RS
ISLAMIC TEACHING
SULTAN
AGUNG
HOSPITAL
Rumah Sakit Sesuai Prinsip Syariah
SEMARANG - JAWA TENGAH
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM
DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
Pasal 1
Pasal 2
Lingkup Asuhan Keperawatan
(1) Lingkup asuhan keperawatan yang dimaksud meliputi : asuhan keperawatan anak, asuhan
keperawatan medical bedah, asuhan keperawatan kritis, dan asuhan keperawatan
maternitas.
(2) Asuhan keperawatan anak meliputi : asuhan keperawatan kejang demam, asuhan
keperawatan dengue hemoragic fever tanpa syok, asuhan keperawatan dengue hemoragic
fever dengan syok;
(3) Asuhan keperawatan medical bedah meliputi : asuhan keperawatan febris thypoid, asuhan
keperawatan TIA (Transient Ischemic Attack) dan stroke iskemik, asuhan keperawatan intra
cerebral hemorrhagic (ICH) dan perdarahan sub arachnoid (PSA), asuhan keperawatan akut
miokard infark (AMI), asuhan keperawatan low back pain (LBP), asuhan keperawatan
benigna prostat hyperplasia (BPH), asuhan keperawatan konka hipertrofi, asuhan
keperawatan tonsillitis, asuhan keperawatan haemoroid, asuhan keperawatan sinusitis,
asuhan keperawatan ureterolithiasis, asuhan keperawatan pteregyum, asuhan keperawatan
katarak senilis, asuhan keperawatan dengue haemoragic fever tanpa syok;
(4) Asuhan keperawatan kritis meliputi : asuhan keperawatan bayi berat lahir rendah (BBLR),
asuhan keperawatan asfiksia, asuhan keperawatan hiperbilirubinemia, asuhan keperawatan
chronic kidney disease (CKD), asuhan keperawatan hipoglikemia, asuhan keperawatan akut
miokard infark (AMI);
(5) Asuhan keperawatan maternitas meliputi : asuhan keperawatan section caesaria (SC), asuhan
keperawatan abortus incomplete, asuhan keperawatan partus spontan.
Pasal 3
Assesmen Keperawatan
Pasal 4
Diagnosa Keperawatan
Perawat dalam menentukan diagnosa keperawatan merupakan Clinical judgment terhadap
respon manusia akibat kondisi kesehatan/proses kehidupan, atau kerentanan yang terjadi seorang
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat.
Pasal 5
Pada saat Peraturan Direktur Utama ini mulai berlaku, Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit
Islam Sultan Agung Nomor 2680/PER/RSI-SA/IV/2017 tentang Standar Asuhan Keperawatan
Rumah Sakit Islam Sultan Agung dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 6
Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Islam Sultan Agung ini berlaku pada tanggal
diundangkan
Ditetapkan di Semarang
Pada tanggal 08 Jumadil Ula 1441 H
04 Januari 2020 M
DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
1. Pengertian ( Definisi ) Suatu panduan yang dibuat untuk mempermudah perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan dan pendokumentasian
asuhan keperawatan pada pasien BBLR.
92
Kulit kuning menurun
Sklera kuning menurun
6. Risiko defisit nutrisi ( D. 0032 )
Ekspektasi : Status nutrisi membaik
Kriteria hasil :
Berat badan membaik
Membran mukosa membaik
Serum albumin meningkat
7. Risiko infeksi ( D.0142 )
Ekspektasi ; Tingkat infeksi menurun
Kriteria hasil :
Demam menurun
Kemerahan menurun
Nyeri menurun
Bengkak menurun
Kadar sel darah putih membaik
94
3. Menyusui tidak efektif ( D. 0029)
a. Edukasi menyusui ( I. 12393 )
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Identifikasi tujuan atau keinginan menyusui
2) Terapeutik
Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
Dukung ibu meningkatkan kepercayaan diri dalam
menyusui
Libatkan sistem pendukung : suami, keluarga,
tenaga kesehatan.
