Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KELUARGA
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Oleh :

FETRICYA DWI R
2014901087

CI Lapangan Pembimbing Akademik

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS FORT DE KOCK
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengkajian Keluarga

Pengkajian keluarga merupakan suatu tahapan dimana

perawat mengambil informasi dengan pendekatan sistematik untuk

mengumpulkan dan menganalisis. Metode yang dapat digunakan

perawat dalam melakukan pengkajian keluarga diantaranya

wawancara, observasi fasilitas dan keadaan rumah, pemeriksaan fisik

dari anggota keluarga, juga bisa didapatkan dari data sekunder,

misalnya hasil laboratorium, rontgen dan lain sebagainya

(Nadirawati, 2018).

Menurut Maria H Bakri (2017) pengkajian merupakan suatu

proses berkelanjutan yang dilakukan secara terus menerus dan

bertahap. Sehingga proses ini tidak hanya sekali saja dlakukan. Hal-

hal yang dikaji dalam keluarga adalah :

1) Data umum

Pengumpulan data dapat dilakukan melalui empat cara

yang dilakukan secara berurutan yaitu wawancara, observasi,

pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi.

2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

Keluarga sebagai sebuah kelompok akan senantiasa

dinamis dan selalu mengalami perkembangan baik dari sisi

psikologis, sosial, ekonomi, budaya maupun komposisinya.

1
Beberapa tahap perkembangan keluarga yang perlu dikaji adalah

a) Tahap perkembangan keluarga saat ini.

b) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.

c) Riwayat keluarga inti.

d) Riwayat keluarga sebelumnya.

3) Data lingkungan

Lingkungan dimana klien berada sangat mempengaruhi

keluarga dalam hal kesehatan. Menciptakan lingkungan yang

positif akan memberikan dampak baik bagisetiap anggota

keluarga. data lingkungan yang diperlukan adalah :

a) Karakteristik rumah

b) Karakteristik tetangga

c) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

d) Mobilitas geografis keluarga

e) Sistem pendukung keluarga

3) Struktur keluarga

Data yang dibutuhkan untuk proses keperawatan

keluarga adalah :

a) Pola komunikasi keluarga

b) Struktur kekuatan keluarga

c) Struktur peran keluarga

2
4) Fungsi keluarga

Beberapa hal yang perlu diketahui oleh perawat tentang

fungsi keluarga adalah :

a) Fungsi afektif.

b) Fungsi sosial.

c) Fungsi reproduksi.

5) Stres dan koping keluarga

Dalam tahapan ini seorang perawat harus mengetahui

bagaimana keluarga menghadapi dan merespon stressor dan

strategi yang digunakan untuk menghadapi dan

menyelesaikannya.

6) Pemeriksaan fisik

Data yang harus dikumpulkan adalah tentang kesehatan

fisik sebagai berikut :

a) Tanda-tanda vital (suhu badan, nadi, pernapasan dan

tekanan darah)

b) Antropometri (tinggi badan, berat badan, lingkaran perut,

lingkar kepala dan lingkar lengan)

c) Pernapasan

d) Cardiovascular

e) Pencernaan

f) Perkemihan

g) Muskuloskeletal

h) Penginderaan

3
i) Reproduksi

j) Nuerologis

7) Harapan keluarga

Perawat perlu mengetahui bagaimana dan apa saja

harapan keluarga terhadap perawat. Harapan selayaknya

diupayakan semaksimal mungkin oleh perawat agar keluarga

merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan.

B. Diagnosis Keperawatan Keluarga

Menurut Friedman (2010), diagnosis keperawatan keluarga

merupakan perpanjangan dari diagnosis kesistem keluarga dan

subsitemnya serta merupakan hasil pengkajian keperawatan.

Diagnosis keperawatan keluarga termasuk masalah kesehatan aktual

dan potensial dengan perawat keluarga yang memiliki kemampuan

dan mendapatkan lisensi untuk menangani berdasarkan pendidikan

dan pengalaman (Nadirawati, 2018).

Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari hasil

pengkajian terhadap adanya masalah dalam tahap perkembangan

keluarga, lingkungan, struktur, fungsi keluarga dan koping keluarga,

baik yang bersifat aktual, risiko maupun sejahtera dimana perawat

memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan

tindakan keperawatan bersama-sama dengan keluarga berdasarkan

kemampuan sumber daya keluarga. Diagnisis dapat ditegakkan

4
berdasarkan tingkat reaksi keluarga terhadap stressor yang ada

(Nadirawati, 2018). Tipologi dari diagnosis keperawatan:

1) Diagnosis aktual (terjadi gangguan kesehatan). Dari hasil

pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari

gangguan kesehatan dimana masalah kesehatan yang dialami

oleh keluarga memerlukan bantuan untuk segera ditangani

dengan cepat.

2) Diagnosa resiko tinggi (ancaman kesehatan). Sudah ada data

yang menunjang namun belum terjadi gangguan, tetapi tanda

tersebut menjadi masalah aktual apabila tidak segera

mendapatkan bantuan pemecahan dari tim kesehatan atau

keperawatan.

3) Diagnosis potensial (keadaan sejahtera “wellness”). Suatu

keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga

kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.

Menurut Nasional Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas

Indonesia (IPKKI) (Tahun 2014 ) Formulasi diagnosis keperawatan

menggunakan ketentuan Diagnosis Keperawatan North American

Nursing Diagnosis Association (NANDA) (2012-2014) dan

International Classification for Nursing Practice (ICNP). Formulasi

diagnosis tersebut digunakan tanpa menuliskan etiologi atau

diagnosis tunggal (single diagnosis). Sesuai dengan hasil Kongres

Nasional IPKKI II di Yogyakarta, sudah dsepakati dalam perumusan

diagnosa keperawatan keluarga menggunakan diagnosa tunggal

5
dengan menambahkan pernyataan anggota keluarga yang

teridentifikasi memiliki masalah kesehatan. Rumusan diagnosa ini

menggunakan rumusan NANDA dan ICNP.

Tabel 2.2 Diagnosa keperawatan keluarga

Sasaran Domain Kelas Kode Rumusan Diagnosis


Keperawatan
3 individu Domain Kelas 1 : 00002 1) Ketidakseimbangan nutrisi :
2 : Nutrisi Ingesti 00001 kurang dari kebutuhan
00163 tubuh
00003 2) Ketidakseimbangan nutrisi :
00103 lebih dari kebutuhan tubuh
3) Kesiapan untuk
meningkatkan nutrisi
4) Risiko ketidakseimbangan
nutrisi: lebih dari kebutuhan
tubuh
5) Gangguan menelan
Kelas 5 : 00195 1) Risiko ketidakseimbangan
Hidrasi 00160 elektrolit
00027 2) Kesiapan untuk
00028 meningkatkan
00025 keseimbangan cairan
3) Defisiensi volume cairan
4) Risiko defisiensi volume
cairan
5) Risiko ketidakseimbangan
volume cairan
Domain Kelas 1 : 00016 1) Gangguan eliminasi urin
3 : Fungsi
Eliminasi urinari
dan Kelas 2 : 00013 1) Diare
pertukaran Fungsi 00196 2) Disfungsi motilitas
gastrointest 00197 gastrointestinal
i nal 3) Risiko disfungsi motilitas
gastrointestinal
Kelas 4 : 00030 1) Gangguan pertukaran Gas
Fungsi
respirasi

Domain Kelas 1: 00198 2) Gangguan pola tidur


4 : Tidur/istira
Aktivitas/i h at
stir ahat
Kelas 2 : 00085 1) Gangguan mobilitas fisik
Aktivitas/la 00088 2) Gangguan berjalan
tihan
Kelas 3: 00093 1) Fatigue
Keseimban
g an energy

6
Kelas 4 : 00092 1) Intoleransi aktivitas
Respon 00094 2) Risiko intoleransi aktivitas
kardiovask 00032 3) Tidak efektifnya pola nafas
u 00029 4) Penurunan kardiak output
lar/Pulmon 00204 5) Tidak efektifnya perfusi
a ri 00228 jaringan perifer
00201 6) Risiko tidak efektifnya
- perfusi jaringan perifer
7) Risiko tidak efektifnya
perfusi jaringan serebral

