Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Sistem Informasi, Teknologi Informasi, dan Edukasi Sistem Informasi (JUST-SI)

Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hlm. 70-78 e-ISSN : 2746-8763

PERSOALAN SISTEM INFORMASI DAN METODE YANG DAPAT


DIPILIH UNTUK MEMPELAJARINYA
Diah Priharsari*1, Dewi Yanti Liliana2
1
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
2
Program Studi Sarjana Terapan Teknik Informatika, Politeknik Negeri Jakarta
Email: 1diah.priharsari@ub.ac.id, 2dewiyanti.liliana@tik.pnj.ac.id
*
Penulis Korespondensi

(Naskah masuk: 01 November 2020, diterima untuk diterbitkan: 29 Desember 2020)

Abstrak

Tutorial ini berisi contoh-conoth penelitian yang dapat dikategorikan ke dalam persoalan sistem
informasi. Selain itu juga ditunjukkan pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif yang
dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Kata kunci: tutorial, penelitian sistem informasi

INFORMATION SYSTEMS PROBLEMS AND APPROACHES TO STUDY


THE PROBLEMS

Abstract

In this tutorial you will find examples of information systems problems. In addition to that, this
tutorial also presents a short introduction to qualitative and quantitative methods to solve those
problems.

Keywords: tutorial, information systems research

1. PENDAHULUAN
Perubahan dramatis di berbagai bidang telah terjadi karena adanya perkembangan
teknologi, terutama ICT. Hal ini pun juga berpengaruh pada perkembangan bidang sistem
informasi yang cukup pesat. Sebagai sebuah disiplin ilmu, hal yang penting dikenali oleh sistem
informasi adalah tidak hanya adanya komponen teknologi, tetapi juga komponen sosial dan
organisasi. Oleh karena itu, sebuah persoalan sistem informasi bukan hanya persoalan
mengenai teknologi, tetapi bagaimana produk teknologi tersebut dapat digunakan oleh
organisasi/komunitas pada suatu konteks dan menghasilkan dampak bagi penggunanya.
Pada tutorial ini, akan dibahas berbagai contoh persoalan sistem informasi serta alternatif
pendekatan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Tutorial ini disusun
sebagai berikut, bagian pertama berisi contoh-contoh persoalan sistem informasi. Selanjutnya
membahas apa yang disebut penelitian dan karakteristiknya. Pembahasan dilanjutkan dengan
perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif yang diikuti dengan bentuk data serta visualisasi
data kualitatif dan kuantitatif.

