Anda di halaman 1dari 7

ARSITEKTUR TROPIS DAN KEPULAUAN

A. DEFINISI ARSITEKTUR TROPIS KEPULAUAN


Menurut Marcus Pollio Vitruvius (1486) arsitektur adalah kesatuan dari
kekuatan/kekokohan (firmitas), keindahan (venustas), dan kegunaan/fungsi (utilitas).
Menurut Francis DK Ching (1979) arsitektur membentuk suatu tautan yang
mempersatukan ruang, bentuk, teknik dan fungsi. Menurut Amos Rappoport (1981)
arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia, yang lebih dari sekedar fisik, tapi juga
menyangkut pranata-pranata budaya dasar. Pranata ini meliputi: tata atur kehidupan
sosial dan budaya masyarkat, yang diwadahi dan sekaligus memperngaruhi arsitektur.
Sedangkan menurut JB. Mangunwijaya (1992) arsitektur sebagai vastuvidya
(wastuwidya) yang berarti ilmu bangunan. Dalam pengertian wastu terhitung pula tata
bumi, tata gedung, tata lalu lintas (dhara, harsya, yana).
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang
lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan
binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur
lanskap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk.
Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut. Sedangkan
menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) ar·si·tek·tur /arsitéktur/ adalah seni dan
ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan, jembatan, dan/atau metode dan
gaya rancangan suatu konstruksi bangunan.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, tropis /tro·pis/ a 1 mengenai daerah
tropik (sekitar khatulistiwa): penyakit khas khatulistiwa (beriklim panas) seperti malaria;
2 beriklim panas .
Pengertian tropis berasal dari kata tropicos dalam bahasa Yunani Kuno berarti
garis balik. Daerah tropis dapat dibagi dalam dua kelompok iklim utama yaitu tropis
basah dan tropis. Indonesia termasuk dalam daerah tropis lembab yang ditandai oleh
kelembaban udara yang relatif tinggi pada umumnya di atas 90%, curah hujan yang
tinggi, serta temperatur rata-rata tahunan di atas 18oC dan biasanya sekitar 23oC dan
dapat mencapai 38oC dalam musim kemarau. Lebih khusus lagi, Indonesia termasuk
dalam daerah sekunder hutan hujan tropis (tropis lembab).
Tropika adalah daerah di permukaan Bumi, yang secara geografis berada di
sekitar ekuator, yaitu yang dibatasi oleh dua garis lintang 23.5 derajat LS dan 23.5 derajat
LU: Garis Balik Utara (GBU, Tropic of Cancer) di utara dan Garis Balik
Selatan (GBS, Tropic of Capricorn) di selatan. Tropis adalah bentuk ajektivnya.
Kata tropika berasal dari bahasa Yunani, tropos yang berarti "berputar", karena posisi
Matahari yang berubah antara dua garis balik dalam periode yang disebut tahun.
Area ini terletak di antara 23.5° LU dan 23.5° LS, dan mencakup seluruh bagian
Bumi dalam setahun mengalami dua kali di kelilingi Matahari tepat berada di atas kepala
(di utara GBU dan di selatan GBS Matahari tidak pernah mencapai ketinggian 90° atau
tepat di atas kepala).
Arsitektur Tropis adalah suatu konsep bangunan yang mengadaptasi kondisi
iklim tropis. Letak geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa membuat
Indonesia memiliki dua iklim, yakni kemarau dan penghujan. Pada musim kemarau suhu
udara sangat tinggi dan sinar matahari memancar sangat panas. Dalam kondisi ikim yang
panas inilah muncul ide untuk menyesuaikannya dengan arsitektur bangunan gedung
maupun rumah yang dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya.
Arsitektur tropis merupakan representasi konsep bentuk yang dikembangkan
berdasarkan respon terhadap iklim yang dialami oleh Negara Indonesia yaitu tropis
lembab. Konsep arsitektur tropis, pada dasarnya adalah adaptasi bangunan terhadap iklim
tropis, dimana kondisi tropis membutuhkan penanganan khusus dalam desainnya.
