4 SKS
Dosen pengampu :
Lusia Tria Hatamanti Hutami
Bahan bacaan :
1
Judul Buku : Ekonomi Mikro Pengantar
Pengarang : Soeratno
Penerbit: STIE YKPN Yogyakarta
2
Judul Buku : Teori Ekonomi Mikro
Pengarang : Drs. Ari Sudarman, M.Ec.
Penerbit: STIE YKPN Yogyakarta
3
Judul Buku : Pengantar Ekonomi
Pengarang : N Gregory Mankiw
Penerbit: Erlangga Jakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kata EKONOMI berasal dari bahasa Yunani OEKONOMIA yang berarti MANAJEMEN
RUMAH TANGGA.
Rumah tangga dihadapkan pada begitu banyak keputusan yang harus diambil
2
B. DIFINISI ILMU EKONOMI
• The study of choosing data (tata cara menentukan pilihan) memanfaatkan
sumberdaya yang terbatas dan mempunyai penggunaan alternatif
• Cost and benefit analisys ilmu yang menganalisa ongkos dan manfaat alokasi
sumberdaya
• Studi tentang perilaku individu atau masyarakat untuk memilih dari berbagai
alternatif penggunaan sumberdaya yang jumlahnya terbatas, untuk memproduksi
berbagai jenis barang serta mendistribusikannya pada berbagai golongan
penduduk/konsumen.
C. SUMBERDAYA EKONOMI
Perusahaan memproduksi barang/jasa dengan mengkombinasikan sumberdaya
ekonomi (input) yang terdiri dari:
1. Sumberdaya alam
Yaitu faktor produksi yang langsung diperoleh dari alam seperti tanah (lahan
pertanian, perkebunan), mineral yang terkandung di dalam tanah (minyak, biji besi,
emas) dan faktor produksi lain seperti cuaca, air, kesuburan.
2. Sumberdaya Manusia
Wujud sumberdaya manusia dalam proses produksi yaitu waktu yang diperlukan
dalam proses produksi, keahlian dan bakat.
3. Sumberdaya modal
Yaitu peralatan fisik yang digunakan dalam proses produksi seperti mesin,
bangunan, kendaraan, komputer, dll.
3
E. SISTEM EKONOMI
Sistem ekonomi yang dianut suatu negara akan menentukan mekanisme ekonomi
dalam menjawab pertanyaan what, how dan for whom.
1. Sistem ekonomi pasar
Segala keputusan kegiatan ekonomi ditentukan oleh perorangan atau individu
peruahaan. Perusahaan akan memproduksi barang/jasa yang paling
menguntungkan (what), dengan teknik produksi yang ongkosnya paling rendah
(how) dan konsumsi ditentukan oleh keputusan individual bagaimana
membelanjakan penghasilannya (for whom).
2. Sistem ekonomi komando
Segala keputusan mengenai kegiatan ekonomi ditentukan oleh pemerintah,
karena alat-alat produksi dikuasai oleh negara dan sebagian besar perusahaan
dimiliki oleh negara. What, how dan for whom ditentukan oleh pemerintah.
3. Sistem ekonomi campuran
Dalam sistem ini masalah ekonomi sebagian diselesaikan melalui mekanisme
pasar dan sebagian melalui regulasi (peraturan) pemerintah.
4
1. KITA SELALU MENGHADAPI “TRADEOFF
Tidak ada yang gratis di dunia ini. Untuk mendapatkan sesuatu yang kita
inginkan, biasanya kita harus merelakan hal lain yang sesungguhnya juga
berharga, hal ini harus kita lakukan karena kemampuan kita terbatas. Kita
harus mengambil keputusan merelakan suatu tujuan untuk memperoleh
tujuan yang lain dengan kata lain memilih satu/beberapa alternatif diantara
alternatif ada, inilah yang disebut TRADEOFF. Seseorang hanya akan dapat
mengambil keputusan yang baik jika dan hanya jika ia mengetahui berbagai
kemungkinan/pilihan yang ada
5
II. BAGAIMANA ORANG-ORANG BERINTERAKSI
3 prinsip selanjutnya akan menjelaskan bagaimana kita berinteraksi dengan orang
lain
5. PERDAGANGAN DAPAT MENGUNTUNGKAN SEMUA PIHAK
Kebutuhan seseorang sangat bermacam-macam dan tidak mungkin mereka
menyediakan sendiri semua kebutuhannya. Akan lebih baik jika kita melakukan
spesialisasi dan memenuhi kebutuhan lain dengan mendapatkan dari individu lain,
maka terjadilahperdagangan yang akan memberikan keuntungan bagi semua
pihak.
6
negara itu menikmati standar hidup yang lebih tinggi di banding negara yang
produktivitas pekerjanya rendah
Demikian pula tingkat pertumbuhan produktivitas di suatu negara akan
menentukan cepat atau lambatnya laju pertumbuhan pendapatan rata-rata
penduduk secara keseluruhan.
7
BAB II
TEORI PERILAKU KONSUMEN
input output
Pemilik factor produksi PRODUSEN Konsumen
biaya penerimaan
Kenyataannya, tidak ada rumah tangga yang berhasil mencapai kepuasan maksimum
karena:
Informasi yang kurang tepat/lengkap
Cara belanja yang kurang tepat
8
Dua pendekatan perilaku konsumen
A. Marginal Utility
Menganggap bahwa kepuasan konsumen bisa diukur dengan pengukuran cardinal
yaitu: kepuasan A = 200; kepuasan B = 400
Maka kepuasan B = 2 x kepuasan A
B. Indifference Curve
Menganggap bahwa kepuasan konsumen hanya bisa dikatakan lebih tinggi atau lebih
rendah (ordinal)
9
Contoh:
Pada saat kita makan, maka satu sendok pertama akan terasa sangat nikmat,
sendok ke-dua masih nikmat tetapi tidak senikmat sendok pertama, sendok
selanjutnya kenikmatannya semakin berkurang. Bila rasa lapar kita telah terpenuhi
dan kita masih terus makan juga malah menjadi sakit perut kekenyangan, dan jika
diteruskan juga malah akan muntah.
U/MU
2025
U
90
45 MU
Kurva Utilitas
Fungsi utilitas: U = 90 Q - Q²
Kurva berbentuk parabola dengan ekstrem maksimum, titik maksimum dapat dicari
dengan mencari titik ekstrem parabola. Titik ekstrem/maksimumparabola ( kepuasan
maksimum) dicapai pada saat derivative pertama fungsi parabola (U’) = 0 U’ = MU
(marginal utility)
Pengertiannya:
Kepuasan maksimum berarti: bila tambahan konsumsi tidak memberikan tambahan
kepuasan, yang berarti tambahan kepusan = 0 MU = 0
U = 90 Q - Q² U’ = MU = 90 – 2 Q
Ekstrem maksimum MU = 0
90 – 2 Q = 0
2 Q = 90
Q = 45
10
Jadi kepuasan maksimum tercapai pada jumlah konsumsi (Q) = 45 unit, dan pada saat
itu MU = 0 bila konsumsi ditambah MU akan negatif
Pada konsumsi unit ke 46 (Q = 46) MU = 90 - 2 Q
= 90 – 2 (46) = 90 – 92 = - 2
Kepuasan total maksimum (U) yang didapat = 90 Q - Q² = 90 (45) – (45)² = 2.025
# Kurva Indifference:
Adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi yang menghasilkan tingkat
kepuasan yang sama
Tabel
Marginal Rate of Substitution
11
Sate (Y)
20
14
10
0 1 2 3 4 5 tongseng (X)
KURVA INDIFFERENCE
MRSx for y di setiap titik pada kurva indifference tertentu ditunjukkan oleh nilai
kemiringan pada titik tersebut
- ΔY
Slope kurva indifference = --------
ΔX MRS = - Slope
ΔY atau
MRS x for y = --------
ΔX Slope = - MRS
12
Konsumen mempunyai penghasilan sehingga mempunyai kemungkinan untuk
bereaksi secara nyata.
Konsumen akan selalu berusaha memaksimumkan kepuasannya dengan tunduk
kepada kendala anggaran
b. Tidak mungkin berpotongan satu sama lain, pada satu Indifference Map
sate
R .
