Anda di halaman 1dari 19

PANDUAN ASESMEN SPIRITUAL PASIEN

RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG


SEMARANG

0
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul …………………………………………………………………………………………….……

Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………..……….. 1

Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Sultan Agung tentang Panduan Asesmen
2
Spiritual Pasien …………………………………………………………………………………………………….

Bab I Pendahuluan ..…………………..……………………………………………………………….. 4

Bab II Ruang Lingkup …………………………………………………………………………………….. 5

Bab III Tata Talaksana ..............................………………………………………..…………….. 6

Bab IV Dokumentasi ………………………………………………………………………………………. 17

Bab V Penutup ……………………………………………………………………………………………… 18

1
PERATURAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
NOMOR 2635/PER/RSI-SA/V/2020
TENTANG
PANDUAN ASESMEN SPIRITUAL PASIEN

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM
DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG

MENIMBANG : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan pasien di Rumah Sakit
Islam Sultan Agung, diperlukan pelayanan yang berkualitas, aman, efektif
dan berdasarkan prinsip syariah;
b. Bahwa dalam pemberian asesmen spiritual pasien perlu dilakukan
pengumpulan informasi dari data psikospiritual pasien pada saat masuk di
rumah sakit untuk dilakukan terapi tindak lanjut hingga pasien pulang;
c. Bahwa asesmen spiritual pasien mempunyai peran yang sangat besar
sebagai upaya membantu mengidentifikasi masalah psikospiritual pasien
sehingga berpengaruh pada ketepatan pemberian edukasi dan intervensi;
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a, b dan
c, maka perlu diterbitkan Peraturan Direktur tentang Panduan Asesmen
Spiritual Pasien di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 Tentang


Rumah Sakit;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2010 tentang
kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 /Menkes/Per/ III/ 2008
tentang Pelayanan Rumah Sakit.
4. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor
L07/DSN-MUIIX/2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Rumah
Sakit Berdasarkan Prinsip Syariah;
5. Keputusan Pengurus Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Nomor :
12/SK/YBW-SA/II/2018 tentang Pengangkatan dr H Masyhudi AM,
M.Kes sebagai Direktur Utama Rumah Sakit Islam Sultan Agung Masa
Bakti 2018-2022;
6. Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Islam Sultan Agung Nomor
1245/PER/RSI-SA/I/2020 Tentang Panduan Bimbingan Rohani Pasien

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : PERATURAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG TENTANG
PANDUAN ASESMEN SPIRITUAL PASIEN

2
Pasal 1

Panduan Asesmen Spiritual Pasien menjadi acuan dalam melakukan identifikasi masalah psikospiritual
melalui proses pengumpulan informasi dari data psikospiritual pasien pada saat masuk di rumah sakit
untuk dilakukan terapi tindak lanjut hingga pasien pulang;

Pasal 2

Panduan Asesmen Spiritual Pasien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri atas:

Bab I Pendahuluan;
Bab II Ruang Lingkup;
Bab III Tata Laksana;
Bab VI Dokumentasi;
Bab V Penutup.

Pasal 3

Panduan Asesmen Spiritual Pasien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Islam Sultan Agung ini.

Pasal 4

Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Islam Sultan Agung ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Semarang
Pada Tanggal 5 Syawal 1441 H
28 Mei 2020 M

DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

dr. H. MASYHUDI AM, M. Kes

3
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR
NOMOR 2635/PER/RSI-SA/V/2020
TENTANG PANDUAN ASESMEN SPIRITUAL PASIEN DI
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG

BAB I
PENDAHULUAN

Islam memandang dan menempatkan nikmat sehat menjadi nikmat kedua yang harus diminta
sesudah nikmat keimanan. Sebagaimana sabda Rasulullah:“Mohonlah kesehatan kepada Allah,
sesungguhnya karunia yang paling baik sesudah keimanan adalah kesehatan” (HR.Ibnu Majjah).
Dengan konsep sehat secari Islami diharapkan mampu menciptakan komitmen keagamaan yang
tinggi bagi pasien. D.B.Lardson, dalam bukunya Religious Commitment and Health mengatakan,
bahwa komitmen keagamaan sangat penting dalam mencegah seseorang jatuh sakit, meningkatkan
kemampuan seseorang dalam menghadapi penderitaan ketika sedang sakit dan mempercepat
penyembuhan penyakit. Dengan demikian asesmen (pengkajian) spiritual sangatlah perlu dilakukan
untuk melakukan terapi kesembuhan.

