Anda di halaman 1dari 12

Pasundan Food Technology Journal, Volume I, No.

I, Tahun 2021

PENGARUH DERAJAT KEASAMAN (pH) DAN KONSENTRASI NATRIUM


ALGINAT TERHADAP KARAKTERISTIK RAVIOLI BUNGA TELANG (Clitoria
ternatea) DENGAN TEKNIK FROZEN REVERSE SPHERIFICATION

Sri Darma Lisvia 1)


Dr. Ir. H. Dede Zaenal Arief., M.Sc 2) Ir. Sunartini., M.P 3)
1
) Mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Pasundan Bandung
2
) Dosen Pembimbing Utama, 3) Dosen Pembimbing Pendamping

Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan, Jl. Dr.Setiabudi No 93, Bandung,
40153,Indonesia.

Email : darmalisvia@gmail.com

Abstrak
Ravioli adalah produk yang dihasilkan dari kreatifitas memasak dengan mereaksikan natrium alginat dan
kalsium klorida (CaCl2) sehingga menghasilkan sphere yang berbentuk semi solid. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui penggunaan pH dan konsentrasi yang tepat dalam pembuatan ravioli bunga telang agar memiliki
karakteristik yang baik dan disenangi oleh panelis.
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan konsentrasi gula dan kalsium klorida yang disukai
oleh panelis. Penelitian utama dilakukan menggunkan rancangan acak kelompok (RAK) berpola 3×3 dengan
tiga kali ulangan. Faktor yang digunakan yaitu Faktor A (pH) terdiri atas 3 taraf perlakuan a1=pH 4, a2= pH 5,
a3= pH 6 dan faktor B (konsentrasi natrium alginat) terdiri atas 3 taraf b1= 0,5%, b2=0,6%, b3= 0,7%. Respon
yang diamati terdiri dari respon fisik, respon kimia serta organoleptik dengan uji hedonik. Pengujian terpilih
dilakukan untuk menentukan nilai AKG (Angka Kecukupan Gizi) dengan uji kandungan karbohidrat total,
protein total dan lemak total.
Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh derajat keasaman (pH) terhadap intensitas warna L*, warna
a*, warna b*, kekuatan gel, kadar air, kadar antosianin, uji hedonik atribut rasa, tekstur, bentuk dan warna.
Konsentrasi natrium alginat berpengaruh terhadap kekuatan gel, kadar air, uji hedonik atribut rasa, tekstur, dan
bentuk. Interaksi antara derajat keasaman (pH) dan konsentrasi natrium alginat menunjukan adanya pengaruh
terhadap kekuatan gel, kadar air, uji hedonik atribut rasa, tekstur dan bentuk dari ravioli bunga telang.
Kata kunci : Ravioli, Bunga Telang, Spherification, Derajat Keasaman (pH), Konsentrasi Natrium Alginat

Abstract
Raviolis was product that results from cooking creativity by reacting sodium alginate and calcium chloride
to produce a semi solid shpere. The purpose of the study was to know the proper use of pH and concentration of
sodium alginate in making telang flower raviolis that have good characteristics and be favored by panelists.
Preliminary study was conducted to determine the concentration of sugar and calcium chloride preferred
by the panelists. The main study was conducted using a randomized block design (RBD) with a 3 × 3 pattern
with three replications. The factor used was Factor A (difference in pH) consisting of 3 levels of treatment a1 =
pH 4, a2 = pH 5, a3 = pH 6 and factor B (sodium alginate concentration) consisting of 3 levels b1 = 0.5%, b2
= 0 , 6%, b3 = 0.7%. The responses observed consisted of physical responses, chemical responses and
organoleptic responses with the hedonic test. The selected test was carried out to determine the RDA
(Recommended Diertary Allowances) by testing the total carbohydrate, total protein and total fat content.
The results showed the influence of the degree of acidity (pH) on the intensity of L * color, a * color, b *
color, gel strength, moisture content, anthocyanin content, hedonic test attributes of taste, texture, shape and
color. Sodium alginate concentration affects gel strength, moisture content, hedonic test attributes of taste,
texture, and shape. The interaction between the degree of acidity (pH) and sodium alginate concentration
showed an effect on the strength strength, air content, hedonic test attributes of taste, texture and shape of
telang flower ravioli.
Keyword : Telang Flowers, Ravioli, Spherification, Degree of Acidity (pH), Sodium Alginate Concentration

1
Pasundan Food Technology Journal, Volume I, No.I, Tahun 2021

I. Pendahuluan dari CaCl2 (kalsium klorida). CaCl2 dipilih karena


Bunga telang atau dalam bahasa latinnya bahan ini dapat membentuk gel yang lebih kuat
Clitoria ternatea adalah bunga yang memiliki dibandingkan dengan kalsium yang lainnya.
kandungan antosinain yang tinggi. Berdasarkan Kekuatan gel juga dipengaruhi oleh jumlah
penelitian yang dilakukan oleh Vankar & Srivastava konsentrasi alginat yang digunakan. Konsentrasi
(2010) menunjukkan bahwa bunga telang natrium alginat dapat mempengaruhi karateristik
mengandung antosianin relatif tinggi sebesar 227,42 dari ravioli. Peningkatan konsentrasi natrium alginat
mg/kg bunga segar. Antosiain dalam bunga telang berbanding lurus dengan kenaikan viskositas dari
memiliki aktivitas sebagai antioksidan alami. Salah larutan. Semakin tinggi viskositas larutan maka akan
satu fungsi dari antosianin sebagai antioksidan alami berkolerasi dengan kekuatan gel alginat.
pada tubuh antara lain mampu melawan radikal Kosentrasi algiant yang dapat membentuk gel
bebas, menghambat sel tumor, meningkatkan yaitu pada rentang 0,4-0,6%. Viskositas larutan
kemampuan penglihatan mata, serta berfungsi alginat akan mengalami penurun dengan pemanasan
sebagai senyawa anti-inflamasi yang melindungi dan meningkat kembali bila didinginkan. Oleh
otak dari kerusakan. Selain memiliki fungsi yang karena itu pada penelitian ini tidak dilakukan
sangat baik untuk tubuh, antosianin pada bunga pemanasan pada pembuatan larutan alginat agar
telang juga memiliki warna yang menarik. Warna viskosias tidak mengalami penurunan. Selain
yang dihasilkan dari bunga telang yaitu biru, merah konsentrasi alginat dan pemanasan, viskositas
bahkan ungu. natrium alginat dalam pembuatan gel ravioli juga di
Bunga telang pada umumnya hanya dijadikan pengaruhi oleh derajat keasaman atau pH.
sebagai pewarna alami oleh sebagian masyarakat, Derajat keasaman (pH) berpengaruh dalam
seperti di Malaysia ekstrak bunga telang digunakan pembuatan ravioli, hal ini dikarenakan pH dapat
untuk mewarnai nasi yang dikenal dengan nama nasi mempengaruhi viskositas dari algiant. Viskositas
kerabu (Lee et al.2011) dan di Thailand bunga algiant akan meningkat di bawah pH 4,5 dan
telang dijadikan sebagai sari seperti teh yang pengendapan terjadi pada pH di bawah 3. Alginat
bernama The nam dok anchan (Goldberg, 2016). yang mengendap mengalami penurunan viskositas
Perkembangan zaman membuat penggunaan bunga dan akan mengakibatkan tidak terjadinya
telang semakin berkembang dan menuntut pembentukan gel. Rentang pH yang dapat
diversifikasi produk yang lebih bervariasi. Salah digunakan dalam pembentukan ravioli yaitu 3,5 – 10
satu diversifikasi produk dari bunga telang yang sesuai dengan pH yang dimiliki oleh alginat
dapat dikembangkan adalah ravioli. (Winarno, 1996).
Ravioli merupakan produk hasil dari teknik Derajat keasaman (pH) selain berpengaruh
spherification yang memiliki membran tipis dan terhadap pembentukan gel ravioli oleh algiant juga
berisi cairan berasa berbentuk sphere (bola-bola) akan berpengaruh terhadap sari yang digunakannya.
semi solid. Teknik spherification yang digunakan Hal ini dikarenakan adanya kandungan antosianin
pada penelitian ini menggunakan teknik frozen dalam bunga telang yang sangat tidak stabil.
reverse spherification. Stabilitas tersebut dapat dipengaruhi oleh pH atau
Pemilihan teknik ini sangat menguntungkan tingkat keasaman, dan akan lebih stabil apabila
dalam pembentukan sphere yang sempurna, selain dalam suasana asam atau pH yang rendah
itu dapat mengurangi waktu persiapan, tidak [ CITATION Bel99 \l 1057 ].
memerlukan latihan dan menghasilkan ukuran Kestabilan antosianin terhadap pH memberikan
sphere yang konsisten[ CITATION Sen17 \l 1057 ]. perubahan warna yang sangat signifikan. Pada
Teknik Spherification termasuk ke dalam suasana asam warna sari bunga telang akan berubah
metode pembentukan gel secara difusi, metode ini menjadi ungu hingga merah, sedangkan pada
merupakan teknik yang paling sederhana dimana suasana netral warna sari bunga telang akan
pembentukan gel dilakukan oleh ion-ion kalsium berwarna biru tua. Perubahan warna yang terjadi
melalui proses difusi ke dalam larutan alginat. diakibatkan oleh senyawa antosianin yang berjenis
Alginat merupakan bahan pembentuk gel yang sianidin dan delfinidin. Sehingga diketahui bahwa
digunakan untuk membentuk ravioli. Pada antosianin pada bunga telang memiliki warna yang
penelitian ini, alginat yang digunakan dalam bentuk bervariasi.
natrium alginat. Natrium algiant yaitu suatu garam Ketidak stabilan alginat pada pH asam menjadi
alginat yang larut dalam air (Winarno,1996). suatu permasalahan dalam pembentukan ravioli
Pemilihan natrium alginat dikarenakan lebih bunga telang. Kandungan antosianin pada bunga
banyak dijumpai dipasaran sehingga lebih mudah telang yang lebih stabil pada suasana asam
untuk digunakan. Selain itu penggunaan natrium berbanding terbalik dengan keharusan dalam
alginat memiliki sifat yang mampu meningkatkan membuat ravioli. Oleh karena itu, diperlukan
viskositas dan membentuk gel jika direaksikan penelitian untuk menentukan batas keritis dari
dengan ion Ca2+ (Winarno dan Sergio, 2017). Ion penambahan pH dan konsentrasi alginat untuk
Ca2+ yang digunakan dalam penelitian ini bersumber

