Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PRAKTIKUM II

Kelompok 5
Selasa, 29 September 2020

1. 19/442119/KG/11744 Faizah Al Hasanah


2. 19/442121/KG/11746 Galih Patria
3. 19/442123/KG/11748 Gratiana Rhendebara Sede
4. 19/442125/KG/11750 Hana Fauziah
5. 19/442127/KG/11752 Ignasius Oktadewien Tineka
6. 19/442129/KG/11754 Jennifer Aurelia Djoniwan
7. 19/442131/KG/11756 Karel Crisando
8. 19/442133/KG/11758 Luh Chanti Putri Wijaya
______________________________________________________________________________

1. Seorang ibu dengan usia 27 tahun datang ke dokter gigi karena mengeluh sakit gigi dan ada
tanda sedikit infeksi. Ibu tersebut juga menyampaikan bahwa saat ini sedang hamil 3 bulan.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka dokter gigi bermaksud untuk memberikan obat analgetika
dan antibiotika.
a. Obat apa yang sebaiknya diberikan oleh dokter gigi tersebut?
b. Berapa jumlah obat yang akan diberikan dan bagaimana aturan pakainya?
c. Tuliskan resep yang akan diberikan kepada pasien tersebut!

Jawab:
1a. Obat antibiotik yang akan dianjurkan adalah amoxicillin. Karena amoxicillin masuk
kategori B dalam kategori FDA, dapat digunakan selama masa kehamilan dan juga aman
dikonsumsi selama proses menyusui. Sedangkan analgesiknya adalah acetaminophen yang juga
sama sama masuk dalam kategori B pada kategori FDA serta aman dikonsumi pada selama masa
kehamilan dan masa menyusui (Weinberg and Froum, 2013).

Kategori FDA

A= Pada penelitian tidak ditemukan tanda-tanda yang membahayakan janin pada trimester
pertama dan tidak menunjukkan adanya resiko pada trimester selanjutnya

B= Tidak ada risiko dalam penelitian terhadap hewan, tetapi tidak ada penelitian yang mendalam
pada wanita hamil.

C= penelitian pada hewan menunjukkan adanya risiko pada janin tetapi belum ada studi kontrol
pada wanita hamil. Obat hanya diberikan apabila manfaatnya lebih tinggi dibandingkan faktor
resiko
D= Terbukti adanya risiko terhadap janin manusia namun juga dapat memberikan manfaat yang
lebih tinggi bagi resiko.

X= Terbukti adanya resiko terhadap janin hewan maupun manusia. Resiko melebihi manfaat,
sehingga obat ini dihindari pada masa kehamilan.

(Kee dan Hayes, 1994)

1b. Untuk pemberian acetaminophen sebagai obat analgetik untuk ibu hamil, dokter gigi
dapat memberikan acetaminophen dengan administrasi per oral sebanyak 1000 mg setiap 6 jam
sekali karena batas aman dan maksimum konsumsi acetaminophen untuk ibu hamil adalah 4g
perhari (Skouteris, 2018; Javaherian dan Latifpour, 2012).
Amoxicillin diberikan sebagai antibiotik berspektrum luas dengan penggunaan 500 mg
sekali pakai dalam bentuk tablet per oral. Amoxicillin diadministrasikan secara per oral 3 kali
sehari dengan dosis sekali pakai (Katzung, dkk., 2012).

1c.
drg. Gadjah Mada
No. SIP : 123456789
Jl. Denta No.1

Yogyakarta, 29 September 2020

R/ Acetaminophen tab 1000mg No.X


S 4 dd 1 p.c


R/ Amoxicillin tab 500mg No.X
S 3 dd 1 p.c


Pro : Bunga
Umur : 27 Tahun
2. Jawablah pertanyaan a, b, dan c kembali, apabila kondisi yang sama seperti dalam soal nomor
satu terjadi pada anak usia 8 tahun dan belum bisa menelan tablet!

