8434 15872 1 SM
8434 15872 1 SM
Lina
Haryanto F. Aosyld
INTISARI
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini ialah mengetahui adanya
dengan 18 tahun pada sebuah SMU swasta khusus putri di Kodya Yog
dan ska/a IPC-LOC, serta angket mengenai kepemilikan uang saku siswa.
Hasil .analisis data menuruukken ada perbedaan (F = 27, 788; p < 0,01 ).
lebih rendah dari pada ke/ompok subjek ber-loc eksternal (M.s = 79,023).
PENGANTAR
Lina adalah alumnus Fakultas Psikologi erekonornian Indonesia pada saal ini
Indonesia.
Dewasa lni berbagai macam produk di ama tan dilakukan lebih jef lagi ternyata tem
utama produk yang dapat memuaskan kese lambang dan simbol status di kalangan re
nangan konsumen. lnlormasi mengena, pro maja sangat mempengaruh1 kebutuhan dan
duk, ba1k melalui ik1an. promosi langsung sikap hidup mereka. Loudondan Bitta (1984)
maupun direct selfing, berkembang semakin menyatakan bahwa remaja adalah kelom
bervanasi, gencar dan menggunakan tekno pok yang bercnentasr konsumtif, karena ke
logi mutaktur yang sangat canggih. Keota lompok irn suka mencoba hal-hal yang d1-
saan dan gaya hidup orang juga berubah anggap baru. Sebaqar baqrandan masyara
dalam jangka waktu yang relatif singkat kat yang orientasinya tinggi. remaja semakin
menuju ke arah kehidupan mewah dan cen sadar akan produk-produk baru dan berme
derung ber1ebihan, yang pada ujung-ujungnya rek. Remaja akan cenderung meniru mode
memmbulkan pola hidup konsumtif. mode baru. Pola perilaku ini diperkuat de
nya kecenderungan perilaku konsumtif. Pre dan media yang lain yang langsung maupun
drkat konsumtif biasanya metekat pada se tidak tangsung mengeksploitasi gaya hidup
seorang bila orang tersebut membeli se mewah secara mencolok. Tanpa disadari
suatu di luar kebutuhan yang rasional, sebab hal tersebut mendorong seseorang untuk
pembelian tidak lagi didasarkan pada faktor membe!i dan mumbeti terus sehingga me
kebutuhan, tetapi sudah pada tarat keinginan nyebabkan remaja semakm terjerat dalam
bahwa perilaku konsumtil adalah suatu pe Haooraoata (dalam Nashofi.1991) meng
rilaku membeli yang tidak lagi didasarkan amati bahwa wanita mempunyai kecen
pada pertimbangan yang rasional metainkan derungan lebih besar untuk berperitaku kon
karena adanya keinginan yang sudah men sumnt d1bandinu pria. Hal ini disebabkan
capai taraf yang sudah lldak rasional lagi. konsumen warnta cenderung lebih emosio
Remaja sebagai salah satu golongan da nal. sedang konsumen pna lebih nalar. Da
lam masyarakat, tidak tepas dari pengaruh tam hal jumlah uang yang dibelanjakan.
