih dengan
setulus hati kepada yang terhormat Ibu Nur Aini selaku guru Pembina mata
pelajaran Biologi SMAS YAPPENDA yang berkenan memberikan ijin penyusunan
makalah ini dan memberikan pengarahan kepada penulis sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kepada para cendikiawan yang karyanya secara tidak langsung membantu
kami untuk menyelesaikan makalah ini, kami hanya dapat mengucapkan terima
kasih dan semoga ilmu yang bermanfaat menjadi amal jariyah.. Tidak lupa kami
juga mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini banyak kesalahan dan
kekhilafan.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan para pembaca
sehingga dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Jakarta, 16 oktober 2017

Penyusun

II
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................... II


Daftar isi ...................................................................... III
Isi
I. Pengertian evolusi ................................................... 1
II. Teori evolusi ................................................... 5
III. Bukti adanya evolusi ................................................... 9
IV. Mutasi Gen ................................................... 13
V. Daftar Pustaka ................................................... IV
VI. Lampiran ................................................... V

III
I. Pengertian Evolusi
Evolusi adalah perubahan perlahan-lahan dalam waktu yang sangat
lama. Waktu proses evolusi sangat lama, yaitu ratusan, ribuan, hingga jutaan
tahun. Berdasarkan objek yang mengalaminya, evolusi dapat di bedakan
menjadi (evolusi universe) dan evolusi organik (evolusi makhluk hidup).
Evolusi kosmik merupakan perubahan yang terjadi pada lingkungan
yang tidak hidup (antibiotik). Contoh evolusi kosmik, yaitu bentuk dan
keadaan suatu daerah beberapa ratus atau ribu tahun yang lalu yang diyakini
telah banyak mengalami perubahan jika dibandingkan dengan keadaan
sekarang. Sementara itu, evolusi organik merupakan perubahan yang
terjadi pada makhluk hidup dari generasi ke generasi selanjutnya, contohnya
perubahan yang terjadi pada ular yang dahulu diyakini berkaki, tetapi saat
ini tidak memiliki kaki. Namun, saat ini ular piton masih memiliki struktur
berubah benjolan kuku. Evolusi yang terjadi pada makhluk hidup ini lah
yang dimaksud dengan evolusi biologi. Evolusi biologi merupakan ilmu
yang mempelajari sejarah asal mula makhluk hidup di bumi dan ada
keterkaitan secara genetik antara jenis makhluk hidup yang satu dan lainnya.
Evolusi biologi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
mikroevolusi dan makroevolusi (evolusi transpesifik). Mikroevolusi
adalah perubahan secara perlahan-lahan dan bertahap pada tingkat gen dari
generasi ke generasi berikutnya yang dapat menimbulkan perubahan
fenotipe organisme dalam sesuatu populasi. Sementara itu, makroevolusi
adalah perubahan secara perlahan-lahan dan bertahap yang menyebabkan
terbentuknya suatu kelompok baru dalam taksonomi, misalnya spesies baru,
genus baru, famili baru, orde baru, kelas baru, divisi atau filum, bahkan
kingdom baru.
Berdasarkan akibat yang ditimbulkan, evolusi dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu evolusi progressive dan evolusi regressive.
Evolusi progressive adalah evolusi yang mengarah pada kemungkinan
terbentuknya suatu spesies baru yang dapat bertahan hidup dan
berkelanjutan, contohnya evolusi manusia. Manusia hidup sekarang ini
diduga berasal dari manusia sebelumnya yang memiliki fenotipe yang jauh
berbeda atau dapat dikatakan berbeda spesies. Sementara itu, evolusi
regressive adalah evolusi yang mengarah pada kemungkinan terbentuknya
spesies baru yang tidak dapat bertahan hidup dan akhirnya menuju
kepunahan, contohnya evolusi dinosaurus. Dinosaurus saat ini tidak dapat
kita temukan lagi dimuka bumi, tetapi hewan tersebut diyakini pernah ada
berdasarkan temuan fosil.

1
Berdasarkan jumlah spesies yang berevolusi dan dihasilkan, evolusi
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu evolusi divergensi dan evolusi
konvergensi. Evolusi divergensi merupakan evolusi yang diawali dari suatu
spesies kemudian menghasilkan banyak spesies baru, contohnya evolusi
burung finch di kepulauan Galapagos. Pada awalnya, hanya ada satu spesies
burung finch pemakan biji, kemudian terbentuklah bermacam-macam
spesies burung finch dengan bentuk bentuk paruh yang berbeda sesuai jenis
makanannya. Sementara itu evolusi kovergensi merupakan evolusi yang
diawali dari beberapa macam spesies kemudian mengalami penyusutan
jumlah macam spesies, contohnya evolusi reptile. Para peneliti mayakini
bahwa dahulu jauh lebih banyak spesies reptile dibandingkan sekarang.

A. Teori Awal Kehidupan

1. Abiogenesis clasic
Abiogenesis klasik umumnya dikenal dengan istilah teori
generation spontanea. Hal tersebut ditunjukan dengan adanya
pendapat bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati.
Contohnya adalah tikus yang berasal dari tumpukan jerami.
2. Biogenesis
Teori biogenesis lahir sebagai tanggapan atas berkembangnya
teori abiogenesis sebelumnya. Teori biogenesis muncul sejak
abad ke-19 dengan ditunjang oleh penemuan peralatan
penelitian yang lebih modern. Terdapat beberapa ilmuwan yang
melakukan penelitian teori biogenesis, antara lain:
A. Fransisco Rendi (1962-1967)
Penelitian dilakukan dengan menggunakan daging yang di
letakkan ke dalam stoples yang terbuka, tertutup kain basa,
dan tertutup rapat. Berdasarkan penelitian tersebut terungkap
bahwa belatung hanya terdapat pada bagian dalam stoples
yang terbuka dan berada di atas kain kassa.

