Anda di halaman 1dari 9

PERILAKU KONSUMTIF BERDASAR LOCUS OF CONTROL

PADA REMAJA PUTRI

Lina
Haryanto F. Aosyld

Universitas Gadjah Mada

INTISARI

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini ialah mengetahui adanya

perbedaan perilaku konsumtif remaja putri yang berorientasilocus of control

internal dengan yang berorientasi ekstemal. Hipotesis yang diajukan ialah

terdapat perbedaan peri/aku konsumtif antara remaja ber-loc internal

dengan remaja ber-loc ekstemaf.

Subjek penelitian ialah siswa-siswa kelas II berusia antara 16 sampai

dengan 18 tahun pada sebuah SMU swasta khusus putri di Kodya Yog­

yakarta. Data diperoleh melafui penggunaan angket perilaku konsumtit,

dan ska/a IPC-LOC, serta angket mengenai kepemilikan uang saku siswa.

Analisis data menggunakan program analisis kovariansi.

Hasil .analisis data menuruukken ada perbedaan (F = 27, 788; p < 0,01 ).

Subjek ber-loc internal mempunyai rerata perilaku konsumtit (M,,_ = 59,064)

lebih rendah dari pada ke/ompok subjek ber-loc eksternal (M.s = 79,023).

Hasil ini membuktikan bahwa locus of control berperan di dalam munculnya

perilaku konsumtif pada remaja putri.

Kata kuncl: perilaku konsumtif, locus of control, remaja putri

PENGANTAR

Lina adalah alumnus Fakultas Psikologi erekonornian Indonesia pada saal ini

Universitas Gad/ah Mada Yogyakarta.


P dapat dikatakan sud ah cukup maju. Ke­

adaan ini dapat dilihat dari pergeseran-per·


Haryanto F. Rosyid adalah dosen tetap
geseran dalam bidang ekonomi yang sudah
Fakultas Psikologi UGM meminafl kajian
mulai tampak jelas. Indonesia sebagai ne­
psikologi industri dan psikologi konsumen.
gara agraris sedikit demi sedikit bergeser

meninggalkan pola kehidupan pertanian

menuju tatanan yang berpegang pada prin­

sip ekonomi industri. Secara keseluruhan

dapat dikatakan bahwa kemajuan yang telah

dicapai dalam bidang sosial ekonomi turut

meningkatkan taraf kehidupan masyarakat

Indonesia.

PSIKOLOGIKA Nomor 4 Tahun II 1997


5
Una dan Ha,yanto F. Rosyld

Dewasa lni berbagai macam produk di­ ama tan dilakukan lebih jef lagi ternyata tem­

tawarkan kepada konsumen. Produk-produk pat-tempat tersebut memang dijejali oleh

mi bukan hanya barang yang dapat me­ konsumen remaja.

muaskan kebutuhan seseorang, tetapl ter­ Produk-produk yang dipandang sebagai

utama produk yang dapat memuaskan kese­ lambang dan simbol status di kalangan re­

nangan konsumen. lnlormasi mengena, pro­ maja sangat mempengaruh1 kebutuhan dan

duk, ba1k melalui ik1an. promosi langsung sikap hidup mereka. Loudondan Bitta (1984)

maupun direct selfing, berkembang semakin menyatakan bahwa remaja adalah kelom­

bervanasi, gencar dan menggunakan tekno­ pok yang bercnentasr konsumtif, karena ke­

logi mutaktur yang sangat canggih. Keota­ lompok irn suka mencoba hal-hal yang d1-

saan dan gaya hidup orang juga berubah anggap baru. Sebaqar baqrandan masyara­

dalam jangka waktu yang relatif singkat kat yang orientasinya tinggi. remaja semakin

menuju ke arah kehidupan mewah dan cen­ sadar akan produk-produk baru dan berme­

derung ber1ebihan, yang pada ujung-ujungnya rek. Remaja akan cenderung meniru mode­

memmbulkan pola hidup konsumtif. mode baru. Pola perilaku ini diperkuat de­

Gejala-gejala ini mengindikasikan ada­ ngan menjamurnya majalah remaja. iklan.

