Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP DASAR EKONOMI DI MADRASAH DAN MASYARAKAT

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

“KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL”

Dosen Pengampu: Dr. H. Jani, M.M, M.Pd

Disusun oleh :

Kelompok 3 Kelas TIPS-4A :

1. Firda Aulia (09)


2. Septia Ni’matul L. (10)
3. Ella Putri (11)
4. Humaida Maulina A. (12)

SEMESTER 4

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

MARET 2022
BAB I
PEMBAHASAN

1.1 Konsep Dasar Ekonomi


1.1.1 Pengertian Ekonomi
Kata “ekonomi” berasal dari bahasa Yunani (oikos) yang berarti
“keluarga, rumah tangga” dan (nomos) yang berarti “peraturan, aturan, hukum”
dan secara garis besar diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen
rumah tangga”. Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom
adalah orang yang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
Ekonomi adalah aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi,
distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Ekonomi secara umum atau
secara khusus adalah aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga.
Ekonomi juga dikatakan sebagai ilmu yang menerangkan cara-cara
menghasilkan, mengedarkan, membagi serta memakai barang dan jasa dalam
masyarakat sehingga kebutuhan materi masyarakat dapat terpenuhi sebaik-
baiknya. Kegiatan ekonomi dalam masyarakat adalah mengatur urusan harta
kekayaan baik yang menyangkut kepemilikkan, pengembangan maupun
distribusi.
Selain itu pengertian pengertian ekonomi juga dapat ditinjau dari
pengertian para ahli seperti, Adam Smith menyatakan bahwa ekonomi adalah
penyelidikan tentang keadaan dan sebab adanya kekayaan negara. Sedangkan
Paul A. Samuelson Ekonomi menyatakan bahwa ekonomi merupakan cara-cara
yang dilakukan oleh manusia dan kelompoknya untuk memanfaatkan sumber-
sumber yang terbatas untuk memperoleh komoditi dan mendistribusikannya
untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Adapun pengertian ekonomi masyarakat
yang dapat dimaknai aktivitas jual beli dan transaksi yang dilakukan di
lingkungan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Menurut Heilbroner, ilmu ekonomi pada dasarnya mempelajari
bagaimana manusia memecahkan tantangan dalam memenuhi kebutuhannya.
Senesh mengemukakan 5 (lima) langkah konsep dasar dari ilmu ekonomi sebagai
berikut.
1. Konsep dasar sentral adalah kelangkaan, bahwa setiap masyarakat
dihadapkan pada masalah kebutuhan yang tidak terbatas berhadapan
dengan sumber-sumber produksi yang terbatas.
2. Karena sumber yang langka ini, orang harus berupaya mengembangkan
metode produksi yang baru hingga timbullah spesialisasi yang lebih
menguntungkan.
3. Sistem spesialisasi menyebabkan ketergantungan antara yang satu dengan
lainnya sebab itu perlu suatu sistem moneter dan sistem transportasi.
4. Setiap masyarakat yang ingin dan memerlukan sesuatu harus ke pasar,
untuk memperoleh barang dan jasa maka akan terjadi interaksi pembelian
dan penjualan sehingga terbentuk harga dengan segala perubahan-
perubahannya.
5. Keputusan yang terjadi di pasar dipengaruhi oleh kebijaksanaan
pemerintah dalam tujuannya yaitu kesejahteraaan masyarakat.