2
B. Lazzaro Spallanzani (1729-1799)
Penelitian dilakukan dengan menggunakan air kaldu dalam
stoples yang terbuka dan tertutup rapat. Hasil yang diperoleh
menunjukan adanya perubahan warna menjadi keruh pada
stoples yang terbuka, sedangkan pada stoples yang tertutup
warna masih tetap jernih.

C. Louis Pasteur (1822-1895)


Penelitian dilakukan dengan menggunakan air kaldu yang
diletakkan pada tabung berbentuk labu angsa. Pada tahun labu
angsa tersebut terdapat dua perlakuan, yang satu air kaldu
berada di posisi bawah tanpa menyentuh udara luar dan yang
lainnya posisi tabung labu angsa dimiringkan sehingga air
kaldu dapat menyentuh udara luar. Setelah di diamkan
beberapa lama, air kaldu pada tabung pada labu angsa yang
dimiringkan berubah menjadi keruh. Perubahan tersebut
menunjukan adanya kuman dari udara yang masuk ke dalam
air kaldu yang langsung berhubungan dengan udara langsung.

3
Berdasarkan penelitian tiga ilmuwan tersebut, muncullah tiga
teori yang popular dalam menyikap asal mula makhluk hidup,
yaitu:
 Omne vivum ex ovo (semua makhluk hidup berasal dari
telur)
 Omne ovum ex vivo (semua telur berasal dari makhluk
hidup sebelumnya)
 Omne vivum ex vivo (semua makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup sebelumnya)
3. Abiogenesis modern
Adanya teori abiogenesis yang dibantah dengan lahirnya teori
biogenesis menjadikan penelitian dalam rangka menyingkap
asal muasal makhluk hidup menjadi menarik untuk dilakukan.
Dengan berbekal sumber informasi dari penelitian sebelumnya
serta semakin canggihnya alat penelitian maka dikakukanlah uji
coba yang lebih komprehensif dalam rangka menjawab misteri
tentang asal usul kehidupan. Oleh karena itu, pada awal ke-20
muncul beberapa peneliti yang mencetuskan ide tentang
kebenaran teori abiogenesis. Penelitian yang menguatkan ide
teori abiogenesis modern, yaitu:
a) Oparin dan Haldane (1920-an)
Penelitan dilakukan dengan membuat postulat sop purba.
Oparin dan Haldane menyatakan bahwa sop purba tersebut
tersusun dari metana (CH4 ), ammonia (NH3 ), Hidrogen
(H2 ), dan belum sempat diuji oleh mereka karena cukup
sulit untuk mendapatkan komposisi yang tepat untuk
menirukan sop purba pada zaman jutaan tahun yang lalu.
Namun, postulat sop purba Oparin dan Haldane dapat
dibuktikan oleh penelitian lanjutan yang dilakukan oleh
Miller dan Urey.
b) Miller dan Urey (1953)
Stanley Miller dan Harold Urey dilakukan uji coba terhadap
postulat sop purba Oparin dan Haldane. Miller dan Urey
mencoba untuk menyusun komposisi metana (𝐶𝐻4 ),
amonial (𝑁𝐻3 ), hidrogen (𝐻2 ), air (𝐻2 0) serta ditambahkan
asam sianida dan loncatan listik. Hasil yang diperoleh
Miller dan Urey, yaitu suatu senyawa organic yang
terbentuk dari senyawa anorganik sop purba tersebut. Hal
tersebut dapat disimpulkan bawah senyawa organik tersebut
yang kelak akan membentuk unit dasar asam amino yang
berperan penting dalam proses metabolisme dan pewarisan
sifat.

4
II. Teori Evolusi
Pada mulanya, evolusi merupakan dugaan atau hipotesis dari
sebagian kecil orang. Namun, banyak ahli yang tertantang untuk membahas
dan membuktikannya. Sejak ditemukan fosil bermacam-macam makhluk
hidup yang kemudian dianggap sebagai bukti evolusi, hipotesis tentang
evolusi tersebut berkembang menjadi teori – teori evolusi. banyak ahli,
terutama ahli biologi yang memberikan penjelasan dan mengembangkan
pemikiran tentang evolusi pada masa sebelum teori evolusi Darwin maupun
sesudahnya. Hingga saat ini, masalah evolusi masih merupakan misteri yang
akan terus diungkap, dikaji, dan dibuktikan kebenarannya.
Beberapa ahli yang telah mengemukakan dan mengembangkan
pemikiran Moreau de Maupertuis, Denis Diderot, Georges Louis Leclerc,
Comte De Buffon, Erasmus drawin (kakek Charles Robert Darwin), Jean
Batiste Lamarck, August Weismann, Baron Georges Cuvier, James Hutton,
Charles Lyell, dan Charles Robret Darwin.
A. Perkembangan Pemikiran Evolusi Sebelum Teori Darwin

Pemikiran mengenai evolusi sebenarnya sudah muncul sejak


dahulu, sebelum masa Charles Roberth Darwin. Bahkan sejak awal
leluhur kita telah memiliki keingintahuan mengenai asal usul,
kedudukan, dan nasib nya dalam alam

1. Plato (428-348 sebelum masehi) membayangkan pencipta


yang menciptakan dunia dari kehancuran, kemudian
menciptakan para dewa, yang akan membuat manusia dengan
jenis kelamin laki-laki. Wanita dan hewan ,muncul dari
reinkarnasi jiwa laki-laki.
2. Aristoteles (384-322 sebelum masehi) adalah murid Plato yang
menggolongkan semua organisme di dalam suatu skala alam,
dari yang sederhana hingga yang kompleks. Organisme yang
telah ada dianggap tidak sempurna dan bergerak ke arah
keadaan yang lebih baik.

