Anda di halaman 1dari 15

LEMBAR BELAJAR MAHASISWA 2

A. Judul: nyeri pinggang


B. Skenario

Penderita pria 40 tahun dengan gangguan nyeri pinggang kanan tembus ke


depan perut sampai di buah zakar dan paha sisi dalam, keluhan dirasakan
sejak beberapa hari yang lalu. Nyeri dirasakan mendadak dan hilang timbul.
Buang air kecil terasa anyang-anyangan. Riwayat pernah buang air kecil
berpasir dan berwarna kemerahan. Pasien keseharian bekerja sebagai petani.
Pasien sehari-hari minum dari air sumur di rumahnya. Pasien saat ini tinggal di
daerah Kendal. Riwayat keluarga, ibu pasien pernah menjalani operasi
pyelolithotomi sekitar 15 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tampak kesakitan. Abdomen tidak didapatkan kelainan. Pada pemeriksaan
flank kanan tidak didapatkan bulging, warna kulit seperti sekitar, tidak
tampak adanya sikatriks dan nyeri ketok CVA (+), teraba ginjal kanan
ballotemen (+).

STEP 1
1. Pyelolithotomi : tindakan bedah pengambilan batu yg ada dipelvis renalis
2. Ballotemen : px dibagian ginjal untuk menentukan curiga bengkak ginjal,
pembesaran ginjal sebelah kanan. Prosedur pada px fisik region abdomen dg tangan
kiri pasien disebelah VT-12-VL2.
STEP7
1. Mengapa merasakan nyeri menjalar dari pinggang sampai buah zakar dan nyeri
hilang timbul dan mendadak?
Adanya benda asing dibagian proximal ureter akan menyebabkan rasa sakit yg
dijalarkan sepanjang ureter. Rasa sakit ini dijalarkan melalui saraf
genitofemoralis (Simpatis,pada tulang belakang selalu bersifat simpatis (nyeri
pda iritasi)) yg akan mengiritasi pusat refleks di medula spinalis (T11-12) dan
menyebabkan rasa sakit di testis pada atau ovarium pada wanita dan kadang2
dirasakan sakit dimeatus uretra internus dan uretra shg menyebabkan rasa
sakit waktu kencing. Adanya viscerosensory refleks melalui n.ilioinguinalis
menyebabkan hiperestesi dipaha bagian medial yg dibatasi oleh ligamentum
inguinale dibagian cranial, otot sartorius dibagian lateral dan otot aduktor
dibagian medial.Bila pada daerah ini dicubit maka timbul rasa sakit yg hebat
dan testis tertarik ke inguinal sbg pembanding bila sisi yg kontra lateral dicubit
hanya akan terjadi kontraksi otot kremaster

URETEROLITHIASIS 1/3 Proximal : T10 Nyeri di umbilikus

1/3 Tengah : L1 - L4 Nyri di daerah Femoris (Sejajar Paha dan Inguinal)

1/3 Distal : S2 - S4 nyeri di daerah Genitalia Eksterna

Ilmu Bedah 2 seri catatan kuliah edisi 2005 ; hal 44

2. Mengapa pada pasien ditemukan riwayat pernah buang air kecil berpasir dan
berwarna kemerahan?
- Batu terdiri dari kristal-kristal dimana tersusun dari bahan anorganik dan organic
yang terlarut dalam urine. Kristal-kristal tersebut tetap dalam keadaan mestastable
(tetap terlarut), dalam keadaan ini dipengaruhi oleh suhu, pH larutan, adanya
koloid dalam urine, konsentrasi solute di dalam urine, laju aliran urine di dalam
saluran kemih, atau adanya korpus alienum di dalam saluran kemih yang
bertindak sebagai inti batu. Dimana nanti kristal akan saling melakukan presipitasi
bila kristal tidak dalam keadaan tertentu, yang nantinya presipitasi akan
membentuk inti batu (nukleasi) dan akan melakukan agregasi. Dimana selama
melakukan agregasi akan menarik bahan-bahan lain sehingga kristal akan menjaid
lebih besar dari sebelumnya. Karena ukurannya semakin besar tetapi agregrat dari
kristal masih rapuh dan belum cukup membuntu saluran kemih. Unutk itu agregat
kristal akan menempel pada epitel saluran kemih (membentuk retensi kristal), dari
sini bahan-bahan lain akan diendapkan pada agregat sehingga membentuk batu
yang cukup besar untuk menyumbat saluran kemih.
- Macam hematuria (bds letak) :
a. Inisial = hematuria yg keluar warna merah saat BAK, shg kelainan di uretra
b. Terminal = pertama keluar ga merah, saat selesai BAK merah, kelainan di VU
c. Total = awal – akhir merah, kelainan dari ureter, VU, uretra
- Macam Hematuria bds warna :
a. Makroshematuri = gross hematuria (merah pekat)
b. Pseudohematuri = ada urin merah tp bukan krn eritrosit, kandungannya
Hb, mioglobin, peningkatan as urat, makanan, minuman