. P
. Q
tongseng
13
2. Budget Line (Garis Anggaran)
Adalah garis yang menunjukkan kombinasi jumlah barang yang dapat dibeli dengan
sejumlah anggaran tertentu.
Hubungan antara jumlah barang yang dapat dibeli pada sejumlah pendapatan
tertentu ditunjukkan dengan persamaan garis anggaran
M = a Pa + b Pb
M = Pendapatan/anggaran
Pa = harga barang A; a = jumlah barang A yang dibeli
Pb = harga barang B; b = jumlah barang B yang dibeli
Dari persamaan di atas kita dapat menghitung, jika kita menghendaki sejumlah
barang, berapa kuantitas barang lain yang dapat dibeli sesuai anggaran yang
tersedia.
Contoh:
Fungsi anggaran : 100 = 10 a + 20 b
artinya : pendapatan konsumen Rp.100,- digunakan untuk membeli
- barang a yang harganya Rp.10,-/unit
- barang b yang harganya Rp.20,-/unit
14
Barang B
Brg A
M3 M1 M2
4 8 10 14
M2 Pendapatan naik menjadi Rp.140
Jika beli B semua dapat 7 unit ; Jika beli A semua dapat 14 unit
M3 Pendapatan tetap Rp.100 Harga A naik menjadi Rp 12,50; Harga B tetap
Jika beli B semua dapat 5 unit (tetap) Jika beli A semua dapat 8 unit
M – a Pa M a Pa M Pa
b = -------------- = ------ - -------- = ------- - -------- a
Pb Pb Pb Pb Pb
Pa
Jadi slope = - -------
Pb
15
3. Pilihan Konsumen
Konsumen menginginkan kepuasan yang maksimum, tetapi anggaran yang dimiliki
terbatas jumlahnya. Misalnya konsumen ingin membeli kue bolu dan serabi untuk
oleh-oleh sebanyak mungkin, tetapi karena hanya punya uang Rp.100.000,-
sedangkan harga bolu Rp.1.250/biji dan harga serabi Rp.1.000/biji, maka dia hanya
dapat membeli serabi dan bolu dalam jumlah terbatas.
Coba dihitung berapa bolu dan serabi yang akan anda beli sesuai selera anda.
Contoh:
Fungsi Utilitas : U = a² b³
Pendapatan konsumen Rp. 10.000 , digunakan untuk membeli A dan B
Harga A = Rp.25/unit dan harga B = Rp.50/unit
Penyelesaian :
MUa = 2 a b³ dan MUb = 3 a²b²
2 a b³ 3 a²b²
Keseimbangan konsumen : --------- = ----------
25 50
100 a b³ = 75 a²b²
b = 3/4 a
16
10.000 = 62,5 a
a = 160
b = 3/4 a = 3/4 . 160 = 120
Jadi kombinasi konsumsi yang memberikan kepuasan maksimum jika
mengkonsumsi 160 unit A & 120 unit B
Nilai kepuasan maksimumnya :
U = a² b³
U = 160² 120³
= 44.236.800.000
Qy
Qyc C
Qyb B
Qya A
Qyd D. .E
Qx
Qxa Qxb M1 Qxe M2
Kurva keseimbangan konsumen
17
BAB III
TEORI PERMINTAAN
A. PERUBAHAN PENGHASILAN KONSUMEN
Bila penghasilan (nominal) konsumen berubah sedangkan harga barang/jasa tetap,
maka jumlah yang akan di beli cenderung berubah (barang normal dan superior).
Perubahan ini akan menyebabkan pergeseran garis anggaran, yang selanjutnya
akan merubah titik keseimbangan konsumen.
jml Y
Y3
Y2
Y1
x1 x2 x3 jml X
# KURVA ENGEL
Adalah kurva yang menghubungkan jumlah barang yang dibeli konsumen pada
berbagai tingkat penghasilan
18
A B
pendapatan pendapatan
Kurva Engel
Gambar a
Kurva mempunyai kemiringan positif namun datar, artinya perubahan penghasilan
konsumen tidak mengakibatkan perubahan permintaan/konsumsi secara signifikan.
Perubahan penghasilan hanya mampu merubah jumlah permintaan yang kecil.
Contoh : kebutuhan pokok seperti beras.
Gambar b
Kurva mempunyai kemiringan yang lebih tegak, artinya perubahan penghasilan
konsumen mampu merubah jumlah permintaan dengan cukup signifikan.
# KURVA PERMINTAAN
Adalah kurva yang menunjukkan jumlah barang yang akan dibeli konsumen pada
berbagai tingkat harga, bila faktor-faktor lain tetap (ceteris paribus)
19
M/Pb Kurva Harga Konsumsi
0
A1 A2 A3
M/Pa1 M/Pa2 M/Pa3
harga
Pa1
Pa2
Pa3
Jml permintaan
A1 A2 A3 Qd
Kurva permintaan
20
Kurva permintaan dapat juga ditentukan secara matematis dengan rumus
MUa MUb
--------- = ----------
Pa Pb
L K
C
B A
KI 1
KI 2
0 X3 X2 X1 K’ M
M’
Perhatikan gambar di atas:
21
Garis anggaran konsumen ditunjukkan oleh kurva L-M dan keseimbangan konsumen
terjadi di titik A, pada kurva indifference 1
Konsumen membeli X sejumlah 0-X1
Agar penghasilan riil tetap sehingga kepuasan konsumen tidak berubah (titik
keseimbangan tetap pada k.indifference 1) dengan naiknya harga X, maka penghasilan
konsumen harus dinaikkan untuk mengkompensasi naiknya harga barang X.
Dalam gambar, kompensasi penghasilan ditunjukkan oleh garis khayal K-K’ yang sejajar
L-M’ dan menyinggung K.indifference 1 dititik keseimbangan (khayal) C. Pada titik
keseimbangan C konsumen membeli X sejumlah 0-X2 .
Perubahan pembelian sebesar X1-X2 merupakan efek penggantian (substitution effect).
Efek penggantian
Adalah perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat perubahan harga,
bila penghasilan konsumen dikompensasi.
Efek penghasilan
Adalah perubahan jumlah barang yang diminta akibat adanya perubahan
penghasilan riil konsumen yang disebabkan oleh perubahan harga suatu barang
(harga barang lain dan penghasilan nominal tetap).
22
D. PERMINTAAN INDIVIDU
Fungsi permintaan konsumen individual terhadap suatu barang merupakan proses
maksimisasi kepuasan untuk sejumlah pendapatan tertentu berdasarkan
preferensinya. Pada kenyataannya ada faktor-faktor lain yang menentukan
permintaan konsumen.
2. Pendapatan konsumen
Perubahan pendapatan konsumen akan merubah jumlah permintaan meskipun
tidak ada perubahan harga, sehingga kurva permintaan akan bergeser
D’
D’’
P2
P1
23
3. Selera konsumen
Perubahan selera akan merubah pola preferensi. Misalnya pada contoh di muka
semula untuk mendapatkan tongseng piring ke-dua konsumen hanya bersedia
mengorbankan 6 tusuk sate. Bila selera terhadap sate berkurang dan konsumen
bersedia menukar 7 sate untuk mendapatkan tongseng piring ke-dua, MRTS akan
berubah sehingga kurva indifference berubah arah titik keseimbangan
konsumen berubah akhirnya kurva permintaan berubah
5. Dll.
E. PERMINTAAN PASAR
Permintaan pasar terhadap suatu barang merupakan penjumlahan secara horisontal
seluruh permintaan konsumen individual
24
Rp.
D pasar
DC
DA DB
Q
Kurva permintaan individu & pasar
F. ELASTISITAS
Untuk mengukur seberapa jauh masing-masing faktor (harga barang tsb;
pendapatan; selera; dll) mempengaruhi konsumen dalam menentukan jumlah suatu
barang yang akan dibeli dapat digunakan konsep elastisitas
Elastisitas adalah
Koefisien yang menunjukkan tingkat kepekaan relatif perubahan jumlah barang yang
diminta (Q) konsumen akibat perubahan suatu variabel independen.
Setiap variabel independen memiliki 1 elastisitas.