3) Edukasi
Berikan konseling menyusui
Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi
Ajarkan 4 ( empat ) posisi menyusui dan
perlekatan ( lacth on ) dengan benar
Ajarkan perawatan payudara post partumm ( misal
: memerah ASI, pijat payudara, pijat oksitosin )
b. Konseling laktasi ( I. 03093 )
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi keadaan emosional ibu saat akan
dilakukan konseling menyusui
Identifikasi keinginan dan tujuan menyusui
Identifikasi permasalahan yang ibu alamai selama
proses menyusui
2) Terapeutik
Gunakan teknik mendengarkan aktif (misal : duduk
sama tinggi, dengarkan permasalahan ibu)
Berikan pujian terhadap perilaku ibu yang benar
3) Edukasi
Ajarkan teknik menyusui yang tepat sesuai
kebutuhan ibu
4. Risiko hipotermia ( D.0140 )
a. Manajemen hipotermia ( I. 14507)
Tindakan :
1) Observasi
Monitor suhu tubuh
95
Identifikasi penyebab hipotermia ( misal terpapar
suhu lingkungan rendah, pakaian tipis, kerusakan
hipothalamus, penurunan laju metabolisme,
kekurangan lemak sub kutan)
Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia
(hipotermia ringan : takipnea, disartria, diuresisi ;,
hipotermia sedang : aritmis, hipotensi, apatis,
koagulopati, reflek menurun;, hipotermia berat :
oliguria, reflek menghilang, edema paru)
2) Terapeutik
Sediakan lingkungan yang hangat ( misal atur suhu
ruangan, suhu inkubator )
Ganti pakaian dan /atau linen yang basah
Lakukan penghangatan pasif ( misal : selimut,
menutup kepala, pakaian tebal )
Lakukan penghangatan aktif eksternal ( misal :
perawatan metode kanguru )
Lakukan penghangatan aktif internal ( misal :
oksigen hangat
b. Regulasi temperatur ( I. 14578)
Tindakan :
1) Observasi
Monitor suhu bayi sampai stabil ( 36.5C – 37.5C)
Monitor suhu tubuh tiap dua jam, jika perlu
Monitor tekanan darah, frekuensi pernafasan dan
nadi
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermia
atau hipertermia
2) Terapeutik
Pasang alat pemantau suhu kontinu, jika perlu
Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
Masukkan bayi BBLR ke dalam plastik
segera setelah lahir
Gunakan topi bayi untuk mencegah kehilangan
panas pada bayi baru lahir
Tempatkan bayi baru lahir di bawah radian
warmer
Pertahankan kelembaban inkubator 50% atau
lebih untuk mengurangi kehilangan panas karena
proses evaporasi
Atur suhu inkubator sesuai kebutuhan
Hangatkan terlebih dahulu bahan – bahan yang
96
akan kontak dengan bayi ( misal selimut, kain
bedongan, stetoskop )
Hindari meletakkan bayi di area aliran pendingin
ruangan
Gunakan selimut hangat untuk menaikkan suhu
tubuh, jika perlu
Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan
pasien ( 25C- 27C )
3) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antipiretikk, jika perlu
c. Perawatan bayi ( I. 10338)
Tindakan :
1) Observasi
Monitor tanda – tanda vital bayi
2) Terapeutik
Mandikan bayi dengan suhu ruangan 21C – 24 C
Mandikan bayi dalam waktu 5 – 10 menit dan 2
kali dalam sehari
Rawat tali pusat secara terbuka ( tali pusat tidak
dibungkus apapun )
Bersihkan pangkal tali pusat dengan cotton bud
yang telah diberi air steril
Kenakan popok bayi dibawah umbilikal jika tali
pusat belum terlepas
Ganti popok bayi jika basah
Kenakan pakaian bayi dari bahan katun
3) Edukasi
Anjurkan ibu menyusui sesuai kebutuhan bayi
Ajarkan ibu cara merawat bayi di rumah
Ajarkan cara pemberian makanan pendamping ASI
pada bayi > 6 bulan
d. Perawatan neonatus ( I. 03132 )
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi kondisi awal bayi setelah lahir (misal :
kecukupan bulan, air ketuban jernih, atau
bercampur mekonium, menangis spontan, tonus
otot)
Monitor tanda vital bayi ( terutama suhu )
2) Terapeutik
Berikan vitamin K 1 mg intramuskuler untuk
mencegah perdarahan
Mandikan selama 5 – 10 menit, minimal sekali
97
sehari
Mandikan dengan air hangat ( 36C – 37 C )
Oleskan baby oil untuk mempertahankan
kelembaban kulit
Rawat tali pusat secara terbuka (tidak dibungkus)
Bersihkan tali pusat dengan air steril
Kenakan pakain dari bahan katun
Selimuti untuk mempertahankan kehangatan dan
mencegah hipotermia
Ganti popok segera jika basah
3) Edukasi
Anjurkan tidak membubuhi apapun pada tali pusat
Anjurkan ibu menyusi bayi setiap 2 jam
Anjurkan menyendawakan bayi setelah disusui
Anjurkan ibu mencuci tangan sebelum menyentuh
bayi
5. Resiko defisit nutrisi ( D. 0032 )
a. Manajemen nutrisi (I. 03119)
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi kebutuhan nutrisi
Identifikasi perlunya penggunaan selang orogastrik
/selang nasogastrik
Monitor asupan cairan
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
2) Terapeutik
Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Berikan suplemen makan, jika perlu
Hentikan pemberian makan melalui selang
orogastrik/ nasogastrik jika asupan oral dapat
ditoleransi
3) Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrien yang dibutuhkan , jika
perlu
6. Resiko infeksi ( D.0142 )
a. Pencehagan infeksi ( I. 14539 )
Tindakan :
1) Observasi
Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
sistemik
98
2) Terapeutik
Berikan perawatan kulit pada area edema
Cuci tangan
Pertahankan tehnik aseptik
3) Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara cuci tangan dengan benar
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
99
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN ( PAK)
2. ASFIKSIA
1 Pengertian ( Definisi ) Panduan asuhan keperawatan asfiksia adalah suatu panduan yang
dibuat untuk mempermudah perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan dan pendokumentasian asuhan keperawatan pada
pasien asfiksia.