5
3. Copernicus dan Galileo (tahun 1543) menunjukkan secara
meyakinkan bahwa matahari merupakan pusat dari rotasi
planet-planet, bukan bumi. Dunia organic dan dunia fisik dapat
diatur dengan hukum-hukum alami.
4. Erasmus Darwin (1731-1802) menyatakan bahwa kehidupan
di bumi memiliki asal usul yang sama dan respon fungsional
diwariskan kepada keturunannya
5. Baron George Cuiver (1797-1875) adalah peneliti fosil yang
menyatakan bahwa kepunahan spesies akan digantikan oleh
spesies yang baru. Subsesi (perubahan) fauna dari zaman ke
zaman disebabkan oleh serangkaian bencana yang disusun
dengan penciptaan spesies.

B. Perjalanan Darwin dalam Penemuan Teori Evolusi


Charles Robert Darwin dilahirkan pada tahun 1809. Darwin
diangkat sebagai naturalis di kapal HMS Beagle yang akan berlayar
selama 5 tahun mengelilingi tahun untuk membuat peta navigasi
bagi angkatan laut. Kapal Beagle meninggalkan Plymouth pada
tahun 1831 dan berlayar di sepanjang pantai Amerika Selatan ke arah
utara. Darwin mempelajari hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan, dan
bentuk geologi daerah pantai maupun daerah pedalaman.
Kapal Beagle kemudian singgah di kepulauan Galapagos yang
merupakan gunung berapi (vulkanik) yang berada sekitar 900 km ke
arah barat pantai Amerika Selatan. Penyebaran geografis spesies di
kepulauan Galapagos membingungkan Darwin karena kebanyakan
spesies hewan di kepulauan ini tidak ditemukan di tempat lainnya,
walaupun terdapat kesamaan ciri-ciri pada spesies hewan di daratam
Amerika Serikat. Darwin menduga bahwa hewan dan tumbuhan di
kepulauan Galapagos berasal dari Amerika Serikat, kemudian
mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan kondisi yang
berbeda dan berkembang biak, misalnya burung finch (emprit) dan
iguana laut.
Di kepulauan Galapagos, Darwin berhasil mengumpulkan 14
spesies burung finch. Burung-burung tersebut agak mirip dengan
spesies yang berbeda dan memiliki perbedaan pada bentuk paruhnya
sesuai dengan jenis makannnya, antara lain sebagai berikut.
 Geospiza magnirostris adalah spesies finch yang hidup di
tanah yang mempunyai paruh yang besar untuk memecahkan biji.
 Camarbynchus parvulus adalah spesies finch pemakan
serangga di pohon.

6
 Camarbynchus pallidus adalah spesies finch pemakai alat yang
menggunakan duri kaktus atas ranting kecil untuk menggorek
rayap atau serangga di dalam kayu.
Menurut Darwin, burung-burung finch yang ditemukan di
kepulauan Galapagos sebenarnya berasal dari Amerika Selatan.
Namun, karena suatu hal (misalnya perubahan iklim), burung-
burung tersebut beremigrasi menuju ke kepulauan Galapagos. Di
Galapagos, burung-burung finch tersebut tersebar ke daerah-daerah
yang berbeda kondisi lingkungannya. Daerah yang satu terpisah
(terusolasi) dengan daerah lainnya atau terjadi isolasi geografi.
Alam mengadakan seleksi sehingga hanya varian (variasi baru yang
adaptif yang dapat hidup dan berkembang biak.
Bersebaran burung finch dari Amerika Selatan ke kepulauan
Galapagos tersebut merukapan contoh peristiwa radiasi adaptif.
Radiasi adaptif adalah peristiwa menyebarnya organisme dari suatu
daerah ke daerah-daerah lainnya karena mampu beradaptasi
(menyesuaikan diri) dengan keadaan lingkungan daerah yang baru.
Adaptasi yang dimaksud dapat berupa penyusuaian jenis
makanan,suhu lingkungan, kelembabpan, iklim, tanah atau air.
Speseis adaptif kemudian melakukan interhibrinisasi (Saling kawin
dengan sesamanya) dan menghasilkan variasi baru yang
memungkinkan terbentuknya spesies baru. Terbentuknya spesies
baru yang jauh berbeda dengan spesies nenek moyangnya, akan
menginisiasi terjadinya proses evolusi.