1.2 Implementasi Konsep Dasar Ekonomi


Implementasi sendiri memiliki berbagai pengertian. Akan tetapi, implementasi
dapat diartikan sebagau kegiatan penting dari keseluruhan proses perencanaan kebijakan.
Menurut Mulyadi (2015:12), implementasi mengacu pada tindakan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan.
1.2.1 Implementasi di Masyarakat
Kegiatan ekonomi tentu dapat dilaksanakan di masyarakat dapat berupa
kemakmuran dan kelangkaan dengan contoh sebagai berikut
A. Kemakmuran
1) Usaha kuliner (warung makan)
Usaha kuliner adalah usaha yang saat sangat banyak kita jumpai di
sekitar rumah kita. Usaha kuliner merupakan usaha yang juga banyak
peminatnya dan setiap hari pasti orang mencari. Apalagi untuk ibu ibu yang
tidak sempat masak dengan alas an tertentu.
2) Bertani
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri,
atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Sebagian
besar masayarakat seitar kita bermata pencaharian sebagai petani.
3) Online Shop
Online shop adalah sebuah usaha yang sudah tidak asing lagi bagi kita.
Hamper semua penjualan bersasis online pada saat ini, misalnya baju,
makanan dan barang semua dijual secara online. Banyak keunggulan dari
penjealan online tersebut. Dan untuk masa sekarang hampir semua orang dri
kalangan muda berbelanja secara online, tidak hanya praktis namun juga
memudahkan kita agar tidak capek untuk mencari barang di toko.
4) Toko Sembako
Usaha toko sembako adalah usaha yang banyak kita temui di sekitar kita.
Hal ini karena apa yang dijual di toko selalu dibutuhkan setiap hari. Meski
sekarang sudah marak penjualan sembako online. namun, masih banyak orang
yang memilih beli di toko terdekat. Toko sembako sendiri masih banyak
dijumpai di wilayah desa karena sebagian besar penduduk desa tidak menyukai
dan tidak bisa melakukan transaksi secara online
5) Membuka Konter (Penjual Pulsa atau Token)
Dengan zaman yang semakin maju, telepon genggam sekarang telah
menjelma menjadi komoditas utama yang hampir tidak bisa terpisah dengan
kebutuhan situasi saat ini, berjualan pulsa elektrik tentu saja bisa menjadi
peluang bisnis yang tidak bisa dilewatkan oleh Sebagian orang. Usaha
rumahan yjual pulsa/token listrik tidak memerlukan modal yang besar. Hal
yang perlukan hanyalah sebuah telepon genggam untuk mengirim pulsa
elektrik dan paket internet.
6) Usaha Kue
Usaha ini adalah usaha yang bergerak di bidang pejualan beberapa
macam kue dan roti. Kue merupakan makanan ringan yang memiliki rasa
sangat nikmat, dimana kue ini menjadi salah satu kudapan yang harus ada
dalam setiap acara. Oleh karena itu permintaan kue di pasaran sangatlah tinggi,
hal inilah yang membuat usaha kue mempunyai peluang yang sangat besar.
Produksi kue pada sampai saat ini peminatnya lumayan banyak. Namun akan
lebih banyak lagi jika musiman hajatan atau acara acara besar.
B. Kelangkaan
1) Keterlambatan Bahan Pokok dan Bahan Bakar
Keterlambatan pemenuhan bahan pokok ini dapat berupa beras, minyak
goreng, sayuran dan bahan makanan lainnya. Sedangkan bahan bakar sendiri
dapat berupa premium, pertamax, solar dan bahan bakar lainnya. Dimana
kedua bahan itu sangat dibutuhkan dalam menggantungkan pemenuhan
kebutuhan hidup, bahan pokok sebagai makanan dan bahan bakar sebagai
penunjang aktivitas.
2) Harga Bahan Pokok Mahal
Harga bahan pokok yang mahal juga dapat terjadi di masyarakat karena
ketersediaan di alam yang semakin menipis yang disertai jumlah penduduk
yang semakin meningkat. Dengan begitu, bahan pokok seringkali mengalami
lonjakan harga untuk menjaga stabilitas perekonomian
1.2.2 Implementasi di Madrasah
A. Kemakmuran
1) Semua Siswa Dapa Membeli Barang di Kopsis