Asesmen adalah kegiatan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang penatalaksanaan
terhadap pasien. Untuk itu diperlukan data sebagai informasi yang dapat diandalkan sebagai dasar
pengambilan keputusan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan indikator yang akan
dinilai. Asesmen pasien merupakan serangkaian proses yang berlangsung sejak dari fase pre-rumah
sakit hingga manajemen pasien di rumah sakit. Sejalan dengan rumah sakit Islam dibutuhkan pula
asesmen spiritual yang bertujuan untuk memberikan penilaian spiritual dari pasien masuk sampai
pemberian asuhan.

Asesmen spiritual merupakan proses pengumpulan informasi dari data psikospiritual pasien pada
saat masuk di rumah sakit untuk dilakukan terapi tindak lanjut hingga pasien pulang. Asesmen
spiritual meliputi:
a. Asesmen Spiritual awal pasien IGD/Rawat Jalan
b. Asesmen Spiritual tambahan pasien IGD/Rawat Jalan
c. Asesmen Spiritual Ulang pasien Rawat Inap
d. Asesmen Spiritual Pulang Pasien Rawat Inap

4
BAB II
RUANG LINGKUP

Asesmen spiritual pasien dilakukan oleh petugas rumah sakit yang berkompeten dan bertanggung jawab
dalam melakukan asesemen baik dari segi medis maupun spiritual pasien, karena hal tersebut
merupakan tanggungjawab moral yang kelak akan dimintai pertanggung jawabannya.

Asesmen spiritual pasien dimulai dari kedatangan, hingga pasien mendapat pelayanan baik di Instalasi
Gawat Darurat, Rawat Jalan, Rawat Inap. Asesmen ditujukan untuk pasien muslim dan non muslim.

Ruang lingkup panduan asesemen spiritual pasien ini meliputi:


1. Asesmen spiritual pasien di unit gawat darurat
2. Asesmen spiritual pasien di unit rawat jalan
3. Asesmen spiritual pasien di unit rawat inap

5
BAB III
TATA LAKSANA

Asesmen spiritual pasien perlu mempertimbangkan agama, kondisi, usia, dan kebutuhan spiritual pasien.
Proses asesmen pasien dimulai dari pendaftaran yang akan melakukan identitas pasien dan kebutuhan
pelayanannya.

A. ASESMEN SPIRITUAL PASIEN MUSLIM


1. Asesmen Spiritual Pasien di Unit Gawat Darurat

Asesmen spiritual pasien di unit gawat darurat ini, dilakukan dengan cara mengumpulkan
informasi dan data mengenai kondisi spiritual pasien melalui assesmen spiritual awal, asesmen
spiritual ulang dan asesmen spiritual tambahan pasien IGD dengan penjelasan sebagai berikut ;
a. Asesmen spiritual awal adalah suatu tindakan melakukan penilaian spiritual awal pada saat
pasien mendapatkan pelayanan pertama kali di IGD untuk mengidentifikasi kebutuhan
spiritual. Asesmen awal dilakukan saat pasien sudah terdaftar atau diterima untuk
mendapatkan asuhan dirumah sakit untuk mengahasilkan keputusan tentang kebutuhan
asuhan dan pengobatan. Asesmen spiritual awal pasien IGD, adalah :
 Keyakinan atau agama pasien
 Kemampuan taharah dan salat
 Kebutuhan spiritual
b. Asesmen spiritual ulang adalah Proses pengumpulan informasi dan data mengenai status
atau riwayat spiritual pasien dari data subyektif dan obyektif yang dilakukan secara terus
menerus pada saat IGD. Asesmen ulang dilakukan untuk melihat respon pasien terhadap
asuhan yang telah dilakukan. Hal ini penting dilakukan untuk memutuskan rencana asuhan
berikutnya.
c. Asesmen Spiritual Tambahan adalah proses pengumpulan informasi dan data mengenai
kondisi spiritual pasien pada populasi tertentu yang dilakukan sesuai kebutuhan khusus
pelayanan spiritual pasien pada saat di IGD.
Asesmen tambahan diperlukan pada populasi tertentu yang disesuaikan dengan keunikan
atau kebutuhan khusus layanan spiritual. Adapun kriteria yang masuk dalam populasi
tersebut antara lain :
 Pasien dengan gangguan emosional atau psikis berat

