Anda di halaman 1dari 2

Analisis Value Chain Padi

Sumber : Analisis Studio Wilayah RB, 2021

 Input

Dalam tahap penginputan, bibit padi mendapatkan bantuan dari pemerintah


pusat yang disalurkan melalui Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan
Peternakan. Dalam hitungan padi ini mendapatkan 2x musim panen dalam satu
tahun. Adapun rincian pendanaan dalam tahap penanaman padi antara lain:

Sewa Alat Mesin Pertanian (ALSINTAN) : Rp. 800.000

Pupuk : Rp. 550.000

Sewa Lahan : Rp. 5.000.000

Maka, total biaya dalam permodalan/penginputan untuk komoditas padi sekitar


Rp 6.350.000/ha dalam satu tahun.

 Produksi

Dalam tahap produksi terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan untuk


mengubah padi menjadi beras. Dalam proses pemanenan dari terdapat kegiatan
memisahkan padi dari batangnya, pada kegiatan ini biasanya petani menyewa jasa
dan alat pemisah tersebut dengan estimasi harga Rp 60.000,00/hari dengan rata-
rata total panen sekitar 4,5 ton, sehingga untuk proses pemisahan padi menjadi
gabah ini memerlukan pendanaan sekitar Rp 180.000,00.
Selanjutnya, gabah padi yang telah mengalami pengeringan akan digiling dua kali
menjadi buliran beras dan sekam, dimana bulir beras akan digiling kembali
menjadi beras bersih dan bekatul. Dalam proses ini para petani akan menyewa
jasa penggilingan padi dengan harga sewa Rp. 300/kg, sehingga untuk estimasi
sewa jasa penggilingan padi per hektar sekitar Rp 1.575.000,00

 Pemasaran

Pemasaran dilakukan oleh distributor dan pedagang/pengecer yang ada di


wilayah Kabupaten Way Kanan. Adapun harga rata-rata beras di Kabupaten
Waykanan sebesar Rp 8.000 – Rp 10.000. Maka, kisaran harga keuntungan
hingga pemasaran sebesar Rp 27.000.000 yang didapatkan dari perkalian harga
beras dengan berat beras yang diperkirakan mengalami penyusutan sebesar 60%
atau sebesar 2,7 ton setelah penggilingan.

Anda mungkin juga menyukai