Jawab:
2a. Obat yang sebaiknya diberikan kepada pasien anak tersebut adalah amoksisilin sebagai
antibiotik dan ibuprofen sebagai analgetika. Sovia dan Yuslianti (2019) menyebutkan bahwa
amoxicilin termasuk dalam klasifikasi penicilin semisintetik yang memiliki mekanisme kerja
menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mengganggu reaksi transpeptidase dari sintesis
dinding sel. Amoksisilin dapat digunakan pada anak-anak karena memiliki sediaan sirup 125,
200 dan 250mg/5ml. Sedangkan, ibuprofen merupakan obat analgesik yang memiliki mekanisme
kerja dengan menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi
prostaglandin terganggu. Ibuprofen memiliki sediaan sirup 100mg/5ml yang dapat diberikan
kepada anak-anak.

2b. Dokter gigi dapat memilih obat ibuprofen sediaan suspensi dengan kandungan
100mg/5mL sebagai obat analgetika. Dosis ibuprofen untuk anak berusia 8 tahun adalah 200mg
atau 2 senduk takar, 3-4 kali sehari. Sesuai dengan Tambunan et al (​ 2013), yang menyatakan
bahwa dosis ibuprofen yang direkomendasikan dan dapat dikonsumsi anak dengan umur kisaran
8-12 tahun yaitu 200mg sebanyak 3-4 kali sehari. Ketika pasien anak menginginkan obat dalam
sediaan suspensi atau sirup, maka aturan pakainya yaitu 2 sendok obat sediaan suspensi
100mg/5ml. Sediaan suspensi 100mg/5ml lebih mudah dan banyak tersedia di apotek. Namun
jika ada ibuprofen dengan sediaan suspensi 200mg/5ml, aturan pakainya cukup 1 sendok obat.
Sesuai dengan Kanabar (2017), ibuprofen untuk anak anak dapat di administrasi sebanyak 3-4
kali sehari karena ibuprofen memiliki waktu paruh dosis terapeutik setiap 6-8 jam.
Sedangkan, untuk obat antibiotik dokter gigi dapat memilih amoksisilin dengan sediaan
suspensi oral : 125 mg/5 mL. Menurut Katzung (2012) penggunaan amoxicillin untuk anak-anak
adalah 20-40mg/kg/hari dibagi dalam tiga dosis. Sesuai dengan teori yang disebutkan Tambunan
et al (​ 2013), untuk anak usia <10 tahun, dosis yang diberikan adalah 125 mg setiap 8 jam,
digandakan pada infeksi berat. Karena infeksi yang dialami pasien anak tersebut adalah infeksi
ringan maka dokter gigi dapat memberikan amoxicillin sediaan suspensi oral dengan kandungan
125mg/5mL satu senduk takar tiga kali sehari.
2c.
drg. Gadjah Mada
No. SIP : 123456789
Jl. Denta No.1

Yogyakarta, 29 September 2020

R/ Ibuprofen syr mg/ml 100/5 fl. I


S 3 dd Cth II


R/ Amoxicillin syr mg/ml 125/5 fl. I
S 3 dd Cth I


Pro : Danang
Umur : 8 Tahun
DAFTAR PUSTAKA

Javaherian, A. dan Latifpour, P. 2012, ​Acetaminophen : Properties, Clinical uses, and Adverse
Effects, ​Nova Science Publishers, Inc., hal. 3.

Kanabar, D., 2017. A Clinical And Safety Review Of Paracetamol And Ibuprofen In
Children, ​Inflammopharmacology,​ 25(1): 1-9.

Katzung, BG, Masters, SB, dan Trevor, AJ, 2012, ​Basic and Clinical Pharmacology, edisi 12,
McGraw-Hill, New York, hal. 795, 796, 807.

Kee, J. L., and Hayes, E. R., 1994, ​Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan​, Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 138.

Tambunan, T., Rundjan, L., Satari, H.I., Windiastuti, E., Somasetia, D.H., dan Kadim, M.,
2013, ​Formularium Spesialistik Ilmu Kesehatan Anak​, Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta,
hal. 13-15, 97-98.

Skouteries, CA. 2018, ​Dental Management of The Pregnant Patient, Willey & Sons, Inc., New
York, ​ ​hal 46.

Weinberg, M. A. dan Froum, S. J., 2013, ​Obat & Peresepan Buku Panduan Kedokeran Gigi,​
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 42.

Sovia, E, Yuslianti,ER, 2019​, Farmakologi Kedokteran Gigi Praktis,​ Deepublish, Yogyakarta,


hal. 17, 19, 33, 34.

Anda mungkin juga menyukai