2
Pasundan Food Technology Journal, Volume I, No.I, Tahun 2021

membuat ravioli yang memiliki karakteristik yang Penelitian utama merupakan kelanjutan dari
baik dan disenangi panelis. penelitian pendahuluan. Penelitian utama yang
dilakukan yaitu membuat ravioli bunga telang dari
II. Metodologi Penelitian campuran sari bunga telang terpilih pada penelitian
Bahan baku yang akan digunakan dalam pendahuluan. Rancangan perlakuan pada penelitian
penelitian terdiri bunga telang varieta blue color utama terdiri dari dua faktor, dimana faktor pertama
berusia 3 bulan yang kemudian dilakukan proses faktor (A) adalah pH yang terdiri atas tiga taraf
pengeringan dengan kadar air maksimal 8%, yaitu pH 4, pH 5 dan pH 6. Faktor ke dua faktor (B)
natrium alginat, kalsium klorida, lemon varietas adalah konsentrasi natrium alginat yang terdiri dari
rough lemon berusia 2 minggu, dan sukrosa. Bahan tiga taraf yaitu 0,5%, 0,6% dan 0,7%.
yang digunakan untuk proses analisis kimia yaitu Rancangan percobaan yang digunakan adalah
untuk analisis kadar protein mengggunakan Na2SO3 Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial
5%, HCL 0,1N, NaOH 0,1 N, NH4OH 6N, garam sehingga didapatkan 9 kombinasi perlakuan. Setiap
kjeldahl, granul Zn, H2SO4 pekat, NaOH 30%, perlakuan diulang sebanyak tiga kali dan didapatkan
indikator phenolptalein, dan aquadest. Analisis 27 satuan percobaan.
lemak menggunakan pelarut hexsane,analisis Rancangan respon yang dilakukan pada
karbohidrat menggunakan aquadest, H2SO4 6N, penelitian utama meliputi respon kimia, respon
larutan luff schoorl, Na2S2O3 baku, amilum, HCL, organoleptik dan respon fisik. Respon kimia yang
NaOh 30% , indikator phenolptalein, kalium iodida. dilakukan pada penelitian utama meliputi penentuan
Analisis antosianin menggunakan KCl, aquadest, kandunga antosianin total metode pH differential
HCl pekat, larutan buffer pH 4,5 digunakan C 6H8O7 dan kadar air dengan menggunakan destilasi (Giusti
(asam sitrat), dan natrium sitrat. dan Worlstad, 2001). Respon fisik yang dilakukan
Alat yang akan digunakan dalam proses terhadap ravioli bunga telang adalah adalah uji
pembuatan sari bunga telang yaitu Panci dengan tekstur menggunakan teksture analizer dan
bahan staniless steel, saringan, timbangan, gelas penentuan kadar warna menggunakan color reader
kimia, pH meter, dan sendok. Alat yang digunakan (Colorimetri). Respon organoleptik terhadap ravioli
dalam pembuatan ravioli bunga telang Gelas kimia, bunga telang yaitu melakukan uji organoleptik
pH meter, Cetakan silicon hemispher diameter 3cm dengan metode uji hedonik (Soekarto,1995).
kedalaman 1,5 cm, refrigerator, mangkuk, dan Parameter uji hedonik (kesukaan) meliputi tekstur,
sendok. Alat yang digunakan untuk analisis yaitu warna, bentuk, rasa. Uji hedonik dilakukan oleh 30
neraca digital, pipet tetes, labu takar, pipet seukuran, orang panelis.
pipet ukur, labu erlenmeyer, buret, spektrofotometer
UV-Vis,corong, batang pengaduk, kaca arloji, gelas III. Hasil dan Pembahasan
kimia, cawan, oven, colorimeter, soxhlet, alat Penelitian pendahuluan yang dilakukan yaitu
destilasi, dan alat pemanas (kompor), tekstur menguji campuran sari bunga telang berdasarkan uji
analizer, eksikator, dan botol timbang, furnace, dan organoleptik dengan metode uji hedonik.
water bath. Hasil Penelitian Pendahuluan
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian pendahuluan diawali dengan
metode eksperimental. Metode ini digunakan atas pembuatan sari bunga telang yang kemudian
dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian dilakukan pencampuran dengan gula dan kalsium
eksperimental yaitu mencoba sesuatu untuk klorida (CaCl2). Hasil campuran sari bunga telang
mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu dengan gula dan kalsium klorida kemudian
perlakuan. Metode penelitian ini terdiri atas dua dilakukan pengujian berupa uji organoleptik dengan
penelitian yaitu penelitian pendahuluan dan metode uji hedonik untuk menentukan sampel yang
penelitian utama. paling disukai oleh panelis. Atribut yang digunakan
Penelitian pendahuluan yang dilakukan yaitu dalam uji hedonik meliputi aftertaste, rasa, aroma
membuat sari bunga telang dan pembuatan dan warna.
campuran sari bunga telang dengan gula dan 1. Atribut Aftertaste
kalsium klorida. Konsentrasi gula (G) yang Pada pengujian organoleptik dengan atribut
digunakan berdasarkan pada penelitian (Fauzia, aftertaste didapatkan hasil berdasarkan perhitungan
2019) yaitu g1 5%, g2 10% dan g3 15% serta analisis variansi (ANAVA) menunjukan bahwa
konsentrasi kalsium klorida (C) yang digunakan konsentrasi gula (G), konsentrasi kalsium klorida
berdasarkan pada penelitian (Ardiyaningtiyas, 2012) (C) dan interaksi antara konsentrasi gula dan
yaitu c1 0,5%, c2 0,6% dan c3 0,7%. Parameter kalsium klorida (GC) berpengaruh terhadap sari
mutu karakteristik yang diuji meliputi uji bunga telang pada taraf 5%. Kemudian dilanjutkan
organoleptik berupa tingkat kesukaan panelis dengan uji lanjut Duncan hasilnya seperti pada
terhadap rasa, warna, aroma dari campuran sari Tabel 1.
bunga telang.

