NOMOR 1245/PER/RSI-SA/II/2020
0
DAFTAR ISI
Halaman
Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Sultan Agung tentang Panduan Bimbingan
2
Rohani Islam …………………………………………………………………………………………………….
1
PERATURAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
NOMOR 1245/PER/RSI-SA/I/2020
TENTANG
PANDUAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM
DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
Menimbang : a. bahwa manusia adalah makhluk fisik sekaligus psikologis yang saling berkaitan,
setiap penyakit yang menyerang fisik manusia, pastilah mempengaruhi kondisi
psikisnya yang berpengaruh terhadap tingkat keagamaannya;
b. bahwa pelayanan medis diwajibkan memberikan bimbingan rohani kepada setiap
pasien di rumah sakit karena pasien tidak hanya memerlukan perawatan secara
klinis semata tetapi memerlukan penguatan rohani oleh orang yang ahli
dibidangnya;
c. bahwa bimbingan rohani Islam mempunyai peran yang sangat besar sebagai upaya
membantu kesembuhan pasien di rumah sakit yakni mampu membantu
menenangkan jiwa dari goncangan penyakit yang diderita, mengembalikan
kepercayaan diri dan motivasi pasien, dan membantu pasien untuk tetap tabah
dalam menghadapi ujian dari Allah SWT;
d. bahwa untuk maksud sebagaimana angka a dan b diatas, maka perlu disusun
Panduan Bimbingan Rohani Pasien di Rumah Sakit Islam Sultan Agung;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2010 tentang kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 /Menkes/Per/ III/ 2008 tentang Pelayanan
Rumah Sakit.
4. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor L07/DSN-
MUIIX/2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit Berdasarkan Prinsip
Syariah;
5. Keputusan Pengurus Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Nomor : 12/SK/YBW-
SA/II/2018 tentang Pengangkatan dr H Masyhudi AM, M.Kes sebagai Direktur Utama
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Masa Bakti 2018-2022;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : PERATURAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG TENTANG
PANDUAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM PASIEN
Pasal 1
2
Panduan Bimbingan Rohani Islam Pasien menjadi acuan dalam memberikan pelayanan secara holistic
dengan tujuan memberikan motivasi untuk penguatan rohani pasien yang dilakukan oleh orang yang
ahli dibidangnya;
Pasal 2
Panduan Bimbingan Rohani Pasien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri atas:
Bab I Pendahuluan;
Bab II Ruang Lingkup;
Bab III Tata Laksana;
Bab VI Dokumentasi;
Bab V Penutup.
Pasal 3
Panduan Bimbingan Rohani Pasien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Islam Sultan
Agung ini.
Pasal 4
Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Islam Sultan Agung ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Semarang
Pada Tanggal 07 Jumadil Awal 1441 H
03 Januari 2020 M
DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
3
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
NOMOR 1245/PER/RSI-SA/I/2020
TENTANG PANDUAN BIMBINGAN ROHANI
PASIEN
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah Sakit adalah suatu unit organisasi pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan secara paripurna kepada segenap lapisan masyarakat meliputi pelayanan yang
bersifat kuratif dan rehabilitatif yang terpadu dengan pelayanan promotif dan preventif dalam
keseimbangan fisik, mental, emosional maupun spiritual.
Untuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara paripurna, perlu didukung oleh sumber
daya rumah sakit yang cukup agar kegiatan pelayanan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Karenanya rumah sakit perlu memiliki sumber daya insan yang mampu memberikan pelayanan
secara responship terhadap kebutuhan masyarakat, yaitu tersediannya pelayanan kesehatan
secara islami.
Berdasarkan pada Konsep Sehat WHO semenjak tahun 1948 yang menyatakan bahwa: “Health is
state of complete pysical, mental and sosial well-being and not merely the absence of disease or
infirmity”, ternyata dengan konsep tersebut belum menemukan solusi yang universal terhadap
penyembuhan holistik, demi mewujudkan penyembuhan secara holistic, maka Mulai awal tahun
1998 konsep sehat menurut WHO ditambah dengan aspek SPIRITUAL. Dengan masuknya unsur
spiritual dalam konsep sehat, maka pelayanan kesehatan Islami akan mudah direalisasikan.
