Anda di halaman 1dari 26

PANDUAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN

NOMOR 1245/PER/RSI-SA/II/2020

0
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul …………………………………………………………………………………………….……

Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………..……….. 1

Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Sultan Agung tentang Panduan Bimbingan
2
Rohani Islam …………………………………………………………………………………………………….

Bab I Pendahuluan ..…………………..……………………………………………………………….. 4

Bab II Ruang Lingkup …………………………………………………………………………………….. 6

Bab III Tata Talaksana ..............................………………………………………..…………….. 7

Bab IV Dokumentasi ………………………………………………………………………………………. 23

Bab V Penutup ……………………………………………………………………………………………… 24

1
PERATURAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
NOMOR 1245/PER/RSI-SA/I/2020
TENTANG
PANDUAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM
DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG

Menimbang : a. bahwa manusia adalah makhluk fisik sekaligus psikologis yang saling berkaitan,
setiap penyakit yang menyerang fisik manusia, pastilah mempengaruhi kondisi
psikisnya yang berpengaruh terhadap tingkat keagamaannya;
b. bahwa pelayanan medis diwajibkan memberikan bimbingan rohani kepada setiap
pasien di rumah sakit karena pasien tidak hanya memerlukan perawatan secara
klinis semata tetapi memerlukan penguatan rohani oleh orang yang ahli
dibidangnya;
c. bahwa bimbingan rohani Islam mempunyai peran yang sangat besar sebagai upaya
membantu kesembuhan pasien di rumah sakit yakni mampu membantu
menenangkan jiwa dari goncangan penyakit yang diderita, mengembalikan
kepercayaan diri dan motivasi pasien, dan membantu pasien untuk tetap tabah
dalam menghadapi ujian dari Allah SWT;
d. bahwa untuk maksud sebagaimana angka a dan b diatas, maka perlu disusun
Panduan Bimbingan Rohani Pasien di Rumah Sakit Islam Sultan Agung;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2010 tentang kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 /Menkes/Per/ III/ 2008 tentang Pelayanan
Rumah Sakit.
4. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor L07/DSN-
MUIIX/2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit Berdasarkan Prinsip
Syariah;
5. Keputusan Pengurus Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Nomor : 12/SK/YBW-
SA/II/2018 tentang Pengangkatan dr H Masyhudi AM, M.Kes sebagai Direktur Utama
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Masa Bakti 2018-2022;

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : PERATURAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG TENTANG
PANDUAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM PASIEN

Pasal 1
2
Panduan Bimbingan Rohani Islam Pasien menjadi acuan dalam memberikan pelayanan secara holistic
dengan tujuan memberikan motivasi untuk penguatan rohani pasien yang dilakukan oleh orang yang
ahli dibidangnya;

Pasal 2

Panduan Bimbingan Rohani Pasien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri atas:

Bab I Pendahuluan;
Bab II Ruang Lingkup;
Bab III Tata Laksana;
Bab VI Dokumentasi;
Bab V Penutup.

Pasal 3

Panduan Bimbingan Rohani Pasien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Islam Sultan
Agung ini.

Pasal 4

Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Islam Sultan Agung ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Semarang
Pada Tanggal 07 Jumadil Awal 1441 H
03 Januari 2020 M

DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

dr. H. MASYHUDI AM, M. Kes

3
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
NOMOR 1245/PER/RSI-SA/I/2020
TENTANG PANDUAN BIMBINGAN ROHANI
PASIEN

BAB I
PENDAHULUAN

Rumah Sakit adalah suatu unit organisasi pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan secara paripurna kepada segenap lapisan masyarakat meliputi pelayanan yang
bersifat kuratif dan rehabilitatif yang terpadu dengan pelayanan promotif dan preventif dalam
keseimbangan fisik, mental, emosional maupun spiritual.
Untuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara paripurna, perlu didukung oleh sumber
daya rumah sakit yang cukup agar kegiatan pelayanan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Karenanya rumah sakit perlu memiliki sumber daya insan yang mampu memberikan pelayanan
secara responship terhadap kebutuhan masyarakat, yaitu tersediannya pelayanan kesehatan
secara islami.
Berdasarkan pada Konsep Sehat WHO semenjak tahun 1948 yang menyatakan bahwa: “Health is
state of complete pysical, mental and sosial well-being and not merely the absence of disease or
infirmity”, ternyata dengan konsep tersebut belum menemukan solusi yang universal terhadap
penyembuhan holistik, demi mewujudkan penyembuhan secara holistic, maka Mulai awal tahun
1998 konsep sehat menurut WHO ditambah dengan aspek SPIRITUAL. Dengan masuknya unsur
spiritual dalam konsep sehat, maka pelayanan kesehatan Islami akan mudah direalisasikan.
Sebab Kesehatan adalah nikmat yang sangat penting dalam pandangan Islam.
Islam memandang dan menempatkan nikmat sehat menjadi nikmat kedua yang harus diminta
sesudah nikmat keimanan. Sebagaimana sabda Rosulullah:“Mohonlah kesehatan kepada Allah,
sesungguhnya karunia yang paling baik sesudah keimanan adalah kesehatan” (HR.Ibnu Majjah).
Dengan konsep sehat secari islami diharapkan mampu menciptakan komitmen keagamaan yang
tinggi bagi pasien. D.B.Lardson, dalam bukunya Religious Commitment and Health mengatakan,
bahwa komitmen keagamaan sangat penting dalam: Mencegah seseorang jatuh sakit,
Meningkatkan kemampuan seseorang dalam menghadapi penderitaan ketika sedang sakit dan
Mempercepat penyembuhan penyakit ketika seseorang sedang sakit.
4
Idealnya yang berperan penting dalam proses tersebut adalah dokter atau ahli medis yang
menangani secara langsung terhadap pasien, akan tetapi dengan berbagai macam kendala baik
waktu maupun kemampuan keilmuannya, sebagai solusi maka peran pendekatan spiritual
dialihkan kepada petugas kerohanian.
Petugas kerohanian merupakan petugas yang melaksanakan proses pemeliharaan, pengurusan,
penjagaan aktivitas rohaniah, insaniah, agar tetap berada dalam situasi dan kondisi yang fitrah
dalam rangka mewujudkan keyakinan, sabar, tawakal, berikhtiar dalam mengatasi masalah,
menjalani anugerah ni’mat yang berupa kesehatan.
Bagian kerohanian merupakan salah satu bagian non medis yang memiliki peran dalam
mendukung pelayanan islami di RSI Sultan Agung, sehingga perlu dibuatkan Panduan Bimbingan
Rohani Islam sebagai petunjuk dalam pelaksanaan tugas.