3
Pasundan Food Technology Journal, Volume I, No.I, Tahun 2021

Tabel 1. Pengaruh Interaksi Antara Konsentrasi Gula Dan Konsentrai Kalsium Korida (C)
Konsentrasi Kalsium Klorida Terhadap Tingkat Kesukaan Konsentras
Atribut Aftertaste Pada Sari Bunga Telang. i Gula (G) c3
c1 (0,5%) c2 (0,6%)
(0,7%)
Konsentras Konsentrai Kalsium Korida (C)
3,30 A 2,66 A 2,91 A
i Gula (G) c1 (0,5%) c2 (0,6%) c3 (0,7%) g1 (5%)
b a b
3,18 B 2,78 A 2,86 AB 3,68 B 3,18 B 3,00 A
g1 (5%) g2 (10%)
b a a c b a
3,69 C 2,97 A 2,62 A 3,50 B 3,18 B 3,28 B
g2 (10%) g3 (15%)
c b a b a a
2,83 A 2,97 A 3,00 B Keterangan : Huruf kecil dibaca horizontal, huruf kapital
g3 (15%) dibaca vertikal, nilai rata-rata yang diikuti huruf yang
a a a
Keterangan : Huruf kecil dibaca horizontal, huruf kapital sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji duncan pada
dibaca vertikal, nilai rata-rata yang diikuti huruf yang taraf 5%.
sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji duncan pada Berdasarkan tabel 2, menunjukan bahwa
taraf 5%. semakin meningkat penambahan konsentrasi gula
Berdasarkan pada tabel 1, semakin meningkat semakin meningkat berbeda nyata sedangkan pada
penambahan konsentrasi gula semakin meningkat penambahan konsentrasi kalsium klorida semakin
berbeda nyata sedangkan pada penambahan menurun semakin meningkat berbeda nyata. Hal ini
konsentrasi CaCl2 semakin menurun semakin dikarenakan peningkatan konsentrasi gula akan
meningkat berbeda nyata. Hal ini dikarenakan menghasilkan rasa yang semakin manis sedangkan
semakin meningkatnya konsentrasi dari gula dan peningkatan konsentrasi kalsium klorida akan
kalsium klorida akan menghasilkan tingkatan menghasilkan rasa semakin pahit.
aftertaste yang semakin kuat dan bertahan lebih Penambahan kalsium klorida menghasilkan
lama di papila lidah. perubahan rasa pada sari bunga telang. Kalsium
Pada umumnya pemberian gula tidak klorida merupakan garam dengan rasa asin yang
menghasilkan aftertaste yang terlalu terasa namun sangat ekstrim sehingga pada konsentrasi yang
pada konsentrasi yang tinggi akan menghasilkan tinggi akan menimbulkan rasa pahit. Hal ini
aftertaste manis yang cukup melekat lama. deMan dikarenakan semakin besar atom penyusun dari
(1997), menyatakan senyawa manis pada reseptor garam maka akan menimbulkan rasa pahit
kuncup rasa membentuk ikatan hidrogen serempak. (daMan,1997). Menurut Michael Tordoff, seorang
Ikatan yang terbentuk menghasilkan rasa manis pakar genetika perilaku dari pusat rasa kimia
yang melekat lama jika nilai nisbi pada senyawa Monella menyatakan bahwa kalsium memiliki rasa
tersebut semakin kuat. Selain aftertaste yang pahit sedikit asam sehingga untuk mengurangi rasa
dihasilkan oleh gula, kalsium klorida juga pahit tersebut maka diperlukan modifikasi dengan
menghasilkan aftertaste yang tidak disukai oleh penambahan anion seperti klorida atau laktat
panelis. Aftertaste yang dihasilkan yaitu pahit. (Lawless, 2005).
Aftertaste pahit yang dihasilkan oleh kalsium Rasa pahit yang ditimbulkan akibat dari
klorida dikarenakan adanya ion kalsium yang masih peningkatan konsentrasi kalsium klorida
tertinggal pada reseptor lidah. Pada umumnya rasa mengakibatkan rasa sari bunga telang kurang
pahit jauh lebih lama melekat pada lidah diterima. Untuk meningkatan penerimaan produk
dikarenakan rasa ini menjadi rasa yang tidak disukai maka dilakukan penambahan gula. Penambahan
oleh kebanyakan orang sehingga orang yang gula berupa sukrosa pada pembuatan sari bunga
mengkonsumsinya akan terus mengingat rasa telang bertujuan untuk memberikan rasa manis pada
tersebut. sari bunga telang sehingga dapat meningkatkan
2. Atribut Rasa penerimaan konsumen serta memperbaiki cita rasa
Hasil pengujian organoleptik dengan atribut rasa yang tidak menyenangkan .
berdasarkan perhitungan analisis variansi (ANAVA) Menurut teori Sharllenberger, rasa manis yang
menunjukan bahwa konsentrasi gula (G), ditimbulkan oleh gula diakibatkan oleh sistem AH,B
konsentrasi kalsium klorida (C) dan interaksi antara yang terdapat dalam senyawa gula bereaksi dengan
konsentrasi gula dan kalsium klorida (GC) satuan AH,B yang serupa dengan yang terdapat
berpengaruh nyata terhadap sari bunga telang pada pada reseptor kuncup rasa lidah. Peningkatan
taraf 5%. Kemudian dilanjutkan dengan uji lanjut konsentrasi mengakibatkan peningkatan nilai nisbi
Duncan hasilnya seperti pada Tabel 2. semakin bertambah, nilai nisbi untuk sukrosa
Tabel 2. Pengaruh Interaksi Antara Konsentrasi Gula Dan diibaratkan dengan 1 (deMan, 1997).
Konsentrasi Kalsium Klorida Terhadap Tingkat Kesukaan 3. Atribut Aroma
Atribut Rasa Pada Sari Bunga Telang. Pada pengujian organoleptik dengan atribut
aroma tidak menghasilkan pengaruh yang nyata
terhadap sari bunga telang, hal ini dikarenakan