Sebab Kesehatan adalah nikmat yang sangat penting dalam pandangan Islam.
Islam memandang dan menempatkan nikmat sehat menjadi nikmat kedua yang harus diminta
sesudah nikmat keimanan. Sebagaimana sabda Rosulullah:“Mohonlah kesehatan kepada Allah,
sesungguhnya karunia yang paling baik sesudah keimanan adalah kesehatan” (HR.Ibnu Majjah).
Dengan konsep sehat secari islami diharapkan mampu menciptakan komitmen keagamaan yang
tinggi bagi pasien. D.B.Lardson, dalam bukunya Religious Commitment and Health mengatakan,
bahwa komitmen keagamaan sangat penting dalam: Mencegah seseorang jatuh sakit,
Meningkatkan kemampuan seseorang dalam menghadapi penderitaan ketika sedang sakit dan
Mempercepat penyembuhan penyakit ketika seseorang sedang sakit.
4
Idealnya yang berperan penting dalam proses tersebut adalah dokter atau ahli medis yang
menangani secara langsung terhadap pasien, akan tetapi dengan berbagai macam kendala baik
waktu maupun kemampuan keilmuannya, sebagai solusi maka peran pendekatan spiritual
dialihkan kepada petugas kerohanian.
Petugas kerohanian merupakan petugas yang melaksanakan proses pemeliharaan, pengurusan,
penjagaan aktivitas rohaniah, insaniah, agar tetap berada dalam situasi dan kondisi yang fitrah
dalam rangka mewujudkan keyakinan, sabar, tawakal, berikhtiar dalam mengatasi masalah,
menjalani anugerah ni’mat yang berupa kesehatan.
Bagian kerohanian merupakan salah satu bagian non medis yang memiliki peran dalam
mendukung pelayanan islami di RSI Sultan Agung, sehingga perlu dibuatkan Panduan Bimbingan
Rohani Islam sebagai petunjuk dalam pelaksanaan tugas.
5
BAB II
RUANG LINGKUP
a. Pengkajian/Assesmen Spiritual
b. Pendampingan Bimbingan Psiko-spiritual untuk pasien dan keluarga
c. Bimbingan Fikih pasien
d. Bimbingan Fikih wanita (kehamilan, melahirkan dan menyusui)
e. Penanganan manajemen nyeri secara syariah
f. Motivasi spiritual
g. Pemberian Buku Bimbingan Rohani Islam
h. E-BPI (Aplikasi E- Visit)
6
BAB III
TATA LAKSANA
Adapun Langkah-langkah pendataan dan proses asesmen spiritual pasien sebagai berikut:
- Petugas Bimbingan dan Pelayanan Islami (BPI) mengisi lembar asesmen spiritual
pasien maksimal 1x24 jam.
7
- Petugas Bimbingan dan Pelayanan Islami (BPI) mempersiapkan form asesmen
spiritual.
- Petugas Bimbingan dan Pelayanan Islami (BPI) melakukan identifikasi pasien.
- Petugas Bimbingan dan Pelayanan Islami (BPI) memberikan tanda centang pada
kolom yang tersedia dan tulis tangan pada kolom yang tersedia.
- Petugas Bimbingan dan Pelayanan Islami (BPI) memberikan catatan khusus mengenai
saran dan tindak lanjut yang tertera pada form asesmen spiritual ulang.
- Petugas BPI menyerahkan buku sesuai dengan kebutuhan edukasi pasien dan
meminta tanda tangan pasien atau keluarga.
- Petugas Bimbingan dan Pelayanan Islami (BPI) membubuhkan tanda tangan pada
kolom yang tersedia.
- Petugas Bimbingan dan Pelayanan Islami (BPI) memasukkan form asesmen spiritual
pada area asuhan keperawatan.
b. Pendampingan Bimbingan Psiko-spiritual untuk pasien dan keluarga
Pelayanan bimbingan psikospiritual pasien adalah proses pemberian bantuan maupun
santunan rohani kepada pasien dan keluaranya selama dirawat di rumah sakit dalam
bentuk pemberian motivasi agar tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan, dengan
memberikan tuntunan doa, cara bersuci, Salat dan amalan ibadah lainnya yang dilakukan
dalam keadaan sakit dengan tujuan agar terpelihara dan terjaga aktivitas rohaniah,
insaniah dan tetap dalam situasi dan kondisi fitrah.