Hematuria
Batu yang terperangkap di dalam ureter (kolik ureter) sering mengalami
desakan berkemih, tetapi hanya sedikit urin yang keluar. Keadaan ini akan
menimbulkan gesekan yang disebabkan oleh batu sehingga urin yang
dikeluarkan bercampur dengan darah (hematuria). Hematuria tidak selalu
terjadi pada pasien urolithiasis, namun jika terjadi lesi pada saluran kemih
utamanya ginjal maka seringkali menimbulkan hematuria yang masif, hal
ini dikarenakan vaskuler pada ginjal sangat kaya dan memiliki sensitivitas
yang tinggi dan didukung jika karakteristik batu yang tajam pada sisinya.

secara
secara
perlahan
perlahan
Nukleasi
Nukleasi timbunan
timbunan
Kristal (Ca
Kristal (Ca akan
akan Sel
Sel epitel
epitel Iritasi
Iritasi
Oksalat
Oksalat & & membesar
membesar mengalami
mengalami membran
membran Pendarahan
Pendarahan Hematuria
Hematuria
Oksalat,
Oksalat, serta
serta gesekan
gesekan lesi
lesi mukos
mukos
Garam)
Garam) kristal
kristal
terhadap
terhadap
mukosa
mukosa

PUSPITASARI, DIAN (2020) ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA PASIEN UROLITHIASIS DENGAN TINDAKAN URETEROSCOPY DAN
LITHOTRIPSY DI RUANG OPERASI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2020. Diploma thesis, Poltekkes
Tanjungkarang.

3. Mengapa timbul nyeri ketok dan penyebabnya?


Nyeri pada saluran kemih dapat menimbulkan dua jenis nyeri yaitu nyeri kolik dan
non kolik. Nyeri kolik terjadi karena adanya stagnansi batu pada saluran kemih sehingga
terjadi resistensi dan iritabilitas pada jaringan sekitar. Nyeri kolik juga karena adanya
aktivitas peristaltik otot polos ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu
pada saluran kemih. Peningkatan peristaltik itu menyebabkan tekanan intraluminalnya
meningkat sehingga terjadi peregangan pada terminal saraf yang memberikan sensasi
nyeri. Nyeri non kolik terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi hidronefrosis
atau infeksi pada ginjal sehingga menyebabkan nyeri hebat. Rasa nyeri akan bertambah
berat apabila batu bergerak turun dan menyebabkan obstruksi. Pada ureter bagian distal
(bawah) akan menyebabkan rasa nyeri di sekitar testis pada pria dan labia mayora pada
wanita.
PUSPITASARI, DIAN (2020) ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA PASIEN UROLITHIASIS DENGAN TINDAKAN URETEROSCOPY DAN
LITHOTRIPSY DI RUANG OPERASI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2020. Diploma thesis, Poltekkes
Tanjungkarang.

4. Mengapa pasien merasakan buang air kecil spt anyang anyangan?


Adanya obstruksi pada saluran kemih, maka aliran urin (urine flow) mengalami
penurunan sehingga sulit sekali untuk miksi secara spontan. Pada pasien
nefrolithiasis, obstruksi saluran kemih terjadi di ginjal sehingga urin yang masuk ke
vesika urinaria mengalami penurunan. Sedangkan pada pasien uretrolithiasis,
obstruksi urin terjadi di saluran paling akhir sehingga kekuatan untuk mengeluarkan
urin ada namun hambatan pada saluran menyebabkan urin stagnansi. Batu dengan
ukuran kecil mungkin dapat keluar secara spontan setelah melalui hambatan pada
perbatasan uretero pelvik, saat ureter menyilang vasa iliaka dan saat ureter masuk ke
dalam buli-buli (Purnomo, 2012).