Elastisitas Titik:
Bila perubahan variabel independen sangat kecil (0)
X = variabel independen
ΔQ ΔX ΔQ X ΔQ X
= ----- : ------ = ------ ------- = ------ ----- ΔX mendekati 0
Q X Q ΔX ΔX Q
ΔQ X Q X X
= limit ------ ------ = ------ ----- = Q’ -------
ΔX0 ΔX Q X Q Q
25
Elastisitas Garis
Bila perubahan variabel indpenden cukup besar
ΔQ ΔX
= -------------------- : --------------------
(Q1 + Q2) : 2 (X1 + X2) : 2
ΔQ (X1 + X2) : 2
= -------------------- x --------------------
(Q1 + Q2) : 2 ΔX
- % perubahan jumlah barang yang diminta (Q) > % perubahan variabel independen
- Perubahan variabel independen akan menyebabkan perubahan Q dalam proporsi
yang lebih besar
- Jumlah barang yang diminta sangat responsif terhadap perubahan variabel
independen
- % perubahan jumlah barang yang diminta (Q) < % perubahan variabel independen
- Perubahan variabel independen akan menyebabkan perubahan jumlah yang
diminta (Q) dalam proporsi yang lebih kecil
- Jumlah barang yang diminta tidak responsif terhadap perubahan variabel
independen
26
jumlah barang yang diminta akan berubah 3 x 10% = 30%
% Δ Qx Qx Px Px
Elastisitas (xx) = ------------- = -------- ----- = Q’ -----
% Δ Px Px Qx Qx
Jumlah permintaan dan harga mempunyai hubungan yang negatif (bila harga naik,
jumlah barang yang diminta akan turun) maka nilai elastisitas juga akan selalu negatif.
Untuk menentukan klasifikasi (>1; <1; =1) tanda +/- diabaikan
Contoh:
1. Fungsi permintaan : Q = f (P) Qx = 25 – 3 P²
Hitung elastisitas pada harga (P) = 2
Yang diperlukan P; Q; Q’
Qx = 25 – 3(2)² = 25 – 12 = 13
Q’ = - 6 P = - 6 (2) = - 12
P 2 - 24 11
= Q’ -------- = - 12 ------- = ---------- = - 1 -------- = - 1,85
Q 13 13 13
P/Q = - 48 + 2Q = - 48 + 2 (10) = - 28
1 1
Q/P = ----------- = --------
P/Q - 28
Q P 1 560
27
= ------- ----- = ------- ------- = -2
P Q - 28 10
3. Pada saat produk dijual seharga (P) Rp. 200,- jumlah permintaan (Q) = 450
Elastisitas harga -1,5 . (- 1,5 ingat bahwa elastisitas harga selalu negatif)
Bila harga dinaikkan 20% berapakah perubahan jumlah yang diminta
Jawab :
% Δ Qx
Elastisitas () = ------------
% Δ Px
%ΔQ
- 1,5 = ------------ - 30% = Δ Q
20%
Jadi jika harga naik 20% maka jumlah permintaan turun 30%
Dengan konsep elastisitas manajer perusahaan dapat mempertimbangkan keputusan
apa yang harus diambil sehubungan dengan perubahan harga.
P
A E = ∞ elastis sempurna
E > 1 elastis
B E = 1 unitary elstis
E < 1 inelastis
Q
CE = 0 inelastis sempurna
28
Permintaan inelastis sempurna E = 0 Permintaan inelastis E < 1
P P
ΔP = x% Δ P= 10%
Q Q
ΔQ = 0 ΔQ = 5%
Permintaan elastis uniter E = 1
P
Δ P = 5%
Q
ΔQ = 5%
ΔP = 10% ΔP = 0%
Q Q
ΔQ = 25% ΔQ = 5%
29
Permintaan atas barang kebutuhan pokok umumnya inelastis sedang barang
mewah elastis. Beras misalnya akan dibeli dalam jumlah yang konstan bila harga
naik permintaan akan tetap sehingga elastisitas = 0 (inelastis sempurna), kalau
kenaikan cukup tinggi sebagian (tergantung pendapatannya) akan berpindah
pada beras dengan kualitas yang lebih rendah sehingga elastisitas <1 (0)
Suatu barang merupakan kebutuhan pokok atau mewah tergantung
preferensi konsumen. Mobil bagi seorang pengusaha adalah kebutuhan pokok
sehingga inelastis, tetapi bagi masyarakat berpenghasilan menengah kebawah
merupakan barang mewah sehingga elastis
c. Proporsi pendapatan yang dibelanjakan untuk produk tersebut
Barang berharga tinggi relatif lebih peka terhadap harga sehingga memiliki
elastisitas yang tinggi
% Δ Qx Qx Py Py
Elastisitas silang (xy) = ---------------- = --------- ------ = Q’ -----
% Δ Py Py Qx Qx
Elastisitas harga silang digunakan untuk melihat jenis hubungan serta tingkat
hubungan suatu barang dengan barang lain
Jenis hubungan :
c. Elastisitas Pendapatan
Koefisien yang menunjukkan tingkat kepekaan relatif perubahan jumlah barang yang
diminta konsumen (Q) akibat perubahan pendapatan (M)
Daya beli konsumen menentukan perilaku konsumen dalam pembelian suatu barang.
30
- jumlah barang yang akan dibeli konsumen tergantung daya belinya
- daya beli tergantung pendapatan
Maka perubahan pendapatan akan mempengaruhi daya beli dan selanjutnya
mempengaruhi permintaan konsumen.
%ΔQ
Elastisitas (m) = ------------
%ΔM
Q M M
= ------- ----- = Q’ -----
M Q Q
Pakaian, rumahm 1
31
BAB IV
TEORI PRODUKSI
Produksi :
Aktivitas untuk menciptakan barang/jasa agar bermanfaat untuk memenuhi
kebutuhan konsumen
Produksi bukan hanya mencakup pembuatan barang yang dapat dilihat secara fisik.
Hasil produksi yang dapat dilihat secara fisik barang
Hasil produksi yang tidak dapat dilihat secara fisik Jasa
Dalam hal ini yang akan dipelajari yaitu hanya masalah produksi barang.
Pada proses produksi suatu barang dibutuhkan beberapa faktor produksi. Karena
sumberdaya yang dimiliki perusahaan bersifat terbatas (langka), maka perusahaan
harus mampu menentukan cara/metode/teknologi produksi yang paling tepat sehingga
hasilnya optimal. Permasalahannya yaitu, bagaimana pada tingkat teknologi tertentu
dapat berproduksi dengan optimal yaitu:
32
Proses produksi berdasarkan kurun waktu diklasifikasikan menjadi 2 yaitu
Fungsi Produksi
Yaitu suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara jumlah output yang
dihasilkan dengan jumlah input yang digunakan pada tingkat teknologi tertentu.
(perubahan teknologi akan merubah fungsi produksi)
33
TEORI PRODUKSI DENGAN SATU INPUT VARIABEL
Dalam suatu proses produksi diperlukan beberapa faktor produksi tetap dan beberapa
faktor produksi variabel. Untuk memudahkan analisa agar perhatian dapat sepenuhnya
ditujukan pada masalah-masalah pokok yaitu mengenai prinsip-prinsip produksi, maka
pada contoh kasus ini diasumsikan
hanya ada 1 faktor produksi (input) variabel
hanya ada 1 faktor produksi (input) tetap
input tetap dan variabel dapat dikombinasikan dalam proporsi yang berbeda-beda
untuk menghasilkan berbagai tingkat output
Contoh:
Produksi gandum (output) dengan input 10 ha tanah (input tetap) dan tenaga kerja (input
variabel).
Benih; pupuk dll. dianggap jumlahnya proporsional dengan jumlah input yang dihasilkan.
34
TP, MP, AP
C
TP
Input variabel
MP
AP
Input variabel
Kurva total produksi naik secara cepat lambat mencapai titik maksimal
menurun.