C. Teori Evolusi Darwin, Adaptasi Alam


Pada tahun 1836 Darwim kembali ke Inggris menyusun
pengamatannya, serta mencari penjelasan yang masuk akal mengenai
keanekaragaman organisme dan menyebarannya. Darwim mempelajari
buku-buku ilmu pengetahuan, antara lain sebagai berikut.
1. An Essay On The Prinsiple Of Population oleh Thomas Robert
Malthus (ahli ekonomi dan kependudukan) menyatakan
bahwa kenaikan jumlah penduduk jauh lebih tinggi dari pada
kenaikan jumlah makanan yang dibutuhkan. Kenaikan jumlah
penduduk mengikuti deret ukur 2,4,8,16,... ,2𝑛 . Sementara itu ,
kenaikan jumlah makanan mengikuti deret hitung 1,2,3,4,… n+1.
Jika hal ini berlaku bagi semua organisme, akan terjadi perjuangkan
untuk mempertahankan kelangsungan hidup dalam memperoleh
makanan. Organisme yang dapat menyesuaikan diri dengan

7
lingkungannya akan hidup terus dan akan menghasilkan keturunan,
sedangkan yang tidak berhasil akan mengalami kepunahan.
Peristiwan ini disebut seleksi alam. Seluruh organisme dibumi ini
terkana seleksi alam.
2. Prinsples Of Geology oleh Carles Lyell (ahli geologi) menyatakan
bahwa batuan bumi, pulau-pulau, dan benua selalu mengalami
perubahan. Disetiap lapisan batuan, ditemukan sisa makhluk hidup
yang berbeda. Jika sisa makhluk hidup menjadi lapisan batuan yang
tua hingga lapisan batuan yang muda dicermati, dapat dilihat
perubahan yang bertahap. Apakah sisa mahkluk hidup dibatuan tua
merupakan nenek moyang dari makhluk hidup yang berada di lapisan
batuan yang lebih muda.
Darwim berhasil mencetuskan teori evolusinya yang sangat
terkenal hingga sekarang hingga sekarang yang mendapat julukan
“Bapak Evolusi”. Teori Darwim tertuang dalam bukunya yang
berjudul On The Origin Of Spesies By Mins Of Natural Selection
yang menyatakan bahwa asal mula speseis yang terjadi melalui seleksi
alam. Buku tersebut diterbitkan pada tahun 1859. Buku Darwin
tersebut berisi dua teori utama sebagai berikut.
(a) Spesies-Spesies yang hidup sekarang ini berasal dari speseis-
spesies yang hidup pada masa lalu
(b) Evolusi terjadi karena seleksi alam seleksi alam merupakan
menyebab evolusi adaptif
Fakta-fakta yang mendukung pemikiran Darwin sebagai berikut.
1. Adanya variasi dalam satu spesies bahkan pada kenyataan tidak
ada dua individu yang benar- benar sama (indentik) meskipun
satu spesies. Banyak diantara variasi tersebut dapat diturunkan
2. Setiap populasi cenderung bertambah banyak karena memiliki
kemampuan berkembang biak
3. Untuk dapat berkembang biak diperlukan beruang dan makanan
yang cukup. Sumber makanan bersifat terbatas tetapi relative
stabil dalam jangka lama. Oleh karena itu, terjadi berjuangan
secara implisite untuk mempertahankan kelestarian hidupnya
4. Pada kenyatannya, ada faktor pembatas yang mencegah
populasi untuk bertambah terus. Individu yang dapat bertahan
hidup adalah individu yang mempunyai mempunyai variasi sifat
yang cocok (adaptif). Dengan lingkungannya. Sifat-sifat yang
menguntungkan terakumulasi sepanjang generasi.

8
Berdasarkan fakta-fakta dan ditunjang oleh teori-teori para ahli
lainnya. Darwin mengemukakan teori evolusinya tentang seleksi alam
yang mencakup tiga hal penting, yaitu sebagai berikut.
1. Seleksi alam terjadi karena adanya perbedaan keberhasilan pada
reproduksi organisme
2. Seleksi alam terjadi melalui interaksi antara lingkungan dengan
variasi yang dimiliki oleh organisme yang menyusun suatu
populasi
3. Produk seleksi alam merupakan adaptasi organisme suatu
populasi terhadap lingkungannya

D. Teori Lamarck
Jean Bapiste Lamarck (tahun 1744-1824) berpendapat bahwa
evolusi terjadi karena makhluk hidup beradaptasi dengan
lingkungan. Inti dari isi bukunya yang berjudul “Philosophie
zoologique” adalah sebagai berikut.
1. Alam sekitar/lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri-ciri/sifat-
sifat yang di wariskan.
2. Prinsip use and disuse (digunakan dan tidak digunakan) menyatakan
bahwa organ atau bagian tubuh yang digunakan untuk menyusuaikan
diri dengan lingkungannya akan berkembang dengan baik sehingga
akan menjadi lebih kuat dan besar. Semantara itu, bagian tubuh yang
tidak digunakan akan mengalami kemunduran sehingga menyusut
lebih kecil.
3. Ciri-ciri/sifat-sifat yang didapat (terbentuk oleh lingkungan selama
hidupnya) akan di wariskan kepada keturunannya.
Lamarck menjelaskan tentang evolusi jerapah. Ia berpendapat
bahwa nenek moyang jerapah adalah jerapah yang berleher pendek
memakan dedaunan di pohon, bukan pemakan rumput. Untuk mencapai
daun-daun yang tinggi, jerapah berleher pendek harus meregangkan dan
memanjangkan lehernya sehingga lehernya semakin panjang sifat leher
panjang diwariskan kepada keturunannya dan proses ini terus berlanjut
hingga sekarang sehingga semua jerapah yang hidup saat ini berleher
panjang.