5. Apa hubungan penyakit pasien dg kebiasaan minum air sumur dan pekerjaannya sbg
petani?
Syarat air layak minum
Parameter kualitas air:
 Kualitas fisik:
a. Tidak berwarnaAir untuk keperluan rumah tapngga harus jernih. Air yang
berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi
kesehatan, artinya sebaiknya air minum tidak berwarna untuk alasan estetis
dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun
mikroorganisme yang berwarna. Warna dapat disebabkan tanin dan asam
humat atau zat organik, sehingga bila terbentuk bersama klor dapat
membentuk senyawa kloroform yang beracun, sehingga berdampak terhadap
kesehatan pengguna air
b. Tidak berbauAir yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh
maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang
sedang mengalami penguraian oleh mikroorganisme air.
c. Rasanya tawarSecara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa
asam, manis, pahit, atau asin menunjukkan bahwa kualitas air tersebut tidak
baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam
air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organi maupun asam
anorganik. Air dengan rasa yang tidak tawar dapat menunjukkan kehadiran
berbagai zat yang membahayakan kesehatan, seperti rasa logam
d. KekeruhanAir yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisik seperti
berikut jernih atau tidak keruh. Air yang keruh disebabkan mengandung
partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna/rupa yang
berlumpur dan kotor. Untuk standar air bersih ditetapkan oleh Permenkes RI
No. 492 / Menkes / Per / IV / 2010, yaitu kekeruhan yang dianjurkan
maksimum 5 NTU.Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang
tersuspensi, baik yang bersifat organik, maupun anorganik. Zat anorganik
biasanya berasal dari lapukan tanaman atau hewan, dan buangan industri
juga berdampak terhadap kekeruhan air, sedangkan zat organik dapat
menjadi makanan bakteri, sehingga mendukung pembiakkannya dan dapat
tersuspensi dan menambah kekeruhan air. Air yang keruh sulit didisinfeksi
karena mikroba terlindung oleh zat tersuspensi tersebut, sehingga
berdampak terhadap kesehatan, bila mikroba terlindung menjadi pathogen.
e. Temperatur normalAir yang baik harus memiliki temperatur sama dengan
temperatur udara (± 3 0C). Air yang secara mencolok mempunyai temperatur
di atas atau di bawah temperatur udara berarti mengandung zat-zat tertentu
yang mengeluarkan atau menyerap energi dalam air. Berdasarkan aspek
suhu air, diketahui bahwa suhu air yang tidak sejuk atau berlebihan dari suhu
air yang normal akan mempermudah reaksi zat kimia, sehingga secara tidak
langsung berimplikasi terhadap keadaan kesehatan pengguna air
f. Tidak mengandung zat padatanBahan padat adalah bahan yang tertinggal
sebagai residu pada penguapan dan pengeringan pada suhu 103-105 oC

 Kualitas kimia:
 Kualitas mikrobiologi:

6. Apa hubungan riwayat keluarga dgn ibu yg pernah menjalani operasi pyelolithotomi?
Pasien yang memiliki riwayat keluarga dengan urolithiasis ada kemungkinan
membantu dalam proses pembentukan batu saluran kemih pada pasien (25%) hal ini
mungkin disebabkan karena adanya peningkatan produksi jumlah mucoprotein pada
ginjal atau kandung kemih yang dapat membentuk kristal dan membentuk menjadi batu
atau calculi (Colella, et al., 2005 dalam Silla 2019).
PUSPITASARI, DIAN (2020) ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA PASIEN UROLITHIASIS DENGAN TINDAKAN URETEROSCOPY DAN
LITHOTRIPSY DI RUANG OPERASI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2020. Diploma thesis, Poltekkes
Tanjungkarang.