100
Lakukan penghisapan lendir
Berikan oksigen jika perlu
3) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik jika perlu
2. Pola nafas tidak efektif ( D.005)
a. Pemantauan respirasi ( I.01014 )
Tindakan :
1) Observasi
Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan
upaya nafas
Monitor pola nafas (seperti bradipnea,
takipnena, hiperventilasi)
Monitor adanya produksi sputum
Monitor adanya sumbatan jalam nafas
Auskultasi bunyi nafas
Monitor saturasi oksigen
Monitor hasil x ray toraks
2) Terapeutik
Atur interval pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
3) Edukasi
Informasikan hasil pemantauan jika perlu
3. Gangguan pertukaran gas ( D.003)
a. Terapi oksigen ( I.01026 )
Tindakan :
1) Observasi
Monitor kecepatan aliran oksigen
Monitor posisi alat terapi oksigen
Monitor aliran oksigen secara periodik dan
pastikan fraksi yang diberikan cukup
Monitor edfektifitas terapi oksigen (misal :
oksimetri, analisa gas darah) jika perlu
Monitor kemampuan melepaskan oksigen
saat makan
Monitor tanda – tanda hipoventilasi
Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan
atelektasis
Monitor integritas mukosa hidung akibat
pemasnagan oksigen
2) Terapeutik
Bersihkan sekret pada mulut, hidung dan
101
1011
trakhea jika perlu
Pertahankan kepatenan jalan nafas
Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
Berikan oksigen tambahanjika perlu
Tetap berikan oksigen saat pasien
ditransportasi
Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan
tingkat mobilitas pasien
3) Edukasi
Ajarkan keluarga cara menggunakan oksigen di
rumah
4) Kolaborasi
Kolaborasi penentuan dosis oksigen
Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas
dan/atau tidur
4. Menyusui tidak efektif ( D.0029)
a. Edukasi menyusui ( I. 12393 )
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Identifikasi tujuan atau keinginan menyusui
2) Terapeutik
Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
Dukung ibu meningkatkan kepercayaan diri
dalam menyusui
Libatkan sistem pendukung : suami, keluarga,
tenaga kesehatan.
3) Edukasi
Berikan konseling menyusui
Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi
Ajarkan 4 ( empat ) posisi menyusui dan
perlekatan (lacth on) dengan benar
Ajarkan perawatan payudara post partum (misal
: memerah ASI, pijat payudara, pijat oksitosin)
b. Konseling laktasi ( I. 03093 )
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi keadaan emosional ibu saat akan
102
1021
dilakukan konseling menyusui
Identifikasi keinginan dan tujuan menyusui
Identifikasi permasalahan yang ibu alamai
selama proses menyusui
2) Terapeutik
Gunakan teknik mendengarkan aktif (misal :
duduk sama tinggi, dengarkan permasalahan
ibu)
Berikan pujian terhadap perilaku ibu yang benar
3) Edukasi
Ajarkan teknik menyusui yang tepat sesuai
kebutuhan ibu
5. Risiko hipotermia (D. 0140 )
a. Manajemen hipotermia ( I. 14507)
Tindakan :
1) Observasi
Monitor suhu tubuh
Identifikasi penyebab hipotermia (misal :
terpapar suhu lingkungan rendah, pakaian tipis,
kerusakan hipothalamus, penurunan laju
metabolisme, kekurangan lemak sub kutan)
Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia
(hipotermia ringan : takipnea, disartria, diuresisi
;, hipotermia sedang : aritmis, hipotensi, apatis,
koagulopati, reflek menurun;, hipotermia berat :
oliguria, reflek menghilang, edema paru)
2) Terapeutik
Sediakan lingkungan yang hangat (misal atur
suhu ruangan, suhu inkubator)
Ganti pakaian dan /atau linen yang basah
Lakukan penghangatan pasif (misal : selimut,
menutup kepala, pakaian tebal)
Lakukan penghangatan aktif eksternal (misal :
perawatan metode kanguru)
Lakukan penghangatan aktif internal (misal :
oksigen hangat)
b. Regulasi temperatur ( I. 14578)
Tindakan :
1) Observasi
Monitor suhu bayi sampai stabil (36.5C – 37.5C)
Monitor suhu tubuh tiap dua jam, jika perlu
Monitor tekanan darah, frekuensi pernafasan
dan nadi
Monitor warna dan suhu kulit
103
1031
Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermia
atau hipertermia
2) Terapeutik
Pasang alat pemantau suhu kontinu, jika perlu
Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang
adekuat
Masukkan bayi BBLR ke dalam plastik segera
setelah lahir
Gunakan topi bayi untuk mencegah kehilangan
