Anda di halaman 1dari 3

UTS HUKUM ADAT

NAMA : KM SATYA TRISDAYANA


NIM : 0195010054
KLS : IIIC
UNIVERSITAS DWIJENDRA
DENPASAR
2020

RANGKUMAN MATERI HUKUM ADAT :

Istilah Adat
Istilah adat berasal dari bahasa Arab, yang apabila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia
berarti “kebiasaan”.

Pengertian Adat
Adat atau kebiasaan dapat diartikan sebagai berikut: “Tingkah laku seseoarang yang terus-
menerus dilakukan dengan cara tertentu dan diikuti oleh masyarakat luas dalam waktu yang
lama”.

Unsur-unsur terciptanya adat :


- Adanya tingkah laku seseorang.
- Dilakukan terus-menerus.
- Adanya dimensi waktu.
- Diikuti oleh orang lain/masyarakat.

Perbedaan antara adat dengan hukum adat yaitu :

• Pendapat Terhaar : “Suatu adat akan menjadi hukum adat, apabila ada keputusan dari kepala
adat dan apabila tidak ada keputusan maka itu tetap merupakan tingkah laku/adat”.

• Pendapat Van Vollen Hoven : “Suatu kebiasaan/adat akan menjadi hukum adat, apabila
kebiasaan itu diberi sanksi”.

• Pendapat Van Dijk : “Perbedaan antara hukum adat dengan adat terletak pada sumber dan
bentuknya”. Hukum Adat bersumber dari alat-alat perlengkapan masyarakat dan tidak tertulis
dan ada juga yang tertulis, sedangkan adat bersumber dari masyarakat sendiri dan tidak tertulis.

• Pendapat L. Pospisil : “Untuk membedakan antara adat dengan hukm adat maka harus dilihat
dari atribut-atribut hukumnya yaitu: (4 Attribute of Law)

• Atribut of Authority: yaitu adanya keputusan dari penguasa masyarakat dan mereka yang
berpengaruh dalam masyarakat.

• Attribute of Intention of Universal Application: Bahwa putusan- putusan kepala adat


mempunyai jangka waktu panjang dan harus dianggap berlaku juga dikemudian hari terhadap
suatu peristiwa yang sama.

• Attribute of Obligation (rumusan hak dan kewajiban): yaitu dan rumusan hak-hak dan
kewajiban dari kedua belah pihak yang masih hidup. Dan apabila salah satu pihak sudah
meninggal dunia misalnya nenek moyangnya, maka hanyalah putusan yang merumuskan
mengenai kewajiban saja yang bersifat keagamaan.

• Attribute of Sanction (Adanya sanksi/imbalan: Putusan dari pihak yang berkuasa harus
dikuatkan dengan sanksi/imbalan yang berupa sanksi jasmani maupun sanksi rohani berupa rasa
takut, rasa malu, rasa benci dan sebagainya”.

- Adat/kebiasaan mencakup aspek yang sangat luas sedangkan hukum adat hanyalah sebagian
kecil yang telah diputuskan untuk menjadi hukum adat.
- Hukum adat mempunyai nilai-nilai yang dianggap sakral/suci sedangkan adat tidak mempunyai
nilai/biasa.
SEJARAH SINGKAT HUKUM ADAT

Peraturan adat istiadat kita ini, pada hakekatnya sudah terdapat pada zaman kuno, zaman Pra-
Hindu. Adat istiadat yang hidup dalam masyarakat Pra- Hindu tersebut menurut ahli-ahli hukum
adat adalah merupakan adat-adat Melayu Polinesia. Kemudian datang kultur Hindu, kultur Islam
dan kultur Kristen yang masingmasing mempengaruhi kultur asli tersebut yang sejak lama
menguasai tata kehidupan masyarakat Indonesia sebagai suatu hukum adat. Sehingga Hukum
Adat yang kini hidup pada rakyat itu adalah hasil akulturasi antara peraturan-peraturan adat-
istiadat zaman Pra-Hindu dengan peraturan- peraturan hidup yang dibawa oleh kultur Hindu,
kultur Islam dan kultur Kristen.

SEJARAH PERKEMBANGAN HUKUM ADAT

Hukum Adat dikemukakan pertama kali oleh Prof. Snouck Hurgrounje seorang Ahli Sastra
Timur dari Belanda (1894). Sebelum istilah Hukum Adat berkembang, dulu dikenal istilah Adat
Recht. Prof. Snouck Hurgrounje dalam bukunya de atjehers (Aceh) pada tahun 1893-1894
menyatakan hukum rakyat Indonesia yang tidak dikodifikasi adalah de atjehers. Kemudian istilah
ini dipergunakan pula oleh Prof. Mr. Cornelis van Vollenhoven, seorang Sarjana Sastra yang
juga Sarjana Hukum yang pula menjabat sebagai Guru Besar pada Universitas Leiden di
Belanda. Ia memuat istilah Adat Recht dalam bukunya yang berjudul Adat Recht van
Nederlandsch Indie (Hukum Adat Hindia Belanda) pada tahun 1901-1933.Perundang-undangan
di Hindia Belanda secara resmi mempergunakan istilah ini pada tahun 1929 dalam Indische
Staatsregeling (Peraturan Hukum Negeri Belanda), semacam Undang Undang Dasar Hindia
Belanda, pada pasal 134 ayat (2) yang berlaku pada tahun 1929.

Pendapat dari Muhammad Rasyid Maggis Dato Radjoe Penghoeloe sebagaimana dikutif oleh
Prof. Amura : sebagai lanjutan kesempuranaan hidup selama kemakmuran berlebih-lebihan
karena penduduk sedikit bimbang dengan kekayaan alam yang berlimpah ruah, sampailah
manusia kepada adat. Sedangkan pendapat Prof. Nasroe menyatakan bahwa adat Minangkabau
telah dimiliki oleh mereka sebelum bangsa Hindu datang ke Indonesia dalam abad ke satu tahun
masehi. kemuProf. Dr. Mohammad Koesnoe, S.H. di dalam bukunya mengatakan bahwa istilah
Hukum Adat telah kemudian dipergunakan seorang Ulama Aceh yang bernama Syekh Jalaluddin
bin Syekh Muhammad Kamaluddin Tursani (Aceh Besar) pada tahun 1630. Prof. A. Hasymi
menyatakan bahwa buku tersebut (karangan Syekh Jalaluddin) merupakan buku yang
mempunyai suatu nilai tinggi dalam bidang hukum yang baik.

Anda mungkin juga menyukai