6
 Pasien dengan hambatan untuk menjalankan ibadah
 Pasien dengan kebutuhan konseling spiritual
 Pasien dengan fase terminal dalam waktu yang lama
 Pasien dengan kondisi sakaratul maut
Berdasarkan masalah psikospiritual diatas, maka akan dilakukan Edukasi dan atau
intervensi sebagai berikut :
 Motivasi Spiritual
 Ruqyah Syar’iyah
 Terapi Dzikir
 Terapi Salat Tahajud
 Qur’anic Healing
 Bimbingan Taharoh dan Salat
 Talqin
 Fikih Wanita dan Keluarga sakinah mawaddah wa rahmah
 Lain-lain

Prosedur pelaksanaan asesmen spiritual pasien di Unit IGD sebagai berikut :


a. Petugas RS menyiapkan formulir asesmen awal yang terdapat pada RM.20 b/REV
V/PERAWAT untuk pasien gawat darurat.
b. Petugas RS melakukan identifikasi psikospiritual pasien dengan cara check list sesuai yang
tertulis dalam form assesmen awal yang meliputi :
1) Keyakinan agama pasien (perawat bertanya kepada pasien tentang agama yang
dianutnya
2) Kemampuan thoharoh dan ibadah (perawat menanyakan kemampuan thoharoh dan
ibadahnya)
3) Bimbingan spiritual pasien yang dibutuhkan (perawat menanyakan kepada pasien
bimbingan spiritual apa yang dibutuhkan
c. Petugas RS melakukan pengecekan pada formulir assesmen awal umum untuk melihat
identifikasi spiritual pasien jika pasien membutuhkan bimbingan maupun motivasi, maka
perawat akan melakukan assesmen spiritual ulang yang terdapat pada form RM ………. Yang
meliputi:

7
1) Identitas pasien (tulislah nama, tanggal lahir, ruang, dan waktu pelaksanaan assesmen
ulang)
2) Thoharoh pasien (check list pada kolom wudlu/tayamum)
3) Ibadah pasien (check list pada kolom ibadah sebelum dan selama sakit)
d. Petugas RS asesmen spiritual tambahan jika menemukan pasien dalam kondisi tertentu yang
membutuhan layanan spiritual khusus dengan cara :
1) Melakukan check list pada masalah spikospiritual pasien yang melipiuti :
 pasien dengan kondisi emotional dan psikis berat
 pasien dengan hambatan thoharoh
 pasien dengan hambatan ibadah
 pasien dengan kebutuhan konseling spiritual
 pasien dengan fase terminal dalam waktu lama
 pasien dengan kondisi sakaratul maut
2) Melakukan check list pada kolom rencana edukasi islami yang disediakan
e. Petugas RS membubuhkan nama dan tanda tangan perawat pada kolom yang disediakan.
f. Petugas RS memasukkan formulir asesmen spiritual pasien IGD pada status pasien.

