Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
Fauziah Umami
NIM 11150130000022
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
oleh
Fauziah Umami
NIM. 11150130000022
Di bawah Bimbingan
NIP. 198310211015032002
Bahwa skripsi yang berjudul Analisis Butir Soal Tes Pilihan Ganda Ujian
Nasional Tahun Pelajaran 2018-2019 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Jenjang SLTP (Sekolah Lanjut Tingkat Pertama) adalah benar hasil karya
sendiri di bawah bimbingan dosen:
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 23 Februari 2022
Yang Menyatakan
Fauziah Umami
NIM. 11150130000022
ABSTRAK
i
ABSTRACT
The important part in the world of education is evaluation namely by holding tests
to monitor the process of achieving student competence as material in the context
of preparing reports on progress of learning outcomes and to improve the
learning process. The purpose of this research was to determine the quality of
multiple choice test items for the National Examination of Indonesian Language
Subjects as an evaluation tool for national-standard learning which had been held
in 2018-2019 at junior high school levels. The method used in this research is a
mixed method. The subject of this research is multiple choice test items for the
2018-2019 National Examination with the total of 100 questions.
The results indicated that the items in 2018 National Examination items have the
quality of material, construction, and language study dimensions with
percentages of 98% (Very Good), 79.33% (Good), and 80% (Good). The 2019
National Examination items have the quality dimensions of material, construction,
and language studies with percentages of 97.33% (Very Good), 80% (Good), and
85% (Very good). The items for the 2018 National Examination have a moderate
level of difficulty, which is 46%. The items for the 2019 National Examination
have medium and high levels of difficulty, namely 48% and 34%, respectively.
The results of this research indicate that the 2018-2019 National Examination
multiple choice items can be used as a reference in making questions because they
have good quality in terms of material, construction, and language dimensions
and have good quality in the distribution of item difficulty levels based on
Bloom’s taxonomy theory. These questions can also be entered into the question
bank for students to study for the next Final School Examination.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 33
A. Sumber dan Waktu Penelitian .................................................................. 33
B. Metode Penelitian ..................................................................................... 33
C. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 34
D. Teknik Pengambilan Sampel .................................................................... 35
E. Instrumen Penelitian ................................................................................. 35
F. Teknik Analisis Data ................................................................................ 39
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................ 40
A. Analisis Butir Soal Ujian Nasional Tahun 2018 ...................................... 40
B. Analisis Butir Soal Ujian Nasional Tahun 2019 ...................................... 123
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 216
A. Simpulan .................................................................................................. 216
B. Saran ......................................................................................................... 217
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 219
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 224
LEMBAR UJI REFERENSI
RIWAYAT PENULIS
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GRAFIK
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
68 65.69
66 64.83
64 61.61
62 61.06
60
58
SMP MTs
2018 2019
Grafik 1.1: Capaian rata-rata nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia tingkat SMP dan MTs
1
Tahun 2015-2019
1
https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id
3
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka
identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Selama lima tahun terakhir nilai rata-rata UN mata pelajaran bahasa
Indonesia pada jenjang SMP/MTs cenderung mengalami penurunan.
2. Tingkat kesukaran soal UN mata pelajaran bahasa Indonesia semakin
meningkat sejak kebijakan UN sebagai penentu kelulusan dihapuskan.
3. Adanya kecacatan pada soal UN baik dalam segi pengetikan maupun
dalam bentuk gambar sehingga membuat siswa kesulitan dalam menjawab
soal dengan baik.
4. Soal UN menggunakan jenis soal objektif pilihan ganda yang membuat
siswa fokus pada opsi jawaban yang disediakan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka pembatasan masalah pada
penelitian ini adalah mengenai “Analisis butir soal tes pilihan ganda ujian
nasional tahun pelajaran 2018-2019 mata pelajaran bahasa Indonesia Jenjang
SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama).”
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana analisis butir soal tes pilihan ganda
ujian nasional tahun pelajaran 2018-2019 mata pelajaran bahasa Indonesia
Jenjang SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama).”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dalam penelitian
ini adalah “Untuk mengetahui analisis butir soal tes pilihan ganda ujian
6
2
Ajat Rukajat, Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), h.1.
3
Wina Sanjaya dan Andi Budimanjaya, Pradigma Baru Mengajar, (Jakarta: Kencana,
2017), h. 202.
4
Subhayni dan Muhammad Iqbal, Evaluasi Pengajaran Bahasa & Sastra Indonesia,
(Aceh: Syiah Quala University Press, 2020), h. 4.
7
8
Fungsi utama evaluasi adalah untuk menentukan nilai dari objek yang
akan diukur dengan begitu kualitas objek tersebut dapat diketahui apakah
sudah mencapai kriteria yang telah ditentukan atau belum. Jadi, berdasarkan
beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu
kegiatan yang bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam kegiatan
pembelajaran sehingga dapat dilihat sejauh mana tujuan pendidikan tersebut
dapat tercapai.
5
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018),
Cet. 3, h. 3.
6
Elis Ratnawulan dan Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Pustaka Setia, 2015),
h. 7
7
Daniel L. Stufflebeam dan Guili Zhang, The Cipp Evaluation Model: How to Evaluate for
Improv ement and Accountability, (London: The Guilford Press, 2017), p, 317.
9
8
Elis Ratnawulan dan Rusdiana, Op.Cit, h. 21.
9
Mahirah, “Evaluasi Belajar Peserta Didik (Siswa)” dalam Jurnal Idaarah Vol. I, No. 2,
Desember, 2017, h. 261. Diakses tanggal 24 November 2019 pukul 16.00 WIB.
10
Ibadullah Malawi dan Endang Sri Maruti, Evaluasi Pendidikan, (Magetan: CV AE Media
Grafika, 2016), h. 3.
10
B. Pengertian Tes
Salah satu alat evaluasi yang sering digunakan adalah tes. Tes sebagai
alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk
11
Ibid, h. 4.
11
mendapatkan jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk
tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan) yang
digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan
penguasaan bahan ajar sesuai tujuan pendidikan dan pengajaran.12 Djemari
dalam Fauziah menyatakan bahwa tes merupakan salah satu cara untuk
menaksir besarnya kemampuan seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan.
Tes juga dapat diartikan sebagai jumlah pernyataan yang harus diberikan
tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau
mengungkapkan aspek tertentu dari orang yang dikenai tes.13
Tes merupakan sebuah media yang berfungsi untuk mengukur objek
dengan berpacu pada kriteria atau aturan yang telah ditentukan. Selanjutnya,
Gronlund dan Linn dalam Hamid menyatakan bahwa tes adalah sebuah
instrumen atau prosedur yang sistematis untuk mengukur suatu sampel tingkah
laku. Pengertian tes juga dikemukakan oleh Mardapi dalam Hamid, bahwa tes
adalah sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban atau sejumlah
pernyataan yang harus diberikan tanggapan, dengan tujuan untuk mengukur
tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang
dites.14 Tes berfungsi untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang dengan
cara memberikan sejumlah pertanyaan yang harus diberikan jawaban maupun
dalam bentuk pernyataan yang harus ditanggapi.
Definisi tes secara umum adalah instrumen atau alat yang digunakan
untuk memperoleh data atau informasi tentang individu atau objek tertentu. Tes
12
Eva Nauli Taib, “Analisis Kualitas Aspek Materi Butir Soal Buatan Dosen”, Jurnal
Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 2, No. 2, Ed. September 2014, h. 116-117. Diunduh pada 04
Februari 2020 pada pukul 16.36 WIB.