70
Diah & Dewi, Persoalan Sistem Informasi… 71

2. CONTOH PERSOALAN SISTEM INFORMASI


Contoh persoalan yang merupakan ranah sistem informasi misalnya:
a. Apa saja kebutuhan ERP untuk perusahaan yang bergantung pada proses manual?
Pertanyaan tersebut terkait dengan penggunaan perangkat lunak yang dikenal dengan
ERP pada perusahaan, dimana perusahaan tersebut memiliki karakteristik
ketergantungan pada proses manual yang tinggi. Perusahaan yang berkarakteristik
seperti itu barangkali memiliki keterbatasan pada sejauh mana seluruh prosesnya dapat
diadaptasi dan di-dijitalisasi. Bagi perusahaan, penelitian seperti ini akan membantu
perusahaan untuk mengetahui seberapa perlu mereka mengadopsi ERP? Apakah ERP
yang ada di pasaran sesuai dengan kebutuhan mereka? Apa saja strategi yang harus
mereka lakukan untuk men-dijitalisasi proses mereka agar dapat bersaing dengan
perusahaan lain? Proses apa saja yang perlu dilakukan oleh perusahaan untuk
mendampingi kesuksesan penerapan ERP?
b. Apakah efek baik dan buruk dari penggunaan tablet untuk pengajaran di tingkat sekolah
dasar? Pada pertanyaan seperti ini, dapat dilihat terdapat komponen teknologi yang
diterapkan pada organisasi di konteks pendidikan, khususnya sekolah dasar. Teknologi
yang digunakan oleh anak-anak usia Pendidikan dasar (usia muda) merupakan salah
satu area penelitian yang banyak diminati karena adanya perdebatan yang belum
terselesaikan mengenai dampak buruk paparan teknologi terlalu cepat untuk anak-anak
serta manfaatnya. Penelitian seperti ini akan bermanfaat untuk memberikan informasi
bagi pelaku pendidikan anak-anak dan pengambil kebijakan. Misalkan, seberapa banyak
waktu menggunakan tablet di sekolah? Perlukah ada pelatihan pendampingan untuk
orang tua jika di anak-anak diperkenalkan dengan tablet di sekolah? Materi apa saja
yang cocok disajikan dengan alat bantu tablet? Pada kondisi apa pembelajaran dengan
alat bantu tablet akan bermanfaat?
c. Bagaimana dijitalisasi area pedesaan di Indonesia? Persoalan seperti ini bukanlah
sebuah persoalan yang dapat diselesaikan hanya dengan teknis, melainkan
membutuhkan sebuah solusi yang komprehensif baik socio-technical maupun socio-
political. Sebagaimana telah banyak disebutkan pada berbagai media maupun publikasi,
dijitalisasi banyak memberikan manfaat baik untuk efisiensi dan efektifitas. Akan tetapi,
di pedesaan, terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan proses dijitalisasi menjadi
tidak mudah. Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang kompleks meliputi berbagai
sektor pada kehidupan bermasyarakat. Penelitian ini akan bermanfaat untuk mengetahui
apa saja yang harus diperhatikan pada masyarakat pedesaan yang dapat membantu
proses dijitalisasi? Perlukan diberikan kebijakan pendamping untuk proses dijitalisasi?
Bantuan seperti apa yang dapat diberikan pada pedesaan untuk membantu proses
dijitalisasi?
Melihat contoh di atas, ada kemungkinan akan muncul pertanyaan, “mengapa seluruh
persoalan tersebut bersinggungan dengan berbagai disiplin ilmu? Misal pertanyaan a
bersinggungan dengan bisnis, pertanyaan b bersinggungan dengan pendidikan, pertanyaan c
bersinggungan dengan sosiologi. Sistem informasi memang adalah sebuah disiplin ilmu yang
multidisipliner. Artinya, sistem informasi akan selalu bersinggungan dengan berbagai bidang
ilmu lain. Mengapa? Karena disiplin ilmu sistem informasi berfokus pada pemanfaatan
teknologi untuk organisasi/komunitas. Oleh karena itu, tidak dapat dilepaskan dari konteks atau
dimana teknologi tersebut akan diterapkan/dibuat.
72 Jurnal Sistem Informasi, Teknologi Informasi, dan Edukasi Sistem Informasi (JUST-SI),Vol.1,No.2,Desember 2020, hlm. 70-78