III. Petunjuk Adanya Evolusi


Teori evolusi Darwin lebih banyak diterima oleh orang pada
umumnya daripada teori para ahli lainnya, karena didukung oleh banyak

9
temuan yang mengarah pada pembenaran teori. Temuan tersebut kemudian
dikenal sebagai petunjuk adanya evolusi. Petunjuk-petunjuk adanya evolusi
adalah sebagai berikut.

A. Fosil
Fosil (latin, fossilis = menggali) adalah sisa-sisa organisme masa
lalu yang mengalami mineralisasi di dalam batuan. Ilmu yang mempelajari
fosil adalah paleontologi. Lokasi penemuan fosil, biasanya pada batuan
sedimen atau batuan endapan yang terbentuk dari pasir dan lumpur yang
mengendap di dasar laut, danau, atau rawa.
Melalui penelitian fosil, dapat diketahui bahwa terjadi perubahan,
berkembangan, atau suksesi organisme yang merupakan bukti langsung dari
evolusi, yaitu dari organisme sederhana menjadi organisme yang semakin
kompleks dan semakin beragam. Namun, suksesi ini tidak berlangsung terus
menerus. Ada saatnya ketika berkembangan terhenti karena bencana alam,
habitat telah penuh, atau kemudahan organisme kareana tidak mampu
beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.
Fosil tidak hanya berbentuk tulang, cangkang, gigi, dan bagian lain
tubuh hewan yang tertinggal, tetapi juga meliputi cetakan (impresi) atau
jejak ditinggalan oleh organisme zaman dahulu. Tapak kaki atau jejak dari
suatu bagian organisme dalam lumpur lunak yang kemudian mengeras
merupakan fosil yang sering ditemukan. Dari sisa-sisa yang ditemukan para
ahli dapat menduga-duga mengenai struktur dan lokomosi (jejak aktifitas
kehidupan) hewan yang membuatnya.

Jarang sekali fosil ditemukan dalam keadaaan utuh. Hal ini


disebabkan adanya faktor-faktor alam yang berpengaruh terhadap proses
pembentukan fosil tersebut, antara lain sebagai berikut.
 Faktor lingkungan air, pH, suhu, kadar garam, dan angin
 Organisme pengurai (misalnya bakteri dan jamur )
 Hewan predator dan pemakan bangkai
 Bencana alam dan terjadinya lipatan batuan bumi
 Struktur tubuh organisme yang tidak memungkinkan terjadinya proses
pembentukan fosil, misalnya daun. Fosil daun biasanya ditemukan
dalam bentuk cetakan.

Jika suatu organisme mati ditempat yang tidak memungkinkan terjadinya


pembusukan, seluru tubunya dapat terawetkan sebagai fosil. Contohnya

10
organisme yang terjerat pada tetesan-tetesan resin dari pohon. Resin tersebut
akan mengeras, berwarna kekuningan, dan mengubur hewan tersebut.

Fosil terlengkap yang pernah ditemukan adalah fosil kuda, mulai dari
fosil Hyracotherium (Eohippus) yang berumur 60 juta tahun yang lalu
hingga fosil Equus yang berumur 2 juta tahun yang lalu. Para ahli yakin
bahwa fosil-fosil tersebut adalah fosil kuda yang menunjukan adanya
perubahan-perubahan sebagai berikut.
 Tubuh bertambah besar dari sebesar kucing hingga seperti kuda saat
ini.
 Jarak antara mulut dengan mata semakin jauh.
 Leher semakin panjang.
 Perubahan bentuk geraham dari pemakan daun-daunan menjadi
pemakan rumput.
 Anggota tubuh (kaki) semakin panjang, sehingga memiliki
kemampuan lari yang semakin cepat.
 Reduksi jumlah jari kaki, semula bermula lima jari menjadi satu jari.

B. Perbandingan Anatomi
Bentuk makhluk hidup yng berbeda-beda, ternyata sebenarnya
banyak ditemukan kesamaan struktur dasar. Adanya kesamaan struktur
diduga mempunyai asal-usul yang sama, dengan kata lain berkerabat dekat.
Anggota tubuh organisme dengan struktur dasar yang sama, tetapi fungsinya
bisa sama maupun berbeda disebut homologi. Contoh homologi, yaitu
anggota buaya, kadal, kalelawar, burung, paus, kuda, dan manusia. Anggota
hewan-hewan tersebut memiliki struktur yang sama, yaitu terdiri atas tulang
humerus (lengan atas), radius (pengumpil), ulna (hasta), karpal
(pergelangan), metakarpal (telapak), dan falangus (jari-jari). Namun, ukuran
dan bentuknya berbeda-beda karena mengalami penyusutan atau
perkembangan.
Fungsi organ yang berbeda-beda disebabkan oleh adaptasi pada
lingkungan yang berbeda. Anggota depan buaya, kadal, kuda berfungsi
sebagai kaki untuk berjalan. Anggota depan kelelawar dan burung berfungsi
sebagai sayap untuk terbang. Anggota depan paus berfungsi sebagai sirip
untuk berenang. Anggota depan manusia berfungsi sebagai tangan untuk
memegang. Adanya homologi dipergunakan sebagai dasar atau bukti
terjadinya evolusi.