konsumtivisme ini, sehingga tidaklah aneh Kefgen dan Specht (Phares. 1976) mene
jika remaja rnenjadi sasaran berbagai produk mukan bahwa remaja pulri membelanjakan
perusahaan (Jatrnan, 1987). Kenyataan me uangnya hampir dua kali lebih banyak dari
nunjukkan bahwa gerakan gaya hidup me pada remaja pna. Reynold. Scott, dan
wah atau konsumnf ini juga dilakukan oleh Warshaw (1973) menambahkan bahwa re
kaum muda dan remaja putn (Wahyono, maja putri usia antara 1 6 sampai dengan
1983). Kenyataan lain yang ban yak d1jumpai 1 9 tahun membelanjakan uangnya leb1h ba
ialah kecenderungan di kalangan rernaja In nyak untuk kepertuan menunjang penam
donesia umuk meruru gaya hrdup mewah, ptlan diri seperti. sepatu. pakaian, kosmetik,
dan pelayanan berharga mahal dengan sa Yayasan Lernbaga Konsumen lndone·
saran utama para remaja. dan bila peng- sia memberikan batasan konsumtivisme,
yaitu kecenderungan menus.a untuk meng yang menemukan bahwa perilaku membeli
gunakan konsumsi tanpa batas, dan manu dapat diramalkan dari mlai-nltai bud aya yang
daripada kebutuhan (Mahdalela, 1995). Hal Kelas sosial adatah kelompok yang ter
ini sejalan dengan pendapat Dah!an (1978) din atas sejumlah orang yang mempunyai
ketudupan mewah dan berlebihan, penggu rakat, merneqenq nilai-nilai, mempunyai mi
naan segala ha! yang dianggap paling mahal nat, dan menampllkan penlaku yang mirip
yang memberikan kepuasan dan kenyaman (Mangkunegara dan Prabu, 1988). Pendapat
memberikan pengertian bahwa pola hidup doko ( 1987) menyatakan bahwa kelas sosial
manusia drkendakkan dan drdoronq oleh yang terbaqr dalam kelas sosial alas. me
suatu kemqinan untuk memenuhi has rat ke nengah, dan bawah, membedakan diri dalam
brh jauh dikemukakan oleh Sachari (1984) mengisi waktu Juang, se!era makan, dan per
bahwa konsumuvisme !erjadi Karena ma hatian terhadap mode. serta sikap dalam
terialistik, hasrat yang besar untuk memihk1 di dalam kelompok sosiat akan berpengaruh
benda-benda tanpa mernperhatrkan kebu langsung pada pendapat dan seleranya, se
luhannya. Ali (1983) menambahkan bahwa hingga akan mempengaruhi pemi1ihan pro
masyarakat tidak lagi mengenali kebutuhan duk atau merk barang (Swastha dan Han
yang sejat. namun justru se!alu tergoda un doko, 1987). Sementara seseorang juga
tuk memuaskan keinginannya yang semu akan melihat kelompok referensinya dalam
perlu d1telusuri melahn pemahaman menge pengaruhnya pada seseorang karena akan
dalam membeli barang dipengaruhi oleh ba Ke!uarga sebagai bagian dan fa kt or eksternal
nyak faktor yang pada intinya dapat dibeda mempunyai pengaruh yang sangat besar
kan meruadi dua faktor. yaitu faktor eksternal dalam pembentukan sikap dan penlaku ang
dan laktor internal (Engel. Kallal, dan gotanya, termasuk dalam pembentukan ke
Blakwell, 1973; Kottler, 1982; Swastha dan yakinan dan berfungsi langsung dalam me
Handoko, 1987). Faktor eksternal meliputi: netapkan keputusan konsumen (Loudon dan
sosrat. keJompok sosral dan kelompok refe Faktor internal yang berpengaruh pada
rensr, serta ke!uarga. Kebudayaan yang ter perilaku konsumtif ratah motivasi dan harga
cerrrun da!am cara hidup, kebiasaan dan tin diri, pengamatan dan proses belajar, kepri
dakan dalam permintaan bermacam-macam badian dan konsep diri. Motivasi merupakan
barang di pasar sangat mempengaruhi pert pendorong perilaku orang, tidak terkecuali
dalam satu daerah, banyaknya kelompok an jasa yang tersedta di pasar. Sementara
etnrk akan membentuk pasar dan penlaku harga din berpengaruh pada perilaku mem
yang berbeda-beda. Pengaruh kebudayaan be!i, orang-orang yang harga dirinya rendah
yang kuat terhadap penlaku membeli telah akan cenderung lebih mudah dipengaruhi
dibuktikan oleh Loudon dan Billa (1984) daripada orang-orang yang harga dmnya
tinggi {Sears. Freedman, dan Peplau, 1992). an, dan kesempatan. serta kekuasaan orang
dasarkan keputusannya pada pengamatan LOCs fa i tnya bukan t1pologik. tetapi kon
yang duakukan atas produk tersebut. Lebih tinyu, lnternalitas seseorang yang t inggi
jauh Howard dan Weth (1960) menyatakan akan disertai oteh melemahnya ekstemalitas
bahwa pembelian yang dilakukan konsu pada diri y ang be rsangkutan. Seballknya.
