Anda di halaman 1dari 23

USULAN PENELITIAN

PERBEDAAN RESPON HEMODINAMIK AKIBAT TINDAKAN


LARINGOSKOPI DAN INTUBASI PADA PEMBERIAN
INTRAVENA FENTANYL DAN MAGNESIUM SULFAT
DIBANDINGKAN DENGAN FENTANYL DAN LIDOKAIN

MARJOHAN SJAH NOER SOLIHIN


2371102017

PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2024
Halaman Prasyarat Gelar Magister

PERBEDAAN RESPON HEMODINAMIK AKIBAT TINDAKAN


LARINGOSKOPI DAN INTUBASI PADA PEMBERIAN
INTRAVENA FENTANYL DAN MAGNESIUM SULFAT
DIBANDINGKAN DENGAN FENTANYL DAN LIDOKAIN

Usulan Penelitian Untuk Memperoleh Gelar Magister


Pada Program Pascasarjana Universitas Udayana

MARJOHAN SJAH NOER SOLIHIN


2371102017

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2024
Halaman Persetujuan Usulan Penelitian

Lembar Persetujuan Pembimbing

USULAN PENELITIAN INI TELAH DISETUJUI


PADA TANGGAL ………………

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr………………. Dr. ………………...


NIP …………… NIP……………..

Mengetahui,
Koordinator Program Pascasarjana Universitas Udayana

Prof. Dr. …………………


NIP. ……………..
Halaman Penetapan Tim Penguji Usulan Penelitian

Usulan Penelitian Ini Telah Diuji dan Dinilai oleh Tim Penguji
Pada Pascasarjana Universitas Udayana
Pada Tanggal ………….

Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana No: ……………


Tanggal ……………

Tim Penguji Usulan Penelitian adalah:


Ketua : Prof. ……………..
Anggota :
1. Prof. Dr. …………
2. Dr. ………………
3. Prof. …………….
4. Dr. ………………
5. ……………………, dr., PhD.
Halaman Penetapan Tim Penguji

Usulan Penelitian Ini Telah Diuji pada Tanggal …………………

Tim Penguji Usulan Penelitiian Berdasarkan Surat Tugas Direktur


Pascasarjana Universitas Udayana, No: ……………., Tanggal …………….

Ketua : Prof. ………………………..


Anggota:
1. Prof. Dr. …………….
2. Prof. Dr. …………….
3. Dr. ………………….
4. Dr. ………………….
5. Dr. …………………..
Abstrak