7. Bagaimana cara pemeriksaan ballotemen dan interpretasi ?


Cara pemeriksaan ginjal mirip dengan palpasi limpa. Pemeriksaan ginjal
dilakukan dengan cara bimanual dikarenakan letak ginjal merupakan organ
retroperitoneal. Pemeriksaan ginjal tidak mudah pada bayi dan anak.
Tangan kanan berada diatas perut kanan atas, sedangkan tangan yang lain
diletakkan di bawahnya. Anak disuruh napas dalam, pada saat akhir inspirasi, tangan
kanan menekan kebawah, sedangkan tangan kiri mengangkat keatas. Ginjal terletak
diantara kedua tangan,dan sudut yang dibentuk oleh palapasi biamnual disebut
ballotement.
Pada kecurigaan adanya pembesaran ginjal, akan teraba sensasi seperti massa
ginjal yang ikut bergerak yang diterima pada tangan yang mendapatkan tekanan.
Hal ini disebut dengan ballotement positif. Seharusnya hasil yang diperoleh
dalam kondisi normal adalah ballotement negatif.
Pembesaran pasti terjadi jika pada pemeriksaan fisis ginjal teraba. Pembesaran
ginjal biasanya disebabkan oleh obstruksi (hidronefrosis), infeksi, kiste, ataupun tumor.
Pembesaran ginjal bilateral disebabkan oleh polikistik ginjal atau uropati obstruksi
karena kelainan katub uretra posterior.
Pedoman Keterampilan Medik 4 By Margarita Rehatta · 2020
8. Apa etiologic dan factor rsiko pada kasus diskenario?
a. Intriksik
- Herediter
Salah satu penyebab batu ginjal adalah faktor keturunan misalnya Asidosis
tubulus ginjal (ATG). ATG menunjukkan suatu gangguan ekskresi H+ dari
tubulus ginjal atau kehilangan HCO3 dalam air kemih, akibatnya timbul
asidosis metabolik. Riwayat BSK bersifat keturunan, menyerang beberapa
orang dalam satu keluarga39. Penyakit-penyakit heriditer yang menyebabkan
BSK antara lain:
a) Dent’s disease yaitu terjadinya peningkatan 1,25 dehidroksi vitamin D
sehingga
penyerapan kalsium di usus meningkat, akibat hiperkalsiuria, proteinuria,
glikosuria, aminoasiduria dan fosfaturia yang akhirnya mengakibatkan
batu
kalsium oksalat dan gagal ginjal.
b) Sindroma Barter, pada keadaan ini terjadi poliuria, berat jenis air kemih
rendah hiperkalsiuria dan nefrokalsinosis
- Jenis Kelamin
Pada laki-laki lebih sering terjadi dibanding wanita 3:1. Pada laki-laki adanya
peningkatan kadar hormon testosteron dan penurunan kadar hormon
estrogen meningkatkan kadar oksalat sehingga lebih sering terjadi
pembentukan batu. Sedangkan pada wanita karena kadar hormone estrogen
tinggi dapat melindungi dari pembentukan batu, dimana ikatan kalsium dan
oksalah dapat dicegah.
- Umur  30-60 tahun
b. Ekstrinsik
- Geografi : Prevalensi BSK tinggi pada mereka yang tinggal di daerah
pegunungan, bukit atau daerah tropis. Daerah pegunungan banyak sumber air
mineral (fosfor, kalsium, magnesium) meningkatkan resiko terjadinya BSK.
- Iklim Dan Cuaca : Pada daerah bersuhu tinggi. Temperatur yang tinggi akan
meningkatkan
keringat dan meningkatkan konsentrasi air kemih. Konsentrasi air kemih yang
meningkat akan meningkatkan pembentukan kristal air kemih.
- Jumlah air yg diminum
Apabila seseorang kekurangan air minum maka dapat terjadi supersaturasi
bahan pembentuk BSK. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya BSK. Pada
penderita dehidrasi kronik pH air kemih cenderung turun, berat jenis air kemih
naik, saturasi asam urat naik dan menyebabkan penempelan kristal asam urat.
- Diet/Pola makan
Kebutuhan protein untuk hidup normal per hari 600 mg/kg BB, bila berlebihan
maka risiko terbentuk batu saluran kemih akan meningkat.
Sayuran yang mengandung oksalat sawi bayam, kedele, brokoli, asparagus,
menyebabkan hiperkalsiuria dan resorbsi kalsium sehingga menyebabkan
hiperkalsium yang dapat menimbulkan batu kalsium oksalat
- Jenis pekerjaan
Kejadian BSK lebih banyak terjadi pada pegawai administrasi dan orang orang
yang banyak duduk dalam melakukan pekerjaannya karena mengganggu proses
metabolisme tubuh.
- Kebiasaan menahan buang air kemih
Kebiasaan menahan buang air kemih akan menimbulkan stasis air kemih yang
dapat berakibat timbulnya Infeksi Saluran Kemih (ISK). ISK yang disebabkan
kuman pemecah urea sangat mudah menimbulkan jenis batu struvit. Selain itu
dengan adanya stasis air kemih maka dapat terjadi pengendapan Kristal.
Sumber : Menon M, Resnick, Martin I. Urinary Lithiasis: Etiologi and Endourologi, in:
Chambell’s Urology, 8th ed, Vol 14, W.B. Saunder Company, Philadelphia, 2002:
3230-3292.
1) Jenis Kelamin
Pasien dengan urolithiasis umumnya terjadi pada laki-laki 70-81%
dibandingkan dengan perempuan 47-60%, salah satu penyebabnya adalah adanya
peningkatan kadar hormon testosteron dan penurunan kadar hormon estrogen pada