13
Inti Fadah Fauziah, Abdussamad, Paternus Hanye, “Kualitas Butir Soal Pada Buku Detik-
detik Ujian Nasional Bahasa Indonesia Terbitan Intan Pariwara”, Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Khatulistiwa, Volume 3, Nomor 2, 2014. Diunduh pada 10 Desember 2019 pada
pukul 10.15 WIB, h. 3.
14
Abdul Hamid, Penyusunan Tes Tertulis (Paper and Pencil Test), (Jawa Timur: Uwais
Inspirasi Indonesia, 2019), h. 7.
12
C. Tes Objektif
1. Jenis-jenis Tes Objektif
Tes objektif adalah jenis tes yang dalam pemerikasaannya dapat
dilakukan secara objektif. Pada jenis tes objektif jumlah soal yang diajukan
15
Abdul Narlan dan Dicky Tri Juniar, Pengukuran dan Evaluasi Olahraga: Prosedur
Pelaksanaan Tes dan Pengukuran dalam Olahraga Pendidikan dan Prestasi, (Yogyakarta: CV
Budi Utama, 2020), h. 1.
16
Surender Kumar Sharma, Test, Measuement and Evaluation Pshysical Education, (New
Delhi: Friends Publication, 2020), p. 3.
17
Heni Handayani, “Tes Hasil Belajar Pada Sekolah Luar Biasa”, Jurnal Rencana
Pengembangan Pembangunan Pendidikan, ISBN: 978-623-6510-24-7, 2020, h. 145
13
jauh lebih banyak dari pada tes esai.18 Tes objektif merupakan jenis tes yang
mengharuskan peserta tes terfokus pada pilihan jawaban yang telah
disediakan sehingga tingkat subjektifitas yang terdapat di dalam jenis tes ini
berkurang. Pada jenis tes objektif peserta tes harus menjawab soal sesuai
dengan aturan yang telah ditentukan.
Adapun jenis-jenis tes objektif, yaitu tes benar-salah (true-false), tes
pilihan ganda (multiple choice test), tes menjodohkan (matching test), dan
tes isian (completion test).
a. Tes Benar-Salah (True-False)
Tes benar-salah adalah tes yang memuat pernyataa-pernyataan
(statement). Pernyataan tersebut ada yang benar dan ada yang salah.
Orang yang ditanyakan tugasnya hanya menandai masing-masing
pernyataan itu dengan melingkari huruf B jika pernyataan benar, dan S
jika pernyataan salah.
Petunjuk Penyusunan Tes Benar-Salah
1) Tulislah huruf B-S pada permulaan masing-masing item dengan
maksud untuk mempermudah mengerjakan dan menskoring.
2) Disarankan jumlah butir yang harus dijawab B sama dengan yang
dijawab S. Dengan demikian perlu dihindari menyusun pola jawaban
dalam bentuk B-S-B-S-B-S atau SS-BB-SS-BB-SS.
3) Perlu dihindari item yang masih diperdebatkan.
4) Perlu dihindari pertanyaan-pertanyaan yang hamper sama dengan
yang ada di buku.
b. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Test)
Tes pilihan ganda adalah tes yang memuat serangkaian informasi
yang belum lengkap, dan untuk melengkapinya adalah dengan jalan
memilih dari berbagai alternatif pilihan yang sudah disediakan. Bentuk
tes pilihan ganda biasa merupakan bentuk tes yang paling umum
digunakan dalam penelitian. Ada empat variasi yang masuk dalam
18
Elis Ratnawulan dan Rusdiana, Op.Cit,, h. 122.
14
pilihan ganda tersebut yakni (1) pilihan ganda biasa, (2) asosiasi), (3)
hubungan antar hal, dan (4) menjodohkan. 19
1) Tes Pilihan Ganda Biasa
Petunjuk Penyusunan Tes Pilihan Ganda
a) Tuliskan dengan jelas petunjuk pengerjaannya!
b) Tetapkan waktu untuk mengerjakan!
c) Tuliskan soal dan jawabannya dituliskan di bawah soal!
d) Berikan satu contoh soal untuk cara pengerjaannya!
e) Kalimat dalam soal diusahakan singkat, jelas, dan padat!
f) Hindarkan kalimat negatif pada pokok soal!
g) Setiap pokok soal hanya memiliki satu ide!
h) Usahakan jumlah alternatif jawaban setiap item sama banyaknya.
i) Hindari kalimat yang sama dengan kalimat yang terdapat pada teks.
2) Tes Hubungan antar Hal
Tes hubungan antar hal adalah soal yang memuat pernyataan
dan alasan, dengan pola pernyataan-sebab-pernyataan.
Petunjuk Pilihan
a) Jika pernyataan benar, alasan benar dan ada hubungan sebab
akibat.
b) Jika pernyataan benar, alasan benar dan tidak ada hubungan sebab
akibat.
c) Jika pernyataan benar, alasan salah.
d) Jika pernyataan salah, alasan benar.
e) Baik pernyataan maupun alasan salah.
3) Menjodohkan
Dalam bentuk tradisional item tes menjodohkan terdiri dari dua
kolom yang paralel. Tiap kata, bilangan, atau simbol dijodohkan
dengan kalimat, frase, atau kata dalam kolom yang lain. Item pada
kolom di mana penjodohan disebut premis, sedangkan kolom di mana
19
Hamzah B. Uno dan Satria Koni, Assessment Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2013), h. 112-113.
15
20
Ibid., h. 113-115.
21
Ibid., h. 116.
16
22
Elis Ratnawulan dan Rusdiana, Op.Cit., h. 123.
17
7. Jika terdapat jawaban benar lebih dari satu, gunakan kalimat ‘manakah
Jawaban paling baik’ atau ‘pilihlah satu jawaban yang pasti lebih baik
dari yang lain’;
8. Tidak mengosongkan bagian pertama dari kalimat dalam pokok soal;
9. Jangan menggunakan bahasa yang terlalu sukar dalam soal;
10. Sebaiknya tiap butir soal hanya mengandung satu gagasan;
11. Mengurutkan pilihan jawaban, baik berupa urutan angka maupun alfabet;
12. Pilihan jawaban mempunyai kesesuaian tata bahasa dengan kalimat
pokoknya;
13. Pilihan jawaban disajikan seragam dari segi panjangnya, sifat uraiannya,
maupun taraf teknisnya;
14. Isi dan bentuk pilihan jawaban homogen;
15. Membuat empat buah alternatif pilihan ganda;
16. Menghindari penggunaan kata pada kalimat pokok dengan kata yang sama
pada pilihan jawaban;
17. Menghindari redaksi kalimat yang sama pada buku pelajaran;
18. Pilihan jawaban sebaiknya tidak bertolak belakang atau benar-benar sama;
19. Tidak menggunakan kata-kata indikator seperti “selalu”, “kadang-kadang”,
atau “pada umumnya”. 23
23
Inti Fadah Fauziah, Abdussamad, Paternus Hanye, Op.Cit., h. 4-5.
24
Veithzal Rivai Zainal, dkk, The Economics of Education: Mengelola Pendidikan Secara
Profesional untuk Meraih Mutu dengan Pendekatan Bisnis, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2014), h. 149-150.