Sudah kita ketahui bahwa Kopsis merupakan kepanjangan dari koperasi
sekolah. Di kopsis ini umumnya menyediakan alat tulis, perlengkapan
sekolah berupa dasi, topi, bet dll. Selain itu barang-barang yang disediakan
di kopsis lebih murah daripada toko di luar sekolah.
2) Pemberian Beasiswa untuk Murid Berprestasi dan Kurang Mampu
Beasiswa berprestasi ini ditujukan dalam rangka pemberian apresiasi
kepada siswa yang memiliki prestasi karena sudah memberi nama baik
sekolah. Selain itu, beasiswa kurang mampu ini diberikan kepada siswa yang
memiliki keadaan ekonomi yang kurang memungkinkan tetapi memiliki
kemauan tinggi untuk mengenyam pendidikan. Jadi, kemauan yang tinggi
dalam berpendidikan serta prestasi yang baik dapat mengantarkan kita dalam
meraih cita-cita melalui pendidikan.
3) Penanganan Keuangan oleh Bendahara
Jika seorang bendahara dapat menangani keuangan maka dapat
dipastikan kondisi ini meupakan sebuah kemakmuran karena tentu ada
pengeluaran dan pemasukan yang pasti untuk memenuhi kebutuhan sekolah
atau kelas.
4) Pemberian Gaji pada Guru, Staf dan Karyawan Sekolah
Dapat dikatakan makmur apabila suatu sekolah dapat menggaji guru,
staf dan karyawan sekolah yang bukan ASN. Karena dengan baiknya
pengelolaan keungan tentu dapat menggaji orang-orang yang berjasa dalam
terciptanya wilayah sekolah yang aman dan nyaman.
5) Pembayaran Uang Gedung Gratis
Mungkin tidak semua sekolah dapat menikmati uang gedung gratis,
meskipun sudah berganti tahun dan angkatan uang gedung masih bisa
dibebankan untuk siswa biasanya untuk memperbaiki sekolah dan
membangun gedung baru. Tapi apabila uang gedung gratis tentu beban orang
tua siswa akan berkurang.
6) Pengadaan Bazar di Sekolah
Kegiatan bazar dapat dijadikan sebagai kemakmuran karena untuk
menyelenggarakan bazar tentu membutuhkan banyak biaya. Bazar-bazar di
Sekolah ini dapat melatih siswa untuk melatih siswa dalam
menyelenggarakan kegiatan besar dan pengelolaan ekonomi.
7) Adanya Amal Jumat
Amal Jumat di sekolah biasanya digunakan untuk pengelolaan sekolah
dibidang keagaaman seperti membeli sajadah, mukena dan penyediaan alat-
alat keagamaan yang berada di Sekolah untuk mempermudah siswa.
B. Kelangkaan
1) Adanya Pembayaran SPP yang Tertunda
Pembayaran SPP yang tertunda memang sering terjadi di banyak
sekolah hal ini dilatar belakangi oleh kondisi ekonomi orang tua siswa yang
tidak memiliki penghasilan yang stabil. Selain itu, beberapa sekolah mungkin
tidak menyediakan pembebasan SPP bagi siswa-siswa tertentu.
2) Tidak di Semua Sekolah Terdapat Koperasi
Koperasi sebenernya merupakan fasilitas yang harus dimiliki oleh setiap
sekolah karena dengan adanya koperasi siswa akan lebih dipermudah dalam
membeli alat-alat sekolah dalam keadaan mendadak tanpa harus keluar dai
kawasan sekolah.
3) Bantuan Pemerintah yang Tidak Merata
Banyak hal yang mempengaruhi mengapa bantuan pemerintah tidak
merata biasanya dipengaruhi oleh dana yang diturunkan berhenti di salah satu
pihak, pendataan siswa yang salah dan sekolah belum terdaftar di
kementerian pendidikan.
4) Pembenahan Sekolah yang Terhambat
Pemerintah semestinya memberikan dana setiap tahunnya untuk
membiayai pemeliharaan sekolah tanpa memandang status sekolah negeri
maupun swasta karena agar semua siswa yang ada di Indonesia tidak
merasakan kesenjangan pendidikan.
5) Kurangnya Fasilitas Komputer
Di era saat ini komputer harus tersedia. Hal ini dipengaruhi karena ujian-
ujian yang diselenggarakan pemerintah cenderung berbasis komputer.
Apabila sekolah tidak terdapat komputer yang dapat digunakan siswa secara
gratis, maka dalam pelaksanaan ujian siswa harus mengeluarkan uang untuk
membiayai komputer untuk digunakan ujian.