2. Asesmen Spiritual Pasien di Rawat Jalan

Asesmen spiritual pasien di rawat jalan ini, dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dan
data mengenai kondisi spiritual pasien melalui asesmen spiritual awal, asesmen spiritual ulang
dan asesmen spiritual tambahan pasien rawat jalan. Dengan penjelasan sebagai berikut ;
a. Asesmen spiritual awal adalah suatu tindakan melakukan penilaian spiritual awal pada saat
pasien mendapatkan pelayanan pertama kali di rawat jalan untuk mengidentifikasi
kebutuhan spiritual. Asesmen awal dilakukan saat pasien sudah terdaftar atau diterima
untuk mendapatkan asuhan dirumah sakit untuk menghasilkan keputusan tentang
kebutuhan asuhan dan pengobatan. Asesmen spiritual awal pasien rawat jalan adalah :
 Keyakinan atau agama pasien
 Kemampuan taharah dan salat
 Kebutuhan spiritual
b. Asesmen spiritual ulang adalah Proses pengumpulan informasi dan data mengenai status
atau riwayat spiritual pasien dari data subyektif dan obyektif yang dilakukan secara terus
menerus pada saat di rawat jalan.

8
Asesmen ulang dilakukan untuk melihat respon pasien terhadap asuhan yang telah
dilakukan. Hal ini penting dilakukan untuk memutuskan rencana asuhan berikutnya.
c. Asesmen Spiritual Tambahan adalah proses pengumpulan informasi dan data mengenai
kondisi spiritual pasien pada populasi tertentu yang dilakukan sesuai kebutuhan khusus
pelayanan spiritual pasien pada saat di rawat jalan.
Asesmen tambahan diperlukan pada populasi tertentu yang disesuaikan dengan keunikan
atau kebutuhan khusus layanan spiritual. Adapun kriteria yang masuk dalam populasi
tersebut antara lain :
 Pasien dengan gangguan emosional atau psikis berat
 Pasien dengan hambatan untuk menjalankan ibadah
 Pasien dengan kebutuhan konseling spiritual
 Pasien dengan fase terminal dalam waktu yang lama
 Pasien dengan kondisi sakaratul maut
Berdasarkan masalah psikospiritual diatas, maka akan dilakukan Edukasi dan atau
intervensi sebagai berikut :
 Motivasi Spiritual
 Ruqyah Syar’iyah
 Terapi Dzikir
 Terapi Salat Tahajud
 Qur’anic Healing
 Bimbingan Taharoh dan Salat
 Talqin
 Fikih Wanita dan Keluarga sakinah mawaddah wa rahmah
 Lain-lain

Prosedur pelaksanaan asesmen spiritual pasien di rawat jalan sebagai berikut :


a. Petugas RS menyiapkan formulir asessmen awal yang terdapat pada RM.20 b/REV
V/PERAWAT untuk pasien rawat jalan.
b. Petugas RS melakukan identifikasi psikospiritual pasien dengan cara check list sesuai yang
tertulis dalam form assesmen awal yang meliputi :
1) Keyakinan agama pasien (perawat bertanya kepada pasien tentang agama yang
dianutnya

9
2) Kemampuan thoharoh dan ibadah (perawat menanyakan kemampuan thoharoh dan
ibadahnya)
3) Bimbingan spiritual pasien yang dibutuhkan (perawat menanyakan kepada pasien
bimbingan spiritual apa yang dibutuhkan
c. Petugas RS melakukan pengecekan pada formulir assesmen awal umum untuk melihat
identifikasi spiritual pasien jika pasien membutuhkan bimbingan maupun motivasi, maka
perawat akan melakukan assesmen spiritual ulang yang terdapat pada form RM ………. Yang
meliputi:
1) Identitas pasien (tulislah nama, tanggal lahir, ruang, dan waktu pelaksanaan assesmen
ulang)
2) Thoharoh pasien (check list pada kolom wudhu/tayamum)
3) Ibadah pasien (check list pada kolom ibadah sebelum dan selama sakit)
d. Petugas RS memberikan asesmen spiritual tambahan jika menemukan pasien dalam kondisi
tertentu yang membutuhan layanan spiritual khusus dengan cara :
1) Melakukan check list pada masalah spikospiritual pasien yang meliputi :
 Pasien dengan kondisi emotional dan psikis berat
 Pasien dengan hambatan thoharoh
 Pasien dengan hambatan ibadah
 Pasien dengan kebutuhan konseling spiritual
 Pasien dengan vase terminal dalam waktu lama
 Pasien dengan kondisi sakaratul maut
2) Melakukan check list pada kolom rencana edukasi islami yang disediakan
e. Petugas RS membubuhkan nama dan tanda tangan perawat pada kolom yang disediakan.
f. Petugas RS memasukkan formulir assesmen spiritual pasien rawat jalan pada status pasien.