11
Kebalikan dari homologi adalah analogi. Analogi adalah anggota tubuh
organisme yang berfungsi sama, tetapi strukturnya berbeda. Contoh analogi
adalah sayap kupu-kupu, sayap burung, sayap capung, dan sayap kelelawar.
Semuanya berfungsi untuk terbang. Sirip ikan dengan sirip paus atau sirip
penguin yang sama-sama untuk berenang.
Hubungan teknologi dan anologi dengan evolusi adalah sebagai berikut

 Adanya homologi menunjukan berkembangan makhluk hidup dari


asal yang sama, kemudian menghasilkan spesies yang memiliki
organ tubuh dengan fungsi yang berbeda-beda. Homologi
merupakan terjadinya evolusi divergensi.

 Anologi menunjukan berkembangan makhluk hidup dari asal mula


berbeda-beda, tetapi karena hidup dalam lingkungan yang sama
maka memiliki organ tertentu dengan fungsi yang sama. Analogi
merupakan bukti terjadinya evolusi divergensi.

C. Berbandingan Embriologi
Berbandingan berkembangan embrio berbagai macam makhluk
hidup ternyata juga menunjukan kesamaan. Berkembangan awal
beberapa spesies menunjukan bentuk dan struktur tubuh yang sama,
kemudian masing-masing spesies berkambang dengan modifikasi yang
berbeda. Berkembangan makhluk hidup mulai dari zigot hingga dewasa
disebut ontogeni.

D. Berbandingan Fisiologi
Jika ditinju dari segi fisiologi, ternyata dapat ditemukan adanya
kesamaan pada beberapa jenis organisme yang berbeda. Contohnya paus
dengan burung merupakan hewan yang berbeda, baik bentuk maupun
habitatnya, tetapi keduanya memiliki kesamaan cara bernapas
menggunakan paru-paru. Kemiripan-kemiripan yang ada memperkuat
dugaan adanya kekerabatan antara makhluk hidup.

E. Perbandingan Biokimia
Jika dianalisis secara kimia, tubuh beberapa makhluk hidup
ditunjukan adanya kesamaan. Contohnya adalah kandungan zat kimia
alkaloid pada tumbuhan, kandungan ion dalam darah, kandungan protein,
dan reaksi antigen dengan antibodinya pada hewan. Organisme yang
menunjukan adanya kesamaan tersebut, memiliki hubungan kekerabatan
yang dekat.

12
F. Organ Tubuh yang Tersisa
Beberapa organisme masih memiliki organ tubuh yang tersisa tetapi
tidak berfungsi. Organ yang tidak digunakan tersebut akan tereduksi
sehingga pada suatu generasi mendata akhirnya akan menghilang. Organ
tubuh yang terisi pada manusia, antara lain sebagai berikut.
 Apendiks (umbai cacing) hingga saat ini tidak diketahui fungsinya
sehingga jika dibuang (dioperasi) tidak terpengaruh pada system
pencernaan makanan.
 Gigi taring yang tajam tidak terlalu difungsikan karena
berkembangan teknologi dan budaya sehingga makanan lebih
mudah di cerna.
 Glandula mammae (kelenjar susu) pada laki-laki, tulang ekor, otot
gerak pada telinga, dan selaput pada sudut mata sebelah dalam.

Sisa-sisa organ tubuh pada hewan, contohnya sayap burung


kiwi yang tidak lagi difungsikan untuk terbang. Rambut embrio
paus, setelah dewasa akan mereduksi karena menghambat gerakan
tubuh didalam air.

G. Peristiwa Domestikasi
Domestikasi adalah usaha manusia untuk mengubah atau
Menjadikan hewan dan tumbuhan hewan dan tumbuhan budidaya. Dan
perubahan ini meliputi habitat ini, jenis makanan, atau perilakunya. Hewan-
hewan yang dipelihara orang saat ini merupakan hewan yang telah berubah
sifat aslinya melaui proses domestikasi, misalnya anjing, kucing, atau ayam.
Pada umumnya usaha domestikasi disertai dengan sleksi dan perkawinan
silang, sehingga memungkinkan terbentuknya spesies baru. Dengan kata
lain, dosmtikasi akan mempercepat terjadinya evolusi

H. Rudimentasi
Sisa-sisa organ atau struktur tubuh hasil rudimentasi juga
merupakan bukti evolusi contohnya, sisa-sisa dikit selaput pada dasar jari,
reduksi jari kuda, tulang ekor, umbai cacing, dan telinga yang dapat
digerakan.

IV. Mutasi Gen


Mutasi gen dapat menguntungkan atau merugikan bagi kelestarian suatu
spesies.
A. Mutasi Gen

