Anda di halaman 1dari 10

NAMA : ANANDA NICOLA HIDAYAT

KELAS : S1 – 3A

NIM : 1720003

Jenis – Jenis Variabel dalam Penelitian


Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 38). Lebih
lanjut Tuckman (1988: 58) menjelaskan macam-macam variabel sebagai berikut.

1. Variabel Independent dan Dependent

Variabel bebas atau independent kadang-kadang disebut variabel prediktor, treatment,


stimulus, penyebab, input dan lain-lain adalah variabel yang dimanipulasi untuk mengamati
efeknya terhadap variabel tergantung.

Variabel tergantung atau terikat atau dependent disebut variabel akibat atau output adalah
variabel yang diukur untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas.

2. Variabel Intervening

Variabel intervensi adalah variabel mediasi mengacu pada proses abstrak yang tidak secara
langsung diamati tetapi memiliki link di antara variabel independent dan dependent. Ini
variabel hipotetik.

Variabel ini dianggap sebagai variabel yang dapat menjelaskan keterkaitan variabel bebas
dan terikat tetapi tidak dapat dipertanggungjawabkan, mungkin karena tidak diperhitungkan,
tidak dapat diindentifikasi atau tidak dapat diukur.

Pada titik ini variabel intervening adalah konsep abstrak yaitu argumen hipotetik yang
diusulkan seorang peneliti setelah penelitian selesai dilakukan berupa saran untuk agenda
penelitian mendatang.

3. Variabel Control

Variabel kontrol adalah variabel yang menyebabkan hubungan variabel bebas dan tergantung
tetap konstan. Variabel ini mengeliminasi dampak yang diakibatkan dari adanya variabel-
variabel moderating.

5. Variabel perancu (confounding variable)

Variabel perancu merupakan variabel yang berhubungan variabel bebas dan variabel terikat,
tetapi bukan variable antara.

6. Variabel Random

Variabel random/acak/probabilistik adalah variabel numerik yang nilai spesifiknya tidak


dapat diprediksi dengan pasti sebelum dilakukan eksperimen. Harga variabel random sangat
tergantung pada hasil eksperimen, sehingga kadang disebut juga dengan variabel terikat
(dependencevariable).Harga tersebut berhubungan dengan kejadian yang didefinisikan
sebagai ruang sampel,tetapi kejadian yang berbeda kemungkinan akan menghasilkan variabel
random yang sama,contoh:kuat tekan beton,kecepat anangin, dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Fraenkel, R.J, & Wallen, N.C. 2009. How to Design and Evaluate Research in Education.
London: Mc. Graw Hill, inc.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tuckman, Bruce W. 1988. Conducting Educational Research. Orlando: Harcourt Brace


Jovanovich, Inc.
PENELITIAN KUALITATIF
Tujuh perbedaan esensial

Peneliti kuantitatif Peneliti kualitatif

Interaksi dg subyek tak harus Keharusan ada interaksi

Kenyataan bersifat tunggal, pasti dan Sesuatu yg kompleks, diskontruksi dan holistik
fragmentasi

Peniliti dengan subyek berdiri bebas Ada hubungtan interaktif dan tak terpisahkan

Ada hub peubah secara searah atau kasual Hubungan antar peubah bersifat interaktif dan
antar peubah resiprokal

“Bebas nilai” Suatu proses yang “syarat nilai”

Validitas dan reliabiltas instrument dituntut Validitas dan reliabilitas diperoleh selama proses
dg pengujian sebelumnya pengumpulan data

DATA
a. Rekaman perilaku dan aksi manusia yang tidak terlepas dari intensi (maksud) dan
makna yang mengarah pada sebuah konsekuensi.
DATA KUALITATIF
a. sumber deskripsi dan eksplorasi yang kaya
b. berasal dari lapangan
c. tentang proses dalam konteks lokal yang teridentifikasi
DENGAN DATA KUALITATIF
a. peneliti bisa melihat aliran kronologis
b. peristiwa apa berdampak terhadap apa
c. menarik kesimpulan penting
Temuan penelitian kualitatif yang baik
a. tak bisa dibantah
b. kata-kata yang digunakan dalam bahasa laporan kejadian atau cerita mempunyai
nuansa yang jelas, terang, yang sering terbukti lebih meyakinkan bagi pembaca, atau
peneliti lain, pembuat kebijakan, atau praktisi daripada satu halaman ringkasan angka-
angka
Sampling, validitas dan reliabiltas dalam penelitian kualitataif
a. Sampling:
1. Tidak bermaksud menggambarkan karakteristik populasi  terfokus pada
fenomena sosial yang bersifat kompleks  data dan informasi harus ditelusuri
seluas-luasnya sesuai dengan variasi yang ada
2. Penentuan informan kunci harus sesuai dengan fokus penelitian  dilakukan
dengan sengaja  tak memasalahkan jumlah sampel
b. Kriteria informan kunci (Spardley)
1. Subyek telah cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan yang menjadi
informasi  “hafal diluar kepala”
2. Subyek masih terlibat secara penuh/aktif dalam kegiatan yang diteliti
3. Subyek mempunyai cukup/banyak waktu untuk diwawancari
4. Subyek dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau
dipersiapkan terlebih dahulu
5. Subyek tergolong masih “asing” dengan penelitian shg peneliti ditantang
untuk “belajar” dan subyek sebagai “guru”
c. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