laki-laki dalam pembentukan batu (Vijaya, et al., 2013). Selain itu, perempuan
memiliki faktor inhibitor seperti sitrat secara alami dan pengeluaran kalsium
dibandingkan lakilaki (NIH 1998-2005 dalam Colella, et al., 2005; Heller, et al.,
2002).
2) Umur
Urolithiasis banyak terjadi pada usia dewasa dibanding usia tua, namun bila
dibandingkan dengan usia anak-anak, maka usia tua lebih sering terjadi (Portis &
Sundaram, 2001). Rata-rata pasien urolithiasis berumur 19-45 tahun (Colella, et al.,
2005; Fwu, et al., 2013; Wumaner, et al., 2014).
3) Riwayat Keluarga
Pasien yang memiliki riwayat keluarga dengan urolithiasis ada kemungkinan membantu
dalam proses pembentukan batu saluran kemih pada pasien (25%) hal ini mungkin
disebabkan karena adanya peningkatan produksi jumlah mucoprotein pada ginjal atau
kandung kemih yang dapat membentuk kristal dan membentuk menjadi batu atau calculi
(Colella, et al., 2005).
4) Kebiasaan diet dan obesitas
Intake makanan yang tinggi sodium, oksalat yang dapat ditemukan pada teh, kopi instan,
minuman soft drink, kokoa, arbei, jeruk sitrun, dan sayuran berwarna hijau terutama
bayam dapat menjadi penyebab terjadinya batu (Brunner & Suddart, 2015). Selain itu,
lemak, protein, gula, karbohidrat yang tidak bersih, ascorbic acid (vitamin C) juga dapat
memacu pembentukan batu (Colella, et al., 2005; Purnomo, 2012). Peningkatan ukuran
atau bentuk tubuh berhubungan dengan resiko urolithiasis, hal ini berhubungan dengan
metabolisme tubuh yang tidak sempurna (Li, et al., 2009) dan tingginya Body Mass Index
(BMI) dan resisten terhadap insulin yang dapat dilihat dengan adanya peningkatan berat
badan dimana ini berhubungan dengan penurunan pH urin (Obligado & Goldfarb, 2008).
Penelitian lain juga dilakukan oleh Pigna, et al., (2014) tentang konten lemak tubuh dan
distribusi serta faktor resiko nefrolithiasis menyatakan bahwa rata-rata reponden
memiliki berat badan 91,1 kg dengan rata-rata lemak total 24,3 kg. Berdasarkan
pemeriksaan pH urin dan SI asam urat dalam 24 jam serta pengukuran adiposa di
berbagai bagian tubuh didapatkan bahwa lemak tubuh sangat erat hubungannnya dengan
pembentukan batu asam urat dibanding berat badan total dan BMI yang rendah, hal ini
dapat dikarenakan adanya kebiasaan yang buruk dalam mengontrol diet. Colella, et al.,
(2005) menyatakan kebiasaan makan memiliki kemungkinan berhubungan dengan status
sosial diatas rata-rata terhadap kejadian urolithiasis.
5) Faktor lingkungan
Faktor yang berhubungan dengan lingkungan seperti letak geografis dan iklim. Beberapa
daerah menunjukkan angka kejadian urolithiasis lebih tinggi daripada daerah lain
(Purnomo, 2012). Urolithiasis juga lebih banyak terjadi pada daerah yang bersuhu tinggi
dan area yang gersang/ kering dibandingkan dengan tempat/ daerah yang beriklim sedang
(Portis & Sundaram, 2001). Iklim tropis, tempat tinggal yang berdekatan dengan pantai,
pegunungan, dapat menjadi faktor resiko tejadinya urolithiasis (Colella, et al., 2005).
6) Pekerjaan
Pekerjaan yang menuntut untuk bekerja di lingkungan yang bersuhu tinggi serta intake
cairan yang dibatasi atau terbatas dapat memacu kehilangan banyak cairan dan
merupakan resiko terbesar dalam proses pembentukan batu karena adanya penurunan
jumlah volume urin (Colella, et al., 2005). Aktivitas fisik dapat mempengaruhi terjadinya
urolithiasis, hal ini ditunjukkan dengan aktivitas fisik yang teratur bisa mengurangi resiko
terjadinya batu asam urat, sedangkan aktivitas fisik kurang dari 150 menit per minggu
menunjukkan tingginya kejadian renal calculi seperti kalsium oksalat dan asam urat
(Shamsuddeen, et al., 2013).
7) Cairan
Asupan cairan dikatakan kurang apabila < 1 liter/ hari, kurangnya intake cairan inilah
yang menjadi penyebab utama terjadinya urolithiasis khususnya nefrolithiasis karena hal
ini dapat menyebabkan berkurangnya aliran urin/ volume urin (Domingos & Serra, 2011).
Kemungkinan lain yang menjadi penyebab kurangnya volume urin adalah diare kronik
yang mengakibatkan kehilangan banyak cairan dari saluran gastrointestinal dan
kehilangan cairan yang berasal dari keringat berlebih atau evaporasi dari paru-paru atau
jaringan terbuka. (Colella, et al., 2005). Asupan cairan yang kurang dan tingginya kadar
mineral kalsium pada air yang dikonsumsi dapat meningkatkan insiden urolithiasis
(Purnomo, 2012).
PUSPITASARI, DIAN (2020) ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA PASIEN UROLITHIASIS DENGAN TINDAKAN URETEROSCOPY DAN
LITHOTRIPSY DI RUANG OPERASI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2020. Diploma thesis, Poltekkes
Tanjungkarang.

