Dede Irawan. S.Kom.I.,M.Sos (Dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung) Menimbang Teknologi Digital
Terdapat tiga madzhab dalam menyikapi perkembangan teknologi.
1. Dystopian beranggapan bahwa masyarakat harus berhati-hati dan bersikap kritis terhadap perkembangan teknologi digital, karena ia dapat menimbulkan dampak kekacauan pada kehidupan sosial, terutama pada proses komunikasi yang telah terbangun secara humanis dan demokratis. 2. Neo-Futuris beranggapan bahwa teknologi digital itu baik dan harus diterima sepenuhnya. Teknologi, yang bekerja dengan kecepatan tinggi, dianggap memiliki kekuatan-kekuatan yang mampu memberi arah baru bagi tatanan sosial di masa depan. 3. Tekno-Realis beranggapan bahwa masyarakat tidak perlu takut terhadap perkembangan teknologi digital, melainkan harus menerimanya dengan sikap kritis. Budaya Digital?
Budaya digital adalah kumpulan budaya, ide, ideologi
dan produk budaya yang ada pada/melalui dunia maya, termasuk internet, komputer, perangkat lunak dan sejumlah besar perangkat digital. Pada dasarnya budaya digital adalah cara berpikir tentang bagaimana orang dan teknologi digital berinteraksi dan menghasilkan perspektif yang membantu pemahaman manusia (Bell, 2007). Kesimpulan
Budaya digital adalah konsep yang menggambarkan
bagaimana teknologi digital menpengaruhi dan membentuk cara hidup manusia, mulai dari cara menggunanakan peralatan, sistem ekonomi, komunikasi, gaya hidup hingga sistem kepercayaan. Fenomena Budaya Digital Di Sekitar 1. Peralatan Perkembangan teknologi telah mengantarkan peradaban manusia pada budaya praktis atau automatisasi. Selain itu terjadi pergeseran nilai guna suatu benda menjadi nilai citra. 2. Sistem Ekonomi Kepraktisan teknologi mengantarkan masyarakat pada budaya konsumtif. Namun pada saat yang sama banyak hadirkan peluang usaha dalam bidang ekonomi 3. Bahasa dan Komunikasi Masyarakat digital adalah masyarakat komunikasi, pada level tertentu timbul masyarakat yang mengalami Fear of Missing Out (FOMO), fenomena hiper realitas, hoax, hingga dehumanisasi. 4. Kesenian dan gaya hidup Banyaknya tontonan mempengaruhi identitas dan gaya hidup masyarakat sehingga memunculkan fenomena duplikasi budaya dalam skala besar. 5. Sistem Pengetahuan Mudahnya mencatut gagasan dari berbagai sumber melahirkan fenomena “The Death of Expertise”. Fakta lainnya perkembangan penetrasi media tidak berbanding lurus dengan indeks pembangunan manusia. 6. Sistem Agama Agama mengalami kehilangan figure kepemimpinan, sebab fatwa tokoh agama tidak menjadi pilihan utama, masyarakat lebih memilih bertanya kepada google. Selain itu muncul fenomena heterotopia suatu kondisi dimana agama sebagai sesutau yang sakral muncul di ruang-ruang profane. Kesimpulan
Tidak ada yang konstan dalam teknologi digital selain perubahan.
Untuk itu perubahan yang terjadi harus terus disikapi dengan keritis, tujuannya agar perkembangan ilmu pengetahuan bisa diimbangi dengan sikap penuh bertanggung jawab.