Pengaruh utama berasal dari kondisi suhu tinggi dan kelembaban tinggi, dimana
pengaruhnya ada pada tingkat kenyamanan ketika pengguna berada dalam ruangan.
Tingkat kenyamanan seperti tingkat sejuk udara dalam bangunan, oleh aliran udara,
adalah salah satu contoh aplikasi konsep bangunan tropis. Meskipun konsep bangunan
tropis selalu dihubungkan dengan sebab akibat dan adaptasi bentuk (tipologi) bangunan
terhadap iklim, banyak juga interpretasi konsep ini dalam tren yang berkembang dalam
masyarakat; sebagai penggunaan material tertentu sebagai representasi dari kekayaan
alam tropis, seperti kayu, batuan ekspos, dan material asli yang diekspos lainnya.
Daerah dengan iklim tropis didunia terdiri 2 jenis, yaitu daerah dengan iklim
tropis kering, sebagai contoh adalah di negara-negara Timur Tengah, Meksiko, dan
sekitarnya, serta daerah dengan iklim tropis lembab, yang terdapat pada sebagian besar
negara-negara di Asia, termasuk Indonesia, walaupun untuk beberapa daerah di
Indonesia, misalnya beberapa bagian pulau Nusa Tenggara mengarah pada kondisi tropis
kering.
1. ARSITEKTUR TROPIS KERING
Ciri-ciri iklim tropis kering
 Kelembaban rendah
 Curah hujan rendah
 Radiasi panas langsung tinggi
 Suhu udara pada siang hari tinggi dan pada malam hari rendah
 Jumlah radiasi maksimal karena tidak ada awan
 Pada malam hari berbalik dingin karena radiasi balik bumi cepat berlangsung
(cepat dingin bila dibandingkan tanah basah/lembab)
 Menjelang pagi udara dan tanah benar-benar dingin karena radiasi balik sudah
habis. Pada siang hari radiasi panas tinggi dan akumulasi radiasi tertinggi
pukul 15.00. Sering terjadi badai angin pasir karena dataran yang luas
 Pada waktu sore hari sering terdengar suara ledakan batu-batuan karena
perubahan suhu yang tiba-tiba drastis.
Di daerah benua atau daratan yang cukup luas, banyak terdapat gurun pasir karena
di tempat itu jarang terjadi hujan, bahkan dapat dikatakan tidak terjadi sama sekali,
karena angin yang melaluinya sangat kering, tidak mengandung uap air. Uap air yang
terkandung di udara sudah habis dalam perjalanan menuju ke pedalaman benua itu, atau
juga karena terhalang oleh daratan tinggi atau gunung, sehingga daerah itu menjadi
sangat panas dan tidak ada filter pada tanah dari sengatan sinar matahari, yang
mengakibatkan bebatuan hancur menjadi pasir. Suhu di padang pasir dapat mencapai
50o C hingga 60o C di siang hari, dan di malam hari dapat mencapai -1o C.
Strategi untuk perancangan bangunan:
 Mempergunakan bahan-bahan dengan time lag tinggi agar panas yang
diterima siang hari dapat menghangatkan ruangan di malam hari.
Konduktivitas rendah agar panas siang hari tidak langsung masuk ke dalam
bangunan. Berat jenis bahan tinggi, dimensi tebal agar kapasitas menyimpan
panas tinggi.
 Bukaan-bukaan dinding kecil untuk mencegah radiasi sinar langsung dan
angin atau debu kering masuk sehingga mempertahankan kelembaban.
 Memperkecil bidang tangkapan sinar matahari dengan atap-atap datar dan
rumah-rumah kecil berdekatan satu sama lain saling membayangi, jalan-jalan
sempit selalu terbayang. Atap datar juga untuk menghindari angin kencang,
karena curah hujan rendah.