4
Pasundan Food Technology Journal, Volume I, No.I, Tahun 2021

kalsium klorida tidak memiliki bau atau aroma didapatkan dari proses karamelisasi gula oleh panas
(Tica, 2019). Sedangkan gula memiliki bau khas (Winarno,1992).
yang tidak menyengat, namun adanya proses Penambahan gula berupa sukrosa pada sari
pengolahan seperti pendinginan mengakibatkan bunga telang dapat meningkatkan stabilitas warna
aroma dari gula menjadi tidak tercium. dari antosianin. Pernyataan ini didukung dengan
Aroma berasal dari senyawa volatile yang penelitian yang dilakukan oleh Nikkah et al (2007),
menguap, dimana komponen tersebut menyentuh mengatakan bahwa penambahan gula pada
silia olfaktori dan diteruskan ke otak dalam bentuk konsentrasi rendah dapat meningkatkan stabilitas
impuls listrik (deMan, 1997). Adanya proses warna antosianin jika dilakukan pada penyimpanan
pendinginan akan membuat senyawa volatile yang suhu rendah. Sedangkan menurut Soeroso (2017)
menguap menjadi kembali membentuk air, sehingga menyatakan penambahan gula 10% dapat
aroma yang dihasilkan menjadi semakin berkurang. meningkatkan stabilitas warna antosianin
4. Atribut Warna dibandingkan dengan penambahan gula 20 dan 30
Hasil pengujian organoleptik dengan atribut %. Sehingga penambahan gula pada sari bunga
warna berdasarkan perhitungan analisis variansi telang ini juga salah satu langkah untuk mencegah
(ANAVA) menunjukan bahwa konsentrasi gula (G) terjadinya degradasi warna berlebih pada sari bunga
berpengaruh nyata kemuadian dilanjutkan uji lanjut telang.
Duncan hasilnya seperti pada Tabel 3. Sedangkan 5. Konsentrasi dipilih
konsentrasi kalsium klorida (C) dan interaksi antara Berdasarkan hasil dari uji hedonik sari bunga
konsentari gula dan kalsium klorida (GC) tidak telang dengan konsentrasi gula (G) dan kalsium
menghasilkan pengaruh yang nyata terhadap sari klorida (C) masing-masing tiga taraf perlakuan
bunga telang pada taraf 5%. Hal ini dikarenakan yaitu konsentrasi dari gula 5%, 10% dan 15% serta
penambahan gula akan menurunkan intensitas warna konsentrasi dari kalsium korida 0,5%, 0,6%, 0,7%.
menjadi lebih gelap dibandingkan dengan tidak Menggunakan respon aftertaste, rasa, aroma dan
ditambahkan larutan gula. Penambahan kalsium warna dipilih konsentrasi gula yang digunakan
klorida tidak memberikan perubahan warna pada untuk penelitian utama yaitu 10% dan konsentrasi
sari bunga telang karena kalsium klorida berwarma kalsium klorida yang digunakan yaitu 5%. Hal ini
sebuk putih dan jika dilarutkan tidak mempengaruhi berdasarkan pada nilai yang paling berbeda nyata
struktur pigmen warna dari sianin dan delpihidin antara perlakuan.
sebagai pigmen yang terkandung dalam sari bunga
telang (Tica,2019). Berikut ini tabel pengaruh Hasil Penelitian Utama
konsentrasi gula(G) terhadap sari bunga telang : Hasil penelitian utama bertujuan untuk
Tabel 3. Hasil Uji Lanjut Duncan Pengaruh Konsentrasi mengetahui respon kimia, respon fisik dan respon
Gula Terhadap Warna Sari Buanga Telang organoleptik pada ravioli bunga telang..
Konsentrasi Gula Rata-rata Taraf Nyata Respon kimia yang dilakukan meliputi
(5%) pengujian kadar air dan kadar antosianin pada
g1 (5%) 4,60 b ravioli bunga telang. Pengujian kadar air
g2 (10%) 4,48 a menggunakan metode destilasi dan pengujian kadar
g3(15%) 4,60 b antosianin menggunakan metode pH differential.
Keterangan: setiap huruf yang beda menunjukan Respon fisik yang dilakukan meliputi pengujian
perbedaan nyata pada uji lanjut duncan taraf 5% warna menggunakan colorimetri dan kekuatan gel
Berdasarkan pada tabel 3 menyatakan bahwa menggunakan texture analizer. Respon organoleptik
adanya perbedaan yang nyata pada setiap perlakuan. yang dilakukan yaitu uji hedonik yang terdiri dari
Perlakuan g1 (konsentrasi gula 5%) berbeda nyata empat atribut yaitu rasa, tekstur, rasa dan warna
dengan perlakuan g2 (konsentrasi gula 10%) tetapi kepada 30 orang panelis. Kemudian, dari seluruh
tidak berbeda nyata dengan perlakuan g3 respon dipilih sampel terpilih yang akan diuji
(konsentrasi gula 15%). Untuk perlakuan g2 berbeda karbohidrat total, protein dan lemak untuk
nyata dengan perlakuan g1 dan g3 dan perlakuan a3 menghitung AKG dari ravioli bunga telang.
berbeda nyata dengan perlakuan g3 tetapi tidak 1. Kadar Air
berbeda nyata dengan g1. Hasil pengujian kadar air pada ravioli bunga
Konsentrasi gula akan menurunkan intensitas telang berdasarkan perhitungan analisis variansi
warna menjadi lebih gelap, perubahan ini (ANAVA) menyatakan bahwa faktor A (pH), Faktor
dikarenakan gula yang digunakan berupa sukrosa B (konsentrasi natrium alginat) dan faktor AB (pH
yang memiliki warna sedikit kecoklatan sehingga dan konsentrasi natrium alginat berpengaruh
terjadi penumpukan pigmen warna yang dibawa terdapat kadar air ravioli bunga telang. Kemudian
oleh gula dengan pigmen antosianin sari bunga dilakukan uji lanjut Duncan hasilnya seperti terlihat
telang. Penumpukan pigmen warna dapat dikatakan pada Tabel 4.
sebagai penambahan gugus chromophore, yaitu Hal ini dikarenakan alginat sebagai hidrokoloid
gugus pembawa pigmen warna. Warna dari gula ini yang fungsinya akan selalu berkaitan dengan air.

5
Pasundan Food Technology Journal, Volume I, No.I, Tahun 2021

Perbedaan konsentrasi alginat akan menghasilkan banyak nya air bebas pada gel tersebut sehingga
kadar air yang berbeda pada ravioli bunga telang, kadar air semakin meningkat.
selain itu faktor pH juga mempengaruhi aktivitas 2. Antosianin
alginat dalam berikatan dengan air sehingga Hasil pengujian antosianin pada ravioli bunga
perbedaan pH juga menghasilkan kadar air yang telang berdasarkan pergitungan analisis variansi
berbeda. menyatakan bahwa faktor A(pH) memiliki pengaruh
Tabel 4. Pengaruh Interaksi Antara Faktor A (pH) dan terhadap kadar antosianin sehingga diperlukan uji
Faktor B (Konsentrasi Natrium Alginat) Pada Kadar Air lanjut duncan. Sedangkan faktor B (konsentrasi
Ravioli Bunga Telang natrium alginat) dan faktor AB (pH dan konsentrasi
Konsentrai Natrium Alginat (B) natrium alginat) tidak memiliki pengaruh terhadap
pH (A)
b1 (0,5%) b2 (0,6%) b3 (0,7%) kadar antosianin pada ravioli bunga telang sehingga
96,73 B 95,90 C 91,51 B tidak diperlukan uji lanjut duncan.
a1 (4) Hal ini dikarenakan konsentrasi alginat bukan
b b a
96,11 B 91,53 B 90,24 B salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kadar
a2 (5) antosianin. Antosianin tidak mengalami kerusakan
b a a
91,12 A 87,71 A 87,10 A saat bereaksi dengan alginat, sebaliknya alginat
a3 (6)
b a a dapat menjadi kopigmentasi bagi antosianin jika
Keterangan: Huruf kecil dibaca horizontal, huruf kapital ditambahkan dengan ion besi.
dibaca vertikal, nilai rata-rata yang diikuti huruf yang Tabel 5. Hasil Uji Lanjut Duncan Antosianin Terhadap
sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji duncan pada Faktor A
taraf 5%. Sampel Rata-rata Taraf Nyata
Semakin besar konsentrasi alginat yang 5%
diberikan menghasilkan kadar air yang semakin a1 (pH 4) 44,713 c
menurun. Hal ini disebabkan oleh sifat alginat a2 (pH 5) 36,501 b
sebagai hidrokoloid yang memiliki kemampuan a3 (pH 6) 26,268 a
menyerap air dengan mudah dan membentuk gel. Keterangan: setiap huruf yang berbeda menunjukan
Semakin banyak air yang terserap menyebabkan adanya perbedaan nyata pada taraf 5%.
semakin banyak air yang terperangkap di dalam gel Hasil dari tabel menunjukan adanya penurunan
alginat. Air yang terperangkap dimungkinkan kadar antosianin pada setiap kenaikan pH. Semakin
sebagai air terikat secara kimia sehingga sangat tinggi pH yang diberikan maka kadar antosianin dari
sukar untuk teruapkan yang mengakibatkan semakin ravioli bunga telang akan semakin menurun.
menurun kadar air dari ravioli bunga telang. Penurunan kadar antosianin disebabkan oleh sifat
Winarno (1992), menyatakan bahwa ketika air dari antosianin yang memiliki kestabilan dan nilai
berikatan pada molekul-molekul membentuk hidrat yang lebih tinggi pada pH semakin asam. Sari et al,
seperti air terikat pada karbohidrat, air tersebut (2003) dalam Sampebarra (2018) menyatakan
dikatakan sebagai air terikat kuat yang hanya bahwa pada saat pH rendah sebagian besar
sebagian air saja yang dapat teruapkan. Selain itu, antosianin terdapat dalam bentuk kation flavilium
semakin besar konsentrasi alginat maka akan yang berwarna merah,sedangkan saat pH mengalami
berikatan dengan ion kalsium membentuk gel yang kenaikan akan terbentuk basa karbinol dan kalkon
semakin kuat. Gel yang kuat membentuk struktur yang tidak berwarna. Pada saat pengukuran kadar
yang lebih padat yang menandakan kadar air dari antosianin menggunakan spektrofotometri UV
bahan semakin menurun. pengukuran absorbansi akan menunjukan jumlah
Kemampuan alginat dalam menyerap air antosianin yang lebih besar saat antosianin berada
dipengaruhi oleh jumlah ion karboksilat, berat dalam bentuk kation flavilium.
molekul serta pH. Semakin rendah pH yang Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
diberikan dimungkinkan akan merusak struktur oleh Ramdhani (2020) menyatakan bahwa semakin
alginat hal ini sesuai dengan pernyataan Haerunnisa tinggi pH yang diberikan mengakbatkan penurunan
(2008) yang mengatakan bahwa ketabilan alginat kandungan antosianin pada serbuk bunga telang. Hal
dipengarui oleh pH serta akan mengendap jika ini disebabkan karena kandungan antosianin
direaksikan dengan pH dibawah 3. Kestabilan yang mengalami degradasi oleh pH. Saat pH meningkat
dimaksud yaitu kestabilan dalam mengikat air. Saat akan terjadi hidrolisis ikatan glikosidik
pH rendah, maka struktur alginat yang rusak akan menghasilkan aglikon dan terbukanya cicin aglikon
sulit mengikat air sehingga air yang terserap berupa yang menyebabkan warna antosianin menjadi
air terikat secara fisik serta air bebas yang mudah semakin pudar.
mengalami penguapan sehingga meningkatkan 3. Intensitas Warna
kadar air dari bahan. pH yang rendah dengan a. Intensitas Warna L*
konsentrasi alginat yang kecil akan menghasilkan Hasil pengujian intensitas warna colorimetri
struktur gel yang lebih lembek yang menandakan pada pengujian ravioli bunga telang menyatakan
bahwa faktor A (pH) berpengaruh terhadap nilai L*