5
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pelayanan Bimbingan Rohani Islam terdiri dari:


1. Pelayanan Rohani Pasien Umum

a. Pengkajian/Assesmen Spiritual
b. Pendampingan Bimbingan Psiko-spiritual untuk pasien dan keluarga
c. Bimbingan Fikih pasien
d. Bimbingan Fikih wanita (kehamilan, melahirkan dan menyusui)
e. Penanganan manajemen nyeri secara syariah
f. Motivasi spiritual
g. Pemberian Buku Bimbingan Rohani Islam
h. E-BPI (Aplikasi E- Visit)

2. Pelayanan Rohani Pasien Khusus

a. Pelayanan bimbingan psikospiritual pasien dengan perawatan paliatif


b. Pelayanan bimbingan psikospiritual pasien end of life
c. Kajian Keagamaan pasien Hemodialisa
d. Pendampingan Talqin pasien sakaratul maut

3. Pendampingan Rohani pada Pasien dengan Permintaan Khusus


a. Pelayanan ruqyah syar’iyah
b. Pelayanan Quranic Healing
c. Terapi salat tahajjud
d. Terapi dzikir
e. Konsultasi keagamaan Pasien/ Keluarga dan Karyawan
f. Pendampingan Rohani Pasien Non Muslim

6
BAB III
TATA LAKSANA

1. Pelayanan Rohani pasien umum


Pelayanan Psikospiritual pasien Umum adalah pelayanan psiko-piritual yang diberikan
kepada pasien rawat inap dalam keadaan wajar artinya tidak membutuhkan pelayanan
medik yang serius. Secara umum proses bimbingan akan diberikan kepada pasien sekali
selama perawatan di rumah sakit. Jika pasien membutuhkan bimbingan lebih lanjut akan
dilakukan bimbingan secara khusus. Pelayanan yang diberikan pada pasien umum antara lain
sebagai berikut:
a. Pengkajian/ assesmen Spiritual
Pengkajian spiritual merupakan proses pengumpulan informasi dari data psikospiritual
pasien pada saat masuk di rumah sakit untuk dilakukan terapi tindak lanjut hingga pasien
pulang. Pengkajian spiritual meliputi:
1. Pengkajian/ assesmen Spiritual pasien awal
- Keyakinan atau agama pasien
- Kemampuan taharah dan salat
- Kebutuhan spiritual
2. Pengkajian/ assesmen spiritual pasien lanjutan

- Identifikasi kondisi spiritual pasien


- Anamnesis
- Tindak lanjut dengan proses perencanaan terapi spiritual
- Pemantauan ibadah pasien
3. Pengkajian / assesmen spiritual pasien pulang
- Kondisi ibadah pasien
- Kondisi psiko-spiritual pasien

Adapun Langkah-langkah pendataan dan proses asesmen spiritual pasien sebagai berikut:

- Petugas Bimbingan dan Pelayanan Islami (BPI) mengisi lembar asesmen spiritual
pasien maksimal 1x24 jam.

7
- Petugas Bimbingan dan Pelayanan Islami (BPI) mempersiapkan form asesmen
spiritual.
- Petugas Bimbingan dan Pelayanan Islami (BPI) melakukan identifikasi pasien.
- Petugas Bimbingan dan Pelayanan Islami (BPI) memberikan tanda centang pada
kolom yang tersedia dan tulis tangan pada kolom yang tersedia.
- Petugas Bimbingan dan Pelayanan Islami (BPI) memberikan catatan khusus mengenai
saran dan tindak lanjut yang tertera pada form asesmen spiritual ulang.
- Petugas BPI menyerahkan buku sesuai dengan kebutuhan edukasi pasien dan
meminta tanda tangan pasien atau keluarga.
- Petugas Bimbingan dan Pelayanan Islami (BPI) membubuhkan tanda tangan pada
kolom yang tersedia.
- Petugas Bimbingan dan Pelayanan Islami (BPI) memasukkan form asesmen spiritual
pada area asuhan keperawatan.
b. Pendampingan Bimbingan Psiko-spiritual untuk pasien dan keluarga
Pelayanan bimbingan psikospiritual pasien adalah proses pemberian bantuan maupun
santunan rohani kepada pasien dan keluaranya selama dirawat di rumah sakit dalam
bentuk pemberian motivasi agar tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan, dengan
memberikan tuntunan doa, cara bersuci, Salat dan amalan ibadah lainnya yang dilakukan
dalam keadaan sakit dengan tujuan agar terpelihara dan terjaga aktivitas rohaniah,
insaniah dan tetap dalam situasi dan kondisi fitrah.
Adapun Langkah – langkah pendampingan bimbingan Psikospiritual dalam proses
pelayanan pasien rawat inap sebagai berikut :

- Petugas BRI mendata pasien rawat inap melalui data pasien rawat inap pada IT
Blog
- Petugas BRI mempersiapkan kebutuhan bimbingan berupa; Data pasien rawat inap,
buku bimbingan rohani pasien, form asesmen spiritual pasien, Bulpoint, leaflet
tuntunan tayamum, leaflet doa anak sehari hari bagi pasien anak dan buku
bimbingan muslimah bagi pasien annisa.
- Petugas BRI mendatangi keperawatan menanyakan identitas pasien dan pasien
yang sangat membutuhkan bimbingan.
- Perawat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh petugas BRI.

