Anda di halaman 1dari 11

Konsep Dasar Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif dapat dimetaforakan sebagai “Bricoleur” yakni pola kerja


penciptaan perupa yang memberi tekanan pada proses kerja merakit dari berbagai
bahan, benda, dan bentuk. Dengan demikian hasil kerja bricoler (brikolase) merupakan
sebuah ciptaan yang kompleks, padat, refleksif dan mirip kliping yang mewakili citra,
pemahaman dan interpretasi peneliti mengenai dunia/fenomena yang dianilisis (Denzin
& Lincoln, 2009). Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan
analisis interpretatif, di mana proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan
dar ipada hasil, dalam penelitian kualitatif (Nelson, Treichler, & Grosberg, 1992)
Ada beberapa karakteristik dan ciri dari penelitian kualitatif dari hasil penelaahan
pustaka yang dilakukan Moleong atas hasil dari mensintesakan pendapatnya Bogdan
dan Biklen (1982:27-30) dengan Lincoln dan Guba (1985:39-44) ada sebelas ciri
penelitian kualitatif, yaitu :
1. Penelitian kualitatif mennggunakan latar alamiah atau pada konteks dari suatu
keutuhan (enity)
2. Penelitian kualitatif instrumennya adalah manusia, baik peneliti sendiri atau dengan
bantuan orang lain
3. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif
4. Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif
5. Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori subtantif
yang berasal dari data
6. Penelitian kualitatif mengumpulkan data deskriptif (kata'kata, gambar) bukan
angka'angka
7. Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil
8. Penelitian kualitatif menghendaki adanya batas dalam penelitiannya atas dasar fokus
yang timbul sebagai masalah dalam penelitian
9. Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas, realibilitas dan ob!ektifitas dalam
versi lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam penelitian klasik
10. Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan
kenyataan lapangan (bersifat sementara)
11. Penelitian kualitatif menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang
diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang di!adikan sumber data.
Karakteristik Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

No Metode Kuantitatif Metode Kualitatif


1 Desain Desain
1. Spesifik, jelas, rinci 1. Umum
2. Ditentukan secara mantap sejak 2. Fleksibel
awal 3. Berkembang dan muncul dalam proses
3. Menjadi pegangan langkah demi penelitian
langkah
2 Tujuan Tujuan
1. Menunjukan hubungan antar 1. Menunjukan pola hubungan yang
variable bersifat interaktif
2. Menguji teori 2. Menemukan teori
3. Mencari generalisasi yang 3. Menggambarkan realitas yang
mempunyai nilai prediktif kompleks
4. Tujuan 4. Memperoleh pemahaman makna
3 Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner 1. Participant observation
2. Observasi dan wawancara 2. In depth interview
terstruktur 3. Dokumentasi
4. Triagulasi
4 Instrumen Penelitian Instrumen Penelitian
1. Test, angket, 1. Peneliti sebagai instrumen
2. wawancara terstruktur 2. Buku catatan, tape recorder, camera,
3. Instrumen yang telah terstandar handycam, dll
5 Data Data
1. Kuantitatif 1. Deskriptif Kualitatif
2. Hasil pengukuran variabel yang 2. Dokumen pribadi, catatan lapangan,
diperasionalkan dengan ucapan dan tindakan responden,
instrumen dokumen, dll
6 Sampel Sampel
1. Besar 1. Kecil
2. Representatif 2. Tidak representatif
3. Sedapat mungkin random 3. Purposive, snawball
4. Ditentukan sejak awal 4. Berkembang selama proses penelitian
7 Analisis Analisis
1. Setelah selesai pengumpulan 1. Terus menerus sejak awal hingga
data akhir penelitian
2. Deduktif 2. nduktif
3. Menggunakan statistik untuk 3. Mencati pola, model, thema, teori
memguji hipotesis
8 Hubungan Dengan Responden Hubungan dengan Responden
1. Dibuat berjarak, bahkan sering 1. Empati, akrab supaya memperoleh
tanpa kontak supaya obyektif pemahaman yang mendalam
2. Kedududkan peneliti lebih tinggi 2. Kedudukan sama, bahkan sebagai
dari pada responden guru, konsultan
3. Jangka pendek sampai hipotesis 3. Jangka lama, sampai datanya penuh,
dapat dibuktikan dapat ditemukan hipotesis atau teori
9 Usulan Desain Usulan Desain
1. Luas dan rinci 1. Singkat, umum bersifat sementara
2. Literatur yang berhubungan 2. Literatur yang digunakan bersifat
dengan masalah dan variabel sementara, tidak menjadi pegangan
yang diteliti utama
3. Prosedur yang spesifik dan rinci 3. Prosedur bersifat umum, seperti akan
langkah-langkahnya merencanakan tour/piknik
4. Masalah dirumuskan dengan 4. Masalah bersifat sementara dan akan
spesifik dan jelas ditemukan setelah studi pendahuluan
5. Hipotesis dirumuskan dengan 5. Tidak dirumuskan hipotesis, karena
jelas justru akan menemukan hipotesis
6. Ditulis secara rinci dan jelas 6. Fokus penelitian ditetapkan setelah
sebelum ke lapangan memperoleh data awal dari lapangan
10 Kapan Peneliti dianggap selesai ? Peneliti dianggap selesai ? Setelah tidak
Setelah semua kegiatan yang ada data yang dianggap baru/jenuh
direncanakan dapat diselesaikan
11 Kepercayaan terhadap hasil Kepercayaan terhadap hasil Penelitian
Penelitian Pengujian validitas dan Pengujian kredibilitas, depenabilitas,
realiabilitas instrumen proses dan hasil penelitian