6
Pasundan Food Technology Journal, Volume I, No.I, Tahun 2021

kemudian dilakukan uji lanjut Duncan hasilnya Sampel Rata-rata Taraf Nyata
seperti terlihat pada Tabel 6. Sedangkan faktor B (5%)
(konsentrasi alginat) dan faktor AB (interaksi pH a1 (pH 4) -1,21 c
dan konsentrasi alginat) tidak berpengaruh terhadap a2 (pH 5) -1,39 b
nilai L*. Hal ini dikarenakan konsentrasi alginat a3 (pH 6) -1,60 a
berperan sebagai agen pembentukan gel tipis yang Keterangan : setiap huruf yang berbeda menunjukan
berbentuk tranparan dan tidak berwarna sehingga adanya perbedaan nyata pada taraf 5%.
adanya alginat tidak mempengaruhi warna Berdasarkan pada tabel 7, semakin bertambahnya
kecerahan dari ravioli bunga telang. nilai pH maka makin berbeda nyata. Hasil yang
Tabel 6. Hasil Uji Lanjut Duncan Ravioli Bunga Telang didapatkan dari perlakuan A (pH) menghasilkan
Terhadap Faktor pH (A) Untuk Intensitas Warna penurunan intensitas warna a* menjadi –a*(negatif)
L*(Kecerahan) yang artinya intensitas mendekati warna kehijauan.
Sampel Rata-rata Taraf Nyata Hal ini dikarenaakan adanya pigmen antosianin
(5%) yang memiliki sensitifitas yang cukup tinggi
a1 (pH4) 63,65 b terhadap pH, dimana semakin meningkatnya pH
a2 (pH5) 62,60 a yang digunakan menuju basa maka akan terjadi
a3 (pH6) 62,52 a penambahan gugus hidroksil yang cendrung
Keterangan: setiap huruf yang berbeda menunjukan menguatkan warna menjadi lebih kebiruan, hijau,
adanya perbedaan nyata pada taraf 5%. senyawa kalkon hingga senyawa karbinol yang tidak
Berdasarkan pada tabel 6. Menunjukan bahwa berwarna (deMan,1997). Sedangkan penambahan
adanya perbedaan yang nyata antara faktor A (pH) pH asam akan menghasilkan peningkatan gugus
dengan intensitas L* terhadap ravioli bunga telang. metoksi yang ditandai dengan warna yang
Perbedaan yang nyata ditunjukan pada perlakuan a1 kemerahan.
(pH 4) berbedanyata dengan perlakuan a2 (pH 5) c. Intensitas Warna b*(Merah-Kuning)
dan a3 (pH 6), sedangkan perlakuan a2 berbeda Hasil pengujian intensitas warna b*(merah-
nyata dengan perlakuan a1 dan tidak berbeda nyata kuning) pada ravioli bunga telang berdasarkan
dengan a3, serta perlakuan a3 berbeda nyata dengan perhitungan analisis variansi (ANAVA) menyatakan
a1 dan tidak berbedanyata dengan a2. bahwa faktor A (pH) mempengaruhi intensitas
Semakin tinggi pH mengakibatkan penurunan warna b* kemudian dilakukan uji lanjut Duncan
nilai kecerahan. Hal ini diduga berkaitan dengan hasilnya seperti terlihat pada Tabel 8, sedangkan
semakin bertambahnya gugus chromophore. Gugus faktor B (konsentrasi alginat) dan faktor AB
chromophore merupakan gugus pembawa warna (interaksi pH dan konsentrasi alginat) tidak
pada suatu pigmen, semakin tinggi konsentrasi mempengaruhi intensitas warna b*(merah –
pigmen maka akan menghasilkan warna yang kuning). Hal ini dikarenakan alginat bukan menjadi
semakin gelap (Ramdhani,2020). Pada pH yang salah satu faktor perubahan yang dapat
semakin meningkat mendekati pH netral gugus mempengaruhi warna antosianin yang terdapat pada
warna yang terbentu adalah warna biru pekat. ravioli bunga telang.
Penambahan gugus hidroksil pada batas tertentu Tabel 8. Hasil Uji Lanjut Duncan Ravioli Bunga Telang
menghasilkan warna biru gelap. Sehingga akan Terhadap Faktor pH (A) Untuk Intensitas Warna b*(Biru-
mempengaruhi kecerahan warna dari ravioli bunga Kuning)
telang. Sampel Rata-rata Taraf Nyata
b. Intensitas Warna nilai a* (5%)
Hasil pengujian intensitas warna colorimetri a1 (pH4) -4,32 c
pada pengujian ravioli bunga telang dengan faktor a2 (pH5) -5,12 b
pH dan faktor konsentrasi alginat terhadap nilai a* a3 (pH6) -5,73 a
(merah-hijau) berdasarkan perhitungan analisis Keterangan: setiap huruf yang berbeda menunjukan
variansi (ANAVA) menyatakan bahwa faktor A adanya perbedaan nyata pada taraf 5%.
(pH) berpengaruh terhadap nilai a* kemudian Berdasarkan tabel 8, menyatakan bahwa semakin
dilakukan uji lanjut Duncan hasilnya seperti terlihat meningkat nilai pH semakin berbedanya, Hal ini
pada Tabel 7, sedangkan faktor B (konsentrasi terjadi karena pemberian pH semakin meningkat
alginat) dan faktor AB (interaksi pH dan konsentrasi menuju netral hingga sedikit basa akan menghasil
alginat) tidak berpengaruh terhadap nilai a*. Hal ini transfer ion hidroksil yang memberi warna kebiruan
dikarenakan adanya kandungan pigmen antosianin (deMan,1997).
pada ravioli bunga telang yang memiliki kepekaan Hasil yang didapatkan dari perlakuan A (pH)
terhadap pH sehingga akan mempengaruhi intensitas menunjukan bahwa semakin tinggi pH yang
warna a*. diberkan maka akan menurunkan intensitas warna
Tabel 7. Hasil Uji Lanjut Duncan Ravioli Bunga Telang b* menjadi –b*(negatif) yang artinya intensitas
Terhadap Faktor pH (A) Untuk Intensitas Warna mendekati warna biru. Warna biru yang terbentuk
a*(Merah-Hijau) pada umum nya merupakan warna dasar yang ada