Kurva produksi rata-rata naik mencapai titik maksimal menurun =0
(TP = 0)
Kurva produk marjinal naik mencapai titik maksimal menurun (law of diminishing
physical return) = 0 negatif
Law of diminishing physical return (hukum pertambahan hasil yang semakin
berkurang) bila input variabel ditambah terus menerus, sedang input tetap tidak,
maka pada titik tertentu produksi marjinal akan semakin mengecil
Titik A
Produk marjinal maksimal kurva total produksi berada pada titik belok
(pertambahan produksi melambat)
Titik B
MP > AP AP naik
MP memotong AP pada AP maksimum
MP = AP AP mulai menurun
Titik C
MP = 0 Produksi total mencapai maksimum
MP positif TP naik ; MP negatif TP turun
35
Tiga tahap produksi
1. Daerah di sebelah kiri titik B
Bila input variabel ditambah TP & AP naik, MP > AP berarti produktifitas
masih dapat ditingkatkan.
Bila harga input variabel perunit (AVC) tetap, maka naiknya TP akan menyebabkan
semakin efisiennya penggunaan input tetap sehingga
- biaya tetap perunit (AFC) semakin kecil
- biaya total perunit (AC) semakin kecil
2. Daerah antara titik B & C
AP menurun artinya produktivitas menurun, tetapi TP masih meningkat
- biaya tetap perunit (AFC) semakin kecil
- biaya total perunit (AC) semakin kecil
berarti efisiensi masih meningkat
3. Daerah di sebelah kanan titik C
Produksi di daerah ini tidak lagi efisien, karena penambahan input variabel
menyebabkan output (TP) berkurang, sehingga biaya tetap perunit (AFC) naik dan
biaya total perunit (AC) naik
Jadi sebaiknya perusahaan berproduksi pada tahap 2 (dua) karena di daerah ini efisiensi
maksimal.
Luas tanah
perpetak Output dalam kuintal
7 ha 13 46 69 91 108 123 134 140
6 ha 16 42 66 88 106 120 128 132
5 ha 15 37 60 80 100 113 120 131
4 ha 13 30 54 72 85 93 95 95
3 ha 10 24 39 52 61 66 66 64
2 ha 6 12 17 21 24 36 25,5 24,5
1 ha 3 6 8 9 10 10 9 7
T.kerja/petak 1 2 3 4 5 6 7 8
36
Setiap kolom
tenaga kerja: input tetap
tanah: input variabel
Tabel menunjukkan prinsip dasar teori produksi dan bahwa antara ke-dua faktor
produksi tersebut ada hubungan fisik ada beberapa hasil produksi yang sama, yang
dihasilkan dengan menggunakan kombinasi input yang berbeda.
KESEIMBANGAN PRODUSEN
Adalah tingkat penggunaan input secara optimal, yakni tingkat pencapaian produksi
dengan kombinasi biaya terendah (least cost combination)
ISOQUANT PRODUKSI
Adalah kurve yang menunjukkan berbagai macam kombinasi input (faktor produksi)
yang mungkin secara fisik menghasilkan sejumlah output tertentu
Ciri-ciri kurva isoquant
- tidak mungkin berpotongan satu sama lain
- dalam daerah tertentu berslope positif
- cembung kearah titik origin, karena Marginal rate of technical substitution
(MRTS) semakin menurun
- semakin jauh dari titik origin, output semakin besar
37
MRTS:
jumlah input yang dapat digantikan oleh satu satuan input lain pada tingkat output
yang sama
tanah
tng kerja
kerangka
kurva isoquant untuk proporsi tetap
3 3sepeda
2 2 sepeda
1 1 sepeda
Ban
0 2 4 6
Untuk membuat sepeda, proporsi input kerangka dan ban tetap, tidak ada kombinasi lain
yang dapat menggantikan
Gas
Kurva isoquant dengan
input yang menggantikan secara sempurna (MRTS tetap)
3
Minyak
0 5 10 15
38
Jika 1 kg gas dapat digantikan dengan 5 liter minyak tanah, maka 3 kg gas harus dapat
digantikan = 3 x 5 liter =15 liter mingak tanah
ISOCOST
Adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi –penggunaan input untuk
tingkat biaya tertentu, pada harga tertentu
Ciri-ciri curva isocost = budget line
Persamaan isocost : M = a Pa + b Pb
M = jumlah biaya
Pa & Pb = harga inpt A dan B
a & b = jumlah input A & B yang digunakan
input B
Input A
M/Pa
MPa MPb
Pada kondisi ini : -------- = ---------
Pa Pb
39
Input B
Kurva Keseimbangan Produsen
-----> isoquant
------> isocost
Input A
40
BAB V
TEORI ONGKOS
----------> Kondisi fisik proses produksi
Ongkos produksi dipengaruhi -------------> Harga faktor produksi
----------> Efisiensi kerja
C2
Q3
Q2 C1
Q1
Q1 Q2 Q3 Kapasitas Produksi
C1 C2 C3
41
Jangka panjang terdiri dari segmen-segmen jangka pendek. Dalam jangka pendek faktor
produksi yang digunakan dalam proses produksi tidak/belum dapat disesuaikan dengan
optimal.
Contoh:
Suatu pabrik untuk berproduksi pada tingkat output Q0 dengan mesin 3 unit, pada tingkat
biaya C0.
Karena kenaikan permintaan yang sangat signifikan direncanakan meningkatkan
kapasitas menjadi Q1. sehingga perlu dilakukan penambahan mesin 7 (tujuh) unit agar
tercapai tingkat produksi optimal, karena keterbatasan dana jumlah tersebut tidak dapat
direalisasikan secara sekaligus.
- Jumlah tenaga kerja dapat dirubah sesuai kebutuhan lembur
- Bulan pertama belum dapat menambah mesin
sehingga Biaya yang harus dikeluarkan C1 --> biaya tinggi
- 3 bulan kemudian menambah mesin 2 unit biaya turun menjadi C2
- 3 bulan berikutnya baru dapat menambah 5 unit lagi biaya minimal C3
mesin (M)
M 10
M5
M3
Q0 Q1
42
Isoquant Q0 tingkat output sebelum ada tambahan mesin
mesin 3 unit ; tenaga kerja L0; ongkos total C0
AC
SRAC1 skala1
SRAC2 skala2
SRAC3 skala3
Q
X1 X2
Kurva ongkos rata-rata jangka pendek
Shortrun Average Cost (SRAC)
untuk berbagai skala produksi
43
Bila diperkirakan perusahaan akan berproduksi antara O – X1
pilih skala 1
Bila diperkirakan perusahaan akan berproduksi antara X1 – X2
pilih skala 2
Bila diperkirakan perusahaan akan berproduksi > X2
pilih skala 3
Bila diperkirakan perusahaan akan berproduksi disekitar X1
perusahaan harus hati-hati memilih antara skala1 atau skala 2
Pada umumnya keputusan produsen didasarkan pada pertimbangan besarnya ongkos
rata-rata (AC).
Dalam jangka pendek perusahaan harus memilih salah satu skala, namun dalam jangka
panjang perusahaan dapat memilih skala produksi yang memerlukan ongkos rata-rata
(AC) terkecil untuk setiap tingkat produksi.
Jadi untuk perencanaan produksi perlu diperhatikan kurva AC untuk jangka panjang
kurva amplop (envelope Curve)
AC LRAC
SRAC
Q
Kurva LRAC berbentuk U karena adanya pertambahan hasil karena perluasan skala
produksi (increasing return to scale) serta pengurangan hasil karena perluasan skala
produksi (decreasing return to scale). Atau dapat juga dikatakan karena ekonomisasi
perluasan skala produksi (economic of scale) dan disekonomisasi perluasan skala
produksi (diseconomic of scale)
44
Skala Ekonomis (economic of scale)
Adanya perluasan skala produksi dapat menyebabkan ongkos rata-rata (AC) menurun
Penyebab terjadinya skala ekonomis al.
Spesialisasi faktor produksi
Pada perusahaan kecil, para pekerja harus menjalankan beberapa tugas, sehingga
mereka tidak dapat mencapai ketrampilan yang tinggi. Bila perusahaan semakin
besar dapat dilakukan spesialisasi, pekerja dapat lebih menekuni bidangnya masing-
masing sehingga ketrampilan dapat meningkat. Peningkatan ketrampilan akibat
spesialisasi akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan pada akhirnya akan
menurunkan ongkos produksi perunit
Faktor teknologi
Ongkos penggunaan mesin yang lebih besar relatif lebih murah dibanding mesin
yang lebih kecil. Mesin tenun dengan kapasitas 10.000 meter/hari harganya bukan
berarti 2 kali lipat dari mesin tenun dengan kapasitas 5.000 meter/hari.