Menurut John C. Cresswell Penelitian kualitatif memilki 5 jenis metode pendekatan


yaitu :
1. Studi Naratif
Studi naratif bisa didefinisikan sebagai studi yang berfokus pada narasi, cerita, atau
deskripsi tentang serangkaian peristi%a terkait dengan pengalaman manusia. studi
ini bisa mencakup banyak hal, antara lain :
a. biografi yaitu narasi tentang pengalaman orang lain.
b. Auto-etnografi atau autobiografi yaitu pengalaman yang ditulis sendiri oleh sub!
ek penelitian.
c. Sejarah kehidupan yaitu rekaman se!arah utuh tentang kehidupan seseorang.
d. Sejarah tutur yaitu sejarah kehidupan yang diperoleh dari hasil ingatan peneliti
Prosedur yang digunakan biasanya berupa restoring , yakni penceritaan kembali
cerita tentang pengalaman individu, atau progresif-regresif , di mana peneliti
memulai dengan suatu peristiwa penting dalam kehidupan sang partisipan.
Pengumpulan datanya dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi.
analisisnya berpihak pada kronologi peristiwa yang menekankan pada titik balik
atau ephiphanies dalam kehidupan responden.
2. Studi Fenomenologi
Merupakan studi yang berusaha mencari “esensi” makna dari suatu fenomena yang
dialami oleh beberapa individu. untuk menerapkan riset fenomenologis, peneliti bisa
memilih antara fenomenologi hermeneutik yaitu yang berfokus pada “penafsiran”
teks-teks kehidupan dan pengalaman hidup atau fenomenologi transendental dimana
peneliti berusaha meneliti suatu fenomena dengan mengesampingkan prasangka
tentang fenomena tersebut. Prosedurnya yang terkenal adalah Epoche
(pengurungan), yakni suatu proses di mana peneliti harus mengesampingkan seluruh
pengalaman sebelumnya untuk memahami semaksimal mungkin pengalaman dari
para partisipan. Analisisnya berpijak pada horizonalisasi, di mana peneliti berusaha
meneliti data dengan menyoroti pernyataan penting dari partisipan untuk
menyediakan pemahaman dasar tentang fenomena tersebut
3. Studi Grounded Theory
Studi grounded theory menekankan upaya peneliti dalam melakukan analisis abstrak
terhadap suatu fenomena, dengan harapan bahwa analisis ini dapat menciptakan
teori tertentu yang dapat menjelaskan fenomena tersebut secara spesifik. Grounded
theory bisa dilakukan dengan berpijak pada pendekatan prosedur sistematis yang
memanfaatkan kausalitas, konsekuensi, coding selektif, dan sebagainya dari
fenomena yang diteliti atau prosedur konstruktivis yang memanfaatkan
pengumpulan data dengan cara memoing terhadap pandangan, keyakinan, nilai, atau
idelogi daripara partisipan. Prosedur grounded theory umumnya berpijak pada
coding terbuka atas kategori data, selanjutnya coding aksial di mana data disusun
dalam suatu diagram logika, dan terakhir mengidentifikasi konsekuensi dari proses
coding tersebut, agar bisa sepenuhnya mengembangkan suatu model teoritis
tertentu.
4. Studi Etnografis
Studi etnografis berusaha meneliti suatu kelompok kebudayaan tertentu berdasarkan
pada pengamatan dan kehadiran peneliti di lapangan dalam waktu yang lama. pada
umumnya, ada dua tipe etnografi yaitu etnografi realis dimana peneliti berperan
sebagai pengamat “objektif”, merekam fakta dengan sikap yang tidak memihak dan
etnografi kritis dimana studinya diarahkan untuk meneliti sistem kultural dari
kekuasaan, hak istimewa, dan otoritas dalam masyarakat untuk menyuarakan
aspirasi kaum marjinal dari berbagai kelas, ras dan gender.Prosedurnya sering kali
berdasar pada pendekatan holistik untuk memotret kelompok kebudayaan tertentu
yang analisisnya memanfaatkan data emik (pandangan partisipan) dan data etis
(pandangan peneliti) untuk tu!uan praktis dan/atau advokatoris demi kepentingan
kelompok kebudayaan itu sendiri
5. Studi Kasus
Studi kasus merupakan salah satu !enis pendekatan kualitatif yang menelaah sebuah
“kasus” tertentu dalam konteks atau setting kehidupan nyata kontemporer. Peneliti
studi kasus dapat memilih tipe penelitiannya berdasarkan tu!uan, yakni studi kasus
instrumental tunggal yang berfokus pada satu isu atau persoalan tertentu, studi kasus
kolektif yang memanfaatkan beragam kasus untuk mengilustrasikan suatu persoalan
penting dari berbagai perspektif, studi kasus intrinsik yang fokusnya adalah pada
kasus itu sendiri, karena dianggap unik atau tidak biasa. Prosedur utamanya
menggunakan sampling purposeful (untuk memilih kasus yang dianggap penting),
yang kemudian dilanjutkan dengan analisis holistic atas kasus tersebut melalui
deskripsi detail atas pola-pola, konteks dan setting dimana kasus itu terjadi.