9. Apa diagnosis dan diagnosis banding pada scenario?


Dd :
Anamnesis, px fisik penunjang batu.
1.Perlvis renalis : sakit terus menerus, nyeri berasal dari daerah renal dan mnyebar ke
area anterior, hematuria, nyeri kolik renal,
2.Ureter : nyeri menyebar ke paha dan genital, pasien yg menderita suka ingin berkemih
tp urine sedikit, keluarnya darah
3.V.u : bisa menyebabkan gejala iritasi sampai infeksi.
Karena batu menyumbat di vu, bisa tjd retensi urin.
Hiposistarui ada kalsium sitrat,
Hipomagnesuria
-Nephrokalsinosis
-Hidronefrosis
-Pyelonephritis
Perlu lakuka px lanjutan
Dd urolithiasis
10. Apa pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yg dapat dilakukan?
Gambaran batu saluran kemih dilakukan pemeriksaan:
A. Ultrasonografi
gootu ureter, dan tidak dapat membedakan batu kalsifikasi dan batu radiolusen.
B. Pemeriksaan radiografi
Foto abdomen biasa dapat menunjukkan
- ukuran, bentuk dan posisi
- membedakan batu kalsifikasi
- densitas tinggi: kalsium oksalat dan kalsium fosfat
- densitas rendah: struvite, sistin, dan campuran keduanya
- indikasi dilakukan uji kualitatif sistin pada pasien muda
- Menunjukkan lokasi batu dalam sistem kolektikus
- Menunjukkan kelainan anatomis
Keterbatasan pemeriksaan foto sinar tembus abdomen adalah tidak dapat untuk
menentukan batu radiolusen, batu kecil dan batu yang tertutup bayangan struktur
tulang. Pemeriksaan ini tidak dapat membedakan batu dalam ginjal dan batu luar
ginjal.
C. Urogram
Deteksi batu radiolusen sebagai defek pengisian (filling) (batu asam urat, xantin, 2,8-
dihidroksiadenin ammonium urat)
D. CT-scan helikal dan kontras
Investigasi biokimiawi
Pemeriksaan laboratorium rutin, sampel dan air kemih. Pemeriksaan pH, berat jenis
air kemih, sedimer air kemih untuk menentukan hematuri, leukosituria, dan
kristaluria. Pemeriksaan kultur kuman penting untuk adanya infeksi saluran kemih.
Apabila batu keluar, diperlukan pencarian faktor risiko dan mekanisme timbulnya
batu.
Perlu dilakukan:
- penampungan air kemih 24 jam (atau waktu tertentu)
- pengurangan pH air kemih
- penampungan air kemih dengan bahan pengawet 10 mL timol 5% di dalam
isopropanol untuk 2 L, atau 15 mL HCI 6 N
- pemeriksaan serum
- mengikuti protokol diet
Cara Pengumpulan air kemih
- pada hari penampungan air kemih, air kemih dibuang sesudah bangun pagi dan
dicatat waktu pengosongan air kemih
- sesudahnya, semua air kemih ditampung ke dalam botol. Diusahakan jangan ada
air kemih yang hilang, tampungan disimpan dalam tempat dingin
- penampungan sampai dengan waktu yang sama dengan sehari sebelumnya
- bila pengumpulan lengkap, kemudian dibawa ke laboratorium secepatnya
BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM Edisi Keenam dr. @nab MUS~~ Jilid I

11. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik yang telah dilakukan?


- Pada pemeriksaan fisik didapatkan tampak kesakitan :
- Abdomen tidak didapatkan kelainan.
- Pada pemeriksaan flank kanan tidak didapatkan bulging,
- warna kulit seperti sekitar,
- tidak tampak adanya sikatriks dan nyeri ketok CVA (+),
- teraba ginjal kanan ballotemen (+).