Kelas 5: 00108 1) Defisit perawatan diri :


perawatan 00109 mandi
diri 00102 2) Defisit perawatan diri:
00110 berpakaian
3) Defisit perawatan diri:
makan
4) Defisit perawatan diri:
toileting
Domain Kelas 4 : 00126 1) Kurangnya pengetahuan
5 : Kognisi 00161 2) Kesiapan meningkatkan
Persepsi/K 00131 pengetahuan
ognisi 3) Gangguan memori
Domain Kelas 1 : 00124 1) Ketidakberdayaan
6 : konsep diri 00054 2) Risiko kesepian
Persepsi
diri
Kelas 2 : 00119 1) Harga diri rendah kronik
Harga diri 00120 2) Harga diri rendah
situasional
Domain Kelas 2 : 00146 1) Kecemasan
9 : Respon 00069 2) Tidak efektifnya koping
Koping/To koping 00158 3) Kesiapan meningkatkan
le ransi koping
thd stress
Domain Kelas 1 : 00004 1) Resiko infeksi
11 : Infeksi
Keamanan
/ Proteksi
Kelas
Kelas 2 : 00031 1) Tidak efektifnya bersihan
Injury fisik 00155 jalan nafas
00035 2) Risiko jatuh
00046 3) Risiko injuri
00047 4) Gangguan integritas kulit
5) Risiko gangguan integritas
kulit
Kelas 6 : 00007 1) Hipertermi
Termoregul 00008 2) Tidak efektifnya
asi termoregulasi
Domain Kelas 3 : 00214 3) Gangguan rasa nyaman
12 : Rasa Kenyaman 00134 4) Mual
nyaman a n sosial 00132 5) Nyeri akut
00133 6) Nyeri kronik
Keluarga Domain 1: Kelas 2: 00080 1) Ketidakefektifan

7
Promosi Manajemen 00099 manajemen regimen
Kesehatan Kesehatan 00188 terapeutik keluarga
2) Ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan
3) Perilaku kesehatan
cenderung berisiko
Domain 4: Kelas 5: 00098 1) Hambatan pemeliharaan
Aktivitas/I Perawatan rumah
stir ahat Diri
Domain 5: Kelas 4: 00222 1) Ketidakefektifan control
Persepsi/K Kognisi implus
og nisi Kelas 5: 00157 1) Kesiapan meningkatkan
Komunikas komunikasi.
i
Domain 7: Kelas 1: 00106 1) Kesiapan meningkatkan
Hubungan Peran 00061 pemberian ASI
Peran caregiver 00062 2) Ketegangan peran pemberi
Kelas 00056 asuhan
00164 3) Risiko ketegangan peran
00057 4) pemberi asuhan
5) Ketidakmampuan menjadi
orang tua
6) Kesiapan meningkatkan
menjadi orang tua
7) Risiko ketidakmampuan
menjadi orang tua
Kelas 2: 00058 1) Risiko gangguan perlekatan
Hubungan 00063 2) Disgungsi proses keluarga
Keluarga 00060 3) Gangguan proses keluarga
00159 4) Kesiapan meningkatkan
proses keluarga
Kelas 3: 00223 1) Ketidakefektifan hubungan
Performa 00207 2) Kesiapan meingkatkan
peran 00229 hubungan
00064 3) Risiko ketidakefektifan
00055 hubungan
00052 4) Konflik peran orang tua
5) Ketidakefektifan performa
peran
6) Hambatan interaksi social
Domain 9: Kelas 2: 00074 1) Penurunan koping keluarga
Koping/To Respon 00073 2) Ketidakmampuan koping
ler ansi koping 00075 keluarga
stress 00226 3) Kesiapan meningkatkan
00212 koping keluarga
4) Risiko ketidakefektifan
perencanaan aktifitas
5) Kesiapan meningkatkan
penyesuaian
Domain Kelas 3: 00083 1) Konflik pengambilan
10: Prinsip Nilai/Keya 00170 keputusan
hidup kinan/Aksi 00184 2) Risiko hambatan religiositas
kongruen 3) Kesiapan meningkatkan
pengambilan keputusan
Domain Kelas 4: 00181 1) Kontaminasi
11: Hazard 00180 2) Resiko kontaminasi
Keamanan lingkungan