Bangunan/ruangan untuk mesin tenun kapasitas 10.000 tsb juga tidak 2 kali
kebutuhan mesin dengan kapasitas 5.000, berarti perluasan skala produksi akan
menyebabkan ongkos produksi perunit semakin kecil
Beban biaya operasional
Ongkos operasional seperti listrik, tenaga kerja, promosi dan lain-lain tidak akan naik
2 kali lipat bila jumlah output naik 2 kali lipat, berarti perluasan skala produksi akan
menyebabkan ongkos operasional perunit semakin kecil
Dapat diproduksinya barang sampingan
Apabila bahan residu dapat dibuat produk lain maka perusahaan bisa mendapatkan
tambahan pendapatan.
Dari uraian di atas jelas bahwa jika skala produksi diperluas ada efisiensi sehingga
ongkos rata-rata (AC) menurun. Tetapi penurunan AC ini tidak terjadi terus menerus
45
TEORI ONGKOS JANGKA PENDEK
Tabel biaya
Jml TFC TVC TC AFC AVC AC MC
output (1) 2 3 4 (2+3) 5 (2:1) 6 (3:1) 7 (4:1) 8( tvc-tvc-1)
1 100 10 110 100 10 110 10
2 100 16 116 50 8 58 6
3 100 21 121 33,33 7 40,3 5
4 100 26 126 25 6 31,5 5
5 100 30 130 20 6 26 4
6 100 36 136 16,67 6 22,67 6
7 100 45 145 14,29 6,5 20,8 9,5
8 100 56 156 12,50 7 19,5 10,5
9 100 72 172 11,11 8 19,1 16
10 100 90 190 10 9 19 18
11 100 109 209 9,09 9,91 19 19
12 100 130,4 230,4 8,33 10,87 19,2 21,4
13 100 160 260 7,69 12,31 20 29,6
14 100 198,2 298,2 7,14 14,16 21,3 38,2
Tabel di atas menunjukkan nilai-nilai berbagai pengertian ongkos produksi yang
dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang.
Misalkan perusahaan bekerja pada suatu kapasitas (faktor produksi mesin 1 unit)
dengan biaya tetap 100, faktor produksi lain (misalnya bahan baku) berubah-ubah
sehingga biaya berubah-ubah.
Ongkos Tetap Total (total fixed cost = TFC)
Adalah jumlah seluruh ongkos yang dikeluarkan, yang dalam jangka pendek tidak
dapat dirubah jumlahnya berapapun output yang dihasilkan (depresiasi mesin,
bangunan; gaji pegawai tetap, dll)
Ongkos Berubah Total (total variabel cost = TVC)
Adalah jumlah ongkos yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang
dapat diubah jumlahnya sesuai volume produksi (bahan baku; tenaga kerja yang
upahnya berdasarkan satuan produksi). Bila faktor produksi yang digunakan semakin
besar jumlahnya, maka biaya yang dikeluarkanpun semakin besar jumlahnya, bila
tidak berproduksi biaya (TVC) = 0
46
Ongkos Total (total cost = TC)
Jumlah seluruh ongkos produksi yang dikeluarkan : TC = TFC + TVC
TFC,TVC,TC
TC
TVC
TFC
K L M
TFC K
L
M
AFC
O Qa Qb Qc O Qa Qb Qc
Jadi kemiringan/slope negatif dan semakin besar Q AFC semakin kecil kurva
cembung ke arah titik origin
47
TVC
AVC
Qa Qb Qc Qa Qb Qc
Kurva AVC ditentukan berdasarkan kemiringan garis lurus yang ditarik dari titik origin
ke titik tertentu pada kurva TVC
AVC = TVC/Q semakin besar output (Q) kemiringan semakin menurun (AVC
semakin kecil/menurun) sampai Qb garis menyinggung kurva TC (AVC minimum)
setelah Qb kemiringan naik (AVC naik)
Kemiringan di Qb < kemiringan di Qa AVC di Qb < AVC di Qa
Kemiringan di Qb < kemiringan di Qc AVC di Qb < AVC di Qc
Jadi AVC di Qb paling kecil minimal
Ongkos Rata-rata (average cost = AC)
Adalah ongkos persatuan produksi, yaitu seluruh ongkos produksi yang dikeluarkan
untuk memproduksi sejumlah output dibagi jumlah output tersebut :
AC
Q1 Q2 Q3 Q1 Q2 Q3
48
Ongkos Batas (marginal cost = MC)
Adalah kenaikan ongkos produksi total yang diperlukan untuk menambah produksi
sebanyak 1 satuan
MCn = TCn – TCn-1
Pada umumnya penambahan 1 unit faktor produksi akan menyebabkan
bertambahnya beberapa unit output, maka untuk menghitung MC dapat digunakan
rumus
MC = ΔTC/ΔQ
Bila Q sangat kecil ( 0), dengan teori limit maka
MC = nilai garis singgung kurva TC
TC MC
AC
C
B AVC
A
0 Qa Qb Qc Qa Qb Qc
49
BAB VI
TEORI PENAWARAN
Produsen bersedia menjual barang dengan harapan mendapatkan laba. Berapa laba
yang mampu diperoleh tergantung dari biaya yang dikeluarkan (total cost/TC) dan
penerimaan dari hasil penjualan (total revenue/TR)
MAKSIMISASI LABA
Mencari tingkat output yang optimum (laba maksimum) pada dasarnya dapat dilakukan
dengan 2 (dua) cara:
Pendekatan total atau Pendekatan marjinal
MC, MR
MC
Q
TC, TR MR D
TC
TR
Q
π
50
MC
P D = MR = AR
TC, TR TR
TC
A. PENDEKATAN TOTAL
Besar kecilnya laba ditentukan oleh besar kecilnya selisih antara penerimaan total
(TR) yang diperoleh dari penjualan output, dengan pengeluaran total (TC) yang
diperlukan untuk menghasilkan output tersebut. yang secara grafis ditunjukkan oleh
jarak antara kurva TR dengan TC.
Semakin besar selisih TR dengan TC (secara grafis semakin lebar jarak kurva TR
dengan TC) berarti laba makin besar.
51
Jadi laba adalah fungsi dari TR dan TC dan bentuk matematisnya :
= TR - TC
Fungsi penerimaan (TR) dapat merupakan fungsi linier atau non linier
Fungsi biaya (TC) merupakan fungsi non linier
Laba maksimum dapat ditentukan dengan mencari derivatif dari fungsi laba dan
terjadi pada saat:
/Q = 0 dan ²/Q² < 0
Atau ’ = 0 dan ” < 0
Bila ²/Q² > 0 yang terjadi adalah kerugian maksimum
B. PENDEKATAN MARJINAL
Semakin besar jarak antara kurva TR & TC, laba semakin besar, sehingga Laba
maksimum akan terjadi pada saat lereng kurva TR = lereng kurva TC
Secara matematis
Lereng kurva TR adalah derivative dari TR yaitu MR
Lereng kurva TC adalah derivative dari TC yaitu MC
Maka laba maksimum akan terjadi pada saat MR = MC
Secara matematis:
= TR - TC
’ = TR’ - TC’ = MR - MC
” = MR’ - MC’
Syarat laba maksimum:
1. ’ = 0 MR - MC = 0 MR = MC
2. ” = < 0
MR’ - MC’ < 0 MR’ < MC’
” = MR’ - MC’
Contoh:
TR = - 50 Q² + 600 Q
TC = 2 Q³ - 200 Q² + 3.000 Q + 6.000
PENDEKATAN TOTAL
= TR - TC
= (- 50 Q² + 600 Q) - (2 Q³ - 200 Q² + 3.000 Q + 6.000)
= - 50 Q² + 600 Q - 2 Q³ + 200 Q² - 3.000 Q - 6.000
52
= - 2 Q³ + 150 Q² - 2.400 Q - 6.000
’ = - 6 Q² + 300 Q – 2.400
” = - 12 Q + 300
PENDEKATAN MARJINAL
TR = - 50 Q² + 600 Q
MR = - 100 Q + 600 MR’ = - 100
TC = 2 Q³ - 200 Q² + 3.000 Q + 6.000
MC = 6Q² - 400 Q + 3.000 MC’ = 12 Q – 400
53
HUBUNGAN PENERIMAAN MARJINAL DENGAN ELASTISITAS PERMINTAAN
Besarnya MR pada setiap tingkat output mempunyai hubungan karakteristik dengan
besarnya kofisien elastisitas harga/permintaan
MR = P [ 1 – 1/d ] P = harga output persatuan
d = elastisitas harga
Sehingga :
d = 1 P [ 1 – 1/1 ] = P (0) = 0
TR maksimum
d > 1 P [ 1 – 1/>1 ] = > 0
TR akan naik bila output (Q) bartambah
d < 1 P [ 1 – 1/<1 ] = < 0
TR akan turun bila output (Q) bertambah
P,TR,MR
TR
P
Q
MR
54
SRMC
SRAC
P = MR
O Qd Qe Qf Qg
Pada kondisi/harga di atas produsen bisa mendapat laba atau menderita rugi,
tergantung tingkat output.
