Oleh :
ILHAM A WAHYUDDIN
105 82 11034 16 105 82 11024 16
FAKULTAS TEKNIK
2021
ANALISIS RATING LIGHTING ARRESTER UNTUK PENGAMAN
PERALATAN PADA GARDU INDUK MAROS 150 KV DI PT PLN
(PERSERO) ULTG MAROS
SKRIPSI
Fakultas Teknik
PADA
MAKASSAR
2021
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
semesta alam, senantiasa kita panjatkan puji dan syukur kita kehadirat-Nya
ini dengan judul Kemampuan Arester untuk Pengaman Gardu induk maros
150KV. Pembuatan skripsi ini digunakan sebagai salah satu syarat akademik
hambatan yang ditemui oleh penulis dengan rahmat Allah SWT dan bimbingan
dari dosen pembimbing serta kemauan yang keras sehingga semua hambatan dan
permasalahan dapat teratasi dengan baik. Tidak lupa sholawat dan salamku
Muhammadiyah Makassar
iv
3. Bapak Ir. Hamsah Ali Imran, S.T., M.T. IPM sebagai Dekan Fakultas Teknik
4. Ibu Adriani, S.T.,M.T. sebagai ketua jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
6. Bapak dan ibu dosen fakultas teknik serta para staf fakultas teknik atas
akhir ini.
Semoga semua pihak tersebut di atas mendapat pahala yang berlipat ganda
di sisi allah swt dan tugas akhir ini dapat bermfaat bagi penulis, rekan-rekan,
Makssar, . ...........................2020
Penulis
v
ANALISIS RATING LIGHTING ARRESTER UNTUK PENGAMAN
PERALATAN PADA GARDU INDUK MAROS 150 KV DI PT PLN
(PERSERO) ULTG MAROS
Ilham. A. Wahyuddin.
Email: ilhamagusilham929@gmail.com ,
ABSTRACK
vi
vii
Ilham. A. Wahyuddin.
Email: ilhamagusilham929@gmail.com ,
ABSTRACK
Abstrak; ilham, A . wahyuddin ; analysis of rating lighting arrester for equipmen security
at the maros subtansions 150 KV in PT pln ( persero) ULTG maros (supervised by Dr.
Ir. Zahir Zainuddin, M. Sc. And Adriani, S.T., M.T.). Arrester is an installation safety
equipment from voltage disturbances due to lightning strikes (Lightning Surge) or by a
circuit surge (Switching Surge). The power transformer / transformer functions to
transmit power / electric power by increasing or decreasing the voltage at the substation
This research focuses on substation equipment, namely the type 3EP2 150-2PH31-2CA
arrester which is connected to a transformer (transformer) type P030LEC575 Protection
that can be obtained when the arrester is placed as close as possible to the transformer
clamp. However, in practice the arrester must be located at a distance S from the
protected traffic. Therefore, this distance is determined so that the protection can take
place properly. The distance from the transformer used at the Maros 150 KV substation is
3 m. The placement of the arrester (S) by the transformer clamp voltage (Ep) is 715 KV,
the arrester splash voltage (Ea) is 650 KV, the incident wave steepness (A) is 1000 dv / s,
and the wave propagation speed (v), because the wave travels on Air wire has a constant
speed with the same speed as the speed of light, which is 300 m / μdt (Hutauruk, 1991: 2).
In order to know the ability of lighting to protect traffic equipment that occurs during
lightning on the transmission line of PT. PLN (Persero) Maros 150 KV substation is 3 m
The placement of the arrester (S) by the transformer clamp voltage (Ep) is 715 KV, the
arrester splash voltage (Ea) is 650 KV, the incident wave steepness (A) is 1000 dv / s, and
the wave propagation speed (v), because the wave travels on Air wire has a constant
speed with the same speed as the speed of light, which is 300 m / μdt (Hutauruk, 1991: 2).