7
Pasundan Food Technology Journal, Volume I, No.I, Tahun 2021

pada bunga telang. Bunga telang mengandung larutan alginat dipengaruhi oleh konsentrasi, pH,
pigmen warna delphinidin glikosida yang berwarna bobot molekul, suhu dan adanya kation logam
biru. Pada pH netral bunga telang akan tetap polivalen.
berwarna biru karena bunga telang mengandung 5. Rasa
antosianin berjenis delphinidhin yang berwarna biru. Berdasarkan hasil analisis variansi (ANAVA) uji
Hal ini juga sesuai dengan sifat antosianin organoleptik terhadap ravioli bunga telang dengan
berdasarkan penelitian Angriani (2019) menyatakan atribut rasa menyatakan bahwa faktor A (pH), faktor
pada pH 7 akan menghasilkan warna biru pada B (konsentrasi alginat) dan interaksi faktor AB (pH
ekstrak bunga telang. Namun ketika pH mengalami dan konsentrasi alginat) berpengaruh terhadap
kenaikan diatas pH netral menuju pH basa kuat atribut rasa dari ravioli bunga telang. sehingga
maka warna akan berubah menjadi hijau hingga diperlukan uji lanjut Duncan, hasilnya seperti pada
membentuk kalkon. Tabel 10. Hal ini dikarenakan perbedaan pH,
4. Kekuatan gel semakin meningkat nilai pH akan meningkatkan
Pengujian kekuatan gel sangat penting dilakukan nilai kesukaan pada produk serta perbedaan
pada ravioli bunga telang, besarnya kekuatan yang konsentrasi alginat yang diberikan, dan semakin
dihasilkan dapat menentukan ketebalan dari gel menurun konsentrasi alginate yang diberikan
ravioli. Semakin besar kekuatan yang diperlukan semakin disukai.
untuk mendeformasi gel maka semakin tebal gel Tabel 10. Pengaruh Interaksi Antara Faktor A (pH) dan
yang terbentuk dengan ikatan yang semakin kuat. Faktor B (Konsentrasi Natrium Alginat) Terhadap Uji
Kemudian dilakukan uji lanjut Duncan hasilnya Organoleptik Ravioli Bunga Telang Atribut Rasa
seperti terlihat pada Tabel 9. Hal ini dikarenakan Konsentrasi Natrium Alginat (B)
semakin meningkat konsentrasi alginat yang pH (A)
b1 (0,5%) b2 (0,6%) b3 (0,7%)
diberikan berserta dengan pH yang semakin
3,29 B 3,07 B 2,97 A
meningkat akan menghasilkan gel yang semakin a1 (4)
a a a
kuat.
Tabel 9. Dwi Arah Untuk Interaksi Antara Faktor A (pH)
2,96 A 3,06 B 3,11 B
a2 (5)
dan Faktor B (Konsentrasi Natrium Alginat) Pada a a a
Kekuatan Gel Ravioli Bunga Telang 3,11 A 2,78 A 2,84 A
a3 (6)
Konsentrai Natrium Alginat (B) b a b
pH (A) Keterangan: Huruf kecil dibaca horizontal, huruf kapital
b1 (0,5%) b2 (0,6%) b3 (0,7%) dibaca vertikal, nilai rata-rata yang diikuti huruf yang
22,49 A 36,44 A 57,91 A sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji duncan pada
a1 (4)
a b c taraf 5%.
22,66 A 52,99 B 68,22 B Hasil tabel menyatakan terdapat variasi
a2 (5)
a b c kesukaan panelis terhadap rasa dengan perlakuan
57,91 B 68,13 C 81,76 C
a3 (6) berbeda. Semakin rendah pH dan konsentrasi yang
a b c
diberikan menghasilkan rasa yang cukup disukai
Keterangan : Huruf kecil dibaca horizontal, huruf kapital
dibaca vertikal, nilai rata-rata yang diikuti huruf yang
oleh panelis. Hal ini dikarenakan, pemberian asam
sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji duncan pada pada ravioli bunga telang akan mengurangi rasa
taraf 5%. pahit dari pemberian kalsium klorida. Rasa asam
Kekuatan gel yang dihasilkan oleh alginat pada ravioli bunga telang diakibatkan oleh
berkaitan dengan tingginya konsentrasi yang pemberian lemon sebagai pengatur pH.
diberikan. Semakin tinggi alginat yang diberikan Menurut deMan (1997), asam pada lemon
akan menghasilkan gal yang semakin kuat. Alginat berupa asam sitrat dimana rasa dari asam sitrat
dalam pembentuk gel dengan ion Ca2+ menghasilkan memiliki rasa yang paling masam dan lebih disukai.
ikatan silang dengan anion karboksilat dari blok G- Selain itu banyak nya ion H+ akan mempengaruhi
G. Interaksi yang terjadi sebagian menghasilkan intensitas rasa asam dari produk (Winarno,1997).
ikatan hidrogen namun lebih banyak menghasilkan Hal ini berkaitan dengan semakin menurunnya pH
ikatan kovalen. Ikatan kovalen yang dihasilkan yang maka semakin banyak ion H+ yang dihasilkan.
mengakibatkan gel alginat kuat dan bersifat thermo- Berdasarkan penelitian Breslin (1996),
irrevesible. menyatakan bahwa senyawa asam dan pahit dapat
Kekuatan ikat gel kalsium alginat juga meningkat atau menekan satu sama lain tergantung
berpengaruh teradap pH yang digunakan. Semakin pada konsentrasi yang diberikan, semaki tinggi
rendah pH yang digunakan maka viskositas alginat konsentrasi asam yang ditambahkan maka akan
semakin tidak stabil yang mempengaruhi menekan rasa pahit dari senyawa tersebut.
pembentukan gel alginat. Pernyataan tersebut sesuai Penambahan asam juga bertujuan untuk
dengan hasil penelitian Fu et al (2011) yang memperbaiki rasa dari ravioli bunga telang agar
menyatakan bahwa tingginya viskositas berkolerasi lebih diterima konsumen.
dengan tingginya kekuatan gel alginat. Viskositas