men juga merupakan suatu rangkaian pro· pada diri orang yang karakterlstrk LOGnya
ses belajar. Bila ada pengalaman masa lalu c enderung eksternal maka akan dhkuti de
yang menyenangkan dengan suatu produk ngan melemahnya karakteristrk internal LOG
yang dibelinya, akan menentukan keputusan bukan merupakan traits yang sifatnya stabd,
untuk membe!i lagi barang tersebut akan cen karena kejadian-kejadian yang sangat me ng
derung dilakukan lagi di masa yang akan go ncangkan kepwaan seseo rang dapat mem
an baqr konsumen untuk tidak membeh pro Robinson dan Shaver (1974) mengelom·
duk yang sama di kala yang berbeda (Swas pokkan faktoryang mempengaruhi perkem
lha dan Handoko, 1987; Mangkunegara dan bangan LOG menjadi dua, yaitu: Ep1sod1c
Hal yang sifatnya internal lainnya yang me mpengaruh1 perkembangan LOG, sepern
berpengaruh pada keputusan membeli ialah kecelakaan, ateu kematian seseorang yang
menurut Hawkin, Coney. dan Bert (1980), yaitu faktor-faktor seperti' diskemtnast so
sangat berpengaruh pada perilaku pengam sial, perasaan tidak berdayacan pola asuh
numan, mobil, warna pakaian, dan kegiatan Masa remaja merupakan masa peralih
Locus of Control (LOG) drkemuxakan sa. Karakteristik m asa ini ialah kondisi psi
oleh R otter yang menggambarkan keyakin krs remaja yang masm sangat b elum man
an seseorang mengenai s umber penentu tap sehingga sangat mudah untuk dipenga
perilakunya (Jung, 1978). S arason ( 1976) ruhi. Kenyataan yang demikian mendorong
v idu memandang dinnya dalam mengontrol kan kelompok sasaran yang pctensiat untuk
menjadi dua, yanu: LOG internal dan LOG men remaja mempunya1 kemampuan mern
eksternal. Karakteristik orang dengan LOG beti yang tinggi, sebab pada umumnya re
nternal
i alah mempunyai keyakinan
i b ahwa maja dalam be rpakaian. berdandan. gaya
alas kesuksesan atau kegagalan yang di· musik, mempunyai karakteristik tersendrrl,
alaminya. S edang orang dengan LO Ceks dan kebanyakan dari mereka membelanja
kan sifat eksklusif dengan citra yang mahal. pada remaja putri di sekolah menengah
lebih mewah. Mamfestasi penamp1lannya umum. Remaja putri ber-loc eksternal me
dapat berupa remaja dengan mode muta miliki perilaku konsumtif lebih tinggi diban
khir, memben kesan berasal dari kelas so ding remaja putn yang ber-loc internal.
membutuhkan uang yang jumlahnya tidak Pada penelitian in! digunakan dua ma
sedikit, sehingga penlaku konsumtif lebih cam skafa yaitu: S kala P erllaku K onsumtif
terlihat pada remaja dengan uang saku yang dan S kala Locus of Control. S kala pe rtama
cukup banyak. Barclay (1980) menyatakan tersusun alas tiga aspek yaitu: aspek im
bahwa remaja yang mempunvar daya kon pulsive buying, aspek non rational buying,
sumsi besar, biasanya berasal dari keluar dan aspek wasteful buying. Jumlah aitem
ga di mana dapat crperoreh uang dengan pada skala ini sebanyak 30. d engan ind eks
Lingkungan ekonomi sangat mempe sampai dengan r-. = 0,7613 . A eliabilitas ska
ngaruhi perilaku seseorang. dan baqarmana la lni diperoJeh dengan menggunakan uj1 re
mdividu bereaksi atau mengadakan penye kabifltas a l pha = 0,9443. Skala k edua ialah
suaian dengan lingkungannya juga sangat S ka!a IPC Locus of Control, pertama kali