Persoalan sistem informasi adalah persoalan yang kompleks karena seperti yang telah
disebutkan diatas, meliputi tidak hanya teknologi, tetapi juga manusia dan organisasi tempat
teknologi digunakan atau diaplikasikan. Pemahaman mengenai persoalan sistem informasi
menuntut seseorang memiliki pemahaman keseluruhan mengenai teknologi dan konteks
teknologi tersebut dikembangkan atau digunakan. Oleh karena itu, penelitian di bidang sistem
informasi pun juga tidak menutup diri dari berbagai metode pendekatan untuk
menyelesaikannya, baik kualitatif, kuantitatif, ataupun gabungan keduanya (Davison and
Martinsons, 2011).
Contohnya, misal, terdapat sebuah organisasi yang baru saja memberi sebuah aplikasi ERP.
Walaupun telah dilakukan pelatihan dari pihak penyedia aplikasi, karyawan perusahaan masih
enggan menggunakan ERP baru tersebut. ERP sudah di-install 8 bulan yang lalu, namun tidak
tampak adanya perubahan kecepatan pengerjaan. Jumlah jam lembur yang dilakukan karyawan
pun juga tidak berkurang padahal pekerjaan tidak bertambah banyak.
Sekar, sebagai manajer yang bertanggung jawab dalam implementasi ERP tersebut, merasa
persoalan ini mengusiknya. Sekar sudah melakukan pengujian pada ERP, tidak ada masalah
sama sekali. Sekar dapat dengan baik mengoperasikan ERP tersebut, begitu pula karyawan yang
mengikuti pelatihan. Pelatihan yang diberikan pun juga cukup baik, pematerinya
berpengalaman dan pandai menyampaikan informasi.
Sebagai seseorang yang memiliki latar pengetahuan sistem informasi, Sekar melihat
persoalan ini bukan hanya mengenai ERP tetapi juga mengenai kondisi di perusahaannya.
Untuk mengetahui apa yang sesungguhnya yang terjadi, apa yang membuat ERP tidak dapat
mendongkrak produktifitas karyawan, Sekar dengan timnya melakukan penyelidikan. Kira-kira
bagaimana Sekar dapat mengetahui penyebab fenomena ini? Data apa saja yang Sekar dapat
kumpulkan? Bagaimana kira-kira Sekar akan mengolah datanya?
Sekar dapat melakukan survei, misal menanyakan apakah ada masalah yang menyebabkan
pegawai enggan menggunakan ERP. Tetapi apakah survei tersebut akan memberikan
jawabannya yang memang Sekar cari? Bisa saja persoalan tersebut tidak terdaftar pada survei
yang dibuat. Sekar mungkin membutuhkan wawancara untuk melengkapi data. Namun apakah
itu saja sudah cukup untuk menangkap akar permasalahan fenomena ini? Bisa saja proses
wawancara menyebabkan responden tidak dapat memberikan jawaban dengan detail. Oleh
karena itu Sekar melengkapi dengan data-data pendukung yang diberikan oleh responden.
Selain itu Sekar pun melakukan pengamatan dan melihat log penggunaan ERP, siapa yang
biasanya login, untuk aktifitas apa, berapa lama.
Walaupun sudah mengambil berbagai macam data, bisa saja itu tidak cukup karena Sekar
tetap tidak memahami perspektif karyawan lain. Divisi Sekar akan dianggap berprestasi jika
ERP tersebut berhasil meningkatkan produktifitas. Akan tetapi, bagi divisi lain, hal tersebut
belum tentu merupakan sebuah prestasi. Oleh karena itu, untuk lebih memahami situasi yang
terjadi pada karyawan Sekar bersedia melakukan 4 minggu kerja bersama di divisi lain dan
terlibat dalam segala aktifitas disana. Selama 4 minggu tersebut, Sekar belajar banyak tentang
bagaimana divisi lain memandang ERP dan perasaan mereka semasa transisi tersebut. Setelah
mengumpulkan banyak data dari lapangan, disimpulkan bahwa ternyata persoalan ini timbul
karena motivasi divisi lain yang rendah. Hal ini disebabkan karena gaji mereka diberikan
berdasarkan produktifitas. Mengganti sistem lama dengan sistem yang baru membuat
produktifitas mereka turun dan menyebabkan gaji mereka juga turun. Dengan alasan ini lah
maka karyawan lain enggan menggunakan sistem baru. Selama ini mereka memilih untuk diam-
diam menggunakan sistem lama dan memasukkan ala kadarnya ke sistem baru agar
produktifitas tidak menurun.
Persoalan sistem informasi lainnya, misalnya tentang UMKM yang menggunakan
komunitas online pada sosial media untuk memperluas konsumen dan mengetahui kebutuhan
konsumen (Priharsari, Abedin and Mastio, 2019). Terdapat 2 UMKM yang memproduksi
Diah & Dewi, Persoalan Sistem Informasi… 73

barang yang sama dan menggunakan komunitas online. Walaupun keduanya menggunakan
platform yang sama (Facebook), struktur kegiatan yang mirip (memiliki jadwal kegiatan setiap
minggu yang hampir sama). Namun seiring perjalanannya, kedua komunitas tersebut memiliki
perbedaan signifikan. Komunitas pertama memiliki anggota hingga > 20.000 orang sementara
komunitas kedua tidak sampai 10.000 orang. Selain itu komunitas pertama memiliki anggota
yang lebih loyal dari pada anggota komunitas kedua dengan atribut komunitas yang kental
dibandingkan dengan komunitas kedua. Bahkan komunitas pertama sekarang dikenal sebagai
komunitas UMKM terbesar di industry tersebut. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apa yang
berbeda sehingga dua komunitas yang seharusnya sama persis memiliki perbedaan cukup jauh?
Berbagai persoalan yang dipaparkan diatas menunjukkan bahwa dalam persoalan sistem
informasi, berbagai pendekatan perlu dilakukan. Berbagai data dan cara pengumpulan data pun
juga perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran seutuhnya mengenai situasi yang terjadi
agar saran yang diberikan pun menjadi relevan.

