Anda di halaman 1dari 12

LOLOH CEMCEM BERKHASIAT KHAS PENGLIPURAN

BANGLI

Oleh :
Luh Eka Wahyuni, I Kade Angga Kukuh Stiawan

Program Studi Pendidikan Bahasa Bali


Fakultas Bahasa Dan Seni
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

email :
ekawahyuni.cipta26@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini diambil dengan tujuan untuk mengetahui khasiat bahan-


bahan alami yang sebelumnya belum diketahui oleh sebagian orang, seperti
contoh daun cemcem. Untuk membuktikan bahwa bahan-bahan tersebut dapat
dijadikan ramuan/jamu atau loloh. Sebagai generasi muda harus memiliki rasa
ingin tahu yang besar agar mengetahui betapa pentingnya kesehatan dan cara
mengatasi kesehatan bisa dilakukan dengan sederhana. Untuk dapat mengetahui
kesederhanaan tersebut tentunya harus mencoba melakukan dengan mencari
kelebihan dari bahan-bahan alami yang diolah sendiri namun berdampak besar
terhadap kesehatan tubuh seperti halnya loloh cemcem
Data analisis ini menggunakan metode wawancara, pengolahan, memilih,
serta mengumpulkan bukti dari keterangan berupa gambar dan referensi lainnya.
Semoga penelitian ini lebih disempurnakan lagi oleh peneliti yang akan
melaksanakan penelitian yang sangat relevan bentuknya.

Kata Kunci : kesehatan, loloh, daun cemcem, Generasi Muda Prestasi I

LOLOH CEMCEM’S NUTRITIOUS TYPICAL OF PENGLIPURAN


BANGLI
Abstract
This research was taken with the aim of finding out the efficacy of natural
ingredients that some people had not previously known, such as the example of
cemcem leaves. To prove that these ingredients can be used as concoctions / herbs
or loloh. As a young generation must have a great curiosity to know how
important health and how to overcome health can be done simply. To be able to
know the simplicity, of course, you should try to do it by looking for the
advantages of natural ingredients that are processed by yourself but have a major
impact on the health of the body as well as loloh cemcem.
This data analysis uses the method of interviewing, processing, selecting, and
collecting evidence from information in the form of pictures and other references.
Hopefully this research will be further refined by researchers who will carry out
research that is very relevant in its form.

Keywords: health, loloh, cemcem leaf, Young Generation Achievement I

Pendahuluan

Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan manusia.


Dalam menjalankan suatu pekerjaan tentunya memerlukan tenaga dan kondisi
tubuh yang stabil. Namun tidak dapat diprediksi kondisi tubuh dapat menurun dan
menyebabkan sakit. Berbagai jenis penyakit akan muncul jika hal tersebut tidak
segera teratasi. Di zaman yang sudah sangat modern utamanya di bidang
kesehatan sudah benar-benar diperhatikan. Berbagai obat-obatan dapat diperoleh
dengan mudah melalui apotik yang sudah tersedia 24 jam. Keberadaan obat-
obatan yang sudah diracik secara modern dan sudah dikemas dengan sangat baik
dapat meyakinkan bahwa obat tersebut mampu menyembuhkan penyakit yang
diderita. Efek samping yang dimiliki masing-masing obat tentunya membuat
waspada dan sangat berhati-hati dalam mengkonsumsi. Sebenarnya bahan-bahan
obat yang digunakan berasal dari bahan-bahan alami yang bisa didapatkan dari
tumbuh-tumbuhan obat yang ada di sekitar alam.
Bahan-bahan alami yang terkandung dalam obat-obatan yang diolah secara
modern juga sebenarnya bisa diolah sendiri atau secara tradisional. Tentunya
bahan-bahan yang diolah cenderung tidak sama dengan obat-obatan modern dari
segi bentuk, kemasan dan lain sebagainya. Namun yang paling terpenting adalah
bagaimana manfaat yang dihasilkan. Ketika mendengar obat-obatan tradisional,
yang paling sering kita jumpai adalah ramuan atau jamu. Sejak ratusan tahun yang
lalu nenek moyang bangsa kita telah terkenal pandai meracik jamu dan obat-
obatan tradisional. Beragam jenis tumbuhan, akar-akaran dan bahan-bahan
alamiah lainnya diracik sebagai ramuan jamu untuk menyembuhkan berbagi
penyakit. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, obat
tradisional dilarang menggunakan bahan kimia hasil isolasi atau sintetik
berkhasiat obat, narkotika atau psikotropika dan hewan atau tumbuhan yang
dilindungi ( BPOM RI, 2006).
Berbicara mengenai jamu, di nusantara tentunya banyak ada jenis-jenis
jamu yang khas dan sampai sekarang masih diproduksi oleh masyarakat daerah
tersebut. salah satunya di Bali. Sudah kita ketahui bersama Bali memiliki budaya
dan kesenian yang sangat kental. Begitupun dengan minuman khas Bali, memiliki
nama tersendiri dan khas yaitu “Loloh”. Menurut Wirahadi Bali (2015) loloh
merupakan nama sebuah jamu di Bali. Loloh ini diolah dari tanaman herbal dan
diambil sarinya. Ada berbagai macam jenis loloh di bali yang umum dikonsumsi
seperti:
a) Loloh temu adalah sejenis minuman dibuat dari ekstrak beberapa jenis
daun dan temu dicampur dengan gula merah, garam dan madu. Loloh temu
ini dipercaya berkhasiat obat (jamu).