8
- Petugas BRI mulai melakukan bimbingan dengan prosedur; mengetuk pintu dan
mengucapkan salam.
- Petugas BRI menanyakan kondisi terkini pasien dan memerikan motivasi yang
dibutuhkan pasien dan diakhiri dengan doa kesembuhan.
- Petugas BRI berpamitan dengan mengucapkan salam dan menutup pintu kamar
pasien.
- Petugas BRI mencatat pada form asesmen spiritual pasien lanjutan dan pulang
serta mencatat pada form kebutuhan edukasi dan informasi pasien.
- Petugas BRI berpamitan dengan petugas keperawatan dan mengucapkan salam.

c. Bimbingan Fikih pasien


Fikih pasien merupakan tuntunan yang memuat kaidah-kaidah fikih bagi pasien dalam
memenuhi kebutuhan ibadahnya. Dalam hadits riwayat Al-Bukhari, ”Nabi shallAllohu
alaihi wasalam bersabda, yang artinya: “Sesungguhnya agama itu mudah.” (HR. Al-
Bukhari). Dan beliau shallAllohu alaihi wasalam bersabda, yang artinya: “Apabila aku
perintahkan kalian dengan suatu perintah maka laksanakanlah dari-padanya semampu
kalian.” (Muttafaq ‘alaih, dan Ahmad).Berlandaskan kaidah-kaidah yang mendasar inilah
maka Alloh Ta’ala telah meringankan ibadah orang-orang yang terkena udzur (halangan)
sesuai dengan udzur mereka, agar mereka bisa beribadah kepada Alloh Ta’ala tanpa
kesempitan dan kesulitan. Fikih pasien yang dimaksud meliputi beberapa hal diantaranya
adalah thoharah dan salat pasien.
Adapun langkah-langkah dalam bimbingan fikih pasien sebagai berikut:
- Petugas kesehatan menuju keruang pasien muslim dengan mengucapkan salam
(AssalamualaikumWr. Wb.),sapa dan senyum
- Petugas kesehatan menginformasikan kepada pasien muslim bahwa waktu salat
telah tiba. Jika sekiranya pasien membutuhkan bimbingan ibadah akan
mendapatkan bimbingan fikih pasien oleh petugas kesehatan
- Petugas kesehatan akan melaksanakan edukasi fikih pasien yang terdiri dari
thaharah dan shalat pasien dengan tata cara sebagai berikut: Bimbingan Thoharoh,
adapun cara bersuci/ thoharoh bagi orang sakit adalah sebagai berikut:

a. Jika tidak sanggup bersuci dengan menggunakan air karena kondisinya yang
memang lemah atau karena khawatir sakitnya bertambah parah atau menunda

9
kesembuhannya, maka pasien diperbolehkan bertayammum. Adapun tata cara
tayamum sebagai berikut :
1. Lakukan Niat terlebih dahulu
“Nawaituttayammuma listibahatis Shalati fardholillahita’ala”Tempelkan
2. kedua telapak tangan pada tempat yang diyakini terdapat debu suci yang
menempel seperti dinding atau menggunakan tayammum pad yang sudah
disediakan.
3. Tempelkan kedua telapak tangan pada tempat yang diyakini terdapat debu
suci yang menempel seperti dinding atau menggunakan tayammum pad
yang sudah disediakan.
4. Tiuplah atau tepuk debu yang menempel untuk mendapatkan lapisan debu
lebih tipis.
5. Usaplah bagian muka dengan kedua tangan secara merata.
6. Tempelkan kembali kedua telapak tangan pada tempat yang diyakini
terdapat debu suci.
7. Usaplah debu pada tangan dengan cara tempelkan tangan kiri pada sisi
dhohir tangan kanan, kemudian gerakkan tangan kiri hingga kesiku dan
berbalik arah melanjutkan pada sisi yang lain.
8. Lakukan secara tertib.
b. Bimbingan Salat
1. Apa bila pasien mampu mendirikan shalat dengan berdiri, maka dianjurkan
untuk berdiri. Jika pasien tidak mampu salat dengan berdiri, petugas akan
membimbing dengan posisi duduk. Adapun cara melakukan salat dengan
posisi duduk adalah:
1) Ambilah posisi duduk yang paling mudah untuk dikerjakan (lebih
diutamakan dengan posisi duduk iftirosy / bersimpuh)
2) Awali salat dengan berniat dilanjutkan dengan takbiratul ihram
3) Lakukan rukuk dengan tumakninah
4) Lakukan I’didal kemudian sujud. Lakukan sujud sebagaimana salat pada
umumnya, yaitu menempelkan kedua telapak tangan dandahi pada
tempat sujud.
5) Lakukan duduk tasyahud yakni kedua tangan berada diatas paha,
dimana posisi tangan kanan menggenggam dengan jari telunjuk
10
menjulur kedepan, untuk memudahkan gerakan jari mengiringi lafal
asyhadu an laailaa ha illallah
6) Melakukan salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri
2. Jika tidak mampu melaksanakan dengan cara duduk, maka shalat bisa
dilakukan dengan cara berbaring menghadap kiblat dengan miring di sisi
kanan (lebih baik dari pada sisi kiri) dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Lakukan salat dalam keadaan terlentang, diutamakan posisi kepala
lebih tinggi agar dapat mengahadap kearah kiblat dengan niat
2) Lakukan takbiratul ihram dan meletakkan kedua tangan diatas perut
3) Lakukan rukuk dengan cara sedikit mengangkat kepala
4) Lakukan sujud dengan mengangkat kepala lebih tinggi dr gerakan rukuk
5) Lakukan duduk iftirasy, yakni memposisikan kedua tangan diatas paha.
Tangan menggenggam dengan posisi jari telunjuk menjulur kedepan
untuk memudahkan gerakan jari mengiringi lafadz “Asyhadu an
laailaahaaillallahaaa”
6) Akhiri salat dengan gerakan salam, menoleh kekanan dan kekiri
3. Jika tidak mampu melaksanakan dengan cara miring, maka shalat bisa
dilaksanakan dengan cara terlentang, kedua kakinya diarahkan ke kiblat
dan lebih afdhol kepalanya diangkat sedikit untuk menghadap ke kiblat
4. Jika tidak mampu melaksanakan shalat dengan ruku’ dan sujud, maka bisa
dengan memakai isyarat dengan kepala Jika tidak mampu mengisyaratkan
dengan kepala pada waktu ruku’ dan sujud, maka bisa dilaksanakan dengan
isyarat mata.
5. Jika tidak mampu mengisyaratkan dengan mata, maka shalat dapat
dilaksanakan dengan hati.
6. Petugas kesehatan berpamitan dengan mengucapakan salam
(wassalamu’alaikumWr. Wb).
7. Petugas kesehatan melakukan dokumentasi dengan cara menulis materi
edukasi fikih pasien pada lembar edukasi dan informasi serta
membubuhkan tanda tangan dan nama terang.
d. Bimbingan Fikih wanita (kehamilan, melahirkan dan menyusui)
Pelayanan psikospiritual pasien maternal adalah pelayanan rohani yang diberikan kepada
pasien muslimah dalam kondisi sebagai berikut:
11
- Perencanaan kehamilan
- Masa kehamilan
- Melahirkan
- Menyusui baik untuk anaknya sendiri maupun anaknya orang lain
- Keluarga Berencana (KB)
- Wanita hamil dalam kondisi abortus.