3. Asesmen Spiritual Pasien di Rawat Inap

Asesmen spiritual pasien di rawat inap ini, dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dan
data mengenai kondisi spiritual pasien melalui assesmen spiritual ulang dan assesmen spiritual
tambahan pasien rawat inap. Dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Assesmen spiritual ulang adalah Proses pengumpulan informasi dan data mengenai status
atau riwayat spiritual pasien dari data subyektif dan obyektif yang dilakukan secara terus
menerus pada saat rawat inap. Dilakukan identifikasi kondisi spiritual pasien sebagai berikut

10
1) Identitas pasien (nama, umur, ruang, tanggal, sumber data)
2) Anamnesis, yakni proses penggalian informasi antara petugas bimbingan pelayanan
Islami dengan pasien dan atau keluarga dimulai dari indentifikasi pasien, keluhan utama
guna menegakkan diagnosis. Anamnesis spiritual pasien meliputi :
 Penerimaan kondisi sakit
Pertama, berisi tentang pernyataan pasien dan keluarga dalam menerima kondisi
sakit pasien, yaitu; menerima , tidak menerima, tabah, sedih, sabar, mengeluh.
Kedua, Ekspresi dari pasien, yaitu : senyum, sedih, mengikuti nasihat, menolak
nasihat, semangat, marah,pasrah, cemas.
Salah satu indikator pasien menerima kondisi sakit, diantaranya pasien mampu
memaknai kondisi sakit yang diderita bahwa ini merupakan cara Allah agar hamba
mampu lebih mendekatkan diri kepada-Nya.
 Pelaksanaan ibadah salat pasien
Pertama, berisi pernyataan pasien dan keluarga tentang pelaksanaan ibadah salat
pasien baik sebelum atau setelah sakit dengan pilihan jawaban displin, kadang-
kadang, tidak. Kedua, berisi tentang media bersuci (wudlu, tayammum) dan hafalan
bacaan (al-fatihah, rukuk, sujud, tasyahud)

b. Assesmen Spiritual Tambahan adalah proses pengumpulan informasi dan data mengenai
kondisi spiritual pasien pada populasi tertentu yang dilakukan sesuai kebutuhan khusus
pelayanan spiritual pasien pada saat di rawat inap. Adapun kriteria yang masuk dalam
populasi tersebut antara lain :
 Pasien dengan gangguan emosional atau psikis berat
 Pasien dengan hambatan taharah
 Pasien dengan hambatan untuk menjalankan ibadah
 Pasien dengan kebutuhan konseling spiritual
 Pasien dengan fase terminal dalam waktu yang lama
 Pasien dengan kondisi sakaratul maut
Berdasarkan masalah psikospiritual di atas, maka akan dilakukan tindak lanjut/rencana
terapi sebagai berikut :
 Motivasi penerimaan sakit dan kesembuhan