panas pada bayi baru lahir
Tempatkan bayi baru lahir di bawah radian
warmer
Pertahankan kelembaban inkubator 50% atau
lebih untuk mengurangi kehilangan panas
karena proses evaporasi
Atur suhu inkubator sesuai kebutuhan
Hangatkan terlebih dahulu bahan – bahan yang
akan kontak dengan bayi (misal selimut, kain
bedongan, stetoskop)
Hindari meletakkan bayi di area aliran pendingin
ruangan
Gunakan selimut hangat untuk menaikkan suhu
tubuh, jika perlu
Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan
pasien (25C- 27C)
3) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antipiretikk, jika perlu
6. Risiko infeksi ( D.0142)
a. Pencehagan infeksi ( I. 14539 )
Tindakan :
1) Observasi
Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
sistemik
2) Terapeutik
Berikan perawatan kulit pada area edema
Cuci tangan
Pertahankan tehnik aseptik
3) Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara cuci tangan dengan benar
Ajarkan etika batuk
104
1041
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
105
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN ( PAK)
3. HIPERBILIRUBINEMIA
107
1071
Kenakan pakaian bayi dari bahan katun
c. Edukasi
Anjurkan ibu menyusui sesuai kebutuhan bayi
Ajarkan ibu cara merawat bayi di rumah
Ajarkan cara pemberian makanan pendamping ASI
pada bayi > 6 bulan
3. Pemantauan tanda vital (I. 02060)
a. Observasi
Monitor tekanan darah
Monitor nadi ( frekuensi, kekuatan dan irama )
Monitor pernafasan ( frekuensi dan kedalaman
Monitor suhu tubuh
Monitor oksimetri nadi
Monitor tekanan nadi (selisih TDS dan TDD)
Identifikasi penyebab perubahan tanda vital
b. Terapeutik
Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
c. Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu.
4. Manajemen hipovolemia ( I. 03116)
a. Observasi
Periksa tanda dan gejala hipovolemia (misal :
frekuensi nadi meningkat,nadi teraba lemah,
tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun,
membran mukosa kering, volume urin menurun,
hematokrit meningkat, lemah)
Monitor intake dan output cairan
b. Terapeutik
Hitung kebutuhan cairan
Berikan posisi modified trendelenburg
Berikan asupan cairan oral
c. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (misal NaCl,
RL)
Kolaborasi pemberian produk darah
5. Manajemen nutrisi ( I.03119)
a. Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi kebutuhan nutrisi
Identifikasi perlunya penggunaan selang
orogastrik/selang nasogastrik
108
1081
Monitor asupan cairan
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
b. Terapeutik
Lakukan oral hygiene sebelum makan , jika perlu
Berikan suplemen makan, jika perlu
Hentikan pemberian makan melalui selang
orogastrik/nasogastrik jika asupan oral dapat
ditoleransi
c. Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrien yang dibutuhkan , jika
perlu
6. Manajemen hipertermia ( I. 15506)
a. Observasi
Identifikasi penyebab hipertermia (misal : dehidrasi,
terpapar lingkungan panas, penggunaan inkubator)
Monitor suhu tubuh
Monitor haluaran urin
Monitor komplikasi akibat hipertermia
b. Terapeutik
Berikan cairan oral
Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
Tirah baring
c. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena , jika perlu
Kolaborasi pemberian antipiretik
7. Regulasi temperatur (I. 14578)
a. Observasi
Monitor suhu bayi sampai stabil (36.5C – 37.5C)
Monitor suhu tubuh tiap dua jam, jika perlu
Monitor tekanan darah, frekuensi pernafasan dan
nadi
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermia atau
hipertermia
b. Terapeutik
Pasang alat pemantau suhu kontinu, jika perlu
Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
Gunakan topi bayi untuk mencegah kehilangan
panas pada bayi baru lahir
109
1091
Tempatkan bayi baru lahir di bawah radian warmer
Pertahankan kelembaban inkubator 50% atau lebih
untuk mengurangi kehilangan panas karena proses
evaporasi
Hangatkan terlebih dahulu bahan – bahan yang
akan kontak dengan bayi (misal selimut, kain
bedongan, stetoskop)
Hindari meletakkan bayi di area aliran pendingin
ruangan
Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan
pasien (25C- 27C)
c. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antipiretikk, jika perlu
8. Perawatan integritas kulit (I. 11353)
a. Observasi