nya kecenderungan perilaku konsumtif. Pre­ dan media yang lain yang langsung maupun

drkat konsumtif biasanya metekat pada se­ tidak tangsung mengeksploitasi gaya hidup

seorang bila orang tersebut membeli se­ mewah secara mencolok. Tanpa disadari

suatu di luar kebutuhan yang rasional, sebab hal tersebut mendorong seseorang untuk

pembelian tidak lagi didasarkan pada faktor membe!i dan mumbeti terus sehingga me­

kebutuhan, tetapi sudah pada tarat keinginan nyebabkan remaja semakm terjerat dalam

yang berlebihan. Lubis (1987) mengatakan perilaku konsumhf.

bahwa perilaku konsumtil adalah suatu pe­ Haooraoata (dalam Nashofi.1991) meng­

rilaku membeli yang tidak lagi didasarkan amati bahwa wanita mempunyai kecen­

pada pertimbangan yang rasional metainkan derungan lebih besar untuk berperitaku kon­

karena adanya keinginan yang sudah men­ sumnt d1bandinu pria. Hal ini disebabkan

capai taraf yang sudah lldak rasional lagi. konsumen warnta cenderung lebih emosio­

Remaja sebagai salah satu golongan da­ nal. sedang konsumen pna lebih nalar. Da­

lam masyarakat, tidak tepas dari pengaruh tam hal jumlah uang yang dibelanjakan.

konsumtivisme ini, sehingga tidaklah aneh Kefgen dan Specht (Phares. 1976) mene­

jika remaja rnenjadi sasaran berbagai produk mukan bahwa remaja pulri membelanjakan

perusahaan (Jatrnan, 1987). Kenyataan me­ uangnya hampir dua kali lebih banyak dari

nunjukkan bahwa gerakan gaya hidup me­ pada remaja pna. Reynold. Scott, dan

wah atau konsumnf ini juga dilakukan oleh Warshaw (1973) menambahkan bahwa re­

kaum muda dan remaja putn (Wahyono, maja putri usia antara 1 6 sampai dengan

1983). Kenyataan lain yang ban yak d1jumpai 1 9 tahun membelanjakan uangnya leb1h ba­

ialah kecenderungan di kalangan rernaja In­ nyak untuk kepertuan menunjang penam­

donesia umuk meruru gaya hrdup mewah, ptlan diri seperti. sepatu. pakaian, kosmetik,

dan peri!aku yang sedang mewabah di ne­ dan asesoris.

gara-negara maju. Di kota-kota besar tam­

pak banyaknya diskotik. rumah makan fast­


TELAAH PUSTAKA
foodkelas atas yang menawarkan makanan

dan pelayanan berharga mahal dengan sa­ Yayasan Lernbaga Konsumen lndone·

saran utama para remaja. dan bila peng- sia memberikan batasan konsumtivisme,

6 PSIKOLOGJKA Nomor 4 Tahun 11 1997


Perllaku Konsumtif Be1dasar Locus of Conrro/ pada Rema1a Putri

yaitu kecenderungan menus.a untuk meng­ yang menemukan bahwa perilaku membeli

gunakan konsumsi tanpa batas, dan manu­ dapat diramalkan dari mlai-nltai bud aya yang

sia lebih mementmqkan faktor kemgingan d1pegang konsumen.

daripada kebutuhan (Mahdalela, 1995). Hal Kelas sosial adatah kelompok yang ter­

ini sejalan dengan pendapat Dah!an (1978) din atas sejumlah orang yang mempunyai

yang mengartikan konsumttvrsme sebagai kedudukan yang seimbang dalam masya­

ketudupan mewah dan berlebihan, penggu­ rakat, merneqenq nilai-nilai, mempunyai mi­

naan segala ha! yang dianggap paling mahal nat, dan menampllkan penlaku yang mirip

yang memberikan kepuasan dan kenyaman­ (Mangkunegara dan Prabu, 1988). Pendapat

an fis1k sebesar-besarnya. Konsurnuvrsme yang dikemukakan oleh Swastha dan Han­

memberikan pengertian bahwa pola hidup doko ( 1987) menyatakan bahwa kelas sosial

manusia drkendakkan dan drdoronq oleh yang terbaqr dalam kelas sosial alas. me­

suatu kemqinan untuk memenuhi has rat ke­ nengah, dan bawah, membedakan diri dalam

senangan semata-mata (Grinder, 1978). Le­ kesukaan membaca majalah, kegiatan

brh jauh dikemukakan oleh Sachari (1984) mengisi waktu Juang, se!era makan, dan per­