Adapun pelayanan tersebut dikemas melalui bimbingan Fikih wanita (kehamilan,


melahirkan dan menyusui). Pelayanan ini merupakan wujud bimbingan rohani yang
paripurna, rumah sakit berkomitmen untuk memberikan pengetahuan kepada pasien
maternitas dengan fikih wanita untuk ibu pada masa kehamilan, melahirkan dan
menyusui serta penggunaan alat kontrasepsi secara Islami. Hal ini diupayakan agar
perempuan lebih memperhatikan kondisinya sesuai dengan kebutuhannya yang
termaktub dalam panduan islami bagi muslimah pada masa kehamilan, melahirkan dan
menyusui.

e. Penanganan manajemen nyeri secara syariah


Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang diakibatkan adanya kerusakan
jaringan yang sedang atau akan terjadi, atau pengalaman sensorik dan emosional yang
merasakan seolah-olah terjadi kerusakan jaringan. (International Association for the
Study of Pain).
Sedangkan nyeri secara syariah adalah penanganan nyeri sesuai dengan prosedur
syariah. Penanganan nyeri secara syariah meliputi mengajak pasien untuk memohon
ampun kepada Allah dengan selalu mengucap istighfar, mengajak pasien untuk selalu
berdzikir kepada Allah SWT dengan mengucap tasbih, tahmid dan takbir dan mengajak
pasien untuk selalu berdoa kepada Allah SWT untuk memohon kesembuhan pada
pasien.
Adapun langkah-langkah dalam manjaemen nyeri secara syariah sebagai berikut:
- Petugas keperawatan menginformasikan kepada petugas Bimbingan dan
Pelayanan Islami (BPI) terkait adanya pasien yang merasakan nyeri dalam
skala tertentu melalui pesawat telepon ruangan : 540.

12
- Petugas Bimbingan dan Pelayanan Islami mendatangi nurse ststion maksimal
10 menit dari informasi yang diterima, dan melakukan konfirmasi ulang
terkait keluhan nyeri pasien dan ruang rawat inap pasien.
- Petugas Bimbingan dan Pelayanan Islami melakukan pendampingan sesuai
kondisi nyeri yang dirasakan pasien:
1) Apabila dalam kondisi nyeri ringan pada skala 1-3 (sedikit mengganggu
aktivitas sehar-hari), ajaklah pasien untuk memohon ampun kepada
Allah dengan mengucapkan istighfar “Astaghfirullahal ‘Azhim”
berulangkali.
2) Apabila dalam kondisi nyeri sedang pada skala 4-6 (gangguan nyata
terhadap aktivitas sehar-hari), ajaklah pasien berdzikir dengan
membaca kalimat thayyibah sesuai kemampuan seperti mengucapkan
tasbih “Subhanallah”, tahmid “Alhamdulillah”, takbir “Allahu Akbar”
atau tahlil “Laa Ilaha Illallah” berulangkali.
3) Apabila dalam kondisi nyeri berat pada skala 7-10 (tidak dapat
melakukan aktivitas sehar-hari), ajaklah pasien agar mengingat Allah
dan menanamkan sikap selalu husnuzhan kepada Allah.
- Petugas Bimbingan dan Pelayanan Islami memberikan motivasi spiritual
pasien kepada keluarga pasien dengan nasihat agar tetap tenang dan terus
membaca do’a atau dzikir apabila kondisi pasien merasakan nyeri
berkelanjutan.
- Petugas Bimbingan dan Pelayanan Islami mencatat penatalaksanaan nyeri
secara syariah dalam form pengkajian spiritual pasien yang berada di nurse
station sesuai dengan terapi yang dilakukan.
f. Motivasi spiritual
Motivasi merupakan kekuatan pendorong dalam diri seseorang yang mendorong mereka
untuk bertindak. Kekuatan pendorong ini dihasilkan dari ketegangan, yang merupakan
akibat dari kebutuhan yang tak terpenuhi. Individu berusaha baik secara sadar maupun
tidak sadar untuk mengurangi ketegangan ini melalui perilaku yang mereka antisipasi
dengan memenuhi kebutuhan mereka dan dengan demikian dapat membebaskan

13
mereka dari stres yang mereka rasakan. Motivasi spiritual merupakan dorongan kuat
untuk memenuhi kebutuhan fitrahnya, secara garis besar motivasi spiritual meliputi:
motivasi akidah, motivasi ibadah dan motivasi muamalah.
Langkah-langkah dan proses pemberian motivasi spiritual adalah sebagai berikut:

- Petugas BPI mengunjungi pasien dengan mengetuk pintu dan mengucap salam
- Petugas BPI memperkenalkan diri dan melakukan identifikasi kondisi spiritual
pasien
- Petugas BPI melakukan diagnosis spiritual terkait kebutuhan motivasi yang akan
diberikan kepada pasien
- Petugas BPI menjelaskan kepada pasien tentang motivasi spiritual
- Petugas BPI mengucapkan terimakasih dan berpamitan dengan mengucapkan
salam

g. Pemberian Buku Bimbingan Rohani Islam


Rumah sakit selain memberikan bimbingan spiirtual melalui edukasi islami, juga
memberikan buku sebagai media untuk memudahkan pasien dalam memahami materi
edukasi yang diberikan oleh petugas BPI. Adapun buku yang diberikan kepada pasien
berupa:
- Buku bimbingan Rohani
Buku bimbingan rohani islam diberikan kepada seluruh pasien muslim baik anak
dan dewasa yang bukan pasien maternal.
- Buku Bimbingan Muslimah pada saat kehamilan, melahirkan dan menyusui
Buku bimbingan muslimah ini diberikan kepada pasien maternal yang isi materinya
meliputi; perencanaan kehamilan, masa kehamilan, melahirkan, menyusui dan
keluarga berencana.

h. E-BPI (Aplikasi E- Visit)


Elektronic Islamic Psykospiritual Guidance adalah aplikasi baru untuk membantu petugas
Rohani Islam dalam melaksanakan peran dan tugasnya dengan sistem yang sudah tertata
sehingga mampu memanfaatkan perkembangan teknologi terbaru dalam rangka
memudahkan akses informasi dalam assesment, treatment maupun report atau
pelaporan. Aplikasi ini diharapkan mampu meminimalisir motion petugas karena dapat

14
dilakukan dimanapun petugas berada, menghemat waktu dan memudahkan petugas
dalam pengisian assesment mapun edukasi Islami. Dalam aplikasi E-IPiG meliputi
assesment Spiritual, hasil assesment, Edukasi Islami, Pendampingan talqin, dan
permintaan/ pendampingan khusus pasien.
Langkah-langkah dalam menggunaan aplikasi E-IpiG adalah sebagai berikut:

- Petugas BRI membuka aplikasi BPI mobile yang terdapat pada smart phone masing-
masing
- Petugas BRI memilih menu IpiG
- Petugas BRI memilih ruangan yang akan dikunjungi, kemudian melihat pasien baru
- Petugas melakukan kunjungan kepada pasien, setelah selesai kunjungan petugas
mengeklik nama pasien yang terkunjungi kemudian akan muncul pada layar lima
pilihan (meliputi : Assesment, hasil assesment, Edu.Islami, talqin dan
pendampingan khusus)
- Petugas menginput sesaui dengan apa yang dilakukan pada konten di layar
smartphone..

2. Pelayanan Rohani pasien khusus


Adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien dalam kondisi khusus (baik penyakitnya
maupun psikospiritualnya) maupun pasien yang menghendaki adanya pelayanan
pendampingan keagamaan dan rohani secara khusus, bagian BPI akan memberikan
pelayanan sesuai prosedur. Adapun bentuk pelayanan psikospiritual pasien khusus meliputi:
a. Pelayanan bimbingan psikospiritual pasien dengan perawatan paliatif
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien
dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang
mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan
penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalan lain yakni fisik,
psikososial dan spiritual. Perawatan paliatif dikhususkan bagi pasien dengan penyakit
sebagai berikut:
1. penyakit kanker
2. gagal ginjal
3. penyakit degeneratif
4. penyakit paru obstruktif kronik

15
5. cystic fibrosis
6. stroke
7. parkinson
8. gagal jantung/ heart failurs
9. penyakit generatif
10.penyakit infeksi seperti HIV/ AIDS dan TB.

Langkah – langkah pendataan dan proses pelayanan pasien rawat inap sebagai berikut :
- Petugas BRI mendata pasien rawat inap yang termasuk pasien dengan perawatan
paliatif melalui data pasien rawat inap yang diperoleh dari bagian keperawatan.
- Petugas BRI mempersiapkan kebutuhan bimbingan berupa; Data pasien rawat inap,
buku bimbingan rohani pasien, form asesmen spiritual pasien, Bulpoint, leaflet
tuntunan tayamum, leaflet doa anak sehari hari bagi pasien anak dan buku
bimbingan muslimah bagi pasien annisa.
- Petugas BRI mendatangi keperawatan menanyakan identitas pasien dan pasien
yang sangat membutuhkan bimbingan.
- Perawat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh petugas BRI.
- Petugas BRI mulai melakukan bimbingan dengan prosedur; mengetuk pintu dan
mengucapkan salam jika pasien berada di rawat inap. Jika pasien berada di klinik
maka petugas BRI akan memanggil pasien dan mengucapkan salam serta
mempersilahkan pasien untuk duduk.
- Petugas BRI menanyakan kondisi terkini pasien dan memerikan motivasi yang
dibutuhkan pasien dan diakhiri dengan doa kesembuhan.
- Petugas BRI berpamitan dengan mengucapkan salam dan menutup pintu kamar
pasien jika pasien rawat inap. Jika paisen berada di klinik maka petugas BRI akan
melakukan pendokumentasian dengan cara menulis kebutuhan dan materi edukasi
pada form edukasi dan informasi pasien.
- Petugas BRI berpamitan dengan petugas keperawatan dan mengucapkan salam.

b. Pelayanan bimbingan psikospiritual pasien end of life


Pasien yang menuju akhir hidupnya membutuhkan asuhan dan pendampingan khusus
yang terfokus pada kebutuhan mereka. Pasien dalam tahap akhir kehidupan atau
sakaratul maut mengalami gejala langsung yang berhubungan dengan penyakit yang

16
sedang dideritanya dan memerlukan terapi kuratif yang berhubungan dengan masalah-
masalah psikososial atau psikospiritual yang berkaitan dengan kematian dan proses
kematian. Pelayanan psikospiritual pada pasien sakaratul maut bisa dilakukan oleh
siapapun yang ada bersama pasien saat itu, dengan cara memberikan bimbingan dzikir
dan menuntunnya perlahan agar mengucapkan kalimat thayyibah minimal lafazh “Allah”.
Tujuan rumah sakit memberikan asuhan psikospiritual pada akhir kehidupan adalah agar
keimanan pasien tetap terjaga dan mengantarkannya pada akhir hidup yang baik yaitu
khusnul khatimah, dengan demikian rumah sakit benar-benar menjadi instansi
terkemuka yang mampu memberikan pelayanan prima yang mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia baik biomedis, psikio, sosio maupun spiritual.
Langkah-langkah dan proses pelayanan bimbingan psikospiritual pasien end of life adalah
sebagai berikut:

- Perawat menginformasikan kepada petugas BPI mengenai adanya pasien sakaratul


maut melalui pesawat telepon ruangan : line 540
- Petugas BPI mencatat informasi dari perawatan dalam formulir “ “Pendampingan
Talqin Pasien Sakaratul Maut”
- Petugas BPI mendatangi nurse station maksimal 5 menit dari informasi yang
diterima, dan mengkonfirmasi ulang kondisi dan ruang rawat inap pasien.
- Petugas BPI menuntun pasien dengan kalimah Syahadatain, jika pasien tidak
mampu mengucapkan kalimahsyahadatain maka dituntun untuk mengucapkan
kalimah tahlil (Laaillaha IllaAlloh). Jika pasien tidak mampu juga mengucapkan
kalimah tahlil maka dituntun mengucapkan Allah.
- Petugas keperawatan akan melakukan talqin sesuai langkahno 4, jika pasien dalam
kondisi terminal menjelang ajal terutama pada saat pasien akan menghembuskan
nafas terakhir dan petugas BPI belum berada di ruang keperawatan.
- Petugas BPI membimbing keluarga untuk mengucapkan lafadz tarji’ bila pasien
telah dinyatakan meninggal dunia.
- Petugas BPI atau petugas keperawatan melengkapi data pada form pendampingan
talqin pasien sakaratul maut dan menempelkan form tersebut pada lembar
korespondensi.

17
c. Kajian Keagamaan pasien Hemodialisa
Kajian keagamaan pasien Hemodialisa merupakan salah satu bentuk pendekatan spiritual
yang disuguhkan bagi pasien Hemodialisa dengan konsep penyelenggaraan kajian
keagamaan yang dapat dimanfaatkan oleh pasien maupun keluarganya pada saat proses
tindakan hemodialisa berlangsung. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan
motivasi dan semangat bagi pasien dalam menghadapi rutinitas cuci darah yang tidak
menentu kapan berakhir dan sembuhnya, sehingga dengan pendekatan spiritual ini
diharapkan mampu menggugah semangat dan harapan untuk senantiasa mendekatkan
diri kepada Allah demi menyongsong husnul Khotimah.
Langkah-langkah dan proses kajian keagamaan pasien Hemodialisa adalah sebagai
berikut:

- Petugas BPI menyusun jadwal petugas pengisi kajian agama pasien Hemodialisa
- Petugas BPI yang bertugas datang ke ruang Hemodialisa dengan mengucapkan
salam kepada petugas kesehatan
- Petugas BPI mengawali kajian dengan membaca surat al Fatihah terlebih dahulu,
kemudian materi keagamaan disampaikan dengan metode ceramah selama 20
menit
- Petugas BPI mengakhiri kajian agama dengan membaca doa untuk kesembuhan
pasien
- Petugas BPI mencatat materi edukais pada form edukasi pasien

d. Pendampingan Talqin pasien sakaratul maut


Memberikan pendampingan kepada pasien yang dalam kondisi sakaratul maut dengan
menuntun untuk mengucapkan kalimat syahadat, jika pasien tidak mampou mengucap
kalimat syahadat patugas akan membimbing dengan ucapan laa ilaaha IllaAllah. Namun
jika pasien masih belum mampu mengucap kalimat tahlil, maka akan dibimbing oleh
petugas dengan ucapan Allah dan membisikkan ke telingan pasien sebelah kanan. Hal ini
dilakukan sebagai wujud kepedulian rumah sakit terhadap agama pasien dengan harapan
Allah akan memberikan kebiakan hingga akhir hidupnya sebagai bekal untuk kehidupan
akhirat yang kekal.
Langkah-langkah dan proses pendampingan talqin pasien sakaratul maut sebagai berikut:

18
- Perawat menginformasikan kepada petugas BPI mengenai adanya pasien sakaratul
maut melalui pesawat telepon ruangan : line 540
- Petugas BPI mencatat informasi dari perawatan dalam formulir “ “Pendampingan
Talqin Pasien Sakaratul Maut”
- Petugas BPI mendatangi nurse station maksimal 5 menit dari informasi yang
diterima, dan mengkonfirmasi ulang kondisi dan ruang rawat inap pasien.
- Petugas BPI menuntun pasien dengan kalimah Syahadatain, jika pasien tidak
mampu mengucapkan kalimah syahadatain maka dituntun untuk mengucapkan
kalimah tahlil (Laaillaha IllaAlloh). Jika pasien tidak mampu juga mengucapkan
kalimah tahlil maka dituntun mengucapkan Allah.
- Petugas keperawatan akan melakukan talqin sesuai langkahno 4, jika pasien dalam
kondisi terminal menjelang ajal terutama pada saat pasien akan menghembuskan
nafas terakhir dan petugas BPI belum berada di ruang keperawatan.
- Petugas BPI membimbing keluarga untuk mengucapkan lafadz tarji’ bila pasien
telah dinyatakan meninggal dunia.
- Petugas BPI atau petugas keperawatan melengkapi data pada form pendampingan
talqin pasien sakaratul maut dan menempelkan form tersebut pada lembar
korespondensi.
3. Pelayanan Spiritual pada pasien dengan permintaan khusus
Pelayanan spiritual pada pasien dengan permintaan khusus adalah suatu bentuk pelayanan
pendampingan yang dilakukan oleh petugas rumah sakit karena permintaan khusus baik dari
Petugas rumah Sakit (dokter atau perawat), pasien maupun keluarga pasien. Jenis layanan
dalam pendampingan khusus antara lain sebagai berikut:
a. Pelayanan Ruqyah Syar’iyah
Ruqyah secara syariat merupakan doa dan bacaan-bacaan yang mengandung permintaan
tolong dan perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk mencegah atau
mengobati bala dan penyakit. Terkadang doa atau bacaan itu disertai dengan sebuah
tiupan dari mulut ke kedua telapak tangan atau anggota tubuh orang yang meruqyah
atau yang diruqyah. Tentunya ruqyah yang paling utama adalah doa dan bacaan yang
bersumber dari Al-Qur`an dan As-Sunnah. Ruqyah dibagi menjadi dua, yakni; ruqyah
syariyah dan ruqyah syirkiyah, sedangkan Pelayanan ruqyah yang diberikan kepada

19
pasien di rumah sakit adalah ruqyah syar’iyah. Pasien yang dalam kondisi tertentu
sehingga perlu mendapatkan penanganan ruqyah syar’iyah adalah pasien dalam kondisi:
- Pasien histeris berlebihan
- Pasien dengan halusiani tinggat tinggi
- Pasien dengan depresi berat
- Pasien dengan kondisi tidak tenang jiwanya
- Dan lain-lain

Langkah-langkah dan proses pelayanan ruqyah syar’iyah adalah sebagai berikut:

- Petugas keperawatan menginformasikan kepada petugas BPI bahwa ada permintaan


pasien atau orang lain untuk pelayanan ruqyah syar’iyah, atau pasien meminta
secara langsung kepada petugas BPI untuk dilakukan ruqyah syar’iyah.
- Petugas BPI didampingi petugas keperawatan mendatangi pasien atau orang lain
yang membutuhkan. Jika pasien secara langsung minta diruqyah oleh petugas BPI,
maka petugas BPI yang akan datang langsung kepada pasien.
- Petugas BPI melakukan identifikasi kepada pasien atau keluarganya berupa nama,
umur, alamat.
- Petugas BPI menanyakan keluhan pasien selama di rumah sakit.
- Petugas BPI melakukan pelayanan ruqyah syar’iyah dengan bacaan ayat al-Qur’an
dan doa yang bersumber dari al-Qur’an dan hadist.
- Petugas BPI juga melakukan ruqyah dengan menggunakan media air.
- Petugas BPI setelah selesai melakukan ruqyah syar’iyah kemudian melakukan
pencatatan pada form permintaan pelayanan ruqyah syar’iyah yang sudah tersedia.
b. Pelayanan Quranic Healing
Quranic Healing atau penyembuhan qur’ani adalah ilmu dan seni penyembuhan,
pembentengan dan perlawanan dari Penyakit Fisik, Psikis, Gangguan Jin dan sihir serta
segala mara bahaya. Bentuk pengobatan atau terapi Al-Qur’an (Quranic Healing) adalah
Terapi menggunakan bacaan Ruqyah dari ayat-ayat Al-Qur’an dan doa-doa yang ma’tsur
(diajarkan oleh Rasulullah ‫ )ﷺ‬kepada diri sendiri atau orang lain. Hal itu diulangi
beberapa kali sampai terjadi proses penyembuhan atas izin Allah.
Pembacaan Al-Qur’an terdiri dari tiga hal, pertama melalui gelombang suara bacaan Al-
Qur’an yang keluar melalui terapist (healer) yang membacakannya atau dibacakan

20
langsung oleh pasien, ataupun secara tidak langsung yaitu menggunakan rekaman suara
yang didengarkan melalui peralatan modern (audio digital).
Langkah-langkah dan proses pelayanan quranic healing adalah sebagai berikut:

- Petugas BPI mendatangi ruangan keperawatan


- Petugas BPI mempersiapkan alat yang akan digunakan untuk quranic healing
- Petugas BPI melakukansetting file audio yang akan di perdengarkan sesuai
kebutuhan pasien berikut volume audio.
- Petugas memposisikan alat tersebut pada tempat yang sudah disediakan
- Petugas BPI melakukan healing sesuai kebutuhan.
- Petugas BPI mengambil kembali peralatan quranic healing setelah selesai
penggunaan.
- Simpan dengan baik peralatan quranic healing

c. Terapi salat tahajjud


Salat Tahajud adalah Salat sunnah yang dikerjakan pada malam hari sesudah
mengerjakan Salat Isya sampai terbitnya fajar dan sesudah bangun dari tidur, meskipun
itu hanya sebentar.
Salat Tahajud yang dilakukan secara khusyuk dan benar akan memberikan pengaruh
terhadap kesehatan jiwa maupun raga. Sehingga dibutuhkan sebuah formula untuk
mewujudkan hal tersebut, formula yang dimaksud adalah tata cara Salat tahajud yang
khusyuk dan menyehatkan dengan cara membersihkan diri, pakaian, dan tempat dari
hadats kecil dan besar serta melakukan gerakan Salat tahajud sesuai dengan kaifahnya
dan ada penambahan khusus yaitu do’a yang dibaca secara terus menerus kemudian
merelaksasikan pikiran dengan memperkecil stimulus melalui sugesti positif dengan
mengucap Allah ketika mengambil nafas.
Langkah-langkah dan proses terapi salat tahajjud adalah sebagai berikut:

- Petugas BPI menyusun jadwal dan sasaran (pasien) pelaksanaan terapi salat
tahajjud
- Petugas BPI memastikan jadwal pelaksanaan dan pasien yang akan dilakukan terapi
salat tahajjud
- Petugas BPI bekerjasama dengan keperawatan pada saat pelaksanaan salat
tahajjud
21
- Proses terapi salat tahajjud dilaksanakan dengan memperhatikan kesucian hati,
niat dan fisik pasien
- Terapi salat tahajjud dilaksanakan dengan 2 rakaat dan setiap gerakan akan
ditambah bacaan dan doa. Pelaksanaan dimulai pada pukul 02.30 sampai dengan
pukul 04.00
- Selesai salat tahajjud akan dilanjutkan dengan dzikir dan doa.