Identifikasi penyebab gangguan integritas
kulit (misal : perubahan sirkulasi, perubahan
status nutrisi, penurunan kelembaban)
b. Terapeutik
Ubah posisi tiap 2 jam
Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang
, jika perlu
Bersihkan perianal dengan air hangat
Gunakan produk berbahan petrolium, atau minyak
pada kulit kering
Hindari produk berbahan dasar alkohol
111
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN ( PAK)
112
5. Perfusi perifer tidak efektif ( D. 0009 )
6. Intoleransi aktivitas ( D. 0056 )
7. Gangguan integritas kulit/jaringan ( D.0129 )
113
Kriteriahasil :
Ortopnue menurun
Dipsnea menurun
Paroxysmal nocturnaln dypsnue (PND) menurun
Edema anasarka menurun
Edema perifer menurun
Berat badan menurun
Distensi vena jugularis menurun
Suara napas tambahan menurun
Kongesti paru menurun
JVP membaik
Kadar Hb membaik
Kadar Ht membaik
CVP membaik
Refluks hepatojugular membaik
Berat badan membaik
Hepatomegali membaik
Oliguri membaik
Intake cairan membaik
4. Defisit nutrisi ( D.0019 )
Status nutrisi (L.03030)
Ekspektasi : membaik
Kriteriahasil :
Kekuatan otot pengunyah meningkat
Kekuatan atot menelan meningkat
Nyeri abdomen menurun
Beratbadanmembaik
Sariawan menurun
Rambut rontok menurun
Diare menurun
Perasaan cepat kenyang menurun
Nafsumakanmembaik
Bisingususmembaik
Membranmukosamembaik
Serum albumin meningkat
5. Perfusiperifertidakefektif ( D. 0009
) Perfusi Perifer (L. 02011)
Ekspektasi : meningkat
Kriteriahasil :
Denyut nadiperifer meningkat
Penyembuhan lukameningkat
Warna kulit pucat menurun
Edema perifer menurun
114
Nyeri ekstremitas menurun
Parestesia menurun
Bruits femoralis menurun
Akraldinginmenurun
Pengisiankapilermembaik
Turgor kulit membaik
Indeks ankle brachial membaik
6. Intoleransiaktivitas ( D. 0056 )
Toleransi aktifitas ( L. 05047 )
Ekspektasi : meningkat
Kriteriahasil :
Frekuensi nadi meningkat
Saturasi oksigen meningkat
Keluhan lelah menurun
Dypsnue saat aktifitas menurun
Dypsnue setelah aktifitas menurun
Perasaan lemah menurun
Aritmia saat aktifitas menurun
Aritmia setelah aktifitas menurun
Sianosis menurun
Tekanan darah membaik
Frekuensi napas membaik
EKG iskhemia membaik
7. Gangguanintegritaskulit/jaringan ( D.0129
) Integritas kulit dan jaringan (L. 14125 )
Ekspektasi : meningkat
Kriteriahasil :
Kerusakan jaringan menurun
Kerusakan lapisan kulit menurun
Nyeri menurun
Perdarahan menurun
Kemerahan menurun
Hematoma menurun
115
Palpasi kesimetrisan expansi paru
Auskultasi bunyi napas
Monitor saturasi oksigen
Monitor nilai AGD
Monitor hasil X-ray thorax
b. Terapeutik
Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
Dokumentasi
c. Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
2. Manajemen nyeri ( I.08238 )
Tindakan :
a. Observasi
Identifikas
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas, intensitas
nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respons nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan
mamperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgesik
b. Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri (misal TENS, hipnosis, akupresur,terapi
musik,biofeedback,terapi pijat,aromaterapi,teknik
imajinasi terbimbing,kompres hangat/dingin,terapi
bermain)
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(suhu ruangan,pencahayaan,kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
c. Edukasi
Jelaskan penyebab,periode dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
116
1161
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
117
1171
nyeri
d. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik,jika perlu
3. Manajemen hipervolemia (I. 03114)
Tindakan :
a. Observasi
Periksa tanda dan gejala hipervolemia (mis. Ortopnue,
dipsnue, edema, JVP/CVP meningkat, freflek
hepatojugularis positif, suara nafas tambahan)
Identifikasi penyebab hipervolemia
Monitor status hemodinamik (mis. Frekuensi jantung,
tekanan darah, MAP, CVP, PAP, PCWP, CO, CI), jika
tersedia
Monitir intake dan output cairan
Monitor tanda hemokonsentrasi ( mis. Kadar natrium,
BUN, hematokrit, berat jenis urine)
Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma
(mis. Kadar protein dan albumin meningkat)
Monitor kecepatan infus secara ketat
Monitor efek samping diuretik (mis.
