Lembar Pengesahan
Disusun Oleh
Mengetahui,
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, penyusunan Profil
Asosiasi PSPAMS Perdesaan “Wini Rai” Kabupaten Sabu Raijua dapat terselesaikan dengan
baik
Penyusunan profil ini dilakukan bersama-sama oleh pengurus Asosiasi Pengeloa SPAMS
Perdesaan Wini Rai berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi kinerja KPSPAMS anggota
Melalui profil ini diharapkan dapat membantu KPSPAMS menjadi lebih dikenal dan mandiri,
serta menjadi jendela kemitraan bagi KPSPAMS untuk dapat memenuhi kebutuhan sarana
air minum dan sanitasi, serta perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang
berkelanjutan
Pada kesempatan ini kami mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang
telah banyak membantu sehingga dapat terselesaikannya Profil Asosiasi PSPAMS Perdesaan
“Wini Rai” ini.
Menia, …….2021
A.n. Tim Penyusun
Ketua Asosiasi PSPAMS “Wini Rai”
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG ASOSIASI
Salah satu aspek penting dalam menjamin keberlanjutan Sistem Penyediaan
Air Minum dan Sanitasi (SPAMS) di wilayah perdesaan adalah keberadaan
kelembagaan pengelola SPAMS yang harus mampu mengelola sarana SPAMS
terbangun secara efektif dan efisien. Dalam Program Pamsimas I dan II, pengelola
sarana SPAMS di tingkat masyarakat disebut Badan Pengelola SPAMS Perdesaan
(BPSPAMS). Selanjutnya BPSPAMS ini disebut Kelompok Pengelola SPAMS
(KPSPAMS) agar sejalan dengan ketentuan penyelenggaraan SPAM oleh kelompok
masyarakat berdasarkan Peraturan Pemerintah No.122 tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum. Sedangkan di tingkat Kabupaten/Kota dibentuk Asosiasi
Pengelola SPAMS Perdesaan yaitu wadah kebersamaan yang dibentuk oleh
KPSPAMS.
Asosiasi menjadi wadah komunikasi dan berbagi pembelajaran bagi
anggotanya, serta wadah mediasi antara KPSPAMS dengan Pemerintah Daerah
dalam pembangunan sarana air minum dan sanitasi, khususnya di wilayah
perdesaan. Keberadaan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan diharapkan dapat
mendorong peningkatan kinerja KPSPAMS serta terjaminnya keberlanjutan
penyediaan layanan air minum dan sanitasi di tingkat desa
Sampai bulan Juni tahun 2021 telah terbentuk sebanyak 55 KPSPAMS Desa
dari 55 Desa pelaksana program Pamsimas di 5 kecamatan yang merupakan anggota
dari Asosiasi PSPAMS “Wini Rai” Sabu Raijua. Pada Tahun 2021 ini masih akan
terbentuk lagi tambahan 2 anggota KPSPAMS Desa dari kecamatan Raijua. Sehingga
Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan “Wini Rai” diharapkan akan mendampingi 57
KPSPAMS Desa dalam melaksanakan keberlanjutan SPAMS di tingkat desa.
Kabupaten Sabu Raijua terdiri dari 3 pulau besar, yaitu pulau sabu, pulau
raijua dan pulau dana. Secara geografis Kabupaten Sabu Raijua terletak pada
10025’7,12” – 10049’45,83” LS dan 121016’10,78 – 12200’30,26 BT dengan luas
wilayah 460,47 Km2. Secara asministratif terdiri dari 6 Kecamatan dan 63
Desa/Kelurahan, dengan julah penduduk 97.380 jiwa (Sabu Raijua Dalam Angka
2020)
Tabel 2.1.
Geografis Kabupaten Sabu Raijua
KARAKTERISTIK PENJELASAN
Letak 10025’7,12” – 10049’45,83” LS dan 121016’10,78 –
12200’30,26 BT
Luas Wilayah
Letak diatas permukaan Laut 0 – 177 mDPL
Batas-Batas Utara : Laut Sawu
Selatan : Samudera Hindia
Barat : Laut Sawu/Sumba Timur
Timur : Laut Sawu/Rote Ndao
Daerah Administratif Terdiri dari 6 Kecamatan, 58 Desa dan 5 Kelurahan
Luas wilayah Kabupaten Sabu Raijua seluas 460,47 Km2 dengan garis pantasi
sepanjang 134,36 Km, yang terbagi pada 6 Kecamatan dan terdiri dari 5 Kelurahan
dan 58 Desa
Tabel 2.2. Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Menurut
Kecamatan di Kabupaten Sabu Raijua Tahun 2020
Jumlah Luas
Ibukota
No Kecamatan Wilayah
Kecamatan Kelurahan
Desa Total (Km2)
1. Sabu Barat Seba 1 17 18 185,16
2. Sabu Timur Bolou 2 8 10 37,21
3. Sabu Tengah Eimmadake - 8 8 78,62
4. Sabu Liae Eilogo - 12 10 57,62
5. Hawu Mehara Tanajawa - 10 10 62,81
6. Raijua Ledeunu 2 3 5 39,5
Total : 5 58 63 459,84
Sumber : BPS Kabupaten Sabu Raijua, Sabu Raijua Dalam Angka Tahun 2020
Secara umum di Kabupaten Sabu Raijua memiliki iklim kering (semi aried ),
yang ditandai dengan musim kemarau yang sangat panjang (Maret – Desember) dan
musim hujan yang sangat pendek (Desember–Februari ). Temperatur udara di
Kabupaten Sabu Raijua memiliki tipe E4 dimana interval waktu musim kemarau lebih
panjang dari musim penghujannya. Memiliki daerah beriklim tropis dengan
temperatur udara berkisar 210 – 340 C. Temperatur udara rata-rata sekitar 26,70 C.