 Menambah kelembaban ruang dalam dengan air mancur yang dibawa angin
sejuk.
 Pola pemukiman rapat dan jalan yang berbelok untuk memotong arus angin
 Bangunan efisien bila rendah, masif dan padat.

2. Arsitektur Tropis Lembab


Ciri Iklim Tropis Lembab:
DR. Ir. RM. Sugiyanto, mengatakan bahwa ciri-ciri dari iklim tropis lembab
sebagaimana yang ada di Indonesia adalah “kelembaban udara yang tinggi dan
temperatur udara yang relatif panas sepanjang tahun”. Kelembaban udara rata-rata adalah
sekitar 80% akan mencapai maksimum sekitar pukul 06.00 dengan minimum sekitar
pukul 14.00. Kelembaban ini hampir sama untuk dataran rendah maupun dataran
tinggi.Daerah pantai dan dataran rendah temperatur maksimum rata-rata 320C.makin
tinggi letak suatu tempat dari muka laut, maka semakin berkurang temperatur udaranya.
Yaitu berkurang rata-rata 0,60C untuk setiap kenaikan 100 m. ciri lainnya adalah curah
hujan yang tinggi dengan rata-rata sekitar 1500- 2500 mm setahun. Radiasi matahari
global horisontak rata-rata harian adalah sekitar 400 watt/m2 dan tidak banyak berbeda
sepanjang tahun, keadaan langit pada umumnya selalu berawan.
Pada keadaan awan tipis menutupi langit, luminasi langit dapat mencapai 15.00
kandela/m2.Tinggi penerangan rata-rata yang dihasilkan menurut pengukuran yang
pernah dilakukan di Bandung untuk tingkat penerangan global horizontal dapat mencapai
60.000 lux. Sedangkan tingkat penerangan dari cahaya langit saja, tanpa cahaya matahari
langsung dapat mencapai 20.000 lux dan tingkat penerangan minimum antara 08.00 –
16.00 adalah 10.000 lux. Iklim tropis lembab dilandasi dengan perbedaan suhu udara
yang kecil antara siang hari dan malam hari, kelembaban udara yang tinggi pada waktu
tengah malam serta cukup rendah pada waktu tengah hari. Kecepatan angin ratarata pada
waktu siang hari dapat digambarkan sebagai memadai untuk kenyamanan, yaitu sekitar
1.0 m/det. Pada waktu musim hujan yaitu sekitar 2.0 m/det. Pada waktu musim panas
akan memberikan gambaran tersendiri mengenai upaya pencapaian pendinginan pasif
bangunan.
Sekalipun terdapat kondisi yang luar batas kenyamanan thermal manusia,
sebenarnya terdapat potensi iklim natural yang dapat mewujudkan terciptanya
kenyamanan dengan strategi lain. Kenyamanan tersebut tercapai dengan interaksi antar
fungsi iklim dengan lingkungan maupun dengan pemanfaatan teknologi.
Kriteria Perencanaan pada Iklim Tropis Lembab
Kondisi iklim tropis lembab memerlukan syarat-syarat khusus dalam perancangan
bangunan dan lingkungan binaan, mengingat ada beberapa factor-faktor spesifik yang
hanya dijumpai secara khusus pada iklim tersebut, sehingga teori-teori arsitektur,
komposisi, bentuk, fungsi bangunan, citra bangunan dan nilai-nilai estetika bangunan
yang terbentuk akan sangat berbeda dengan kondisi yang ada di wilayah lain yang
berbeda kondisi iklimnya. Menurut DR. Ir. RM. Sugiyatmo, kondisi yang berpengaruh
dalam perancangan bangunan pada iklim tropis lembab adalah, yaitu :
1. Kenyamanan Thermal
Kenyamanan thermal adalah suatu kondisi thermal yang dirasakan oleh
manusia bukan oleh benda, binatang, dan arsitektur, tetapi dikondisikan oleh
lingkungan dan benda-benda di sekitar arsitekturnya.