Hipotensi ortostatik, hipovolemia, hiponatremia)
b. Terapeutik
Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang
sama
Batasi asupan cairan dan garam
Tinggikan kepala tempat tidur 30°- 40°
c. Edukasi
Anjurkan melapor jika haluaran urine <0,5
ml/kg/jam dalam 6 jam
Anjurkan melapor jika BB bertambah >1 kg dalam
sehari
Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan
haluaran cairan
d. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik
Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat
diuretik
Kolaborasi pemberian continuous renal replacement
therapi (CRRT), jika perlu
4. Manajemen nutrisi (I. 03119)
Tindakan :
a. Observasi
Identifikasi status nutrisi
117
1171
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi makanan yang disukai
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
Monitor asupan makanan
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
b. Terapeutik
Lakukan oral higiene sebelum makan bila perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida
makanan)
Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai.
Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi.
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen makan jika perlu
Hentikan pemberian makan melalui selang
nasogastrik jika asupan oral dapat ditoleransi
c. Edukasi
Anjurkan posisi duduk jika mampu
Ajarkan diit yang diprogramkan
d. Kolaborasi
Pemberian medikasi sebelum makan (pereda nyeri, anti
emetic), jika perlu.
kolaborasi dengan ahli gizi untuk menetukan jumlah
kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan jika perlu.
5. Perawatan Sirkulasi (I. 02079)
Tindakan :
a. Observasi
Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer, edema,
pengisian kapiler, warna, suhu, ankle-brachial index)
Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi (mis.
Diabetes, perokok, orang tua, hipertensi dan kadar
kolesterol tinggi)
Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada
ekstremitas
b. Terapeutik
Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah
di area keterbatasan perfusi
Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas
dengan keterbatasan perfusi
Hindari penekanan dan pemasangan tourniquet pada
area yang cedera
118
1181
Lakukan pencegahan infeksi
Lakukan perawatan kaki dan kuku
Lakukan hidrasi
c. Edukasi
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan berolahraga rutin
Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit
terbakar
Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah,
antikoagulan, dan penurun kolesterol, jika perlu
Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara
teratur
Anjurkan menghindari penggunaan onat penyekat beta
Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat (mis.
Melembabkan kulit kering pada kaki)
Anjurkan program rehabilitasi vaskuler
Ajarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi (mis.
Rendah lemak jenuh, minyak ikan omega 3)
Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus
dilaporkan (mis. Rasa sakit yang tidak hilang saat
istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)
6. Manajemen energi (I. 05178)
Tindakan :
a. Observasi
Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
Monitor kelelahan fisik dan emosional
Monitor pola tidur dan jam tidur
Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
melakukan aktifitas
b. Terapeutik
Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis.
Cahaya, suara, kunjungan )
Lakukan latihan reny6ang gerak pasif dan/atau aktif
Berikan aktifitas distraksi yang menenangkan
Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
c. Edukasi
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan aktifitas secara bertahap
Anjurka menghubungi perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
119
1191
d. Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
7. Perawatan Integritas kulit ( I. 11353)
Tindakan :
a. Observasi
Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis.
Perubahan sirkulasi, perubahan status nutrisi,
penurunan kelembapan, suhu lingkungan ekstrem,
penurunan mobilitas)
b. Terapeutik
Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika
perlu
Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama
selama periode diare
Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada
kulit kering
Gunakan produk berbahan ringan/alami dan
hipoalergic pada kulit sensitif
Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit
kering
c. Edukasi
Anjurkan menggunakan pelembab (mis. Lotion, serum)
Anjurkan minum air cukup
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatka supan buah dan sayur
Anjurkan menghindari gterpapar suhu ekstrem
Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30
saat berada diluar rumah
Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
121