Temperatur udara tertinggi 33,70 C terjadi pada bulan Nopember, sedangkan
temperatur udara terendah 21,20 C terjadi pada bulan Juli. Rata-rata penyinaran
matahari sebesar 49% pada musim hujan dan 82,4% pada musim kemarau.
1 Januari 250 18
2 Februari 142 16
3 Maret 264 18
4 April 88 7
5 Mei 13 6
6 Juni 0 0
7 Juli 0 0
8 Agustus 0 0
9 September 0 0
10 Oktober 0 0
11 November 20 1
12 Desember 164 14
Sumber : Sabu Raijua Dalam Angka 2020
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pada tahun 2020 distribusi penduduk
per kecamatan, Nampak bahwa kecamatan dengan penduduk paling banyak yaitu
Kecamatan Sabu Barat sejumlah 36.079 jiwa dan paling sedikit Kecamatan Sabu
Tengah sejumlah 9.592 jiwa
Jumlah penduduk Kabupaten Sabu Raijua pada tahun 2020 tersebut akan
terus mengalami perubahan dan pertumbuhan setiap tahunnya. Pada tahun 2021
diproyeksi akan bertambah 1.948 jiwa yaitu sebesar 99.328 jiwa. Jumlah penduduk
tahun 2020 dan proyeksi jumlah penduduk 5 tahun kedepan dapat dilihat pada table
dibawah ini
Tabel 2.5. Jumlah Penduduk Tahun 2020 dan Proyeksi Jumlah Penduduk
Tahun 2020-2025 Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Sabu Raijua
Jumlah
Proyeksi Jumlah Penduduk (jiwa)
Penduduk
No. Kecamatan
(jiwa)* Tahun 2020-2023**
2020 2021 2022 2023 2024 2025
1 Sabu Barat 36.079 36.801 37.537 38.288 39.054 39.835
2 Sabu Timur 9.699 9.893 10.091 10.293 10.499 10.709
3 Sabu Tengah 9.592 9.784 9.980 10.180 10.384 10.591
4 Sabu Liae 11.608 11.840 12.077 12.319 12.565 12.817
5 Hawu Mehara 20.343 20.750 21.165 21.588 22.020 22.460
6 Raijua 10.059 10.260 10.465 10.674 10.887 11.105
TOTAL 97.380 99.328 101.315 103.342 105.409 107.517
Sumber : BPS Kabupaten Sabu Raijua, Sabu Raijua Dalam Angka Tahun 2020
*Sumber : BPS Kabupaten Sabu Raijua, Sabu Raijua Dalam Angka Tahun 2020
**Sumber : Proyeksi penduduk dihitung menggunakan dasar data BPS, Sabu Raijua Dalam Angka 2020
2. Aspek Sosial
Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan air bersih dan sanitasi
untuk penerapan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dalam kehidupan
sehari-hari. Tindakan yang dinilai tepat untuk menangani isu terkait adalah
menanamkan sejak dini gagasan tentang pentingnya air bersih dan sanitasi yang
sehat dalam kehidupan sehari-hari pada kegiatan penyuluhan masyarakat.
Adapun tema yang diangkat dalam kegiatan penyuluhan tersebut diantaranya
ialah mengenai kesehatan, lingkungan, dan peduli sosial
3. Aspek Lingkungan
Dikarenakan penyediaan air baku masih kurang yang disebabkan oleh kemarau
panjang dan bencana kekeringan maka diperlukan kegiatan konservasi sumber
daya air untuk mencukupi pasokan air baku dalam pemenuhan kebutuhan air
bersih masyarakat/penduduk. Dibutuhkan pula kegiatan-kegiatan pengelolaan
lingkungan pada konservasi serta perlindungan air baku untuk mencegah
hilangnya air tanah dan pencemaran lingkungan
4. Aspek Kelembagaan
Kualitas professional SDM untuk pengelolaan air bersih masih belum memadai,
baik di wilayah perdesaan maupun serta belum tersedianya SOP untuk kegiatan
teknis pengelolaan air minum dan sanitasi tingkat Kabupaten
5. Aspek Pendanaan
Tingginya biaya operasional mengakibatkan masyarakat belum mampu untuk
menjawab tantangan untuk membayar iuran. Biaya operasional cenderung
meningkat setiap tahunnya dikarenakan terdapat peningkatan biaya operasional
dan pemeliharaan sarana terbangun seperti pompa, panel surya, bangunan
pelengkap lainnya. Adapun juga belum optimalnya pemanfaatan dana desa untuk
air minum dan sanitasi, salah satu jalan keluar dalam mengahadapi hal tersebut
adalah berinvestasi dalam melibatkan swasta maupun kemitraan bersama semua
stakeholder terkait dalam pembangunan air minum dan sanitasi
5) Lingkungan
Permaslahan yang dihadapi adalah :
a) Kerusakan lingkungan di daerah tangkapan dan resapan air akibat alih fungsi
lahan.