3. APA ITU PENELITIAN?


Salah satu hal yang biasanya dilakukan untuk menyelesaikan persoalan adalah dengan
melakukan penelitian. Penelitian adalah proses menghasilkan pengetahuan baru dengan tujuan
jelas, menggunakan proses yang eksplisit, dan memperhatikan kualitas proses serta hasil yang
didapatkan (Oates, 2005; Sekaran and Bougie, 2016). Memecahkan permasalahan sebetulnya
merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Misalnya, mencari rute terdekat ke kampus
karena sudah hampir terlambat, atau mengetahui mengapa sepeda motor yang biasa dipakai
mengeluarkan suara berdecit. Perbedaan yang mendasar dari memecahkan permasalahan yang
dihadapi sehari-hari dengan penelitian adalah dalam menyelesaikan masalah sehari-hari
biasanya tidak memperhatikan kualitas proses dan hasil kesimpulan yang dapat, misalnya data
yang dikumpulkan tidak lengkap, tidak melakukan konfirmasi data, serta pengambilan
kesimpulan yang terburu-buru. Walaupun tidak ada kesepakatan jelas mengenai kualitas
penelitian, akan tetapi secara umum, penelitian yang baik biasanya ditunjukkan dengan: data
sumber yang cukup, pantas, direkan dengan baik, analisis yang baik, tidak ada asumsi yang
tidak diutarakan, hasil yang yang masuk akal, dan disajikan dengan baik menurut pengguna
atau pembaca hasil penelitian tersebut (Oates, 2005).
Aspek yang harus dipertimbangkan pada penelitian (Oates, 2005):
1. Tujuan. Seorang peneliti harus dapat menunjukkan tujuan penelitian, mengapa
penelitian tersebut penting dilakukan, apa kegunaan penelitian ini, apa pertanyaan
penelitiannya dan tujuan yang ingin dicapai. Seringkali sebuah penelitian dinilai dari
tujuannya.
2. Produk. Hasil keluaran penelitian adalah kontribusi pada pengetahuan. Kontribusi
penelitian ini didapat dengan menjawab pertanyaan penelitian atau bisa juga dengan
ditemukan hal-hal di luar pertanyaan penelitian. Kontribusi pada pengetahuan
disampaikan dalam bentuk buku laporan, konferensi, atau juga naskah pada jurnal.
Untuk penelitian yang melibatkan desain atau pembuatan produk, produk atau metode
yang digunakan dapat menjadi kontribusi.
3. Proses. Proses dalam penelitian merupakan bagian yang penting dan menentukan
kualitas penelitian yang dilakukan. Proses penelitian harus dikemukakan secara tersurat
dan dilakukan dengan mengetahui resiko serta keterbatasan metode yang dipilih.
4. Partisipant. Partisipan adalah pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian, contoh:
sumber data yang diwawancara, pihak ketiga yang membantu merekam data, dan lain-
lain. Seorang peneliti seharusnya berhubungan dengan para sumber data atau partisipan
penelitian dengan memperhatikan etika-etika serta hukum yang berlaku. Misalnya,
74 Jurnal Sistem Informasi, Teknologi Informasi, dan Edukasi Sistem Informasi (JUST-SI),Vol.1,No.2,Desember 2020, hlm. 70-78

apakah nama partisipan harus dirahasiakan? Apakah nama organisasi tempat studi kasus
perlu dirahasiakan? Apakah data yang didapat harus disamarkan?
5. Paradigma. Model atau pola yang digunakan yang melandasi pola pikir. Secara umum,
setiap penelitian memiliki konsep yang melandasi pertanyaan penelitiannya dan proses
menjawabnya yang didasarkan pada pemahaman tentang bagaimana sesuatu dianggap
sebagai sebuah kebenaran. Perspektif tersebut didapatkan dari paradigma penelitian,
misalnya: positivism, interpretivisim, atau critical research.
6. Presentasi. Sebuah penelitian harus dapat dijelaskan dan disebarkan kepada orang lain.
Penting sekali bagi seorang peneliti untuk menyajikan hasil penelitiannya secara
professional dan mudah dipahami oleh pembacanya.

4. PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF


Secara umum, pada bidang sistem informasi, dilihat dari tipe data dan pengolahan datanya
dapat dibagi menjadi yaitu penelitian kualitatif, kuantitatif, dan campuran keduanya
(Venkatesh, Brown and Bala, 2013; Venkatesh, Brown and Sullivan, 2016). Yang dimaksud
dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang berfokus pada mengukur kuantitas dan
hubungan antar konsep/atribut yang menggunakan prosedur yang ketat (Bowling and Ebrahim,
2005). Sedangkan penelitian kualitatif sangat berbeda dengan kuantitatif. Penelitian kualitatif
melibatkan data yang sangat beragam dan metodologi yang dapat berubah seiring dijalankannya
penelitian (Suter, 2011). Jika dibandingkan dengan penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif
akan bersifat lebih subyektif dan sangat beragam jenisnya. Walaupun begitu, baik penelitian
kualitatif dan kuantitatif, keduanya memiliki standar kualitas yang secara umum disepakati oleh
peneliti-peneliti. Tabel 1 berikut menunjukkan perbedaan antara penelitian kuantitatif dan
kualitatif (Suter, 2011).

Tabel 1 Perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif

Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif


Melakukan pengujian pada hipotesis yang Menghasilkan pemahaman berdasarkan pola
berdasarkan pada teori. data yang didapatkan.
Mengeneralisasi hasil dari sample ke populasi. Menerapkan ide pada berbagai konteks.
Berfokus pada kontrol pada suatu hubungan Berfokus pada menginterpretasikan dan
sebab atau akibat. memahami suatu konsep pada setting alami.
Berusaha untuk menghasilkan pengukuran yang Berusaha untuk menghasilkan deskripsi yang
tepat dan pengumpulan data yang obyektif. akurat melalui kata-kata, text, gambar, dan lain-
lain.
Menyukai kesederhanaan dan kebenaran Menghargai kompleksitas dan realitas yang
tunggal. berbeda-beda.
Melakukan penelitian yang menghasilkan nilai Melakukan analisis yang membuka insight
signifikansi. (pandang baru lebih dalam dan detail).
Melaksanakan analisis setelah pengumpulan Melaksanakan analisis sambil mengumpulkan
data. data.
Menggunakan alat Bergantung kepada keahlian peneliti untuk
mengamati, wawancara, coding, dan lain-lain.
Laporan yang dihasilkan biasanya memiliki Laporan yang dilakukan dapat mencakup opini
format dan urutan tertentu. pribadi dan menggunakan Bahasa yang lebih
ekspresif.
Desain penelitian sudah tetap, tidak berubah. Desain penelitian dapat berubah seiring dengan
data yang didapat atau proses penelitian.
Menggunakan valid dan data yang reliable. Menggunakan kepercayaan, credible, dan data
yang coherent.
Diah & Dewi, Persoalan Sistem Informasi… 75

Kedua jenis penelitian tersebut memiliki kekuatan dan kekurangannya masing-masing.


Sebagian peneliti ada yang kemudian menggabungkan keduanya yang dikenal dengan mixed
methods untuk mendapatkan manfaat penelitian kuantitatif maupun kualitatif (Venkatesh,
Brown and Sullivan, 2016). Kelebihan penelitian mixed methods adalah: 1) memungkinkan
peneliti secara simultan melakukan eksplorasi dan mengkonfirmasi temuan, 2) menggabungkan
berbagai perspektif diharapkan akan menghasilkan temuan yang lebih menyeluruh, 3)
memberikan kesempatan untuk memberikan ulasan yang lebih luas (Venkatesh, Brown and
Bala, 2013).
Seperti apa yang telah ditunjukkan pada Tabel 1, penelitian kualitatif dan kualitatif
memiliki aspek-aspek berbeda terkait dari proses, hasil, maupun apa yang ingin dicapai. Oleh
karena itu, kedua jenis penelitian tersebut pun juga akan memiliki penilaian kualitas yang
berbeda. Misal, pada penelitian kualitatif, desain penelitian yang berubah di tengah jalan dapat
dianggap sebagai pertanda kurang bagusnya desain penelitian. Sedangkan pada penelitian
kualitatif, justru pertanyaan akan muncul apabila data yang dihasilkan tidak baik namun desain
penelitian dalam pencarian data tidak diubah.