18
yang menjadi bagian dalam seperangkat tes mungkin tidak seluruhnya dapat
mengukur kemampuan dan kesamaan sifat kelompok yang diberi tes. Atau,
bisa juga tidak semua butir soal memiliki sifat keefektifan yang sama. 25 Setiap
perangkat tes memiliki efektifitas serta kualitas yang berbeda sehingga hasil
yang didapatkan dari proses penilaian pun akan berbeda.
Analisis butir soal dilakukan untuk mengidentifikasi butir-butir soal
yang baik dan buruk. Dari butir soal tersebut akan diperoleh informasi yang
dapat digunakan untuk menghasilkan soal-soal yang lebih berkualitas, sehingga
dapat diperoleh informasi yang baik terhadap peserta tes.26 Analisis tes
berfungsi untuk menghasilkan perangkat tes yang berkualitas sehingga menjadi
alat ukur yang baik yang dapat mengetahui kemampuan peserta tes dalam
menguasai suatu biang tertentu. Analisis butir soal memegang peranan penting
dalam rangka mendapatkan butir-butir soal yang baik untuk dirakit ke dalam
perangkat tes.
Tujuan utama analisis soal adalah pengujian mutu soal yang dapat
memberikan informasi tentang karakteristik setiap butir soal, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif.27 Kualitas soal yang baik akan memberikan hasil
yang maksimal terhadap kegiatan pengukuran sehingga perangkat tes harus
menjalani pemeriksaan terlebih dahulu sebelum didistribusikan. Jadi, analisis
butir soal adalah proses pengkajian terhadap butir-butir soal untuk melihat
kualitasnya sehingga menghasilkan soal yang baik yang mampu memenuhi
standar sebagai alat untuk mengukur kemampuan peserta tes.
Terdapat beberapa manfaat dalam menganalisis butir soal, yaitu:
a. Membantu guru dalam mengidentifikasi butir-butir soal yang jelek.
b. Memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk menyempurnakan soal-
soal untuk kepentingan selanjutnya.
25
Pipit Gantini dan Dodo Suhendar, Penilaian Hasil Belajar, (Jakarta: Esensi Erlangga
Group, 2017), h. 104.
26
Elviana, “Analisis Butir Soal Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Menggunakan Program Anates”, Jurnal Mudarrisuna, Volume 10, Nomor 2, 2020. Diunduh pada
24 September 2021 pada pukul 10.01 WIB, h. 63.
27
Tobari, Evaluasi Soal-soal Penerimaan Pegawai Baru: Dilengkapi dengan Hasil
Penelitiannya, (Yogyakarta: Deepublish, 2015), h. 35.
19
28
Syahriandi, “Kualitas Butir Soal Ujian Ditinjau dari Segi Bahasa (Analisis Kualitatif Butir
Soal)”, Visipena Journal, Volume 8 No. 1 Januari-Juni 2017. Diunduh pada 27 Desember 2021
pada pukul 07.26 WIB, h. 175.
29
Tobari, Op.Cit, h. 37.
30
Pipit Gantini dan Dodo Suhendar, Op.Cit. h. 81.
20
beberapa pilihan jawaban yang benar, yang dipilih sebagai kunci jawaban
harus merupakan pilihan jawaban yang paling benar.
2. Konstruksi
a. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Kemampuan atu
materi yang hendak diukur atau dijadikan soal harus jelas, sehingga tidak
timbul pengertian atau penafsiran yang berbeda dari maksud yang
sebenarnya. Perlu dipastikan pula bahwa soal hanya mengandung satu
pokok bahasan pada setiap nomor. Bahasa yang digunakan harus
komunikatif, sehingga mudah bagi peserta didik untuk memahaminya.
Apabila peserta didik dapat memahami pokok soal tanpa melihat pilihan
jawaban, dapat disimpulkan pokok soal tersebut sudah ditulis dengan
cukup jelas.
b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus terdiri dari pernyataan
yang diperlukan. Rumusan atau pernyataan yang tidak diperlukan
sebaiknya dihilangkan.
c. Pokok soal tidak boleh memberi petunjuk terhadap jawaban yang benar.
Pada pokok soal, tidak boleh terdapat kata, frasa, atau ungkapan yang
dapat memberikan petunjuk yang mengarah kepada jawaban yang benar.
d. Pokok soal tidak boleh mengandung pernyataan yang bersifat negatif
ganda. Artinya, perumusan pokok soal tidak menggunakan dua kata atau
lebih yang mengandung makna negatif. Penggunaan negatif ganda
dikhawatirkan dapat menimbulkan kebingungan pada peserta didik.
e. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. Kaidah ini perlu
diperhatikan karena sebagian peserta didik memiliki kecenderungan
untuk memilih jawaban yang paling panjang. Terdapat anggapan umum
di antara peserta didik yang menyatakan bahwa jawaban yang lebih
panjang berarti lebih lengkap dan merupakan kunci jawaban.
f. Pilihan jawaban tidak boleh mengandung pernyataan ‘semua pilihan
jawaban di atas salah’ atau ‘semua pilihan jawaban di atas benar’ dan
sejenisnya. Pilihan jawaban seperti ini akan menyulitkan guru dalam
21
F. Taksonomi Bloom
Taksonomi ialah klasifikasi atau pengelompokan benda menurut ciri-ciri
tertentu. Taksonomi dalam bidang pendidikan digunakan untuk
mengklasifikasikan tujuan instruksional yang digolongkan dalam tiga
31
Ibid., h. 82-83.
22
klasifikasi umum atau ranah (domain), yaitu; (1) ranah kognitif, berkaitan
dengan tujuan belajar yang berorientasi pada kemampuan berpikir; (2) ranah
afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai sikap; dan (3) ranah
psikomotorik (berorientasi pada keterampilan motorik atau penggunaan otot
kerangka).32
Taksonomi Bloom ranah kognitif merupakan salah satu kerangka dasar
untuk pengkategorian tujuan-tujuan pendidikan, penyusunan tes, dan
kurikulum. Tingkat Taksonomi Bloom, yaitu: (1) pengetahuan (knowledge); (2)
pemahaman (comprehension); (3) penerapan (application); (4) analisis
(analysis); (5) sintesis (synthesis); dan (6) evaluasi (evaluation). Tingkatan-
tingkatan dalam Taksonomi tersebut telah digunakan hampir setengah abad
sebagai dasar untuk penyusunan tujuan-tujuan pendidikan, penyusunan tes, dan
kurikulum. Revisi dilakukan terhadap Taksonomi Bloom, yakni perubahan dari
kata benda (dalam Taksonomi Bloom) menjadi kata kerja (dalam taksonomi
revisi). Perubahan ini dilakukan agar sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan.
Tujuan-tujuan pendidikan mengindikasi bahwa siswa akan dapat melakukan
sesuatu (kata kerja) dengan sesuatu (kata benda). Revisi dilakukan oleh
Kratwohl dan Anderson, sehingga tingkatan Taksonomi menjadi; (1)
mengingat (remember); (2) memahami (understand); (3) mengaplikasikan
(apply); (4) menganalisis (analyze); (5) mengevaluasi (evaluate); dan (6)
mencipta (create).33
1. Mengingat (Remember)
Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari
memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan
maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat merupakan dimensi yang
berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna (meaningful
learning) dan pemecahan masalah (problem solving). Kemampuan ini
32
Imam Gunawan dan Anggarini Retno Palupi, “Taksonomi Bloom-Revisi Ranah Kognitif:
Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Penilaian”, Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Khatulistiwa, Volume 3, Nomor 2, 2014. Diunduh pada 10 Desember 2019 pada
pukul 10.15 WIB, h. 99.