Rotter menyatakan bahwa perilaku seseo oleh Munandar (1990) dan masih terus da
rang ditentukan oteh interaksi antara ha lam penyempurnaan. S kala ini tersusun atas
rapan. ndar-nilal yang ada pada seseorang. tiga sub-skata. yaitu: sub-skala Internal,
kontrol seseorang apakah sebagai penguat din atas delapan aitem. sehingga secara ke
pada konlrol internal atau eksternal. Pada seluruhan S kala /PC Locus of Control ini
perilaku konsumtil seseorang berperilaku berjumlah 24 aitem. B eberapa UJi coba telah
membeli karena mempunyai harapan terten dilakukan untuk me'rhat validitas dan reha
& ame. 1984) dalam penehtiannya menemu H endy (1985) menemukan saling hubungan
kan bahwa konsumsi yang berlebihan sangat antar sub-skala dan mencata! korelasi se
ditentukan oleh erkap mudah terpengaruh besar r = -0 .497 untuk sub-skala I dan sub·
oleh Kelompok referensi. Remaja sebagai skala P, r = *0.729 untuk sub-skala I dan
oleh ke!ompok sebaya dan kelompok refe· m ikf an (p < 0.001 ). Has1I ini sesuai dengan
rensinya serta memiliki kontrol eksternal le harapan bahwa sub-Skala P dan C berko
bih tinggi dari pada kontro1 internal. relasi t ingg1, karena sama-sama drra rcanq
konsumtif diltnjau dari LOCdan uang saku menggunakan teknik Hoyt menun/ukkan
indeks sebesar r,,= 0.750. Untuk keperluan orang, tetapi setelah dikategonkan ke dalam
perolehan informasi yang lebrh banyak salah satu orientasi locus of control maka
penehtian ini juga menggunakan ala! untuk terdapat 28 stswr yang lldak dapat drmasuk
mengungkap besarnya uang saku yang dr kan dalam kategon tertentu. sehingga !ldak
miliki subjek. Uang saku dipennci ke dalam: dapat dickutsertakan di dalam analisis data.
besamya uang saku per bulan, pengeluaran Untuk mengetahui perbedaan peri!aku
uang saku, dan srsa uang saku per butan. konsumtit berdasar LOC pada remaja putn
SubJek penentlan ratah eiswr-slswi se digunakan program analisis kovarta nst.
di kelas II. Pemilihan subyek dalam pene Data yang dipercleh dari alat pengumpu l
litian m! didasarkan pada tingkat usia ber data mehputi data mengena i perilaku kon
kisar antara 16 sampet dengan 18 tahun, sumtrt. LOC. da n keadaan mengena i eke
yaitu rentang waktu yang termasuk masa nomi subjek. Deskrtpst data i
d gambarkan
Tabel 1
Orientasi
Internal 43 2 18 26 26 1 30
Eksternal 40 3 17 23 23 3 27
Total 83 5 35 49 4 31 57
Keterangan:
KIAS Kos/Asrama
Tabel di l
a as memmrukkan jumtan sub · Has1I pene i l tian seca a r des kriptif juga
jek yan g dikategor ikan da tam orientasi lo· menun u j kkan ngkat
ti perbedaan skor
peri
cus of control, asal atau sumber keuangan, laku konsumt f i . jurntah uan g keluar, jum\ah
ke!ompok locus of control eksternal memiliki Rp 20.356,00), sementara untuk jumlah sisa
rata-rata perilaku konsumtif yang lebrh tinggi uang yang dimH1ki rata-rata kelompok eks
dari pada kelompok ber/ocus of control in ternal memperoleh lebih kecil dibanding ke
ternal (M ,_ = 79,023 < M = 59,067). Juga lompok internal (Mus,,,s = Rp. 6.326,00 <
tss Wl
T
rata-rata uang bebas yang jum!ahnya lebih Hasil analisis data yang drperoteh ring
besar daripada yang dimiliki kelompok in kasan dalam tabel berikut ini.