d. 1. Pengamatan Berperan Serta (participant observation)


e. Teknik pengumpulan data yang melibatkan persetindakan (interaksi) sosial
antara peneliti dan informan dalam suatu latar penelitian, yang dilakukan

f. peneliti secara sitematis tanpa menampakkan diri sebagai peneliti.

2. Wawancara Mendalam (in-depth interview)

g. Wawancara kualitatif memiliki ciri-ciri takterstruktur, tak dibakukan, dan terbuka.


Wawancara tersebut merupakan wawancara secara mendalam, yaitu pertemuan
langsung secara berulang-ulang antara peneliti dan informan yang diarahkan
pada pemahaman pandangan informan dalam hal kehidupannya, pengalamannya,
atau situasi situaisi yang dialaminya, yang diungkapkan dengan kata-kata informan
itu sendiri.

3. Dokumentasi

h. Teknik pengumpulan data dengan cara mempelajri dokomen-dokumen yang ada,


yaitu dokumen yang dipublikasikan dan dokumen pribadi seperti foto, surat, catatan
harian, dan catatan lain

Validitas dan reliabilitas penelitian kualitatif

Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan empat komponen utama, yaitu: (Creswell,
2014; Afiyanti, 2008).

a. Derajat kepercayaan (credibility),

b. Keteralihan (transferability),

c. Ketergantungan (dependability), dan

d. Kepastian (confirmability)

Validitas dan reliabilitas penelitian kualitatif

Menurut Lincoln dan Guba :

1. Standar kredibilitas ∞ validitas internal


a. Memperpanjang keikutsertaan peneliti dalam proses pengumpulan data di
lapangan

b. Melakukan observasi terus menerus dan sungguh2  peneliti semakin


mendalam pemahamannya tentang studi yang diteliti

c. Melakukan triangulasi

d. Triangulasi metode (lintas metode pengumpulan data)

1. Triangulasi sumber data (memilih berbagai sumber data yang sesuai)

2. Triangulasi pengumpul data (beberapa peniliti secara terpisah)

e. Melibatkan teman sejawat yang tak ikut dalam penelitian untuk berdisikusi,
memberi masukan, kritik

f. Melacak kesesuaian dan kelengkapan hasil

g. Mengecekbersama-sama dengan anggota peneliti

2. Standar transferabilitas ∞ validitas eksternal

1. Merupakan pertanyaan empirik yang tidak dapat dijawab oleh peniliti tetapi
dijawab dan dinilai oleh para pembaca laporan penelitian

3. Standar Dependabilitas ∞ reliabiltas

1. Pengecekan atau penilian akan ketepatan peniliti dalam


mengkonseptualisasikan apa diteliti merupakan cerminan dari kemantapan dan
ketepatan menurut standar reliabilitas penelitian  konsietensi dari
keseluruhan proses penelitian  perlunya reviewer

4. Standar Konfirmabilitas

1. Merupakan pemeriksaan kulitas dan kepastian hasil penelitian, apa benar


berasal dari pengumpulan data di lapangan biasanya dilakukan bersamaan
dengan dependabilitas

PROSES ANALISA DATA KUALITATIF

Tahapan:
Membuat Transkrip (Verbatim)

a. TRANSKRIP merupakan uraian dalam bentuk tulisan yang rinci dan lengkap
mengenai apa yang dilihat dan didengar baik secara langsung maupun dari hasil
rekaman.

b. Transkrip harus dibuat dengan menggunakan bahasa sesuai hasil wawancara (bahasa
daerah, bahasa asing, bahasa ‘khusus’ dll).