In order to know the ability of lighting to protect traffic equipment that occurs during
lightning on the transmission line of PT. PLN (Persero) Maros 150 KV substation. The
maximum distance between the arrester and the S transformer installed at the Maros 150
KV substation is 9.75 m. From the results of mathematical analysis, the installation of an
arrester type 3EP2 150-2PH31-2CA is able to protect the transformer from disturbance
of lightning and circuit surges, namely with a voltage of up to 1000 KV because it is still
within the 3 m safe distance. a maximum of 9.75 m
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
ABSTRACK..................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL........................................................................................... ix
1. Waktu…………… ..........................................................… 18
B. Pembahasan .................................................................................. 26
A. Simpulan ...................................................................................... 34
B. Saran ............................................................................................ 34
LAMPIRAN ................................................................................................... 36
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR TABEL
Halaman
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
agar diperoleh suatu kontinyuitas operasi sistem kelistrikan yang tinggi pada
suatu sistem jaringan listrik yang luas, untuk mendapatkan hasil koordinasi
efesiensi disegala sektor dan yang paling utama adalah disektor penyedia atau
distribusi tidak lepas dari adanya gangguan yang dapat mengganggu proses
pendistribusian energi listrik, baik itu gangguan dari dalam maupun dari luar.
1
2
Alat ini biasanya dipasang di gardu induk dan juga di jaringan transmisi.
sambaran petir).
ukuran dan jenisnya. Gangguan pada sistem tenaga listrik merupakan suatu
gangguan pada sistem tenaga listrik disebabkan oleh gangguan dari dalam
maupun dari luar. Dimana gangguan yang berasal dari dalam adalah
gangguan yang berasal dari dalam sistem itu sendiri, misalnya kerusakan
dari luar merupakan gangguan dari luar. sistemnya seperti sambaran petir.
pada jaringan.
Untuk mengatasi gangguan petir, pada pintu masuk Gardu Induk (GI)
terpendek untuk melepaskan muatan listrik selain itu alat pengaman tersebut
3
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penulisan
terjadi surja petir pada saluran transmisi PT. PLN (persero) gardu induk
maros 150 KV
trafo saat terjadi surja petir pada saluran transmisi PT . PLN (persero)
D. Batasan Masalah
Agar permasalahan yang dibahas lebih spesifik dan perencanaan juga lebih
arrester dengan trafo sebagai alat pelindung gangguan surja petir pada
E. Manfaat Penelitian
1. bagi mahasisiwa
sehari-hari
2. bagi perusahan
lighning arrester
F. Metode Penelitian
Pada tugas akhir ini penulis melakukan penelitian dan pengambilan data yang
1. Studi Literatur
2. Studi lapangan
G. Sistematika Penulisan
Bab I : Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan msalah, batasan
Bab III : Bab ini menjelaskan tentang waktu dan tempat penelitian, diagram
Bab IV : Bab ini menjelaskan tentang hasil penilaian, alat dan perhitungan
Bab V : Bab ini merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran
TINJAUAN PUSTAKA
untuk melindungi peralatan lain yang ada di sistem tenaga listrik dari
sistem sebesar 50 Hz untuk waktu yang tidak terbatas dan harus dapat
pelindung yang baik memiliki rasio proteksi yang tinggi yaitu waktu
setelah pelepasan.
6
7
prinsipnya arrester ini terdiri dari dua elemen yaitu sela api ( spark gap )
dan tahanan tak linier atau tahanan kran/katup ( valve resistor). Keduanya
terhubung secara seri. Batas atas dan bawah tegangan percikan ditentukan
oleh tegangan sistem maksimum dan oleh tingkat isolasi peralatan yang
Oleh karena itu sebenarnya arester terdiri dari unsur; sela api, tahanan
tidak dilakukan, oleh karena itu digunakan tahanan katup yang memiliki
ciri khusus dimana tahanan sangat kecil bila tegangan dan arus besar.
Ampere. Arus sekunder ini akhirnya dimatikan oleh gangguan api pada
saat tegangan sistem mencapai nol sehingga alat ini bertindak sebagai
Karena percepatan dan elektron yang besar maka energi kinetik (EK)
menjadi besar pula. Ketika energi kinetik elektron lebih besar dari energi
ikat elektron itu sendiri, maka terjadi ionisasi. Itu adalah pelepasan
elektron dari molekul udara. Karena elektron dan ion dilepaskan dan
berada dalam kekuatan medan yang besar, elektron dan ion bebas ini
dengan molekul lain. Akibatnya, ion dan elektron baru akan muncul.