8
/ Proteksi
Domain Kelas 1: 00113 1) Risiko pertumbuhan tidak
13: Pertumbuh proporsional
Pertumbuh an
an Kelas 2: 00112 1) Resiko keterlambatan
/perkemba Perkemban perkembangan
ng an g an
Carers Carers 10027773 1) Stres pada pemberi asuhan
10027787 2) Risiko stress pada pemberi
10029621 asuhan
10027787 3) Gangguan kemampuan
10032270 untuk melakukan perawatan
4) Risiko stress pada pemberi
asuhan
5) Risiko gangguan
kemampuan untuk
melakukan perawatan
Emosional 10023370 1) Gangguan komunikasi
/ isu 10038411 2) Gangguan status psikologis
psikologik
al
Perawatan 10029841 1) Masalah ketenagakerjaan
keluarga 10023078 2) Gangguan proses keluarga
10022473 3) Kurangnya dukungan
10022753 keluarga
10035744 4) Masalah dukungan sosial
10032364 5) Masalah hubungan
6) Risiko gangguan koping
keluarga
Promosi Health 10023452 1) Kemampuan untuk
kesehatan promotion 10000918 mempertahankan kesehatan
10032386 2) Gangguan mempertahankan
kesehatan
3) Risiko bahaya lingkungan
Manajeme 10021994 1) Kurang pengetahuan tentang
n peyakit
perawatan
jangka
panjang
Medikasi 10022635 1) Gangguan kemampuan
untuk memanajemen
pengobatan
Manajeme 10029792 1) Kekerasan rumah tangga
n resiko 10030233 2) Keselamatan lingkungan
10030233 yang efektif - Masalah
10029856 keselamatan lingkungan
10032289 3) Risiko terjadinya
10032301 penyalahgunaan
10033470 4) Risiko terjadinya pelecehan
10032340 anak
10033489 5) Risiko terjadinya
10015122 pengabaian anak
10015133 6) Risiko terjadinya pelecehan
10033436 lansia
7) Risiko terjadinya
pengabaian lansia
8) Risiko untuk jatuh

9
9) Risiko terinfeksi
10) Risiko terjadinya
pengabaian
Keadaan 10029860 1) Tinggal di rumah
social 10029887 2) Masalah perumahan
10029904 3) Pendapatan yang tidak
10022563 memadai
10022753 4) Kurangnya dukungan sosial
Masalah financial

C. Perencanaan Keperawatan Keluarga

Pencanaan merupakan langkah ketiga dalam proses

keperawatan keluarga. Tahap perencanaan merupakan suatu proses

penyusunan intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk

mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah-masalah klien dan

keluarga. dalam perencanaan keluarga ada beberapa hal yang harus

dilakukan perawat keluarga, yaitu menyusun tujuan,

mengidentifikasi sumber-sumber, mendefiniskan pendekatan

laternatif, memilih intervensi perawatan sehingga dalam menentukan

perencanaan perawat keluarga memerlukan pengetahuan dan

ketrampilan, diantaranya pengetahuan tentang kekuatan dan

kelemahan klien, nilai dan kepercayaan klien, batasan praktik

keperawatan, kemampuan menyelesaikan masalah, mengambil

keputusan, kemampuan dalam melakukan kerja sama dengan tingkat

kesehatan lain serta penyusunan prioritas (Nadirawati, 2018).

1) Menetapkan prioritas masalah kesehatan

Menetapkan prioritas masalah/diagnosis keperawatan

keluraga adalah menggunakan skala penyusunan prioritas dari

Maglaya (2009).

10
Tabel 2.3 Skala Menentukan Prioritas Asuhan
Keperawatan Keluarga

Kriteria Skor Bobot


1. Sifat masalah
Skala :
- Aktual 3
- Risiko 2 1
- Keadaan sejahtera/diagnosis sehat 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
Skla :
- Mudah 2
- Sebagian 1 2
- Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk dicegah
Skala : 3
- Tinggi 2 1
- Cukup 1
- Rendah
4. Menonjolnya maslah
Skala :
- Masalah harus segera ditangani 2
- Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1 1
ditangani 0
- Masalah tidak dirasakan

Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan :

a) Tentukan skor untuk setiap kriteria

b) skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan

bobot.

c) Jumlahkan skor untuk semua kriteria.

d) Tentukan skor, nilai tertinggi menetukan urutan nomor

diagnosa keperawatan.