13
Mutasi gen dapat menguntungkan atau merugikan bagi kelestarian
suatu spieses. Mutasi dikatakan menguntungkan apabila menghasilkan
spesies yang bersifat adaptif dan memiliki kemampuan hidup yang tinggi.
Sementara itu, mutasi dikatakan merugikan apabila menghasilkan alel
yang bersifat letal (mematikan) atau spesies yang tidak adaptif dan
memiliki kemampuan hidup yang rendah.
Mutasi gen dapat dijelaskan dapat dijelaskan dengan mengetahui
angka laju mutasi yang terjadi dalam suatu spesies. Angka laju mutasi
adalah angka yang menunjukkan jumlah gen yang bermutasi dari seluruh gamet
yang dihasilkan oleh individu dalam suatu spesies. Angka laju mutasi pada
umumnya sangat kecil karena gen bersifat tetap dan tidak mudah berubah.
Berdasarkan penelitian, angka laju mutasi rata-rata berkisar 1:100.000, artinya
dalam 100.000 gamet yang dihasilkan oleh individu terdapat 1 gen yang
bermutasi.
Meskipun angka laju mutasi sangat kecil, tetapi dapat mempengaruhi
mekanisme terjadinya evolusi, karena hal-hal berikut.
 Terdapat ribuan gen dalam setiap gamet yang dihasilkan
 Setiap individu menghasilkan ribuan hingga jutaan gamet dalam satu
generasi
 Jumlah individu dalam setiap generasi sangat banyak
 Jumlah generasi selama spesies itu sangat banyak
Secara alamiah, angka laju mutasi yang menguntungkan lebih kecil
daripada yang merugikan, rata-rata 1:1.000. Artinya, setiap 1.000 mutasi yang
terjadi terdapat 1 mutasi yang menguntungkan.
Angka perhitungan kemungkinan terjadinya mutasi selama spesies itu
ada ternyata cukup besar. Hal tersebut menunujukan bahwa besar
kemungkinan mutasi tersebut mampu menghasilkan spesies yang adaptif. Jadi,
meskipun angka laju mutasi sangat kecil tetapi secara keseluruhan kemungkinan
terjadinya mutasi cukup besar selama spesies tersebut masih ada. Mutasi yang
cukup besar tersebut kemudian akan mengarah pada proses evolusi.

B. Hukum Hardy-Weinberg
Pada tahun 1908, Godfrey Harold Herdy (ahli matematika dari
Inggris) dan Wilhelm Weinberg (dokter dari Jerman) mengemukakan
prinsip kesetimbangan yang dikenal dengan Hukum Hardy-Weinberg.
Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi
genotipe dalam suatu populasi dari generasi ke generasi berikutnya akan
selalu tetap (konstan) pada kondisi tertentu, yaitu sebagai berikut.
 Populasinya besar tidak terbatas, artinya jumlah anggota populasi
banyak.

14
 Populasi tertutup, tidak terjadi imigrasi maupun emigrasi.
 Tidak terjadi mutasi. Mutasi diperbolehkan jika laju mutasi maju
dan mundur setara, dengan kata lain A bermutasi menjadi a dalam
frekuensi yang sama dengan mutasi a menjadi A.
 Tidak terjadi seleksi.
 Perkawinan antar individu terjadi secara acak.
 Meiosis dalam gametogenesis dalam normal.
 Setiap individu (AA, Aa, aa) dalam populasi mempunyai
kemampuan hidup (viabilitas) dan kemampuan bereproduksi
(fertilitas) yang sama.

Frekuensi alel adalah perbandingan antara jumlah suatu alel


dengan alel lainnya dalam suatu populasi. Alel biasanya disimbolkan
dengan satu huruf, misalnya A atau a. sementara itu, frekuensi genotipe
adalah perbandingan jumlah suatu genotipe dengan genotipe lainnya
dalam suatu populasi. Genotipe biasanya disimbolkan dengan satu pasang
huruf, misalnya AA, Aa, atau aa. Populasi adalah sekelompok individu
dalam suatu lingkungan hidup yang berasal dari spesies yang sama.
Spesies adalah suatu kelompok populasi yang tiap individunya
mempunyai potensi untuk saling mengawini dan menghasilkan keturunan
yang fertil (subur).
Hukum Hardy-Weinberg ini tidak berlaku untuk proses evolusi
karena selalu menghasilkan angka perbandingan yang tetap dari generasi
ke generasi berikutnya.
Rumus aljabar hukum Hardy-Weinberg adalah sebagai berikut.
p2 +2pq+q2 =1

p+q=1

Keterangan
p2 = frekuensi genotipe dominan homozigot
2pq = frekuensi genotipe heterozigot
q2 = frekuensi genotipe resesif homozigot
p = frekuensi alel dominan
q = frekuensi alel resesif
Simbol p dan q digunakan untuk frekuensi gen sealel, p
untuk frekuensi alel dominan dan q untuk frekuensi alel resesif. Simbol
tersebut dapat digantikan dengan huruf yang lain, misalnya A untuk
alel dominan dan a untuk alel resesif. Frekuensi gen dalam populasi

15
adalah p+q=1=100%, sedangkan frekuensi genotipnya merupakan
perkalian frekuensi gen, yaitu p2 +2pq+q2 =1

16
DAFTAR PUSTAKA

Annisa Rahmah,dkk 2017. New Edition Big Book Biologi untuk SMA Kelas X,XI
& XII. Jakarta: Media

Irnaningtyas,dkk. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga

Tufik Hidayat,dkk.2016. Ringkasan Genius Biologi untuk SMA Kelas X,XI & XII.
Jakarta:Media

Sumber lain:
www.biologiklaten.wordpress.com
www.biologigonz.blogspot.com
www.reasitamd.blogspot.com
www.biosejati.wordpress.com

iv
SOAL ESSAY

1. Sebutkan berbagai faktor penyebab terjadinya evolusi !


2. Sebutkan akibat dari terjadinya seleksi alam !
3. Bagaimana teori Darwin dan Lamarck menjelaskan fenomena jerapah berleher
panjang ?
4. Apakah perbedaan teori evolusi Darwin dan Lamarck ?
5. Sebutkan kelemahan teori evolusi Darwin menurut August Weismann !
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan spesies dan spesiasi ?
7. Apa saja yang menyebabkan terjadinya spesiasi simpatrik ?
8. Apa yang dimaksud dengan spesiasi alopatrik ?
9. Apakah yang dimaksud dengan homologi dan analogi organ ?
10. Berikan pengertian ontogeni dan filogeni !