Tindakan laringoskopi dan intubasi endotrakhea pada anastesi umum dapat menyebabkan
terjadinya peningkatan hemodinamik berupa hipertensi, takikardi, dan dapat membahayakan
pasien-pasien yang mempunyai faktor resiko seperti penyakit jantung koroner, hipertensi,
miokard infark, kelainan serebrovaskular, dan tirotoksikosis. Tujuan penelitian ini adalah untuk
membandingkan perbedaan respon peningkatan hemodinamik pada pemberian fentanil dan
magnesium sulfat (MgSO4) dengan fentanil dan lidokain akibat tindakan laringoskopi dan
intubasi endotrakhea. Subjek penelitian adalah 30 pasien yang menjalani pembedahan elektif
dengan anestesi umum intubasi endotrakhea, usia 18 – 50 tahun, ASA 1. Pasien dibagi secara
acak menjadi dua kelompok (kelompok M dan L). Premedikasi fentanyl ditambah MgSO4
intravena diberikan kepada Kelompok M, sedangkan premedikasi fentanyl ditambah Lidokain
intravena diberikan kepada kelompok L Tidak dijumpai perbedaan yang bermakna pada nilai
tekanan darah sistolik (TDS), tekanan darah diastolik (TDD), denyut jantung (DJ), Rate Pressure
Product (RPP) dan tekanan arteri rerata (TAR) antara kelompok M dan kelompok L pada
pengamatan menit ke-1, ke-3 dan ke-5 setelah tindakan laringoskopi dan intubasi. Simpulan,
tidak ada perbedaan respon hemodinamik akibat tindakan laringoskopi dan intubasi endotrakhea
antara fentanyl ditambah MgSO4 dan Fentanyl ditambah lidokain.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
No Metode Kuantitatif Metode Kualitatif
1 A. Desain A. Desain
1. Spesifik, Jelas rinci 1. Umum
2. Ditentukan secara mantap sejak 2. Fleksibel
awal 3. Berkembang dan muncul dalam proses
3. Menjadi pegangan Langkah demi penelitian
Langkah
2 B. Tujuan B. Tujuan
1. Menunjukkan hubungan antar 1. Menemukan pola hubungan yang bersifat
variabel interaktif
2. Menguji teori. 2. Menemukan teori.
3. Mencari generalisasi yang 3. Menggambarkan realitas yang kompleks
mempunyai nilai produktif 4. Memperoleh pemahaman makna
3 C. Teknik Pengumpulan Data C. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner 1. Participant observation
2. Observasi dan wawancara 2. In depth interview
terstruktur 3. Dokumentasi
4. Triangulasi
4 D. Instrumen Penelitiian D. Instrumen Penelitian
1. Test, angket, wawancara terstruktur 1. Peneliti sebagai instrument
2. Instrume yang telah terstandar 2. Buku catatan, tape recorder, camera, handycam,
dan lain-lain
5 E. Data E. Data
1. Kuantitatif 1. Deskriptif kualitatif
2. Hasil Pengukuran variabel yang 2. Dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan dan
dioperasikan dengan menggunakan Tindakan responden dokumen dan lain-lain
instrument
6 F. Sampel F. Sampel/Sumber Data
1. Besar 1. Kecil
2. Representatif 2. Tidak Representatif
3. Sedapat mungkin random 3. Purposive, snowball
4. Ditentukan sejak awal 4. Berkembang selama proses penelitian
7 G. Analisis G. Analisis
1. Setelah selesai pengumpulan data 1. Terus menerus sejak awal sampai akhir
2. Deduktif penelitian
3, Menggunakan statistic untuk 2. Induktif
menguji hipotesis 3, Mencari pola, model tema, dan teori.
8 H. Hubungan dengan responden H, Hubungan dengan responden
1. Dibuat berjarak, bahkan sering tanpa 1. Empati, akrab supaya memperoleh pemahaman
kontak supaya obyektif yang mendalam
2. Kedudukan peneliti lebih tinggi dari 2. Kedudukan sama bahkan sebagai guru,
responden konsultan
3. Jangka pendek sampai hipotesis 3. Jangka lama, sampai datanya jenuh, dapat
dapat dibutkikan ditemukan hipotesis atau teori
9 I. Usulan Desain I. Usulan Desain
1. Luas dan rinci 1. Singkat, umum bersifat sementara
2. Literatur yang berhubungan dengan 2. literatur yang digunakan bersifat sementara
masalah dan variabel yang diteliti tidak menjadi pegangan utama
3. Prosedur yang spesifik dan rinci 3. Prosedur bersifat umum, seperti akan
Langkah-langkahnya. merencanakan tour/piknik.
4. Masalah dirumuskan dengan 4. Masalah bersifat sementara dan akan ditemukan
spesifik dan jelas setelah studi pendahuluan
5. Hipotesis dirumuskan dengan jelas 5. Tidak dirumuskan hipotesis, karena justru akan
6. Ditulis secara rinci dan jelas menemukan hipotesis
sebelum terjun ke lapangan 6. Fokus penelitian ditetapkan setelah diperoleh
data awal dari lapangan.
10 J. Kapan penelitian dianggap selesai J. Kapan penelitian dianggap selesai
1. Setelah semua kegiatan yang 1. Setelah tidak ada data yang dianggap
direncanakan dapat diselesaikan baru/jenuh.
11 K. Kepercayaan terhadap hasil K. Kepercayaan terhadap hasil penelitian
penelitian 1. Pengujian kredibilitas, dependibilitas, proses
1. Pengujian validitas dan realibilitas dan hasil penelitian.
instrumen
DAFTAR GAMBAR