b) Keterbatasan sumber air di semua wilayah desa dan kelurahan
c) Tingginya pemanfaatan sumur bor yang dapat membahayakan lingkungan
B. SANITASI
Permasalahan Kabupaten Sabu Raijua dalam meningkatkan akses sanitasi
yang aman dan berkelanjutan adalah sebagai berikut :
1) Teknis
Permasalahan yang dihadapi adalah :
a) Kualitas sarana sanitasi masih banyak yang belum memenuhi syarat teknis
(akses aman)
b) Kurangnya ketersediaan sarana sanitasi yang aman
2) Sosial
Permasalahan yang dihadapi:
a) Rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat, terutama bagi masyarakat
perdesaan
b) Rendahnya daya beli masyarakat terhadap penyediaan penyehatan
lingkungan
c) Anggapan masyarakat di perdesaan bahwa sanitasi belum dinilai sebagai
barang ekonomi, sehingga menyulitkan pengembangan pengelolaan sarana
sanitasi
3) Kelembagaan
Permasalahan yang dihadapi adalah
a) Kurang optimalnya pengelolaan sarana prasarana AMPL
b) Terbatasnya kemampuan kelembagaan pengelolaan sarana sanitasi di
perdesaan
c) Terbatasnya jumlah sumber daya manusia untuk komunikasi, informasi, dan
edukasi (KIE) PHBS
d) Kurangnya monitoring pengelolaan sarana prasarana sanitasi
4) Pendanaan
Permasalahan yang dihadapi adalah
a) Keterbatasan anggaran dari pemerintah daerah dalam penyelenggaraan
sanitasi
b) Sumber-sumber pendanaan lain di bidang penyediaan sarana sanitasi belum
terfokus untuk mempercepat pencapaian target universal akses
2 Dainao, Kec. Sabu Liae 208 835 179 719 29 116 1 1 1 60-80%
3 Ledeke, Kec. Sabu Liae 260 851 65 214 55 179 1 1 1 60-80% Control panel pompa terbakar / rusak
4 Kel. Mebba, Kec. Sabu Barat 633 2790 272 1279 0 0 1 1 1 60-80%
5 Eimmadake, Kec. Sabu Tengah 273 1206 146 479 91 490 1 1 1 60-80%
6 Eimau, Kec. Sabu Tengah 260 1256 137 589 123 667 1 1 1 >80%
8 Keliha, Kec. Sabu Timur 210 885 123 531 44 177 1 1 1 >80%
9 Molie, Kec. Hawu Mehara 549 2172 259 871 101 462 1 1 1 60-80%
10 Loboaju, Kec. Sabu Tengah 185 813 126 504 59 309 1 1 1 60-80%
2 Daieko, Kec. Hawu Mehara 485 2366 78 274 187 948 1 1 1 1-59 %
3 Loborui, Kec. Sabu Liae 197 801 110 441 87 360 1 1 1 60-80 %
5 Djadu, Kec. Sabu Barat 143 673 30 152 78 521 1 1 1 1-59 % Belum ada kesepakatan iuran
1 Bebae, Kec. Sabu Tengah 237 949 237 949 0 0 1 1 1 0 Sarana perpipaan rusak
2 Huwaga, Kec. Sabu Timur 241 1217 140 700 101 517 1 1 1 >80 %
3 Jiwuwu, Kec. Sabu Tengah 213 1050 72 362 141 688 1 1 1 0 Sarana perpipaan dan Kran Umum rusak
4 Keduru, Kec. Sabu Timur 224 1047 78 351 146 696 1 1 1 60-80 % Sara perpipaan rusak sebagian
5 Ledeana, Kec. Sabu Barat 404 1885 204 952 200 933 1 1 1 1-59 %
7 Raekore, Kec. Sabu Barat 421 1732 142 713 265 963 1 1 1 60-80 %
8 Raeloro, Kec. Sabu Barat 463 1989 0 0 268 1210 1 1 1 >80 % Sarana rusak terdampak badai seroja
9 Raemude, Kec. Sabu Barat 450 1892 77 382 168 688 1 1 1 1-59 % Sarana berfungsi sebagian karena perpipaan rusak
10 Raenalulu, Kec. Sabu Barat 416 1789 143 719 223 870 1 1 1 1-59 %
1 Delo, Kec. Sabu Barat 293 1195 129 527 164 668 1 1 1 >80 %
2 Deme, Kec. Sabu Liae 270 1262 150 752 120 510 1 1 1 >80 %