b) Loloh Bluntas adalah minuman dengan bahan baku daun bluntas.
Minuman ini termasuk dalam jamu-jamuan dalam bentuk cair, yang
mempunyai khasiat dapat menghilangkan bau mulut, bau keringat, dan
menambah nafsu makan. Loloh bluntas diminum secara incidental dan
biasanya dibuat sendiri oleh masyarakat untuk dikonsumsi sendiri.
c) Loloh cemcem, loloh ini dipercaya mempunyai khasiat dapat membantu
menurunkan tekanan darah, melancarkan pencernaan juga baik untuk ibu
menyusui.
Dari berbagai macam loloh yang telah dipaparkan diatas, dalam artikel
ilmiah ini akan membahas mengenai loloh cemcem. Minuman/jamu ini sangat
terkenal di Bali khususnya di daerah Penglipuran, Bangli. Loloh ini memiliki rasa
asam, manis, asin dan pahit. Rasa asam dari loloh cemcem ini didapat dari
komposisi tamarin atau buah asam, kemudian rasa manis dan asin didapat dari
komposisi gula dan garam, sedangkan rasa pahit didapat dari daun cemcem, yang
menjadi bahan utama dalam loloh ini (Kompas.com, 2016). Daun cemcem sering
disebut dengan daun kedondong hutan (Spondias Pinnata (L.f.) kurz) mempunyai
khasiat yaitu menambah nafsu makan, meredakan panas dalam, dan memberikan
efek yang menyegarkan tubuh.
Di era globalisasi seperti saat ini, sebagian generasi muda lebih menyukai
minuman yang instan dan tentunya mempunyai rasa yang enak ketika diminum.
Namun tidak ada yang memperhatikan efek samping yang dapat diperoleh ketika
terlalu sering mengkonsumi. Keberadaan loloh/jamu saat ini jarang diminati oleh
kalangan anak muda. Jika hal ini terus menerus terjadi dan dibiarkan maka budaya
dari nenek moyang yang terdahulu akan terkikis. Sedikitnya pemahaman tentang
manfaat yang ada di alam sekitar akan membuat generasi muda malas. Rasa ingin
tahu terhadap sesuatu hal yang sangat penting mulai berkurang. Untuk mengatasi
hal tersebut perlu dilakukan upaya yang memadai. Sama halnya seperti yang telah
dilakukan terhadap loloh cemcem ini. keberadaan loloh cemcem ini harus
disebarluaskan karena memiliki manfaat yang dapat membantu menjaga
kesehatan dan kebugaran tubuh. Dengan seperti itu maka aktifitas yang dilakukan
akan berjalan lancar.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap maraknya
obat-obatan modern?
2. Bagaimana manfaat bahan dan cara pembuatan loloh Cemcem dalam
mengatasi kecendrungan masyarakat terhadap obat-obatan modern?
Tujuan Penelitian
1. Untuk dapat mencari solusi terhadap kecendrungan masyarakat terhadap
obat-obatan modern.
2. Untuk mengetahui manfaat bahan dan cara pembuatan loloh cemcem.