Adapun Langkah – langkah pendampingan bimbingan Psikospiritual dalam proses
pelayanan pasien rawat inap sebagai berikut :
- Petugas BRI mendata pasien rawat inap melalui data pasien rawat inap pada IT
Blog
- Petugas BRI mempersiapkan kebutuhan bimbingan berupa; Data pasien rawat inap,
buku bimbingan rohani pasien, form asesmen spiritual pasien, Bulpoint, leaflet
tuntunan tayamum, leaflet doa anak sehari hari bagi pasien anak dan buku
bimbingan muslimah bagi pasien annisa.
- Petugas BRI mendatangi keperawatan menanyakan identitas pasien dan pasien
yang sangat membutuhkan bimbingan.
- Perawat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh petugas BRI.
8
- Petugas BRI mulai melakukan bimbingan dengan prosedur; mengetuk pintu dan
mengucapkan salam.
- Petugas BRI menanyakan kondisi terkini pasien dan memerikan motivasi yang
dibutuhkan pasien dan diakhiri dengan doa kesembuhan.
- Petugas BRI berpamitan dengan mengucapkan salam dan menutup pintu kamar
pasien.
- Petugas BRI mencatat pada form asesmen spiritual pasien lanjutan dan pulang
serta mencatat pada form kebutuhan edukasi dan informasi pasien.
- Petugas BRI berpamitan dengan petugas keperawatan dan mengucapkan salam.
a. Jika tidak sanggup bersuci dengan menggunakan air karena kondisinya yang
memang lemah atau karena khawatir sakitnya bertambah parah atau menunda
9
kesembuhannya, maka pasien diperbolehkan bertayammum. Adapun tata cara
tayamum sebagai berikut :
1. Lakukan Niat terlebih dahulu
“Nawaituttayammuma listibahatis Shalati fardholillahita’ala”Tempelkan
2. kedua telapak tangan pada tempat yang diyakini terdapat debu suci yang
menempel seperti dinding atau menggunakan tayammum pad yang sudah
disediakan.
3. Tempelkan kedua telapak tangan pada tempat yang diyakini terdapat debu
suci yang menempel seperti dinding atau menggunakan tayammum pad
yang sudah disediakan.
4. Tiuplah atau tepuk debu yang menempel untuk mendapatkan lapisan debu
lebih tipis.
5. Usaplah bagian muka dengan kedua tangan secara merata.
6. Tempelkan kembali kedua telapak tangan pada tempat yang diyakini
terdapat debu suci.
7. Usaplah debu pada tangan dengan cara tempelkan tangan kiri pada sisi
dhohir tangan kanan, kemudian gerakkan tangan kiri hingga kesiku dan
berbalik arah melanjutkan pada sisi yang lain.
8. Lakukan secara tertib.
b. Bimbingan Salat
1. Apa bila pasien mampu mendirikan shalat dengan berdiri, maka dianjurkan
untuk berdiri. Jika pasien tidak mampu salat dengan berdiri, petugas akan
membimbing dengan posisi duduk. Adapun cara melakukan salat dengan
posisi duduk adalah:
1) Ambilah posisi duduk yang paling mudah untuk dikerjakan (lebih
diutamakan dengan posisi duduk iftirosy / bersimpuh)
2) Awali salat dengan berniat dilanjutkan dengan takbiratul ihram
3) Lakukan rukuk dengan tumakninah
4) Lakukan I’didal kemudian sujud. Lakukan sujud sebagaimana salat pada
umumnya, yaitu menempelkan kedua telapak tangan dandahi pada
tempat sujud.