3 Depe, Kec. Sabu Barat 369 1473 76 381 146 546 1 1 1 >80 % Belum ada kesepakatan iuran
4 Eikare, Kec. Sabu Liae 143 533 0 0 143 533 1 1 1 0 Sarana perpipaan rusak
5 Eilode, Kec. Sabu Tengah 259 1278 70 356 138 687 1 1 1 1-59 % Sarana perpipaan rusak sebagian
6 Waduwala, Kec. Sabu Liae 252 1017 43 190 209 827 1 1 1 >80 %
7 Kotahawu, Kec. Sabu Liae 202 984 0 0 102 454 1 1 1 0 Control Panel dan bak reservoir Rusak
8 Mehona, Kec. Sabu Liae 243 874 84 309 144 501 1 1 1 0 Belum ada kesepakatan iuran
9 Raedewa, Kec. Sabu Barat 543 2091 201 809 342 1042 1 1 1 >80 %
10 Raenyale, Kec. Sabu Barat 489 1941 182 728 307 1213 1 1 1 1-59 %
11 Raerobo, Kec. Sabu Liae 139 695 0 0 53 401 1 1 1 0 Sarana perpipaan rusak
12 Roboaba, Kec. Sabu Barat 276 1154 144 576 132 578 1 1 1 1-59 %
13 Tada, Kec. Sabu Tengah 201 905 116 524 44 212 1 1 1 1-59 %
14 Tanajawa, Kec. Hawu Mehara 295 1367 76 381 162 758 1 1 1 0 Belum ada kesepakatan iuran
1 Bodae, Kec. Sabu Timur 312 1394 175 782 110 500 1 1 1 >80 %
2 Ledeae, Kec Hawu Mehara 278 1209 180 720 98 489 1 1 1 1-59 %
3 Ledekepaka, Kec. Sabu Barat 308 1176 142 542 136 514 1 1 1 1-59 %
4 Ledetalo, Kec. Sabu Liae 304 1334 142 623 57 278 1 1 1 1-59 %
5 Ramedue, Kec. Hawu Mehara 334 1420 143 608 191 812 1 1 1 0
6 Teriwu, Kec. Sabu Barat 241 1188 0 0 241 1188 1 1 1 1-59 % Sarana rusak terdampak badai siklon seroja
7 Titinalede, Kec. Sabu Barat 184 975 0 0 184 975 1 1 1 1-59 % Sarana rusak terdampak badai siklon seroja
8 Wadumeddi, Kec. Hawu Mehara 360 1300 179 716 181 584 1 1 1 1-59 %
9 Peddaro, Kec. Hawu Mehara 705 3023 136 583 569 2440 1 1 1 0
10 Eiada, Kec. Sabu Timur 214 778 149 542 65 236 1 1 1 1-59 %
1 Eilogo, Kec. Sabu Liae 284 1415 144 721 75 369 1 1 1 1-59%
2 Gurimonearu, Kec. Hawu Mehara 348 1256 143 720 205 536 1 1 1 0
3 Halapaji, Kec. Sabu Liae 204 1013 145 725 59 288 1 1 1 1-59%
4 Loborai, Kec. Sabu Timur 267 1324 146 729 121 595 1 1 1 1-59%
5 Nadawawi, Kec. Sabu Barat 472 2270 113 568 264 1235 1 1 1 0 Belum ada kesepakatan iuran
6 Raemadia, Kec. Sabu Barat 476 2290 144 720 153 851 1 1 1 1-59%
Dari data yang disajikan dalam tabel sebelumnya dapat kita ketahui
bahwa telah terbentuk sebanyak 55 KPSPAMS Desa dari 55 Desa pelaksana
program Pamsimas di 5 kecamatan yang merupakan anggota dari Asosiasi
PSPAMS “Wini Rai” Sabu Raijua.
Dari hasil pemantauan dan hasil evaluasi Asosiasi “WINI RAI” untuk
anggota KP-SPAMS di 55 Desa Pamsimas di Kabupaten Sabu Raijua sejak
pamsimas 2014-2020 (Pamsimas II-III) yang tersebar di Lima (5) kecamatan
terdapat status keberfungsian sarana Air Minum adalah sebagai berikut; 1)
terdapat 39 (tiga puluh sembilan) Desa KP-SPAMS dengan status “befungsi
baik”, 2) terdapat 9 (sembilan) Desa KP-SPAMS dengan status “berfungsi
sebagian” dan status Desa “tidak berfungsi” 7 (tujuh)
Sedangkan untuk akses masyarakat terhadap sarana air minum adalah
31.154 Jiwa dan yang belum memiliki akses sebesar 32.858 Jiwa
Tidak Ada 10
Tidak Lengkap 8
Lengkap 37
Iuran >= CR 2
20
20
15
13
10 12
10
5
0
0 1-59% 60-80 % >80 %
Legalitas : 1.