Dari gambar di atas menunjukkan bahwa dalam pengambilan populasi dan sampel mengalami
beberapa siklus, yaitu :
1. Populasi Penelitian adalah dalah keseluruhan objek atau subjek yang ingin diteliti dan
memiliki karakteristik yang sama. Populasi dapat berupa manusia, hewan, benda, kejadian, atau
data yang ingin dianalisis.
2. Sampel adalah adalah bagian kecil dari populasi yang mewakili keseluruhan populasi yang
ingin diteliti. Dengan kata lain, sampel adalah sekelompok kecil orang, benda, atau data yang
diambil dari populasi yang lebih besar untuk mewakili karakteristik populasi tersebut.
3. Populasi Hipotesis adalah sekumpulan data yang diasumsikan sebagai dasar untuk pengujian
hipotesis. Ini merupakan representasi ideal dari seluruh data yang ingin dipelajari, namun tidak
selalu dapat diamati secara langsung.
4. Hasil adalah informasi atau data yang diperoleh dari sampel, yaitu sebagian kecil dari
populasi. Sampel ini diambil untuk mewakili seluruh populasi, sehingga hasil yang diperoleh
dari sampel dapat digeneralisasikan ke populas
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Resiko dan komplikasi dapat terjadi pada pasien yang mendapatkan tindakan laringoskopi
dan intubasi. Dibutuhkan persiapan dan keterampilan yang baik untuk menghindari segala resiko
dan komplikasi tersebut1 Tindakan laringoskopi dan intubasi endotrakhea dapat menyebabkan
terjadinya peningkatan hemodinamik berupa hipertensi dan takikardi (disebut dengan respon
pressor) yang merupakan akibat dari stimulasi noksius yang sangat kuat sehingga merangsang
2,3,4,5
aktifitas simpatis dan pelepasan katekolamin (adrenalin dan noradrenalin). Tindakan
laringoskopi dan intubasi dapat meningkatkan rata-rata tekanan darah mencapai 40-50% dan
meningkatkan denyut jantung hingga 26-66% bila tidak ada usaha untuk mencegah respon
peningkatan hemodinamik.6,7
Responpeningkatan hemodinamik dapat terjadi pada 30 detik sesudah tindakan, bertahan
4,8
lebih kurang selama 10 menit, dan dapat ditoleransi oleh pasien yang sehat . Namun pada
pasien yang mempunyai faktor resiko seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, miokard
infark, kelainan serebrovaskular, dan tirotoksikosis, hal tersebut dapat merugikan dan
membahayakan.2,8
Pemberian hipnotik, mendalamkan anastesi inhalasi, β- adrenergic blocker, calcium
channel blocker, opioid, anastesi lokal intra vena, vasodilator(hidralazin, nitrogliserin sodium
nitroprusside), dan magnesium sulfat adalah beberapa usaha yang dilakukan untuk mencegah
peningkatan hemodinamik akibat tindakan laringoskopi danintubasi tersebut. 2,4,5,6,9,10,11 Pemberian
opioid sebelum tindakan induksi anastesi bertujuan untuk mencegah respon peningkatan
hemodinamik serta berfungsi sebagai analgesia preemptif. 12 Peningkatan hemodinamik saat
tindakan laringoskopi dan intubasi dapat ditekan dengan pemberian Fentanyl yang merupakan
opioid sintetis dengan kemampuan analgetik yang kuat dengan dosis 2-5 µg/kgBB. 5,9,13 Fentanyl
dosis besar akan mencegah peningkatan hemodinamik akibat laringoskopi, namun dapat
menyebabkan terjadinya depresi pernafasan (terutama tindakan operasi yang kurang dari 1 jam),
bradikardi, hipotensi dan rigiditas.14,15 Lidokain merupakan obat anastesi lokal yang menghambat
sodium channel pada membran sel saraf, mengurangi sensitifitas otot jantung terhadap impuls
listrik, mendepresi jantung dan memiliki efek vasodilatasi, menekan refleks pada saluran nafas
dan memiliki kemampuan mengurangi respon pressor akibat intubasi.16,17 Magnesium sulfat
mempunyai efek menghambat pelepasan katekolamin dari ujung saraf adrenergik dan medula
adrenal, serta menyebabkan vasodilatasi sehingga dapat menurunkan tekanan darah 4,11
Hal ini mendasari Penelitian “Perbedaan Respon Hemodinamik Akibat Tindakan
Laringoskopi Dan Intubasi Pada Pemberian Intravena Fentanyl Dan Magnesium Sulfat
Dibandingkan Dengan Fentanyl Dan Lidokain”.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Apakah terdapat Perbedaan Respon Hemodinamik Akibat Tindakan Laringoskopi Dan
Intubasi Pada Pemberian Intravena Fentanyl Dan Magnesium Sulfat Dibandingkan
Dengan Fentanyl Dan Lidokain.

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1.4.1 Tujuan Umum Penelitian
Untuk mengetahui Perbedaan Respon Hemodinamik Akibat Tindakan
Laringoskopi Dan Intubasi Pada Pemberian Intravena Fentanyl Dan Magnesium
Sulfat Dibandingkan Dengan Fentanyl Dan Lidokain
1.4.2 Tujuan Khusus Penelitian
Mengidentifikasi Perbedaan Respon Hemodinamik Akibat Tindakan Laringoskopi
Dan Intubasi Pada Pemberian Intravena Fentanyl Dan Magnesium Sulfat
Dibandingkan Dengan Fentanyl Dan Lidokain

1.4 MANFAAT PENELITIAN


1.4.1 Manfaat Penelitian Bagi Pasien/Subjek
Memberikan informasi pada personil TNI AL sehingga meningkatkan
kewaspadaan diri.

1.4.2 Manfaat Penelitian Bagi Program Kesehatan


1. Menambah wawasan mengenai pentingnya mengetahui Perbedaan Respon
Hemodinamik Akibat Tindakan Laringoskopi Dan Intubasi Pada
Pemberian Intravena Fentanyl Dan Magnesium Sulfat Dibandingkan
Dengan Fentanyl Dan Lidokain.
2. Dapat memberikan edukasi tenaga kesehatan mengenai Perbedaan Respon
Hemodinamik Akibat Tindakan Laringoskopi Dan Intubasi Pada
Pemberian Intravena Fentanyl Dan Magnesium Sulfat Dibandingkan
Dengan Fentanyl Dan Lidokain

1.4.3 Manfaat Penelitian Bagi Peneliti


1. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berpikir dalam menganalisis
Perbedaan Respon Hemodinamik Akibat Tindakan Laringoskopi Dan Intubasi
Pada Pemberian Intravena Fentanyl Dan Magnesium Sulfat Dibandingkan
Dengan Fentanyl Dan Lidokain.
2. Menambah pengetahuan mengenai Perbedaan Respon Hemodinamik Akibat
Tindakan Laringoskopi Dan Intubasi Pada Pemberian Intravena Fentanyl Dan
Magnesium Sulfat Dibandingkan Dengan Fentanyl Dan Lidokain.
3. Dapat memeberikan edukasi tenaga kesehatan mengenai Perbedaan Respon
Hemodinamik Akibat Tindakan Laringoskopi Dan Intubasi Pada Pemberian
Intravena Fentanyl Dan Magnesium Sulfat Dibandingkan Dengan Fentanyl
Dan Lidokain

1.4.4 Manfaat Penelitian Bagi Perguruan Tinggi


- Sebagai sumber pengetahuan dan bahan referensi bagi peneliti selanjunya
yang akan melakukan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini
4. Bagi mahasiswa, menambah wawasan mengenai Perbedaan Respon
Hemodinamik Akibat Tindakan Laringoskopi Dan Intubasi Pada Pemberian
Intravena Fentanyl Dan Magnesium Sulfat Dibandingkan Dengan Fentanyl
Dan Lidokain

1.5 BATASAN PENELITIAN


Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang
ada cukup luas, sehingga perlu adanya pembatasan masalah yang akan diteliti. Maka
penelitian ini akan dibatasi pada upaya berhubungan Perbedaan Respon Hemodinamik
Akibat Tindakan Laringoskopi Dan Intubasi Pada Pemberian Intravena Fentanyl Dan
Magnesium Sulfat Dibandingkan Dengan Fentanyl Dan Lidokain.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP PENELITIAN DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan uji klinis acak tersamar ganda. Setelah
mendapat persetujuan dari Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara, penelitian dilakukan pada 30 sampel penelitian yang
merupakan pasien yang menjalani pembedahan elektif dengan anastesi umum
intubasi endotrakhea, usia 18- 50 tahun, ASA I, Malampati 1, dan memiliki
berat badan ideal sesuai BMI.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan dari bulan …… 2024 pada pasien yang
menjalani pembedahan efektif dengan anestesi umum intubasi endotrakhea,
usia 18- 50 tahun, ASA I, Malampati 1, dan memiliki berat badan ideal sesuai
BMI

4.3 Penentuan Sumber Data


Sumber data dalam penelitian ini adalah responden, yakni
menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya.
Dimana responden merupakan pasien yang menjalani pembedahan elektif
dengan anastesi umum intubasi endotrakhea, usia 18- 50 tahun, ASA I,
Malampati 1, dan memiliki berat badan ideal sesuai BMI yang merespon atau
menjawab pertanyaan pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis ataupun
lisan.
4.4 Variabel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah dibagi dalam 2 kelompok masing-masing
15 orang. Kelompok M diberikan magnesium sulfat 30 mg/kgBB intravena
yang diberikan 15 menit sebelum tindakan laringoskopi dan intubasi,
sedangkan kelompok L diberikan lidokain 1.5 mg/kgBB intravena 3 menit
sebelum tindakan laringoskopi dan intubasi
4.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner
penelitian dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP).
1. Kuesioner Penelitian Intensitas Penyelam TNI AL
a. Uji Validitas
Uji Validitas merupakan tingkat kesahihan dari alat ukur yang
digunakan. Instrumen penelitian dikatakan valid menunjukan bahawa
instrumen tersebut layak digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur apa
yang harusnya diukur. Dengan demikian, uji validitas merupakan langkah 39
untuk menguji isi dari instrumen penelitian yang bertujuan untuk mengukur
tingkat ketepatan isntrumen yang digunakan dalam penelitian. Pada penelitian
ini kuesioner diambil dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sandra
Dwi Puspita Sari pada 2019 yang telah melalui uji validitas. Kuesioner
diujikan kepada responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Kemudian melakukan uji validitas menggunakan “software” komputer SPSS
17 for window dengan uji keandalan alpha. Uji validitas ini dilakukan pada 30
orang responden dengan tingkat validitas 0,05 28

b. Uji Reliabilitas
Reabilitas adalah indeks yang digunakan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji Reabilitas dengan
menggunakan Alfa Croncbach pada SPSS 17 for Window, dengan ketentuan
bila nilai Alfa Croncbach > 0.6 dikatakan reliabel. Kuesioner yang sudah di
Uji Reabilitas ini memiliki nilai Alfa Croncbach> 0.6 yaitu 0.9312
menandakan bahwa kuesioner yang di ujikan reliabel.

Tabel 3.1 Penilaian Kuesioner Intensitas Penggunaan Gawai 25


Frekuensi Durasi
Minggu Hari
1-3 hari = 1 1-2 kali = 1 ≤30 menit= 1
Skor 1 Skor 1 Skor 1
4-6 hari = 2 3-4 kali = 2 30-60 menit = 2
Skor 2 Skor 2 Skor 2
7 hari = 3 >4 kali = 3 > 60 menit = 3
Skor 3 Skor 3 Skor 3
Skor untuk intensitas penggunaan gawai :
1 = skor 1 - 3 (Rendah)
2 = skor 4 - 6 (Sedang)
3 = skor 7 - 9 (Tinggi)

2. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)


