Abstrak
Tutorial ini berisi contoh-conoth penelitian yang dapat dikategorikan ke dalam persoalan sistem
informasi. Selain itu juga ditunjukkan pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif yang
dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Abstract
In this tutorial you will find examples of information systems problems. In addition to that, this
tutorial also presents a short introduction to qualitative and quantitative methods to solve those
problems.
1. PENDAHULUAN
Perubahan dramatis di berbagai bidang telah terjadi karena adanya perkembangan
teknologi, terutama ICT. Hal ini pun juga berpengaruh pada perkembangan bidang sistem
informasi yang cukup pesat. Sebagai sebuah disiplin ilmu, hal yang penting dikenali oleh sistem
informasi adalah tidak hanya adanya komponen teknologi, tetapi juga komponen sosial dan
organisasi. Oleh karena itu, sebuah persoalan sistem informasi bukan hanya persoalan
mengenai teknologi, tetapi bagaimana produk teknologi tersebut dapat digunakan oleh
organisasi/komunitas pada suatu konteks dan menghasilkan dampak bagi penggunanya.
Pada tutorial ini, akan dibahas berbagai contoh persoalan sistem informasi serta alternatif
pendekatan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Tutorial ini disusun
sebagai berikut, bagian pertama berisi contoh-contoh persoalan sistem informasi. Selanjutnya
membahas apa yang disebut penelitian dan karakteristiknya. Pembahasan dilanjutkan dengan
perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif yang diikuti dengan bentuk data serta visualisasi
data kualitatif dan kuantitatif.
70
Diah & Dewi, Persoalan Sistem Informasi… 71
Persoalan sistem informasi adalah persoalan yang kompleks karena seperti yang telah
disebutkan diatas, meliputi tidak hanya teknologi, tetapi juga manusia dan organisasi tempat
teknologi digunakan atau diaplikasikan. Pemahaman mengenai persoalan sistem informasi
menuntut seseorang memiliki pemahaman keseluruhan mengenai teknologi dan konteks
teknologi tersebut dikembangkan atau digunakan. Oleh karena itu, penelitian di bidang sistem
informasi pun juga tidak menutup diri dari berbagai metode pendekatan untuk
menyelesaikannya, baik kualitatif, kuantitatif, ataupun gabungan keduanya (Davison and
Martinsons, 2011).
Contohnya, misal, terdapat sebuah organisasi yang baru saja memberi sebuah aplikasi ERP.
Walaupun telah dilakukan pelatihan dari pihak penyedia aplikasi, karyawan perusahaan masih
enggan menggunakan ERP baru tersebut. ERP sudah di-install 8 bulan yang lalu, namun tidak
tampak adanya perubahan kecepatan pengerjaan. Jumlah jam lembur yang dilakukan karyawan
pun juga tidak berkurang padahal pekerjaan tidak bertambah banyak.
Sekar, sebagai manajer yang bertanggung jawab dalam implementasi ERP tersebut, merasa
persoalan ini mengusiknya. Sekar sudah melakukan pengujian pada ERP, tidak ada masalah
sama sekali. Sekar dapat dengan baik mengoperasikan ERP tersebut, begitu pula karyawan yang
mengikuti pelatihan. Pelatihan yang diberikan pun juga cukup baik, pematerinya
berpengalaman dan pandai menyampaikan informasi.
Sebagai seseorang yang memiliki latar pengetahuan sistem informasi, Sekar melihat
persoalan ini bukan hanya mengenai ERP tetapi juga mengenai kondisi di perusahaannya.
Untuk mengetahui apa yang sesungguhnya yang terjadi, apa yang membuat ERP tidak dapat
mendongkrak produktifitas karyawan, Sekar dengan timnya melakukan penyelidikan. Kira-kira
bagaimana Sekar dapat mengetahui penyebab fenomena ini? Data apa saja yang Sekar dapat
kumpulkan? Bagaimana kira-kira Sekar akan mengolah datanya?
Sekar dapat melakukan survei, misal menanyakan apakah ada masalah yang menyebabkan
pegawai enggan menggunakan ERP. Tetapi apakah survei tersebut akan memberikan
jawabannya yang memang Sekar cari? Bisa saja persoalan tersebut tidak terdaftar pada survei
yang dibuat. Sekar mungkin membutuhkan wawancara untuk melengkapi data. Namun apakah
itu saja sudah cukup untuk menangkap akar permasalahan fenomena ini? Bisa saja proses
wawancara menyebabkan responden tidak dapat memberikan jawaban dengan detail. Oleh
karena itu Sekar melengkapi dengan data-data pendukung yang diberikan oleh responden.