Proses ini berlanjut hingga mencapai tegangan kritis sehingga arus dapat
mengalir melalui udara antar arrester. Sepertinya lompatan api listrik. Ini
adalah proses pemecahan, dengan kata lain perubahan fungsi kerja dari
dilindungi, arester adalah alat pelindung yang dapat diandalkan saat ini.
adalah:
dapat dilampaui.
jumlah besar.
iA = Arus surja
V = Tegangan Dasar
Vp = Tegangan Sisa
a = Arus Menaik
b = Arus Menurun
1, 2 = Tahanan liniear
Ia =
Keterangan ;
Ia = Arus pelepas arester (A)
Z= = vL
Z = √ = 60 in 2 ohm
z = 60 Ohm
√
Besar impedansi surja untuk kawat udara = 400 ohm dan untuk kabel = 50
– 60 Ohm. Teganagan kerja penankal petir akan naik dengan naiknya arus
pelepasan tetapi kenaikan ini sangat dibatasi tahanan linear dari penankal
petir.
Vt = Va + 2 jadi,
Va = Vt – 2
Keterangan :
maka perlu berpedoman pada asas yang ada, dan salah satu asas itu ialah
11
IM = (BIL/KIA-1) x 100%
= 94,5%
Keterangan:
trafo daya. Kriteria yang berlaku untuk SMP > 20% dianggap cukup
Ea = At + A ( t – 2 /v )
Keterangan :
udara
harus ditempatkan dengan jarak S dan trafo ysng dilindungi .karena itu
Ea = At + A(t-2S/v)
= 2 At – 2 A S/v
Bila waktu percik arester tso, dihitung mulai gelombang itu pertama
tso =
- A(t- tso)
menjadi
= 2A = Ea + 2 AS/v
Harga maksimum Ep = 2 Ea
diabaikan.
- Panjang kawat arrester dari sadapan tanah diambil 10,66 meter dan
kisi-kisi.
16
kawat transmisi juga dilindungi mulai dari gardu induk sampai titik
itu pada setiap saat, berikut merupakan contoh diagram tangga suatu
tegangan lebih yang disebabkan olej surja hubung dan surja hubung bisa
METODE PENELITIAN
1. Waktu
Waktu pembuatan dan penelitian tugas akhir ini dimulai pada bulan
2. Tempat
Selatan
Peralatan yang diteliti pada penelitian ini adalah arrester dan Trafo. Tipe
arrester yang digunakan dalam peralatan Gardu Induk Maros 150 KV yaitu
18
19
Sedangkan untuk terafo yang diteliti pada Gardu Induk Maros 150 KV
yaitu trafo tipe P030LEC575 yang terhubung dengan arester tipe 3EP2 150-
2PH31-2CA1
C. Metode Penelitian
1. Metode Dokumentasi
2. Metode Observasi
lansung adalah cara pengambilan data tanpa ada pertolongan alat standar
Dalam hal ini penulis langsung berada dilokasi Gardu Induk dan
dalam penelitian seperti data yang berasal dari wawancara dengan pihak
D. FLOW CHART
Mulai
vhhcs
Studi literatur
1. Data transformator
2. Data arrester
3. Data tegangan petir
Analisis Data
Apakah jarak
arrester ke trafo
sudah sesuai
standar operasi Tidak
Ya
Kesimpulan
Selesai
macam materi tentang arester dan transformator yang bersumber dari buku-
buku dan jurnal yang ada, kemudian melakukan survei lapangan dengan
Pantulan Berulang
arester dan trafo adalah Ep = Ea + 2 A S/v Sesuai dengan rumus diatas maka,
jarak penempatan arester (S) dipengaruhi oleh tegangan jepit trafo (Ep),
elektronik dari kerusakan akibat lonjakan tengangan (surge atau tegangan kejut).
Tegangan surge adalah lonjakan tegangan yang tiba-tiba dan sangat besar,
sehingga dapat merusak peralatan listrik jika melebihi toleransi alat. Tegangan
surge ini dapat terjadi akibat adanya putus sambung dari sebuah tenaga listrik
yang mempunyai daya yang besar dan akibat dari adanya sambaran petir.
baik.