Karakteristik Penelitian Kualitatif


Penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik, metode fenomenologis,
metode impresionistik, dan metode postpositivistik. Adapun karakteristik penelitian
jenis ini adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan pola berpikir induktif (empiris rasional atau bottom up). Metode
kualitatif sering digunakan untuk menghasilkan grounded theory, yaitu teori yang
timbul dari data bukan dari hipotesis seperti dalam metode kuantitatif. Atas dasar itu
penelitian bersifat generating theory, sehingga teori yang dihasilkan berupa
teorisubstansif.
2. Perspektif emic/partisipan sangat diutamakan dan dihargai tinggi. Minat peneliti
banyak tercurah pada bagaimana persepsi dan maknamenurutsudut pandang
partisipan yang diteliti, sehingga bias menemukan apa yang disebut sebagai fakta
fenomenologis.
3. Penelitian kualitatif tidak menggunakan rancangan penelitian yang baku.
Rancangan penelitian berkembang selama prosespenelitian.
4. Penelitian kualitatif mengumpulkan data deskriptif (kata-kata, gambar)
bukanangka-angka.
5. Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripadahasil.
6. Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami, mencari makna di balik
data, untuk menemukan kebenaran, baik kebenaran empiris sensual
maupun empirislogis.
7. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, sumber data yang
dibutuhkan, dan alat pengumpul data bisa berubah-ubah sesuai dengan
kebutuhan.
8. Pengumpulan data dilakukan atas dasar prinsip fenomenologis, yaitu
dengan memahami secara mendalam gejala atau fenomena yangdihadapi.
9. Peneliti berfungsi pula sebagai alat pengumpul data sehingga keberadaanya tidak
terpisahkan dengan apa yangditeliti.
10.Analisis data dapat dilakukan selama penelitian sedang dan telah berlangsung.
11. Hasil penelitian berupa deskripsi dan interpretasi dalam konteks waktu serta
situasitertentu