Tinjauan Teoritis

Obat Tradisional
Obat tradisional merupakan bahan atau ramuan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran
dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan
bedasarkan pengalaman. Sampai saat ini masyarakat tradisional di negara-negara
berkembang termasuk Indonesia biasanya mengatasi sendiri gejala-gejala sakit
yang dideritanya dengan pengobatan tradisional. Pada masyarakat desa upaya
menjaga kesehatan, mencegah penyakit maupun pengobatan suatu penyakit yang
diderita, biasa dilakukan dengan meminum ramuan tradisional atau yang lebih
dikenal dengan jamu (Atik dan Afiani 2003). Jamu adalah obat tradisional yang
berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang berupa ramuan yang diseduh ataupun
rajangan.

Kelebihan Obat Tradisional


a) Tidak Menimbulkan Efek Samping
Obat herbal benar-benar merupakan produk alami yang telah tersedia di
alam. Pengolahan obat ini pun dilakukan secara alami, bahkan tradisional,
tanpa pencampuran bahan kimia atau sintetis. Oleh sebab itulah, dapat
dipastikan bahwa obat-obatan herbal sama sekali tidak memiliki efek samping
sehingga sangat aman digunakan.
b) Bebas Racun
Obat-obatan kimia atau obat farmasi merupakan racun sehingga tidak
boleh dikonsumsi secara sembarang. Namun, ada yang berbeda dari obat
herbal. yaitu, bebas racun. Dengan demikian, obat herbal sangat aman
dikonsumsi oleh siapa pun. Bahkan, obat herbal dapat dijadikan sebagai
peluruh racun di dalam tubuh atau detoksifikasi.
c) Menghilangkan Akar Penyakit
Umumnya, obat-obatan kimia hanya bekerja untuk menyembuhkan gejala
penyakit. Namun, tidak demikian dengan obat-obatan herbal. Selain
menyembuhkan gejala penyakitnya, obat-obatan herbal bekerja hingga
menghilangkan akar penyakitnya. Cara kerja yang berbeda ini disebabkan
efek obat herbal yang bersifat menyeluruh (holistik). Akhirnya, pengobatan
tidak hanya terfokus pada penghilangan penyakit, tetapi juga pada
peningkatan sistem kekebalan tubuh sebagai cara untuk melawan penyakit.
d) Mengandung Banyak Khasiat
Tumbuh-tumbuhan banyak yang mengandung khasiat, dan yang paling
banyak digunakan untuk membuat ramuan adalah pada daunnya. Seperti
contoh daun cemcem atau kedondong hutan, yang memiliki kandungan asam
amino, vitamin C, mineral, protein, saponin, tanin, dan flavonoid yang
memiliki aktifitas sebagai antibakteri.
Kekurangan Obat Tradisional
Disamping berbagaikelebihan, bahan obat alam juga memiliki beberapa
kelemahan yang juga merupakan kendala dalam pengembangan obat tradisional
(termasuk dalam upaya agar bisa diterima pada pelayanan kesehatan formal).
Adapun beberapa kelemahan tersebut antara lain :
1. Efek farmakologisnya yang lemah
2. Bahan baku belum terstandar dan bersifat higroskopis serta volumines
3. Belum dilakukan uji klinik dan mudah tercemar berbagai jenis
mikroorganisme.
Komponen Loloh Cemcem
Adapun komponen-komponen bahan yang digunakan untuk
pembuatan loloh cemcem yaitu daun cemcem, air, bumbu rujak (garam, gula,
asam, terasi, cabai), sirih, jarak pagar, kayu manis, dan kelapa.
a) Daun Cemcem
Daun cemcem memiliki banyak sebutan naman daun klocing (daerah
Penglipuran), daun kedondong hutan (Indonesia), dan daun kecemcem.
Adapun klasifikasi dari pada daun cemcem menurut Plantamor (2015)
sebagai berikut. Kingdom : Plantae (tumbuhan), Subkingdom :
Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh), Super divisi : Spermatophyta
(menghasilkan biji), Devisi: Magnoliophyta (tumbuhan berbunga), Kelas
Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil), Sub kelas : Rosidae, Ordo:
Sapindales, Famili : Anacardiaceae, Genus: Spondias, Spesies : Spondias
pinnata (L.F.) kurz