5. BENTUK DATA KUANTITATIF DAN KUALITATIF


Data kuantitatif adalah data dalam bentuk angka. Secara umum, data berupa angka
didapatkan melalui survei atau eksperimen. Akan tetapi data berupa angka juga dapat
didapatkan dari data berupa text atau gambar yang dikuantifikasi. Misalnya, berapa kali kata
“suka” muncul pada sebuah review produk. Data berupa angka memiliki beberapa tipe, antara
lain nominal, ordinal, interval, dan ratio. Penjelasan mengenai jenis data kuantitatif lebih lanjut
dapat dibaca pada literatur-literatur pendamping yang disediakan di akhir bab ini (Oates, 2005;
Sekaran and Bougie, 2016).
Terdapat berbagai bentuk untuk memvisualisasikan data kuantitatif. Misalnya tabel. Tabel
adalah salah satu visualisasi yang paling mudah dibuat. Contoh lainnya adalah diagram (baik
bar chart, pie chart, scatter graph, dan lain lain). Gambar 1 menunjukkan contoh-contoh
menampilkan data kuantitatif (Priharsari, 2019).
Berbeda dengan data kuantitatif yang berbentuk angka, data kualitatif dapat memiliki
bentuk yang beragam di luar angka, antara lain kata, gambar, suara, dan video. Sebagaimana
yang sudah disinggung pada Tabel 1, penelitian kualitatif akan memiliki tantangan untuk
menampilkan bagaimana analisis dilakukan karena menampilkan data kualitatif tidak semudah
menampilkan data kuantitatif. Salah satu contoh menampilkan data kualitatif misalnya dengan
word cloud.
Walaupun word cloud berbasis pada jumlah kemunculan kata, namun dengan
menggunakan word cloud, peneliti berusaha memunculkan jumlah kata sesuai konteks yang
direpresentasikan dengan persentase (Gambar 2).
Penelitian kualitatif seringkali melibatkan data yang sangat banyak. Ini juga sering
dianggap salah satu bahaya melakukan penelitian kualitatif, yaitu peneliti dapat tenggelam
dalam data yang terlalu banyak sehingga topik penelitiannya melebar atau kesulitan memahami
data sehingga tidak dapat menghasilkan jawaban yang memuaskan untuk pertanyaan penelitian
yang dibuat. Misalnya, data yang digunakan sebuah video. Tentunya akan ada berlapis-lapis
data yang dapat diambil dari sebuah video, tidak hanya perkataan yang disampaikan, tetapi juga
nada suara yang diambil, kemudian nuansa perasaan yang melingkupi video, bahkan juga
gerakan-gerakan tubuh narasumber seperti menggoyang-goyangkan kaki yang dapat
diinterpretasikan sebagai keraguan, dan lain sebagainya.
76 Jurnal Sistem Informasi, Teknologi Informasi, dan Edukasi Sistem Informasi (JUST-SI),Vol.1,No.2,Desember 2020, hlm. 70-78

Gambar 1 Contoh tampilan data kuantitatif (Priharsari, 2019)

Gambar 2 Contoh tampilan word cloud (Priharsari, 2019)

Data kualitatif dapat digambarkan dalam berbagai bentuk. Bisa berupa tabel yang berisi
tema-tema dari data seperti pada Gambar 3 yang diambil dari sebuah penelitian (Young, Kuo
and Myers, 2012). Pada contoh tersebut, ditunjukkan hasil wawancara dengan 3 orang yang
masing-masing dapat dipetakan ke konsep dan diletakkan pada satu payung tema yaitu “an
invisible eye”.

Gambar 3 Data coding membangun tema pada penelitian kualitatif (Young, Kuo and Myers, 2012)
Diah & Dewi, Persoalan Sistem Informasi… 77

Selain itu, seringkali juga hasil analisis digambarkan dalam bentuk pohon tema seperti pada
Gambar 4. Pada contoh tersebut, sebuah konsep “to share or not to share” terdiri dari tiga sub
konsep. Setiap konsep tersebut terhubung dengan tema yang dapat ditelusur langsung ke data
asli yang ditampilkan pada Gambar 3.