Setelah membuat transkrip, proses analisa sudah mulai dilakukan dimana analisis terhadap
transkrip bertujuan:

a. Menangkap makna dari teks untuk menunjukkan bagaimana makna dominan yang ada
dalam teks dan makna yang dapat dipertentangkan yg bersifat, spesifik.

b. Menunjukkan makna-makna yang melekat dalam suatu teks, utamanya makna


tersembunyi yang terkandung dalam teks.

c. Menganalisis bagaimana teks berkaitan dengan kehidupan, pengalaman, kenyataan,


dan hal-hal yg bermakna tentang subyek penelitian.

Data kualitatif dalam dianalisis apabila pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan benar,
seperti gambar dibawah ini:

Pada prinsipnya analisis data dalam penelitian kualitatif, bukan mencari


kecenderungan tentang realitas sosial yang diamati dan bukan memotret pola-pola umum dari
realitas sosial yang diamati. Analisis yang dilakukan pada penelitian kualitatif dimaksudkan
untuk mencari pemahaman mendalam tentang realitas sosial yang diteliti sebagaimana
realitas sosial tersebut dipahami oleh subyek penelitian dan untuk dapat melakukan
Interpretasi terhadap makna dibalik perkataan & tingkah laku subyek penelitian

Terdapat 4 Tahapan dasar dalam melakukan Analisis data Kualitatif.

a. Raw data management- ‘data cleaning’

b. Data reduction, I, II – Membagi-bagi (‘chunking’) , ‘coding’

c. Data interpretation – ‘coding’, Mengkatagorikan (‘clustering’)

d. Data representation – ‘telling the story’, ‘making sense of the data for others’

Menurut Creswel, 2009, tahapan untuk melakukan analisis data seperti gambar dibawah ini.

Proses analisis penelitian menurut strategi Strauss dan Corbin harus dilaksanakan melalui
penerapan-penerapan 3 tahapan teknik koding

OPEN CODING, dalam open coding, suatu gejala (misalnya dalam hal ini ‘reaksi perawat
terhadap dokter) akan diidentifikasi kategori-kategorinya untuk kemudian (sesudah diberi
sebutan/named, labelled) diidentifikasi atribut dan dimensi
2. AXIAL CODING, dalam axial coding, open coding yang telah dibuat akan di
Katagorikan sesuai dengan gejala yang berhasil diungkap dan akan dihubungkan satu
sama lain. Kategori-kategori itu ada yang dapat diposisikan sebagai :

a. Kondisi yang dianggap penyebab, ialah kejadian apapun yang menyebabkan


terjadinya suatu gejala

b. Gejala itu sendiri, ialah peristiwa sentral yang akan menggerakkan terjadinya
serangkaian aksi/tindakan atau juga interaksi;

c. Konteks, ialah suatu kompleks kondisi – lokasi dan/atau waktu tertentu—yang


menjadi ajang berlangsungnya suatu aksi atau interaksi;

d. Kondisi pengintervensi, ialah kondisi-kondisi struktural yang memudahkan atau


menyulitkan jalannya proses dalam suatu konteks tertentu;

e. Aksi atau interaksi, ialah strategi tindakan yang dilakukan untuk merespons atau
mengatasi permasalahan yang ada;

f. Konsekuensi, ialah hasil yang diperoleh lewat penyelenggaraan aksi atau interaksi

3. SELECTIVE CODING;
suatu proses untuk menyeleksi kategori-kategori guna menemukan kategori inti atau
sentral, secara sistematis dapat dipakai secara konsepsional untuk merangkai dan
mengitegrasikan kategori-kategori lain dalam suatu jaringan “kisah”. Kisah panjang-
lebar yang merupakan paparan deskriptif tentang realita sosial, yang diletakkan dalam
fokus kajian inilah yang disebut Proses mengintegrasikan kategori-kategori dalam
selective coding yang berakhir dengan story yang dapat dilaporkan ini dalam suatu
tataran analisis yang jauh lebih abstrak daripada yang berlangsung sepanjang proses
axial coding. Kepekaan teoretik seorang peneliti, ialah ketajaman imajinasinya untuk
mereka-reka bangunan teoretik dari data dan kategori data yang telah diperoleh,
sangat diharapkan pada tahap ini.Kondisi yang dianggap penyebab, ialah kejadian
apapun yang menyebabkan terjadinya suatu gejala

Anda mungkin juga menyukai