Ciri-Ciri Penelitian Kualitatif


Sebagai seorang peneliti (terutama penelitian kualitatif) haruslah memahami dan
paham apa saja ciriciri penelitian kualitatif, yaitu:12
a. Sumber data ialah situasi yang wajar atau “natural setting”
Peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi yang wajar, sebagaimana
adanya, tanpa dipengaruhi dengan sengaja. Peneliti yang memasuki
lapangan berhubungan langsung dengan situasi dan orang yang diselidikinya.
Penelitian kualitatif melibatkan tata situasi tertentu untuk suatu studi karena sifatnya
berkaitan dengan konteks. Tata situasi harus dipahami dalam konteks sejarah
institusinya, lingkungan yang membentuknya, yang merupakan bagian dari data
situasi itu sendiri. Jadi kesimpulannya, peneliti kualitatif ini membasiskan diri pada
asumsi bahwa perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh tata situasi tempat sehingga
ada keharusan baginya untuk terjun langsung pada
situasi peristiwa yang terjadi.
b. Peneliti sebagai instrumen penelitian
Peneliti adalah key instrument atau alat penelitian utama. Dialah yang mengadakan
sendiri pengamatan atau wawancara tak berstruktur, sering hanya menggunakan
buku catatan. Ia tidak menggunakan alat-alat seperti tes atau angket seperti yang
lazim digunakan dalam penelitian kuantitatif. Hanya manusia sebagai instrument
dapat memahami makna interaksi antar manusia, membaca gerak muka, menyelami
perasaan dan nilai yang terkandung dalam ucapan atau perbuatan responden.
Walaupun digunakan alat rekam atau kamera, peneliti tetap memegang peranan
utama sebagai alat penelitian.
c. Bersifat deskriptif.
Data yang diperoleh (berupa kata-kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan
dalam bentuk bilangan atau angka statistic, melainkan tetap dalam bentuk kualitatif
yang memiliki arti lebih kaya dari sekadar angka atau frekuensi. Dalam penelitian
ini diusahakan mengumpulkan data deskriptif yang banyak dituangkan dalam
bentuk laporan dan uraian pun yang sifatnya sepele, melainkan bermakna.
Singkatnya, tidak ada sesuatu yang bisa diabaikan dan tidak ada pernyataan yang
luput dari penelitian yang cermat.
d. Mementingkan proses maupun produk
Penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi proses daripada
hasil. Proses yang terjadi tanpa kontrol dan interaksi peneliti, melainkan bersifat
alamiah berlangsung apa adanya. Jadi penelitian kualitatif yang menekankan pada
proses terutama bermanfaat dalam penelitian pendidikan untuk memperjelas self-
full filling prophechy, sebuah ide bahwa penampilan kognitif murid di sekolah
dipengaruhi oleh harapan-harapan guru terhadap mereka.
e. Analisis data bersifat induktif
Penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari
fakta empiris. Masalah penelitian umumnya dibuat dalam dua rumusan, yaitu
bermuara pada uji hipotesis dan bersifat ingin membangun hipotesis. Penelitian
kualitatif memiliki ciri dominan kedua, yaitu membangun hipotesis.Jadi, penelitian
kualitatif ini tidak menyusun hipotesis awal untuk diuji dengan bukti- bukti empiris.
f. Makna sebagai perhatian utama penelitian
Penelitian kualitatif ini mengarahkan pusat perhatiannya kepada cara
bagaimana orang memberi makna pada kehidupannya. Dengan kata lain, peneliti
mengutamakan perspektif kesertaan (participant perspective). Jadi, peneliti
menekankan pada titik pandang orang-orang. Jadi, Metode ini berusaha memahami
kelakuan manusia dalam konteks yang lebih luas, dipandang dari kerangka
pemikiran dan perasaan responden.
g. Mengutamakan data langsung, atau “first hand”.
Untuk itu peneliti sendiri terjun di lapangan untuk mengadakan observasi atau
wawancara. Ia tidak menggunakan test atau angket oleh sebab dengan demikian
akan mengambil jarak dengan sumber data
h. Triangulasi
Data atau informasi dari satu pihak harus dicek kebenarannya dengan cara