2. Anngaran Dasar
Lambang Asosiasi SPAMS Perdesaan “Wini Rai” Kabupaten Sabu Raijua adalah ;
Asosiasi PSPAMS Perdesaan “Wini Rai” Kabupaten Sabu Raijua ini mempunyai
tujuan sebagai berikut ;
1. Meningkatkan kinerja kelompok pengelola SPAMS perdesaan dalam menjamin
keberlanjutan operasi dan pemeliharaan sistem penyediaan air minum dan
sanitasi untuk peningkatan pelayanan dan akses kepada masyarakat perdesaan
Tugas pokok Asosiasi PSPAMS Perdesaan “Wini Rai” Kabupaten Sabu Raijua adalah ;
1. Memfasilitasi KPSPAMS dalam menjaga dan memelihara seluruh sarana yang ada
2. Memetakan kondisi kinerja KPSPAMS (anggota Asosiasi)
3. Memberikan masukan bagi pembinaan dan peningkatan kinerja KPSPAMS
(anggota Asosiasi)
4. Memantau peningkatan kinerja SPAMS dan kualitas pelayanan KPSPAMS
(anggota Asosiasi)
5. Memfasilitasi kemitraan bagi peningkatan kinerja KPSPAMS (anggota Asosiasi)
6. Fasilitasi pembelajaran bersama antar KPSPAMS (anggota Asosiasi)
Fungsi Asosiasi PSPAMS Perdesaan “Wini Rai” Kabupaten Sabu Raijua adalah;
1. Sebagai mitra pemerintah daerah dan lembaga penyedia AMPL-BM (Air Minum
dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat) lainnya dalam integrasi
program dan kegiatan penyelenggaraan pelayanan Air Minum Berbasis
Masyarakat
2. Dapat memberikan atau mengkoordinasikan program dan kegiatan
pendampingan (fasilitasi) dan peningkatan kapasitas (bantuan teknis dan
konsultasi) untuk anggota Asosiasi dan organisasi/lembaga masyarakat
desa/kelurahan pengelola SPAMS lainnya
3. Sebagai wadah komunikasi serta pembelajaran bersama antar pengelola AMPL
Berbasis Masyarakat, terutama anggota Asosiasi
1. DEWAN PEMBINA
Dewan Pembina adalah orang/lembaga yang dihormati diatasnya
Fungsi : Memberikan pengarahan dan pembinaan serta pelaksanaan kegiatan
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Mendorong lembaga-lembaga dan pemerintah untuk berperan serta secara
aktif dalam pelaksanaan kegiatan Asosiasi
b. Mendorong Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
dalam kegiatan Asosiasi
c. Memberi pandangan dan wawasan terhadap usulan kegiatan Asosiasi
d. Memberi masukan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan Asosiasi
© 2021 – ASOSIASI PSPAMS WINI RAI, KAB.SABU RAIJUA - NTT HAL 30
PROFIL ASOSIASI PSPAMS PERDESAAN
WINI RAI, KAB. SABU RAIJUA – NTT
TAHUN 2021
2. SEKRETARIAT
Sekretariat adalah membantu Asosiasi SPAMS Kabupaten Sabu Raijua dalam hal
penyelenggaraan administrasi pengelolaan dan teknis pelkasanaan kegiatan
Asosiasi PSPAMS Kabupaten Sabu Raijua
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Membuat formulir, surat dan bentuk lain yang diperlukan untuk kelancaran
pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan Asosiasi PSPAMS Kab. Sabu Raijua
b. Menyajikan informasi tentang pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan kepada
Pemerintah dan mitra
c. Menjalankan operasional administrasi dan pengelolaan pelaksanaan kegiatan
Asosiasi PSPAMS Kab. Sabu Raijua
d. Menyusun laporan pertanggungjawaban kegiatan, berdasarkan data yang
telah dikumpulkan dari masing masing kegiatan
3. KETUA
Ketua adalah pelaku tata laksana dan implementasi kegiatan yang memimpin dan
bertanggungjawab dalam pelaksanaan kegiatan yang representative untuk
berhubungan dengan pihak luar dalam pelaksanaan kegiatan
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Bersama anggota, ROMS Kabupaten dan pemerintah daerah menyusun
rencana kerja target tahunan dan lima tahunan, membahas, menyelesaikan
kemudian dikirim ke DPMU
b. Mengikuti pelatihan bersama – sama KPSPAMS
c. Tegas dan tidak mudah dipengaruhi baik oleh aparat maupun pihak lain yang
berkaitan dengan VISI MISI Asosiasi
d. Bersama bendahara dan sekretaris, membuka rekening Bank dan
menandatangani kuitansi pengambilan uang di bank
e. Tanggap terhadap segala permasalahan, cepat mengambil tindakan untuk
menangani masalah.
f. Memeriksa Buku Kas dan membantu penyelenggaraan administrasi yang
tertib dan transparan.
g. Menyusun, melaksanakan dan mempertanggungjawabkan Rencana Kerja
Asosiasi Kabupaten.
5. BENDAHARA
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Memegang tanggung jawab dalam pengelolaan keuangan termasuk
pembukuan keuangan Asosiasi.
b. Membantu Sekretaris Eksekutif menyusun laporan keuangan Asosiasi.
c. Memelihara semua bukti keuangan, barang-barang/jaminan dan surat-surat
berharga
d. Menyimpan dan memelihara semua arsip yang lengkap mengenai segala
transaksi keuangan.
e. Membuat laporan pertanggungjawaban keuangan dan statistik dalam waktu
selambat-lambatnya 15 hari setelah akhir bulan.
f. Menerima semua pembayaran atas nama Asosiasi, dan menyimpannya di
tempat yang aman yang ditentukan pengurus, selambat-lambatnya 28 jam
setelah penerimaan.
g. Melakukan semua tugas lain seperti membuat surat perjanjian pinjaman dan
yang lainnya.
6. SEKSI TEKNIK
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Memberikan dampingan ketrampilan teknis grafitasi, pompa dan sumur dalam
kepada KP-SPAMS.
b. Memberikan pemahaman, penjelasan kepada KP-SPAMS atas hal-hal yang
berkaitan dengan SPAMS.
c. Mengedukasi tentang PDTA dan Pemanasan Global yang berkaitan dengan
sumber air kepada KP-SPAMS.
d. Membuat laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan bidang
kerjanya.
7. SEKSI SANITASI
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Mendampingi pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan bagi KP-SPAMS.
b. Melakukan pengamatan dan pengawasan kesehatan lingkungan di tingkat
Kabupaten.
c. Melakukan pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kualitas
kesehatan lingkungan.
d. Mengembangkan teknologi tepat guna di bidang kesehatan lingungan.
e. Melaksanakan kegiatan lintas program dan lintas sektoral.
f. Berkoordinasi dengan berbagai instansi/lembaga terkait tingkat Provinsi dan
mengembangkan program terpadu untuk semua kegiatan STBM.
g. Mengkoordinasikan semua sumber pembiayaan terkait dengan STBM.
h. Memonitor perkembangan strategi nasional STBM dan memberikan
bimbingan yang diperlukan kepada KP-SPAMS.
i. Mengintegerasikan kegiatan higiene dan sanitasi yang telah ada dalam
strategi STBM.
j. Mengorganisir pertukaran pengetahuan/pengalaman antar KP-SPAMS.
8. KOORDINATOR WILAYAH
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Bertanggung jawab dalam mewakili anggota Asosiasi di wilayah kerjanya
dalam kegiatan/pertemuan di tingkat Kabupaten.
b. Menyampaikan informasi setiap kebijakan dan program kegiatan Asosiasi
secara langsung kepada seluruh anggota Asosiasi di wilayahnya.
c. Memantau setiap pelaksanaan kebijakan kepengurusan KP-SPAMS agar tetap
berjalan sesuai dengan aturan program.
d. Meninjau dan mengevaluasi kegiatan KP-SPAMS di wilayahnya.
e. Menyampaikan aspirasi KP-SPAMS di wilayahnya dalam mengemukakan saran
dan pendapat.
Visi :
Terwujudnya kualitas pelayanan SPAMS menuju pola hidup masyarakat Perdesaan
Kabupaten Sabu Raijua yang bersih dan sehat.
Misi :
Mewujudkan pola hidup masyarakat Perdesaan Kabupaten Sabu Raijua yang bersih
dan sehat melalui pelayanan SPAMS.
3.3. ANGGOTA ASOSIASI
Penyediaan layanan kebutuhan dasar termasuk air minum dan sanitasi merupakan
tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota. Untuk mewujudkan tercapainya target universal akses 100% air
minum dan sanitasi dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Untuk itu perlu ada
dukungan dari berbagai sumber pendanaan yang diarahkan pemanfaatannya untuk
pengembangan layanan air minum dan sanitasi, antara lain:
1. APBD Provinsi
Berdasarkan kebijakan Pemerintah Daerah yang mengacu kepada kebijakan
nasional maka Pemerintah Provinsi dapat mengalokasikan APBDnya untuk
pembangunan air minum dan sanitasi termasuk di Perdesaan. Alokasi APBD
Provinsi dapat digunakan untuk kegiatan mainstreaming pembangunan SPAMS
maupun kegiatan peningkatan sarana SPAMS yang sudah terbangun melalui
berbagai program-program yang terkait dengan air minum dan sanitasi.
Dukungan pendanaan APBD Provinsi dapat digunakan baik untuk kegiatan fisik
maupun non fisik, seperti:
Pembangunan sarana SPAMS baru
Pengembangan layanan
Peningkatan kinerja
Peningkatan kapasitas kelembagaan
Workshop; FGD, dll
2. APBD Kabupaten
Berdasarkan kebijakan Pemerintah Daerah yang mengacu kepada kebijakan
nasional maka Pemerintah Kabupaten/Kota dapat mengalokasikan APBDnya
untuk pembangunan air minum dan sanitasi termasuk untuk air minum dan
sanitasi Perdesaan. Alokasi APBD Kabupaten/Kota dapat digunakan untuk
kegiatan mainstreaming pembangunan SPAMS maupun kegiatan perluasan dan
peningkatan sarana SPAMS yang sudah terbangun melalui berbagai program-
program yang terkait dengan air minum dan sanitasi. Dukungan pendanaan
APBD Kabupaten/Kota dapat digunakan baik untuk kegiatan fisik maupun non
fisik, seperti:
Pembangunan sarana SPAMS baru
Pengembangan layanan
Peningkatan kinerja
Peningkatan kapasitas kelembagaan
Workshop; FGD, dll
3. APB Desa
Dana APB Desa yang dapat digunakan untuk pembangunan air minum dan
sanitasi adalah yang bersasal dari Dana Desa. Setiap tahun, Kementerian Desa
mengeluarkan Peraturan Menteri Desa dan PDTT tentang proritas penggunaan
Dana Desa. Salah satu proritas penggunaan Dana Desa yang selalu ditetapkan
adalah kegiatan pembangunan sarana air bersih skala desa dan pembangunan
sarana sanitasi. KKM berperan untuk mengadvokasi Pemerintah Desa untuk
pencapaian pembangunan 100% air minum dan sanitasi desa mealui proses
pengintegrasian PJM ProAKSi dan RKM ke dalam RPJM/RKP Desa di dalam
Musrenbang Desa.
5. Dana CSR
Dukungan dari dunia usaha baik BUMN maupun swasta untuk pembangunan air
minum dan sanitasi khususnya di perdesaan dilakukan melalui mekanisme
kerjasama/kemitraan. Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan Tingkat
Kabupaten/Kota maupun KPSPAMS dapat mengakses program CSR baik secara
langsung maupun melalui forum-forum CSR kepada perusahaan-perusahaan
yang ada di wilayah kerjanya.
Kegiatan-kegiatan PAMSIMAS yang dapat dibiayai melalui dana CSR, dapat
dibedakan menjadi kegiatan non-fisik dan kegiatan fisik.
Kegiatan Non-fisik
a. Kegiatan pemicuan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM) 5 pilar
b. Pelatihan untuk Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi (KPSPAMS) dan Asosiasi;
c. Penyediaan Fasilitator Masyarakat dan tenaga pendukung lainnya;
Kegiatan Fisik
a. Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (SPAMS) baru
untuk desa yang belum memiliki SPAMS dengan menggunakan
pendekatan PAMSIMAS;
b. Perluasan pelayanan SPAMS untuk desa binaan PAMSIMAS dalam rangka
memenuhi akses 100% air minum dan sanitasi layak;
c. Peningkatan SPAMS eksisting di desa binaan PAMSIMAS, termasuk
meningkatkan kualitas akses air minum dari Hidran Umum (HU) dan Kran
Umum (KU) menjadi Sambungan Rumah (SR) individu;
d. Kegiatan lain untuk pencapaian akses universal air minum dan sanitasi
layak.(jamban dengan tangki septik).
7. Program Hibah
a. Hibah Insentif Desa (HID)
HID diberikan kepada desa-desa yang memiliki kinerja pengelolaan SPAM
yang baik dengan tujuan agar ada peningkatan layanan air minum baik
dari aspek kualitas maupun kuantitas.
b. Hibah Insentif Kabupaten (HIK)
Hibah akan diberikan kepada desa dan kabupaten yang telah
melaksanakan Pamsimas dengan kinerja yang baik atau masih
membutuhkan dukungan untuk mengatasi kesenjangan antara kondisi
pelayanan SPAM saat ini dengan minimal pelayanan yang harus tersedia.
Hibah insentif untuk kabupaten dilaksanakan sebagai dukungan
pengembangan jangkauan dan kualitas pelayanan serta perbaikan kinerja
SPAM perdesaan untuk memastikan keberlanjutan pelayanan air minum
dan sanitasi tingkat desa.
c. Hibah Khusus Pamsimas (HKP)
HKP diberikan kepada kabupaten yang mempunyai desa-desa Pamsimas
yang memerlukan peningkatan kinerja meliputi desa dengan SPAM yang
tidak berfungsi atau berfungsi sebagian.
d. Hibah Air Minum Perdesaan
Pamsimas bekerjasama dengan Program Hibah Air Minum, memberikan
insentif hibah air minum berbasis output. Output yang diperhitungkan
adalah jumlah sambungan rumah dengan biaya maksimal sebesar biaya
investasi dan tidak lebih dari Rp. 2 Juta/SR (termasuk biaya instalasi dan
distribusi)
© 2021 – ASOSIASI PSPAMS WINI RAI, KAB.SABU RAIJUA - NTT HAL 43
PROFIL ASOSIASI PSPAMS PERDESAAN
WINI RAI, KAB. SABU RAIJUA – NTT
TAHUN 2021
Salah satu program andalan Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air
minum dan sanitasi perdesaan dengan pendekatan berbasis masyarakat adalah
Program Pamsimas. Pelaksanaan Program Pamsimas Tahun 2008-2020 telah berhasil
meningkatkan jumlah warga miskin perdesaan dan pinggiran kota yang dapat
mengakses pelayanan air minum dan sanitasi, serta meningkatkan nilai dan perilaku
hidup bersih dan sehat melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan
masyarakat ini telah meningkatkan partisipasi masyarakat sebagai mitra strategis
Pemerintah Daerah dan Pemerintah dalam menyediakan dan meningkatkan kualitas
pelayanan air minum dan sanitasi.
Berikut beberapa kisah sukses pembangunan Air Minum melalui program
PAMSIMAS di Kabupaten Sabu Raijua ;
Pada tahun 2015, Desa Loborui merupakan salah satu desa penerima
program Pamsimas melalui penganggaran regular APBN, namun pekerjaan
pembangunan Pamsimas saat itu tidak berjalan mulus karena, debit air sumur gali
yang akan dimanfaatkan menghilang karena minimnya curah hujan di wilayah
kecamatan Liae , masyarakat pun harus “dipaksa”untuk membeli air tangki yang
cukup mahal di wilayah itu, berkisar dua ratus ribu an,
Tahun demi tahun berlalu, tepatnya pada tahun 2019, melalui pembangunan
desa lewat P3MD, pemerintah desa akhirnya membangun embung yang cukup luas
untuk dimanfaatkan, menindaklanjuti pembangunan embung ini, Pamsimas melalui
menu program HKP kembali mengintervensi desa Loborui. Namun karena sumber
yang digunakan adalah embung, maka dilakukan pembanguna melalui filtrasi air dari
embung, hasilnya cukup baik sehingga masyarakat sasaran pada dusun dapat
menikmati air yang layak
Untuk mencapai tujuan dan target yang ada, hasil monitoring keberlanjutan,
laporan pengukuran dan evaluasi kinerja KPSPAMS digunakan sebagai dasar dalam
penyusunan rencana kerja Asosiasi PSPAMS ini.
Dari hasil pemantauan dan hasil evaluasi Asosiasi “WINI RAI” untuk anggota
KP-SPAMS di 55 Desa Pamsimas di Kabupaten Sabu Raijua sejak pamsimas 2014-
2020 (Pamsimas II-III) yang tersebar di Lima (5) kecamatan terdapat status
keberfungsian sarana Air Minum adalah sebagai berikut; 1) terdapat 39 (tiga puluh
sembilan) Desa KP-SPAMS dengan status “befungsi baik”, 2) terdapat 9 (sembilan)
Desa KP-SPAMS dengan status “berfungsi sebagian” dan status Desa “tidak
berfungsi” 7 (tujuh)
Asosiasi PSPAMS,
% daerah pelayanan 33 48 63 78 93 93
KPSPAMS,Pemdes, Pemda
Asosiasi PSPAMS Kabupaten Sabu Raijua mempunyai Profil Dokumen Rencana Kerja dan Profil
4.1 1 1 1 1 1 5 Asosiasi PSPAMS, KPSPAMS
sesuai data terbaru Asosiasi PSPAMS Kabupaten
Asosiasi PSPAMS,
Jumlah Desa yang memiliki Perdes Pamsimas/Pemda/Program
1.1 Dukungan Pemerintah Desa Tentang Iuran (Perdes) 0 2 1.000.000 12 10.000.000 20 8.000.000 25 5.000.000 25 KPSPAMS, Pemerintah
tentang iuran PAM BM/CSR/Iuran Anggota
Desa
Asosiasi PSPAMS,
Pamsimas/Pemda/Program
3.4. Kegiatan Peningkatan Cakupan Layanan Air Minum % cakupan pelayanan 56 66 7.225.000 76 8.075.000 86 9.350.000 96 10.200.000 96 KPSPAMS,Pemdes,
PAM BM/CSR/Iuran Anggota
Pemda
Asosiasi PSPAMS,
Pamsimas/Pemda/Program
% daerah pelayanan 33 48 7.225.000 63 8.075.000 78 9.350.000 93 10.200.000 93 KPSPAMS,Pemdes,
PAM BM/CSR/Iuran Anggota
Pemda
Asosiasi PSPAMS Kabupaten Sabu Raijua mempunyai Profil Dokumen Rencana Kerja dan Profil Pamsimas/Pemda/Program Asosiasi PSPAMS,
4.1 1 1 3.000.000 1 3.000.000 1 3.000.000 1 3.000.000 5
sesuai data terbaru Asosiasi PSPAMS Kabupaten PAM BM/CSR/Iuran Anggota KPSPAMS
Rapat Pengurus Aosiasi bersama anggota Asosiasi KPSPAMS Pamsimas/Pemda/Program Asosiasi PSPAMS,
5.1 0 2 1.500.000 2 1.500.000 2 1.500.000 2 1.500.000 8
Desa PAM BM/CSR/Iuran Anggota KPSPAMS
Pelaksanaan pembangunan Air Minum yang Masih rendahanya partisipasi masyarakat untuk ikut Penyadaran kritis kepada masyarakat lewat Belum memadainya dukungan program dan
berbasis masyarakat, memungkinkan masyarakat terlibat dalam pembangunan AM berbasis penyuluhan penyuluhan maupun pelibatan seluruh anggaran APBD bagi peningkatan akses SPAMS
terlibat aktif dari perencanaan, pelaksanaan, masyarakat komponen masyarakat dalam kegiatan penguatan berbasis masyarakat memenuhi standard
maupun pengelolaan keberlanjutan sarana/sistem kelembagaan pencapaian optimal (SDGs);
Air Minum itu sendiri
55 Lokasi sasaran Program Pamsimas sudah Masih banyak KPSPAMS yang belum mandiri, belum Memaksimalkan kemitraan dengan stakeholder Masih rendahnya pemahaman dan kesadaran
difasilitasi untuk dibentuk pengelola AM yaitu memiliki rencana kemitraan, belum memiliki terkait (Pemdes, Pemda, CSR) dalam penguatan masyarakat serta stakeholder terkait (Pemdes,
KPSPAMS untuk mengelola sarana AM terbangun administrasi pembukuan yang lengkap, belum kelembagaan KPSPAMS lewat pelatihan pelatihan Pemda) dalam mendukung keberlanjutan sarana
memiliki rencana iuran, dll. penguatan kelembagaan maupun dukungan AM di desa, Masaalah pembukuan yang tidak ada
pendanaan ataupun tidak lengkap, dan juga masalah
perencanaan penerapan iuran AM di desa oleh
KPSPAMS
BAB 5. PENUTUP
5.1. KESIMPULAN DAN SARAN
Menyadari hal itu, upaya yang akan dilakukan Asosiasi PSPAMS Perdesaan “Wini Rai”
untuk mengatasi tantangan tersebut antara lain:
LAMPIRAN