12. Apa saja tatalaksana yg dapat dilakukan?


Tujuan pengobatan :
Mengatasi Gejala. Batu saluran kemih dapat menimbulkan keadaan darurat bila batu
turun dalam sistem kolektikus dan dapat menyebabkan kelainan sebagai kolik ginjal atau
infeksi di dalam sumbatan saluran kemih. Nyeri akibat batu saluran kemih yang dapat
dijelaskan lewat dua mekanisme: (1) dilatasi sistem sumbatan dengan peregangan
reseptor sakit dan (2) iritasi lokal dinding ureter atau dinding pelvis ginjal disertai edema
dan penglepasan mediator sakit.
Keluhan nyeri kolik batu saluran kemih dapat dilakukan diagnosis banding dengan
keadaan seperti: a). Kolik ginjal akibat penyakit urologi yang lain, seperti aliran bekuan
darah, aliran jaringan nekrotik, striktur, kompresi atau angulasi berat ureter, b). Nyeri
abdomen oleh sebab lain, seperti gastrointestinal (apendisitis,kolesistitis, batu empedu,
pankreatitis), vaskular (infark ginjal, infark limpa, aneurisma aorta), ginekologi (kista
ovarium, adneksitis, kehamilan ektopik, endometriosis), dan lainnya (abses psoas, infark
jantung, diabetes mellitus, feokromositoma).
Sumbatan dalam sistem kolektikus tidak selalu dihubungkan dengan kolik ginjal.
Kombinasi nyeri pinggang dan febris merupakan petanda, infeksi saluran kemih dan
dilatasi sistem kolektikus yang merupakan petanda timbulnya kedaruratan untuk
menghilangkan sumbatan. Pengobatan hanya dengan pemberian antibiotiksaja kurang
memadai. Infeksi progresif menyebabkan sepsis urologi dan dilaporkan mortalitasnya
lebih dari 50%.
Tindakan emergensi ditujukan kepada pasien dengan kolik ginjal. Pasien
dianjurkan untuk tirah baring dan dicari penyebab lain. Berikan spasme analgetik atau
inhibitor sintesis prostaglandin (intravena, intramuskular, atau supositoria).
Pengambilan Batu. a). Batu dapat keluar spontan. Bila masalah akut dapat
diatasi, gambaran radiologis yang ditemukan adalah merupakan basis penanganan
selanjutnya. Berdasarkan ukuran, bentuk dan posisi batu dapat diestimasi batu akan
keluar spontan atau harus diambil. Sekitar 60-70% dari batu yang turun spontan sering
disertai dengan serangan kolik ulangan. Diberikan terapi atau untuk pencegahan kolik,
dijaga pembuangan tinja tetap baik, diberikan terapi antiedema dan diberikan diuresis,
serta aktivitas fisis. Batu tidak diharapkan keluar spontan bila batu ukuran sebesar atau
melebihi 6mm, disertai dilatasi hebat pelvis, infeksi atau sumbatan sistem kolektikus dan
keluhan pasien terhadap nyeri dan kerapan nyeri. Bila diperkirakan tidak memungkinkan
keluar spontan dilakukan tindakan pengambilan batu dan pencegahan batu kambuh. b).
Pengambilan batu: gelombang kejutan litotrips ekstrakorporeal, perkutaneous
nefrolitomi/cara lain, pembedahan
Pemberian Obat (untuk mencegah presipitasi batu baru kalsium oksalat,
disesuaikan kelainan metabolik yang ada). a). Hiperkalsiuria idiopatik. Batasi
pemasukan garam dan diberikan diuretic tiazid seperti hidroklorotiazid perhari 25-50mg.
Regimen ini dapat menurunkan ekskresi kalsium sebanyak 150 mg/hari (3,75 mmol/hari).
Keduanya menurunkan insidensi batu baru sebesar 90 persen (walaupun ada perbaikan 50
sampai 65 persen pada pasien sebagai kelompok plasebo). Hindarkan terjadinya
hipokalemia, bila perlu ditambahkan kalium sitrat atau kalium bikarbonat. b). Pemberian
fosfat netral (ortofosfat), yang mengurangi ekskresi kalsium dan meningkatkan ekskresi
inhibitor kristalisasi (seperti pirofosfat). c). Hiperurikosuria (diberikan alopurinol 100
sampai 300 mg/ hari). Pembentukan batu baru menurun sampai 80 persen dengan
alopurinol (hanya 60 persen dengan plasebo). Hipositraturia (diberikan kalium sitrat).
Hasil penelitian dengan kontrol dilaporkan insidens pembentukan batu baru menurun
pada pasien hipositraturia dari 1,2 jadi 0,1 per tahun pasien dalam kelompok yang
diberikan kalium sitrat dibandingkan kelompok plasebo yang tidak berubah. Manfaat ini
dihubungkan dengan ekskresi sitrat dalam air kemih meningkat dua kali. Pemberian
minuman 2 buah jeruk nipis diberikan sesudah makan malam pada pasien batu ginjal
kalsium dengan hipositraturia dilaporkan dapat meningkatkan ekskresi asam sitrat dan pH
air kemih di atas 6 secara bermakna. Masukan 4 ons jus lemon perhari (dicampur dengan
air sebanyak 2 liter) gkatkan ekskresi sitrat air kemih pada 11 dari 12 pasien (rata-rata
peningkatan 142 sampai 346mg/hari). e). Hiperoksaluria enterik, diusahakan pengurangan
absorbsi oksalat intestinal, diberikan banyak masukan cairan, kalium sitrat (kalsium sitrat
untuk mengkoreksi asidosis metabolik bila ada), kalsium karbonat (kalsium karbonat oral
1 sampai 4 g/hari untuk mengikat oksalat lumen intestinal). Walaupun beberapa kalsium
diabsorbsi, terjadi penurunan proporsi pada ekskresi oksalat. Berikan diet rendak lemak
dan diet rendah oksalat. Pertimbangan pemberian fosfor elemental sebagai fosfat netral.
f). Batu kalsium fosfat. Seperti pada pasien kalsium oksalat dapat diberikan kalium sitrat.
BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM Edisi Keenam dr. @nab MUS~~ Jilid I
13. Apa komplikasi yang dapat terjadi?
Batu saluran kemih dapat menimbulkan keadaan darurat bila batu turun dalam sistem
kolektivus dan dapat menyebabkan kelainan sebagai kolektivus ginjal atau infeksi dalam
sumbatan saluran kemih. Kelainan tersebut menyebabkan nyeri karena dilatasi sistem
sumbatan dengan peregangan reseptor sakit dan iritasi lokal dinding ureter atau dinding
pelvis ginjal yang disertai edema dan penglepasan mediator sakit. Sekitar 60-70% batu
yang turun spontan sering disertai dengan serangan kolik ulangan. Salah satu komplikasi
batu saluran kemih yaitu terjadinya gangguan fungsi ginjal yang ditandai kenaikan kadar
ureum dan kreatinin darah, gangguan tersebut bervariasi dari stadium ringan sampai
timbulnya sindroma uremia dan gagal ginjal, bila keadaan sudah stadium lanjut bahkan
bisa mengakibatkan kematian.
Ct-Scan Non Kontras Pada Pasien Batu Saluran Kemih Non-Contrast CT Scan In Patients with Urinary Stones Haryadi1, Tantri
Dwi Kaniya2, Anggunan3 , Diana Uyun4
14. Pencegahan uretrolitiasis
Pencegahan (Batu Kalsium Kronik-kalsium Oksalat)
a. Menurunkan konsentrasi reaktan (kalsium dan okasalat)
b. Meningkatkan konsentrasi inhibitor pembentukan batu
Sitrat (kalium sitrat 20 mEq tiap malam hari, minum jeruk nipis atau lemon sesudah
makan malam)
Batu ginjal tunggal (meningkatkan masukan cairan, mengkontrol secara berkala
pembentukan batu baru)
c. Pengaturan diet
- Meningkatkan masukan cairan
Masukan cairan terutama pada malam hari akan meningkatkan aliran kemih dan
menurunkan konsentrasi pembentuk batu dalam air kemih. Dari hasil uji coba didapatkan
pada tahun ke-5 insidensi pembentukan batu baru pada kelompok banyak minum 12%
dibanding kelompok kontrol 27%. Pada kelompok pembentuk batu jumlah air kemih
harian ditemukan 250-350 ml lebih sedikit dibanding kelompok kontrol.
- Hindari masukan minum gas (soft drinks) lebih 1 liter perminggu. Ditemukan
kekambuhan batu sebesar 15 persen lebih tinggi dalam 3 tahun dibandingkan kelompok
peminum cairan lain.
- Kurangi masukan protein (sebesar 1g/kg berat badan/hari). Masukan protein tinggi
dapat meningkatkan ekskresi kalsium, ekskresi asam urat dan menurunkan sitrat dalam
air kemih. Protein binatang diduga mempunyai efek menurunkan pH air kemih lebih
besar dibandingkan protein sayuran karena lebih banyak menghasilkan asam.
- Membatasi masukan natrium. Diet natrium rendah (80 sampai 100 mq/hari) dapat
memperbaiki reabsorbsi kalsium proksimal, sehingga terjadi pengurangan ekskresi
natrium dan ekskresi kalsium. Penurunan masukan natrium dari 200 sampai 80 meq/hari
dilaporkan mengurangi ekskresi kalsium sebanyak 100mg/hari (2,5 mmol/ hari).
- Masukan kalsium. Pembatasan masukan kalsium tidak dianjurkan. Penurunan kalsium
intestinal bebas akan menimbulkan peningkatan absorbsi oksalat oleh pencernaan,
peningkatan ekskresi oksalat dan meningkatkan saturasi kalsium oksalat air kemih. Diet
kalsium rendah dapat merugikan pasien dengan hiperkalsiuria idiopatik karena
keseimbangan kalsium negatif akan memacu pengambilan kalsium dari tulang dan dari
ginjal. Keadaan ini akan memperburuk penurunan densitas tulang pada beberapa
pasien.
BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM Edisi Keenam dr. @nab MUS~~ Jilid I
15. Patofisiologi mengapa bisa terjadi nyeri ketok