Gambar 1. Daun cemcem

Menurut Medicalplants (2015), tumbuhan cemcem ini termasuk kedalam


tanaman yang berdaun majemuk, Gambar 1. hijau
warna daun Daundengan panjang 30-
cemcem
45 cm yang terdiri dari 9-13 helai daun. Helaian daun cemcem
termasuk daun yang berpasang-pasangan, dengan tepi daun yang rata
(integer), daun yang bertulang menyirip dengan jumlah anak daun yang
gasal (imparipinnatus), tata letak daun yang tersebar (folia sparsa),
permukaan daun yang licin dan mengkilat. Manfaat daun cemcem yaitu
dapat digunakan sebagai minuman (loloh cemcem) sebagai minuman
pelepas dahaga, dapat melancarkan pencernaan, dan dapat menurunkan
tekanan darah.
b) Air
Air merupakan salah satu unsur penting dalam makanan karena air
dapat mempengaruhi penampakan tekstur serta cita rasa makanan
maupun minuman. Air berfungsi sebagai bahan yang dapat mendispersikan
berbagai senyawa yang ada dalam makanan serta berbagai pelarut sebagai
bahan seperti garam, vitamin, yang larut air dan mineral (Winarno,2004)
Air merupakan bahan bantu yang digunakan dalam setiap
pengolaha n pangan. Air bermutu baik yaitu air yang bebas dari bakteri yang
berbahaya dan ketidakmurnian secara kimiawi. Penanganan tambahan
diperlukan agar semua mikroorganisme yang ada mati, untuk
menghilangkan semua bahan-bahan di dalam air yang dapat
mempengaruhi penampakan, rasa, dan stabilitas (Buckle et al., 1987).
c) Bumbu Rujak
Pada umumnya bumbu rujak terbuat dari gula merah, terasi, garam,
asam, dan cabai sebagai penambah rasa pedas. Pembuatan bumu rujak
untuk makanan dan minuman mendapat perlakuan yang berbeda. Bumbu
rujak yang pada umumnya dicampur dengan potongan-potongan buah segar
menggunakan campuran bumbu yang tidak dipanaskan atau dimasak.
Namun, untuk minuman loloh cemcem yang di produksi oleh usaha
rumahan di Penglipuran, bumbu rujak yang berisi campuran gula mera,
terasi, garam, asam dan cabai ini dimasak atau dipanaskan terlebih dahulu
sebelum dicampurkan dengan sari daun cemcem dan air.
Natrium klorida (NaCl) merupakan nama lain dari garam dapur. Garam
dapur digunakan sebagai bahan pengawet karena bisa menghambat atau
bahkan menghentikan reaksi autolysis, serta membunuh bakteri yang
terdapat dalam bahan makanan menyebabkan metabolism bakteri terganggu
akibat kekurangan cairan. Akibat lebih lanjut, bakteri mengalami kematian
(Saparinto dan Hidayati, 2006).
Gula merah selain memberikan rasa manis, gula dalam konsentrasi
tinggi berperan sebagai pengawet. Konsentrasi gula yang tinggi ( sampai
70%) sudah dapat menghambat pertumbuhan mikroba perusak
makanan (Estiasih dan Ahmadi, 2009).
Asam jawa (Tamarindus indica L.) merupakan tanaman tropis yang
berasal dari afrika namun tumbuh dengan subur di Indonesia.
Kebanyaka tumbuh di Indonesia dan digunakan sebagai pohon peneduh
jalan (Heyne, 1987). Tanaman ini merupakan tanaman tahunan besar,
berupa pohon tinggi yang indah tingginya mencapai 25 m (Heyne, 1987 ;
Sastroamidjojo, 1997). Asam jawa merupakan pohon yng hampir seluruh
bagian tanamannya memiliki manfaat, bisa sebagai penambah nutrisi
maupun untuk obat. Dan buahnya yang sudah masak dapat digunakan
sebagai bumbu masak.
d) Buah Kelapa
Buah kelapa berbentuk bulat panjang dengan ukuran lebih kurag sebesar
kepala manusia. Buah terdiri dari sabut (ekskarp dan mesokarp), tempurung
(endocarp), daging buah (endosperm) dan air buah. Tebal sabut kelapa
lebih kurang 5 cm dan tebal daging buah 1 cm atau lebih. Bunga betina
tanaman kelapa akan dibuahi 18 – 25 hari setelah bunga berkembanng dan
buah akan menjadi masak (ripe) setelah 12 bulan (Ketaren, 1986). Buah
kelapa muda yang dicampurkan kedalam loloh cemcem adalah daging
kelapa yang telah diparut.

