Halaman
Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Sultan Agung Banjarbaru tentang Panduan
Asesmen 2
1
PERATURAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
NOMOR /PER/RSI-SA/V/2020
TENTANG
PANDUAN ASESMEN SPIRITUAL PASIEN
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM
DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
BANJARBARU
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : PERATURAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
BANJARBARU TENTANG PANDUAN ASESMEN SPIRITUAL PASIEN
Pasal 1
Panduan Asesmen Spiritual Pasien menjadi acuan dalam melakukan identifikasi masalah psikospiritual
melalui proses pengumpulan informasi dari data psikospiritual pasien pada saat masuk di rumah sakit
untuk dilakukan terapi tindak lanjut hingga pasien pulang;
Pasal 2
Panduan Asesmen Spiritual Pasien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri atas:
Bab I Pendahuluan;
Bab II Ruang Lingkup;
Bab III Tata Laksana;
Bab VI Dokumentasi;
Bab V Penutup.
Pasal 3
Panduan Asesmen Spiritual Pasien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Banjarbaru ini.
Pasal 4
Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Islam Sultan Agung Banjarbaru ini berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Banjarbaru
Pada Tanggal 5 Syawal 1441 H
28 Mei 2020 M
DIREKTUR UTAMA
BAB I
PENDAHULUAN
Islam memandang dan menempatkan nikmat sehat menjadi nikmat kedua yang harus diminta
sesudah nikmat keimanan. Sebagaimana sabda Rasulullah:“Mohonlah kesehatan kepada Allah,
sesungguhnya karunia yang paling baik sesudah keimanan adalah kesehatan” (HR.Ibnu Majjah).
Dengan konsep sehat secari Islami diharapkan mampu menciptakan komitmen keagamaan yang
tinggi bagi pasien. D.B.Lardson, dalam bukunya Religious Commitment and Health mengatakan,
bahwa komitmen keagamaan sangat penting dalam mencegah seseorang jatuh sakit,
meningkatkan kemampuan seseorang dalam menghadapi penderitaan ketika sedang sakit dan
mempercepat penyembuhan penyakit. Dengan demikian asesmen (pengkajian) spiritual sangatlah
perlu dilakukan untuk melakukan terapi kesembuhan.
Asesmen spiritual merupakan proses pengumpulan informasi dari data psikospiritual pasien pada
saat masuk di rumah sakit untuk dilakukan terapi tindak lanjut hingga pasien pulang. Asesmen
spiritual meliputi:
a. Asesmen Spiritual awal pasien IGD/Rawat Jalan
b. Asesmen Spiritual tambahan pasien IGD/Rawat Jalan
c. Asesmen Spiritual Ulang pasien Rawat Inap
d. Asesmen Spiritual Pulang Pasien Rawat Inap
4
BAB II RUANG
LINGKUP
Asesmen spiritual pasien dilakukan oleh petugas rumah sakit yang berkompeten dan bertanggung
jawab dalam melakukan asesemen baik dari segi medis maupun spiritual pasien, karena hal tersebut
merupakan tanggungjawab moral yang kelak akan dimintai pertanggung jawabannya.
Asesmen spiritual pasien dimulai dari kedatangan, hingga pasien mendapat pelayanan baik di
Instalasi
Gawat Darurat, Rawat Jalan, Rawat Inap. Asesmen ditujukan untuk pasien muslim dan non muslim.
Asesmen spiritual pasien perlu mempertimbangkan agama, kondisi, usia, dan kebutuhan spiritual
pasien. Proses asesmen pasien dimulai dari pendaftaran yang akan melakukan identitas pasien dan
kebutuhan pelayanannya.
10
menerus pada saat rawat inap. Dilakukan identifikasi kondisi spiritual pasien sebagai
berikut
11
1) Identitas pasien (nama, umur, ruang, tanggal, sumber data)
2) Anamnesis, yakni proses penggalian informasi antara petugas bimbingan pelayanan
Islami dengan pasien dan atau keluarga dimulai dari indentifikasi pasien, keluhan
utama guna menegakkan diagnosis. Anamnesis spiritual pasien meliputi :
Penerimaan kondisi sakit
Pertama, berisi tentang pernyataan pasien dan keluarga dalam menerima kondisi
sakit pasien, yaitu; menerima, tidak menerima, tabah, sedih, sabar, mengeluh.
Kedua, Ekspresi dari pasien, yaitu : senyum, sedih, mengikuti nasihat, menolak
nasihat, semangat, marah,pasrah, cemas.
Salah satu indikator pasien menerima kondisi sakit, diantaranya pasien mampu
memaknai kondisi sakit yang diderita bahwa ini merupakan cara Allah agar hamba
mampu lebih mendekatkan diri kepada-Nya.