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK)
5. HIPOGLIKEMIA
1 Pengertian ( Definisi ) Panduan asuhan keperawatan asfiksia adalah suatu panduan yang
dibuat untuk mempermudah perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan dan pendokumentasian asuhan keperawatan pada
pasien Hipoglikemia
122
Berikan karbohidrat komplek dan protein sesuai diet
Pertahankan kepatenan jalan napas
Pertahankan akses IV, jika perlu
Hubungi layanan medis darurat
2. Pemantauan nutrisi ( I.03123 )
a. Observasi
Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi (
misal ketersediaan ASI, gangguan menelan,
gangguan menghisap )
Identifikasi perubahan berat badan
Monitor asupan oral
Identifikasi kelainan pada rambut ( Misal : kering,
tipis, mudah rontok )
Monitor warna konjungtiva
Monitor hasil laboratorium
b. Terapeutik
Timbang berat badan
Ukur antropometrik
3. Manajemen hipotermia (I. 14507 )
a. Observasi
Monitor suhu tubuh
Identifikasi penyebab hipotermia ( misal : terpapar
suhu lingkungan rendah, pakaian tipis, kerusakan
hipothalamus, kekurangan lemak sub kutan )
Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia
b. Terapeutik
Sediakan lingkungan yang hangat ( misal : atur suhu
ruangan, inkubator )
Ganti pakaian dan linen yang basah
Lakukan penghangatan pasif ( misal : selimut,
penutup kepala )
Berikan minum dalam keadaan hangat
4. Regulasi temperatur ( I.14578 )
a. Observasi
Monitor suhu bayi sampai stabil ( 36.5C – 37.5C)
Monitor suhu tubuh tiap dua jam, jika perlu
Monitor tekanan darah, frekuensi pernafasan dan
nadi
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermia atau
hipertermia
b. Terapeutik
Pasang alat pemantau suhu kontinu, jika perlu
123
Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
Masukkan bayi BBLR ke dalam plastik segera setelah
lahir
Gunakan topi bayi untuk mencegah kehilangan
panas pada bayi baru lahir
Tempatkan bayi baru lahir di bawah radian warmer
Pertahankan kelembaban inkubator 50% atau lebih
untuk mengurangi kehilangan panas karena proses
evaporasi
Atur suhu inkubator sesuai kebutuhan
Hangatkan terlebih dahulu bahan – bahan yang akan
kontak dengan bayi ( misal selimut, kain bedongan,
stetoskop )
Hindari meletakkan bayi di area aliran pendingin
ruangan
Gunakan selimut hangat untuk menaikkan suhu
tubuh, jika perlu
Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan
pasien ( 25C- 27C )
c. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu
5. Manajemen nutrisi ( I.03119 )
a. Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi kebutuhan nutrisi
Identifikasi perlunya penggunaan selang orogastrik
/selang nasogastrik
Monitor asupan cairan
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
b. Terapeutik
Lakukan oral hygiene sebelum makan , jika perlu
Berikan suplemen makan, jika perlu
Hentikan pemberian makan melalui selang
orogastrik/ nasogastrik jika asupan oral dapat
ditoleransi
c. Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrien yang dibutuhkan , jika
perlu
124
3. Menjaga kehangatan bayi
4. Tanda dan bahaya bayi sakit
5. ASI eksklusif
6. Imunisasi
125
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN ( PAK)
1. Pengertian ( Definisi ) Asuhan keperawatan pada pasien dengan Akut Miokard Infark
126
Pucat/ sianosis menurun
Batuk menurun
Oliguri menurun (Produksi urin meningkat)
3. Gangguan sirkulasi spontan (D.0007)
Ekspektasi : Meningkat dengan kriteria hasil
:
Tingkat kesadaran meningkat
Saturasi oksigen meningkat
Vital Sign membaik
Gambaran EKG referfusi
Suhu tubuh meningkat
Produksi urin meningkat
4. Anxietas (D.0080)
Ekspektasi : Menurun dengan kriteria hasil :
Verbalisasi khawatir menurun
Perilaku gelisah menurun
Anoreksia menurun
Palpitasi,frekuensi pernafasan,frekuensi nadi,
tekanan darah menurun
Diaporesis dan pucat menurun
Konsentrasi membaik
Pola tidur,pola berkemih membaik
5. Gangguan Pertukaran Gas (D.0003)
Ekspektasi : Meningkat dengan kriteria hasil :
Tingkat kesadaran meningkat
Dyspnoue menurun
Bunyi nafas tambahn menurun
Pusing,penglihatan kabur menurun
Diaporesis dan gelisah menurun
Nafas cuping hidung menurun
Pola Nafas membaik
Sianosis dan warna kulit membaik
6. Intoleransi Aktifitas (D.0056)
Ekspektasi: Meningkat dengan kriteria hasil :
Saturasi oksigen meningkat
Frekuensi Nadi meningkat
Keluhan lelah menurun
Kekuatan tubuh bagian atas dan bawah meningkat
EKG iskemia membaik
5. Intervensi Keperawatan 1. Nyeri Akut ( D.0077)
a. Manajemen Nyeri ( I.08238
) Tindakan :
5) Observasi
127
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
Identifikasi skala
Identifikasi respon nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat atau
memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri
Monitor keberhasilan terapi komplementer
yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik.