Kriteria dan Prinsip Kenyamanan Thermal :
Standar internasional mengenai kenyamanan thermal ( suhu) “ISO 7730 :
1994”
”menyatakan bahwa sensasi thermal yang di alami manusia merupakan fungsi
dari 4 faktor iklim yaitu: suhu udara, radiasi, kelembaban udara, kecepatan angin,
serta faktor-faktor individu yang berkaitan dengan laju metabolisme tubuh, serta
pakaian yang di gunakan.”
Untuk mencapai kenyamanan thermal haruslah di mulai dari Kualitas udara di
sekitar kita yang harus memiliki kriteria :
 Udara di sekitar rumah tinggal tidak mengandung pencemaran yang
berasal dari asap sisa pembakaran sampah, BBM, sampah industru,
debu dan sebagainya.
 Udara tidak berbau, terutama bau badan dan bau dari asap rokok yang
merupakan masalah tersendiri karena mengandung berbagai cemaran
kimiawi walaupun dalam variable proporsi yang sedikit.
Prinsip dari pada kenyamanan thermal sendiri adalah, teciptanya
keseimbangan antara suhu tubuh manusia dengan suhu tubuh sekitarnya. Karen
jika suhu tubuh manusia dengan lingkungannya memiliki perbedaan suhu yang
signifikan maka akan terjadi ketidak nyamanan yang di wujudkan melalui
kepanasan atau kedinginan yang di alami oleh tubuhUsaha untuk mendapatkan
kenyamana thermal terutama adalah mengurangi perolehan panas, memberikan
aliran udara yang cukup dan membawa panas keluar bangunan serta mencegah
radiasi panas, baik radiasi langsung matahari maupun dari permukaan dalam yang
panas.
Perolehan panas dapat dikurangi dengan menggunakan bahan atau
material yang mempunyai tahan panas yang besar, sehingga laju aliran panas yang
menembus bahan tersebut akan terhambat. Permukaan yang paling besar
menerima panas adalah atap. Sedangkan bahan atap umumnya mempunyai
tahanan panas dan kapasitas panas yang lebih kecil dari dinding. Untuk
mempercepat kapasitas panas dari bagian atas agak sulit karena akan
memperberat atap. Tahan panas dari bagian atas bangunan dapat diperbesar
dengan beberapa cara, misalnya rongga langit-langit, penggunaan pemantul panas
reflektif juga akan memperbesar tahan panas. Cara lain untuk memperkecil panas
yang masuk antara lain yaitu:
a. Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timur dan barat.
b. Melindungi dinding dengan alat peneduh.
Perolehan panas dapat juga dikurangi dengan memperkecil penyerapan
panas dari permukaan, terutama untuk permukaan atap. Warna terang mempunyai
penyerapan radiasi matahari yang kecil sedang warna gelap adalah sebaliknya.
Penyerapan panas yang besar akan menyebabkan temperature permukaan naik.
Sehingga akan jauh lebih besar dari temperatur udara luar. Hal ini menyebabkan
perbedaan temperatur yang besar antara kedua permukaan bahan, yang akan
menyebabkan aliran panas yang besar.

B. DEFINISI KEPULAUAN
Pulau adalah sebidang tanah yang lebih kecil dari benua dan lebih besar dari karang,
yang dikelilingi air. Kumpulan beberapa pulau dinamakan pulau-pulau
atau kepulauan (bahasa Inggris: archipelago).
Kepulauan adalah rantai atau gugus kumpulan dari pulau-pulau, kepulauan yang
terbentuk tektonik. Kata kepulauan berasal dari Yunani ἄρχι-- arkhi- ("kepala")
dan πέλαγος - pelagos ("laut") yang berasal dari rekonstruksi linguistik bahasa
Yunani abad pertengahan ἀρχιπέλαγος tepatnya nama untuk Laut Aegea dan, kemudian,
dalam penggunaan bergeser untuk merujuk pada Kepulauan Aegean atau merujuk pada
jumlah kumpulan yang besar pulau-pulau. Sekarang digunakan secara umum yang
mengacu pada setiap kelompok besar pulau seperti yang tersebar pada Laut Aegea.
Dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 1996 Tentang Perairan Indonesia, yang
dimaksud dengan Kepulauan adalah suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau, dan
perairan di antara pulau-pulau tersebut, dan lain-lain wujud alamiah yang hubungannya
satu sama lain demikian eratnya sehingga pulau-pulau, perairan, dan wujud alamiah
lainnya itu merupakan satu kesatuan geografi, ekonomi, pertahanan keamanan, dan
politik yang hakiki, atau yang secara historis dianggap sebagai demikian.
1. Geografis
Geografis adalah letak suatu daerah atau wilayah dilihat dari kenyataan di
permukaan bumi
Indonesia memiliki sekitar 17.504 pulau (menurut data tahun 2004; lihat pula:
jumlah pulau di Indonesia), sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni tetap, menyebar
sekitar katulistiwa, memberikan cuaca tropis. Pulau terpadat penduduknya adalah pulau
Jawa, di mana lebih dari setengah (65%) populasi Indonesia. Indonesia terdiri dari 5
pulau besar, yaitu: Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya dan rangkaian
pulau-pulau ini disebut pula sebagai kepulauan Nusantara atau kepulauan Indonesia.
Indonesia memiliki lebih dari 400 gunung berapi and 130 di antaranya termasuk
gunung berapi aktif. Sebagian dari gunung berapi terletak di dasar laut dan tidak terlihat
dari permukaan laut. Indonesia merupakan tempat pertemuan 2 rangkaian gunung berapi
aktif (Ring of Fire). Terdapat puluhan patahan aktif di wilayah Indonesia.
Sebagian ahli membagi Indonesia atas tiga wilayah geografis utama yakni:
 Kepulauan Sunda Besar meliputi pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi.
 Kepulauan Sunda Kecil meliputi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara
Timur.
 Kepulauan Maluku dan Irian
2. Topografis
topografi secara ilmiah artinya adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan
objek lain seperti planet, satelit alami (bulan dan sebagainya), dan asteroid. Dalam
pengertian yang lebih luas, topografi tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi
juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap lingkungan, dan bahkan kebudayaan
lokal(Ilmu Pengetahuan Sosial). Topografi umumnya menyuguhkan relief permukaan,
model tiga dimensi, dan identifikasi jenis lahan. Penggunaan kata topografi dimulai sejak
zaman Yunani kuno dan berlanjut hingga Romawi kuno, sebagai detail dari suatu tempat.
Kata itu datang dari kata Yunani, topos yang berarti tempat, dan graphia yang berarti
tulisan. Objek dari topografi adalah mengenai posisi suatu bagian dan secara umum
menunjuk pada koordinat secara horizontal seperti garis lintang dan garis bujur, dan
secara vertikal yaitu ketinggian. Mengidentifikasi jenis lahan juga termasuk bagian dari
objek studi ini. Studi topografi dilakukan dengan berbagai alasan, diantaranya
perencanaan militer dan eksplorasi geologi. Untuk kebutuhkan konstruksi sipil, pekerjaan
umum, dan proyek reklamasi membutuhkan studi topografi yang lebih detail.
daftar pustaka
http://abarchitects.blogspot.com/2013/10/arsitektur-tropis.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Geografi
https://id.wikipedia.org/wiki/Topografi
https://id.wikipedia.org/wiki/Tropika
http://trtb.pemkomedan.go.id/artikel-963-pengertian-dan-konsep-arsitektur-tropis-.html

Anda mungkin juga menyukai