8
Pasundan Food Technology Journal, Volume I, No.I, Tahun 2021

Perlakuan konsentrasi alginat dapat penambahan gula berupa sukrosa 10% pada sari
menghasilkan rasa yang berbeda. Dinyatakan bahwa bunga telang dapat mempengaruhi kekuatan gel.
semakin tinggi konsentrasi alginat maka akan Sukrosa sebagai senyawa yang bersifat
semakin tinggi kekuatan alginat untuk mengikat ion hidrofilikyang dapat mengikat air sehingga akan
kalsium. Saat ravioli bunga telang dikonsumsi meningkatkan kekuatan gel pada alginat.
dengan konsentrasi alginat yang tinggi maka rasa Kemampuan sukrosa dalam mengikat air
pahit dari kalsium klorida yang terikat juga akan dimungkinkan akan mengisi celah kosong pada gel
semakin terasa. Hal ini dikarenakan terjadi alginat sehingga akan mengakibatkan tekstur
peningkatan kalsium pada reseptor yang menjadi semakin keras.
menyebabkan peningkatan rasa pahit. 7. Bentuk
6. Teksture Hasil pengujian organoleptik pada ravioli bunga
Berdasarkan hasil analisis validari (ANAVA) telang berdasarkan perhitungan analisis validari
menyatakan bahwa pada faktor A (pH), faktor B (ANAVA) terhadap faktor A (pH) dan faktor B
(konsentrasi natrium alginat) dan interaksi faktor (konsentrasi natrium alginat) serta interaksi antara
AB (pH dan konsentrasi natrium alginat) faktor AB menghasilkan pengaruh terhadap atribut
mempengaruhi tekstur dari ravioli bunga telang. bentuk ravioli bunga telang. Sehingga diperlukan uji
Sehingga diperlukan uji lanjut Duncan,hasilnya lanjut Duncan,hasilnya seperti pada Tabel 12.
seperti pada Tabel 11, hal ini dikarenakan adanya Tabel 12.Pengaruh Interaksi Antara Faktor A dan Faktor
keterikatan antara pH dan konsentrasi alginat dalam B Terhadap Uji Organoleptik Ravioli Bunga Telang
membetuk gel yang mempengaruhi tekstur dari Atribut Bentuk
setiap perlakuan. Konsentrasi Alginat (B)
Tabel 11. Pengaruh Interaksi Antara Faktor A (pH) dan pH (A) b3
Faktor B (Konsentrasi Natrium Alginat) Terhadap Ravioli b1 (0,5%) b2 (0,6%)
(0,7%)
Bunga Telang Atribut Tekstur 3,26 B 3,22 A 3,77 A
a1 (4)
Konsentrasi Alginat (B) A a b
pH (A) b3 2,96 A 3,29 A 3,58 A
b1 (0,5%) b2 (0,6%) a2 (5)
(0,7%) A b b
3,60 A 3,50 B 3,62 B 3,61 C 3,32 A 3,73 A
a1 (4) a3 (6)
a a a B a b
3,50 A 3,34 B 3,19 A Keterangan : Huruf kecil dibaca horizontal, huruf kapital
a2 (5) dibaca vertikal, nilai rata-rata yang diikuti huruf yang
b b a
3,49 A 3,21 A 3,13 A sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji duncan pada
a3 (6) taraf 5%.
b a a
Keterangan : Huruf kecil dibaca horizontal, huruf kapital Berdasarkan tabel 12 memberikan hasil bahwa
dibaca vertikal, nilai rata-rata yang diikuti huruf yang semakin meningkat konsentrasi alginat semakin
sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji duncan pada disukai, hal ini disebabkan karena semakin besar
taraf 5%. konsentrasi alginat yang diberikan akan
Bervariasinya hasil yang didapatkan dari tabel mempengaruhi bentuk dari ravioli bunga telang.
11 menentukan kesukaan panelis yang berbeda- Teknik frozen reverse spherification merupakan
beda. Semakin tinggi konsentrasi alginat yang teknik yang menghasil bulatan sphere tipis. Bulatan
diberikan maka akan menghasilkan kesukaan yang yang dihasilkan karena adanya ikatan silang yang
menurun terhadap tekstur gel. Hal ini dikarenakan saling tarik menarik antara molekul alginat dan
terjadinya difusi antara ion Ca2+ dan ion Na+ yang kalsium klorida dalam membentuk gel. Alginat yang
melebihi batas keritis sehingga akan menghasilkan terdiri dari gugus guluronat yang membentuk gugus
gel yang semakin mengeras (Winarno dan Sergio, aksial akan berikatan silang dengan ion Ca2+
2017). Pembentuk gel ini juga dipengaruhi oleh pH membentuk struktur seperti egg-box.
yang diberikan. Hal ini lah yang membuat ravioli berbentuk
Chapman dan Chapman (1980) menyebutkan bulat. Selain itu prinsip seperti tetesan air yang
bahwa viskositas larutan alginat stabil pada pH 5- dijatuhkan keminyak membentuk bulatan juga
10. Semakin stabil viskositas larutan algiant, diterapkan. Adanya perbedaan viskositas dan
berpengaruh terhadap kekuatan gel sedangkan permukaan tegangan mengakibatkan juga
pemberian pH yang lebih rendah menyebabkan mengakibatkan pembentukan bulatan terjadi serta
kestabilan alginat dalam mengikat air semakin adanya gaya gravitasi yang menjatuhkan cairan
menurun. Kurang nya kestabilan alginat mengikat kalsium ke dalam lautan alginate.
air mengakibatkan merenggang nya ikatan antara Pada pembuatan ravioli bunga telang bentukan
alginat dan kalsium klorida karena banyak nya air bulat juga dibantu dengan cetakan. Teknik frozen
yang berdifusi keluar dari jaringan mengakibatkan reverse spherification yang mengharuskan
tekstur menjadi lebih lunak. terjadinya proses pembekuan sehingga dapat
Tekstur gel alginat dalam pembentukan ravioli membentuk bulatan dengan lebih mudah. Namun
juga dipengaruh oleh penambahan gula. Adanya daat konsentrasi alginat dan pH yang digunakan

9
Pasundan Food Technology Journal, Volume I, No.I, Tahun 2021

rendah mengakibatkan ikatan antara kalsium dan diteruskan ke otak. Pada bagian ini lah proses
alginat melemah dan saat pencairan terjadi difusi air penglihatan warna berlangsung (Kartika et al,
yang keluar tidak dapat terperangkap dengan kuat 2014). Penglihatan warna hanya terjadi pada
pada ikatan kalsium alginat yang mempengaruhi panjang gelombang 380-770 nm, lebih dari itu mata
bentuk dari ravioli menjadi tidak bulat sempurna. tidak menghasilkan reseptor warna (Soekarto,1985).
Ketidak sempurnaan bulatan ini mempengaruhi Pemberian perlakuan pH 4 akan menghasilkan
tingkat kesukaan panelis terhadap atribut bentuk. warna ungu yang lebih terliat berbeda dibandingkan
8. Warna dengan pH 5 dan pH 6 yang menghasilkan warna
Berdasarkan hasil perhitungan analisis variansi ungu kebiruan. Hal tersebut karena peningkatan
(ANAVA) terhadap uji kesukaan warna ravioli atom H+ semakin banyak dibandingkan dengan pH 5
bunga telang menyatakan bahwa faktor A (pH) dan pH 6. Sehingga ketika sensori mata melihat
memberikan pengaruh terhadap atribut warna ravioli akan terbentuk perbedaan warna yang lebih
bunga telang,sehingga diperluan uji lanjut Duncan mencolok pada pH 4 sehingga menghasilkan
seperti terlihat pada Tabel 13. Sedangkan faktor B perbedaan warna kesukaan.
(konsentrasi alginat) dan faktor AB (interaksi pH 9. Respon Analisis Sampel Terpilih
dan konsentrasi alginat) tidak memiliki pengaruh Pemilihan sampel terpilih dilakukan untuk
terhadap warna dari ravioli bunga telang. Hal ini menentukan 1 sampel terpilih dari semua perlakuan
dikarenakan, alginat sebagai pembentuk gel yang yang dinyatakan paling berbeda nyata dari hasil
menghaslkan gel tipis, tidak berwarna dan pengujian respon fisik, kimia dan organoleptik.
transparan tidak menghasilkan pengaruh terhadap Pemilihan sampel dilakukan dengan menentukan
visual warna dari ravioli bunga telang. Sehingga nilai tertinggi sebagai nilai yang paling berberbeda
semakin tinggi konsentrasi yang terbentuk warna nyata dari tiap pengujian masing-masing respon.
secara visual akan tetap tidak berubah. Pengaruh Sampel terpilih yang di hasilkan yaitu dengan
faktor A (pH) terhadap warna ravioli bunga telang perlakuan a1b3 (pH 4 dan konsentrasi alginat 0,7%)
dapat dilihat pada tabel berikut : yang selanjutnya akan di uji karbohidrat total,
Tabel 13. Hasil Rekapan Uji Lanjut Duncan Faktor pH protein total dan lemak total untuk menentukan
(A) Terhadap Warna Organoleptik Ravioli Bunga Telang angka kecukupan gizi (AKG) dari ravioli bunga
Sampel Rata-rata Taraf Nyata telang .
(5%) Angka kecukupan gizi (AKG) adalah zat-zat gizi
a1(pH 4) 4,71 b yang hendak dikonsumsi setiap hari untuk jangka
a2(pH 5) 4,51 a waktu tertentu sebagai bagian dari pengaturan pola
a3(pH 6) 4,54 a makan rata-rata orang sehat. Angka kecukupan gizi
Keterangan : setiap huruf yang berbeda menunjukan yang dianjurkan (AKG) dapat dikatakan sebagai
adanya perbedaan nyata pada taraf 5%. taraf konsumsi zat-zat gizi esensial yang
Berdarakan tabel diatas dapat diketahu adanya berdasarkan pengetahuan ilmiah yang dinilai cukup
perbedaan yang nyata pada faktor A (pH) terhadap untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang
uji organoleptik atribut warna ravioli bunga telang. sehat (Almatsier, 2004).
Perbedaan nyata ditunjukan pada perlakuan a1 (pH AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan
4) terhadap a2 (pH6) dan a3 (pH 7). Perbedaan yang berat badan untuk masing-masing umur, kelompok
nyata dipengaruhi oleh reaksi pH dan pigmen warna gender, dan aktivitas fisik. Dalam penggunaannya,
dari ravioli bunga telang. Pigmen antosianin pada bila kelompok penduduk yang dihadapi mempunyai
ravioli bunga telang akan memberikan perubahan rata-rata berat badan yang berbeda dengan patokan
warna sesuai dengan pH yang diberikan. yang digunakan, maka perlu dilakukan
Hal ini sesuai dengan penelitian Angriani penyesuaiaan. Bila berat badan kelompok penduduk
(2019), yang menyatakan bahwa perbedaan pH pada tersebut dinilai terlalu kurus, AKG yang dihitung
ekstrak bunga telang akan menghasilkan warna yang berdasarkan berat badan idealnya (Almatsier,2004).
bervariasi seperti pada ekstrak bunga telang dengan AKG yang dianjurkan tidak digunakan perorangan.
pH 1 menghasilkan warna merah jambu, pH 4 Berikut ini tabel informasi nilai gizi dari ravioli
menghasilkan warna ungu, pH netral menghasilkan bunga telang :
warna biru, dan pH 10 berwarna hijau. Tabel 14. Informasi Nilai Gizi Ravioli Bunga Telang
Mekanisme dalam penerimaan warna oleh mata
yaitu adanya cahaya yang mencapai retina maka INFORMASI NILAI GIZI ( %AKG)
mekanisme dari saraf mata akan menanggapi dan Takaran saji 100gram
salah satunya akan memberikan sinyal warna.
Secara spesifik retina memiliki lapisan setipis Jumlah sajian Per Kemasan 1
lembaran jaringan yang terletak dibelakang Energi 3,97 %
dibelakang bola mata berisi sel-sel fotoreseptor Karbohidrat Total 5,62%
Protein Total 0,13%
seperti sel batang dan kerucut yang akan mengubah
Lemak Total 1,97%
bayangan yang masuk menjadi inplus saraf yang Persen AKG berdasarkan pada kebutuhan energi 2150
kkal.
Kebutuhan energi anda mungkin lebih tinggi atau lebih
10 rendah
Pasundan Food Technology Journal, Volume I, No.I, Tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas menyatakan bahwa,