JAWAB

1. Faktor penyebab evolusi yaitu sebagai berikut :


- Perkawinan tak acak.
- Migrasi.
- Hanyutan genetik.
- Seleksi alam.
- Mutasi.
- Rekombinasi dan seleksi.
2. Akibat terjadinya seleksi alam :
- Organisme yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang
baru akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya
- Organisme yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya
yang baru akan mati atau pindah ke daerah lain yang tidak mengalami
perubahan lingkungan
3. Menurut teori Darwin, panjangnya leher jerapah merupakan salah satu
contoh seleksi alam. Jerapah memiliki leher yang bervariasi, ada yang
panjang dan ada yang pendek. Jerapah berleher panjang mampu meraih

v
daun-daun yang ada di pucuk pohon sebagai makanannnya, sedangkan
jerapah berleher pendek tidak. Akibatnya, jerapah berleher pendek tidak
mampu bertahan hidup dan jumlahnya terus berkurang sehingga yang tersisa
adalah jerapah berleher panjang.
Menurut teori Lamarck, dahulu semua jerapah berleher pendek. Namun,
akibat tertarik selama bertahun-tahun untuk meraih daun-daun di pucuk
pohon, leher jerapah menjadi panjang. Selanjutnya, leher panjang itu
diwariskan kepada keturunannya.

4. Teori evolusi Darwin :


- Spesies/makhluk hidup yang ada sekarang berasal dari spesies/makhluk
hidup sebelumnya.
- Evolusi terjadi karena seleksi alam.
Teori evolusi Lamarck :
- Use : organ tubuh yang sering digunakan akan berkembang dan
diwariskan.
- Disuse : organ tubuh yang jarang digunakan akan menyusut
(rudimenter) dan diwariskan.
5. Kelemahan teori evolusi Darwin menurut August Weismann yakni :
Weismann berpendapat bahwa sifat leher panjang dan leher pendek pada jerapah
dikendalikan oleh gen. Gen untuk leher panjang bersifat dominan, sedangkan
gen untuk leher pendek bersifat resesif. Oleh karena itu, jerapah berleher panjang
merupakan keturunan yang bersifat homozigot dominan atau heterozigot.
Sebaliknya, jerapah berleher pendek merupakan keturunan yang bersifat
homozigot resesif. Jerapah berleher pendek yang homozigot resesit tidak mampu
beradaptasi dengan lingkungannya sehingga akhirnya punah. Weismann
berpendapat bahwa evolusi berkaitan dengan gejala seleksi alam terhadap
faktor-faktor genetik.
6. Spesies adalah anggota suatu populasi yang mampu mengadakan pertukaran
gen atau melakukan perkawinan secara alami untuk menghasilkan keturunan
yang fertil.
Spesiasi adalah pembentukan dua atau lebih spesies dari satu spesies yang telah
ada atau telah punah.
7. - Isolasi Tingkah Laku, dapat mencegah terjadinya reproduksi jika, misalnya,
suatu anggota populasi aktif pada malam hari (nokturnal), sedangkan
anggota lainnya aktif di siang hari (diurnal).

vi
- Isolasi Ekologis, dapat menyebabkan isolasi reproduksi yang kemudian
diikuti dengan 2. spesiasi jika anggota-anggota populasi menempati nisia
(relung) ataupun habitat yang berbeda.
- Isolasi Musiman, merupakan isolasi yang disebabkan oleh perbedaan masa
aktif reproduksi anggota-anggota populasi dalam satu tahun.
- Isolasi Mekanis, terjadi pada hewan-hewan atau tumbuhan yang
reproduksinya dihambat oleh letak atau struktur alat-alat kelamin (genitalia)
yang tidak sesuai dengan pasangannya, meskipun mereka berasal dari satu
spesies.
- Isolasi Gamet, mengisolasi organisme-organisme yang matang secara
reproduksi pada waktu yang sama, tetapi ketidaksesuaian fisiologis gamet-
gamet mencegah terbentuknya hibrid.
- Isolasi Hibrid, terjadi ketika dua organism yang berbeda melakukan
perkawinan, tetapi zigot hibrid yang terbentuk gagal berkembang mencapai
tingkat kematangan seksual.

8. Spesiasi Alopatrik yaitu :


Terjadinya spesiasi alopatrik berhubungan dengan isolasi geografis yang
disebabkan adanya penghalang-penghalang geografis antara lain sungai, gurun
dan gunung. Penghalang geografis alami itu menghambat perpindahan
organism dan mendorong terjadinya isolasi reproduksi serta spesiasi pada
tempat yang berbeda.
9. Homologi adalah struktur organ-organ tubuh dengan bentuk dasar yang sama,
tetapi memiliki fungsi yang berbeda.
Analogi adalah organ-organ tubuh dengan bentuk dasar yang berbeda, tetapi
memiliki fungsi yang sama.
10. Ontogeni yaitu perkembangan makhluk hidup dari zigot hingga dewasa.
BAHAFilogeni yaitu perkembangan makhluk hidup dari bentuk yang paling
sederhana hingga menjadi bentuk yang paling kompleks

vii
viii

Anda mungkin juga menyukai