Anda di halaman 1dari 4

KLIPING

MENGENAI PEMBERITAAN YANG BERKAITAN DENGAN


PERAN LEMBAGA-LEMBAGA PENEGAK HUKUM
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK 1
1. MASTAULI SIMBOLON
2. ROLIMA YASINTA TAMBUNAN
3. FIRMAN SINULINGGA
4. BESRAN SIMANJUNTAK
5. RISKY AMBARITA

SMK TRI MULIA BHAKTI


KABUPATEN TAPANULI TENGAH
TAHUN AJARAN 2022 / 2023
KLIPING MENGENAI PEMBERITAAN YANG BERKAITAN
DENGAN PERAN LEMBAGA-LEMBAGA PENEGAK HUKUM
1. Wakil Ketua KPK: Idealnya Dugaan Korupsi Penegak Hukum
Ditangani KPK
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) Nawawi
Pomolango menilai kasus dugaan korupsi yang melibatkan
aparat penegak hukum idealnya ditangani oleh KPK. Hal itu
disampaikan Nawawi terkait kasus pemerasan guru oleh Jaksa
Kejaksaan Negeri Indragiri Hulu yang ditangani Kejaksaan Agung.
"Menurut saya, idealnya dugaan tipikor oleh aparat penegak
hukum ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi. Itu akan lebih fair
untuk menumbuhkan rasa kepercayaan publik," kata Nawawi, Rabu
(19/8/2020).
2. TNI Bukan Tulang Punggung Penegakan Hukum Terorisme
Kritik terhadap rencana pemerintah melibatkan Tentara Nasional
Indonesia (TNI) dalam upaya pemberantasan terorisme semakin
terdengar kencang di masyarakat.
Posisi saat ini pemerintah telah merampungkan penyusunan Rancangan
Peraturan Presiden (Raperpres) tentang Tugas TNI dalam Mengatasi
Aksi Terorisme. Draf itu juga disebut telah diserahkan kepada DPR
beberapa waktu lalu untuk dapat dibahas secara bersama-sama.
Ketua Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah Trisno Raharjo
mengatakan sejak awal Muhammadiyah menentang pelibatan TNI
dalam penanganan terorisme. Aturan soal keterlibatan TNI dalam
penanganan terorisme sudah tercantum dalam UU Nomor 5 Tahun 2018
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme (UU Terorisme).
3. Hukum Harus Solutif Saat Krisis
Dengan masih banyaknya kementerian lembaga dan aparatur Negara
yang bertindak secara business as usual, stimulus pemerintah dalam
menghadapi krisis sering kali hanya dianggap sebagai cosmetic policy.
Pasalnya dalam implementasinya tidak mudah untuk bisa menjangkau
stimulus tersebut, akibatnya serapannya menjadi lambat.
Untuk bertindak solutif dan memiliki kepekaan terhadap kondisi (sense
of crisis) pada kenyataanya tidak mudah. Diperlukan keberanian untuk
mendelebrasikan dirinya dari belenggu formalitas dan kerumitan
hukum. Berhukum yang berorientasi pada substansi dan output sejalan
dengan gagasan Satjipto Rahardjo, tentang hukum progresif.
4. Revisi UU Kejaksaan Perkuat Kinerja Penegakan Hukum
Kejagung
Badan Legislasi (Baleg) DPR RI sepakat membahas secara mendalam
Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI (RUU Kejaksaan)
melalui panitia kerja (Panja).
Pakar Hukum Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Suparji Ahmad
mengatakan, revisi UU Kejaksaan diperlukan untuk dapat memperkuat
posisi Kejaksaan Agung sebagai dominus litis (Jaksa penguasa perkara)
dalam penyelesaian perkara hukum di Indonesia.
5. Ketua Komisi X: Omnibus Law Buat Pendidikan Jadi Pasar
Bebas
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menilai pembahasan Omnibus
Law RUU Cipta Kerja oleh Badan Legislasi (Baleg) DPR RI sangat
berpengaruh ke ranah pendidikan. Pengaruh tersebut, kata Huda, ke arah
negatif yakni berpotensi membuat Indonesia menjadi pasar bebas
pendidikan. “Ada beberapa pasal ranah pendidikan di RUU Ciptaker
yang kontraproduktif dengan filosofi dan tujuan penyelenggaraan
pendidikan di Indonesia. Jika benar-benar diterapkan, maka RUU
Ciptaker klaster pendidikan akan membawa Indonesia sebagai pasar
bebas pendidikan,” kata Huda lewat keterangan tertulisnya, Jumat
(11/9/2020)

ANALISIS DUA BUAH ARTIKEL ATAU BERITA YANG DI


ANGGAP MENARIK
Teks 1 : Satpol PP Bongkar Lapak PKL di Prambanan
Satpol PP di Prambanan sudah melakukan hal yang tepat, mereka
menjalankan tugas mereka dengan baik. Mereka melaksanakan
ketertiban yang ada di Prambanan sesuai peraturan yang telah ditetapkan
mengenai PKL (Pedagang Kaki Lima) yang tidak mengikuti aturan yang
telah berlaku. Meskipun sudah diberi kesempatan untuk membereskan
lapak mereka, PKL tetap tidak segera membereskan lapak mereka sesuai
perjanjian yang telah mereka sepakati bersama Satpol PP.
Teks 2 : Ini cara polisi tilang pemotor berteduh di kolong jalan
Sesuai pernyataan AKBP Valentino Tatareda (Wakil Direktur Lalu
Lintas Polda Metro Jaya) sanksi tidak perlu langsung diberikan kepada
pemotor, tetapi perlu diberi himbauan terlebih dahulu. Karena kita harus
memberikan kesempatan untuk pemotor, dan juga memerlukan
sosialisasi mengenai berteduh di kolong jalan (fly over). Perbuatan
mereka dapat membuat jalan mengecil dan tertutup, sehingga dapat
menggaggu pengguna jalan yang lain. Jika sudah dihimbau tetapi tidak
mau melakukan sesuai peraturan, maka pemotor harus diberi sanksi
sesuai hukum yang berlaku yaitu ditilang atau didenda 250 ribu.

Anda mungkin juga menyukai