KPSP digunakan untuk melakukan skrining perkembangan terhadap faktor
resiko yang berhubungan dengan Decompression Sickness pada penyelam TNI
AL. Penelitian ini akan menggunakan pertanyaan pada factor resiko. Penilaian
yang digunakan ada dua, yaitu personil dapat mengerjakan kuesioner dan personil
tidak dapat mengerjakan mengerjakan kuesioner

Penyajian Data
Proses penyajian data dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
a. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran yang
diperoleh atau dikumpulkan. Dilakukan pengecekkan kembali pada data
yang telah didapatkan untuk melihat kelengkapan dan kebenaran pada
data tersebut.
b. Coding
Kuesioner yang telah diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan
peng “kodean” atau “coding” yakni mengubah data berbentuk kalimat
atau huruf menjadi bilangan. Hal ini bertujuan agar pengolahan data
menjadi lebih mudah .
c. Transfering
Data yang telah diberi kode kemudian disusun secara berurutan
sesuai dengan klasifikasi data.
d. Tabulating
Tabulasi dilakukan dengan meringkas data yang masuk dalam
tabeltabel yang telah disiapkan tabel dengan kolom dan baris yang
disusun dengan cermat sesuai kebutuhan atau mengelompokkan data
sesuai dengan tujuan dan kemudian dimasukkan ke dalam tabel tujuan
agar data yang telah tersusun rapi mudah dibaca dan dianalisa

4.6 Prosedur Penelitian


Setelah pasien masuk ke dalam ruangan bedah, dipastikan jalur intravena yang
terpasang masih dalam keadaan baik dan lancar, kemudian diberikan cairan
preloading Ringer Laktat 10 ml/kgBB dan dipasang alat untuk memantau
tekanan darah, EKG dan SpO2. Kemudian dilakukan pencatatan nilai awal
(basal) terhadap tekanan darah sistolik (TDS), tekanan darah diastolik (TDD),
denyut jantung (DJ), Rate Pressure Product (T0) dan tekanan arteri rerata (TAR).
Kelompok M diberikan magnesium sulfat yang telah diencerkan dalam dekstrose
5% 100 ml dan dihabiskan dalam waktu 5 menit, sedangkan pada kelompok L
mendapatkan dekstrose 5% 100 ml yang juga dihabiskan dalam waktu 5 menit.
Setelahnya dilakukan kembali pengukuran TDS, TDD, TAR, DJ dan RPP dan
dicatat (T1). Setelah 5 menit kemudian, kedua kelompok kemudian diberikan
midazolam 0.05 mg/kgBB, dan 5 menit setelah pemberian midazolam kedua
kelompok diberikan fentanyl 2 µg/kgBB. Dua menit setelah pemberian fentanyl,
kelompok L diberikan lidokain 1.5 mg/kgBB, sedangkan kelompok M diberikan
normal salin, dan setelahnya dicatat kembali TDS, TDD, TAR, DJ, serta RPP
(T2).
Dua menit setelah mendapatkan lidokain/ normal salin, maka kedua kelompok
diinduksi dengan propofol 2 mg/kgBB dan mendapatkan pelumpuh otot
rokuronium 1 mg/kgBB, dan setelahnya kembali dicatat TDS, TDD, TAR, DJ
dan RPP (T3). Tindakan laringoskopi dan intubasi menggunakan laringoskop
bilah macintosh dan dilakukan sendiri oleh peneliti. Setelah dilakukan intubasi,
ventilasi diberikan hanya dengan memberikan oksigen 100% tanpa diberikan gas
inhalasi anastesi selama 5 menit masa pengamatan, dan dalam masa pengamatan
tersebut tindakan pembedahan belum dilakukan. Dilakukan pengukuran serta
pencatatan TDS, TDD, TAR, DJ dan RPP pada menit ke-1 (T4), ke-3 (T5) dan
ke-5 (T6) setelah tindakan intubasi. Setelah selesai pengamatan,dapat diberikan
gas anastesi inhalasi dan tindakan pembedahan dapat dilakukan. Data kemudian
dikumpulkan dan diolah dengan menggunakan SPSS.

Etika Penelitian
Mengajukan permohonan persetujuan etik penelitian kepada bagian komite
etik penelitian Kesehatan di Universitas……
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai