Anda di halaman 1dari 4

NAMA : DOLI HUTAPEA

NIM : 18021101076

1. Please explain the differences between qualitative and quantitative research

2. Please find a high quality research problem that you can do for your
undergraduate thesis (Please explain the background first).

Answer:

1. PENELITIAN KUANTITATIF

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk mengungkapkan


gejala secara holistik-konstektual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan
memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian kuantitatif bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis pendekatan induktif. Proses dan
makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Penelitian
kuantitatif lebih menonjol disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan
mendalam serta menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh dengan nilai-nilai
otentik.Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menitikberatkan pada
pengukuran dan analisis hubungansebab-akibat antara bermacam-macam variabel,
bukan prosesnya, penyelidikan dipandang berada dalam kerangka bebas nilai.

PENELITIAN KUALITATIF

Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan


pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori,
gagasan para ahli, maupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya yang
kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta
pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam
bentuk dukungan data empiris di laporan.Penelitian kualitatif adalah penekanan pada
proses dan makna yang tidak dikaji secara ketat atau belum diukur, menekankan
sifat realita yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara yang diteliti dengan
peneliti, tekanan situasi yang membentuk penyelidikan, sarat nilai, menyoroti cara
munculnya pengalaman sosial sekaligus perolehan maknanya.
PERBEDAAN PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF

Penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif


mengambil jarak antara peneliti dengan obyek yang diteliti, menggunakan
instrumen-instrumen formal, standar, dan bersifat mengukur. Sedangkan penelitian
kualitatif menyatu dengan situasi dan fenomena yang diteliti, menggunakan peneliti
sebagai instrumen.

Berdasarkan Williams (1988) ada lima pandangan dasar perbedaan antara


pendekatan kuantitatif (istilah Williams dengan kuantitatif positivistik) dan
kualitatif. Kelima pendangan dasar perbedaan tersebut adalah:

a) Bersifat realitas, pendekatan kuantitatif melihat realitas sebagai


tunggal, konkrit, teramati, dan dapat difragmentasi. Sebaliknya pendekatan
kualitatif melihat realitas ganda (majemuk), hasil konstruksi dalam pandangan
holistik. Sehingga peneliti kuantitatif lebih spesifik, percaya langsung pada
obyek generalis, meragukan dan mencari fenomena pada obyek yang realitas.
b) Interaksi antara peneliti dengan obyek penelitiannya, pendekatan
kuantitatif melihat sebagai independen, dualistik bahkan mekanistik.
Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat sebagai proses interaktif, tidak
terpisahkan bahkan partisipasif.
c) Posibilitas generalis, pendekatan kuantitatif bebas dari ikatan konteks
dan waktu (nomothetic statements), sedangkan pendekatan kualitatif terikat
dari ikatan konteks dan waktu (idiographic statements).
d) Posibilitas kausal, pendekatan kuantitatif selalu memisahkan antara
sebab riil temporal simultan yang mendahuluinya sebelum akhirnya
melahirkan akibat-akibatnya. Sedangkan pendekatan kualitatif selalu
mustahilkan usaha memisahkan sebab dengan akibat, apalagi secara simultan.
e) Peranan nilai, pendekatan kuantitatif melihat segala sesuatu bebas
nilai, obyektif dan harus seperti apa adanya. Sebaliknya pendekatan kualitatif
melihat segala sesuatu tidak pernah bebas nilai, termasuk si peneliti yang
subyektif.
2. Judul :KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON POROUS DENGAN BAHAN
PENGISI STYROFOAM

Latar Belakang :

Penggunaan beton konvensional yang terus meningkat mengakibatkan lapisan


kedap air semakin luas, sehingga air hujan tidak dapat berinfiltrasi ke dalam tanah
dan mengakibatkan limpasan permukaan (surface runoff) menjadi lebih besar. Hal
ini mengakibatkan muka air tanah menjadi turun dan terjadi genangan atau banjir
pada musim hujan. Beton porous adalah jenis beton khusus dengan porositas tinggi
yang diaplikasikan sebagai plat beton yang memungkinkan air hujan dan air dari
sumber-sumber lain untuk dapat melewatinya, sehingga mengurangi limpasan
permukaan dan meningkatkan muka air tanah. Porositas tinggi tercapai karena
rongga yang saling berhubungan. Biasanya beton porous menggunakan sedikit atau
tanpa agregat halus dan memiliki cukup pasta semen untuk melapisi permukaan
agregat kasar dan untuk menjaga interkonektivitas pori. Beton porous secara
tradisional digunakan untuk area parkir, di daerah lampu lalu lintas, dan trotoar
untuk pejalan kaki (NRMCA, 2004). Beton porous memiliki banyak nama yang
berbeda diantaranya adalah beton tanpa agregat halus (zero-fines concrete), beton
yang dapat tembus (pervious concrete), dan beton berpori (porous concrete). Kuat
tekan beton tanpa pasir lebih rendah dari kuat tekan beton normal konvensional
karena peningkatan porositas. Kuat tarik dan kuat lentur beton tanpa pasir juga jauh
lebih rendah dari beton konvensional (Abadjieva dan Sephiri, 2000). Faktor air
semen untuk beton non pasir bukan faktor utama untuk mengontrol sifat kekuatan.
Faktor yang lebih penting adalah perbandingan agregat dengan semen. Ada suatu
faktor air semen optimum yang memberikan kekuatan dan kepadatan maksimum.
Penggunaan faktor air semen lebih tinggi dari 0,45 mengakibatkan pasta semen
menjadi terlalu cair, dan akan mengalir meninggalkan agregat dan menyebabkan
pengendapan pasta semen di dasar. Dengan faktor air semen yang lebih rendah dari
0,45 pasta tidak akan cukup untuk melapisi agregat. Faktor air semen optimum
memungkinkan pasta semen untuk melapisi agregat secara seragam. Faktor air
semen optimum untuk perbandingan agregat dengan semen 6:1 and 7:1 adalah
sekitar 0,45 (Abadjieva dan Sephiri, 2000). Untuk mengatasi endapan di bagian
dasar beton porous akibat mengalirnya pasta semen perlu bahan pengisi pori antar
agregat kasar yang masih memungkinkan air untuk menembus beton, dan
penggunaan faktor air semen (fas) yang sekecil mungkin.
Butiran styrofoam adalah butiran yang berdiameter hampir seragam sehingga
pori-pori antar butirannya masih dapat dilalui air sehingga dapat digunakan sebagai
bahan pengisi beton porous. Styrofoam termasuk dalam kategori polimer sintetik
berbahan baku monomer berbasis etilena yang berasal dari perengkahan minyak
bumi. Styrofoam tahan terhadap asam, basa, dan zat pengarat (korosif) lainnya.
Penggunaan faktor air semen (fas) yang sekecil mungkin dapat dilakukan dengan
menggunakan water reducing admixtures. Berdasarkan uraian di atas maka
dilakukan penelitian mengenai kuat tekan dan porositas beton porous dengan bahan
pengisi styrofoam.

Anda mungkin juga menyukai