Selain itu Sekar pun melakukan pengamatan dan melihat log penggunaan ERP, siapa yang
biasanya login, untuk aktifitas apa, berapa lama.
Walaupun sudah mengambil berbagai macam data, bisa saja itu tidak cukup karena Sekar
tetap tidak memahami perspektif karyawan lain. Divisi Sekar akan dianggap berprestasi jika
ERP tersebut berhasil meningkatkan produktifitas. Akan tetapi, bagi divisi lain, hal tersebut
belum tentu merupakan sebuah prestasi. Oleh karena itu, untuk lebih memahami situasi yang
terjadi pada karyawan Sekar bersedia melakukan 4 minggu kerja bersama di divisi lain dan
terlibat dalam segala aktifitas disana. Selama 4 minggu tersebut, Sekar belajar banyak tentang
bagaimana divisi lain memandang ERP dan perasaan mereka semasa transisi tersebut. Setelah
mengumpulkan banyak data dari lapangan, disimpulkan bahwa ternyata persoalan ini timbul
karena motivasi divisi lain yang rendah. Hal ini disebabkan karena gaji mereka diberikan
berdasarkan produktifitas. Mengganti sistem lama dengan sistem yang baru membuat
produktifitas mereka turun dan menyebabkan gaji mereka juga turun. Dengan alasan ini lah
maka karyawan lain enggan menggunakan sistem baru. Selama ini mereka memilih untuk diam-
diam menggunakan sistem lama dan memasukkan ala kadarnya ke sistem baru agar
produktifitas tidak menurun.
Persoalan sistem informasi lainnya, misalnya tentang UMKM yang menggunakan
komunitas online pada sosial media untuk memperluas konsumen dan mengetahui kebutuhan
konsumen (Priharsari, Abedin and Mastio, 2019). Terdapat 2 UMKM yang memproduksi
Diah & Dewi, Persoalan Sistem Informasi… 73
barang yang sama dan menggunakan komunitas online. Walaupun keduanya menggunakan
platform yang sama (Facebook), struktur kegiatan yang mirip (memiliki jadwal kegiatan setiap
minggu yang hampir sama). Namun seiring perjalanannya, kedua komunitas tersebut memiliki
perbedaan signifikan. Komunitas pertama memiliki anggota hingga > 20.000 orang sementara
komunitas kedua tidak sampai 10.000 orang. Selain itu komunitas pertama memiliki anggota
yang lebih loyal dari pada anggota komunitas kedua dengan atribut komunitas yang kental
dibandingkan dengan komunitas kedua. Bahkan komunitas pertama sekarang dikenal sebagai
komunitas UMKM terbesar di industry tersebut. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apa yang
berbeda sehingga dua komunitas yang seharusnya sama persis memiliki perbedaan cukup jauh?
Berbagai persoalan yang dipaparkan diatas menunjukkan bahwa dalam persoalan sistem
informasi, berbagai pendekatan perlu dilakukan. Berbagai data dan cara pengumpulan data pun
juga perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran seutuhnya mengenai situasi yang terjadi
agar saran yang diberikan pun menjadi relevan.
apakah nama partisipan harus dirahasiakan? Apakah nama organisasi tempat studi kasus
perlu dirahasiakan? Apakah data yang didapat harus disamarkan?
5. Paradigma. Model atau pola yang digunakan yang melandasi pola pikir. Secara umum,
setiap penelitian memiliki konsep yang melandasi pertanyaan penelitiannya dan proses
menjawabnya yang didasarkan pada pemahaman tentang bagaimana sesuatu dianggap
sebagai sebuah kebenaran. Perspektif tersebut didapatkan dari paradigma penelitian,
misalnya: positivism, interpretivisim, atau critical research.
6. Presentasi. Sebuah penelitian harus dapat dijelaskan dan disebarkan kepada orang lain.
Penting sekali bagi seorang peneliti untuk menyajikan hasil penelitiannya secara
professional dan mudah dipahami oleh pembacanya.