Gambar 4 Contoh pohon tema (Young, Kuo and Myers, 2012)

Visualisasi bentuk lain yang juga umum ditampilkan pada penelitan kualitatif adalah
ilustrasi dalam bentuk gambar misalnya rich picture untuk menjelaskan situasi yang terjadi.
Salah satu contohnya adalah penggambaran sociomateriality sebagai sebuah situasi tumpang
tindih antara organisasi dan teknologi yang dapat dilihat pada Gambar 5 (Leonardi, 2011).

Gambar 5 Contoh hasil analisis kualitatif

6. KESIMPULAN
Persoalan-persoalan seringkali dikategorikan ke dalam bidang sistem informasi apabila
persoalan tersebut berkaitan antara teknologi dengan manusia. Sistem informasi sebagai bidang
ilmu memang merupakan bidang yang multidisipliner, yang artinya bersinggungan dengan
banyak bidang ilmu yang lain. Hal tersebut memang tidak dapat dihindari karena sistem
78 Jurnal Sistem Informasi, Teknologi Informasi, dan Edukasi Sistem Informasi (JUST-SI),Vol.1,No.2,Desember 2020, hlm. 70-78

informasi mempelajari penggunaan dan pengembangan teknologi informasi yang dapat


diimplementasikan pada berbagai bidang, misal pendidikan, keuangan, pemasaran, kesehatan,
dan lain-lain. Untuk menyelesaikan berbagai persoalan tersebut, bidang sistem informasi
menerima berbagai macam jenis pendekatan, baik berupa kualitatif, kuantitatif, ataupun
gabungan keduanya.

DAFTAR PUSTAKA
Bowling, A. and Ebrahim, S. (2005) Handbook of health research methods: investigation,
measurement and analysis. McGraw-Hill Education (UK).
Davison, R. M. and Martinsons, M. G. (2011) ‘Methodological practice and policy for
organisationally and socially relevant IS research: an inclusive--exclusive perspective’,
Journal of Information Technology. SAGE Publications Sage UK: London, England,
26(4), pp. 288–293.
Leonardi, P. M. (2011) ‘When flexible routines meet flexible technologies: Affordances,
constraint, and the imbrication of human and material agencies’, Mis Quarterly. MIS
Quarterly, 35(1), pp. 147–168. Available at:
https://www.lib.uts.edu.au/goto?url=http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=tru
e&db=bth&AN=59552637&site=ehost-live.
Oates, B. J. (2005) Researching information systems and computing. Sage.
Priharsari, D. (2019) Value Co-Creation in Firm Sponsored Online Communities of Interest:
Enablers, Constraints, and Shaper.
Priharsari, D., Abedin, B. and Mastio, E. (2019) ‘Orchestrating firm sponsored communities of
interest: A critical realist case study’, in paper presented at Pacific Asia Conference on
Information Systems, 8-12 July 2019, Xi’an, China, available at:
http://www.pacis2019.org/wd/Submissions/PACIS2019_paper_112.pdf (accessed 10
August 2019).
Sekaran, U. and Bougie, R. (2016) Research methods for business: A skill building approach.
John Wiley & Sons.
Suter, W. N. (2011) Introduction to educational research: A critical thinking approach. SAGE
publications.
Venkatesh, V., Brown, S. A. and Bala, H. (2013) ‘Bridging the qualitative-quantitative divide:
Guidelines for conducting mixed methods research in information systems’, Mis
Quarterly, 37(1), pp. 21–54.
Venkatesh, V., Brown, S. A. and Sullivan, Y. W. (2016) ‘Guidelines for conducting mixed-
methods research: An extension and illustration’, Journal of the Association for
Information Systems, 17(7), p. 2.
Young, M.-L., Kuo, F.-Y. and Myers, M. D. (2012) ‘To share or not to share: a critical research
perspective on knowledge management systems’, European Journal of Information
Systems. Taylor & Francis, 21(5), pp. 496–511. doi: 10.1057/ejis.2012.10.

Anda mungkin juga menyukai