33
Ibid., 98
23
34
Ibid., h. 105.
24
prosedur apa saja yang harus dilakukan. Jika siswa tidak mengetahui
prosedur yang harus dilaksanakan dalam menyelesaikan permasalahan maka
siswa diperbolehkan melakukan modifikasi dari prosedur baku yang sudah
ditetapkan. 35
Mengimplementasikan muncul apabila siswa memilih dan
menggunakan prosedur untuk hal-hal yang belum diketahui atau masih
asing. Karena siswa masih merasa asing dengan hal ini maka siswa perlu
mengenali dan memahami permasalahan terlebih dahulu kemudian baru
menetapkan prosedur yang tepat untuk menyelesaikan masalah.
Mengimplementasikan berkaitan erat dengan dimensi proses kognitif yang
lain yaitu mengerti dan menciptakan.
Menerapkan merupakan proses yang kontinu, dimulai dari siswa
menyelesaikan suatu permasalahan menggunakan prosedur baku/standar
yang sudah diketahui. Kegiatan ini berjalan teratur sehingga siswa benar-
benar mampu melaksanakan prosedur ini dengan mudah, kemudian
berlanjut pada munculnya permasalahan-permasalahan baru yang asing bagi
siswa, sehingga siswa dituntut untuk mengenal dengan baik permasalahan
tersebut dan memilih prosedur yang tepat untuk menyelesaikan
permasalahan.
4. Menganalisis (Analyze)
Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan
memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan
dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan
tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Kemampuan menganalisis
merupakan jenis kemampuan yang banyak dituntut dari kegiatan
pembelajaran di sekolah-sekolah. Berbagai mata pelajaran menuntut siswa
memiliki kemampuan menganalisis dengan baik. Tuntutan terhadap siswa
untuk memiliki kemampuan menganalisis sering kali cenderung lebih
penting daripada dimensi proses kognitif yang lain seperti mengevaluasi dan
menciptakan. Kegiatan pembelajaran sebagian besar mengarahkan siswa
35
Ibid., h. 106.
25
36
Ibid.
26
dan keefektifan prosedur yang digunakan maka apa yang dilakukan siswa
merupakan kegiatan evaluasi. 37
Evaluasi meliputi kegiatan mengecek (checking) dan mengkritisi
(critiquing). Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal yang
tidak konsisten atau kegagalan dari suatu operasi atau produk. Jika dikaitkan
dengan proses berpikir merencanakan dan mengimplementasikan maka
mengecek akan mengarah pada penetapan sejauh mana suatu rencana
berjalan dengan baik. Mengkritisi mengarah pada penilaian suatu produk
atau operasi berdasarkan pada kriteria dan standar eksternal. Mengkritisi
berkaitan erat dengan berpikir kritis. Siswa melakukan penilaian dengan
melihat sisi negatif dan positif dari suatu hal, kemudian melakukan
penilaian menggunakan standar ini.
6. Menciptakan (Create)
Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur
secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan
mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan
mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda
dari sebelumnya. Menciptakan sangat berkaitan erat dengan pengalaman
belajar siswa pada pertemuan sebelumnya.38
G. Ujian Nasional
Salah satu bentuk evaluasi yang diselenggarakan oleh negara yaitu
pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Ujian Nasional merupakan kegiatan
evaluasi yang diselenggarakan untuk mengetahui perkembangan pendidikan di
Indonesia, khususnya perkembangan sistem pembelajaran bagi peserta didik
dalam mengikuti pendidikan, baik tingkat dasar maupun menengah umum
kejuruan.39 Ujian Nasional menjadi salah satu bentuk evaluasi yang
37
Ibid., h. 107.
38
Ibid.
39
Nadya Rahmalia Mujib, Anselmus J.E. Toenlio, Henry Praherdhiono, “Analisis Butir Soal
Ujian Nasional IPA SD/MI Tahun 2015 Sampai dengan 2017 Berdasarkan Taksonomi Bloom”
dalam Jurnal JKTP Vol. 1, Nomor 2, Juni, 2019, h. 150. Diakses tanggal 24 November 2019 pada
pukul 16.30 WIB.
27
40
Ekka Nur Maisaroh dan Falasifahul Falah, “Religiusitas dan Kecemasan Menghadapi
Ujian Nasional (UN) pada Siswa Madrasah Aliyah”, dalam Jurnal Proyeksi, Volume 6, (2) 2011,
ISSN: 1907-8455, h. 79. Diakses tanggal 18 Desember 2019 pada pukul 12.58 WIB.
41
Miftahir Rizqa, “Evaluasi Program Strategi Menghadapi Ujian Nasional di MTsN Model
Padang Tahun 2008”, dalam Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.2 Juli-Desember
2014, h. 146. Diunduh pada 18 Desember 2019 pada pukul 04.12 WIB.
42
Ni Ketut Srie Kusuma Wardhani, “Dampak Pelaksanaan Ujian Nasional terhadap
Motivasi Belajar, Moral Siswa, dan Eksistensi Guru”, dalam Jurnal Penelitian Agama, Vol. 3, No.
2, 2017, h. 80. Diakses Tanggal 23 September 2021 pada pukul 09.55 WIB.
28
43
Nadya Rahmalia Mujib, Op.Cit., h.150-151.
44
Delia Putri dan Elvina, Keterampilan Berbahasa di Sekolah Dasar Melalui Metode
Game’s, (Jawa Timur: CV Qiara Media, 2019), h. 5.
45
Nur Syamsiah, Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Kelas Tinggi, (Jawa Timur: CV
AE Media Grafika, 2016), h. 11
29
46
Rusman, Belajar dan Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2017), h. 85.
47
Ummul Khair, “Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra (BASASTRA) di SD dan MI”,
Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 2 No. 1, 20128, h. 82. Diunduh pada tanggal 24 September 2021
pada pukul 09.46 WIB.
48
Nur Syamsiah, Op.Cit., h. 13.
30
I. Penelitian Relevan
Terdapat beberapa sumber yang dijadikan acuan dalam melakukan
penelitian ini. Penelitian pertama yang berjudul “Analisis Butir Soal Tes
Pilihan Ganda Penilaian Tengah Semester Genap Akidah Akhlak di MTs Al
Hidayah Rawadenok 2017/2018” yang ditulis oleh Rahmatia Lessa Ulfah.
Penelitian tersebut mengkaji tingkat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, daya
pembeda, dan fungsi pengecoh tes soal pilihan ganda ujian tengah semester
genap mata pelajaran akidah akhlak kelas VII di MTs Al Hidayah Rawadenok
tahun ajaran 2017/2018. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa soal
penilaian tengah semester genap mata pelajaran akidah akhlak kelas VII di
MTs Al Hidayah Rawadenok tahun ajaran 2017/2018 belum memiliki kualitas
baik. Hal tersebut ditunjukkan dari 30 soal, terdapat 24 butir soal yang valid
dan 6 butir soal yang tidak valid. Selain itu, soal penilaian tengah semester
dikatakan reliabel pada tingkat 0,645 dengan taraf kepercayaan 0,05. Distribusi
49
Ibid., h. 14-15.
31
tingkat kesukaran soal adalah sukar sebesar 10%, sedang sebesar 8%, dan
mudah sebesar 19%. Sedangkan distribusi daya pembeda soal adalah jelek
sebesar 37%, cukup sebesar 43%, baik sebesar 17%, dan baik sekali 1%.50 Jika
dianalisis terkait persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini yaitu
persamaannya adalah menganalisis butir soal tes pilihan ganda sedangkan
perbedaannya adalah lokasi penelitian, tahun soal yang digunakan, mata
pelajaran yang dianalisis, pada penelitian ini yang dianalisis adalah soal ujian
nasional sedangkan penelitian tersebut yang dianalisis adalah soal ujian tengah
semester genap dan metode penelitian.
Penelitian kedua, yang berjudul “Analisis Butir Soal Ujian Madrasah
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia MI Ma’ruf NU 1 Sudimara Kecamatan
Cilongok Kabupaten Banyumas Tahun 2021 ” yang ditulis oleh Faizatul Banat.
Penelitian ini menganalisis tentang butir soal berjenis pilihan ganda dan uraian
yang ditinjau dari 5 aspek, yaitu aspek validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran,
daya pembeda, dan efektivitas pengecoh. Hasil analisis tersebut menunjukkan
bahwa bentuk pilihan ganda memiliki aspek validitas yang baik dengan tingkat
validitas 64%, kemudian untuk aspek reliabilitas memiliki koefisien 0,65
dengan kategori cukup, kemudian untuk aspek tingkat kesukaran 68% kategori
sedang dan 32% kategori mudah, kemudian untuk aspek daya pembeda 20%
jelek, 44% cukup, dan 36% baik, sedangkan untuk aspek efektivitas pengecoh
berdasarkan pola sebaran jawaban yakni 64% kategori buruk, dengan rincian
kategori buruk 16%, kategori kurang baik 20%, kategori baik 28%, kategori
sangat baik 36%. Adapun pada soal bentuk uraian memiliki hasil analisa pada
aspek validitas kategori sempurna yaitu 100%, kemudian untuk aspek
reliabilitas 0,77 dengan kategori tinggi, kemudian untuk aspek tingkat
kesukaran 30% kategori sedang dan 70% kategori mudah, sedangkan untuk
aspek daya pembeda memiliki kategori 100% cukup.51 Jika dianalisis terkait
50
Rahmatia Lessa Ulfah, “Analisis Butir Soal Tes Pilihan Ganda Penilaian Tengah
Semester Genap Akidah Akhlak di MTs Al Hidayah Rawadenok 2017/2018”, Skripsi pada
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta, 2018.
51
Faizatul Banat, “Analisis Butir Soal Ujian Madrasah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia MI
Ma’arif NU 1 Sudimara Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas Tahun 2021”, Skripsi pada
32
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin
Zuhri Purwokerto, 2021.
52
Pranania Safira, “Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016”, Skripsi pada Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta, 2016.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan mixed method yang
bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas soal Ujian Nasional jenjang
Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) dalam waktu dua tahun terakhir
dilihat dari segi aspek materi, konstruksi, dan bahasa sesuai dengan ketentuan
analisis butir soal kualitatif. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan
telaah kognitif Taksonomi Bloom untuk mengetahui penyebaran tingkat
kesulitan soal sesuai dengan proporsi yang telah ditentukan.
Penelitian dalam bahasa Inggris disebut dengan research. Jika dilihat
dari susunan katanya, terdiri atas dua suku kata, yaitu re- yang berarti
melakukan kembali atau pengulangan dan search yang berarti melihat,
mengamati, atau mencari, sehingga research dapat diartikan sebagai
rangkaian kegiatan yang mendapatkan pemahaman baru yang lebih kompleks,
lebih mendetail, dan lebih komprehensif dari suatu hal yang diteliti. Metode
mixed-method merupakan suatu pendekatan yang memadukan dua jenis
pendekatan yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam proses
penelitian. Creswell dalam Nuriman menyebutkan bahwa mixed method
merupakan metode yang mengombinasikan antara kualitatif dan kuantitatif
dalam penelitian. Pencampuran metode dalam satu penelitian yang
33
34
53
Nuriman, Memahami Metodologi Studi Kasus, Grounded Theory, dan Mixed Method,
(Jakarta: Kencana, 2021), h. 26.
54
Iwan Hermawan, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan Mixed
Methode, (Jakarta: Hidayatul Quran Kuningan, 2019), h. 153.
55
Nadya,dkk. Analisis Butir Soal Ujian Nasional IPA SD/MI Tahun 2015 Sampai Dengan
2017 Berdasarkan Taksonomi Bloom, dalam jurnal JKTP Volume 1, Nomor 2, Juni 2018 e - ISSN:
2615-8787, diunduh pada 20 September 2019 pada pukul 15:14 WIB.
35
E. Instrumen Penelitian
56
Tarjo, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Deepublish, 2019), h. 47.
57
Ibid., h. 54.
58
Ninit Alfianika, Metode Penelitian Pengajaran Bahasa Indonesia, (Yogyakarta:
Deepublish, 2018), h. 116.
36
atau kesahihan data yang diperoleh sangat ditentukan oleh kualitas atau
validitas instrumen yang digunakan, di samping prosedur pengumpulan data
yang ditempuh.59 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tabel
telaah soal pilihan ganda berdasarkan teori Pipit Gantini dan Dodo Suhendar
serta tabel telaah ranah kognitif berdasarkan teori taksonomi Bloom, serta
Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) soal Ujian Nasional Bahasa Indonesia
tahun 2018-2019.
Tabel 3.1
Telaah Soal Pilihan Ganda60
Dimensi Nomor soal
Telaah
Aspek Telaah 1 s.d. 50
1 2 3 4 5 6
1. Soal sesuai dengan indikator
Materi 2. Pilihan jawaban homogen dan logis
3. Hanya ada satu pilihan jawaban yang tepat
1. Pokok soal singkat, jelas, dan tegas
2. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban
hanya berisi pernyataan yang diperlukan
3. Pokok soal tidak memberi petunjuk
terhadap kunci jawaban
Konstruksi 4. Pokok soal bebas dari pernyataan yang
bersifat negatif ganda
5. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan
sejenisnya jelas dan berfungsi
6. Panjang pilihan jawaban relatif sama
7. Tidak membuat pilihan jawaban yang
59
Alwan, dkk., Faktor-faktor yang Mendorong Siswa MIA SMAN Mengikuti Bimbingan
Belajar Luar Sekolah di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi, dalam Jurnal EduFisika, Volume
02, Nomor 01, Juli 2017, e-ISSN: 2548-6225, diunduh pada 16 Januari 2020 pada pukul 18:39
WIB.
60
Pipit Gantini dan Dodo Suhendar, Penilaian Hasil Belajar, (Jakarta: Esensi Erlangga
Group, 2017), h. 76.