pada 100 gram takaran saji dari ravioli bunga telang 1. Derajat keasaman (pH) berpengaruh
menghasilkan energi sebanyak 3,97%, sedangkan terhadap respon fisik uji colorimetri pada
untuk informasi nilai gizi karbohidrat total sebanyak warna L*, a*,b* dan kekuatan gel, respon
5,62%, protein total sebanyak 0,13% dan lemak kimia uji kadar air dan kadar antosianin
total sebanyak 1,97%. Hasil yang didapatkan serta respon organolerptik pada atribut
berdasarkan perhitungan AKG ravioli bunga telang rasa, tekstur, bentuk dan warna.
dibagi dengan AKG pada peraturan keputusan 2. Konsentrasi natrium alginat berpengaruh
badan pengawas obat dan makanan (BPOM) No.9 terhadap respon fisik kekuatan gel dari
tahun 2016 tentang Acuan Label Gizi pada Katagori ravioli bunga telang, respon kimia dari
Umum. kadar air, serta respon organoleptik atribut
Produk ravioli bunga telang belum mampu rasa, bentuk dan tekstur.
mencukupi kebutuhan gizi untuk tubuh seseorang 3. Interaksi derajat keasaman (pH) dan
untuk standar sehat sehingga diperlukan untuk konsentrasi natrium alginat berbeda nyata
mengkonsumsi makanan lainnya yang lebih pada respon fisik untuk kekuatan gel,
bervariasi. Menurut pedoman umum gizi seimbang respon kimia untuk kadar air serta respon
(PUGS) anjuran pengkonsumsian sumber energi organoleptik untuk atribut rasa, tekstur dan
yang berasal dari karbohidrat sebanyak 60--75%, bentuk.
sumber energi dari protein 10-15% dan sumber V. Daftar Pustaka
energi untuk lemak sebanyak 10-25% (Mardalena, 1. Almatsier,Sunita.2004.Prinsip Dasar Ilmu
2016). Gizi. Cetakan Keempat. Jakarta: PT
IV. Kesimpulan Gramedia Puastaka Utama.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
2. Angriani, Lisa. 2019. Potensi Ekstrak Bunga Telang (Clitoria ternatea) Sebagai Pewarna Alami
Lokal Pada Berbagai Industri Pangan. Canrea Journal, Vol. 2 Issue 1,177.
3. Ardiyaningtiyas, D. 2012. Aplikasi Teknik Spherification Dalam Pembuatan Ravioli Semangka
Merah (Citrullus vulgaris schard). Bogor: Institut Pertanian Bogor.
4. Belitz, H.D., Grosch.,Werner.,Schieberle & Peter. 1999. Food Chemistry, 2nd Edition. Germany:
Springer.
5. Breslin, Paul AS. 1996. Interaction Among Salty,Sour,And Bitter Compounds.Trends In Food Sciene
And Technology.Volume 7, Issue 12, page 390-399
6. Chapman, V.J. and Chapman, D.J. 1980. Seaweeds and Their Uses.3rd ed. London: Chapman and
Hall.
7. deMan, Jhon M.1997. Kimia Makanan. Edisi Ke-2.Bandung : ITB
8. Fauzia, Siti.2019. Perbandingan Sari Bunga Telang (Clitoria Ternatea) Dengan Sari Lemon Dan
Konsentrasi Sukrosa Terhadap Karakteristik Minuman Herbal. Tugas Akhir. Bandung :
Universitas Pasundan
9. Fu, S., Thacker, A., Sperger, D.M., Boni, R.L., Buckner, I.S., Velanker, D., Munson, E. J & Block,
L.H. 2011. Relevance of Rheological Properties of Sodium Alginate in Solution to Calcium Alginate
Gel Properties. AAPS PharmSciTech, 12(2). DOI: 10.1208/s12249-011-9587-0.
10. Giusti, MM., dan Wrolstan, RE.2001. Characterization And Measurement Of AnthocyaninsBy UV-
Visible Spectroscopy. Di Dalam : Current Protocol In Food Analytical Chemistry. New York :Jhon
Wiley and Sons
11. Goldberg, Elyssa.2016. The Science Behind This Mesmerizing Color-Changing Tea. Bon Appétit..
Amerika Serikat:Craig Kostelic.
12. Haerunnisa. 2008. Analisa Kualitas Dan Formulasi Alginat Hasil Ekstraksi (Sargassum
filipendula) Untuk Pembuatan Sari Suplemen Serat Dalam Bentuk Effervescent. Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
13. Kartika.,Kuntjoro,Keishatyanarsha.,Yenni.,Halim, Yohanie. 2014. Patofisiologi Dan Diagnosis Buta
Warna. Article Kedokteran. Vol 41 No.4
14. Lawless, Harry T and Heidi Hal-Ling Yang.2005. Descriptive Analysis Of Divalent Salts. J Sens Stud.
20(2):97-113.
15. Mardalena, Ida dan Eko Suryani.2016. Ilmu Gizi.Cetakan Pertama. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.
16. Nikkah, E., Khayamy, M., Heidari., Jamee, R. 2007. Effect Of Sugar Treatment On Stability Of
Anthocyanin Pigments In Berries. Journal of Biological Scinces. 7(8):1412-1417. DOI : 10.3923/JBS

11
Pasundan Food Technology Journal, Volume I, No.I, Tahun 2021

17. Ramdhani, Utari Nur. 2020. Korelasi Kondisi pH Terhadap Karakteristik Pewarna Alami Serbuk
Bunga Telang (Clitorea Ternatea) Metode Foam-Mat Drying.Tugas Akhir. Bandung: Universitas
Pasundan
18. Sampebarra, Alfrida Lullung. 2018. Karakteristik Zat Warna Antosianin Dari Biji Kakao Non
Fermentasi Sebagai Sumber Pewarna Alami. Balai Besar Industri Hasil Perkebunan : Makassar
19. Sen, D.D. 2017. Cross Linking Of Calcium Ion In Alginat Produce Pherification In Molecular
Gastronomy By Pseudoplastic Flow. World Journal of Pharmaceutical Sciences, 1-10.
20. Soekarto, Prof. Dr. Soewarno T.1985.Penilaiaan Organoleptik.Cetakan Pertama. Jakarta:Bhratara
karya
21. Soeroso, E.G., Lestario, L.N., Martono, Y.2017. Penambahan Gula Dapat Meningkatkan Stabilitas
Warna Ekstrak Antosianin Murbei Hitam. Agritech 37(4):428-236. DOI: 10.22146
22. Tica, A.R. 2019. Calcium Chloride (CaCl2) : Characteristics and Molecular Interaction in Solution.
06.
23. Vankar, P.S. 2010. Evaluation of Anthocyanin Content in Red and Blue Flowers. International
Journal of Food , Volume 6, Issue 4.
24. Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Cetakan keenam. Jakarta: PT. Gramedia.
25. Winarno, F.G. 1996. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Cetakan kedua. Jakarta: PT. Gramedia.
26. Winarno, F.G. dan Sergio A. 2017. Gastronomi Molekuler. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

12

Anda mungkin juga menyukai