5) Lakukan duduk tasyahud yakni kedua tangan berada diatas paha,
dimana posisi tangan kanan menggenggam dengan jari telunjuk
10
menjulur kedepan, untuk memudahkan gerakan jari mengiringi lafal
asyhadu an laailaa ha illallah
6) Melakukan salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri
2. Jika tidak mampu melaksanakan dengan cara duduk, maka shalat bisa
dilakukan dengan cara berbaring menghadap kiblat dengan miring di sisi
kanan (lebih baik dari pada sisi kiri) dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Lakukan salat dalam keadaan terlentang, diutamakan posisi kepala
lebih tinggi agar dapat mengahadap kearah kiblat dengan niat
2) Lakukan takbiratul ihram dan meletakkan kedua tangan diatas perut
3) Lakukan rukuk dengan cara sedikit mengangkat kepala
4) Lakukan sujud dengan mengangkat kepala lebih tinggi dr gerakan rukuk
5) Lakukan duduk iftirasy, yakni memposisikan kedua tangan diatas paha.
Tangan menggenggam dengan posisi jari telunjuk menjulur kedepan
untuk memudahkan gerakan jari mengiringi lafadz “Asyhadu an
laailaahaaillallahaaa”
6) Akhiri salat dengan gerakan salam, menoleh kekanan dan kekiri
3. Jika tidak mampu melaksanakan dengan cara miring, maka shalat bisa
dilaksanakan dengan cara terlentang, kedua kakinya diarahkan ke kiblat
dan lebih afdhol kepalanya diangkat sedikit untuk menghadap ke kiblat
4. Jika tidak mampu melaksanakan shalat dengan ruku’ dan sujud, maka bisa
dengan memakai isyarat dengan kepala Jika tidak mampu mengisyaratkan
dengan kepala pada waktu ruku’ dan sujud, maka bisa dilaksanakan dengan
isyarat mata.
5. Jika tidak mampu mengisyaratkan dengan mata, maka shalat dapat
dilaksanakan dengan hati.
6. Petugas kesehatan berpamitan dengan mengucapakan salam
(wassalamu’alaikumWr. Wb).
7. Petugas kesehatan melakukan dokumentasi dengan cara menulis materi
edukasi fikih pasien pada lembar edukasi dan informasi serta
membubuhkan tanda tangan dan nama terang.
d. Bimbingan Fikih wanita (kehamilan, melahirkan dan menyusui)
Pelayanan psikospiritual pasien maternal adalah pelayanan rohani yang diberikan kepada
pasien muslimah dalam kondisi sebagai berikut:
11
- Perencanaan kehamilan
- Masa kehamilan
- Melahirkan
- Menyusui baik untuk anaknya sendiri maupun anaknya orang lain
- Keluarga Berencana (KB)
- Wanita hamil dalam kondisi abortus.
12
- Petugas Bimbingan dan Pelayanan Islami mendatangi nurse ststion maksimal
10 menit dari informasi yang diterima, dan melakukan konfirmasi ulang
terkait keluhan nyeri pasien dan ruang rawat inap pasien.
- Petugas Bimbingan dan Pelayanan Islami melakukan pendampingan sesuai
kondisi nyeri yang dirasakan pasien:
1) Apabila dalam kondisi nyeri ringan pada skala 1-3 (sedikit mengganggu
aktivitas sehar-hari), ajaklah pasien untuk memohon ampun kepada
Allah dengan mengucapkan istighfar “Astaghfirullahal ‘Azhim”
berulangkali.
2) Apabila dalam kondisi nyeri sedang pada skala 4-6 (gangguan nyata
terhadap aktivitas sehar-hari), ajaklah pasien berdzikir dengan
membaca kalimat thayyibah sesuai kemampuan seperti mengucapkan
tasbih “Subhanallah”, tahmid “Alhamdulillah”, takbir “Allahu Akbar”
atau tahlil “Laa Ilaha Illallah” berulangkali.
3) Apabila dalam kondisi nyeri berat pada skala 7-10 (tidak dapat
melakukan aktivitas sehar-hari), ajaklah pasien agar mengingat Allah
dan menanamkan sikap selalu husnuzhan kepada Allah.
- Petugas Bimbingan dan Pelayanan Islami memberikan motivasi spiritual
pasien kepada keluarga pasien dengan nasihat agar tetap tenang dan terus
membaca do’a atau dzikir apabila kondisi pasien merasakan nyeri
berkelanjutan.