37
semuanya benar
8. Pilihan jawaban angka atau waktu diurutkan
menurut besar kecilnya angka, atau secara
kronologis
9. Butir soal tidak bergantung pada jawaban
soal sebelumnya
1. Menggunakan kalimat yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia
2. Menggunakan bahasa yang komunikatif
Bahasa
3. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku di
wilayah tertentu saja
4. Pilihan jawaban tidak mengulang kelompok
kata yang sama
Rentang nilai yang dijadikan dasar dalam menentukan kualitas butir soal
secara kualitatif dalam aspek materi, kognitif, dan bahasa yang telah
dianalisis berdasarkan pendapat Arikunto dan Jabar dalam Fauziah, dkk.
adalah sebagai berikut:
1. Nilai 5 (Baik Sekali), jika mencapai 81 – 100%;
2. Nilai 4 (Baik), jika mencapai 61 – 80%;
3. Nilai 3 (Cukup), jika mencapai 41 – 60%;
4. Nilai 2 (Kurang), jika mencapai 21 – 40%;
5. Nilai 1 (Kurang Sekali), jika mencapai < 21%61
61
Fauziah, dkk.”Kualitas Butir Soal Pada Buku Detik-detik Ujian Nasional Bahasa
Indonesia Terbitan Intan Pariwara”, Jurnal FKIP Untan, diunduh pada 20 November 2019 pukul
15:14 WIB.
38
Tabel 3.2
Telaah Aspek Kognitif62
Dimensi Kognitif Nomor Soal 1 s.d. 50
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mengingat (C1)
Memahami (C2)
Mengaplikasikan (C3)
Menganalisis (C4)
Mengevaluasi (C5)
Mencipta (C6)
Keterangan:
Teknik yang digunakan untuk menghitung hasil persentase kualitas butir soal
Ujian Nasional berdasarkan aspek kognitif taksonomi Bloom menurut
Purwanto dalam Indriasari adalah sebagai berikut:
𝑛
P = 𝑁 × 100%
62
Eria Latifa Indriasari, “Analisi Soal Ujian Bahasa Indonesia Tingkat SMA Tahun
Pelajaran 2016/2017 Berdasarkan Taksonomi Bloom Versi Revisi”, Skripsi Digital Repository
Universitas Jember, diunduh pada 20 November 2019, pukul 15:13 WIB.
39
Keterangan:
P : nilai persentase yang dicari
n : banyaknya pertanyaan dan tingkatan soal
N : banyaknya pertanyaan soal Ujian Nasional63
63
Ibid., h. 34
64
Ni Luh Septiani Ari Pertiwi, dkk., “Analsis Tes Fomatif Bahasa Indonesia Kelas IV
Ditinjau dari Taksonomi Bloom Revisi”, e-Jurnal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan
PGSD Volume 4, Nomor 1 Tahun 2016, diunduh pada 4 Februari 2020, pukul 16:36 WIB.
40
x K5
x K8
x B1
41
42
nomor (1) sehingga opsi jawaban yang ditampilkan pada butir soal ini
yaitu berupa kalimat penjelas sesuai dengan indikator yang disajikan.
Jadi, dapat dikatakan bahwa butir soal ini tidak dapat menampilkan opsi
jawaban berupa angka atau waktu karena tidak sesuai dengan topik
yang dikaji pada butir soal ini.
x K5
x K8
x K5
x K8
x B1
44
x K5
45
x K5
x K8
x B1
x K5
x K5
x K8
soal ini adalah menyimpulkan isi teks sehingga opsi jawaban yang
ditampilkan berupa pernyataan yang berkaitan dengan pokok soal.
x K5
x K6
x K8
x K8
x B1
x K6 x B3
x K8
x B1
x M2 x K8
x K5 x B1
dan berfungsi,” dan poin 8, “Pilihan jawaban berupa angka atau waktu
diurutkan menurut besar kecilnya angka atau secara kronologis.” Butir
soal ini juga dinyatakan tidak memenuhi standar kriteria penilaian
dimensi telaah bahasa poin 1, “Menggunakan kalimat yang sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia” dan poin 2, “Menggunakan bahasa
yang komunikatif.”
x K5 x B2
x K8
x B1
awal kalimat. Hal ini tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
yang menetapkan bahwa huruf kapital digunakan sebagai huruf
pertama kata pada awal kalimat. Butir soal ini juga memiliki
kesalahan pada sumber informasi dalam penulisan kata menyengaat
yang seharusnya ditulis menyengat karena tidak sesuai dengan
bentuk kata baku bahasa Indonesia.
Selanjutnya, butir soal ini dinyatakan tidak memenuhi standar
kriteria penilaian dimensi telaah bahasa poin 2 dikarenakan
terdapat kalimat yang tidak komunikatif. Pada kalimat “Di sekolah
mereka, murid-murid sedang heboh….” tidak perlu menggunakan
kata mereka karena sudah terdapat kata yang mewakili yaitu murid-
murid.
x K5
x K8
x K5
x K8
x B1
x K5
x K8
x K5
x K8
x B1
x K5 x B1
x K8
x K5 x B1
zx K8
x M2 x K8
x K5
63
x K5 x B1
x K8
x K5 x B1
x K8 x B3
x K6
x K8
x B1
x K8
x B1
69
x K5 x K8 x B1
x K5
x K8
x B1
x B2
x K5 x B1
x K8
x K5
x K8
x K5
x K5 x K8 x B2
x K5
x K8
x K5
x K8
x K5
x K6
x K8
x B1
x B2
79
x M2
x K5
x K8
x B1
x B2
x K5
x K8
x B1
x K5
x K8
84
x K5
x K8
x B1
x K5 x B1
x K8 x B2
awal kalimat. Hal ini tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
yang menetapkan bahwa huruf kapital digunakan sebagai huruf
pertama kata pada awal kalimat.
x K5
x B1
x K5
x K8
x B1
88
x K5
x K8
x B1
x K5
91
x K5
x K8
x B1
x K5
x K8
x B1
x K8
x B1
x K5
x K5
x K8
x B2
x K5
x K8
x K5
x K8
x B1
informasi yang tergambar pada teks (C2 memahami). Jadi, butir soal ini
termasuk ke dalam jenis butir soal yang memiliki kategori tingkat
kesulitan yang rendah karena hanya melalui proses kognitif mengingat
dan memahami.
menerapkan). Jadi, butir soal ini termasuk ke dalam jenis butir soal
yang memiliki kategori tingkat kesulitan yang sedang karena telah
melalui proses kognitif mengingat, memahami, dan menerapkan.
ini dikarenakan indikator yang digunakan pada butir soal ini adalah
membandingkan penggunaan bahasa cerpen/fabel. Peserta didik
dituntut untuk menganalisis perbedaan penggunaan bahasa pada kedua
kutipan cerpen dengan cara peserta didik mengingat teori penggunaan
bahasa pada cerpen (C1 mengingat). Selanjutnya, peserta didik
memahami isi kedua kutipan cerpen secara menyeluruh dan
mengidentifikasi (C2 memahami). (C3 menerapkan). (C4
menganalisis). (C5 mengevaluasi). (C6 mencipta) Jadi, butir soal ini
termasuk ke dalam jenis butir soal yang memiliki kategori tingkat
kesulitan yang tinggi karena telah melalui proses kognitif mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Peserta didik menulis teks yang telah diubah menjadi sudut pandang
orang pertama (C6 mencipta). Jadi, butir soal ini termasuk ke dalam
jenis butir soal yang memiliki kategori tingkat kesulitan yang tinggi
karena telah melalui proses kognitif mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
X K5 X B1
X K8
X K5
X K8
X B1
X B2
129
X K5
X K5
X K8
X K5
X K5
X K8
133
X K5
X K8
X B1
X K5
X K8
X B1
X K5
X K8
X M2
X K8
X B1
X B2
X K8
X B1
X B2
dan serta kata yang. Kata yang seharusnya diletakkan setelah kata
berwarna hal ini dikarenakan kata yang berfungsi untuk
mengkhususkan sifat yang dimiliki oleh hamparan pasir. Kata dan
diletakkan setelah kata halus karena kata dan berfungsi sebagai
kata hubung setara. Jadi, selain memiliki karakteristik berwarna
putih dan halus, pasir ini juga bersifat luas.
