Parameter kontrol kualitas setiap tahapan pengelolaan pascapanen
tanaman obat dapat diikhtisarkan sebagai berikut : Pemeriksaan Mutu Simplisia
Mutu simplisia dapat diketahui dengan melakukan analisis
kualitatif dan kuantitatif.
Analisis kualitatif meliputi pengujian organoleptik, makroskopik,
mikroskopik untuk mengetahui jenis simplisia, pengujian histokimia, dan identifikasi kimia terhadap senyawa yang tersari untuk menentukan kelompok utama zat aktif.
Analisis kuantitatif meliputi penentuan bahan organik asing,
kadar air, kadar abu, dan penentuan kandungan zat dalam simplisia dengan tujuan untuk mengetahui kemurnian dan mutu simplisia. Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui kekhususan bau dan
rasa simplisia yang diuji.
Cara organoleptik dapat digunakan untuk uji pendahuluan atau
dugaan agar identifikasi dapat mengarah ke golongan fragmen simplisia, yaitu mengamati warna, rasa, dan bau.
Pengamatan warna misalnya hijau cokelat untuk folium, cortex,
radix, semen, dan fructus; putih untuk amilum; dan kuning untuk rhizome dan lignum.
Rasa dapat digunakan untuk mengenali beberapa simplisia
dengan rasa spesifik, misalnya chinae cortex pahit; liquiritae radix manis; atau capsica fructus pedas.
Bau digunakan hanya untuk simplisia yang memiliki bau khas,
misalnya piperis nigri fructus dan caryophyllli flos. Uji Organoleptik
Pernyataan “tidak berbau”, “praktis tidak berbau”, “berbau khas
lemah” atau lainnya, ditetapkan dengan pengamatan setelah bahan terkena udara selama 15 menit. Waktu 15 menit dihitung setelah wadah yang berisi tidak lebih dari 25 g bahan dibuka. Untuk wadah yang berisi lebih dari 25 g bahan penetapan dilakukan setelah lebih kurang 25g bahan dipindahkan ke dalam cawan penguap 100 ml. bau yang disebutkan hanya bersifat deskriptif dan tidak dapat dianggap sebagai standar kemurnian dari bahan yang bersangkutan. Uji Makroskopik
Uji makroskopik dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar
atau tanpa alat. Cara ini dilakukan untuk mencari kekhususan morfologi, ukuran, dan warna simplisia yang diuji. Setiap ciri morfologi diamati dan disesuaikan dengan persyaratan dalam monografi Materia Medika Indonesia atau Farmakope Herbal Indonesia.
Pengujian simplisia rajangan secara makroskopik cukup
dilakukan dengan metode organoleptic, yaitu mengamati bentuk fisik rajangan. Sebagai cotoh: daun diamati dengan melihat bentuk daun, tepi daun, tulang daun, ujung dan pangkal daun, serta halus atau kasarnya permukaan daun; akar dilihat kerapuhannya; cortex diamati serat-seratnya yang menonjol; dan fructus dilihat aluran pada permukaannya.
Warna rajangan umumnya sukar dibedakan karena hamper
semua rajangan berwarna kecoklatan setelah dikeringkan, rasa dan bau hanya dapat digunakan untuk simplisia tertentu, isalnya chinae cortex, liquiritae radix, capsica fructus, cinnamomic cortex dan caryophylli flos. Uji Mikroskopik
Uji mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop
dengan pembesaran yang disesuaikan dengan keperluan. Simplisia yang diuji dapat berupa sayatan melintang, radial, paradermal, atau membujur atau dapat pula berupa serbuk.
Uji mikroskopik mengamati unsur-unsur anatomi jaringan yang
khas. Dari pengujian ini, diketahui jenis simplisia berdasarkan fragmen pengenal spesifik masing-masing simplisia.
Pengamatan di bawah mikroskop dengan pembesaran 10 kali
atau lebih. Pereaksi yang digunakan antara lain: ▪ Air --- untuk melihat serbuk amilum pada radix, semen, dan fructus; ▪ Kloral hidrat untuk melihat serbuk-serbuk pada umumnya; dan ▪ Reagen zat warna seperti aqua-iod untuk melihat amilum, NaOH/KOH untuk melihat lignum, dan FeCl3 untuk melihat tanin. Uji Histokimia
Uji histokimia bertujuan untuk mengetahui berbagai kandungan
zat yang terdapat dalam jaringan tanaman. Dengan pereaksi yang spesifik, zat-zat tersebut akan memberikan warna yang khas sehingga mudah dideteksi.
Pengujian ini biasanya dilakukan pada sayatan melintang
simplisia, tetapi dapat pula dilakukan pada serbuk. Uji histokimia pada serbuk dilakukan dengan cara meletakkan serbuk simplisia yang akan diperiksa di atas kaca objek, kemudian ditetesi dengan pereaksi yang sesuai. Uji Histokimia
Uji histokimia pada sayatan simplisia dilakukan dengan cara:
Simplisia dididihkan dalam larutan NaCl P atau larutan Natrium sulfat LP, sampai simplisia cukup keras untuk disayat. Sayatan diletakkan di atas kaca objek, lalu ditetesi dengan pereaksi yang sesuai. Setelah beberapa menit, sayatan dicuci dengan pelarut yang cocok, kemudian diamati di bawah mikroskop.
Uji histokimia pada serbuk simplisia dilakukan dengan cara:
serbuk uji diletakkan di atas kaca objek, kemudian dicuci seperti halnya pada sayatan simplisia. No. Golongan Senyawa Pereaksi Warna
1. Lignin Larutan floroglusin LP dan asam klorida P Merah
2. Suberin Larutan sudan III LP. Merah
Kutin Minyak Atsiri Minyak Lemak Getah Resin 3. Zat samak (tannin) Larutan besi (III) ammonium sulfat LP. Hijau, biru atau hitam
4. Katekol Larutan vanillin P 10% b/v dalam etanol Merah intensif
(90%) dan asam klorida P. 5. 1,8-Dioksiantrakinon bebas Kalium hidroksida etanol (90%) P. Merah
6. Pati Larutan Iodium 0,1 N. Pati berwarna biru.
Aleuron Aleuron berwarna kuning coklat, sampai coklat. 7. Lendir Larutan merah ruthenium LP. Merah intensif Pektin 8. Alkaloid Larutan Bouchardat LP. Endapan coklat