Metode Penelitian
Metode merupakan salah satu hal penting dalam penelitian yang bersifat
ilmiah. Dalam metode penelitian ini membahas tentang prosedur yang ditempuh
dalam penyelenggaraan penelitian. Prosedur penelitian ini mengacu pada langkah-
langkah pokok yang ditempuh oleh peneliti dalam upaya menjawab permasalahan
yang dikemukakan. Berhasil atau tidaknya suatu penelitian bergantung pada tepat
tidaknya metode yang digunakan. Pada metode penelitian ini, yakni ada subjek
penelitian adalah benda, hal atau tempat variabel melekat, dan yang
dipermasalahkan dalam penelitian. Pada subjek penelitian terdapat data tentang
variabel yang diteliti dan diamati oleh peneliti (Wendra, 2011 :32). Setiap
penelitian lapangan sudah pasti memerlukan subjek penelitian yang dapat
mendukung kebenaran dan keberhasilan penelitian tersebut. Subjek penelitian ini
adalah sebagai berikut.
Subjek dan Objek Artikel
Subjek yang digunakan pada pembuatan artikel ini adalah khasiat dari
bahan-bahan alami yang akan dijadikan loloh. Objek yang digunakan dalam
pembuatan artikel ini adalah daun cemcem (daun kedondong hutan/daun
keloncing).
Pengumpulan Data
Pengumpulan Data yang digunakan dalam pembuatan artikel ini adalah
pencarian bahan-bahan pembuatan loloh cemcem. Bahan-bahan tersebut diolah
dan dijadikan jamu/loloh.
Alat Pembuatan Artikel
Alat yang digunakan saat mengumpulkan data untuk membuat artikel ini
adalah buku refrensi pembuatan loloh, sumber internet dan mencari informasi
mengenai keberadaan loloh cemcem.
Kartu Data
Ketika alat yang digunakan mengumpulkan data sudah lengkap, lalu data yang
sudah didapat kemudian diolah menjadi sesuatu yang berguna dan dapat
dimanfaatkan, tentunya data yang diproleh adalah bahan-bahan yang digunakan
untuk membuat ramuan atau loloh, lalu dipraktekkan dengan memperhatikan hal-
hal sebagai berikut.
1. Pengolahan Ramuan Herbal
Beberapa cara mengolah tanaman obat, di antaranya memipis, merebus,
dan menyeduh.
a) Memipis/Memeras
Biasanya bahan yang digunakan berupa bagian tanaman atau tanaman
yang masih segar seperti daun, biji, bunga, dan rimpang. Bahan tersebut
dihaluskan dengan ditambahkan sedikit air. Bahan yang sudah halus diperas
hingga 1/4 cangkir. Jika kurang dari 1/4 cangkir, air matang ditambahkan
pada ampas, lalu diperas lagi.
b) Merebus
Tanaman obat direbus agar zat-zat yang berkhasiat di dalam tanaman larut
ke dalam larutan air. Api yang digunakan untuk merebus sebaiknya yang
volumenya mudah diatur. Pada awal perebusan digunakan api besar hingga
mendidih. Jika telah mendidih, bahan di dalam air dibiarkan selama 5 menit.
Selanjutnya, api kompor dikecilkan untuk mencegah air rebusan meluap
sampai air rebusan tersisa sesuai kebutuhan. Bahan yang berukuran besar
dipotong terlebih dahulu. Air yang digunakan dalam perebusan adalah air
yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan bening. Air yang
kekuningan, berbau, dan mengandung kotoran sebaiknya tidak digunakan.
c) Menyeduh
Bahan baku yang digunakan dapat berupa bahan yang masih segar atau
bahan yang sudah dikeringkan. Sebelum diramu, bahan bahan dipotong kecil-
kecil. Setelah siap, bahan diseduh dengan air panas. Setelah didiamkan
selama 5 menit, bahan hasil seduhan disaring.
2. Cara Pemakaian Tanaman Herbal
Untuk setiap jenis penyakit, cara penanganan obat akan berbeda.
Misalnya, untuk penyakit kulit, herbal yang digunakan dengan cara dioles
atau diramu untuk mandi. Untuk penyakit pernapasan (asma), obat diberikan
dengan cara uapnya diisap, selain obat yang diminum juga. Sementara itu,
untuk penyakit hepatitis, demam, dan asam urat, obat herbal diminum.
Cara mengonsumsi ramuan yang berasal dari tanaman obat berbeda-beda.
Umumnya ramuan dikonsumsi satu jam sebelum makan. Tujuannya agar
proses penyerapan zat-zat yang berkhasiat optimal dan tidak bercampur
dengan makanan lainnya. Bagi yang belum terbiasa mengonsumsi herbal,
sebaiknya dosisnya sedikit demi sedikit. Setelah terbiasa, dosis yang
dianjurkan diminum sekaligus.
Obat herbal biasanya diminum 2-3 kali sehari dengan dosis yang telah
ditentukan. Dosis yang diminum untuk anak umur 10-15 tahun biasanya 1/2
dosis yang dianjurkan untuk orang dewasa. Sementara itu, dosis untuk anak-
anak umur 5-9 tahun adalah 1/3 dosis orang dewasa.

3. Jangka Waktu Pemakaian Tanaman Herbal


Ramuan tradisional umumnya dibuat dengan cara direbus, diperas, atau
dimakan mentah. Ramuan yang direbus boleh disimpan selama sehari atau 24
jam. Setelah jangka waktu tersebut, sebaiknya ramuan dibuang dan dibuat
lagi yang baru jika masih memerlukannya. Apabila dibuat dari perasan tanpa
direbus, ramuan hanya boleh disimpan selama 12 jam. Lebih dari waktu itu
jangan digunakan lagi karena dapat tercampur kuman atau kotoran dari udara
atau lingkungan sekitarnya.
Umumnya resep pengobatan yang disajikan berdasarkan pertimbangan
jangka waktu di atas. Namun, tidak ada salah-nya selalu mempertimbangkan
jangka waktu pemakaian ini jika ternyata ramuan yang dibuat berlebih.
Jangan menyimpan ramuan lebih dari waktu yang disarankan hanya karena
sayang membuangnya. Ingatlah bahwa kesehatan lebih penting dari sekedar
bahan tersebut.

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Hasil penelitian dari menganalisis khasiat daun cemcem dapat digunakan
sebagai ramuan atau loloh dapat dilihat dari cara pembuatan loloh cemcem
sebagai berikut.
Alat dan Bahan :

No Nama Alat dan Bahan Gambar


1 Daun Cemcem

2 Air
3 Gula aren

4 Garam

5 Asam

6 Terasi

7 Buah Kelapa
8 Cobek

9 Saringan

Cara Pembuatan Loloh Cemcem :


1. Daun cemcem dicuci hingga bersih, kemudian ditumbuk dengan lesung
atau di blender
2. Hasil tumbukan daun cemcem diberi air, peras tumbukan dan kemudian
saring perasan daun cemcem
3. Rebus gula aren, terasi, cabai, dan asam hingga mendidih, tujuannya
adalah untuk mencampurkan semua rasa pada bahan-bahan tersebut.
4. Peras bumbu yang sudah direbus, setelah itu campurkan pada air daun
cemcem kemudian aduk
5. Parut daging kelapa muda, lalu parutan kelapa muda dicuci hingga bersih
6. Masukkan loloh cemcem pada botol atau gelas kemudian masukkan
parutan buah kelapa muda kedalamnya. Dan loloh cemcem siap dinikmati.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik simpulan yaitu sebagai berikut.
1. Daun cemcem memiliki banyak khasiat sebagai minuman pelepas dahaga,
dapat melancarkan pencernaan, dan dapat menurunkan tekanan darah.
Daun cemcem juga mengandung vitamin C yang dapat menyegarkan
tubuh.
2. Bahan-bahan yang digunakan dalam membuat loloh cemcem juga
memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik dan mudah diperoleh.
3. Pembuatan loloh cemcem sangat mudah dan sederhana, dan alat-alat yang
digunakan sudah sering dijumpai
Saran
Berdasarkan simpulan tersebut di atas, dapat dikemukakan beberapa saran
sehingga dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan. Saran-saran tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Dengan mengetahui khasiat yang ada pada bahan-bahan yang digunakan
untuk membuat loloh cemcem, niscaya banyak orang yang akan sadar dan
mau mencoba obat-obatan tradisional lainnya.
2. Dengan kemajuan IPTEK diharapkan mempermudah pemasaran untuk
obat-obat tradisional seperti jamu.
3. Penelitian seperti ini perlu diadakan secara berkelanjutan untuk lebih
memperkenalkan khasiat bahan-bahan alami yang ada dialam sekitar.
Daftar Pustaka
Estiasih, Teti, Ahmadi. 2009. Teknologi Pngolahan Pangan. Jakarta: Bumi
` Aksara
Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, Volume 2, Yayasan Sarana Wana
Jaya: diedarkan oleh Koperasi Karyawan, Badan Litbang Kehutanan,
Jakarta.
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi dan Lemak Pangan, Jakarta: UI-Press
Saparinto, C dan Hidayati, D. 2006. Bahan Tumbuhan Pangan. Yogyakarta:
Kanisius
Wendra, I Wayan. 2011. Penulisan Karya Ilmiah. Singaraja : Undiksha.
Widiapsari, Citra. 2015. Karya Ilmiah “Tanaman Obat Tradisional”
blogspot.com, (online) (http://citrawidiapsari.blogspot.com/2015/02/karya-ilmiah-
tanaman-obat-tradisional.html Diakses 3 April 2019)
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai