NOMOR 1066/PER/RSI-SA/I/2020
1
PERATURAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
LINGKUP PELAYANAN
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
NOMOR 1066/PER/RSI-SA/I/2020
2
PERATURAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
NOMOR : 1066/PER/RSI-SA/I/2020
TENTANG
LINGKUP PELAYANAN RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM
DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
3
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
TENTANG LINGKUP PELAYANAN RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG.
BAB I
PENDAHULUAN
Pasal 1
PENGERTIAN
Lingkup pelayanan rumah sakit adalah kemampuan yang dimiliki rumah sakit untuk membuat dan
mengoperasikan layanan sesuai dengan visi misi dan tujuan Rumah Sakit Islam Sultan Agung. Rumah
Sakit Islam Sultan Agung memiliki center pelayanan antara lain : Cardiac center, Eye center, Lasik center,
Oncology center, Fertility center, ENT center, Diabetic center, Haemodialisa, Rehabilitation center,
Stroke center, Urology Center, Intregated Clinic of specialist, Pain Center, Skin Center ditambah layanan
penunjang lainnya.
Pasal 2
TUJUAN
1. Sebagai panduan dalam memberikan informasi jenis pelayanan di Rumah Sakit Islam Sultan Agung.
2. Sebagai acuan dalam memberikan sosialisasi terkait lingkup pelayanan yang dapat diberikan di
Rumah Sakit Islam Sultan Agung kepada masyarakat.
Pasal 3
Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Islam Sultan Agung ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Semarang
Tanggal : 13 Jumadil Awal 1441 H
9 Januari 2020 M
DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
LAMPIRAN
4
PERATURAN DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
NOMOR 1066/PER/RSI-SA/I/2020
TENTANG LINGKUP PELAYANAN RUMAH SAKIT
ISLAM SULTAN AGUNG
Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Islam Sultan Agung meliputi :
1. Pelayanan Triase.
2. Pelayanan kegawatdaruratan Trauma.
3. Pelayanan kegawatdaruratan Jantung dan Kardiovaskuler.
4. Pelayanan kegawatdaruratan Paru.
5. Pelayanan kegawatdaruratan Anak.
6. Pelayanan kegawatdaruratan Kebidanan dan Kandungan
7. Pelayanan Kegawatdaruratan Penyakit Dalam.
8. Pelayanan Kegawatdaruratan Bedah
9. Pelayanan kegawatdaruratan Syaraf
10. Pelayanan Kegawatdaruratan Jiwa.
11. Pelayanan kegawatdaruratan Mata.
12. Pelayanan kegawatdaruratan Telinga Hidung dan Tenggorok.
13. Pelayanan kegawatdaruratan Kulit dan Kelamin.
14. Pelayanan kegawatdaruratan Gigi dan Mulut.
5
2) Bedah Urologi
Menangani kondisi pasien terkait saluran kemih.baik dengan pemberian obat
maupun prosedue operasi.
3) Bedah Orthopedi
Pelayanan pembedahan pada muskuloskeletal yang mempengaruhi tulang, sendi,
otot, tendon dan ligamen yang disebabkan oleh kecelakaan, trauma, cidera dan
kondiSi yang lainnya.
4) Bedah Onkologi
Pengobatan medis yang dibutuhkan untuk menangani pasien karena adanya
pertumbuhan kanker. Baik pengobatan dengan pemberian obat,pembedahan
maupun kemotherapi.
5) Bedah Anak
Menangani berbagai kondisi yang memerlukan pembedahan pada janin,bayi,anak –
anak-remaja. Kasus ini meliputi cidera, infeksi, kanker atau tumor, kelainan
degeneratif (turunan) serta kelainan kongenital.
6) Bedah Digestiv
Pelayanan pembedahan terhadap permasalahan kompleks pada saluran pencernaa
yaitu saluran pencernaan atas (gastro intestinal), hepato pancreato Billier (hati, liver,
pancreas, empedu) dan saluran pencernaan bawah (colorectal).
7) Bedah Plastik
Penanganan dalan Perbaikan jaringan tubuh atau kulit yang rusak atau cacat akibat
kondisi tertentu,contohnya uka bakar,tumor,kecelakaan,penyakit bawaan sejak lahir
serta untuk kebutuhan estetika.
8) Bedah Saraf
Menangani gangguan pada sistem saraf.termasuk sistem saraf pusat (otak dan saraf
tulang belakang) serta saraf tepi yang berada di seluruh bagian tubuh.
9) Bedah Vaskuler
Pelayanan sub bidang pembeda yang menangani sistem vaskuler, arteri atau vena.
e. Spesialis THT
Melayani pasien dengan gangguan :
1) Telinga : Gangguan pendengaran, keseimbangan, telinga berdengung, infeksi, tumor
maupun kanker.
2) Hidung : Alergi, sinusitis, kesulitan mencium aroma, cidera hidung, hidung tersumbat,
tumor serta kanker.
3) Gangguan tenggorokan : Sulit menelen, suara terganggu, gangguan Kelenjar adenoid,
laringitis dan tonsilitis.
4) Gangguan tidur : apneu tidur obstruktif, mendengkur, penyempitan saluran
pernafasan.
f. Spesialis Kulit dan Kelamin
Menangani beragam masalah kesehatan kulit dan kelamin baik pria maupun wanita.
g. Spesialis Gigi
1) Spesialis Pedodontis(Sp.KGA)
Spesialis dokter gigi anak, melakukan pencegahan dan perawatan semua kelainan
dan penyakit gigi dan mulut anak.
6
2) Spesialis Orthodentis (Sp.Ort)
Menangani pasien yang ingin mendapatkan bentuk gigi yang lebih sempurna.
3) Spesialis Endodontis (Sp.KG)
Dokter spesialis konversi memberikan pencegahan dan penangguangan karies,
restorasi, kosmetik gigi, perawatan endondontik konvensional bahkan melakukan
bedah.
4) Spesialis Periodontis (Sp.Perio)
Melakukan perawatan penyakit atau kelainan gusi dan jaringan penyangga pada gigi
lainnya.
5) Spesialis Bedah Mulut (Sp.BM)
Menangani pencabutan gigi dan operasi sumbing.
6) Spesialis Oral Medicine (Sp.PM)
Perawatan penyakit mulut karena bakteri dan jamur, halitosis dan perawatan sendi
dan rahang.
h. Spesialis Gizi
Menangani masalah kesehatan pasien terkait gizi serta memberikan terapi medis gizi
pasien sesuai kondisi dan berorientasi pada riwayat penyakit dan keadaan umum pasien.
2. TB DOT’s
Memberikan pelayanan dan tatalaksana pasien tuberkulosis dengan menggunakan strategi
DOTS di Rumah Sakit dapat berjalan dengan baik, termasuk didalamnya:
a. Memberikan pelayanan yang komprehensif terhadap pasien dengan tuberkulosis.
b. Pemantauan pengobatan pasien dengan tuberkulosis.
c. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas tuberkulosis.
d. Mendukung pelaksanaan program pemberantasan tuberkulosis pemerintah.
7
Pelayanan jenis tindakan operasi berdasarkan spesialisasi yaitu :
1. Operasi Bedah Umum.
2. Operasi Bedah Digestif.
3. Operasi Bedah Onkologi.
4. Operasi Bedah Urologi.
5. Operasi Bedah Anak.
6. Operasi Bedah Obstetri Dan Genikologi.
7. Operasi Bedah Ortopedi.
8. Operasi Bedah Syaraf.
9. Operasi Bedah Plastik.
10.Operasi Bedah Gigi Dan Mulut.
11.Operasi Bedah Mata.
12.Operasi Bedah THT.
13.Operasi Bedah Thorak Dan Vaskuler.
Functional Endoscopic
Sinus Surgery (FESS)
Dengan Tension Band Nefrolitotomy
Adenectomy Wiring Dekstra Reposisi Terbuka Phalank
Functional Endoscopic
Sinus Surgery (FESS)
Adenoidektomy Caldwel – Luc Nefrolitotomy Reposisi Tertutup
Functional Endoscopic
Sinus Surgery (FESS) Nefrolitotomy
Adenomymectomy Konka Reduksi Sinistra Reposisi Tertutup (Gips)
Functional Endoscopic
Sinus Surgery (FESS)
Konka Reduksi, Sinus
Adesiolisis Reduksi Nefroplikasi Reposisi Wiring
8
Functional Endoscopic
Sinus Surgery (FESS)
Naso antral Window
Adrenalectomy (NAW) Nefrostomy Reposisi WSD
Functional Endoscopic
Aff Dower Sinus Surgery (FESS) Nefro
Catheter Sinus Reduction Ureterolitotomy Reseksi Kista Costa
Aff FE fiksasi
Externa Fixasi Interna Odontektomy Reseksi Konka Bulosa
Aff Hecting
Fisioterapi dalam
anestesi Flexor Oovarektomy Reseksi Sigmoid
Open
Aff implant Frenectomy Cholesistectomy Reseksi Thorax
Open Colesistektomy
dan Explorasi Central
Business District
Aff IUD Frosen Section (CBD) Rethorakotomy Explorasi
ORCHIDECTOMY
Aff Wire Gastroscopy RADIKAL Rhinoplasty Lateral
9
Amputasi Bellow Section Caesaria,
Knee Gips Orchidopeksi Dekstra Kistektomy
Aneurismografi
dengan Graft Graff Vena Orchidopeksi Duplek Section Caesaria,MOW
10
Internal Fiksasi)
Femur Dexstra
11
ORIF (Open Reduksi
Internal Fiksasi)
Caruncula Histerektomy Radius Ulna SKYNTEROTOMY
Histerektomy, dan
Cauterisasi Ovorektomy ORIF THR SOB
squesterektomy,
Colesistektomy Hysterktomy Radikal Osteotomy debridemen
Colesistektomy SR (Septum
Eksplorasi dengan Interv Dental Wire Reseksi/Septum
CBD (IDW) Packing Pedical Rekonstruksi)
Inplantasi ureter
Cordektomy sinistra partial maxilectomy STSG
12
Ureteroplasty debridement
Craniotomy Bor
Hole insisi vistulectomy Pericardial Sintesis SURGIKAL STAGE + FS
Cros femuro
femoral by pass Ismolobektomy Perineoraphy Systoscopy RPG Sinistra
Perkutanius drainage
Curetage Johancen abses Tonsilectomy
Curetage
Bertingkat Kistektomy Dekstra Polipedikel Thorachotomy
Thorakotomi explorasi
Curetage Mola Kistektomy Sinistra Polipektomy angkat tumor
Caddwell – Luc
(CWL) Kompartementektomy Posterior Rectio Plesi Thorakotomy ,WSD
Potong
Cystoscopy Eliq Pedical,Rekontruksi
( Eliq Evakuasi ) Labioplasty Hidung TOTAL GASTREKTOMY
Cystoscopy ,Collin
Knife Laparascopy Prone Tahap 1 Trans Anal Pull Trought
PSARP (Paska
laparascopy Posterior Sagittal
Cytostomy hematomegali Anorektoplasti) TUNNELING URETRA
Laparascopy
Cytostomy Partial Kistektomy Pull Through TUR Bledder
Debridemen Laparascopy
Drainage Hip Undrofing Kista Ginjal
Sinistra Dextra Pushback Uretra TUR BT
Debridemen Laparatomi
Eksplorasi Cystogastronomi Pyelolitotomy Turbinectomy
turbinectomy + exici
Debridemen STSG Laparatomy Pyeloplasty konka bulos
14
Open Reduction Adhesiolysis Dan
Interna Fixation Repair Dinding
(ORIF) Abdomen
Debridemen dan
Multiple Laparatomy Bilio
Pencabutan Gigi Digestive Shunting Radikal Nefrektomy turp dan aff dj steint
Laparatomy
Colesistektomy
Debridemen dan Explorasi Central Re Laparatomy dan
Flap Business District (CBD) Colostomy TURP, Litotripsi
Laparatomy Colon
Debridemen Ascenden Re Laparotomy TUTUP AV SHUNT
Debridemen dan
Evakuasi
hematome Laparatomy Drainage Rectoscopy Tutup Colostomy
Debridemen
Vunction Toraco Laparatomy Exici
Vertebra Tumor Refraktomy tutup fistel
Laparatomy Explorati
Debridement, Dan Reseksi
Amputasi Anastomosis Refrakturing tutup ileustomy
Laparatomy Exploratie
Debridement, Cbd( Bilier)&
Repair Biliodigestif Shunting Refrakturisasi Tutup Stoma
Laparatomy
Debulking kistectomy Reheacting Tympanoplasty
Depalma
Operation (Cross
Overgravt ) Vien laparatomy
To Vien kistektomy Re-heacting Tyroidektomy
15
Laparatomy Rekonstruksi dengan
Dilatasi Repair,Rextopexy Flap uretero kalikostomi
URETERO
Divertykulektomy Laparatomy Reseksi Rekonstruksi Elbow NEFROLITOTOMY
Laparatomy Reseksi
Colon (Expended
Hemicolektomy Rekontruksi Fraktur
Double Lumen Sinistra) Wajah Komplek Uretero Sitoscopy
Rekontruksi
Drainage Laparatomy Ultra Mandibula Ureterolitotomy Dektra
Laparoscopy
Drainase Abses Adesyolisis Rekontruksi Penis Ureterolitotomy Sinistra
Laparotomy
Eksplorasi Oovorektomy Sinistra Rekontruksi URETROSCOPY + SACHZE
Eksplorasi Biopsi
Nasofaring dgn Laparotomy URETROSCOPY + SAHHE
Endoscopy Apendektomy rekontruksi femur K/P GLAND CYSTOSTOMY
rekontruksi ftraktur
Eksplorasi Ureter Laparotomy Biopsi wajah URS
Ekstended
Pyelolitotomy Laparotomy Bypass Rekonturing URS , Aff DJ Stein
Laparotomy
cholesistectomy dan
Eksterpasi choleducolitotomy Rekonstruksi CTEF URS , Implantasi Uretra
16
Eksterpasi Laparotomy Relapratomy Aff
Endoscopy Colesistektomy Packing URS Duplek
Laparotomy Relaparatomy
Ekstrasi Gigi Colostomy Appendictomy URS Pasang Dj Stein
Ekterpasi Corpus
Alienium Laparotomy Curetage Relapratomy Cole UVULECTOMY
Relaparatomy dan
Ekterpasi Servix Laparotomy Eksplorasi Repair Colostomy. Vaginoclisis
Laparotomy Eksplorasi
Central Business
Embolektomy District (CBD), By Pass Release varicocelectomy
Release Arteri
Laparotomy Ephiserasi Femoralis, Lumbal
En Block Resection Tumor Simpatik Varisectomy
Laparotomy
Endoscopy biobsi Kehamilan Ektopik Release Kontraktur Vasiotomy
Laparotomy
Enukleasi Oovorektomy Dekstra Release Tenosynofitis vaso vasostomi
Release Trigger
Epidural Blood Laparotomy Reseksi Thumbs Vena Seksi
Laparotomy, Reseksi,
Edmoidectomy dan Anastomose REMOVAL IMPLANT Vistulektomy,debridemen
VP Shunting (Sunting
Evacuasi Scibala Lepas Sinekia Repair Amputatum Hydrosepalus)
17
External
Ventriculo Limpadenectomy dan
Drainage (EVD) Flap Repair AV Shunt Windows Regional
Excisi Rekontruksi
Polydactily Limpadenektomy Repair Colostomy WSD
Lumbal
sympatectomy,release Repair Fistule Vesico
Excisi Polip Recti arteri Umbilicalis Reposisi
Repair Hernia
Excisi Businasi CAE Mastektomy Diafragmatica Repair WSD
18
Fistula
Explorasi
RetroperitoneaI Meatolitotomy Repair Stump Repair Vena
Explorasi Sinus
Dengan Endoscopy Meatotomy Repair Tendo Meningokelectomny
4. INSTALASI ICU
Ruang lingkup pelayanan yang diberikan di Instalasi Intensive Care Unit adalah sebagai berikut:
1. Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang mengancam nyawa dan
dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari.
2. Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan pelaksanaan
spesifik problema dasar.
3. Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksanaan terhadap komplikasi yang ditimbulkan
oleh penyakit atau iatrogenik.
4. memberikan bantuan psikologis pada pasien yang kehidupannya sangat tergantung pada
alat/mesin dan orang lain.
5. INSTALASI HEMODIALISA
Kegiatan pelayanan hemodialisis meliputi kegiatan pelayanan dan pengelolaan perbekalan instalasi
hemodialisis di rumah sakit
6. INSTALASI PERISTI
Ruang lingkup pelayanan di Instalasi perinatal risiko tinggi meliputi :
1. Pelayanan di Kamar Bersalin :
a. Pelayanan Kesehatan Maternal dan neonatal
1) Pelayanan Persalinan Normal.
2) Pelayanan persalinan patologik (persalinan dengan vakum ekstraksi,persalinan dengan
forcep).
3) Pelayanan inpartu partus prematur.
4) Pelayanan kegawadaruratan obsgyn.
5) Pelayanan pencegahan infeksi.
6) Pelayanan tranfusi darah dan infus cairan.
7) Pelayanan anestesi dan analgesi.
8) Pelayanan terhadap syok.
9) Pelayanan perdarahan masa kehamilan.
10) Pelayanan perdarahan Post Partum.
11) Pelayanan hipertensi, preeklamsi .
19
12) Persalinan lama.
13) Malpresentasi dan malposisi.
14) Distosia Bahu.
15) Persalinan dengan distensi uterus.
16) Persalinan dengan parut uterus.
17) Gawat janin dalam persalinan.
18) Prolapsus tali pusat.
19) Demam dalam kehamilan, persalinan dan paska persalinan.
20) Nyeri perut pada kehamilan.
21) Gangguan pernafasan.
22) Gerak janin tidak dirasakan.
23) Ketuban pecah dini.
24) Asuhan bayi lahir bermasalah.
25) Kehamilan Ektopik Terganggu (KET).
26) Induksi dan akselerasi persalinan.
27) Episiotomi.
28) Reposisi Inersio Uteri.
29) Resusitasi bayi baru lahir.
30) Imunisasi bayi baru lahir.
2. Pelayanan di Kamar Bayi
Lingkup pelayanan neonatal sebagai berikut :
a. Pelayanan neonatal tingkat I
Merupakan pelayanan pada neonatus normal meliputi :
1) Neonatus normal, stabil, cukup bulan, berat dengan badan ≥ 2,5 kg.
2) Neonatus hampir cukup bulan ( masa kehamilan 35 – 37 minggu).
Pelayanan neonatus pada tingkat I, difokuskan pada :
1) Resusitasi neonates.
2) Asuhan dan perawatan neonatus.
3) Asuhan evaluasi pasca lahir untuk neonatus yang sehat.
4) Stabilisasi dan pemberian asuhan untuk bayi yang lahir pada usia 35 – 37 minggu.
yang tetap dalam keadaan stabil secara fisiologis.
5) Perawatan neonatus dengan usia kehamilan ≤ 35 minggu atau sakit sampai
neonatus sampai dipindahkan ke fasilitas lain yang menyediakan asuhan neonatal
spesifik.
6) Stabilisasi neonatus sakit sampai dipindahkan ke fasilitas lain yang menyediakan
asuhan neonatus spesialistik.
7) Pemantauan pertumbuhan bayi.
8) Pengelolaan neonatus dengan hiperbilirubinemia (fototerapi /tranfusi tukar).
21
1) Renjatan (syok).
2) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
(i) Pelayanan gangguan kongenital bayi baru lahir dan trauma lahir.
1) Bibir sumbing dan langitan sumbing.
2) Obstruksi usus.
3) Defek dinding abdomen.
4) Hirsprung Disease.
5) Kaput suksedaneum.
6) Sefalhematoma.
7) Perdarahan intrakranial atau fraktur tengkorak.
8) Perdarahan sub dural.
7. INSTALASI RADIOLOGI
Ruang lingkup pelayanan Radiologi di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang meliputi:
1. Pelayanan Radiodiagnostik.
a) Radiografi Konvensional Dengan Kontras
1) Oesophagography adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk melihat kelainan sepanjang
kerongkongan/oesophagus.
2) Maag Duodenography adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk melihat kelainan-
kelainan dari lambung sampai usus 12 jari.
3) Barium Enema/Colon Inloop adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk melihat kelainan
dari rectum sampai caecum.
4) FPA-UIV/BNO-IVP ( Buich Neir Oversich Intra Vena Pyelografi ) adalah pemeriksan dengan
penyuntikan kontras iodium ke dalam pembuluh darah untuk melihat fungsi ginjal dan
salurannya.
5) Urethrocystography adalah pemeriksaan untuk mengetahui kelainan kandung kencing
dan saluran urethtra.
6) Retrograde Pyelography (RPG) adalah Pemeriksaan saluran kemih dengan memasukkan
media kontras secara retrograde melalui selang ureter kateter yang telah terpasang pada
pada pasien.
7) Antegrade Pyelography (APG) adalah Pemeriksaan saluran kemih dengan memasukkan
media kontras secara antegrade melalui selang yang telah terpasang pada pasien.
8) HSG (Hystero Salpingografi) adalah pemeriksaan kandungan dan saluran telur dengan
memasukan kontras ke dalam kandungan.
9) Fistulography adalah Pemeriksaan untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada organ-
organ tubuh yang mengalami terbentuknya saluran yang abnormal dengan cara
memasukkan media kontras langsung ke dalam lubang saluran abnormal tersebut.
b) Radiografi Konvensional Tanpa Kontras
1) Foto Kepala.
2) Foto Vertebrae.
3) Foto Thorax.
22
4) Foto Abdomen.
5) Foto Pelvis.
6) Foto Extremitas Atas.
7) Foto Extremitas Bawah.
23
Pelayanan imajing diagnostik dengan menggunakan Ultrasonografi (USG) diantaranya
meliputi ;
1) USG 2 Dimensi terdiri dari :
a) USG Upper & Lower Abdomen.
b) USG Traktus Urinarius.
c) USG Mamae.
d) USG Appendiks.
e) USG Hepatobilier.
f) USG Uterus.
g) USG Thyroid.
h) USG superficial mass.
i) USG Pelvis.
j) USG Biopsi.
2) USG Color Doppler Terdiri dari :
a) USG Testis.
b) USG arteri/vena ekstremitas.
c) USG carotis.
d) USG aorta/arteri iliaka.
e) USG kepala bayi.
3) USG 4 Dimensi terdiri dari ;
a) USG ObsGyn / Kandungan.
8. INSTALASI LABORATORIUM
Ruang lingkup pelayanan instalasi laboratorium pedi rumah sakit terdiri dari :
1. Administrasi
Mengatur tertib administrasi dan pelayanan pasien yang memerlukan pemeriksaan
Laboratorium di RSI Sultan Agung Semarang meliputi pasien: umum, dan pasien dengan
jaminan kesehatan .
2. Laboratorium Patologi Klinik sebagai berikut :
a. Hematologi klinik.
b. Kimia klinik.
c. Immunologi klinik.
d. Urinalisa.
e. Feces.
f. Cairan Otak.
g. Transudat Eksudat.
h. Cairan tubuh lain.
3. Bank Darah
a. Melayani permintaan darah.
b. Menyimpan persediaan darah.
c. Uji Cocok Serasi (cross match).
d. Pemeriksaan Serologi Gol.Darah (blood typing).
24
e. Uji Saring (blood screening).
4. Laboratorium Patologi Anatomi
a. Sitopatologi.
b. Histopatologi.
c. FS (Potong Beku).
d. Imunohistokimia (IHC).
5. Laboratorium Mikrobiologi
a. Pelayanan permintaan pemeriksaan mikrobiologi
b. Pengecatan Mikrobiologi
c. Pemeriksaan Kultur dan Sensitivitas Antibiotik
Pelayanan Rehabilitasi Medik di rumah sakit tidak terlepas dari upaya kesehatan pada umumnya,
yaitu :
1. Upaya Promotif
Penyuluhan, informasi dan edukasi tentang hidup sehat dan aktivitas yang tepat untuk
mencegah kondisi sakit.
2. Upaya Preventif
Edukasi dan penanganan yang tepat pada kondisi sakit / penyakit untuk mencegah dan atau
meminimalkan gangguan fungsi atau resiko kecacatan.
3. Upaya Kuratif
Penanganan melalui paduan intervensi medik, keterapian fisik,dan upaya rehabilitatif untuk
mengatasi penyakit / kondisi sakit untuk mengembalikan dan mempertahankan kemampuan
fisik.
4. Upaya Rehabilitatif
Penanganan melalui paduan intervensi medik, keterapian fisik, keteknisan medik dan upaya
rehabilitatif lainnya melalui pendekatan psiko–sosio-edukasi-okupasi-vokasional untuk
mengatasi penyakit / kondisi sakit yang bertujuan mengembalikan dan mempertahankan
kemampuan fungsi, meningkatkan aktivitas dan peran serta / partisipasi di masyarakat.
10. INSTALASI GIZI
Ruang lingkup kegiatan pokok pelayanan gizi di rumah sakit terdiri dari :
1. Pelayanan gizi rawat jalan
Mekanisme kegiatan:
a. Konseling Gizi oleh Dietisien/Nutrisionis.
b. Penyuluhan Gizi oleh Dietisien/Nutrisionis.
2. Pelayanan gizi rawat inap
Mekanisme pelayanan :
25
a. Skrining Gizi.
b. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) dilakukan oleh Dietisien/Nutrisionis dengan langkah
kegiatan :
1) Asessmen Gizi.
2) Diagnosis Gizi.
3) Intervensi Gizi.
4) Monitoring dan Evaluasi Gizi.
3. Penyelenggaraan Makanan
Bentuk penyelenggaraan makanan dengan Sistem Swakelola. Menyediakan makanan untuk
pasien dan pelanggan Rumah Sakit Islam Sultan Agung dengan Standar Makanan Biasa (Non Diit)
dan Standar Makanan Khusus (Diit Khusus sesuai dengan kondisi kesehatannya).
4. Penelitian dan Pengembangan Gizi
Mekanisme kegiatan penelitian :
a. Menyusun proposal penelitian.
b. Melaksanakan penelitian.
c. Menyusun laporan penelitian.
Ruang lingkup penelitian adalah pelayanan gizi rawat jalan dan pelayanan gizi rawat inap,
penyelenggaraan makanan serta kerjasama dengan unit lain dan instansi terkait, baik di
dalam maupun di luar pelayanan Instalasi Gizi dan luar rumah sakit.
26
kesehatan.
d. Menyediakan data secara cepat, tepat, akurat dan up to date baik secara intern maupun
ekstern.
e. Mengoptimalkan fungsi dan kegunaan rekam medis di rumah sakit.
4. Kegunaan Rekam Medis
Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain :
a. Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut
tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis
dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
b. Aspek Medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik, karena catatan tersebut dipergunakan
sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada
seorang pasien.
c. Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut masalah
adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan
hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.
d. Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai keuangan karena isinya dapat dijadikan sebagai
bahan untuk menetapkan biaya pembayaran pelayanan di rumah sakit. Tanpa adanya bukti
catatan tindakan/pelayanan, maka pembayaran pelayanan di rumah sakit tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
e. Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai penelitian, karena isinya mengandung
data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang kesehatan.
f. Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut
data/informasi tentang perkembangan kronologis dari kegiatan pelayanan medik yang
diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan/referensi di
bidang profesi si pemakai.
g. Aspek Dokumentasi.
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menjadi sumber
ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban dan
laporan rumah sakit.
27
2. Pelayanan Rawat Inap Anak.
3. Pelayanan Rawat Inap Maternitas.
4. Pelayanan Rawat Inap Kemoterapi.
5. Pelayanan Rawat Inap Stroke.
6. Pelayanan Rawat Inap Psikiatri.
1. Pelayanan Farmasi:
a. Satelit Logistik Farmasi .
1) bagian pengadaan.
2) bagian pelayanan logistik farmasi.
3) satelit farmasi IBS (Instalasi Bedah Sentral).
b. Farmasi Rawat Inap.
1) satelit farmasi rawat inap.
2) satelit farmasi sitostatika.
3) pelayanan pencampuran iv admixture.
c. Farmasi Rawat Jalan.
1) satelit farmasi rawat jalan.
2) satelit farmasi SEC.
3) satelit farmasi IGD.
4) satelit farmasi MCEB jalan.
5) administrasi farmasi.
2. Farmasi Klinik
Dilakukan oleh Apoteker Penanggung Jawab Pasien (APJP) Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam
Sultan Agung.
29
4) Dobutamine Stress Echocardiography adalah pemeriksaan seperti ekokardiologi dengan
menggunakan dopamine yang berfungsi untuk mengevaluasi kontraktilitas miokardial
secara non invasif.
c. Treadmill Test adalah test diagnostikkardiovaskuler untuk skrining adanya penyakit jantung
iskemik risiko rendah sampai sedang dan untuk melihat seberapa besar threshold iskemik.
d. Holter Konvensional adalah tindakan diagnostik untuk skrining pasien yang dicurigai adanya
gangguan aritmia atau listrik jantung.
2. Pelayanan Kateterisasi Jantung meliputi pelayanan diagnostic invasive dan intervensi non bedah.
a. Diagnostik Invasif
1) Pemeriksaan Angiografi Koroner adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk melihat
gambaran pembuluh darah koroner khususnya untuk melihat adanya penyempitan di
pembuluh darah koroner. Terlihatnya penyempitan tersebut merupakan tanda pasti
untuk diagnostik penyakit jantung koroner.
2) Pemeriksaan Arteriografi dan Venografi adalah pemeriksaan untuk melihat gambaran
pembuluh darah vaskuler baik di arteri maupun divena untuk mengetahui adanya
penyempitan dan adakah kelainan dalam anatomi pembuluh darah vaskuler tersebut
dengan menggunakan digital Subtract Angiography (DSA).
3) Perikardial taping / perikardiosintesis adalah Perikardial taping / perikardiosintesis
merupakan prosedur yang dilakukan untuk mengeluarkan cairan yang berlebih diruang
jantung untuk kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap cairan tersebut.kateter yang
digunakan akan ditinggalkan didalam tubuh yang dihubungkan dengan pericardial
drainase untuk mengeringkan ruang pericardial selama beberapa hari dan membantu
mencegah akumulasi cairan yang berulang.
4) Penyadapan Jantung adalah kateterisasi jantung untuk mengetahui tekanan dan
kandungan oksigen (saturasi) di berbagai ruang jantung.
5) Studi Elektrofisiologi adalah suatu tindakan invasif diagnostik yang bertujuan untuk
mengetahui atau mencari penyebab adanya gangguan listrik jantung / aritmia.
b. Intervensi Invasif Non Bedah
Intervensi Non Bedah adalah tindakan intervensi yang sesuai indikasi untuk dilakukan
terhadap pasien setelah ditemukan diagnosis yang tepat,dilakukan secara perkutan melalui
pembuluh darah tanpa pembedahan. Intervensi invasive non bedah yang dapat dilakukan
adalah :
1) Percutaneous Coronary Intervention (PCI) atau Percutaneous Transluminal Coronary
Artery (PTCA) suatu tindakan intervensi non bedah untuk membuka kembali arteri
koroner yang menyempit dengan mengembangkan ballon atau stent pada pembuluh
darah koroner yang menyempit melalui kateter yang dimasukan ke dalam lumen arteri
melalui insisi kecil pada kulit.
2) Percutaneous Coronary Interventiondengan Rotablator (PCI Rotablator) adalah tindakan
PCI dengan menggunakan suatu alat yang bekerja sebagai aterektomi untuk melebarkan
lumen pembuluh koroner dengan cara mengikis atau membuang plak arterosklerosis
yang menyumbat sebelum pemasangan stent.
3) Percuraneous Transluminal Angioplasty (PTA) adalah adalah tindakan teknik
revaskularisasi pembuluh darah perifer yang mengalami penyempitan atau penyumbatan
tanpa pembedahan dengan menggunakan ballon, stent, penyedot trombus dan/atau
gabungan diantaranya (tindakan prinsip seperti Percutaneous Coronary Intervention
tetapi di pada area vaskular perifer).
4) Pemasangan Pacu Jantung atau Temporary Pace Maker (TPM) adalah pemasangan pacu
jantung yang bersifat sementara pada pasien dengan irama jantung lambat. Dilakukan
dengan cara memasukan kateter lektroda ke dalam jantung, bagian luar dari elektroda
30
disambungkan dengan generator yang mengatur irama jantung yang terdapat diluar
tubuh pasien.
5) Permanent Pace Maker (PPM) adalah pemasangan Pacu Jantung yang bersifat permanen
pada pasien dengan irama jantung lambat. Dilakukan dengan cara yang sama seperti
TPM hanya generatornya ditanam di bawah kulit bagian dada/ perut gengan
menggunakan bius lokal.
6) Ablasi adalah suatu tindakan operasi untuk mengatasi gangguan irama jantung atau
aritmia dengan menggunakan kateter yang di masukkan ke dalam ruang dalam jantung,
dan kateter dihubungkan dengan mesin khusus yang memberikan energy listrik untuk
memutus/ membakar jalur konduksi tambahan ataupun fokus-fokus aritmia yang
menyebabkan ketidaknormalan irama jantung.
7) Atrial Septal Defect (ASD), Ventricular Septal Defect (VSD), Patent DuctusArteriosus (PDA)
Closure dengan Device adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk menutup sekat
jantung akibat kelainan kongenital dengan menggunakan Device yang bersifat invasive
non bedah.
8) Ballon Mitral Valvuloplasty (BMV) adalah suatu tindakan minimal invasive untuk
memperlebar penyempitan katub mitral dengan melakukan dilatasi terhadap katub
mitral dengan menggunakan balon.
DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM
DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
32
pemberian berbagai upaya kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang berkualitas dan
terjangkau oleh masyarakat;
g. bahwa rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kepada masyarakat memiliki peran strategis dalam
mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan oleh
karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan
bermutu sesuai dengan yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh
lapisan masyarakat;
h. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf (a)
huruf (b), dan huruf (c), perlu dtetapkan Peraturan Direktur Rumah Sakit
Islam Sultan Agung Tentang Lingkup Pelayanan Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
TENTANG LINGKUP PELAYANAN RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG.
BAB I
PENDAHULUAN
Pasal 1
PENGERTIAN
Lingkup pelayanan rumah sakit adalah kemampuan yang dimiliki rumah sakit untuk membuat dan
mengoperasikan layanan sesuai dengan visi misi dan tujuan Rumah Sakit Islam Sultan Agung. Rumah
Sakit Islam Sultan Agung memiliki center pelayanan antara lain : Cardiac center, Eye center, Lasik center,
33
Oncology center, Fertility center, ENT center, Diabetic center, Haemodialisa, Rehabilitation center,
Stroke center, Urology Center, Intregated Clinic of specialist, Pain Center, Skin Center ditambah layanan
penunjang lainnya.
Pasal 2
TUJUAN
3. Sebagai panduan dalam memberikan informasi jenis pelayanan di Rumah Sakit Islam Sultan Agung.
4. Sebagai acuan dalam memberikan sosialisasi terkait lingkup pelayanan yang dapat diberikan di
Rumah Sakit Islam Sultan Agung kepada masyarakat.
Pasal 3
Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Islam Sultan Agung ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Semarang
Tanggal : 13 Jumadil Awal 1441 H
9 Januari 2020 M
DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
NOMOR 1066/PER/RSI-SA/I/2020
TENTANG LINGKUP PELAYANAN RUMAH SAKIT
ISLAM SULTAN AGUNG
Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Islam Sultan Agung meliputi :
15. Pelayanan Triase.
16. Pelayanan kegawatdaruratan Trauma.
17. Pelayanan kegawatdaruratan Jantung dan Kardiovaskuler.
34
18. Pelayanan kegawatdaruratan Paru.
19. Pelayanan kegawatdaruratan Anak.
20. Pelayanan kegawatdaruratan Kebidanan dan Kandungan
21. Pelayanan Kegawatdaruratan Penyakit Dalam.
22. Pelayanan Kegawatdaruratan Bedah
23. Pelayanan kegawatdaruratan Syaraf
24. Pelayanan Kegawatdaruratan Jiwa.
25. Pelayanan kegawatdaruratan Mata.
26. Pelayanan kegawatdaruratan Telinga Hidung dan Tenggorok.
27. Pelayanan kegawatdaruratan Kulit dan Kelamin.
28. Pelayanan kegawatdaruratan Gigi dan Mulut.
35
15) Bedah Digestiv
Pelayanan pembedahan terhadap permasalahan kompleks pada saluran pencernaa
yaitu saluran pencernaan atas (gastro intestinal), hepato pancreato Billier (hati, liver,
pancreas, empedu) dan saluran pencernaan bawah (colorectal).
16) Bedah Plastik
Penanganan dalan Perbaikan jaringan tubuh atau kulit yang rusak atau cacat akibat
kondisi tertentu,contohnya uka bakar,tumor,kecelakaan,penyakit bawaan sejak lahir
serta untuk kebutuhan estetika.
17) Bedah Saraf
Menangani gangguan pada sistem saraf.termasuk sistem saraf pusat (otak dan saraf
tulang belakang) serta saraf tepi yang berada di seluruh bagian tubuh.
18) Bedah Vaskuler
Pelayanan sub bidang pembeda yang menangani sistem vaskuler, arteri atau vena.
e. Spesialis THT
Melayani pasien dengan gangguan :
5) Telinga : Gangguan pendengaran, keseimbangan, telinga berdengung, infeksi, tumor
maupun kanker.
6) Hidung : Alergi, sinusitis, kesulitan mencium aroma, cidera hidung, hidung tersumbat,
tumor serta kanker.
7) Gangguan tenggorokan : Sulit menelen, suara terganggu, gangguan Kelenjar adenoid,
laringitis dan tonsilitis.
8) Gangguan tidur : apneu tidur obstruktif, mendengkur, penyempitan saluran
pernafasan.
f. Spesialis Kulit dan Kelamin
Menangani beragam masalah kesehatan kulit dan kelamin baik pria maupun wanita.
g. Spesialis Gigi
7) Spesialis Pedodontis(Sp.KGA)
Spesialis dokter gigi anak, melakukan pencegahan dan perawatan semua kelainan
dan penyakit gigi dan mulut anak.
8) Spesialis Orthodentis (Sp.Ort)
Menangani pasien yang ingin mendapatkan bentuk gigi yang lebih sempurna.
9) Spesialis Endodontis (Sp.KG)
Dokter spesialis konversi memberikan pencegahan dan penangguangan karies,
restorasi, kosmetik gigi, perawatan endondontik konvensional bahkan melakukan
bedah.
10) Spesialis Periodontis (Sp.Perio)
Melakukan perawatan penyakit atau kelainan gusi dan jaringan penyangga pada gigi
lainnya.
11) Spesialis Bedah Mulut (Sp.BM)
Menangani pencabutan gigi dan operasi sumbing.
12) Spesialis Oral Medicine (Sp.PM)
Perawatan penyakit mulut karena bakteri dan jamur, halitosis dan perawatan sendi
dan rahang.
h. Spesialis Gizi
36
Menangani masalah kesehatan pasien terkait gizi serta memberikan terapi medis gizi
pasien sesuai kondisi dan berorientasi pada riwayat penyakit dan keadaan umum pasien.
4. TB DOT’s
Memberikan pelayanan dan tatalaksana pasien tuberkulosis dengan menggunakan strategi
DOTS di Rumah Sakit dapat berjalan dengan baik, termasuk didalamnya:
a. Memberikan pelayanan yang komprehensif terhadap pasien dengan tuberkulosis.
b. Pemantauan pengobatan pasien dengan tuberkulosis.
c. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas tuberkulosis.
d. Mendukung pelaksanaan program pemberantasan tuberkulosis pemerintah.
37
Daftar Jenis Tindakan di Isntalasi Bedah Sentral
Functional Endoscopic
Sinus Surgery (FESS)
Dengan Tension Band Nefrolitotomy
Adenectomy Wiring Dekstra Reposisi Terbuka Phalank
Functional Endoscopic
Sinus Surgery (FESS)
Adenoidektomy Caldwel – Luc Nefrolitotomy Reposisi Tertutup
Functional Endoscopic
Sinus Surgery (FESS) Nefrolitotomy
Adenomymectomy Konka Reduksi Sinistra Reposisi Tertutup (Gips)
Functional Endoscopic
Sinus Surgery (FESS)
Konka Reduksi, Sinus
Adesiolisis Reduksi Nefroplikasi Reposisi Wiring
Functional Endoscopic
Sinus Surgery (FESS)
Naso antral Window
Adrenalectomy (NAW) Nefrostomy Reposisi WSD
Functional Endoscopic
Aff Dower Sinus Surgery (FESS) Nefro
Catheter Sinus Reduction Ureterolitotomy Reseksi Kista Costa
Aff FE fiksasi
Externa Fixasi Interna Odontektomy Reseksi Konka Bulosa
38
Flap dengan Skin
Thicknes Skin Graff Odontektomy,Repair
Aff Gips (STSG) OAF Reseksi Mandibula
Aff Hecting
Fisioterapi dalam
anestesi Flexor Oovarektomy Reseksi Sigmoid
Open
Aff implant Frenectomy Cholesistectomy Reseksi Thorax
Open Colesistektomy
dan Explorasi Central
Business District
Aff IUD Frosen Section (CBD) Rethorakotomy Explorasi
ORCHIDECTOMY
Aff Wire Gastroscopy RADIKAL Rhinoplasty Lateral
Aneurismografi
dengan Graft Graff Vena Orchidopeksi Duplek Section Caesaria,MOW
39
ORIF (Open Reduksi
Internal Fiksasi) SACHZE K/P OPEN
Anterior Reseksi Heacting Acetabulum CYSTOSTOMY
40
Humerus
Histerektomy, dan
Cauterisasi Ovorektomy ORIF THR SOB
41
Cholecistectomy ORIF (Open Reduksi
Lapratomy Internal Fiksasi) Tibia
Explorasi CDB Histerotomy Fibula SOU + FS
squesterektomy,
Colesistektomy Hysterktomy Radikal Osteotomy debridemen
Colesistektomy SR (Septum
Eksplorasi dengan Interv Dental Wire Reseksi/Septum
CBD (IDW) Packing Pedical Rekonstruksi)
Inplantasi ureter
Cordektomy sinistra partial maxilectomy STSG
Craniotomy Bor
Hole insisi vistulectomy Pericardial Sintesis SURGIKAL STAGE + FS
42
femoral by pass
Perkutanius drainage
Curetage Johancen abses Tonsilectomy
Curetage
Bertingkat Kistektomy Dekstra Polipedikel Thorachotomy
Thorakotomi explorasi
Curetage Mola Kistektomy Sinistra Polipektomy angkat tumor
Caddwell – Luc
(CWL) Kompartementektomy Posterior Rectio Plesi Thorakotomy ,WSD
Potong
Cystoscopy Eliq Pedical,Rekontruksi
( Eliq Evakuasi ) Labioplasty Hidung TOTAL GASTREKTOMY
43
Cystoscopy RPG Laminektomy Primary Aligmen Total Tyroidektomy
Cystoscopy ,Collin
Knife Laparascopy Prone Tahap 1 Trans Anal Pull Trought
PSARP (Paska
laparascopy Posterior Sagittal
Cytostomy hematomegali Anorektoplasti) TUNNELING URETRA
Laparascopy
Cytostomy Partial Kistektomy Pull Through TUR Bledder
Debridemen Laparascopy
Drainage Hip Undrofing Kista Ginjal
Sinistra Dextra Pushback Uretra TUR BT
Debridemen Laparatomi
Eksplorasi Cystogastronomi Pyelolitotomy Turbinectomy
turbinectomy + exici
Debridemen STSG Laparatomy Pyeloplasty konka bulos
Debridemen, Laparatomy
Open Reduction Adhesiolysis Dan
Interna Fixation Repair Dinding
(ORIF) Abdomen Radikal Hysterectomy TURP
Debridemen dan
Multiple Laparatomy Bilio
Pencabutan Gigi Digestive Shunting Radikal Nefrektomy turp dan aff dj steint
Laparatomy
Colesistektomy
Debridemen dan Explorasi Central Re Laparatomy dan
Flap Business District (CBD) Colostomy TURP, Litotripsi
44
Laparatomy Colon
Debridemen Ascenden Re Laparotomy TUTUP AV SHUNT
Debridemen dan
Evakuasi
hematome Laparatomy Drainage Rectoscopy Tutup Colostomy
Debridemen
Vunction Toraco Laparatomy Exici
Vertebra Tumor Refraktomy tutup fistel
Laparatomy Explorati
Debridement, Dan Reseksi
Amputasi Anastomosis Refrakturing tutup ileustomy
Laparatomy Exploratie
Debridement, Cbd( Bilier)&
Repair Biliodigestif Shunting Refrakturisasi Tutup Stoma
Laparatomy
Debulking kistectomy Reheacting Tympanoplasty
Depalma
Operation (Cross
Overgravt ) Vien laparatomy
To Vien kistektomy Re-heacting Tyroidektomy
URETERO
Divertykulektomy Laparatomy Reseksi Rekonstruksi Elbow NEFROLITOTOMY
Laparatomy Reseksi
Colon (Expended
Hemicolektomy Rekontruksi Fraktur
Double Lumen Sinistra) Wajah Komplek Uretero Sitoscopy
45
Mandibula
Laparoscopy
Drainase Abses Adesyolisis Rekontruksi Penis Ureterolitotomy Sinistra
Laparotomy
Eksplorasi Oovorektomy Sinistra Rekontruksi URETROSCOPY + SACHZE
Eksplorasi Biopsi
Nasofaring dgn Laparotomy URETROSCOPY + SAHHE
Endoscopy Apendektomy rekontruksi femur K/P GLAND CYSTOSTOMY
rekontruksi ftraktur
Eksplorasi Ureter Laparotomy Biopsi wajah URS
Ekstended
Pyelolitotomy Laparotomy Bypass Rekonturing URS , Aff DJ Stein
Laparotomy
cholesistectomy dan
Eksterpasi choleducolitotomy Rekonstruksi CTEF URS , Implantasi Uretra
Laparotomy Relaparatomy
Ekstrasi Gigi Colostomy Appendictomy URS Pasang Dj Stein
Ekterpasi Corpus
Alienium Laparotomy Curetage Relapratomy Cole UVULECTOMY
Relaparatomy dan
Ekterpasi Servix Laparotomy Eksplorasi Repair Colostomy. Vaginoclisis
46
District (CBD), By Pass
Release Arteri
Laparotomy Ephiserasi Femoralis, Lumbal
En Block Resection Tumor Simpatik Varisectomy
Laparotomy
Endoscopy biobsi Kehamilan Ektopik Release Kontraktur Vasiotomy
Laparotomy
Enukleasi Oovorektomy Dekstra Release Tenosynofitis vaso vasostomi
Release Trigger
Epidural Blood Laparotomy Reseksi Thumbs Vena Seksi
Laparotomy, Reseksi,
Edmoidectomy dan Anastomose REMOVAL IMPLANT Vistulektomy,debridemen
VP Shunting (Sunting
Evacuasi Scibala Lepas Sinekia Repair Amputatum Hydrosepalus)
External
Ventriculo Limpadenectomy dan
Drainage (EVD) Flap Repair AV Shunt Windows Regional
Excisi Rekontruksi
Polydactily Limpadenektomy Repair Colostomy WSD
Excisi Kista Peri Low Anterior Reseksi Repair Finger Tip Extractie Corpus Alineum
47
uretra (LAR)
Lumbal
sympatectomy,release Repair Fistule Vesico
Excisi Polip Recti arteri Umbilicalis Reposisi
Repair Hernia
Excisi Businasi CAE Mastektomy Diafragmatica Repair WSD
Explorasi
RetroperitoneaI Meatolitotomy Repair Stump Repair Vena
Explorasi Sinus
Dengan Endoscopy Meatotomy Repair Tendo Meningokelectomny
48
Ruang lingkup pelayanan yang diberikan di Instalasi Intensive Care Unit adalah sebagai berikut:
5. Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang mengancam nyawa dan
dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari.
6. Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan pelaksanaan
spesifik problema dasar.
7. Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksanaan terhadap komplikasi yang ditimbulkan
oleh penyakit atau iatrogenik.
8. memberikan bantuan psikologis pada pasien yang kehidupannya sangat tergantung pada
alat/mesin dan orang lain.
49
55) Kehamilan Ektopik Terganggu (KET).
56) Induksi dan akselerasi persalinan.
57) Episiotomi.
58) Reposisi Inersio Uteri.
59) Resusitasi bayi baru lahir.
60) Imunisasi bayi baru lahir.
4. Pelayanan di Kamar Bayi
Lingkup pelayanan neonatal sebagai berikut :
c. Pelayanan neonatal tingkat I
Merupakan pelayanan pada neonatus normal meliputi :
3) Neonatus normal, stabil, cukup bulan, berat dengan badan ≥ 2,5 kg.
4) Neonatus hampir cukup bulan ( masa kehamilan 35 – 37 minggu).
Pelayanan neonatus pada tingkat I, difokuskan pada :
9) Resusitasi neonates.
10) Asuhan dan perawatan neonatus.
11) Asuhan evaluasi pasca lahir untuk neonatus yang sehat.
12) Stabilisasi dan pemberian asuhan untuk bayi yang lahir pada usia 35 – 37 minggu.
yang tetap dalam keadaan stabil secara fisiologis.
13) Perawatan neonatus dengan usia kehamilan ≤ 35 minggu atau sakit sampai
neonatus sampai dipindahkan ke fasilitas lain yang menyediakan asuhan neonatal
spesifik.
14) Stabilisasi neonatus sakit sampai dipindahkan ke fasilitas lain yang menyediakan
asuhan neonatus spesialistik.
15) Pemantauan pertumbuhan bayi.
16) Pengelolaan neonatus dengan hiperbilirubinemia (fototerapi /tranfusi tukar).
50
(j) Pelayanan neonatus pada tingkat IIB sama dengan pelayanan neonatus tingkat
IIA.
(k) Pelayanan pada bayi dengan penggunaan ventilasi mekanik selama jangka waktu
yang singkat (< 24 jam).
(l) Pengelolaan jalan nafas non invasif : high flow, CPAP (Continous Positive Airway
Pressure).
(m) Manajemen gangguan oksigenasi pada neonatus
5) Asfiksia.
6) Sindroma Aspirasi Mekonium (SAM).
7) Distres Pernapasan ( Sindrom Gawat Nafas Neonatus /SGNN).
8) Transient Tachipnea of New Born (TTN).
9) Neonatal Pneumonia.
(n) Pelayanan pada bayi dengan infus intra vena, nutrisi parenteral total dan
mungkin memakai jalur sentral menggunakan tali pusat dan jalur sentral melalui
intravena percutan.
(o) Manajemen infeksi pada neonatus (pencegahan hingga preventif).
6) Hiperbilirubinemia.
7) Sepsis neonatal.
8) Bayi dari ibu dengan infeksi sifilis kongenital.
9) Bayi dari ibu dengan tuberkulosis.
10) Bayi dari ibu dengan HIV.
(p) Pelayanan gangguan hematologi.
4) Anemia.
5) Trombositopeni.
6) Polisetemia.
(q) Pelayanan gangguan neurologis pada neonatus.
3) Kejang neonatal.
4) Erb paralisis.
5) Hipoksik Iskemik Ensepalophati (HIE).
(r) Pelayanan gangguan metabolik dan elektrolit pada neonatus.
3) Hipoglikemia.
4) Renjatan (syok).
5) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
(s) Pelayanan gangguan kongenital bayi baru lahir dan trauma lahir.
9) Bibir sumbing dan langitan sumbing.
10) Obstruksi usus.
11) Defek dinding abdomen.
12) Hirsprung Disease.
13) Kaput suksedaneum.
14) Sefalhematoma.
15) Perdarahan intrakranial atau fraktur tengkorak.
16) Perdarahan sub dural.
51
25. INSTALASI RADIOLOGI
Ruang lingkup pelayanan Radiologi di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang meliputi:
2. Pelayanan Radiodiagnostik.
f) Radiografi Konvensional Dengan Kontras
10) Oesophagography adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk melihat kelainan
sepanjang kerongkongan/oesophagus.
11) Maag Duodenography adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk melihat kelainan-
kelainan dari lambung sampai usus 12 jari.
12) Barium Enema/Colon Inloop adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk melihat kelainan
dari rectum sampai caecum.
13) FPA-UIV/BNO-IVP ( Buich Neir Oversich Intra Vena Pyelografi ) adalah pemeriksan
dengan penyuntikan kontras iodium ke dalam pembuluh darah untuk melihat fungsi ginjal
dan salurannya.
14) Urethrocystography adalah pemeriksaan untuk mengetahui kelainan kandung kencing
dan saluran urethtra.
15) Retrograde Pyelography (RPG) adalah Pemeriksaan saluran kemih dengan memasukkan
media kontras secara retrograde melalui selang ureter kateter yang telah terpasang pada
pada pasien.
16) Antegrade Pyelography (APG) adalah Pemeriksaan saluran kemih dengan memasukkan
media kontras secara antegrade melalui selang yang telah terpasang pada pasien.
17) HSG (Hystero Salpingografi) adalah pemeriksaan kandungan dan saluran telur dengan
memasukan kontras ke dalam kandungan.
18) Fistulography adalah Pemeriksaan untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada organ-
organ tubuh yang mengalami terbentuknya saluran yang abnormal dengan cara
memasukkan media kontras langsung ke dalam lubang saluran abnormal tersebut.
g) Radiografi Konvensional Tanpa Kontras
8) Foto Kepala.
9) Foto Vertebrae.
10) Foto Thorax.
11) Foto Abdomen.
12) Foto Pelvis.
13) Foto Extremitas Atas.
14) Foto Extremitas Bawah.
53
5) USG Color Doppler Terdiri dari :
f) USG Testis.
g) USG arteri/vena ekstremitas.
h) USG carotis.
i) USG aorta/arteri iliaka.
j) USG kepala bayi.
6) USG 4 Dimensi terdiri dari ;
b) USG ObsGyn / Kandungan.
54
27. INSTALASI REHABILITASI MEDIK
Pelayanan Rehabilitasi Medik di rumah sakit tidak terlepas dari upaya kesehatan pada umumnya,
yaitu :
5. Upaya Promotif
Penyuluhan, informasi dan edukasi tentang hidup sehat dan aktivitas yang tepat untuk
mencegah kondisi sakit.
6. Upaya Preventif
Edukasi dan penanganan yang tepat pada kondisi sakit / penyakit untuk mencegah dan atau
meminimalkan gangguan fungsi atau resiko kecacatan.
7. Upaya Kuratif
Penanganan melalui paduan intervensi medik, keterapian fisik,dan upaya rehabilitatif untuk
mengatasi penyakit / kondisi sakit untuk mengembalikan dan mempertahankan kemampuan
fisik.
8. Upaya Rehabilitatif
Penanganan melalui paduan intervensi medik, keterapian fisik, keteknisan medik dan upaya
rehabilitatif lainnya melalui pendekatan psiko–sosio-edukasi-okupasi-vokasional untuk
mengatasi penyakit / kondisi sakit yang bertujuan mengembalikan dan mempertahankan
kemampuan fungsi, meningkatkan aktivitas dan peran serta / partisipasi di masyarakat.
28. INSTALASI GIZI
Ruang lingkup kegiatan pokok pelayanan gizi di rumah sakit terdiri dari :
5. Pelayanan gizi rawat jalan
Mekanisme kegiatan:
c. Konseling Gizi oleh Dietisien/Nutrisionis.
d. Penyuluhan Gizi oleh Dietisien/Nutrisionis.
6. Pelayanan gizi rawat inap
Mekanisme pelayanan :
c. Skrining Gizi.
d. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) dilakukan oleh Dietisien/Nutrisionis dengan langkah
kegiatan :
5) Asessmen Gizi.
6) Diagnosis Gizi.
7) Intervensi Gizi.
8) Monitoring dan Evaluasi Gizi.
7. Penyelenggaraan Makanan
Bentuk penyelenggaraan makanan dengan Sistem Swakelola. Menyediakan makanan untuk
pasien dan pelanggan Rumah Sakit Islam Sultan Agung dengan Standar Makanan Biasa (Non Diit)
dan Standar Makanan Khusus (Diit Khusus sesuai dengan kondisi kesehatannya).
8. Penelitian dan Pengembangan Gizi
55
Mekanisme kegiatan penelitian :
d. Menyusun proposal penelitian.
e. Melaksanakan penelitian.
f. Menyusun laporan penelitian.
Ruang lingkup penelitian adalah pelayanan gizi rawat jalan dan pelayanan gizi rawat inap,
penyelenggaraan makanan serta kerjasama dengan unit lain dan instansi terkait, baik di
dalam maupun di luar pelayanan Instalasi Gizi dan luar rumah sakit.
56
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik, karena catatan tersebut dipergunakan
sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada
seorang pasien.
j. Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut masalah
adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan
hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.
k. Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai keuangan karena isinya dapat dijadikan sebagai
bahan untuk menetapkan biaya pembayaran pelayanan di rumah sakit. Tanpa adanya bukti
catatan tindakan/pelayanan, maka pembayaran pelayanan di rumah sakit tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
l. Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai penelitian, karena isinya mengandung
data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang kesehatan.
m. Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut
data/informasi tentang perkembangan kronologis dari kegiatan pelayanan medik yang
diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan/referensi di
bidang profesi si pemakai.
n. Aspek Dokumentasi.
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menjadi sumber
ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban dan
laporan rumah sakit.
3. Pelayanan Farmasi:
d. Satelit Logistik Farmasi .
4) bagian pengadaan.
5) bagian pelayanan logistik farmasi.
57
6) satelit farmasi IBS (Instalasi Bedah Sentral).
e. Farmasi Rawat Inap.
4) satelit farmasi rawat inap.
5) satelit farmasi sitostatika.
6) pelayanan pencampuran iv admixture.
f. Farmasi Rawat Jalan.
6) satelit farmasi rawat jalan.
7) satelit farmasi SEC.
8) satelit farmasi IGD.
9) satelit farmasi MCEB jalan.
10) administrasi farmasi.
4. Farmasi Klinik
Dilakukan oleh Apoteker Penanggung Jawab Pasien (APJP) Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam
Sultan Agung.
58
6. Pelayanan Bedah Mata
Pelayanan perioperatif berdasarkan sub spesialisasinya yaitu :
g. Operasi bedah katarak.
h. Operasi bedah Retina.
i. Operasi glaucoma.
j. Operasi bedah rekontruksi dan Oculoplasty.
k. Pediatri Opthalmologi.
l. Infeksi Mata dan Immunologi.
7. Pelayanan Lasik (Laser Assisted in situ keratomileusis)
Pelayanan bedah refraktif menggunakan alat MEL 90 dan Vizumax dengan teknologi terbaru :
e. Pemeriksaan skrining lasik (Pra Lasik).
f. Operasi Lasik dengan menggunakan blade.
g. Lasek/ PRK ( Photoreactive Keratectomy).
h. Femto Lasik.
i. Relex Smile Lasik.
8. Pelayanan Low Vision
Pelayanan untuk penderita yang hanya kehilangan sebagian dari penglihatannya untuk
merencanakan atau melakukan suatu pekerjaan. Jenis pelayanannya adalah:
d. Asesmen klinis.
e. Asesmen fungsional.
f. Pelayanan alat bantu penderita low vision.
59
7) Pemeriksaan Arteriografi dan Venografi adalah pemeriksaan untuk melihat gambaran
pembuluh darah vaskuler baik di arteri maupun divena untuk mengetahui adanya
penyempitan dan adakah kelainan dalam anatomi pembuluh darah vaskuler tersebut
dengan menggunakan digital Subtract Angiography (DSA).
8) Perikardial taping / perikardiosintesis adalah Perikardial taping / perikardiosintesis
merupakan prosedur yang dilakukan untuk mengeluarkan cairan yang berlebih diruang
jantung untuk kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap cairan tersebut.kateter yang
digunakan akan ditinggalkan didalam tubuh yang dihubungkan dengan pericardial
drainase untuk mengeringkan ruang pericardial selama beberapa hari dan membantu
mencegah akumulasi cairan yang berulang.
9) Penyadapan Jantung adalah kateterisasi jantung untuk mengetahui tekanan dan
kandungan oksigen (saturasi) di berbagai ruang jantung.
10) Studi Elektrofisiologi adalah suatu tindakan invasif diagnostik yang bertujuan untuk
mengetahui atau mencari penyebab adanya gangguan listrik jantung / aritmia.
d. Intervensi Invasif Non Bedah
Intervensi Non Bedah adalah tindakan intervensi yang sesuai indikasi untuk dilakukan
terhadap pasien setelah ditemukan diagnosis yang tepat,dilakukan secara perkutan melalui
pembuluh darah tanpa pembedahan. Intervensi invasive non bedah yang dapat dilakukan
adalah :
9) Percutaneous Coronary Intervention (PCI) atau Percutaneous Transluminal Coronary
Artery (PTCA) suatu tindakan intervensi non bedah untuk membuka kembali arteri
koroner yang menyempit dengan mengembangkan ballon atau stent pada pembuluh
darah koroner yang menyempit melalui kateter yang dimasukan ke dalam lumen arteri
melalui insisi kecil pada kulit.
10) Percutaneous Coronary Interventiondengan Rotablator (PCI Rotablator) adalah tindakan
PCI dengan menggunakan suatu alat yang bekerja sebagai aterektomi untuk melebarkan
lumen pembuluh koroner dengan cara mengikis atau membuang plak arterosklerosis
yang menyumbat sebelum pemasangan stent.
11) Percuraneous Transluminal Angioplasty (PTA) adalah adalah tindakan teknik
revaskularisasi pembuluh darah perifer yang mengalami penyempitan atau penyumbatan
tanpa pembedahan dengan menggunakan ballon, stent, penyedot trombus dan/atau
gabungan diantaranya (tindakan prinsip seperti Percutaneous Coronary Intervention
tetapi di pada area vaskular perifer).
12) Pemasangan Pacu Jantung atau Temporary Pace Maker (TPM) adalah pemasangan pacu
jantung yang bersifat sementara pada pasien dengan irama jantung lambat. Dilakukan
dengan cara memasukan kateter lektroda ke dalam jantung, bagian luar dari elektroda
disambungkan dengan generator yang mengatur irama jantung yang terdapat diluar
tubuh pasien.
13) Permanent Pace Maker (PPM) adalah pemasangan Pacu Jantung yang bersifat permanen
pada pasien dengan irama jantung lambat. Dilakukan dengan cara yang sama seperti
TPM hanya generatornya ditanam di bawah kulit bagian dada/ perut gengan
menggunakan bius lokal.
14) Ablasi adalah suatu tindakan operasi untuk mengatasi gangguan irama jantung atau
aritmia dengan menggunakan kateter yang di masukkan ke dalam ruang dalam jantung,
dan kateter dihubungkan dengan mesin khusus yang memberikan energy listrik untuk
memutus/ membakar jalur konduksi tambahan ataupun fokus-fokus aritmia yang
menyebabkan ketidaknormalan irama jantung.
15) Atrial Septal Defect (ASD), Ventricular Septal Defect (VSD), Patent DuctusArteriosus (PDA)
Closure dengan Device adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk menutup sekat
60
jantung akibat kelainan kongenital dengan menggunakan Device yang bersifat invasive
non bedah.
16) Ballon Mitral Valvuloplasty (BMV) adalah suatu tindakan minimal invasive untuk
memperlebar penyempitan katub mitral dengan melakukan dilatasi terhadap katub
mitral dengan menggunakan balon.
DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
62