Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PAPER

DAMPAK PANDEMI TERHADAP PENERAPAN


PSAK 8
Dosen pembimbing :

Ang, Prisila Kartin, SE., M.ak


St. Vena Purnamasari, SE., M. Si.

Disusun Oleh :

Kelompok 9
IGNATIUS ALFITO DESTIANTO 20.G1.0065
MONICA ADELAIDE 20.G1.0075
YOLLA PATRICIA 20.G1.0079
LAURENTINUS FERNANDO 20.G1.0082
BAGAS HARYO SETO 20.G1.0083

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
PENDAHULUAN

Perusahaan ataupun lembaga manapun memerlukan adanya laporan keuangan.


Laporan keuangan diperlukan karena termasuk salah satu media dan sumber informasi yang
penting dan digunakan para pengelola entitas terutama pada saat proses pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan posisi keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan suatu
perseroan biasa dipublikasikan secara berkala, bisa dalam tahunan, bulanan, bahkan dalam
harian. Pihak-pihak yang biasanya membutuhkan laporan keuangan ini adalah para
pengusaha, investor, pihak manajemen, bank, pemerintah, bahkan pelaku pasar modal.
Jika seorang investor ingin mengambil keputusan bisnis seperti apakah investor ingin
berinvestasi di perusahaan A ? Apakah perlu investor mempertahankan sahamnya di
perusahaan B atau akan menjualnya ? Dan berapa kira – kira keuntungan yang diperolehnya
jika saham dijual ataupun mempertahankan saham tersebut? Untuk memutuskan langkah
pilihan yang akan diambil, seorang investor perlu mempertimbangkan hal-hal tersebut.
Pertimbangan yang paling mendasar yaitu melihat serta menganalisis keuangan yang
dikeluarkan maupun didapat perusahaan selama tahun berjalan, yang memungkinkan investor
untuk memprediksi keadaan perusahaan di masa depan.
Sebagai cara menganalisisnya, perusahaan sudah menyiapkan laporan keuangan
sebagai bahan referensi bagi investor . Laporan keuangan merupakan media utama yang
dapat digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak
luar. Maka dengan tersedianya laporan keuangan ini, maka keadaan ekonomi perusahaan
dapat tercermin dalam laporan tersebut.
Namun bagaimana jika laporan keuangan berbeda pada setiap perusahaan karena
perbedaan fungsi perusahaan, sistem produksi dan penjualan. Hal ini akan membuat para
pemakai laporan keuangan kebingungan dan merasa khawatir untuk mengambil keputusan
karena laporan keuangan yang tidak memiliki landasan yang kuat. Maka dari itu, standar
akan laporan keuangan haruslah dibuat sehingga mudah dimengerti dan dipahami oleh pihak
luar, baik investor maupun auditor .
ISI

