Dalam tahap penginputan, bibit padi mendapatkan bantuan dari pemerintah
pusat yang disalurkan melalui Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan. Dalam hitungan padi ini mendapatkan 2x musim panen dalam satu tahun. Adapun rincian pendanaan dalam tahap penanaman padi antara lain:
Sewa Alat Mesin Pertanian (ALSINTAN) : Rp. 800.000
Pupuk : Rp. 550.000
Sewa Lahan : Rp. 5.000.000
Maka, total biaya dalam permodalan/penginputan untuk komoditas padi sekitar
Rp 6.350.000/ha dalam satu tahun.
Produksi
Dalam tahap produksi terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan untuk
mengubah padi menjadi beras. Dalam proses pemanenan dari terdapat kegiatan memisahkan padi dari batangnya, pada kegiatan ini biasanya petani menyewa jasa dan alat pemisah tersebut dengan estimasi harga Rp 60.000,00/hari dengan rata- rata total panen sekitar 4,5 ton, sehingga untuk proses pemisahan padi menjadi gabah ini memerlukan pendanaan sekitar Rp 180.000,00. Selanjutnya, gabah padi yang telah mengalami pengeringan akan digiling dua kali menjadi buliran beras dan sekam, dimana bulir beras akan digiling kembali menjadi beras bersih dan bekatul. Dalam proses ini para petani akan menyewa jasa penggilingan padi dengan harga sewa Rp. 300/kg, sehingga untuk estimasi sewa jasa penggilingan padi per hektar sekitar Rp 1.575.000,00
Pemasaran
Pemasaran dilakukan oleh distributor dan pedagang/pengecer yang ada di
wilayah Kabupaten Way Kanan. Adapun harga rata-rata beras di Kabupaten Waykanan sebesar Rp 8.000 – Rp 10.000. Maka, kisaran harga keuntungan hingga pemasaran sebesar Rp 27.000.000 yang didapatkan dari perkalian harga beras dengan berat beras yang diperkirakan mengalami penyusutan sebesar 60% atau sebesar 2,7 ton setelah penggilingan.