2) Menetapkan tujuan keperawatan

Penentuan tujuan dan hasil yang diharapkan dalam

sebuah perencanaan sangat menentukan keberhasilan

penyelesaian masalah kesehatan keluarga. Tujuan merupakan

11
hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah/diagnosa

keperawatan.

3) Menyusun rencana tindakan keperawatan keluarga

Intervensi keperawatan adalah suatu tindakan langsung

kepada keluarga yang dilaksanakan oleh perawat yang ditujukan

pada kegiatan yang berhubungan dengan promosi dalam

mempertahankan kesehatan keluarga. Dalam setiap rencana

keperawatan, perawat keluarga menetapkan aktivitas untuk

setiap tujuan keperawatan. Perawat keluarga merencanakan apa

kegiatan yang akan dilakukan, kapan, bagaimana melakukan,

siapa yang melakukan dan berapa banyak yang akan dilakukan.

D. Implementasi Keperawatan Keluarga

Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untu

mencapai tujuan. Implementasi keperawatan merupakan pelaksanaan

dari rencana asuhan keparawatan yang telah disusun perawat beserta

keluarga. tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yauitu mencakup

peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan

dan memfasilitasi koping.

Pada pelaksanaan implementasi keluarga, hal-hal yang perlu

diperhatikan adalah :

1) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan tindakan yang tepat.

12
2) Menstimulasi kesadaran dan penerimaan tentang masalah dan

kebutuhan kesehatan.

3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat keluarga yang

sakit.

4) Intervensi untuk menurunkan ancaman psikologis.

5) Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat hubungan

menjadi sehat.

6) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan

yang ada.

E. Evaluasi Keperawatan Keluarga

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan seberapa jauh pelaksanaan dari

implementasi sudah berhasil dicapai. Evaluasi juga merupakan

sebuah langkah dalam menilai hasil asuhan yang dilakukan dengan

membandingkan hasil yang telah dicapai terhadap tindakan yang

telah dilakukan dengan indikator yang ditetapkan. Tujuan dari

evaluasi adalah untuk melihatn kemampuan klien menjcapai tujuan.

Hasil asuhan keperawatan dapat diukur melalui :

1) Perubahan fungsi tubuh (keadaan fisik)

2) Afektif (psikologis)

3) Kognitif (pengetahuan)

4) Psikometer (perilaku kesehatan)

13
Penilaian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan

SOAP (Subjektif, Objektif, Analisis dan Planing).

1) S : hal-hal yang dikemukakan keluarga

2) O : hal-hal yang ditemukan perawat yang dapat diukur

3) A : analisis hasil yang telah dicapai mengacu pada tujuan

4) P : perencanaan yang akan datang setelah melihat respons

keluarga

Penilaian terhadap asuhan keperawatann dilakukan untuk

melihat kemandirian keluarga. pada saat pengkajian, kemandirian

keluarga dikaji untuk mengetahui tingkat kemandirian keluarga

sebelum diberikan tindakan keperawatan, sedangkan pada saat

evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat kemandirian keluarga

setelah tindakan keperawatan dilakukan. Kemadirian keluarga dibagi

sebagai berikut :

Tabel 2.4 Penilaian Tingkat Kemandirian


Keluarga
Tingkat Kemandirian
No Kriteria
1 2 3 4
1. Menerima petugas √ √ √ √
2. Menerima pelayanan sesuai rencana
√ √ √ √
keperawatan
3. Tahu dan dapat mengungkap masalah
√ √ √
kesehatan secara benar
4. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
√ √ √
sesuai anjuran
5. Melakukan tindakan keperawatan sederhana
√ √ √
sesuai anjuran
6. Melakukan tindakan pencegahan secara
√ √
asertif
7. Melakukan tindakan peningkatan/promotif

secara aktif

14
REFERENSI

Herdman, T Heather. (2018). NANDA_I Diagnosa Keperawatan, Definisi dan


Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: EGC.

Maria H Bakri. (2017). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka


Mahardika.

Moorhoad. S, dkk. (2016). Nursing Outcomes Clasiffication (NOC) Pengukuran


Outcome Kesehatan. Ed. 5. United Kingdom: Mocomedia.

Nadirawati. (2018). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga (Teori dan


Aplikasi Praktik). Bandung: Refika Aditama.

15

Anda mungkin juga menyukai