Definisi PSAK 8 Peristiwa sesudah Periode Pelaporan


 Kejadian sesudah waktu pelaporan merupakan kejadian, baik yang bermanfaat ataupun
tidak bermanfaat, yang terjadi diantara akhir masa pelaporan dan tanggal laporan
keuangan diotorisasi untuk diterbitkan.
2 jenis kejadian bisa diidentifikasi:
 peristiwa yang merupakan kondisi pengembalian saat akhir masa pelaporan (peristiwa
setelah masa pelaporan yang memerlukan izin)
 peristiwa yang menunjukkan kondisi setelah periode pelaporan (peristiwa setelah
periode pelaporan yang tidak memerlukan akomodasi).
 Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk publikasi adalah tanggal laporan keuangan
final
 Laporan keuangan yang diaudit yaitu tanggal laporan auditor
 Laporan keuangan yang tidak diaudit yaitu tanggal laporan keuangan disiapkan oleh
manajemen
 PSAK 8 yang ada dalam pembahasan ini berisi tentang apa saja yang terjadi dan apa yang
perlu dilakukan setelah kita melakukan pelaporan atau setelah kita melewati tahapan
pelaporan dalam pembuatan laporan keuangan. PSAK 8 ini merupakan Pernyataan Standar
Akutansi Keuangan yang disahkan pada tahun 2014 tanggal 27 Agustus oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan, dan sebelum PSAK Peristiwa setelah Tanggal Pelaporan ini
ada, terdapat PSAK 8 yang disahkan pada tahun 2010 tanggal 23 Oktober, yang
merupakan PSAK 8 sebelum direvisi dengan bahasan mengenai tentang kejadian atau
peristiwa apa saja yang terjadi setelah tanggal neraca.
 Perbedaan Peristiwa setelah periode pelaporan tahun 2010 dan 2003
 PSAK 8 (2010)
- Peristiwa dicatat setelah periode pelaporan
- Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit
- Deklarasi dividen kepada pemegang instumen pada ekuitas
 PSAK 8 (2003)
- Peristiwa dicatat setelah tanggal pelaporan
- Tanggal penyelesaian laporan keuangan
- Deklarasi dividen atau bagi hasil kepada pemegang saham
 Apa saja yang dibahas dalam PSAK 8 tahun 2014?
Dalam PSAK ini membahas tentang kejadian-kejadian atau hal-hal yang terjadi di masa
antara tanggal laporan keuangan di identifikasi dan akhir periode laporan keuangan,
sehingga kita dapat menentukan kapan laporan tersebut di identifikasi dan dapat
menyesuaikan kembali laporan tersebut setelah periode pelaporan.
 Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk diterbitkan pada tanggal laporan keuangan
tersebut. Sifatnya final atau tidak ada lagi. Dalam laporan keuangan auditan, tanggal ini
merupakan tanggal laporan auditor, sedangkan untuk laporan keuangan tidak diaudit,
tanggal ini merupakan tanggal laporan keuangan diselesaikan oleh manajemen.
 Untuk dapat menentukan kapan waktu identifikasi laporan tersebut dilakukan dan
penyesuaian kembali laporan keuangan terdapat 2 kejadian :
 Yang pertama, peristiwa/ kejadian setelah masa pelaporan, yang mana merupakan hal-
hal menguntungkan atau tidak menguntungkan yang terjadi di antara masa akhir
periode pelaporan dan masa otorisasi tanggal penerbitan laporan keuangan. Dalam
kejadian setelah periode pelaporan ini terbagi dalam 2 jenis,
1. Kejadian yang dapat memberikan bukti terjadinya hal tersebut pada akhir periode
pelaporan.
2. Kejadian yang memberi tanda timbulnya suatu kondisi setelah masa periode
pelaporan keuangan.
 Yang kedua, adalah pengotorisasian tanggal penerbitan laporan keuangan, yang mana
merupakan kejadian dimana tanggal pengotorisasian penerbitan lebih awal dibanding
tanggal yang sudah ditetapkan. Tanggal ini disebut juga sebagai tanggal manajemen,
tanggal manajemen ini akan memberikan pernyataan jika laporan keuangan telah
diselesaikan dan bertanggung jawab atas laporan keuangan tersebut.
 Peristiwa setelah tanggal neraca membuat petagihan
Entitas harus menyesuaikan jumlah pengakuan dalam laporan keuangan untuk melihat
peristiwa pelaporan keuangan dan melihat peristiwa waktu pelaporan berikutnya yang
membutuhkan pengakuan tersebut.
 Keputusan pengadilan yang mengutarakan bahwa entitas mempunyai kewajiban
sekarang pada tanggal neraca
 Gejala kemrosotan nilai aset pada tanggal neraca, atau jumlah kemerosotan nilai yang
telah diakui (misalnya konsumen setia pailit, harga jual persediaan)
 Biaya penerimaan aset
 Dividen
 Kecurangan atau kesalahan
 Peristiwa setelah tanggal neraca yang tidak ketinggalan
Entitas tidak menyesuaikan jumlah yang diakui dalam laporan keuangannya untuk dilihat