d. Terapi Zikir
Zikir diartikan sebagai perbuatan menyebut, menuturkan, mengingat, menjaga, mengerti
dan perbuatan baik. Zikir juga dapat diartikan sebagai ucapan lisan, gerakan raga maupun
getaran hati sesuai dengan cara-cara yang diajarkan agama, dalam rangka mendekatkan
diri kepada Allah SWT, sebagai upaya untuk menyingkirkan keadaan lupa dan lalai kepada
Allah.
Berkaitan dengan gangguan mental, zikir dapat digunakan sebagai terapi pengobatan
bagi pasien. Karena secara psikologis, mengingat Allah dalam alam kesadaran akan
menimbulkan penghayatan akan kehadiran Allah. Selain itu, pelaksanaan zikrullah yang
dilakukan dengan sikap rendah hati dan suara yang lemah lembut akan membawa
dampak relaksasi dan ketenangan bagi pasien tersebut.
Langkah-langkah dan proses terapi dzikir adalah sebagai berikut:

- Petugas BPI menyiapkan kebutuhan terapi dzikir (buku panduan dzikir dan tasbih
sebagai media untuk mempermudah pasien dalam terapi dzikir)
- Petugas BPI bekerjasama dengan perawat ruang jiwa untuk mempersiapkan pasien
jiwa
- Petugas BPI mengarahkan pasien pada tempat yang disediakan dan proses terapi
dzikir dimulai dengan bacaan surat al- fatihah dan bacaan-bacaan dzikir (Istighfar,
tasbih, tahmid, takbir dan tahlil)
- Pelaksanaan terapi dzikir berlangsung 30 menit
e. Konsultasi keagamaan
Konsultasi keagamaan pasien & keluarga adalah sebuah wadah untuk memberikan suatu
pentunjuk, pertimbangan, pendapat atau nasihat yang bertujuan mendapatkan suatu
penyelesai sesuai dengan nas al-quran dan al- hadits. Konsultasi keagamaan membuka
ruang secara on line (pemanfaatan teknologi informasi yakni website/ it blog) dan off

22
linemelalui ruang khusus konsultasi yang sudah tersedia yang dapat dimanfaatkan oleh
pasien, keluarga maupun karyawan.
f. Pendampingan Rohani Pasien Non Muslim
Pendampingan pasien non muslim merupakah bentuk toleransi terhadap umat non
muslim (Kristen, Budha, Hindu, dll). Sebagaimana dalam standar KARS bahwa setiap
pasien mempunyai hak dan kewajiban selama di rawat di rumah sakit. Hal inilah yang
menjadi pertimbangan bagi rumah sakit untuk dapat menghargai hak beragama bagi
pasien non muslim dalam melaksanakan ibadahnya selama di rumah sakit. Meskipun
demikian pendampingan tetap akan dilakukan sesuai prosedur oleh petugas BPI pada
saat berlangsungnya ceremony atau ritual keagamaan dengan tujuan agar pasien lainnya
juga merasa nyaman dan tidak terganggu dengan peribadatan pasien non muslim.
Langkah-langkah dan proses pendampingan Pasien Non Muslim sebagai berikut:
- Perawat menginformasikan kepada pasien atau keluarga tentang pelayanan
kerohanian pada awal orientasi ruangan.
- Perawat memberitahukan tentang mekanisme bimbingan kerohanian nonmuslim,
dan melakukan identifikasi dengan memberikan formulir permohonan bimbingan.
- Perawat menginformasikan mengenai kebutuhan bimbingan pasien nonmuslim
kepada petugas BPI untuk ditindak lanjuti.
- Petugas BPI menghubungi rohaniawan yang direkomendasikan pasien atau
keluarga dan menjelaskan mengenai maksud dan tujuan pemanggilan.
- Petugas BPI menginformasikan kepada rohaniawan yang dimaksud mengenai
prosedur pelaksanaan bimbingan, yang meliputi:
a. Rohaniawan yang bersangkutan hadir ke RSI Sultan Agung dan menemui
bagian BPI.
b. Petugas BPI mendampingi rohaniawan sampai pada ruang rawat inap pasien.
c. Petugas BPI berkoordinasi dengan perawat dalam menciptakan suasana privasi
pembimbingan, dengan sketsel pembatas atau ruangan tersendiri.
d. Rohaniawan memberikan catatan pada spiritual service record pasien setelah
melakukan bimbingan dan memberikan laporan kepada petugas BPI untuk
dilakukan pendampingan tahap berikutnya bersama tim keperawatan.
- Petugas BPI mengucapkan terimakasih kepada rohaniawan atas kerjasamanya
dalam memenuhi kebutuhan spiritual pasien.

23
BAB IV
DOKUMENTASI

A. Rekapitulasi Data
Rekapitulasi data dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan kinerja yang
dilaksanakan sesaui dengan program kerja.

B. Monitoring
Monitoring dilakukan bertujuan untuk memantau kepatuhan petugas dalam melaksanakan
kegiatan sehari-hari.

C. Evaluasi
Evaluasi dilakukan oleh petugas Bimbingan Rohani Islam dan dilakukan setiap tiga bulan sekali.

D. Bentuk-bentuk dokumentasi yang dilakukan sebagai bukti pelaksanaan kinerja bagian


bImbingan Rohani Islam antara lain berupa:
1. Dokumentasi laporan bulanan, tiga bulanan dan tahunan
2. Buku-buku bimbingan rohani
3. Form bimbingan dan form-form lainnya yang terkait dengan kinerja BPI
4. Foto – foto dokumentasi saat dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan

24
BAB V
PENUTUP

Telah disusun Buku Panduan Bimbingan Rohani Pasien Rumah Sakit Islam Sultan Agung, yang
dapat digunakan sebagai acuan pelaksanaan kegiatan bagian Bimbingan Kerohanian Islam
dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan yang Islami.
Panduan Bimbingan Rohani Islam ini akan ditinjau ulang secara periodik, oleh sebab itu
masukan yang bersifat membangun sangat diharapkan.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Buku
Panduan Bimbingan Rohani Pasien ini, semoga Allah SWT selalu menyertai ibadah kita dalam
rangka menyelamatkan kehidupan umat.

25

Anda mungkin juga menyukai