Anda di halaman 1dari 4

Kliping tentang peranan lembaga

lembaga penegak hukum:


D
I
S
U
S
U
N
Oleh:

Muhammad Asyraf

XII IIS

PPKN
1.Wakil Ketua KPK: Idealnya Dugaan Korupsi Penegak Hukum Ditangani KPK

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) Nawawi Pomolango menilai kasus dugaan korupsi
yang melibatkan aparat penegak hukum idealnya ditangani oleh KPK. Hal itu disampaikan Nawawi
terkait kasus pemerasan guru oleh Jaksa Kejaksaan Negeri Indragiri Hulu yang ditangani Kejaksaan
Agung. “Menurut saya, idealnya dugaan tipikor oleh aparat penegak hukum ditangani Komisi
Pemberantasan Korupsi. Itu akan lebih fair untuk menumbuhkan rasa kepercayaan publik,” kata
Nawawi, Rabu (19/8/2020).

1. TNI Bukan Tulang Punggung Penegakan Hukum Terorisme

Kritik terhadap rencana pemerintah melibatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam upaya
pemberantasan terorisme semakin terdengar kencang di masyarakat.

Posisi saat ini pemerintah telah merampungkan penyusunan Rancangan Peraturan Presiden
(Raperpres) tentang Tugas TNI dalam Mengatasi Aksi Terorisme. Draf itu juga disebut telah
diserahkan kepada DPR beberapa waktu lalu untuk dapat dibahas secara bersama-sama.

Ketua Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah Trisno Raharjo mengatakan sejak awal
Muhammadiyah menentang pelibatan TNI dalam penanganan terorisme. Aturan soal keterlibatan
TNI dalam penanganan terorisme sudah tercantum dalam UU Nomor 5 Tahun 2018 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme (UU Terorisme).

2. Hukum Harus Solutif Saat Krisis

Dengan masih banyaknya kementerian lembaga dan aparatur Negara yang bertindak secara business
as usual, stimulus pemerintah dalam menghadapi krisis sering kali hanya dianggap sebagai cosmetic
policy. Pasalnya dalam implementasinya tidak mudah untuk bisa menjangkau stimulus tersebut,
akibatnya serapannya menjadi lambat.

Untuk bertindak solutif dan memiliki kepekaan terhadap kondisi (sense of crisis) pada kenyataanya
tidak mudah. Diperlukan keberanian untuk mendelebrasikan dirinya dari belenggu formalitas dan
kerumitan hukum. Berhukum yang berorientasi pada substansi dan output sejalan dengan gagasan
Satjipto Rahardjo, tentang hukum progresif.

3. Revisi UU Kejaksaan Perkuat Kinerja Penegakan Hukum Kejagung

Badan Legislasi (Baleg) DPR RI sepakat membahas secara mendalam Rancangan Undang-Undang
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI (RUU
Kejaksaan) melalui panitia kerja (Panja).
Pakar Hukum Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Suparji Ahmad mengatakan, revisi UU Kejaksaan
diperlukan untuk dapat memperkuat posisi Kejaksaan Agung sebagai dominus litis (Jaksa penguasa
perkara) dalam penyelesaian perkara hukum di Indonesia.

4. Ketua Komisi X: Omnibus Law Buat Pendidikan Jadi Pasar Bebas

Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menilai pembahasan Omnibus Law RUU Cipta Kerja oleh Badan
Legislasi (Baleg) DPR RI sangat berpengaruh ke ranah pendidikan. Pengaruh tersebut, kata Huda, ke
arah negatif yakni berpotensi membuat Indonesia menjadi pasar bebas pendidikan. “Ada beberapa
pasal ranah pendidikan di RUU Ciptaker yang kontraproduktif dengan filosofi dan tujuan
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Jika benar-benar diterapkan, maka RUU Ciptaker klaster
pendidikan akan membawa Indonesia sebagai pasar bebas pendidikan,” kata Huda lewat keterangan
tertulisnya, Jumat (11/9/2020)

Analisis dua buah artikel atau berita yang kalian anggap menarik

Teks 1 : Satpol PP Bongkar Lapak PKL di Prambanan

Satpol PP di Prambanan sudah melakukan hal yang tepat, mereka menjalankan tugas mereka
dengan baik. Mereka melaksanakan ketertiban yang ada di Prambanan sesuai peraturan yang telah
ditetapkan mengenai PKL (Pedagang Kaki Lima) yang tidak mengikuti aturan yang telah berlaku.
Meskipun sudah diberi kesempatan untuk membereskan lapak mereka, PKL tetap tidak segera
membereskan lapak mereka sesuai perjanjian yang telah mereka sepakati bersama Satpol PP.

Teks 2 : Ini cara polisi tilang pemotor berteduh di kolong jalan

Sesuai pernyataan AKBP Valentino Tatareda (Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya) sanksi
tidak perlu langsung diberikan kepada pemotor, tetapi perlu diberi himbauan terlebih dahulu.
Karena kita harus memberikan kesempatan untuk pemotor, dan juga memerlukan sosialisasi
mengenai berteduh di kolong jalan (fly over). Perbuatan mereka dapat membuat jalan mengecil dan
tertutup, sehingga dapat menggaggu pengguna jalan yang lain. Jika sudah dihimbau tetapi tidak mau
melakukan sesuai peraturan, maka pemotor harus diberi sanksi sesuai hukum yang berlaku yaitu
ditilang atau didenda 250 ribu

Anda mungkin juga menyukai