Data kualitatif dapat digambarkan dalam berbagai bentuk. Bisa berupa tabel yang berisi
tema-tema dari data seperti pada Gambar 3 yang diambil dari sebuah penelitian (Young, Kuo
and Myers, 2012). Pada contoh tersebut, ditunjukkan hasil wawancara dengan 3 orang yang
masing-masing dapat dipetakan ke konsep dan diletakkan pada satu payung tema yaitu “an
invisible eye”.
Gambar 3 Data coding membangun tema pada penelitian kualitatif (Young, Kuo and Myers, 2012)
Diah & Dewi, Persoalan Sistem Informasi… 77
Selain itu, seringkali juga hasil analisis digambarkan dalam bentuk pohon tema seperti pada
Gambar 4. Pada contoh tersebut, sebuah konsep “to share or not to share” terdiri dari tiga sub
konsep. Setiap konsep tersebut terhubung dengan tema yang dapat ditelusur langsung ke data
asli yang ditampilkan pada Gambar 3.
Visualisasi bentuk lain yang juga umum ditampilkan pada penelitan kualitatif adalah
ilustrasi dalam bentuk gambar misalnya rich picture untuk menjelaskan situasi yang terjadi.
Salah satu contohnya adalah penggambaran sociomateriality sebagai sebuah situasi tumpang
tindih antara organisasi dan teknologi yang dapat dilihat pada Gambar 5 (Leonardi, 2011).
6. KESIMPULAN
Persoalan-persoalan seringkali dikategorikan ke dalam bidang sistem informasi apabila
persoalan tersebut berkaitan antara teknologi dengan manusia. Sistem informasi sebagai bidang
ilmu memang merupakan bidang yang multidisipliner, yang artinya bersinggungan dengan
banyak bidang ilmu yang lain. Hal tersebut memang tidak dapat dihindari karena sistem
78 Jurnal Sistem Informasi, Teknologi Informasi, dan Edukasi Sistem Informasi (JUST-SI),Vol.1,No.2,Desember 2020, hlm. 70-78
DAFTAR PUSTAKA
Bowling, A. and Ebrahim, S. (2005) Handbook of health research methods: investigation,
measurement and analysis. McGraw-Hill Education (UK).
Davison, R. M. and Martinsons, M. G. (2011) ‘Methodological practice and policy for
organisationally and socially relevant IS research: an inclusive--exclusive perspective’,
Journal of Information Technology. SAGE Publications Sage UK: London, England,
26(4), pp. 288–293.
Leonardi, P. M. (2011) ‘When flexible routines meet flexible technologies: Affordances,
constraint, and the imbrication of human and material agencies’, Mis Quarterly. MIS
Quarterly, 35(1), pp. 147–168. Available at:
https://www.lib.uts.edu.au/goto?url=http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=tru
e&db=bth&AN=59552637&site=ehost-live.
Oates, B. J. (2005) Researching information systems and computing. Sage.
Priharsari, D. (2019) Value Co-Creation in Firm Sponsored Online Communities of Interest:
Enablers, Constraints, and Shaper.
Priharsari, D., Abedin, B. and Mastio, E. (2019) ‘Orchestrating firm sponsored communities of
interest: A critical realist case study’, in paper presented at Pacific Asia Conference on
Information Systems, 8-12 July 2019, Xi’an, China, available at:
http://www.pacis2019.org/wd/Submissions/PACIS2019_paper_112.pdf (accessed 10
August 2019).
Sekaran, U. and Bougie, R. (2016) Research methods for business: A skill building approach.
John Wiley & Sons.
Suter, W. N. (2011) Introduction to educational research: A critical thinking approach. SAGE
publications.
Venkatesh, V., Brown, S. A. and Bala, H. (2013) ‘Bridging the qualitative-quantitative divide:
Guidelines for conducting mixed methods research in information systems’, Mis
Quarterly, 37(1), pp. 21–54.
Venkatesh, V., Brown, S. A. and Sullivan, Y. W. (2016) ‘Guidelines for conducting mixed-
methods research: An extension and illustration’, Journal of the Association for
Information Systems, 17(7), p. 2.
Young, M.-L., Kuo, F.-Y. and Myers, M. D. (2012) ‘To share or not to share: a critical research
perspective on knowledge management systems’, European Journal of Information
Systems. Taylor & Francis, 21(5), pp. 496–511. doi: 10.1057/ejis.2012.10.