11
Pemberian dorongan psikospiritual dan emosional pasien untuk selalu husnudzon
dalam menerima kondisi sakit dengan menceritakan tentang hikmah orang sakit,
keutamaan orang sakit dan meyakinkan bahwa kesembuhan akan didapat jika ada
usaha serta diiringi dengan doa (memohon kesembuhan kepada Allah SWT).
 Bimbingan Fikih Pasien (Taharah, Salat, Puasa)
Bagi pasien yang tidak sanggup melakukan wudlu karena takut rasa sakit bertambah
atau kesembuhan semakin lama, maka diberikan bimbingan bersuci dengan debu
sebagai ganti dari wudlu (tayammum). Dalam pelaksanaannya jika tidak sanggup
untuk bertayammum sendiri, maka orang lain boleh mentayammumkannya.
Cara bertayammum :
Pertama, membaca Niat :”Nawaitut tayammuma listibahatissalati fardlollillahi
ta’ala”. Kedua, letakkan kedua tangan pada tembok/sprei/tirai yang diyakini ada
debunya dan bersih dari kotoran dan atau menggunakan tayammum pad yang telah
disediakan. Ketiga, usapkanlah kedua telapak tangan ke muka. Keempat, dilanjutkan
mengusap kedua belah tangan kita secara bergantian dimulai tangan kanan
kemudian tangan kiri.
Pasien yang tidak mampu melaksanakan salat dengan sempurna (posisi dan bacaan),
dikarenakan kondisi sakit yang dideritanya, akan diberikan bimbingan salat yang
disesuaikan dengan kemampuan salat pasien meliputi posisi duduk, tidur miring,
tidur berbaring, atau dengan isyarat.
 Bimbingan Fikih Wanita
Bimbingan yang diberikan kepada pasien hamil dan melahirkan terkait haid, nifas dan
kaifiyah-kaifiyahnya terkait pada masa kehamilan, melahirkan dan menyusui.
 Bimbingan Doa
Pemberian bimbingan doa yang berhubungan dengan proses penyembuhan,
diantaranya : doa kesembuhan, doa sebelum minum obat, doa sebelum/setelah
tindakan operasi dan lain sebagainya.
 Bimbingan membaca/menghafal Al Qur’an
Pemberian bimbingan membaca/menghafal ayat atau surat dalam Al Quran bagi
pasien dan atau keluarga selama masa perawatan di rumah sakit.

12
 Bimbingan Dzikir
Mengajak pasien dan keluarga untuk selalu mengingat kepada Allah SWT agar
senantiasa mendapatkan perlindungan, bimbingan dan kesembuhan dari-Nya. Hal
ini dilakukan dengan mengajak pasien untuk membaca kalimah thayyibah.
 Quranic Healing
Terapi yang diberikan kepada pasien, terutama pasien ICU dengan
memperdengarkan ayat-ayat al-quran/ruqyah syar’iyyah lewat media audio yang
telah disediakan rumah sakit dengan harapan mudah-mudahan pasien mendapatkan
ridla Allah SWT sehingga diberikan kelancaran dalam proses perawatannya di rumah
sakit dan mendapat kesembuhan.
 Motivasi keluarga pasien
Pemberian dorongan psikopsiritual dan emosional keluarga pasien untuk selalu
husnudzon dalam menerima kondisi sakit dengan menceritakan tentang hikmah
orang sakit, keutamaan orang sakit dan meyakinkan bahwa kesembuhan akan
didapat jika ada usaha serta diiringi dengan doa (memohon kesembuhan kepada
Allah SWT).
 Anjuran bersedekah
Pemberian anjuran bagi pasien/keluarga untuk bersedekah dengan harapan
mendapatkan ridla Allah SWT sehingga memberikan kelancaran dalam proses
perawatan dan mendapat kesembuhan.
 Talqin
Pemberian bimbingan bagi pasien sakaratul maut beserta keluarganya
 Ruqyah Syar’iyyah
Ruqyah Syar’iyyah merupakan metode terapi dengan membaca doa dan bacaan-
bacaan yang mengandung permintaan tolong dan perlindungan kepada Allah SWT
untuk mencegah atau mengobati bala dan penyakit. Terapi ini menggunakan ayat-
ayat alqur’an atau hadist shahih, tanpa mengubah susunan kalimatnya dengan
bahasa arab yang fasih, dibaca dengan jelas sehingga tidak merubah dari makna yang
asli.
 Terapi Dzikir
Terapi yang diberikan kepada pasien terutama pasien jiwa dengan membaca
istighfar, tasbih, tahlil, tahmid, asmaul husna, al qur’an dan kalimah thayyibah

13
lainnya. Terapi ini dilakukan dengan harapan pasien mendapatkan ketenangan hati
dan fikiran sehingga mampu menjadikan jiwa pasien pulih dengan ridlo Allah SWT.
 Terapi salat tahajud
Terapi yang diberikan kepada pasien terutama pasien tahap terminal (oncology
center dan hemodialisa) dengan melaksanakan salat tahajud. Terapi salat tahajud ini
dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
 Manajemen Nyeri secara syariah
Suatu sistem pelayanan manajeman nyeri yang dilakukan di ruangan untuk
mengatasi masalah nyeri pasien selama perawatan secara syariah. Dalam
pelaksanaannya, pendampingan petugas Bimbingan Rohani Islam disesuaikan
kondisi nyeri yang dirasakan pasien:
 Apabila dalam kondisi nyeri ringan pada skala 1-3 (sedikit mengganggu aktivitas
sehar-hari), ajaklah pasien untuk memohon ampun kepada Allah dengan
mengucapkan istighfar “Astaghfirullahal ‘Azhim” berulangkali
 Apabila dalam kondisi nyeri sedang pada skala 4-6 (gangguan nyata terhadap
aktivitas sehar-hari), ajaklah pasien berdzikir dengan membaca kalimat
thayyibah sesuai kemampuan seperti mengucapkan tasbih “Subhanallah”,
tahmid “Alhamdulillah”, takbir “Allahu Akbar” atau tahlil “Laa Ilaha Illallah”
berulangkali
 Apabila dalam kondisi nyeri berat pada skala 7-10 (tidak dapat melakukan
aktivitas sehar-hari), ajaklah pasien agar mengingat Allah dan menanamkan
sikap selalu husnuzhan kepada Allah

Dalam pemberian terapi spiritual ini, petugas menggunakan satu/ beberapa metode
berikut; pertama, demontrasi yakni berupa ceramah tentang hikmah sakit dan materi
keislaman lainnya. Kedua, diskusi, yakni dengan bimbingan secara personal ke setiap
pasien, dan Ketiga, leaflet, yakni dengan membagikan edukasi Islami dalam bentuk
leaflet dan buku kerohanian/ buku panduan muslimah.

c. Asesmen Spiritual Pulang adalah proses pengumpulan informasi dan data mengenai spiritual
pasien ketika akan pulang setelah proses perawatan di rumah sakit, asesmen ini meliputi :
1) Keadaan pasien ketika keluar, Pertama; kondisi ibadah (displin, kadang-kadang, tidak)
Kedua; kondisi psikospiritual (menerima, mengeluh, menolak)
14
2) Pemberian saran/rencana tindak lanjut
Setelah pemberian terapi spiritual lanjut, pasien akan diberikan saran/rencana tindak
lanjut oleh petugas Bimbingan Rohani Islam sesuai dengan kondisi akhir pasien ketika
akan pulang
3) Pemberian edukasi Islami (leaflet/buku kerohanian/buku panduan muslimah)

Prosedur pelaksanaan asesmen spiritual pasien di rawat inap sebagai berikut :


a. Petugas RS melakukan pengecekan pada formulir pengkajian awal umum untuk melihat
identifikasi spiritual pasien. Jika pasien membutuhkan bimbingan maupun motivasi, maka
petugas kerohanian akan melakukan asesmen spiritual ulang pasien muslim rawat inap yang
terdapat pada lembar RM 17 REV IV/15 yang meliputi:
1) Identitas pasien,
2) anamnesis dan pemeriksaan,
b. Petugas RS melakukan assesmen spiritual tambahan jika menemukan pasien dalam kondisi
tertentu yang membutuhan layanan spiritual khusus dengan cara :
1) Melakukan check list pada masalah spikospiritual pasien yang meliputi :
 pasien dengan kondisi emosional dan pasikis berat
 pasien dengan hambatan thoharoh
 pasien dengan hambatan ibadah
 pasien dengan kebutuhan konseling spiritual
 pasien dengan vase terminal dalam waktu lama
 pasien dengan kondisi sakaratul maut
2) Melakukan check list pada kolom tindak lanjut/ rencana edukasi islami yang disediakan
Tindak lanjut meliputi :
 Motivasi Penerimaan sakit
 Bimbingan Tayamum
 Bimbingan Salat
 Bimbingan Doa
 Bimbingan membaca/menghafal Al Qur’an
 Motivasi keluarga pasien
 Anjuran bersedekah
 Pendampingan umum