Tabel 2
s.v. JK db MK F p
nakan teknik analisis dapat diketahui bahwa perbedaan karakterisuk yang ada pada LOG
ada perbedaan perilaku kosumtif yang sig itu sendiri. Petri {1980) menyatakan bahwa
mtrkan antara siswa dengan LOG internal individu yang ber-LOC eksternaf memiliki
dan siswa dengan LOG eksternal {F = stkap patuh, lebth conformterhadap otontas
27 788: p < 0.001 ). Nila, rerata perilaku kon atau pengaruh-pengaruh yang ada, tebf mu
sumtd untuk kelompok LOG internal (M.,.,,"' dah dipengaruh1 dan tergantung pada pe
59,067) lebih rendah dari pada nilai rerata tunjuk orang lain (Sarason, 1976) Semen
untuk kelompok LOC eksternal (M •.,= tara individu ber-LOC internal mempunyai
79,023). Oleh karena itu, tupotesrs yang me karakteristik lebih mandiri. lebih ulet. mem
nyatakan ada perbedaan penlaku konsumtif punyai daya tahan yang kuat serta lebih ta
antara siswa yang memiliki LOG internal de han dalam menghadap1 pengaruh sosial
ngan perilaku konsumtif pada kelompok srs (Seeman dan Evans, dalam Zimbardo &
informasi yang relevan untuk mencuasar ke· biasa. Hasil la n i pene lltian ini menunjukkan
adaan (Phares, 1976). bah wa uang bebas dan uan g sisa mempu
Glock (Loudon & Bitta. 1984) menan nyai kontribus i dalam menentuk an pe nlaku
daskan bahwa pada umumnya pola kon· konsumti l. Semakin besar jumlah uang be ·
sumsr yang berlebihan sangat dnentukan bas yang dimili ki remaja , semakin konsumtif
oteh sikap mudah terpengaruh oleh keforn peri laku remaja mi. Besarnya pengelua ran
rungan untuk berperilaku konsumtif pada re jumlah uan g yang d si impan. Semakin besar
maja dtpengaruhi oleh karakterislik khas pengeluaran, semak n i kec l i uang yang oa
yang ada pada diri remaja sendiri, yaitu ke pat i
d tabung .
tergantungan yang kuat pada kelompok se Per ilaku konsumtif pada sub jek pene
baya. Locus ofcontrolmerupakan salah sa litian ini termasuk tingg i (M�..p"" 60) d ibanding
tu komponen kepnbadian pada individu. tidak mean emp irik (M-:: 68,86) pada skala
terkecuali pada diri remaja. Dengan ciri-ciri perilaku kons umtif. Hurlock (1993) menya
karakteristik LOCekstemal, silat mudah ter ta kan bah wa kebanyakan remaja mengang
pengaruh masih dominan pada diri remaja. gap bah wa penampitan dan gaya nouo ma ·
Hal ini sesuai dengan pendapat Monks dkk sih merupa kan i
s mbu l status sosial yang
yang peka terhadap pengaruh kelompok dem kian i muncullah si kap be rsaing dalam
adalah remaja yang memiliki kontrol eks penampilan d iri melalur pakaian , sepatu. ga·
ternal lebih tinggi dari pada kontrol inter· ya rambut, dan asosens lainnya.
Pad a kelompok internal ditemukan nilai nelitian 1ni adalah kelompok srswa yang tioak
rata-rata perilaku konsumhf yang lebih ren dapat dikategorikan ke dalam satah satu le
badian yang dimi likinya mampu mengen da· banyak 28 orang atau se besar 24, 13%. Ba
likan diri untuk tidak m udah terpengaruh oleh gai manakan pola perilaku konsumsi ketom
berbagai tawaran had ah i , diskon , a tau model pok im? Ja waban dari pe rtanyaan ini tidak
penawaran yang gencar d ilakukan di m edia terungkap dari hasil penelitian. Pola perilaku
masa maupun secara langsu ng. De ngan ke mereka yang khas boleh jadi memainkan
mandirian yang i
d haya tinya, remaja den gan peran dala m penyusunan strateqr pemasar
kosmetik, atau perh iasan. tetap i mela u l i wa ada perbedaan peri akul kon sumtil yang
un ukj kemampuan i
d bidang lain. misal pres · signitikan antara remaja putri dengan LOC
tasi akademi k, t
o ah ra ga. ket rampilan, dan internal dan remaja putri dengan LOC eks·
nco. i
seh ngga mereka tidak gampan g ter ternal. Remaja putri dengan LOC ek sternal
bu juk membeli ba rang·barang yang bernu memiliki perilaku konsumti f lebih tinggi di·
bungan de ngan penamp lann i ya. banding remaja dengan LOC internal. a
mika. Ed. i . th. XVII. Yogyakarta. Monks, F.J., Knoers, A.M.P. dan Haditono,
Yogyakarta.
• • •