- Petugas Bimbingan dan Pelayanan Islami mencatat penatalaksanaan nyeri
secara syariah dalam form pengkajian spiritual pasien yang berada di nurse
station sesuai dengan terapi yang dilakukan.
f. Motivasi spiritual
Motivasi merupakan kekuatan pendorong dalam diri seseorang yang mendorong mereka
untuk bertindak. Kekuatan pendorong ini dihasilkan dari ketegangan, yang merupakan
akibat dari kebutuhan yang tak terpenuhi. Individu berusaha baik secara sadar maupun
tidak sadar untuk mengurangi ketegangan ini melalui perilaku yang mereka antisipasi
dengan memenuhi kebutuhan mereka dan dengan demikian dapat membebaskan
13
mereka dari stres yang mereka rasakan. Motivasi spiritual merupakan dorongan kuat
untuk memenuhi kebutuhan fitrahnya, secara garis besar motivasi spiritual meliputi:
motivasi akidah, motivasi ibadah dan motivasi muamalah.
Langkah-langkah dan proses pemberian motivasi spiritual adalah sebagai berikut:
- Petugas BPI mengunjungi pasien dengan mengetuk pintu dan mengucap salam
- Petugas BPI memperkenalkan diri dan melakukan identifikasi kondisi spiritual
pasien
- Petugas BPI melakukan diagnosis spiritual terkait kebutuhan motivasi yang akan
diberikan kepada pasien
- Petugas BPI menjelaskan kepada pasien tentang motivasi spiritual
- Petugas BPI mengucapkan terimakasih dan berpamitan dengan mengucapkan
salam
14
dilakukan dimanapun petugas berada, menghemat waktu dan memudahkan petugas
dalam pengisian assesment mapun edukasi Islami. Dalam aplikasi E-IPiG meliputi
assesment Spiritual, hasil assesment, Edukasi Islami, Pendampingan talqin, dan
permintaan/ pendampingan khusus pasien.
Langkah-langkah dalam menggunaan aplikasi E-IpiG adalah sebagai berikut:
- Petugas BRI membuka aplikasi BPI mobile yang terdapat pada smart phone masing-
masing
- Petugas BRI memilih menu IpiG
- Petugas BRI memilih ruangan yang akan dikunjungi, kemudian melihat pasien baru
- Petugas melakukan kunjungan kepada pasien, setelah selesai kunjungan petugas
mengeklik nama pasien yang terkunjungi kemudian akan muncul pada layar lima
pilihan (meliputi : Assesment, hasil assesment, Edu.Islami, talqin dan
pendampingan khusus)
- Petugas menginput sesaui dengan apa yang dilakukan pada konten di layar
smartphone..
15
5. cystic fibrosis
6. stroke
7. parkinson
8. gagal jantung/ heart failurs
9. penyakit generatif
10.penyakit infeksi seperti HIV/ AIDS dan TB.
Langkah – langkah pendataan dan proses pelayanan pasien rawat inap sebagai berikut :
- Petugas BRI mendata pasien rawat inap yang termasuk pasien dengan perawatan
paliatif melalui data pasien rawat inap yang diperoleh dari bagian keperawatan.
- Petugas BRI mempersiapkan kebutuhan bimbingan berupa; Data pasien rawat inap,
buku bimbingan rohani pasien, form asesmen spiritual pasien, Bulpoint, leaflet
tuntunan tayamum, leaflet doa anak sehari hari bagi pasien anak dan buku
bimbingan muslimah bagi pasien annisa.
- Petugas BRI mendatangi keperawatan menanyakan identitas pasien dan pasien
yang sangat membutuhkan bimbingan.
- Perawat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh petugas BRI.
- Petugas BRI mulai melakukan bimbingan dengan prosedur; mengetuk pintu dan
mengucapkan salam jika pasien berada di rawat inap. Jika pasien berada di klinik
maka petugas BRI akan memanggil pasien dan mengucapkan salam serta
mempersilahkan pasien untuk duduk.
- Petugas BRI menanyakan kondisi terkini pasien dan memerikan motivasi yang
dibutuhkan pasien dan diakhiri dengan doa kesembuhan.
- Petugas BRI berpamitan dengan mengucapkan salam dan menutup pintu kamar
pasien jika pasien rawat inap. Jika paisen berada di klinik maka petugas BRI akan
melakukan pendokumentasian dengan cara menulis kebutuhan dan materi edukasi
pada form edukasi dan informasi pasien.
