Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

TEKNIK LABORATORIUM HASIL PERIKANAN


HPLC, ANALISIS WARNA DAN ANALISIS PROKSIMAT

M Nabu Okta Priandy


05061182227050

Dosen Pengampu:
Agus Supriadi, S. Pt., M. S. I.

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
BAB 1
LATAR BELAKANG

1.1. Pendahuluan
Mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung benzena dalam
jangka panjang meskipun hanya dalam kadar rendah dapat menyebabkan kerusakan
sel darah, seperti anemia dan leukemia, gangguan sistem imun, dan kanker. Sejak
ditemukannya benzena pada produk pangan pada awal tahun 1990an, kekhawatiran
terhadap terbentuknya benzena pada produk pangan semakin meningkat.
Keberadaan benzena pada produk pangan dapat disebabkan oleh hilangnya benzena
dari bahan pengemas, air proses produksi yang mengandung benzena, dan reaksi
antara natrium benzoat dan asam korbat. American Beverage Association (ABA)
merekomendasikan beberapa langkah yang bisa dilakukan. Hal ini perlu dilakukan
oleh produsen untuk mencegah terbentuknya benzena pada produk minuman, salah
satunya adalah pengujian percepatan. Pengujian dipercepat dapat dilakukan dengan
mengkondisikan produk pada suhu minimum 40 dan 60°C selama 24 jam atau lebih,
tergantung formulasi produk. Diharapkan pengujian dipercepat reaksi pembentukan
benzena. High Performance Liquid Chromatography (HPLC) merupakan salah
satu dari beberapa metode yang dapat digunakan untuk menganalisis benzena
dalam berbagai sampel (Patra, 2015). Benzena berhasil dianalisis menggunakan
kolom HPLC fase terbalik oleh beberapa peneliti sebelumnya.
Kosmetik merupakan kebutuhan yang telah lama dipergunakan dan
dikembangkan oleh manusia. Seiring dengan berkembangnya tingkat ilmu
pengetahuan tentang perawatan tubuh, budaya dan tingkat sosial ekonomi,
penggunaan kosmetik pun kian meningkat dan beragam. Apalagi dengan
perkembangan teknologi, khususnya yang berkaitan dengan kosmetik. Kosmetik
pada umumnya merupakan kosmetik rias dan pemeliharaan. Kosmetika rias
semata-mata hanya melekat pada bagian tubuh yang dirias dan dimaksudkan agar
terlihat menarik serta dapat menutupi kekurangan yang ada. Kosmetik ini hanya
terdiri dari zat pewarna dan pembawa saja. Kosmetik sendiri saat ini telah menjadi
sebuah lahan perdagangan yang mempunyai omset yang memuaskan, sehingga
banyak dari para produsen yang tidak mementingkan kesehatan para konsumen
dengan mengesampingkan kualitas.Artinya banyak produk yang kini beredar di
pasaran mengandung beberapa zat yang tidak memenuhi syarat kelayakan
pemakaian. Dahulu bahan yang dipakai untuk memproduksi kosmetik berasal dari
bahan-bahan alam. Namun saat ini para produsen lebih memilih untuk
menggunakan zat warna sintetik untuk bahan tambahan yang digunakan karena
relatif lebih murah dan dapat menghasilkan warna yang terang dan stabil dalam
pemakaian. Zat warna sintetik saat ini telah digunakan pada beberapa jenis
makanan, obat dan kosmetik. Rhodamin B adalah zat pewarna sintetis yang sering
disalahgunakan pemanfaatannya dalam produk kosmetika. Secara umum zat warna
tersebut berupa kristal yang tidak berbau, berwarna hijau atau ungu kemerahan, dan
dalam bentuk larutan berwarna merah terang dan berfluoresensi (Elfasyari, 2020).
Masyarakat umumnya tidak mengkonsumsi biji, sehingga biji nangka dan biji
durian biasanya dibuang sebagai limbah padat. Padahal kandungan karbohidrat biji
nangka 36,7 % dari 100 gr bagian dari yang dimakan. Dan kandungan karbohidrat
pada biji durian sangat tinggi yaitu 48,2 gramper 100 gram. Dengan demikian, biji
nangka dan biji durian dapat diolah menjadi bahan yang lebih bermanfaat dengan
nilai ekonomis yang lebih tinggi. Salah satunya mengolah biji nangka dan biji
durian menjadi kerupuk. Kerupuk adalah salah satu produk olahan tradisional yang
banyak dikonsumsi di Indonesia. Kerupuk dikenal baik disegala usia maupun
tingkat sosial masyarakat. Zat makanan (karbohidrat, protein, lemak, air, dan abu)
dari bahan makanan sangat penting diketahui. Dimana karbohidrat merupakan
sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk dunia, khususnya bagi
penduduk Negara yang sedang berkembang. Begitu juga dengan protein yang juga
merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena zat ini
disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat
pembangun dan pengatur. Lemak juga merupakan zat makanan yang penting untuk
menjaga kesehatan tubuh manusia. Kadar abu ada hubungannya dengan mineral
suatu bahan.Kandungan air sangat berpengaruh terhadap konsisten bahan pangan,
pada umumnya keawetan bahan pangan mempunyai hubungan erat dengan kadarair
yang dikandungnya. Beberapa produk olahan perlu dilakukan uji organoleptik
terhadap rasa, warna, bau dan tekstur dari makanan yang dihasilkan (Muctadi, 2013)
1.2. Rumusan Masalah
1. Mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung benzena.
2. Reaksi antara natrium benzoat dan asam korbat.
3. Rhodamin B pewarna sintetis yang sering disalahgunakan.
4. Kurangnya mengkonsumsi biji, sehingga biji nangka dan biji durian biasanya
dibuang.

1.3. Tujuan
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh mencegah terbentuknya
benzena pada suhu minimum 40 dan 60°C selama 24 jam atau lebih.
2. Mengubah zat warna Rhodamin B sintetis.
3. Untuk meningkatkan konsumsi biji nangka dan biji durian dengan merubah
menjadi kerupuk.
DAFTAR PUSTAKA

Patra, R., Kollati, Y., NS, S. K., & Dirisala, V. R. (2015). Valsartan In Combination
With Metformin And Gliclazide In Diabetic Rat Model Using Developed RP-
HPLC Method. Future Journal Of Pharmaceutical Sciences, 7, 1-10.
Elfasyari, T.Y, Mutia Amelia Putri, Regina Andayani. 2020. Analysis of Rhodamin
B in Imported Lipstick at Batam City by Thin Layer Chromatography and
UV-Vis Spectrophotometry. Pharmaceutical Journal of Indonesia. Vol 17 No.
Muctadi, Deddy. 2010. Teknik Epaluasi Nilai Gizi Protein (2nd edition).12 (4).

Anda mungkin juga menyukai