Pelaksanaan ibadah salat pasien
Pertama, berisi pernyataan pasien dan keluarga tentang pelaksanaan ibadah salat
pasien baik sebelum atau setelah sakit dengan pilihan jawaban displin, kadang-
kadang, tidak. Kedua, berisi tentang media bersuci (wudlu, tayammum) dan hafalan
bacaan (al-fatihah, rukuk, sujud, tasyahud)
b. Assesmen Spiritual Tambahan adalah proses pengumpulan informasi dan data mengenai
kondisi spiritual pasien pada populasi tertentu yang dilakukan sesuai kebutuhan khusus
pelayanan spiritual pasien pada saat di rawat inap. Adapun kriteria yang masuk dalam
populasi tersebut antara lain :
Pasien dengan gangguan emosional atau psikis berat
Pasien dengan hambatan taharah
Pasien dengan hambatan untuk menjalankan ibadah
Pasien dengan kebutuhan konseling spiritual
Pasien dengan fase terminal dalam waktu yang lama
Pasien dengan kondisi sakaratul maut
Berdasarkan masalah psikospiritual di atas, maka akan dilakukan tindak lanjut/rencana
terapi sebagai berikut :
Motivasi penerimaan sakit dan kesembuhan
Pemberian dorongan psikospiritual dan emosional pasien untuk selalu husnudzon
dalam menerima kondisi sakit dengan menceritakan tentang hikmah orang sakit,
keutamaan orang sakit dan meyakinkan bahwa kesembuhan akan didapat jika ada
usaha serta diiringi dengan doa (memohon kesembuhan kepada Allah SWT).
Bimbingan Fikih Pasien (Taharah, Salat, Puasa)
Bagi pasien yang tidak sanggup melakukan wudlu karena takut rasa sakit bertambah
atau kesembuhan semakin lama, maka diberikan bimbingan bersuci dengan debu
sebagai ganti dari wudlu (tayammum). Dalam pelaksanaannya jika tidak sanggup
untuk bertayammum sendiri, maka orang lain boleh mentayammumkannya.
Cara bertayammum :
Pertama, membaca Niat :”Nawaitut tayammuma listibahatissalati fardlollillahi
ta’ala”. Kedua, letakkan kedua tangan pada tembok/sprei/tirai yang diyakini ada
debunya dan bersih dari kotoran dan atau menggunakan tayammum pad yang telah
disediakan. Ketiga, usapkanlah kedua telapak tangan ke muka. Keempat,
dilanjutkan mengusap kedua belah tangan kita secara bergantian dimulai tangan
kanan kemudian tangan kiri.
Pasien yang tidak mampu melaksanakan salat dengan sempurna (posisi dan
bacaan),
dikarenakan kondisi sakit yang dideritanya, akan diberikan bimbingan salat yang
disesuaikan dengan kemampuan salat pasien meliputi posisi duduk, tidur miring,
tidur berbaring, atau dengan isyarat.
Bimbingan Fikih Wanita
Bimbingan yang diberikan kepada pasien hamil dan melahirkan terkait haid, nifas
dan kaifiyah-kaifiyahnya terkait pada masa kehamilan, melahirkan dan menyusui.
Bimbingan Doa
Pemberian bimbingan doa yang berhubungan dengan proses penyembuhan,
diantaranya : doa kesembuhan, doa sebelum minum obat, doa sebelum/setelah
tindakan operasi dan lain sebagainya.
Bimbingan membaca/menghafal Al Qur’an
Pemberian bimbingan membaca/menghafal ayat atau surat dalam Al Quran bagi
pasien dan atau keluarga selama masa perawatan di rumah sakit.
Bimbingan Dzikir
Mengajak pasien dan keluarga untuk selalu mengingat kepada Allah SWT agar
senantiasa mendapatkan perlindungan, bimbingan dan kesembuhan dari-Nya. Hal
ini dilakukan dengan mengajak pasien untuk membaca kalimah thayyibah.
Quranic Healing
Terapi yang diberikan kepada pasien, terutama pasien ICU dengan
memperdengarkan ayat-ayat al-quran/ruqyah syar’iyyah lewat media audio yang
telah disediakan rumah sakit dengan harapan mudah-mudahan pasien
mendapatkan ridla Allah SWT sehingga diberikan kelancaran dalam proses
perawatannya di rumah sakit dan mendapat kesembuhan.
Motivasi keluarga pasien
Pemberian dorongan psikopsiritual dan emosional keluarga pasien untuk selalu
husnudzon dalam menerima kondisi sakit dengan menceritakan tentang hikmah
orang sakit, keutamaan orang sakit dan meyakinkan bahwa kesembuhan akan
didapat jika ada usaha serta diiringi dengan doa (memohon kesembuhan kepada
Allah SWT).
Anjuran bersedekah
Pemberian anjuran bagi pasien/keluarga untuk bersedekah dengan harapan
mendapatkan ridla Allah SWT sehingga memberikan kelancaran dalam proses
perawatan dan mendapat kesembuhan.
Talqin
Pemberian bimbingan bagi pasien sakaratul maut beserta keluarganya
Ruqyah Syar’iyyah
Ruqyah Syar’iyyah merupakan metode terapi dengan membaca doa dan bacaan-
bacaan yang mengandung permintaan tolong dan perlindungan kepada Allah SWT
untuk mencegah atau mengobati bala dan penyakit. Terapi ini menggunakan ayat-
ayat alqur’an atau hadist shahih, tanpa mengubah susunan kalimatnya dengan
bahasa arab yang fasih, dibaca dengan jelas sehingga tidak merubah dari makna
yang asli.