6) Teraupetik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (terapi pijat, aroma
terapi, teknik imajinasi terbimbing)
Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi nyeri
7) Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan teknik non farmalogis untuk
mengurangi nyeri
8) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu
2. Resiko Penurunan Curah jantung (D.0011)
a. Perawatan jantung Akut ( I.02076)
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi karakteristik nyeri dada
Monitor EKG 12 sandapan untuk perubahan ST
dan T
Monitor Aritmia ( kelainan irama dan frekuensi
)
Monitor elektrolit yang dapat meningkatkan
resiko aritmia
Monitor enzim jantung
Monitor saturasi oksigen
Identifikasi stratifikasi pada sindroma koroner
akut
128
1281
2)Teraupetik
Pertahankan tirah baring minimal 12 jam
Pasang akses intravena
Puasakan hingga bebas nyeri
Berikan therapi relaksasi untuk mengurangi
ansietas dan stress
Sediakan lingkungan yang kondusif untukn
istirahat dan pemulihan
Siapkan intervensi koroner perkutan , jika perlu
Berikan dukungan emosional dan spiritual
3) Edukasi
Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
Anjurkan menghindari manuver valsava
Jelaskan tindakan yang di jalani pasien
Ajarkan teknik menurunkan kecemasan dan
ketakutan
4) Kolaborasi
Kolabortasi pemberian anti platelet, anti
angina, pemberian morfin jika perlu, inatropik
jika perlu
Kolaborasi pemberian obat untuk mencegah
manuver valsava
Kolaborasi meberian antitrombus dengan anti
koagulan jika perlu
Kolaborasi pemeriksaan X ray dada jika perlu
3. Gangguan Sirkulasi Spontan (D. 0007)
a. Resusitasi cairan ( I.03139 )
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi kelas syok
Monitor status hemodinamik
Monitor status oksigen
Monitor kelebihan cairan
Monitor output cairan tubuh
Monitor tanda dan gejala oedema paru
2) Therapuetik
Pasang jalur iv berukuran besar
Berikan infus cairan kristaloid
3) Kolaborasi
Kolaborasi jenis dan jumlah cairan
Kolaborasi pemberian produk darah
129
1291
4. Anxietas (D.0080)
a. Terapi Relaksasi ( I.09326 )
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi penurunan tingkat energi ketidak
mampuan berkonsentrasi
Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif
digunakan
Identifikasi kesediaan , kemmpuan dan
penggunaan teknik sebelumnya.
Periksa ketegangan otot , frekuensi nadi,
tekanan darah, suhu sebe;lum dan sesudah
latihan
Monitor respon terhadap terapi relaksasi
2) Therapeutik
Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
gangguan
Berikan informasi tertulis tentang persiapan
dan prosedur teknik relaksasi
Gunakan pakaian longgar
Gunakan nada suara lembut dengan irama
lembut dan berirama
Gunakan relaksasi sebagi stratyegi penunjang
dengan analgetik ataui tindakan medis lain
3) Edukasi
Jelaskan tujuan , manfaat batasandan jenis
relaksasi yang tersedia
Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang di
pilih
Anjurkan mengambil posisi nyaman
Anjurkan rilkes dan merasakan sensasi relaksasi
Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi
5. Gangguan Pertukaran Gas ( D. 0003)
a. Terapi Oksigen ( I.01026)
Tindakan :
1) Observasi
Monitor kecepatan aliran oksigen
Monitor alat terapi oksigen
Monitor aliran oksigen secara periodik dan
patikan fraski yang di berikan cukup
Monitor efektifitas terapi oksigen
Monitor tanda tanda hipoventilasi
Monitor tand adan gejala toksikasi oksigen dan
130
1301
atelektasis
Monitor tingkat kecemasan akibat tehrapi
oksigen
Monitor integritas mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
2) Therapeutik
Bersihkan sekret pada mukosa , hidung dan
trakea jika perlu
Pertahankann klepatenan jalan nafas
Siapkan dan atur v pealatan pemberian oksigen
Tetap berikan oksigen saat pasien di transfer
Gunakan pernagkat oksigen yang sesuai dengan
mobilitas pasien
3) Edukasi
Ajarkan pasien dna keluarga cara menggunakan
oksigen di rumah
4) Kolaborasi
Kolaborasi penetuan dosis oksigen
Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktifitas
atau tidur
6. Intoleransi Aktifitas (D.0056)
a. Terapi Aktifitas (I.05186)
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi defisit tingkat aktivitas
Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam
aktivitas tertentu
Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang
diinginkan
Identifikasi startegi meningkatkan partisipasi
dalam aktivitas
Identifikasi makna aktifitas rutin
(misal.bekerja)
2) Terapeutik
Libatkan keluarga dalam aktifitas, jika perlu
Berikan penguatan positif atas partisipasi
dalam aktifitas
3) Edukasi
Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok
atau terapi, jika sesuai
Ajarkan cara memilih aktivitas yang sesuai
Anjurkan keluarga untuk memberi penguatan
positif atas partisipasi dalam aktivitas
131
1311
4) Kolaborasi
Kolaborasi dengan terapis dalam
merencanakan dan memonitor program
aktivitas, jika sesuai
6. Informasi dan Edukasi 1. Tanda dan gejala acute miocard infark
2. Kontrol rutin
3. Penatalaksanaan , jika tanda dan gejala AMI berulang
132