Anda di halaman 1dari 9

MODEL R&D DICK & CAREY

Disusun untuk memenuhi tugas R&D

Disusun oleh

SOFI IRA FANTI

2018 60 003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAPUA

2021
B. MODEL DICK AND CAREY

Model desain pembelajaran yang dikemukan oleh Dick and Carey (2005) dalam Pribadi (2009),
telah lama digunakan untuk menciptakan program pembelajaran yang efektif, efisien dan
menarik. Model ini dikembangkan berdasarkan pada penggunaan pendekatan system atau system
approach terhadap komponen-komponen dasar dari desain system pembelajaran yang meliputi
analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi.

Salah satu model desain pembelajaran adalah model Dick and Carey (1985) dalam Muliartha
(2011), Model ini termasuk ke dalam model procedural. Model yang dikembangkan didasarkan
pada penggunaan pendekatan sistem terhadap komponen-komponen dasar desain pembelajaran
yang meliputi analisis desain pengembangan, implementasi dan evaluasi. Adapun komponen dan
sekaligus merupakan langkah-langkah utama dari model desain pembelajaran yang dikemukakan
oleh Dick and Carey (2009) dalam Muliartha (2011). merupakan langkah-langkah utama dari
model desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick and Carey (2009) dalam Muliartha
(2011).

Model Dick and Carey terdiri dari 10 langkah-langkah. Setiap langkah sangat jelas maksud dan
tujuannya sehingga bagi perancang pemula sangat cocok sebagai dasar untuk mempelajari model
desain yang lain. Kesepuluh langkah pada model Dick and Carey menunjukan hubungan yang
sangat jelas dan tidak terputus antara langkah yang satu dengan yang lainya. Dengan kata lain,
sistem yang terdapat pada Dick and Carey sangat ringkas, namun isinya padat dan jelas dari satu
urutan ke urutan berikutnya.

Komponen Desain Instruksional Model Dick and Carey

Perancangan Instruksional menurut sistem pendekatan model Dick and Carey terdapat beberapa
komponen yang akan dilewati di dalam proses pengembangan dan perencanaan tersebut (Dick
and Carey, 1996). Berikut adalah langkah pengembangan desain Instruksional menurut dick dan
carey :

1. Mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran (Identity Instructional Goal).

Tahap awal model ini adalah menentukan apa yang diinginkan agar siswa dapat melakukannya
ketika mereka telah menyelesaikan program pembelajaran. Tujuan pembelajaran mungkin dapat
diturunkan dari daftar tujuan, dari analisis kinerja (performance analysis), dari penilaian
kebutuhan (needs assessment), dari pengalaman praktis dengan kesulitan belajar pebelajar, dari
analisis orang-orang yang melakukan pekerjaan (Job Analysis), atau dari persyaratan lain untuk
pembelajaran baru.

2. Melakukan Analisis Intruksional (Conduct Instructional Analysis).

Analisis Intruksional yakni menentukan kemampuan apa saja yang terlibat dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan dan menganalisa topik atau materi yang akan dipelajari.
Setelah mengidentifikasi tujuan-tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya adalah menentukan
langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Langkah
terakhir dalam proses analisis tujuan pembelajaran adalah menentukan keterampilan,
pengetahuan, dan sikap yang disebut sebagai entry behavior (perilaku awal/masukan) yang
diperlukan oleh siswa untuk memulai pembelajaran.

Menentukan kemampuan apa saja yang terlibat dalam proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan dan menganalisa topik atau materi yang akan dipelajari. Analisis ini akan menghasilkan
peta konsep akan menggambarkan hubungan di antara semua keterampilan yang telah
diidentifikasi.

3. Menganalisis Karakteristik Siswa dan Konteks Pembelajaran (Analyze Learners and


Contexts).

Ketika melakukan analisis terhadap keterampilan-keterampilan yang perlu dilatihkan dan


tahapan prosedur yang perlu dilewati, juga dipertimbangkan keterampilan awal yang telah
dimiliki mahasiswa. Analisis paralel terhadap siswa dan konteks dimana mereka belajar, dan
konteks apa tempat mereka menggunakan hasil pembelajaran. Keterampilan-keterampilan siswa
yang ada saat ini, yang lebih disukai, dan sikap-sikap ditentukan berdasarkan karakteristik atau
setting pembelajaran dan setting lingkungan tempat keterampilan diterapkan. Langkah ini adalah
langkah awal yang penting dalam strategi pembelajaran.

4. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus (Write Performance Objectives).

Berdasarkan analisis pembelajaran dan pernyataan tentang tingkah laku awal siswa kemudian
dirumuskan pernyataan khusus tentang apa yang harus dilakukan siswa setelah menyelesaikan
pembelajaran. Menuliskan tujuan unjuk kerja (tujuan pembelajaran). Berdasarkan analisis tujuan
pembelajaran dan pernyataan tentang perilaku awal, catatlah pernyataan khusus tentang apa yang
dapat dilakukan oleh siswa setelah mereka menerima pembelajaran.

Pernyataan-pernyataan tersebut diperoleh dari analisis pembelajaran. Analisis pembelajaran


dimaksudkan untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan yang dipelajari, kondisi
pencapaian unjuk kerja, dan kriteria pencapaian unjuk kerja.  Komponen ini bertujuan untuk
menguraikan tujuan umum menjadi tujuan yang lebih spesifik pada tiap tahapan pembelajaran.
Di tiap tahapan akan ada panduan pembelajaran dan pengukuran performansi pembelajar.

5. Mengembangan Instrumen Penilaian (Develop Assessment Instruments).

Pengembangan instrument penilaian didasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan. Berdasarkan
tujuan pembelajaran yang tertulis, mengembangkan produk evaluasi untuk mengukur
kemampuan siswa melakukan tujuan pembelajaran. Penekanan utama berada pada hubungan
perilaku yang tergambar dalam tujuan pembelajaran dan penilaian yang di minta.

6. Mengembangan Strategi Pembelajaran (Develop Instructional Strategy).

Strategi pembelajaran meliputi; kegiatan prapembelajaran (pre-activity), penyajian informasi,


praktek dan umpan balik (practice and feedback, pengetesan (testing), dan mengikuti kegiatan
selanjutnya. Strategi pembelajaran berdasarkan teori dan hasil penelitian, karakteristik media
pembelajaran yang digunakan, bahan pembelajaran, dan karakteristik siswa yang menerima
pembelajaran. Prinsip-prinsip inilah yang digunakan untuk memilih materi strategi pembelajaran
yang interaktif.

7. Mengembangan atau Memilih Bahan Ajar (Develop and Select Instructional Materials).

Mengembangkan dan memilih bahan ajar, produk pengembangan ini meliputi petunjuk untuk
siswa, materi pembelajaran, dan soal-soal. Materi pembelajaran meliputi: petunjuk untuk tutor,
modul untuk siswa, transparansi OHP, videotapes, format multimedia, dan web untuk
pembelajaran jarak jauh. Pengembangan materi pembelajaran tergantung kepada tipe
pembelajaran, materi yang relevan, dan sumber belajar yang ada disekitar perancang.
8. Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Formatif (Design and Conduct Formative
Evaluation of Instruction).

Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data dan mengidentifikasi data tersebut. Dalam
merancang dan mengembangkan evaluasi formative yang dihasilkan adalah instrumen atau
angket penilaian yang digunakan untuk mengumpulkan data. Data-data yang diperoleh tersebut
sebagai pertimbangan dalam merevisi pengembangan pembelajaran ataupun produk bahan ajar.
Ada tiga tipe evaluasi formatif : uji perorangan (one-to-one), uji kelompok kecil (small group)
dan uji lapangan (field evaluation). Setiap jenis penilaian memberikan informasi yang berbeda
bagi perancang untuk digunakan dalam meningkatkan pembelajaran. Teknik serupa dapat
diterapkan pada penilaian formatif terhadap bahan atau pembelajaran di kelas.

9. Melakukan Revisi Terhadap Program Pembelajaran (Revise Instruction).

Tahap ini mengulangi siklus pengembangan perangkat pengajaran. Data dari evaluasi formatif
yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya dianalisis serta diinterpretasikan. Data yang
diperoleh dari evaluasi formatif dikumpulkan dan diinterpretasikan untuk memecahkan kesulitan
yang dihadapi siswa dalam mencapai tujuan. Bukan hanya untuk ini, singkatnya hasil evaluasi
ini digunakan untuk merevisi pembelajaran agar lebih efektif.