X K5 X B1
X K8
X M2 X K8
X K5 X B1
X K5
X K8
telaah materi poin 2, “Pilihan jawaban homogen dan logis.” Butir soal
ini juga dinyatakan tidak memenuhi standar kriteria penilaian dimensi
telaah konstruksi poin 5, “Gambar, grafik, tabel, diagram, dan
sejenisnya jelas dan berfungsi,” dan poin 8, “Pilihan jawaban berupa
angka atau waktu diurutkan menurut besar kecilnya angka atau secara
kronologis.” Selanjutnya, butir soal ini dinyatakan tidak memenuhi
standar kriteria penilaian dimensi telaah bahasa poin 1 “Menggunakan
kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia,”
X M2 X K8
X K5 X B1
X K5
X K8
X B1
147
65
KBBI daring
66
KBBI daring
149
X K5
X K8
X B2
X K5 X B1
X K8
X B1
X K5
X K8
X B1
ini tidak mendukung aspek yang dikaji pada dimensi telaah ini.
Butir soal ini tidak menggunakan gambar, grafik, tabel, diagram,
dan sejenisnya baik sebagai sumber informasi maupun sebagai opsi
jawaban. Selanjutnya, butir soal ini juga dinyatakan tidak
memenuhi standar kriteria penilaian dimensi telaah konstruksi poin
8 dikarenakan butir soal ini tidak menggunakan opsi jawaban
berupa angka atau waktu sehingga tidak terdapat aspek yang dikaji
pada dimensi telaah ini.
2) Ketidaksesuaian Pada Aspek Dimensi Telaah Konstruksi
Butir soal ini dinyatakan tidak memenuhi standar kriteria
penilaian dimensi telaah bahasa poin 1 dikarenakan setiap opsi
jawaban tidak diawali dengan huruf kapital. Kaidah bahasa
Indonesia mengharuskan penggunaan huruf kapital di setiap awal
kalimat. Sehingga opsi jawaban pada butir soal ini tidak sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia.
X K5
X K6
X K8
X M2
X K5
X K8
angka atau waktu diurutkan menurut besar kecilnya angka atau secara
kronologis.” Butir soal ini juga dinyatakan tidak memenuhi standar
kriteria penilaian dimensi telaah bahasa poin 1 “Menggunakan kalimat
yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.”
1) Ketidaksesuaian Pada Aspek Dimensi Telaah Konstruksi
Butir soal ini dinyatakan tidak memenuhi standar kriteria
penilaian dimensi telaah konstruksi poin 5 dikarenakan butir soal
ini tidak mendukung aspek yang dikaji pada dimensi telaah ini.
Butir soal ini tidak menggunakan gambar, grafik, tabel, diagram,
dan sejenisnya baik sebagai sumber informasi maupun sebagai opsi
jawaban. Selanjutnya, butir soal ini juga dinyatakan tidak
memenuhi standar kriteria penilaian dimensi telaah konstruksi poin
8 dikarenakan butir soal ini tidak menggunakan opsi jawaban
berupa angka atau waktu sehingga tidak terdapat aspek yang dikaji
pada dimensi telaah ini.
2) Ketidaksesuaian Pada Aspek Dimensi Telaah Bahasa
Butir soal ini dinyatakan tidak memenuhi standar kriteria
penilaian dimensi telaah bahasa poin 1 dikarenakan terdapat
ketidaktepatan dalam penggunaan huruf kapital. Pada opsi jawaban
tidak menggunakan huruf kapital sebagai huruf pertama kata pada
awal kalimat. Hal ini tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
yang menetapkan bahwa huruf kapital digunakan sebagai huruf
pertama kata pada awal kalimat.
X K5
X K8
X B1
156
X K5 X K8
157
X K5
X K8
158
X K5
X K5
X K8
X K5
X K8
X K5
X K8
161
X K5
X K8
X K5
X K8
X B1
X K5
X K8
X B1
X K5
X K8
X K5
X K8
X K5 X B1
X K8
ini tidak mendukung aspek yang dikaji pada dimensi telaah ini.
Butir soal ini tidak menggunakan gambar, grafik, tabel, diagram,
dan sejenisnya baik sebagai sumber informasi maupun sebagai opsi
jawaban. Selanjutnya, butir soal ini juga dinyatakan tidak
memenuhi standar kriteria penilaian dimensi telaah konstruksi poin
8 dikarenakan butir soal ini tidak menggunakan opsi jawaban
berupa angka atau waktu sehingga tidak terdapat aspek yang dikaji
pada dimensi telaah ini.
2) Ketidaksesuaian Pada Aspek Dimensi Telaah Bahasa
Butir soal ini dinyatakan tidak memenuhi standar kriteria
penilaian dimensi telaah bahasa poin 1 dikarenakan terdapat
ketidaktepatan dalam penggunaan huruf kapital. Pada opsi jawaban
tidak menggunakan huruf kapital sebagai huruf pertama kata pada
awal kalimat. Hal ini tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
yang menetapkan bahwa huruf kapital digunakan sebagai huruf
pertama kata pada awal kalimat.
X K5 X B1
X K8
X K5
X K8
angka atau waktu diurutkan menurut besar kecilnya angka atau secara
kronologis.”
Butir soal ini dinyatakan tidak memenuhi standar kriteria
penilaian dimensi telaah konstruksi poin 5 dikarenakan butir soal ini
tidak mendukung aspek yang dikaji pada dimensi telaah ini. Butir soal
ini tidak menggunakan gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya
baik sebagai sumber informasi maupun sebagai opsi jawaban.
Selanjutnya, butir soal ini juga dinyatakan tidak memenuhi standar
kriteria penilaian dimensi telaah konstruksi poin 8 dikarenakan butir
soal ini tidak menggunakan opsi jawaban berupa angka atau waktu
sehingga tidak terdapat aspek yang dikaji pada dimensi telaah ini.
X K5
X K8
X K5
X K8
X B1
X K5
X K5
X K5
X K8
X B1
X K5
X K8
176
X K5
X K8
X B1
X K5
X K8
X K5
X K5
X K8
X K8
X B1
X B3
cerita dengan cara peserta didik mengingat teori unsur intrinsik terkait
tokoh dan penokohan. Peserta didik membaca teks cerpen yang
disajikan pada butir soal (C1 mengingat). Selanjutnya, peserta didik
memahami isi teks cerpen dan mengidentifikasi karakteristik tokoh Ali
yang gesit (C2 memahami). Peserta didik menentukan bukti kalimat
yang menggambarkan sifat tokoh Ali gesit berdasarkan teori dan hasil
identifikasi (C3 menerapkan). Jadi, butir soal ini termasuk ke dalam
jenis butir soal yang memiliki kategori tingkat kesulitan yang rendah
karena hanya melalui proses kognitif mengingat dan memahami.
soal yang memiliki kategori tingkat kesulitan yang tinggi karena telah
melalui proses kognitif mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
yang sesuai dengan ilustrasi (C6 mencipta). Jadi, butir soal ini termasuk
ke dalam jenis butir soal yang memiliki kategori tingkat kesulitan yang
tinggi karena telah melalui proses kognitif mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
jenis butir soal yang memiliki kategori tingkat kesulitan yang sedang
karena telah melalui proses kognitif mengingat, memahami, dan
menerapkan.