Produsen akan mendapatkan laba bila berproduksi antara Qe – Qg, karena pada
tingkat output ini P (harga) > AC (biaya rata-rata)
Pada tkt. Produksi Qe< Q < Qf MR > MC
Laba belum maksimum, karena tambahan 1 satuan output akan menyebabkan
tambahan penerimaan (MR) yang lebih besar daripada tambahan biaya (MC)
sehingga akan menghasilkan tambahan laba
Pada kondisi ini perusahaan akan berusaha meningkatkan produksinya.
Pada tkt. Produksi di sebelah kanan Qf (Q > Qf) MR < MC
Tambahan satu satuan output akan menyebabkan tambahan penerimaan (MR)
yang lebih kecil daripada tambahan biaya (MC), sehingga akan mengakibatkan
berkurangnya laba.
Pada tingkat produksi Qf, MR = MC
* Sebelum titik Qf MR > MC , peningkatan produksi akan meningkatkan laba
* Pada titik Qf MC = MR , berarti laba sudah tidak bertambah
* Setelah titik Qf MC > MR peningkatan produksi akan mengurangi laba
Artinya Pada output/tingkat produksi Qf terjadi laba maksimum
Podusen akan menderita rugi bila berproduksi diantara O – Qe, karena pada tingkat
output ini Biaya rata-rata (AC) > Harga (P)
Pada tingkat produksi O – Qd MC > MR
tambahan satu satuan output akan menyebabkan tambahan biaya (MC) yang
lebih besar dibanding tambahan penerimaan (MR) berarti kerugian bertambah
55
Pada tingkat produksi Qe > Q > Qd MC < MR
Tambahan satu satuan output akan menyebabkan tambahan biaya (MC) yang
lebih kecil dibanding tambahan penerimaan (MR) berarti kerugian berkurang
Pada tingkat produksi Qd MC = MR
* Sebelum titik Qd MC > MR , peningkatan produksi akan meningkatkan kerugian.
* Pada titik Qd MC = MR , berarti kerugian sudah tidak bertambah
* Setelah titik Qd MR > MC, peningkatan produksi akan mengurangi kerugian
Artinya Pada output Qd terjadi kerugian maksimum
Pada saat MR = MC yang menurun terjadi kerugian maksimum
Pada saat MR = MC yang menaik terjadi laba maksimum
Kerugian Minimum
Bila harga jual (P) lebih rendah daripada biaya rata-rata (AC) akan terjadi kerugian dan
kerugian akan minimum pada saat MR = MC yang menaik.
Pada kondisi harga baik P1, P2 atau P3 seperti pada kurva di bawah ini perusahaan
akan rugi.
MC AC
AVC
P1 MR 1
P2 MR 2
P3 MR 3
Q3 Q2 Q1
Pada tingkat produksi sebelum MC = MR MR > MC peningkatan produksi
menyebabkan tambahan penerimaan yang lebih besar daripada tambahan biaya
kerugian berkurang.
Pada Pada tingkat produksi sesudah MC = MR MR < MC peningkatan produksi
menyebabkan tambahan penerimaan yang lebih kecil daripada tambahan biaya
kerugian bertambah
Berarti dalam kondisi rugi, pada saat MC = MR KERUGIAN MINIMUM
56
Bila harga = P1 > AVC
KERUGIAN MINIMUM terjadi bila berproduksi pada output Q1 yaitu pada saat MC =
MR1. Produsen sebaiknya masih meneruskan usahanya, karena masih dapat
menutup sebagian biaya tetap.
Bila harga = P2 = AVC minimum
KERUGIAN AKAN MINIMUM bila berproduksi pada output Q2 MC = MR2
Pada output ini perusahaan hanya dapat menutup biaya variabel saja (biaya tetap
tidak tertutup) sehingga sama saja bagi perusahaan meneruskan atau menutup, bila
meneruskan kerugian = biaya tetap. Kondisi ini disebut TITIK TUTUP PABRIK (Shut
down point).
Bila harga = P3 <AVC
KERUGIAN MINIMUM TERJADI pada output Q3 Sebaiknya perusahaan menutup
usahanya (tidak berproduksi) karena biaya tetap tidak tertutup, bahkan biaya variabel
(AVC) pun tidak tertutup seluruhnya.
- bila meneruskan usaha kerugian > FC
- bila tutup kerugian = FC
57
- Bila kerugian > FC atau TR < TVC atau P < VC sebaiknya tidak usah
produksi/tutup karena :
o Bila tutup kerugian hanya sebesar biaya tetap FC
P MC S
P1 AC P1
VC
P2 P2
P3 P3
Q Q
Q1 Q2 Q3 Q1 Q2 Q3
58
berlainan tergantung efisiensi pengelolaannya, sehingga ada perusahaan yang
mendapat laba tinggi namun ada juga perusahaan yang mengalami kerugian.
MC
Demand Supply MC AC
AC
Rugi
P
Laba
A perusahaan B perusahaan
yang mendapat laba yang menderita rugi
D S2 S1 MC AC2
P2 P2
C AC1
P1 P1
B AVC
A
Q1 Q2
59
Perubahan ongkos variabel (VC)
Bila VC naik maka TC juga akan naik, sehingga AVC; ATC; dan MC juga akan
naik, akibatnya kurva masing-masing akan bergeser naik.
Karena SMC bergeser (ke kiri atas) dari SMC1 SMC2 berarti kurva penawaran
juga bergeser S1S2.
Pada harga tertentu (P1) keseimbangan perusahaan akan bergeser dari Q1Q2.
Karena permintaan tetap maka keseimbangan pasar akan bergeser pada harga
yang lebih tinggi (P2) dan menggeser kembali output dari Q2Q3.
D S2 SMC2
S1 SMC1
P2
P1
Q2 Q3 Q1 Q2 Q3 Q1
60
BAB VII
MEKANISME HARGA
Pasar adalah
Tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk menjual/membeli faktor produksi,
barang dan jasa.
KESEIMBANGAN PASAR
Transaksi pasar terjadi pada posisi keseimbangan pasar
Kurva permintaan berpotongan dengan kurva penawaran
Ada kesepakatan tingkat harga dan volume
Kehendak pembeli = kehendak penjual
Tidak ada kelebihan barang yang diminta maupun yang ditawarkan
Kesepakatan/keseimbangan pasar tercapai pada posisi E
Harga transaksi Pe & Volume transaksi Qe
61
Pada harga P1 ada kelebihan barang yang ditawarkan sebesar A-B [Qsupply (B) >
Qdemand (A)] agar barang terjual produsen harus menurunkan harga akibatnya
jumlah barang yang diminta naik dan yang ditawarkan turun proses berlangsung
terus sampai terjadi kesepakatan (yang diminta = yang ditawarkan) di titik E
Pada harga P2 ada kekurangan barang yang ditawarkan sebesar C-D [Qsupply (B) <
Qdemand (A)] agar bisa mendapatkan barang konsumen bersedia membeli pada
harga yang lebih tinggi akibatnya produsen bersedia menambah jumlah barang
yang ditawarkan, sedangkan jumlah yang diminta konsumen turun proses
berlangsung terus sampai terjadi kesepakatan (yang diminta = yang ditawarkan) di
titik E
Demand supply
P1 A B
E
Pe
P2 C D
Q
Qe
Kurva keseimbangan pasar
62
S S
P’
P D’ P
D P” D
D”
Q Q’ Q” Q
S”
D S D S
S’
P”
P P
P’
Q” Q Q Q’
63
Berdasarkan pada jumlah penjual suatu barang, maka bentuk pasar output dibedakan
dalam 4 macam:
1. Pasar Persaingan Sempurna
2. Pasar Monopoli
3. Pasar Persaingan Monopoli
4. Pasar Oligopoli
Dalam analisis penentuan harga dan output di pasar digunakan asumsi dasar sbb.:
a. Pasar Bebas (free market)
Masing-masing pasar dianggap dapat beroperasi secara bebas, berarti di pasar
tidak ada kontrol eksternal terhadap kekuatan pasar seperti campur tangan
pemerintah (penentuan harga dasar).