memperoleh data itu dari sumber lain, misalnya dari pihak kedua, ketiga dan
seterusnya dengan menggunakan metode yang berbeda-beda. Tujuannya ialah
membandingkan informasi tentang hal sama yang diperoleh dari berbagai pihak,
agar ada jaminan tentang tingkatkepercayaan data. Cara ini juga mencegah bahaya
subjektivitas.
i. Menonjolkan rincian kontekstual
Peneliti mengumpulkan dan mencatat data yang sangat terinci mengenai
hal-hal yang dianggap bertalian dengan masalah yang diteliti, misalnya mengenai
keadaan ruangan, suasana kelas, penampilan guru, dan sebagainya. Data tidak
dipandang lepaslepas akan tetapi saling berkaitan dan merupakan suatu keseluruhan
atau struktur.
j. Subjek yang diteliti dipandang berkedudukan sama dengan peneliti
Jadi tidak sebagai objek atau yang lebih rendah kedudukannya akan tetapi sebagai
manusia yang setaraf. Peneliti tidak menganggap dirinya lebih tinggi atau lebih tahu.
Ia datang untuk belajar, untuk menambah pengetahuan dan
pemahamannya
k. Mengutamakan perspektif emic
Artinya mementingkan pandangan responden, yakni bagaimana ia memandang dan
menafsirkan dunia dari segi pendiriannya. Peneliti tidak mendesakkan
pandangannya sendiri. Peneliti memasuki lapangan tanpa generalisasi, seakan-akan
tidak mengetahui sedikitpun, sehingga dapat menaruh perhatian penuh kepada
konsep-konsep yang dianut partisipan. Pandangan peneliti disebut perspektif emic.
Ia tidak boleh menonjolkan pandangan emic ini.
l. Verifikasi
Antara lain melalui kasus yang bertentangan atau negatif. Untuk
memperoleh hasil yang dapat lebih dipercaya, peneliti justru mencari kasus-kasus
yang berbeda atau yang bertentangan dengan apa yang telah ditemukannya.
Maksudnya ialah memperoleh hasil yang lebih tinggi tingkat kepercayaannya yang
mencakup situasi yang lebih luas, sehingga apa yang semula tampaknya berlawanan
akhirnya dapat diliputi dan tidak lagi mengandung aspek-aspek yang tidak sesuai.
m. Sampling yang purposive
Metode naturalistic tidak menggunakan sampling random atau acak dan
tidak menggunakan populasi dan sampel yang banyak. Sampelnya biasanya sedikit
dan dipilih menurut tujuan (purpose) penelitian. Penelitian kualitatif sering berupa
studi kasus atau multi-kasus. Jadi, teknik acak tidak digunakan dalam penelitian
kualitatif. Teknik sampling cenderung purposive, dikaitkan dengan kemampuan
menangkap kedalaman data dengan realistisnya yang jamak.
n. Pembentukan teori berasal dari dasar
Penelitian kualitatif dengan ciri ini menekankan kepercayaan terhadap apa
yang dilihatnya, sehingga analisis lebih condong pada pembentukan abstraksi
berdasarkan bagian-bagian yang telah dikumpulkan untuk dikelompok-
kelompokkan. Jadi, penyusunan teori beranjak dari bawah ke atas, dari sejumlah
bagian-bagian yang banyak dikumpulkan, kemudian disistematisasikan dalam satu
kesatuan yang saling berhubungan
o. Penelitian bersifat menyeluruh (holistic)
Di dalam konsep holistic ini tidak terdapat hubungan linier, termasuk
interaksi sebab akibat dan saling keterbatasan, peneliti dapat memilih fokus sebelum
penelitian dilakukan.
p. Interpretasi Idiografik
Data yang terkumpul untuk kesimpulannya akan diberi tafsir secara
idiografik, yaitu secara kasus, khusus, dan kontekstual- tidak secara nomotetis
(berdasarkan huku-hukum generalisasi). Interpretasi demikian memang tepat karena
interpretasi yangbermakna adalah interpretasi berdasarkan realitas dan nilai-nilai
lokal dan kontekstual.
Daftar Pustaka

Shahab, Fatimah. 2016. Makalah Penelitian Kualitatif. Diakses pada 18 Februari 2023,
dari https://www.scribd.com/doc/315297218/Makalah-Penelitian-Kualitatif

Siyoto, Sandu dkk. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Literasi Media Publishing :
Yogyakarta

Ulfa, Rafika.2022. KONSEP DASAR PENELITIAN KUALITATIF DALAM


PENELITIAN PENDIDIKAN. Jurnal Pendidikan dan Keislaman. 2685-2853

Anda mungkin juga menyukai