dalam laporan keuangannya dan untuk melihat peristiwa setelah periode pelaporan yang
tidak memerlukan koreksi.
 Penurunan nilai investasi setelah tanggal neraca
 Kombinasi bisnis yang signifikan setelah tanggal neraca
 Pengumuman penghentian operasi
 Pembelian dan pelepasan aset yang signifikan, akuisisi aset oleh pemerintah
 Kerusakan aset karena kebakaran setelah tanggal neraca
 Dividen
 Jika setelah masa pelaporan akuntansi mengumumkan dividen untuk pemegang kontrak
asset yang telah dikurangi dengan hutang, maka perusahaan tidak mengakui dividen
sebagai hutang di akhir masa pelaporan.
 Jika dividen diumumkan setelah masa pelaporan tetapi sebelum laporan keuangan
diotorisasi untuk terbit, maka dividen tidak diakui sebagai hutang di akhir masa
pelaporan karna kewajiban untuk saat itu tidak ada. Dividen tersebut diakui oleh catatan
atas laporan keuangan yang sesuai atau terdapat pada PSAK 1.
 Kelangsungan usaha
 Perusahaan tidak menyusun laporan keuangan berdasarkan kelangsungan usaha jika
setelah masa pelaporan di dapati bukti bahwa perusahaan akan dibubarkan, atau jika
manajemen tidak mempunyai pilihan lain yang sesuai dengan kemampuan kecuali
melakukan hal itu.
 Menurunnya hasil operasi perusahaan dan posisi keuangan setelah masa pelaporan
dapat memberi petunjuk perlunya memikirkan apakah asumsi kelangsungan usaha
masih tepat. Jika asumsinya tidak tepat, maka akan berdampak sangat mendalam
sehingga mengharuskan perubahan dalam penggunaan dasar akuntansi.
 PSAK 1 mengharuskan pengungkapan jika:
- Laporan keuangan tidak disusun berdasarkan kelangsungan usaha
- Manajemen melihat ketidakpastian material berdasarkan situasi yang mengakibatkan
keraguan penting mengenai kemampuan perusahaan untuk mempertahankan
usahanya.
 Pengungkapan
 Tanggal otorisasi untuk terbit
- Perusahaan menyatakan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit dan
bagian yang bertanggungjawab diberi kekuasaan pada laporan keuangan.
- Masalah penting bagi pemakai untuk mengetahui kapan laporan keuangan
diotorisasi untuk terbit, karena laporan keuangan tidak menggambarkan kejadian
setelah tanggal pengesahan.
 Pemutakhiran pengungkapan kondisi pada akhir masa pelaporan.
- Jika perusahaan menerima keterangan setelah masa pelaporan tentang keadaan yang
ada pada akhir masa pelaporan, maka perusahaan memperbaharui pengungkapan
keadaan tersebut sesuai dengan keterangan saat ini.
 Dalam beberapa masalah, pengungkapan dalam laporan keuangan perlu diperbaharui
oleh perusahaan untuk menggambarkan keterangan yang diterima setelah masa
pelaporan, meskipun keterangan itu tidak memberikan pengaruh pada jumlah
pengakuan dalam laporan keuangannya. Contoh perlunya memperbaharui
pengungkapan adalah saat bukti tentang liabilitas kontijensi yang ada di akhir masa
pelaporan menjadi tersaji setelah akhir masa pelaporan. Selain meninjau apakah
perusahaan menerima atau mengganti sesuai dengan PSAK 5, Perusahaan juga
memperbaharui pengungkapannya atas liabilitas kontijensi sesuai bukti tersebut.
 Peristiwa setelah masa pelaporan yang tidak perlu penyesuaian
 Jika kejadian setelah masa pelaporan yang tidak perlu penyesuaian adalah material,
maka tidak perlu pengungkapan untuk hal itu karna akan memberi pengaruh terhadap
pengambilan keputusan pemakai laporan keuangan. Sehingga perusahaan memberi
keterangan berikut ini untuk masing-masing kelompok kejadian:
- Sifat peristiwa
- Perkiraan atas pengaruh keuangan, atau ungkapan bahwa perkiraan tersebut tidak
dapat dibuat.
 Contoh kejadian selepas masa pelaporan yang tidak membutuhkan penyesuaian yang
biasanya dibuat pengungkapan:
- Percampuran bisnis penting setelah masa pelaporan, percampuran bisnis
mengharuskan pengungkapan terpilih atas masalah itu atau pelepasan perusahaan
anak yang signifikan.
- Pemberitahuan untuk menunda suatu operasi
- Membeli asset yang penting, mengelompokkan asset sebagai asset dimiliki untuk
dijual seperti yang ada di PSAK 58, melepaskan asset lain, atau pengambil alihan
asset yang penting oleh pemerintah
- Akibat dari Kebakaran setelah masa pelaporan maka terjadi kerusakan pabrik
produksi yang signifikan
- Pemberitahuan atau dimulai pelaksanaan restrukturisasi yang penting
- Transaksi saham biasa potensial dan transaksi saham biasa yang penting setelah