mengevaluasi). Jadi, butir soal ini termasuk ke dalam jenis butir soal
yang memiliki kategori tingkat kesulitan yang tinggi karena telah
melalui proses kognitif mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, dan mengevaluasi.
dan menentukan tanda baca yang tepat untuk menggantikan tanda baca
sebelumnya yang kurang tepat (C4 menganalisis). Peserta didik
memperbaiki tanda baca yang kurang tepat berdasarkan hasil analisis
yang telah dilakukan sebelumnya (C5 mengevaluasi). Jadi, butir soal ini
termasuk ke dalam jenis butir soal yang memiliki kategori tingkat
kesulitan yang tinggi karena telah melalui proses kognitif mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi.
latar suasana. Peserta didik membaca teks cerpen yang disajikan pada
butir soal (C1 mengingat). Selanjutnya, peserta didik memahami isi teks
cerpen dan mengidentifikasi kalimat yang mengandung bukti latar
suasana sedih dengan melihat tindakan tokoh (C2 memahami). Peserta
didik menentukan bukti latar suasana berdasarkan teori dan hasil
identifikasi (C3 menerapkan). Jadi, butir soal ini termasuk ke dalam
jenis butir soal yang memiliki kategori tingkat kesulitan yang rendah
karena hanya melalui proses kognitif mengingat, memahami, dan
menerapkan.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap kualitas butir
soal dari segi dimensi telaah materi, konstruksi, dan bahasa terhadap butir
soal Ujian Nasional bahasa Indonesia tahun 2018 dan 2019, maka dapat
disimpulkan bahwa kualitas butir soal Ujian Nasional tahun 2018 dinyatakan
memiliki kualitas soal yang “sangat baik” pada dimensi telaah materi (98%)
serta “baik” pada dimensi telaah konstruksi (79,33%) dan bahasa (80%).
Adapun kualitas butir soal pada tahun 2019 memiliki kualitas yang “sangat
baik” terhadap dimensi telaah materi (97,33%) dan bahasa (85%) serta “baik”
terhadap dimensi telaah konstruksi (80%).
Berdasarkan hasil analisis kualitas butir soal berdasarkan teori
Taksonomi Bloom revisi disimpulkan bahwa butir soal Ujian Nasional tahun
2018 memiliki butir soal dengan tingkat kesulitan yang sedang (46%),
sedangkan butir soal dengan tingkat kesulitan yang tinggi sudah memenuhi
standar kriteria (30%) dan butir soal dengan tingkat kesulitan yang rendah
dinyatakan belum memenuhi standar kriteria (24%). Pada butir soal Ujian
Nasional tahun 2019 memiliki jumlah butir soal yang lebih banyak dengan
tingkat kesulitan yang rendah (48%) dan tinggi (34%), sedangkan soal
dengan tingkat kesulitan yang rendah dinyatakan belum memenuhi standar
(18%).
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis terhadap kualitas butir soal Ujian Nasional
bahasa Indonesia tahun 2018-2019, peneliti menyampaikan saran sebagai
berikut:
1. Guru harus menguji kualitas butir soal sebelum didistribusikan kepada
peserta didik untuk melihat apakah butir soal tersebut sudah memenuhi
212
DAFTAR PUSTAKA
Banat, Faizatul, “Analisis Butir Soal Ujian Madrasah Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia MI Ma’arif NU 1 Sudimara Kecamatan Cilongok Kabupaten
Banyumas Tahun 2021” Skripsi pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto,
2021.
Fauziah, Inti Fadah, Abdussamad, dan Paternus Hanye. “Kualitas Butir Soal Pada
Buku Detik-detik Ujian Nasional Bahasa Indonesia Terbitan Intan
Pariwara” dalam Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa,
Volume 3, Nomor 2, 2014.
Gantini, Pipit dan Dodo Suhendar, Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Esensi
Erlangga Group, 2017.
214
Hamid, Abdul. Penyusunan Tes Tertulis (Paper and Pencil Test). Jawa Timur:
Uwais Inspirasi Indonesia, 2019.
Handayani, Heni. “Tes Hasil Belajar Pada Sekolah Luar Biasa” dalam Jurnal
Rencana Pengembangan Pembangunan Pendidikan, ISBN: 978-623-6510-
24-7, 2020.
Indriasari, Eria Latifa. “Analisi Soal Ujian Bahasa Indonesia Tingkat SMA Tahun
Pelajaran 2016/2017 Berdasarkan Taksonomi Bloom Versi Revisi” Skripsi
Digital Repository Universitas Jember, 2017.
Mahirah. “Evaluasi Belajar Peserta Didik (Siswa)” dalam Jurnal Idaarah Vol. I,
No. 2, Desember, 2017.
Malawi, Ibadullah dan Endang Sri Maruti. Evaluasi Pendidikan. Magetan: CV.
AE Media Grafika, 2016.
Narlan, Abdul dan Dicky Tri Juniar. Pengukuran dan Evaluasi Olahraga:
Prosedur Pelaksanaan Tes dan Pengukuran dalam Olahraga Pendidikan
dan Prestasi. Yogyakarta: CV Budi Utama, 2020.
Pertiwi, Ni Luh Septiani Ari, dkk., “Analsis Tes Fomatif Bahasa Indonesia Kelas
IV Ditinjau dari Taksonomi Bloom Revisi” dalam e-Jurnal PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume 4, Nomor 1 Tahun
2016.
Safira, Pranania, “Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester Gasal Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Magelang Tahun Pelajaran
2015/2016”, Skripsi pada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Yogyakarta, 2016.
216
Stufflebeam, Daniel L. dan Guili Zhang. “The Cipp Evaluation Model: How to
Evaluate for Improv ement and Accountability”. London: The Guilford
Press, 2017.
Syahriandi. “Kualitas Butir Soal Ujian Ditinjau dari Segi Bahasa (Analisis
Kualitatif Butir Soal)” Visipena Journal, Volume 8 No. 1 Januari-Juni 2017.
Taib, Eva Nauli. “Analisis Kualitas Aspek Materi Butir Soal Buatan Dosen”
dalam Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 2, No. 2, Ed. September 2014.
Ulfah, Rahmatia Lessa. “Analisis Butir Soal Tes Pilihan Ganda Penilaian Tengah
Semester Genap Akidah Akhlak di MTs Al Hidayah Rawadenok
2017/2018” Skripsi pada Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Jakarta, 2018.
Uno, Hamzah B. dan Satria Koni. Assessment Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2013.
KBBI Daring
LAMPIRAN – LAMPIRAN
LEMBAR UJI REFERENSI
Halaman Halaman
No. Referensi Paraf
Referensi Skripsi
22 KBBI daring 1 5
Aksara, 2018), h. 3.
26 Surender Kumar Sharma, Test,
Measuement and Evaluation Pshysical
5 22
Education, (New Delhi: Friends
Publication, 2020), p. 3.
27 Syahriandi, “Kualitas Butir Soal Ujian
Ditinjau dari Segi Bahasa (Analisis
Kualitatif Butir Soal)”, Visipena Journal, 11, 13,
22, 23, 24
Volume 8 No. 1 Januari-Juni 2017. 14, 15
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
NIP. 198310211015032002
RIWAYAT PENULIS