bahwa konsumuvisme !erjadi Karena ma­ hatian terhadap mode. serta sikap dalam

syarakat mempunyar kecenderungan ma­ menerima incvasr baru. lnteraksi seseorang

terialistik, hasrat yang besar untuk memihk1 di dalam kelompok sosiat akan berpengaruh

benda-benda tanpa mernperhatrkan kebu­ langsung pada pendapat dan seleranya, se­
luhannya. Ali (1983) menambahkan bahwa hingga akan mempengaruhi pemi1ihan pro­

masyarakat tidak lagi mengenali kebutuhan duk atau merk barang (Swastha dan Han­

yang sejat. namun justru se!alu tergoda un­ doko, 1987). Sementara seseorang juga

tuk memuaskan keinginannya yang semu akan melihat kelompok referensinya dalam

agardisebut orang modern. berperilaku menentukan produk yang drkon­

Tinjauan mengenai perilaku konsumtif sumsinya. Kelompok relerensi mi lebih kuat

perlu d1telusuri melahn pemahaman menge­ pengaruhnya pada seseorang karena akan

nai perilaku konsumen. Perilaku konsumen membentuk kepribadian dan peri!akunya.

dalam membeli barang dipengaruhi oleh ba­ Ke!uarga sebagai bagian dan fa kt or eksternal

nyak faktor yang pada intinya dapat dibeda­ mempunyai pengaruh yang sangat besar

kan meruadi dua faktor. yaitu faktor eksternal dalam pembentukan sikap dan penlaku ang­

dan laktor internal (Engel. Kallal, dan gotanya, termasuk dalam pembentukan ke­

Blakwell, 1973; Kottler, 1982; Swastha dan yakinan dan berfungsi langsung dalam me­

Handoko, 1987). Faktor eksternal meliputi: netapkan keputusan konsumen (Loudon dan

kebudayaan dan kebudayaan khusus. kelas Billa, 1984).

sosrat. keJompok sosral dan kelompok refe­ Faktor internal yang berpengaruh pada

rensr, serta ke!uarga. Kebudayaan yang ter­ perilaku konsumtif ratah motivasi dan harga

cerrrun da!am cara hidup, kebiasaan dan tin­ diri, pengamatan dan proses belajar, kepri­

dakan dalam permintaan bermacam-macam badian dan konsep diri. Motivasi merupakan

barang di pasar sangat mempengaruhi pert­ pendorong perilaku orang, tidak terkecuali

laku konsumen. Kebhmekaan kebudayaan dalam melakukan pembelian atau pengguna­

dalam satu daerah, banyaknya kelompok an jasa yang tersedta di pasar. Sementara

etnrk akan membentuk pasar dan penlaku harga din berpengaruh pada perilaku mem­

yang berbeda-beda. Pengaruh kebudayaan be!i, orang-orang yang harga dirinya rendah

yang kuat terhadap penlaku membeli telah akan cenderung lebih mudah dipengaruhi

dibuktikan oleh Loudon dan Billa (1984) daripada orang-orang yang harga dmnya

PSIKOLOGJKA Nomor 4 Tahun II 1997


7
Una dan Haryanto F. Aosyid

tinggi {Sears. Freedman, dan Peplau, 1992). an, dan kesempatan. serta kekuasaan orang

Sebelum seseorang mengambil keputusan ain. dan


l bukan merupakan tanggung jawab­

untuk membell suatu produk, ra akan men· nya (J ung, 1 978 ) .

dasarkan keputusannya pada pengamatan LOCs fa i tnya bukan t1pologik. tetapi kon­

yang duakukan atas produk tersebut. Lebih tinyu, lnternalitas seseorang yang t inggi

jauh Howard dan Weth (1960) menyatakan akan disertai oteh melemahnya ekstemalitas

bahwa pembelian yang dilakukan konsu­ pada diri y ang be rsangkutan. Seballknya.

men juga merupakan suatu rangkaian pro· pada diri orang yang karakterlstrk LOGnya

ses belajar. Bila ada pengalaman masa lalu c enderung eksternal maka akan dhkuti de­

yang menyenangkan dengan suatu produk ngan melemahnya karakteristrk internal LOG

yang dibelinya, akan menentukan keputusan bukan merupakan traits yang sifatnya stabd,

untuk membe!i lagi barang tersebut akan cen­ karena kejadian-kejadian yang sangat me ng­

derung dilakukan lagi di masa yang akan go ncangkan kepwaan seseo rang dapat mem­

datang. Sebaliknya. pengalaman yang ku­ p engaruhi tntemahtas-ek stematttas atau

rang menyenangkan, akan memberi petajar­ ortentasi LOG yang bersangkutan.

an baqr konsumen untuk tidak membeh pro­ Robinson dan Shaver (1974) mengelom·

duk yang sama di kala yang berbeda (Swas­ pokkan faktoryang mempengaruhi perkem­

lha dan Handoko, 1987; Mangkunegara dan bangan LOG menjadi dua, yaitu: Ep1sod1c

Prabu, 1988). Antecedents, yaitu kejadian-kejadian yang

Hal yang sifatnya internal lainnya yang me mpengaruh1 perkembangan LOG, sepern

berpengaruh pada keputusan membeli ialah kecelakaan, ateu kematian seseorang yang

kepribadian dan konsep diri. Kepribadian. dicmtainya, d an Accumulat,on Antecedents.

menurut Hawkin, Coney. dan Bert (1980), yaitu faktor-faktor seperti' diskemtnast so­

sangat berpengaruh pada perilaku pengam­ sial, perasaan tidak berdayacan pola asuh

bilan keputusan untuk membeli produk: mi­ orangtua.

numan, mobil, warna pakaian, dan kegiatan Masa remaja merupakan masa peralih­

yang sifatnya rekreasional. an dan masa kanak-kanak ke masa dewa­

Locus of Control (LOG) drkemuxakan sa. Karakteristik m asa ini ialah kondisi psi­

oleh R otter yang menggambarkan keyakin­ krs remaja yang masm sangat b elum man­

an seseorang mengenai s umber penentu tap sehingga sangat mudah untuk dipenga­

perilakunya (Jung, 1978). S arason ( 1976) ruhi. Kenyataan yang demikian mendorong

berpendapat serupa, bahwa LOG m erupa­ J atman { 19 87 ) untuk mengemukakan pen­

kan suatu onsep tentang bagaimana


k indt­ dapatnya bahwa remaja Indonesia merupa­

v idu memandang dinnya dalam mengontrol kan kelompok sasaran yang pctensiat untuk

k ehidupannya. Para ah!i membedakan LDC memasarkan produk-produk industri. Konsu­

menjadi dua, yanu: LOG internal dan LOG men remaja mempunya1 kemampuan mern­

eksternal. Karakteristik orang dengan LOG beti yang tinggi, sebab pada umumnya re­

nternal
i alah mempunyai keyakinan
i b ahwa maja dalam be rpakaian. berdandan. gaya

ndividu sendirilah yang bertanggung jawab


i potongan rambut. tingkah laku, kesenangan

alas kesuksesan atau kegagalan yang di· musik, mempunyai karakteristik tersendrrl,

alaminya. S edang orang dengan LO Ceks­ dan kebanyakan dari mereka membelanja­

t ernal mempunyai karaktertstrk bahwa a


l kan uangnya untuk keperluan tersebut

berkeyakinan apa yang tenadi di uar dmnya


J (Monks, Knoers. dan Haditono. 1995). Ke·

baik k eberhasilan maupun kesengsaraan adaan yang demikian membuat remaja

ebih disebabkan oleh:


l nasib, keberuntung· mempunyai pola konsumsi yang menunjuk-

PSIKOLOGIKA Nomor 4 Tahun II t997


8
Perilaku Konsumtif Berdasar Locvs of Control pada Rema1a Pu1r1

kan sifat eksklusif dengan citra yang mahal. pada remaja putri di sekolah menengah

lebih mewah. Mamfestasi penamp1lannya umum. Remaja putri ber-loc eksternal me­

dapat berupa remaja dengan mode muta­ miliki perilaku konsumtif lebih tinggi diban­

khir, memben kesan berasal dari kelas so­ ding remaja putn yang ber-loc internal.

stal yang lebih t1nggi. Gejala ini menimbulkan

penlaku konsumnt di kalangan remaja. Untuk


METODE
mengikuti kecenderungan konsumtif, remaja

membutuhkan uang yang jumlahnya tidak Pada penelitian in! digunakan dua ma­

sedikit, sehingga penlaku konsumtif lebih cam skafa yaitu: S kala P erllaku K onsumtif

terlihat pada remaja dengan uang saku yang dan S kala Locus of Control. S kala pe rtama

cukup banyak. Barclay (1980) menyatakan tersusun alas tiga aspek yaitu: aspek im­

bahwa remaja yang mempunvar daya kon­ pulsive buying, aspek non rational buying,

sumsi besar, biasanya berasal dari keluar­ dan aspek wasteful buying. Jumlah aitem

ga di mana dapat crperoreh uang dengan pada skala ini sebanyak 30. d engan ind eks

mudah. validrtas kriteria internal antara r,. = 0.426

Lingkungan ekonomi sangat mempe­ sampai dengan r-. = 0,7613 . A eliabilitas ska­

ngaruhi perilaku seseorang. dan baqarmana la lni diperoJeh dengan menggunakan uj1 re­

mdividu bereaksi atau mengadakan penye­ kabifltas a l pha = 0,9443. Skala k edua ialah

suaian dengan lingkungannya juga sangat S ka!a IPC Locus of Control, pertama kali

dipengaruhi oleh LOG individu tersebut. diterjemahkan ke da!am bahasa I ndonesia

Rotter menyatakan bahwa perilaku seseo­ oleh Munandar (1990) dan masih terus da­

rang ditentukan oteh interaksi antara ha­ lam penyempurnaan. S kala ini tersusun atas

rapan. ndar-nilal yang ada pada seseorang. tiga sub-skata. yaitu: sub-skala Internal,

serta lmgkungan di mana ra berada. sub-skala Powerful Others. dan sub-skala

Harapan-harapan lnr dapat menentukan Chance. Pada masinq-masmq sub-skata ter­

kontrol seseorang apakah sebagai penguat din atas delapan aitem. sehingga secara ke­

pada konlrol internal atau eksternal. Pada seluruhan S kala /PC Locus of Control ini

perilaku konsumtil seseorang berperilaku berjumlah 24 aitem. B eberapa UJi coba telah

membeli karena mempunyai harapan terten­ dilakukan untuk me'rhat validitas dan reha­

tu. misalnya ingin dihargai. Glock (Loudon bi!itas ska la PC LOC.


I Di antaranya ialah

& ame. 1984) dalam penehtiannya menemu­ H endy (1985) menemukan saling hubungan

kan bahwa konsumsi yang berlebihan sangat antar sub-skala dan mencata! korelasi se­

ditentukan oleh erkap mudah terpengaruh besar r = -0 .497 untuk sub-skala I dan sub·

oleh Kelompok referensi. Remaja sebagai skala P, r = *0.729 untuk sub-skala I dan

konsumen yang mas.h daram masa transrsl sub-skala C, dan r = .


0 576 untuk sub-skala

rnempunyar karakterit.sk mudah dipengaruh1 P dan sub-skala C, semuanya sangat sig­

oleh ke!ompok sebaya dan kelompok refe· m ikf an (p < 0.001 ). Has1I ini sesuai dengan

rensinya serta memiliki kontrol eksternal le­ harapan bahwa sub-Skala P dan C berko­

bih tinggi dari pada kontro1 internal. relasi t ingg1, karena sama-sama drra rcanq

untuk mengungkap kecenderungan ekster­

nal. Peneliti di alas juga membuktikan ada­


HIPOTESIS
nya validitas diskriminan pada sub-skala in­

Hipotesrs yang dikemukakan dalam ternal dan sub-skala eksternal.

peneflnan mi 1alah ada perbedaan perilaku A eliabilitas yang diperoleh dengan

konsumtif diltnjau dari LOCdan uang saku menggunakan teknik Hoyt menun/ukkan

PSIKOLOGIKA Nomor 4 Tahun II 1997


9
Lina dan Haryanto F. Aosy1d

indeks sebesar r,,= 0.750. Untuk keperluan orang, tetapi setelah dikategonkan ke dalam

perolehan informasi yang lebrh banyak salah satu orientasi locus of control maka

penehtian ini juga menggunakan ala! untuk terdapat 28 stswr yang lldak dapat drmasuk­

mengungkap besarnya uang saku yang dr­ kan dalam kategon tertentu. sehingga !ldak

miliki subjek. Uang saku dipennci ke dalam: dapat dickutsertakan di dalam analisis data.

besamya uang saku per bulan, pengeluaran Untuk mengetahui perbedaan peri!aku

uang saku, dan srsa uang saku per butan. konsumtit berdasar LOC pada remaja putn

SubJek penentlan ratah eiswr-slswi se­ digunakan program analisis kovarta nst.

buah sekolah menengah umum swasta di

Kola Madya Yogyakarta. Mereka seoetum­


HASIL
nya berjumlah 88 orang yang tengah duduk

di kelas II. Pemilihan subyek dalam pene­ Data yang dipercleh dari alat pengumpu l

litian m! didasarkan pada tingkat usia ber­ data mehputi data mengena i perilaku kon­

kisar antara 16 sampet dengan 18 tahun, sumtrt. LOC. da n keadaan mengena i eke­

yaitu rentang waktu yang termasuk masa nomi subjek. Deskrtpst data i
d gambarkan

remaja dengan karaktenstik pstkotoqrs yang dal am tabel beriku t ini.

spesink. Subjek semuanya benurnlah 116

Tabel 1

Deskripsi Subyek Penelitian

Sumber Keuang an Tempat Trnggal Uang Tambahan

Orientasi

LOG Ortu O rtu ..- S K /AS Rmh. Npg. Dpt. Tdpt

Internal 43 2 18 26 26 1 30

Eksternal 40 3 17 23 23 3 27

Total 83 5 35 49 4 31 57

Keterangan:

Ort, Orang tua

Ortu+S Orang tua dan Saudara

KIAS Kos/Asrama

Rmh. Rumah orang tua sendm

Npg. Menumpang pada rumah saudara

Op tit Mendapatflidak mendapat uang saku tambahan

Tabel di l
a as memmrukkan jumtan sub · Has1I pene i l tian seca a r des kriptif juga

jek yan g dikategor ikan da tam orientasi lo· menun u j kkan ngkat
ti perbedaan skor ­
peri

cus of control, asal atau sumber keuangan, laku konsumt f i . jurntah uan g keluar, jum\ah

keberadaa ntempat tinggal, dan ke pemillkan uan g tam bahan dan i


s sa uang. Data oeneu­

uang tam bahan nan bahw a subjek yang termasuk ke dalam

PSIKOLOGIKA Nomor 4 Tahun II 1997


10
Penlaku Kcnsumtrt Berdasar Locus ol Control pada Remaja Pu111

ke!ompok locus of control eksternal memiliki Rp 20.356,00), sementara untuk jumlah sisa

rata-rata perilaku konsumtif yang lebrh tinggi uang yang dimH1ki rata-rata kelompok eks­

dari pada kelompok ber/ocus of control in­ ternal memperoleh lebih kecil dibanding ke­

ternal (M ,_ = 79,023 < M = 59,067). Juga lompok internal (Mus,,,s = Rp. 6.326,00 <
tss Wl
T

ter!ihat bahwa kelompok eksternal memihki Mus..11= Rp. 22.178,00).

rata-rata uang bebas yang jum!ahnya lebih Hasil analisis data yang drperoteh ring­

besar daripada yang dimiliki kelompok in­ kasan dalam tabel berikut ini.

ternal (Mus.,.= Rp. 41.744,00 > Mu


8,�1
=

Tabel 2

Oeskripsi Analisis Penelitian

s.v. JK db MK F p

LOC 1.682.467 1 1.682.467 27.788 0.0

Ung. Beb 1.174.564 1 1.174.467 19.393 0.0

Ung. Sis. 739.763 1 739.763 12.218 o.o


5.086.432 84 60.547 . .
Srsa

Total 15.101.091 87 173.576 .


-

Berdasar pertutunqan dengan menggu­ ber�LOC eksternal drmungkinkan karena

nakan teknik analisis dapat diketahui bahwa perbedaan karakterisuk yang ada pada LOG

ada perbedaan perilaku kosumtif yang sig­ itu sendiri. Petri {1980) menyatakan bahwa

mtrkan antara siswa dengan LOG internal individu yang ber-LOC eksternaf memiliki

dan siswa dengan LOG eksternal {F = stkap patuh, lebth conformterhadap otontas

27 788: p < 0.001 ). Nila, rerata perilaku kon­ atau pengaruh-pengaruh yang ada, tebf mu­

sumtd untuk kelompok LOG internal (M.,.,,"' dah dipengaruh1 dan tergantung pada pe­

59,067) lebih rendah dari pada nilai rerata tunjuk orang lain (Sarason, 1976) Semen­

untuk kelompok LOC eksternal (M •.,= tara individu ber-LOC internal mempunyai

79,023). Oleh karena itu, tupotesrs yang me­ karakteristik lebih mandiri. lebih ulet. mem­

nyatakan ada perbedaan penlaku konsumtif punyai daya tahan yang kuat serta lebih ta­

antara siswa yang memiliki LOG internal de­ han dalam menghadap1 pengaruh sosial

ngan perilaku konsumtif pada kelompok srs­ (Seeman dan Evans, dalam Zimbardo &

wa ber-LOCeksterna! ditenma. Ruch, 1976). lebm mampu menunda pe­

muasan, tidak mudah terpengaruh, dan febih

PEMBAHASAN mampu menghadapi kegagatan (Leftcourt,

dalam Wolfe & Robertslaw, 1982), lebih aktif


Perbedaan peri!aku konsumtrt antara ke­
dan ulet dalam mencari dan menggunakan
lompok siswa berLOCintemal dan kelompok

PSIKOLOGIKA Nomor 4 Tanun II 1997


11
Lina dan Haryanto F. Rosy1d

informasi yang relevan untuk mencuasar ke· biasa. Hasil la n i pene lltian ini menunjukkan

adaan (Phares, 1976). bah wa uang bebas dan uan g sisa mempu ­

Glock (Loudon & Bitta. 1984) menan­ nyai kontribus i dalam menentuk an pe nlaku

daskan bahwa pada umumnya pola kon· konsumti l. Semakin besar jumlah uang be ·

sumsr yang berlebihan sangat dnentukan bas yang dimili ki remaja , semakin konsumtif

oteh sikap mudah terpengaruh oleh keforn­ peri laku remaja mi. Besarnya pengelua ran

pok relerensi. Oapat dikatakan kecende­ yang d ibelanjakan a kan mempengaruhi

rungan untuk berperilaku konsumtif pada re­ jumlah uan g yang d si impan. Semakin besar

maja dtpengaruhi oleh karakterislik khas pengeluaran, semak n i kec l i uang yang oa­
yang ada pada diri remaja sendiri, yaitu ke­ pat i
d tabung .

tergantungan yang kuat pada kelompok se­ Per ilaku konsumtif pada sub jek pene­

baya. Locus ofcontrolmerupakan salah sa­ litian ini termasuk tingg i (M�..p"" 60) d ibanding

tu komponen kepnbadian pada individu. tidak mean emp irik (M-:: 68,86) pada skala

terkecuali pada diri remaja. Dengan ciri-ciri perilaku kons umtif. Hurlock (1993) menya ­

karakteristik LOCekstemal, silat mudah ter­ ta kan bah wa kebanyakan remaja mengang ­

pengaruh masih dominan pada diri remaja. gap bah wa penampitan dan gaya nouo ma ·

Hal ini sesuai dengan pendapat Monks dkk sih merupa kan i
s mbu l status sosial yang

(1995) yang menyatakan bahwa remaja le bih linggi di da am t kelompoknya. Dengan

yang peka terhadap pengaruh kelompok dem kian i muncullah si kap be rsaing dalam

adalah remaja yang memiliki kontrol eks­ penampilan d iri melalur pakaian , sepatu. ga·

ternal lebih tinggi dari pada kontrol inter· ya rambut, dan asosens lainnya.

nalnya. Hat yang menarik untuk 1


d kaj1 dalam pe­

Pad a kelompok internal ditemukan nilai nelitian 1ni adalah kelompok srswa yang tioak

rata-rata perilaku konsumhf yang lebih ren­ dapat dikategorikan ke dalam satah satu le­

dah , atau kurang konsumtil t


peri akunya (M.,. nis locus of control. baik itu LOG intern al

""59.07). Hal ini 1


d mungk inkan karena kep ri· ataukah LOCeksternal. Jumlah mereka se­

badian yang dimi likinya mampu mengen da· banyak 28 orang atau se besar 24, 13%. Ba­

likan diri untuk tidak m udah terpengaruh oleh gai manakan pola perilaku konsumsi ketom­

berbagai tawaran had ah i , diskon , a tau model pok im? Ja waban dari pe rtanyaan ini tidak

penawaran yang gencar d ilakukan di m edia terungkap dari hasil penelitian. Pola perilaku

masa maupun secara langsu ng. De ngan ke­ mereka yang khas boleh jadi memainkan

mandirian yang i
d haya tinya, remaja den gan peran dala m penyusunan strateqr pemasar­

LOCintemal ini mampu mem buat skala p rio­ an alternati l.