masa pelaporan
- Transformasi besar yang tidak normal setelah masa pelaporan atas nilai tukar valuta
asing atau harga asset
- Transformasi bayaran pajak atau peraturan perpajakan yang berlaku atau
diberitahukan setelah masa pelaporan dan mempunyai akibat yang penting pada
asset dan hutang pajak kini dan tangguhan
- Memberikan komitmen atau mempunyai liabilitas kontijensi yang penting,
contohnya membuat jaminan yang penting dan
- Memulai proses desakan hukum yang penting yang muncul karna kejadian yang
terjadi setelah masa pelaporan.
 Tanggal efektif
 Perusahaan memakai pernyataan ini pada periode tahun buku yang dimulai pada atau
setelah 1 Januari 2012.
 Penarikan
 Pernyataan ini mengambil alih PSAK 8 (revisi 2003)
 Untuk mekanismenya PSAK 8 adalah sebagai berikut :
 Pertama, entitas akan mengecek jumlah pengakuan dalam laporan keuangan untuk
penyesuaian setelah periode pelaporan.
 Setelah entitas melakukan penyesuaian, mereka akan memberi tanggal kapan
penerbitan otorisasi laporan keuangan dilakukan.
 Jika terdapat informasi tambahan setelah periode pelaporan terkait kondisi pada akhir
periode pelaporan, maka entitas akan memperbarui pelaporan itu sesuai kondisi dan
informasi terkini.
 Penerapan untuk penerapan PSAK 8 dalam pandemi Covid 19 :
 Terjadinya perkembangan pandemi Virus Corona yang mendunia atau Covid 19,
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia menjelaskan terkait
keraguan yang didapatkan karena pandemi virus covid ini, bahwa secara berkala dapat
memengaruhi pertimbangan atau judgement entitas dalam menyusun laporan
keuangan untuk menerbitkan dan memutuskan sebagai petunjuk atau guidance,
khususnya diberbagai entitas di perusahan bidang bisnis untuk pembuatan laporan
keuangan.
 Standar Akuntansi Keuangan memiliki basis tumpuan pilar, yang menyediakan tempat
untuk entitas dalam memakai beberapa pertimbangan untuk mengerjakan dan
menyelesaikan masalah – masalah dalam akuntansi yang muncul akibat pandemi
Covid-19. Misalnya :
- PSAK 8 Peristiwa Setelah Periode Pelaporan. Di terapkannya PSAK 8 ini berfungsi
untuk memberikan suatu petunjuk apa pandemi corona ini atau Covid19 yang
merupakan peristiwa setelah tanggal periode pelaporan dan dapat mempengaruhi
laporan keuangan. Arti dari PSAK 8 paragraf 03 adalah peristiwa penyesuaian
sesudah periode pelaporan atau adjusting events sebagai kejadian yang memberikan
suatu bukti – bukti bahwa terdapat suatu kondisi dalam akhir periode pelaporan.
- Kemudian peristiwa nonpenyesuai sesudah periode pelaporan, yang mana
menjelaskan terkait kondisi yang timbul setelah periode pelaporan. Organisasi
Kesehatan Dunia menemukan suatu laporan dari negara yang berasalnya virus
corona, Wuhan bahwa sudah terjadi banyaknya kasus penyakit paru – paru dan
pernapasan di Wuhan dari virus yang kita kenal sekarang adalah corona. Dan WHO
mengumumkan wabah viruh tersebut menjadi darurat global sekitar tanggal 28 – 29
Jan 2020 atau akhir bulan januari. Sedangkan pasien positif corona di negara
Indonesia diberitahukan oleh Presiden Joko Widodo sekitar bulan Maret awal di
tahun 2020. Melihat berdasarkan yang sudah terjadi, DSAK IAI menyatakan
terjadinya corona di Indonesia adalah bukan dari peristiwa penyesuai yang
memengaruhi jumlah yang diakui pada laporan keuangan. Entitas lebih harus
memberikan kepastian pengukuran aset dan liabiliti kondisi pada tanggal pelaporan
keuangan.Namun demikian, di PSAK 8 par 14 meminta entitas mempertimbangkan
pendapat dari langsungnya usaha dalam susunan laporan keuangan jikalau entitas
sangat yakin bahwa ada peristiwa sesudah periode pelaporan dimana sangat
signifikan dengan demikian itu membuat atau mengancam terjadinya langsungan
usaha di masa depan. Entitas diharuskan menggunakan pertimbangannya bahwa
pandemi Covid-19 dapat membuat pengaruh langsungannya usaha entitas dengan
mempertimbangkan semua yang ada baik itu informasi yang masuk, mencakup
suatu program yang dibuat oleh pemerintah. 
- Memberi kemungkinan bahwa perusahaan dapat mempertimbangkan asumsi
kelangsungan usaha dalam penyusunan laporan keuangan di masa depan,
berdasarkan dengan fakta-fakta dan informasi relevan apakah pandemi COVID 19
mempengaruhi kelangsungan usaha entitas atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA

1. iaiglobal.or.id. (2020, 27 Agustus). PSAK 8 Peristiwa Setelah Periode Pelaporan.


Diakses pada tanggal 12 Mei 2021, dari http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-
keuangan/pernyataan-sak-13-psak-8-peristiwa-setelah-periode-pelaporan

2. iaiglobal.or.id. (2020, 1 April). PRESS RELEASE – DAMPAK PANDEMI COVID-19


TERHADAP PENERAPAN PSAK 8 PERISTIWA SETELAH PERIODE
PELAPORAN DAN PSAK 71 INSTRUMEN KEUANGAN. Diakses pada tanggal 18
Mei 2021, dari http://iaiglobal.or.id/v03/berita-kegiatan/detailberita-1231-press-release-
%E2%80%93-dampak-pandemi-covid19-terhadap-penerapan-psak-8-peristiwa-setelah-
periode-pelaporan-dan-psak-71-instrumen-keuangan

3. staff.blog.ui.ac.id. (2010, 1 Juni). Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi


Keuangan Peristiwa Setelah Periode Pelaporan. Diakses pada tanggal 14 Mei 2021, dari
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/ED-PSAK-8-revisi-2010-Peristiwa-
Setelah-Akhir-Periode-Pelaporan.pdf

4. pkfhadiwinata.com. Penerapan PSAK 8 dan PSAK 71 dalam kondisi Pandemi COVID-


19. Diakses pada tanggal 18 Mei 2021, dari
https://www.pkfhadiwinata.com/news-and-events/news/penerapan-psak-8-dan-psak-71-
dalam-kondisi-pandemi-covid-19/

Anda mungkin juga menyukai