Anda di halaman 1dari 11

3.

5 PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA


• SIFAT PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA
• A. Tujuan Pembelajaran
• Setelah kegiatan pembelajaran ini diharapkan
kamu mampu menganalisis sifat pendudukan
Jepang secara kritis, dan menyajikannya dalam
bentuk cerita sejarah

1. Awal Pendudukan Jepang di Indonesia

a. Pearl Harbour Porak Poranda

• Tanggal 7 Desember 1941, terjadi peristiwa besar, yakni


Jepang menyerbu pangkalan Angkatan Laut di Pearl
Harbour, Hawai. Nah, aksi Jepang ini merupakan
sebuah gerakan invasi militer yang kemudian dengan
cepat merambah ke kawasan Asia Tenggara. Sehingga
di Januari-Februari tahun 1942, Jepang telah
menduduki Filipina, Pontianak, Balikpapan, Palembang,
Tarakan (Kalimantan Timur), dan Samarinda, yang
mana waktu itu bangsa Belanda masih berada di
wilayah Indonesia.
• Jepang mendarat di Pulau Jawa, tepatnya di Teluk
Banten pada tanggal 1 Maret 1942, kemudian
juga di Kragan (Jawa Timur), dan di Eretan (Jawa
Barat).
• tanggal 5 Maret 1942 kota Batavia telah jatuh ke
tangan Jepang, hingga akhirnya tanggal 8 Maret
1942 Belanda secara resmi menyerah kepada
Jepang.
• Penyerahan kekuasaan kepada Jepang oleh
Belanda di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Gubernur
Jenderal Tjardaan Starkenborgh dan Jenderal Ter
Poorten menjadi wakil Belanda, kemudian
Jenderal Hitoshi Imamura menjadi wakil dari
Jepang
b. Saudara Tua diterima di Indonesia
• Masa awal kedatangan Jepang, dimana-mana
terdengar ucapan “banzai-banzai” (selamat
datang-selamat datang). Setiap kali Radio
Tokyo memperdengarkan lagu Kimigayo (lagu
kebangsaan Jepang) maka juga akan terdengar
lagu Indonesia Raya. Bendera Merah Putih
juga boleh dikibarkan berdampingan dengan
Bendera Jepang, Hinomaru
• Tentara Jepang juga mempropagandakan
bahwa kedatangannya ke Indonesia untuk:
1.Membebaskan rakyat dari cengkeraman
penjajahan bangsa Barat (Belanda)
2.Jepang juga akan membantu memajukan
rakyat Indonesia. Melalui program Pan-Asia,
3. Jepang akan memajukan dan menyatukan
seluruh rakyat Asia.
4. Jepang menegaskan kembali bahwa Jepang
tidak lain adalah “saudara tua”,
• Jepang mengobarkan Perang Asia Timur Raya
atau Perang Pasifik melawan negara-negara Barat
untuk membebaskan seluruh Asia dari
penjajahan Barat
• Propaganda itu dilakukan dengan membentuk
organisasi pergerakan, yang paling awal adalah
Gerakan Tiga A (3A)
• Nippon Pelindung Asia
• Nippon Pemimpin Asia
• Nippon Cahaya Asia
• Gerakan Tiga A didirikan pada tanggal 29 April
1942, tepat dengan Hari Nasional Jepang yakni
kelahiran (Tencosetsu) Kaisar Hirohito.
2. Pemerintahan Militer dan Sipil Jepang di
Indonesia
• tahun 1942 Jepang membentuk pemerintahan militer di
Indonesia
wilayahnya dibagi menjadi tiga wilayah pemerintahan militer.
1.Pemerintahan militer Angkatan Darat, yaitu Tentara Kedua Puluh
Lima (Tomi Shudan) untuk Sumatra. Pusatnya di Bukittinggi.
2. Pemerintahan militer Angkatan Darat, yaitu Tentara Keenam Belas
(Asamu Shudan) untuk Jawa dan Madura. Pusatnya di Jakarta.
Kekuatan pemerintah militer ini kemudian ditambah dengan
Angkatan Laut (Dai Ni Nankenkantai).
3. Pemerintahan militer Angkatan Laut, yaitu (Armada Selatan
Kedua) untuk daerah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Pusatnya
di Makassar.
Pemerintahan Sipil Jepang di Indonesia
• Gunseibu (koordinator pemerintahan
semacam gubernur) Tugasnya memulihkan
ketertiban dan keamanan. Pembagiannya
meliputi:
• Jawa Barat berpusat di Bandung
• Jawa Tengah berpusat di Semarang
• Jawa Timur berpusat di Surabaya
• Daerah istimewa (Kochi) di Yogyakarta Daerah
istimewa (Kochi) di Surakarta
• Pada Agustus 1942 Jepang menetapkan Undang-
Undang Nomor 27 tentang Aturan Pemerintahan
Daerah dan Undang-Undang Nomor 28 tentang
Aturan Pemerintahan Syu dan Tokubetsushi
(daerah istimewa, Batavia).
• Menurut UU No. 28 ini, pemerintahan daerah
yang tertinggi adalah shu (karesidenan
• Pemerintah Jepang juga membentuk tonarigumi,
yang pada masa sekarang ini kita kenal dengan
Rukun Tetangga (RT).
• Tanorigumi ini digunakan oleh pemerintah Jepang
untuk mengawasi gerak-gerik rakyat agar dapat
dipantau oleh pemerintah Jepang.
• Untuk membantu pemerintah, dibentuk pula
Badan Pertimbangan Pusat (Chuo sangi-in). Chuo
sangi-in bertugas mengajukan usul kepada
pemerintah serta menjawab pertanyaan
pemerintah mengenai politik.
• . Chuo sangi-in beranggotakan 23 orang yang
diangkat oleh Saiko Shikikan (Panglima Tertinggi).
• Pada 17 Oktober 1943, Soekarno secara resmi
diangkat sebagai Ketua Chuo sang-in. Wakilnya
RMAA Kusumo Utojo. Dalam sidang, para tokoh
nasionalis yang bergabung di Chuo sangi-in selalu
berusaha mengajukan usulan yang mengarah
pada perbaikan sosial rakyat yang saat itu
semakin buruk.
Tugas mendiri
• Salinlah materi ini pada buku catatan kalian

Anda mungkin juga menyukai