b. Maksimisasi laba (profit maximization)
Setiap produsen dalam berproduksi dan menjual hasil produksinya selalu berusaha
mendapatkan laba yang sebesar-besarnya. Meskipun dalam kenyataannya tidak
semua produsen berorientasi pada laba yang sebesar-besarnya, misalnya hanya
merencanakan laba 10% dari nilai penjualan
c. Input dari pasar persaingan sempurna
Untuk menentukan ongkos-ongkos produksi, input (faktor produksi) yang digunakan
perusahaan di semua bentuk pasar, dibeli dipasar input persaingan sempurna.
64
BAB VIII
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Pengertian sehari-hari:
Pasar persaingan sempurna menunjukkan adanya persaingan antar pribadi (persaingan)
melalui perbedaan pembungkusan, periklanan. pelayanan, dll.
Teori Ekonomi:
Pasar persaingan sempurna ditandai oleh tidak adanya sama sekali persaingan yang
bersifat pribadi antar perusahaan:
Yang dimaksud Pasar Persaingan Sempurna adalah pasar yang mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Barang yang diperjualbelikan bersifat homogen
Artinya barang yang satu dengan yang lain persis sama secara teknis/nonteknis,
sehingga dapat saling menggantikan secara sempurna, pembeli tidak mempunyai
alasan untuk lebih memilih barang yang satu dibanding yang lain.
2. Pembeli dan penjual mempunyai informasi yang lengkap tentang pasar
Informasi ini meliputi: harga, jumlah barang kualitas barang dll. yang berlaku saat ini
maupun yang akan datang, sehingga tidak ada ketidakpastian untuk masa yang
akan datang.
3. Tidak ada hambatan bagi produsen untuk keluar/masuk pasar
Tidak ada peraturan yang menghalangi produsen untuk masuk/keluar pasar berupa
tarif, quota, hak patent, dll. Jika seorang perodusen mampu memperoleh
keuntungan lebih, maka akan banyak penjual baru masuk ke pasar dan ikut
menghasilkan barang yang sama. Akibatnya jumlah barang yang ditawarkan
banyak (kurva penawaran bergeser kekanan), sehingga menurunkan harga
keseimbangan pasar dan menurunkan laba perusahaan. Produsen yang tidak
dapat memproduksi secara efisien akan menderita rugi sehingga akan keluar dari
pasar.
4. Adanya mobilitas faktor produksi secara sempurna
Faktor produksi dianggap bebas bergerak dari satu tempat ke tempat lain termasuk
tenaga kerja.
65
5. Terdiri dari banyak penjual dan pembeli
Berarti barang yang ditawarkan setiap penjual ataupun yang diminta setiap pembeli
hanya merupakan sebagian kecil. Sehingga masing-masing penjual maupun
pembeli tidak dapat menguasai pasar dan mempengaruhi tingkat harga yang
berlaku di pasar
Ciri di atas menyebabkan penjual dan pembeli secara individual tidak dapat
mempengaruhi harga yang berlaku di pasar. Harga ditentukan oleh pasar (pertemuan
antara permintaan dan penawaran pasar pada tingkat keseimbangan pasar), kurva
permintaan yang dihadapi produsen berbentuk horizontal sejajar sumbu output sebesar
harga pasar.
Jumlah produksi suatu perusahaan hanya merupakan sebagian kecil dari semua yang
dijual di pasar sehingga produsen dapat menjual output berapapun pada tingkat harga
yang berlaku di pasar tanpa harus menurunkan harga. Dan jika perusahaan menaikkan
harga tidak ada konsumen yang bersedia membeli, karena konsumen akan membeli
dari perusahaan lain. Dengan demikian kurva permintaan = kurva penerimaan rata-rata
(AR) dan penerimaan marjinal (MR)
Pada harga (P) = 30
Fungsi permintaan P = 30
Fungsi penerimaan TR = P x Q = 30 x Q = 30 Q
Fungsi penerimaan marjinal MR = TR’ = 30
Fungsi penerimaan rata-rata AR = TR/Q = 30 Q/Q = 30
D pasar S
66
SRMC
SRAC
SRAVC
P = MR = AR
O Q1 Q2 Q3 Q4 Q5
Pada kondisi/harga seperti di atas produsen bisa mendapat laba atau menderita rugi,
tergantung tingkat output.
Bila tingkat output perusahaan < Q3 Produsen akan menderita rugi
* Pada output Q1 harga (P) < biaya variabel (AVC) sebaiknya tidak usah berproduksi
karena biaya variabel tidak tertutup sehingga kerugian > biaya tetap
* Pada output Q2, P = AVC Karena penerimaan dari penjualan (P) dapat menutup
biaya variabel, tetapi tidak mampu menutup biaya tetap, maka kerugian = biaya
tetap
* Pada output Q3, P = AC terjadi BEP.
Pada tkt. output antara Q3 s/d Q5 perusahaan akan mendapat laba dan laba
maksimum akan dicapai pada output Q4
67
BAB IX
PASAR MONOPOLI
68
c. Produsen monopolis menghasilkan produk dengan pemberian hak franchise oleh
produsen lain untuk menghasilkan produk dengan merek tersebut di wilayah lain.
Permintaan Pasar
Karena hanya ada satu penjual, maka permintaan pasar adalah juga merupakan
permintaan perusahaan/produsen
1. Fungsi permintaan (ceteris paribus)
Q = a – bP fungsi linear
Jumlah yang diminta konsumen dipengaruhi oleh harga barang tersebut
Perubahan harga atau jumlah yang diminta tidak akan menggeser kurva
permintaan, hanya ada pergerakan sepanjang kurva permintaan.
Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi jumlah permintaan konsumen tidak
berubah. Perubahan faktor-faktor lain akan berakibat bergesernya kurva
permintaan.
2. Lereng kurva permintaan: Q’ = %ΔQ / %ΔP = Q/P = - b
Lereng negatif artinya bila P Q dan P Q
P a
>1
=1
b
<1
0 c Q
MR D
TR
69
3. Koefisien elastisitas harga permintaan
= Q’ P/Q
Pada setiap titik besarnya elastisitas bereda-beda:
Pada titik potong dengan sumbu P (a) Q = 0
= Q’ x P/Q = Q’ x P/0 = ~
Pada titik potong dengan sumbu Q (c) P = 0
= Q’ x P/Q = Q’ x 0/Q = 0
Pada titik tengah antara a dan c yaitu titik b
=1
4. Fungsi penerimaan berbentuk parabola
Q = a – bP bP = a – Q P = a/b – 1/bQ
a/b = c & 1/b = d P = c – dQ
TR = PxQ = (c – dQ)Q = cQ - dQ² fungsi parabola yang bermula dari itik origin
(krn konstante = 0), dan mempunyai ekstrem maksimum (krn koefisien Q² negatif)
5. Fungsi penerimaan rata-rata
AR = TR:Q = (PxQ) : Q = P = c - dQ
6. Fungsi penerimaan batas (MR)
MR = TR’ TR = cQ - dQ² jadi MR = TR’ = c – 2dQ
Lereng MR = -2d ; lereng P = -d
Jadi lereng MR negatif dan 2x lereng fungsi permintaan
Pada saat MR = 0 Penerimaan (TR) maksimum
70
TC
TR
Q1 Q2 Q3 Q4
Pendekatan Marjinal
(P) > (AC) laba ; P = AC BEP ; P < AC rugi
Pada saat MR = MC MR’ < MC’ (kurva MC naik) laba maksimal
MR’ > MC’ (kurva MC turun rugi minimal
MC MC
AC AC AC
P P
AC
Qa MR D Qb MR D
71
a. Skala Produksi kurang dari optimal
Bila keadaan pasar kecil dengan permintaan yang sedikit, tidak cukup bagi monopolis
untuk memperoleh economic of scale
SMC LMC
P SAC LAC
AC
Q MR D
Output diproduksi pada MR = SMC = LMC, dibawah titik singgung SAC dengan LAC,
disebelah kiri titik minimum LAC.
Keseimbangan terjadi pada saat (MR = SMC = LMC) < (SAC = LAC) < P
SMC
LMC
P SAC
LAC
AC
Q MR D
Output di produksi pada MR = SMC = LMC tepat pada titik singgung SAC dan LAC di
titik minimal LAC
Keseimbangan jangka panjang maupun jangka pendek pada saat
(MR = SMC = LMC) = (SAC= LAC) < P
72
c. Skala produksi lebih dari optimal
Bila keadaan pasar besar, permintaan banyak.
Monopolis akan menggunakan skala produksi di atas optimal untuk memaksimalkan
output, pada posisi diseconomic of scale
Output di produksi pada MR = SMC = LMC di atas titik singgung SAC dengan LAC di
sebelah kanan titik minimal LAC.
Keseimbangan terjadi pada saat (MR = SMC = LMC) > (SAC = LAC) < P
P SMC
LMC LAC
SAC
AC
MR D
Pengaturan Harga Monopoli
Pada pasar monopoli produsen dapat menentukan harga (P) yang paling
menguntungkan sesuai dengan permintaan dan fungsi-fungsi biayanya. Maka untuk
kepentingan konsumen perlu adanya pengaturan harga oleh pemerintah.
SMC
P1 SAC
P2
Q1 Q2 MR D
73
Semula untuk mendapat laba maksimal monopolis akan menjual outputnya pada harga
P1 sebesar Q1.
Bila untuk melindungi konsumen pemerintah menetapkan harga maksimal sebesar P2
maka output yang akan memberikan laba maksimal adalah Q2 (MC = P2)
Jadi output maksimal terjadi pada saat MC = P
- Bila MC > P, maka tambahan output akan memerlukan tambahan biaya yang lebih
besar dari tambahan penerimaan (MC > MR) sehingga akan mengurangi laba
- Bila MC < P, maka tambahan output akan memerlukan tambahan biaya yang lebih
kecil dari tambahan penerimaan (MC < MR) sehingga tambahan output akan
menambah laba
Pemungutan Pajak
1. Specific tax
P2 MC2
P1 AC2
AC2 MC1
AC1
AC1
O Q2 Q1
MR D
Pajak ditentukan berdasarkan volume penjualan, umumnya dinyatakan dalam
proporsi tertentu (%) dari omzet penjualan. Biasanya pajak ini akan dibebankan
kepada konsumen sehingga merupakan biaya variabel. Dengan naiknya biaya
variabel maka kurva MC naik (MC1 ke MC2), akibatnya keseimbangan akan
bergeser dari P1 ke P2 dan dari Q1 ke Q2. Kenaikan VC juga mengeser kurva AC
dari AC1 ke AC2.
Laba sebelum pajak = (P1 – AC1) (OQ1)
Laba setelah pajak = (P2 – AC2) (OQ2)
74
Laba maksimum yang dinikmati produsen setelah pajak berkurang, sedang
konsumen harus membayar pada harga yang lebih tinggi berarti pajak sebagian
ditanggung produsen dan sebagian ditanggung konsumen
Pajak (spesifik) menyebabkan harga jual yang ditawarkan berubah yang disebabkan
oleh perubahan (pergeseran) fungsi penawaran, sehingga harga dan jumlah
keseimbangan berubah.
4 + √ 316 4 - √ 316
P1 = ------------- = 3,63 P2 = -------------- = - 2,3
6 6
P2 tidak dipilih karena karena harga negatif irrasional
Qd = 9 - P² = 9 – (3,63)² = 5,82
Qd = Qs = 5,82
75
Keseimbangan pasar sebelum pajak terjadi pada P = 3 & Q = 10
Keseimbangan pasar sesudah pajak terjadi pada P = 3,63 & Q = 5,82
Pajak yang dikenakan sebesar 1, tetapi kenaikan harga hanya 0,36, berarti
- pajak yang ditanggung konsumen = 0,63
- pajak yang ditanggung produsen = 1 – 0,63 = 0, 37
2. Lump-sum tax
Pajak ditetapkan sebesar tertentu tanpa melihat jumlah output/penjualan, sehingga
merupakan tambahan biaya tetap (FC). Akibatnya TC dan AC naik dari AC1 ke AC2,
sedang MC tetap. Karena MC tidak berubah berarti posisi keseimbangan juga tidak
berubah.
Karena harga harga tetap maka berarti seluruh beban pajak ditanggung oleh
produsen, sehingga laba maksimum yang dinikmati produsen berkurang.
Laba sebelum pajak = (P- AC1) (O Q)
Laba setelah pajak = (P – AC2) (O Q)
MC
P AC2
AC2 AC1
AC1
O Q
3. Pajak Keuntungan
Pemungutan pajak berdasarkan keuntungan produsen, sehingga tidak merubah
semua fungsi-fungsi biaya, maka juga idak merubah posisi keseimbangan, namun
laba produsen berkurang sebesar pajak. Berarti seluruh pajak ditanggung produsen.
76
BAB X
PASAR PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
Kurva permintaan perusahaan hanyalah sebagian dari kurva permintaan pasar. Kurva
permintaan pasar tidak dapat ditentukan, lebih menunjukkan kepada permintaan
individu (perusahaan) karena produk masing-masing perusahaan terdiferensiasi
walaupun fungsi dasarnya sama.
77
BAB XI
PASAR OLIGOPOLI
Pasar oligopoli adalah pasar yang terdiri dari beberapa produsen.
78
KURVA PERMINTAAN PATAH (KINKED DEMAND)
Jika suatu perusahaan dalam pasar oligopoli menaikkan harga, perusahaan tersebut
akan kehilangan konsumen, karena perusahaan lain tidak akan ikut menaikkan harga.
Sebaliknya jika menurunkan harga konsumen tidak akan bertambah karena perusahaan
lain juga akan ikut menurunkan harga karena takut kehilangan konsumen. Dengan
demikian perusahaan akan menghadapi permintaan yang elastis jika menaikkan harga
dan akan menghadapi permintaan yang inelastis jika menurunkan harga.
P (harga)
D1 MC
Ph
Pe E
Pf A
Qh Qe Qg Qf Q
MR1 d2 D2
79
Jika harga diatas Pe kurva permintaan D1-E
Jika harga dibawah Pe kurva permintaan E – D2
Secara keseluruhan kurva permintaan adalah D1-E-d2
KETEGARAN HARGA
Keadaan seperti di atas menyebabkan harga di pasar monopoli menjadi tegar.
Dengan patahnya kurva permintaan, kurva MR juga patah
Kurva permintaan D1-E kurva penerimaan marjinal D1 -A
Kurva permintaan E-d2 kurva penerimaan marjinal B-MR2
Secara keseluruhan kurva penerimaan marjinal D1-A-B-MR2
Jika terjadi perubahan struktur biaya, selama perubahan biaya marjinal (MC)
antara A s/d B ( MC1 s/d MC3) laba maksimum akan tetap terjadi pada Jumlah
permintaan (Qe) dan harga (Pe) yang sama, karena MC1, MC2 dan MC3
berpotongan dengan MR yang sama besarnya
Jadi KETEGARAN HARGA terjadi selama kurva biaya marjinal memotong kurva
MR pada bagian yang kaku (rigid). karena perubahan struktur biaya tidak akan
menyebabkan perubahan harga
P (harga)
d KETEGARAN HARGA
D1 MC1
Ph
Pe E MC2
MC3
Pf A
Qh Qe Qg Qf Q
MR2 MR1 d2 D2
80
81