- Petugas BRI berpamitan dengan petugas keperawatan dan mengucapkan salam.
16
sedang dideritanya dan memerlukan terapi kuratif yang berhubungan dengan masalah-
masalah psikososial atau psikospiritual yang berkaitan dengan kematian dan proses
kematian. Pelayanan psikospiritual pada pasien sakaratul maut bisa dilakukan oleh
siapapun yang ada bersama pasien saat itu, dengan cara memberikan bimbingan dzikir
dan menuntunnya perlahan agar mengucapkan kalimat thayyibah minimal lafazh “Allah”.
Tujuan rumah sakit memberikan asuhan psikospiritual pada akhir kehidupan adalah agar
keimanan pasien tetap terjaga dan mengantarkannya pada akhir hidup yang baik yaitu
khusnul khatimah, dengan demikian rumah sakit benar-benar menjadi instansi
terkemuka yang mampu memberikan pelayanan prima yang mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia baik biomedis, psikio, sosio maupun spiritual.
Langkah-langkah dan proses pelayanan bimbingan psikospiritual pasien end of life adalah
sebagai berikut:
17
c. Kajian Keagamaan pasien Hemodialisa
Kajian keagamaan pasien Hemodialisa merupakan salah satu bentuk pendekatan spiritual
yang disuguhkan bagi pasien Hemodialisa dengan konsep penyelenggaraan kajian
keagamaan yang dapat dimanfaatkan oleh pasien maupun keluarganya pada saat proses
tindakan hemodialisa berlangsung. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan
motivasi dan semangat bagi pasien dalam menghadapi rutinitas cuci darah yang tidak
menentu kapan berakhir dan sembuhnya, sehingga dengan pendekatan spiritual ini
diharapkan mampu menggugah semangat dan harapan untuk senantiasa mendekatkan
diri kepada Allah demi menyongsong husnul Khotimah.
Langkah-langkah dan proses kajian keagamaan pasien Hemodialisa adalah sebagai
berikut:
- Petugas BPI menyusun jadwal petugas pengisi kajian agama pasien Hemodialisa
- Petugas BPI yang bertugas datang ke ruang Hemodialisa dengan mengucapkan
salam kepada petugas kesehatan
- Petugas BPI mengawali kajian dengan membaca surat al Fatihah terlebih dahulu,
kemudian materi keagamaan disampaikan dengan metode ceramah selama 20
menit
- Petugas BPI mengakhiri kajian agama dengan membaca doa untuk kesembuhan
pasien
- Petugas BPI mencatat materi edukais pada form edukasi pasien
18
- Perawat menginformasikan kepada petugas BPI mengenai adanya pasien sakaratul
maut melalui pesawat telepon ruangan : line 540
- Petugas BPI mencatat informasi dari perawatan dalam formulir “ “Pendampingan
Talqin Pasien Sakaratul Maut”
- Petugas BPI mendatangi nurse station maksimal 5 menit dari informasi yang
diterima, dan mengkonfirmasi ulang kondisi dan ruang rawat inap pasien.
- Petugas BPI menuntun pasien dengan kalimah Syahadatain, jika pasien tidak
mampu mengucapkan kalimah syahadatain maka dituntun untuk mengucapkan
kalimah tahlil (Laaillaha IllaAlloh). Jika pasien tidak mampu juga mengucapkan
kalimah tahlil maka dituntun mengucapkan Allah.
- Petugas keperawatan akan melakukan talqin sesuai langkahno 4, jika pasien dalam
kondisi terminal menjelang ajal terutama pada saat pasien akan menghembuskan
nafas terakhir dan petugas BPI belum berada di ruang keperawatan.
- Petugas BPI membimbing keluarga untuk mengucapkan lafadz tarji’ bila pasien
telah dinyatakan meninggal dunia.
- Petugas BPI atau petugas keperawatan melengkapi data pada form pendampingan
talqin pasien sakaratul maut dan menempelkan form tersebut pada lembar
korespondensi.