Pembentukan batu saluran kemih memerlukan keadaan supersaturasi dalam


pembentukan batu. Inhibitor pembentuk batu dijumpai dalam air kemih normal. Batu
kalsium oksalat dengan inhibitor sitrat dan glikoprotein. Beberapa promotor (reaktan)
dapat memacu pembentukan batu seperti asam urat, memacu pembentukan batu
kalsium oksalat. Aksi inhibitor dan reaktan belum diketahui sepenuhnya. Ada dugaan
proses ini berperan pada pembentukan awal atau nukleasi kristal, progresi kristal atau
agregasi kristal. Penambahan sitrat dalam kompleks kalsium dapat mencegah agregasi
kristal kalsium oksalat dan mungkin dapat mengurangi risiko agregasi kristal dalam
saluran kemih.
Nyeri pada saluran kemih dapat menimbulkan dua jenis nyeri yaitu nyeri kolik
dan non kolik. Nyeri kolik terjadi karena adanya stagnansi batu pada saluran kemih
sehingga terjadi resistensi dan iritabilitas pada jaringan sekitar. Nyeri kolik juga karena
adanya aktivitas peristaltik otot polos ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan
batu pada saluran kemih. Peningkatan peristaltik itu menyebabkan tekanan
intraluminalnya meningkat sehingga terjadi peregangan pada terminal saraf yang
memberikan sensasi nyeri. Nyeri non kolik terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena
terjadi hidronefrosis atau infeksi pada ginjal sehingga menyebabkan nyeri hebat. Rasa
nyeri akan bertambah berat apabila batu bergerak turun dan menyebabkan obstruksi. Pada
ureter bagian distal (bawah) akan menyebabkan rasa nyeri di sekitar testis pada pria dan
labia mayora pada wanita.
Nur Lina. FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEJADIAN BATU SALURAN KEMIH PADA LAKI-
LAKI
PUSPITASARI, DIAN (2020) ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA PASIEN UROLITHIASIS DENGAN TINDAKAN URETEROSCOPY DAN
LITHOTRIPSY DI RUANG OPERASI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2020. Diploma thesis, Poltekkes
Tanjungkarang.

Anda mungkin juga menyukai