Terapi Dzikir
Terapi yang diberikan kepada pasien terutama pasien jiwa dengan membaca
istighfar, tasbih, tahlil, tahmid, asmaul husna, al qur’an dan kalimah
thayyibah
lainnya. Terapi ini dilakukan dengan harapan pasien mendapatkan ketenangan hati
dan fikiran sehingga mampu menjadikan jiwa pasien pulih dengan ridlo Allah SWT.
Terapi salat tahajud
Terapi yang diberikan kepada pasien terutama pasien tahap terminal (oncology
center dan hemodialisa) dengan melaksanakan salat tahajud. Terapi salat tahajud
ini dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
Manajemen Nyeri secara syariah
Suatu sistem pelayanan manajeman nyeri yang dilakukan di ruangan untuk
mengatasi masalah nyeri pasien selama perawatan secara syariah. Dalam
pelaksanaannya, pendampingan petugas Bimbingan Rohani Islam disesuaikan
kondisi nyeri yang dirasakan pasien:
Apabila dalam kondisi nyeri ringan pada skala 1-3 (sedikit mengganggu aktivitas
sehar-hari), ajaklah pasien untuk memohon ampun kepada Allah dengan
mengucapkan istighfar “Astaghfirullahal ‘Azhim” berulangkali
Apabila dalam kondisi nyeri sedang pada skala 4-6 (gangguan nyata terhadap
aktivitas sehar-hari), ajaklah pasien berdzikir dengan membaca kalimat
thayyibah sesuai kemampuan seperti mengucapkan tasbih “Subhanallah”,
tahmid “Alhamdulillah”, takbir “Allahu Akbar” atau tahlil “Laa Ilaha Illallah”
berulangkali
Apabila dalam kondisi nyeri berat pada skala 7-10 (tidak dapat melakukan
aktivitas sehar-hari), ajaklah pasien agar mengingat Allah dan menanamkan
sikap selalu husnuzhan kepada Allah
Dalam pemberian terapi spiritual ini, petugas menggunakan satu/ beberapa metode
berikut; pertama, demontrasi yakni berupa ceramah tentang hikmah sakit dan materi
keislaman lainnya. Kedua, diskusi, yakni dengan bimbingan secara personal ke setiap
pasien, dan Ketiga, leaflet, yakni dengan membagikan edukasi Islami dalam bentuk
leaflet dan buku kerohanian/ buku panduan muslimah.
c. Asesmen Spiritual Pulang adalah proses pengumpulan informasi dan data mengenai
spiritual pasien ketika akan pulang setelah proses perawatan di rumah sakit, asesmen ini
meliputi :
1) Keadaan pasien ketika keluar, Pertama; kondisi ibadah (displin, kadang-kadang, tidak)
14
Kedua; kondisi psikospiritual (menerima, mengeluh, menolak)
15
2) Pemberian saran/rencana tindak lanjut
Setelah pemberian terapi spiritual lanjut, pasien akan diberikan saran/rencana tindak
lanjut oleh petugas Bimbingan Rohani Islam sesuai dengan kondisi akhir pasien ketika
akan pulang
3) Pemberian edukasi Islami (leaflet/buku kerohanian/buku panduan muslimah)
16
BAB IV
DOKUMENTASI
A. Rekapitulasi Data
Rekapitulasi data dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasila kinerja yang
dilaksanakan sesaui dengan program kerja.
B. Monitoring
Monitoring dilakukan bertujuan untuk memantau kepatuhan petugas dalam melaksanakan
kegiatan sehari-hari dan untuk memastikan asesmen spiritual pasien sebagai salah satu proses
pelayanan di Rumah Sakit Islam Sultan Agung. Monitoring dilakukan oleh Tim yang terdiri dari
pimpinan unit kerja dan manajer Bimbingan Pelayanan Islami.
C. Evaluasi
Evaluasi dilakukan oleh petugas Bimbingan Rohani Islam dan dilakukan setiap tiga bulan
sekali.
D. Bentuk-bentuk dokumentasi yang dilakukan sebagai bukti pelaksanaan kinerja bagian bimbingan
Rohani Islam antara lain berupa:
1. Dokumentasi laporan bulanan, tiga bulanan dan tahunan
2. Buku-buku bimbingan rohani
3. Form bimbingan dan form-form lainnya yang terkait dengan kinerja BPI
4. Foto – foto dokumentasi saat dilakukan pada saat pelaksanaan
kegiatan
BAB V
PENUTUP
Telah disusun Buku Panduan Asesmen Spiritual Pasien Rumah Sakit Islam Sultan Agung, yang
dapat digunakan sebagai acuan pelaksanaan asesmen pasien dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan yang Islami.
Panduan Asesmen Spiritual Pasien ini akan ditinjau ulang secara periodik, oleh sebab
itu
masukan yang bersifat membangun sangat diharapkan.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Buku
Panduan Bimbingan Rohani Pasien ini, semoga Allah SWT selalu menyertai ibadah kita dalam
rangka menyelamatkan kehidupan umat.