Revisi harus menjadi bagian konstan dalam proses design. Revisi dilakukan berdasarkan hasil
dari tiap komponen model ini. Pada tahap ini, data dari evaluasi dugaan yang telah dilakukan
pada tahap sebelumnya diringkas dan dianalisis serta diinterpretasikan untuk diidentifikasi
kesulitan yang dialami oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Begitu pula masukan
dari hasil implementasi dari pakar/validator. Mungkin saja tahapan-tahapan pembelajaran kurang
efektif dalam pencapaian tujuan akhir, atau aktifitas, media, dan penugasan yang telah ditentukan
tidak membantu dalam memperoleh tujuan.

10. Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Sumatif (Design And Conduct Summative
Evaluation).

Evaluasi sumatif merupakan evaluasi puncak terhadap program pembelajaran yang telah
dirancang, setelah program tersebut dilakukan evaluasi formatuf dan dilakukan revisi-revisi
terhadap produk, maka evaluasi sumatif dilakukan. Hasil-hasil pada tahap di atas dijadikan dasar
untuk menulis perangkat yang dibutuhkan. Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan
diujicobakan di kelas/ diimplementasikan di kelas dengan evaluasi sumatif.

Kesepuluh langkah desain yang dikemukakan diatas merupakan sebuah prosedur yang
menggunakan pendekatan system dalam mendesain sebuah program pembelajaran. Setiap
langkah dalam desain system pembelajaran ini memiliki keterkaitan satu sama lain. Output yang
dihasilkan dari suatu langkah akan digunakan sebagai input bagi langkah yang lain.
Model desain system pembalajaran yang dikemukan oleh Dick dkk. (2005) dalam Pribadi
(2009), mencerminkan proses desain yang fundamental. Model ini dapat digunakan dalam dunia
bisnis, industry, pemerintahan, dan pelatihan. Model desain ini juga telah banyak digunakan
untuk menghasilkan program pembelajaran berbasis computer seperti pada program Computer
Assisted Learning dan program multimedia. Oleh karena itu model disen pembelajaran ini
bersifat sangat rinci dan komperhensif pada langkah analisis dan juga langkah evaluasi.

Model pembelajaran Dick and Carey memiliki karakteristik, kelebihan serta kekurangan,
sebagai berikut:

a. Karakteristik Model Dick and Carey

1) Dalam penerapan model ini, setiap komponen bersifat penting dan tidak boleh ada
yang dilewati

2) Penggunaan model ini mungkin akan menghalangi kreatifitas instructional


designer professional

3) DC Model menyediakan pendekatan sistematis terhadap kurikulum dan program


design. Ketegasan model ini susah untuk diadaptasikan ke tim dengan banyak
anggota dan beberapa sumber yang berbeda.

4) Cocok diterapkan untuk e-learning skala kecil, misalnya dalam bentuk unit,
modul, atau lesson.

b. Kelebihan dari Model Dick and Carey adalah

1) Setiap langkah jelas, sehingga dapat diikuti

2) Teratur, Efektif dan Efisien dalam pelaksanaan

3) Merupakan model atau perencanaan pembelajaran yang terperinci, sehingga


mudah diikuti

4) Adanya revisi pada analisis instruksional, dimana hal tersebut merupakan hal
yang sangat baik, karena apabila terjadi kesalahan maka segera dapat dilakukan
perubahan pada analisis instruksional tersebut, sebelum kesalahan didalamnya
ikut mempengaruhi kesalahan pada komponen setelahnya

5) Model Dick & Carey sangat lengkap komponennya, hampir mencakup semua
yang dibutuhkan dalam suatu perencanaan pembelajaran.
c. Kekurangan dari Model Dick and Carey adalah

1) Kaku, karena setiap langkah telah di tentukan

2) Tidak semua prosedur pelaksanaan KBM dapat di kembangkan sesuai dengan


langkah-langkah tersebut

3) Tidak cocok diterapkan dalam e learning skala besar

4) Uji coba tidak diuraikan secara jelas kapan harus dilakukan dan kegiatan revisi
baru dilaksanakan setelah diadakan tes formatif

5) Pada tahap-tahap pengembangan tes hasil belajar, strategi pembelajaran maupun


pada pengembangan dan penilaian bahan pembelajaran tidak nampak secara jelas
ada tidaknya penilaian pakar (validasi).