Adapun peralatan yang diteliti pada penelitian ini adalah Arester dan Trafo.
Tipe arester yang digunakan dalam peralatan Gardu Induk Maros 150 KV yaitu
tipe 3EP2 150-2PH31-2CA1, Sedangkan untuk terafo yang diteliti pada Gardu
Induk Maros 150 KV yaitu trafo tipe P030LEC575 yang terhubung dengan
23
24
A. Data Penelitian
Type : P030LEC575
Phas : 3
Frequency : 50 Hz
No Serie : K/35156545
Pabrik : Germany
Standard : IEC
Pemasangan : Luar
Classification : 20 KA
Tabel 4.1. Hasil Data Penelitian pada transformator yang terhubung degan arester
Induk Maros 150 Kv yang disajikan dalam bentuk diagram tangga adalah
sebagai berikut:
1.000 KV e 3m
a. = a’. =
= =
= - 0,777 = 0,22
b. = b’. =
= =
= 0,777 = 1,777
Keterangan :
B. Pembahasan
tegangan transmisi 150 KV dengan BIL 715 KV. Trafo dilindungi oleh
Diketahui :
Ep = 715 KV
A = 1000 dv/dt
Ea = 650 KV
v = 300 m/μdt
Ep = Ea+ 2
715 = 650 +2
S = 9,75 m
akibat surja pada trafo. Hasil perhitungan percik arreter dan kenaikan
1,78 0,78
Z1 = 400 Ω 3m
V = 300 m/ μdet
Zc = 50 Ω
v = 300 m/ μdet
1.000 KV
146 KV 75 μdet
100 μdet
121,3 KV
225 μdet
tegangagnnya :
t=0 μdet ; e = 0 KV
t = 25 μdet ; e = 220 KV
t = 50 μdet ; e = 220 KV
Waktu/t Kecuraman
No μdet Gelombang/e(dv/dt)
1 0 0
2 25 220
3 50 220
4 75 586
5 100 586
6 125 853,3
7 150 853,3
8 175 1673,7
9 200 1673,7
30
1000
800
600
400
200
0
0 25 50 75 100 125 150 175 200
t (μdet)
Bersarkan tabel 4.1. dapat diketahui bahwa kecuraman gelombang akan selalu
pada lokasi arrester dan waktu untuk mencapainya dapat diperoleh dari
analisis diagram tangga. Gambar 4.2 Naik tegangan pada lokasi arrester
dibawah ini :
t = 0 μdet ; e = 0 KV
t = 25 μdet ; e = 333,3 KV
ts0 = 8 + ∆t
ts0 =
∆t = 1,403
t=0 μdet ; e = 0 KV
t = 25 μdet ; e = 0 KV
t = 50 μdet ; e = 177,7 KV
t = 75 μdet ; e = 177,7 KV
400
300
200
100
0
0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250 275 300
t (μdet)
A. Simpulan
pengaman trafo pada gardu induk maros 150 KV “ dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Dari hasil matematis, jarak pemasangan dari arrester tipe 3EP2 150-
dan surja hubung, dengan jarak maksimum 9,75, sedangkan jarak yang
puncaknya sampai 748,1 KV pada 300 μdet, maka arrester masih mampu
B. Saran
2. Perlu adanya pengujian atau perhitungan dengan teori antara lain seperti
34
DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, A. 1993. Teknik Tenaga Listrik Jilid II. PT. Pradnya Paramitha.
Jakarta.
35
LAMPIRAN
A. Data Penelitian
TRANSFORMATOR TENAGA
Merk PAUWELS
Type P030LEC575
No. Seri 3011160176
Type : P030LEC575
36
37
Phas : 3
Frequency : 50 Hz
Merk SIEMENS
Type 3EP2 150-2PH31-2CA1
No. K/35156545
Seri
No Serie : K/35156545
Pabrik : Germany
Standard : IEC
Pemasangan : Luar
Classification : 20 KA
No Waktu/t Kecuraman
μdet Gelombang/e(dv/dt)
1 0 0
2 25 220
3 50 220
4 75 586
5 100 586
6 125 853,3
7 150 853,3
8 175 1673,7
9 200 1673,7
B. Dokumentasi Penelitian
49