Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 1 Pendidikan Pancasila ST 13

Anggota:

1. Muhammad Raziv Zulfikar 4. Syahrul


(NIM.G1401201083) (NIM.G5401201004)
2. Amanda Yusrina 5. Winda Mertorini
(NIM.G2401201038) (NIM.G5402201030)
3. Fathin Laila Fadilah 6. Aulia Rochman
(NIM.G2401201009) (NIM.G6401201018)

MATA AIR PANCASILA SILA KE-4 DAN KE-5

Sila ke-4

Dari ujung timur hingga ujung barat pasti terdapat perbedaan dan permasalahan.
Kita sebagai rakyat, kita sebagai penerus bangsa ini pasti punyak hak, kedudukan, dan
kewajiban yang sama, tidak ada yang membeda-bedakan. Meski kita punya hak, kita
mesti memperhatikan kepentingan bersama dan jangan egois untuk itu kita
bermusyawarah dalam mengambil keputusan, kejayaan negeri ini. Pada masa
sekarang ini banyak masyarakat yang sudah tidak mengidahkan isi dari sila ke-4 pada
pancasila. Permasalahannya pun tidak dituntaskan dengan bermusyawarah. Nilai-nilai
sila ke-4 pun mulai pudar seiring berjalannya waktu, bahkan pemerintah yang
seharusnya menjadi contoh bagi seluruh masyarakat seakan lupa dengan nilai-nilai
tersebut. Mereka seolah menginginkan dirinya menjadi yang terdepan dalam membuat
kebijakan tanpa adanya musyawarah. Bahkan dalam peresmian kebijakannya pun
dilakukan ditengah kemalaman. Apakah itu yang dinamakan musyawarah di negeri
ini? Ada apa dengan negeri ini? Negeri yang terkenal dengan keramahan dan
keindahannya, negeri yang terkenal dengan toleransi dan gotong royongnya, negeri
yang terkenal dengan nilai pancasilanya. Namun sekarang dapat kita lihat, nilai-nilai
hanyalah sebuah angan dalam hembusan angin, hanya sebuah kata-kata tanpa adanya
penerapan. Mau jadi apa negara kita jika terus seperti ini? Apa yang harus kita
lakukan untuk mengembalikan nilai-nilai tersebut? Bagaimana caranya kita
menghadapi ini semua? Berpikir, kemudian berbuatlah. Karena jika bukan generasi
muda untuk melakukan perubahan, siapa lagi?.

Sila ke-5

Rintihan bahkan jeritan amanat penderitaan rakyat masih menggema di berbagai


penjuru Nusantara setelah 75 tahun Indonesia merdeka. Keadilan yang merupakan
keadaan seimbang atau sama rata tanpa adanya yang menonjol satu sama yang lain.
Seharusnya keadilan dapat dirasakan oleh setiap warga negara Indonesia. Namun,
masih banyak hak-hak rakyat yang belum dipenuhi serta masih banyak yang merasa
diperlakukan tidak adil. Contohnya daerah pelosok yang menjadi korban
ketidakadilan, banyak kesenjangan fasilitas, banyak kesenjangan pendidikan, dan
banyak kesenjangan kesehatan. Serta masih ada di negeri ini yang melakukan praktik
diskriminasi dari para penguasa. Sungguh miris dengan keadilan di negeri ini, negeri
yang katanya menganut sistem “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
namun saat ini menjadi penganut sistem “Keadilan Sosial bagi Kaum Kelas Atas”.
Pepatah pernah mengatakan bahwa hukum di Indonesia “Tajam ke bawah tumpul ke
atas”. Tak heran jika masih banyak perlakuan ketidakadilan bagi golongan kelas
bawah, sebab hukum dinegeri ini dapat dibeli dengan uang bagi para penguasa, para
petinggi, ataupun para pimpinan. Dari sini kita dapat menyatakan ketidakadilan
tersebut seperti hukum yang tumpul diatas, tajam dibawah. Sungguh miris pada
keadilan di negeri ini, keadilan hanya untuk para golongan atas, keadilan hanya untuk
orang yang punya uang. Sudah tidak bisa diharapkan lagi di negeri ini, kemanakah
perginya keadilan?!

Anda mungkin juga menyukai