3. Pelayanan Spiritual pada pasien dengan permintaan khusus
Pelayanan spiritual pada pasien dengan permintaan khusus adalah suatu bentuk pelayanan
pendampingan yang dilakukan oleh petugas rumah sakit karena permintaan khusus baik dari
Petugas rumah Sakit (dokter atau perawat), pasien maupun keluarga pasien. Jenis layanan
dalam pendampingan khusus antara lain sebagai berikut:
a. Pelayanan Ruqyah Syar’iyah
Ruqyah secara syariat merupakan doa dan bacaan-bacaan yang mengandung permintaan
tolong dan perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk mencegah atau
mengobati bala dan penyakit. Terkadang doa atau bacaan itu disertai dengan sebuah
tiupan dari mulut ke kedua telapak tangan atau anggota tubuh orang yang meruqyah
atau yang diruqyah. Tentunya ruqyah yang paling utama adalah doa dan bacaan yang
bersumber dari Al-Qur`an dan As-Sunnah. Ruqyah dibagi menjadi dua, yakni; ruqyah
syariyah dan ruqyah syirkiyah, sedangkan Pelayanan ruqyah yang diberikan kepada
19
pasien di rumah sakit adalah ruqyah syar’iyah. Pasien yang dalam kondisi tertentu
sehingga perlu mendapatkan penanganan ruqyah syar’iyah adalah pasien dalam kondisi:
- Pasien histeris berlebihan
- Pasien dengan halusiani tinggat tinggi
- Pasien dengan depresi berat
- Pasien dengan kondisi tidak tenang jiwanya
- Dan lain-lain
20
langsung oleh pasien, ataupun secara tidak langsung yaitu menggunakan rekaman suara
yang didengarkan melalui peralatan modern (audio digital).
Langkah-langkah dan proses pelayanan quranic healing adalah sebagai berikut:
- Petugas BPI menyusun jadwal dan sasaran (pasien) pelaksanaan terapi salat
tahajjud
- Petugas BPI memastikan jadwal pelaksanaan dan pasien yang akan dilakukan terapi
salat tahajjud
- Petugas BPI bekerjasama dengan keperawatan pada saat pelaksanaan salat
tahajjud
21
- Proses terapi salat tahajjud dilaksanakan dengan memperhatikan kesucian hati,
niat dan fisik pasien
- Terapi salat tahajjud dilaksanakan dengan 2 rakaat dan setiap gerakan akan
ditambah bacaan dan doa. Pelaksanaan dimulai pada pukul 02.30 sampai dengan
pukul 04.00
- Selesai salat tahajjud akan dilanjutkan dengan dzikir dan doa.
d. Terapi Zikir
Zikir diartikan sebagai perbuatan menyebut, menuturkan, mengingat, menjaga, mengerti
dan perbuatan baik. Zikir juga dapat diartikan sebagai ucapan lisan, gerakan raga maupun
getaran hati sesuai dengan cara-cara yang diajarkan agama, dalam rangka mendekatkan
diri kepada Allah SWT, sebagai upaya untuk menyingkirkan keadaan lupa dan lalai kepada
Allah.
Berkaitan dengan gangguan mental, zikir dapat digunakan sebagai terapi pengobatan
bagi pasien. Karena secara psikologis, mengingat Allah dalam alam kesadaran akan
menimbulkan penghayatan akan kehadiran Allah. Selain itu, pelaksanaan zikrullah yang
dilakukan dengan sikap rendah hati dan suara yang lemah lembut akan membawa
dampak relaksasi dan ketenangan bagi pasien tersebut.
Langkah-langkah dan proses terapi dzikir adalah sebagai berikut:
- Petugas BPI menyiapkan kebutuhan terapi dzikir (buku panduan dzikir dan tasbih
sebagai media untuk mempermudah pasien dalam terapi dzikir)
- Petugas BPI bekerjasama dengan perawat ruang jiwa untuk mempersiapkan pasien
jiwa
- Petugas BPI mengarahkan pasien pada tempat yang disediakan dan proses terapi
dzikir dimulai dengan bacaan surat al- fatihah dan bacaan-bacaan dzikir (Istighfar,
tasbih, tahmid, takbir dan tahlil)
- Pelaksanaan terapi dzikir berlangsung 30 menit
e. Konsultasi keagamaan
Konsultasi keagamaan pasien & keluarga adalah sebuah wadah untuk memberikan suatu
pentunjuk, pertimbangan, pendapat atau nasihat yang bertujuan mendapatkan suatu
penyelesai sesuai dengan nas al-quran dan al- hadits. Konsultasi keagamaan membuka
ruang secara on line (pemanfaatan teknologi informasi yakni website/ it blog) dan off
22
linemelalui ruang khusus konsultasi yang sudah tersedia yang dapat dimanfaatkan oleh
pasien, keluarga maupun karyawan.