ntas be rdasar kepent ingan. Tidak te rtutup

kemun gkrnan bah wa remaja LOC internal ini


PENUTUP
mengekspresikan i
d rinya lidak melal ui p e­

namp i1an yang trendydengan berpakaian. Penelitian ni


i menghasi!kan simpulan bah­

kosmetik, atau perh iasan. tetap i mela u l i wa ada perbedaan peri akul kon sumtil yang

un ukj kemampuan i
d bidang lain. misal pres · signitikan antara remaja putri dengan LOC

tasi akademi k, t
o ah ra ga. ket rampilan, dan internal dan remaja putri dengan LOC eks·

nco. i
seh ngga mereka tidak gampan g ter­ ternal. Remaja putri dengan LOC ek sternal

bu juk membeli ba rang·barang yang bernu­ memiliki perilaku konsumti f lebih tinggi di·

bungan de ngan penamp lann i ya. banding remaja dengan LOC internal. a

Per la i ku konsumt if membutuh kan uang

dalam jumlah yang melebltu da n kebutuha n

PSIKOLOGIKA Nomor 4 Tahun II 1997


12
Perilaku Konsumt,f Berdasar Locus ot Control pada RemaJa Putn

DAFTAR PUSTAKA Moschis, G.P. and Churchill, G.A. 1979. An

Analysis of Adolesence Consumer. Jour­


Ali. 1993. Pola Hidup Konsumtif: Antara
nal of Marketmg. no. 43.
Kapitalisme dan Nafsu Prestise. £kono­

mika. Ed. i . th. XVII. Yogyakarta. Monks, F.J., Knoers, A.M.P. dan Haditono,

S.A. 1995. Psikologi Perkembangan.


Barday, D. 1978. Understandmg The City.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Child. New York: Collier Book Company.
Press.
Oahlan, A.M. 1978. Sosialisasi Hidup Se­
Nashori, F. 1 9 9 1 . Konsumtivisme Masya­
derhana. Prisma. No. 10. Jakarta.
rakat Indonesia. Psikomedia. Ed. 7.

Engel, J.F., Kolle!, O.T., Blackwell. A.O. Yogyakarta.


1973. Consumer Behavior. Second Edt.
Phares, E.J. 1976. Locus of Control in Per­
New York: Holt, Rinehart and Winstons,
sonality. New Jersey: General Leaming.
Inc.

Reynolds, S.H., Scott, S.O. and Warsh�w,


Grinder, R.E. 1978. Adolescent. New York:
M.A. 1973. Introduction to Marketmg
John Wiiey & Sons.
Management. Aevisioned Edition. Illi­
Hawkins, D.C .. Coney, K.A. and Bert, A.J.
nois: Homewood Irvin Inc.
1980. Consumer Behavior: Implication
Robinson, J.D. and Shover, F.A. 1974. Mea­
torMarketmgStrategy. Texas: Business
sures of Social Psychological Attitudes.
Publication, Inc.
Michigan: A Survey Research Centre
Howard, J.A. _and Seth, J.N. 1969. The
for Social Research.
Theory of Buyer Behavior. New York:
Sarason, I.C. 1976. Personality: An Objec­
Appleton Century.
tive Approach. Second Edi. Washing­
Jatman. O. 1987. Remaja lncaran lktan. Ke­
ton: John Wiley and Sons.
daulatan Rakyat. 10 September. Yog­
Sachari, R.E. 1978. Adolesence. New York:
yakarta.
John Wiley & Sons.
Kottler, P. 1982. Marketing Management.
Sears. 0.0 .. Freedman, J.L. and Peplau.
New York: Prentice-Hall Inc.
L.A. 1992. Psikologi Sosial (Teqe­
Loudon. D.L. and Bitta, 0.N. 1984. Con­
mahan). Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
sumer Behavior: Concepts and Appli­
Swastha, B dan Handoko, H. 1987. Mana­
cation. Second Edt. New York: McGraw­
jemen Pemasaran: Analisis Perilaku
HiJI.
Konsumen. Yogyakarta: Liberty.
Lubis. Y. 1987. Perilaku Konsumtil: Antara
Wahyono, A. 1983. Pola Hidup Sederhana:
Genqsr dan Kenyataan. Gadis. no. 18.
Mengapa Sulit Dicapai Keseragaman­
20 Juli. Jakarta.
nya. Kedaulatan Rakyat. 9 Maret 1983.

Yogyakarta.

• • •

PSIKOLOGIKA Nomor 4 Tahun II 1997


13

Anda mungkin juga menyukai