Menurut Uno (2007, p.24), secara umum, penggunaan model pengajaran Dick and Carrey adalah
sebagai berikut. 1. Model Dick and Carrey terdiri atas 10 langkah. Setiap langkah sangat jelas
maksud dan tujuannya sehingga bagi perancang pemula sangat cocok sebagai dasar untuk
mempelajari model desain yang lain. 2. Kesepuluh langkah pada model Dick and Carrey
menunjukkan hubungan yang sangat jelas dan tidak terputus antara langkah yang satu dengan
langkah yang lainnya. Dengan kata

lain, sistem yang terdapat dalam Dick and Carrey sangat ringkas, tetapi isinya padat dan jelas
dari suatu urutan ke urutan berikutnya. 3. Langkah awal pada model Dick and Carrey adalah
mengidentifikasi tujuan pengajaran. Langkah ini sangat sesuai dengan kurikulum, baik di
perguruan tinggi maupun sekolah menengah dan sekolah dasar, khususnya dalam mata pelajaran
tertentu yang memiliki tujuan pembelajaran dalam kurikulumnya untuk dapat melahirkan suatu
rancangan pembelajaran. Penggunaan model Dick and Carrey dalam pengembangan suatu mata
pelajaran dimaksudkan agar: (a) pada awal proses pembelajaran, anak didik atau siswa dapat
mengetahui dan mampu melakukan halhal yang berkaitan dengan materi pada akhir
pembelajaran, (b) adanya pertautan antara tiap komponen, khususnya strategi pembelajaran dan
hasil pembelajaran yang dikehendaki, (c) menerapkan langkah-langah yang perlu dilakukan
dalam melakukan perencanaan desain pembelajaran.

Evaluasi perorangan merupakan tahap yang perlu dilakukan untuk melakukan kontak langsung
dengan satu atau tiga orang calon pengguna  program untuk memperoleh masukan tentang
ketercenaan dan daya tarik program. Evaluasi kelompok dialakukan kecil dilakukan untuk
menguji cobakan program terhadap sekelompok kecil calon pengguna yang terdiri dari 10-15
orang siswa.

Evaluasi ini dilakukan untuk memperoleh masukan yang dapat digunakan untuk memperbaiki
kualitas program. Evaluasi lapanagan adalah uji coba program sebelum program tersebut
digunakan dalam situasi pembelajaran yang sesungguhnya.

C. Karakteristik, Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Dick and Carey

Model pembelajaran Dick and Carey memiliki karakteristik, kelebihan serta kekurangan, sebagai
berikut:
1.Karakteristik Dick and Carey Model

• Dalam penerapan model ini, setiap komponen bersifat penting dan tidak boleh ada yang
dilewati
• Penggunaan model ini mungkin akan menghalangi kreatifitas instructional designer
profesional
• DC Model menyediakan pendekatan sistematis terhadap kurikulum dan program design.
Ketegasan model ini susah untuk diadaptasikan ke tim dengan banyak anggota dan beberapa
sumber yang berbeda
• Cocok diterapkan untuk e-learning skala kecil, misalnya dalam bentuk unit, modul, atau
lesson.

2.Kelebihan dari Dick and Carey Model adalah:

• Setiap langkah jelas, sehingga dapat diikuti


• Teratur, Efektif dan Efisien dalam pelaksanaan
• Merupakan model atau perencanaan pembelajaran yang terperinci, sehingga mudah diikuti
• Adanya revisi pada analisis instruksional, dimana hal tersebut merupakan hal yang sangat
baik, karena apabila terjadi kesalahan maka segera dapat dilakukan perubahan pada analisis
instruksional tersebut, sebelum kesalahan didalamnya ikut mempengaruhi kesalahan pada
komponen setelahnya
• Model Dick & Carey sangat lengkap komponennya, hampir mencakup semua yang
dibutuhkan dalam suatu perencanaan pembelajaran.
3. Kekurangan dari Dick and Carey Model adalah:

• Kaku, karena setiap langkah telah di tentukan


• Tidak semua prosedur pelaksanaan KBM dapat di kembangkan sesuai dengan langkah-
langkah tersebut
• Tidak cocok diterapkan dalam elearning skala besar
• Uji coba tidak diuraikan secara jelas kapan harus dilakukan dan kegiatan revisi baru
dilaksanakan setelah diadakan tes formatif
• Pada tahap-tahap pengembangan tes hasil belajar, strategi pembelajaran maupun pada
pengembangan dan penilaian bahan pembelajaran tidak nampak secara jelas ada tidaknya
penilaian pakar (validasi)

Anda mungkin juga menyukai