f. Pendampingan Rohani Pasien Non Muslim
Pendampingan pasien non muslim merupakah bentuk toleransi terhadap umat non
muslim (Kristen, Budha, Hindu, dll). Sebagaimana dalam standar KARS bahwa setiap
pasien mempunyai hak dan kewajiban selama di rawat di rumah sakit. Hal inilah yang
menjadi pertimbangan bagi rumah sakit untuk dapat menghargai hak beragama bagi
pasien non muslim dalam melaksanakan ibadahnya selama di rumah sakit. Meskipun
demikian pendampingan tetap akan dilakukan sesuai prosedur oleh petugas BPI pada
saat berlangsungnya ceremony atau ritual keagamaan dengan tujuan agar pasien lainnya
juga merasa nyaman dan tidak terganggu dengan peribadatan pasien non muslim.
Langkah-langkah dan proses pendampingan Pasien Non Muslim sebagai berikut:
- Perawat menginformasikan kepada pasien atau keluarga tentang pelayanan
kerohanian pada awal orientasi ruangan.
- Perawat memberitahukan tentang mekanisme bimbingan kerohanian nonmuslim,
dan melakukan identifikasi dengan memberikan formulir permohonan bimbingan.
- Perawat menginformasikan mengenai kebutuhan bimbingan pasien nonmuslim
kepada petugas BPI untuk ditindak lanjuti.
- Petugas BPI menghubungi rohaniawan yang direkomendasikan pasien atau
keluarga dan menjelaskan mengenai maksud dan tujuan pemanggilan.
- Petugas BPI menginformasikan kepada rohaniawan yang dimaksud mengenai
prosedur pelaksanaan bimbingan, yang meliputi:
a. Rohaniawan yang bersangkutan hadir ke RSI Sultan Agung dan menemui
bagian BPI.
b. Petugas BPI mendampingi rohaniawan sampai pada ruang rawat inap pasien.
c. Petugas BPI berkoordinasi dengan perawat dalam menciptakan suasana privasi
pembimbingan, dengan sketsel pembatas atau ruangan tersendiri.
d. Rohaniawan memberikan catatan pada spiritual service record pasien setelah
melakukan bimbingan dan memberikan laporan kepada petugas BPI untuk
dilakukan pendampingan tahap berikutnya bersama tim keperawatan.
- Petugas BPI mengucapkan terimakasih kepada rohaniawan atas kerjasamanya
dalam memenuhi kebutuhan spiritual pasien.
23
BAB IV
DOKUMENTASI
A. Rekapitulasi Data
Rekapitulasi data dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan kinerja yang
dilaksanakan sesaui dengan program kerja.
B. Monitoring
Monitoring dilakukan bertujuan untuk memantau kepatuhan petugas dalam melaksanakan
kegiatan sehari-hari.
C. Evaluasi
Evaluasi dilakukan oleh petugas Bimbingan Rohani Islam dan dilakukan setiap tiga bulan sekali.
24
BAB V
PENUTUP
Telah disusun Buku Panduan Bimbingan Rohani Pasien Rumah Sakit Islam Sultan Agung, yang
dapat digunakan sebagai acuan pelaksanaan kegiatan bagian Bimbingan Kerohanian Islam
dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan yang Islami.
Panduan Bimbingan Rohani Islam ini akan ditinjau ulang secara periodik, oleh sebab itu
masukan yang bersifat membangun sangat diharapkan.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Buku
Panduan Bimbingan Rohani Pasien ini, semoga Allah SWT selalu menyertai ibadah kita dalam
rangka menyelamatkan kehidupan umat.
25