15
 Pendampingan khusus
 Ruqyah Syar’iyyah
 Manajemen Nyeri secara syariah
 Terapi Dzikir
 Terapi salat tahajud
c. Petugas RS melakukan asesmen spiritual pasien pulang, dengan melakukan chek list pada
kolom kondisi ibadah pasien dan kondisi psiko-spiritual pasien.
d. Petugas RS melakukan chek list pada kolom edukasi islami sesuai buku yang diberikan kepada
pasien
e. Petugas RS meminta tanda tangan dan nama terang pasien atau keluarga pada kolom yang
tersedia
f. Petuas RS membubuhkan nama dan tanda tangan perawat pada kolom yang disediakan.
g. Petugas RS memasukkan form formulir asesmen spiritual pasien rawat inap pada status
pasien.

B. ASESMEN SPIRITUAL PASIEN NON MUSLIM


1. Asesmen spiritual pasien non muslim di Unit Gawat Darurat /Unit Rawat Jalan
Asesmen awal psikospiritual pasien non muslim di unit gawat darurat dan rawat jalan, hanya
dengan pemberian motivasi kesembuhan. Dan bila ditemukan gangguan psikospiritual lain,
maka pemberian asesmen spiritual pasien sesuai dengan permintaan pasien/keluarga
(mengundang petugas rohani dari luar rumah sakit) dan disesuaikan dengan prosedur yang
telah ditetapkan, yakni tetap dengan pendampingan petugas bimbingan pelayanan Islami
Rumah Sakit Islam Sultan agung.
2. Asesmen spiritual pasien non muslim di Rawat Inap
Bila pasien dirawat inap, maka pemberian asesmen spiritual pasien sesuai dengan permintaan
pasien/keluarga disesuaikan dengan prosedur yang telah ditetapkan, yakni tetap dengan
pendampingan petugas bimbingan pelayanan Islami Rumah Sakit Islam Sultan Agung dan tidak
mengganggu pasien lain.

16
BAB IV
DOKUMENTASI

A. Rekapitulasi Data
Rekapitulasi data dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan kinerja yang
dilaksanakan sesaui dengan program kerja.

B. Monitoring
Monitoring dilakukan bertujuan untuk memantau kepatuhan petugas dalam melaksanakan
kegiatan sehari-hari dan untuk memastikan asesmen spiritual pasien sebagai salah satu proses
pelayanan di Rumah Sakit Islam Sultan Agung. Monitoring dilakukan oleh Tim yang terdiri dari
pimpinan unit kerja dan manajer Bimbingan Pelayanan Islami.

C. Evaluasi
Evaluasi dilakukan oleh petugas Bimbingan Rohani Islam dan dilakukan setiap tiga bulan sekali.

D. Bentuk-bentuk dokumentasi yang dilakukan sebagai bukti pelaksanaan kinerja bagian bImbingan
Rohani Islam antara lain berupa:
1. Dokumentasi laporan bulanan, tiga bulanan dan tahunan
2. Buku-buku bimbingan rohani
3. Form bimbingan dan form-form lainnya yang terkait dengan kinerja BPI
4. Foto – foto dokumentasi saat dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan

17
BAB V
PENUTUP

Telah disusun Buku Panduan Asesmen Spiritual Pasien Rumah Sakit Islam Sultan Agung, yang
dapat digunakan sebagai acuan pelaksanaan asesmen pasien dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan yang Islami.
Panduan Asesmen Spiritual Pasien ini akan ditinjau ulang secara periodik, oleh sebab itu
masukan yang bersifat membangun sangat diharapkan.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Buku
Panduan Bimbingan Rohani Pasien ini, semoga Allah SWT selalu menyertai ibadah kita dalam
rangka menyelamatkan kehidupan umat.

18

Anda mungkin juga menyukai