1.3 Analisis Konsep Dasar Ekonomi


1.3.1 Analisis di Masyarakat
Desa Watuwayang merupakan salah satu desa yang berada dalam wilayah
Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk. Desa ini digolongkan sebagai dataran
tinggi dengan tingkat kesuburan tinggi. Jarak desa Watuwayang dari pusat
kecamatan adalah 10 km. Luas tanah yang terdapat di Desa Watuwayang adalah
978 ha dengan beragam penggunaannya tanah yang dipergunakan untuk
pemukiman seluas 455 ha, untuk sawah seluas 402 ha, ladang seluas 116 ha,
pemakaman seluas 1,5 ha, dan sisanya untuk lain-lain seluas 3,5 ha. Penggunaan
lahan yang paling banyak yaitu untuk lahan persawahan karena mayoritas
masyarakat di Desa Watuwayang bermata pencaharian petani yaitu petani padi.
Karena tanah di Desa Watuwayang tergolong gembur, sehingga cocok untuk
lahan persawahan. Jadi masyarakat di Desa Watuwayang sangat tergantung dari
hasil sawah yang mereka milliki. Karena selain dari hasil sawah tersebut
masyarakat tidak mempunyai penghasilan lain.
Sebagaimana umumnya masyarakat pedesaan, sumber utama pemenuhan
kebutuhan ekonominya adalah pada sektor pertanian. Masyarakat yang rata-rata
tidak mempunyai lahan pertanian sendiri, umumnya kondisi sosial ekonominya
rendah. Sejumlah warga masyarakat yang termasuk kondisi sosial ekonominya
rendah adalah Widodo yang bekerja sebagai petani, dahulu Widodo tidak
bersekolah, sehingga dia tidak bisa baca dan tulis, dia mengatakan bahwa untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja payah, apalagi untuk menyekolahkan
anak-anaknya. Widodo mempunyai empat orang anak, dan anak yang pertama
hanya lulusan SMP, karena untuk melanjutkan ke SMA terbentur biaya. Untuk
biaya hidup sehari-hari di Desa Srigading tergolong tinggi untuk daerah pedesaan.
Karena jalan di Desa Watuwayang masih jalan berbatu hanya sebagian saja yang
sudah di aspal, sehingga sarana transportasinya susah, akses untuk masuk ke Desa
Watuwayang jadi terhambat. Hampir sama dengan pendapat hambali, Heri
seorang petani juga mengatakan hal yang serupa.
Sebagaimana umumnya daerah pedesaan, masyarakat Desa Watuwayang
sebagian besar bekerja di sektor pertanian, sehingga pola hidup masyarakat petani
lebih mewarnai kehidupan desa. Pada pagi hari kurang lebih jam 05.00 banyak
ditemui masyarakat pergi ke sawah atau ladang. Mereka memanggul cangkul,
pikulan, dan keranjang. Bekal makan siang, makanan tambahan, dan minuman
selalu ada di dalam keranjangnya. Siang hari mulai pukul 13.00 sudah terlihat
banyak masyarakat baik laki-laki maupun perempuan turun dari sawah atau
ladang dengan membawa berbagai hasil bumi. Bapak-bapak dengan lepas baju,
keringat menetes, memikul muatan di pundaknya. Hasil bumi yang dipikul itu
antara lain, ketela basah yang telah dikupas, gaplek, kayu bakar, dan berbagai
dedaunan hijau untuk sayuran. Ibu-ibu mengikuti dibelakang suaminya. Mereka
juga menggendong berbagai hasil bumi antara lain kayu, dan sayuran.
Pada siang hari atau hari minggu tidak jarang dijumpai anak-anak pergi ke
sawah atau ladang. Sebagian dari mereka membantu orang tua mencari kayu
bakar, sebagian lagi mencari rumput untuk sapi atau kambing, dan sebagian lagi
membantu tandur atau ngurit. Nilai tanah bagi para petani menjadi semakin
meningkat setelah akhir-akhir ini banyak petani menanam singkong. Pada akhir
orde baru, harga singkong basah hanya Rp. 1.250/kg maka seluruh pohon tidak
dirawat. Sekarang saat harga singkong basah naik lagi menjadi Rp. 1,750/kg
masyarakat beramai-ramai lagi merawat dan menanam singkong mengingat tanah
di desa itu sangat cocok untuk tanaman singkong.
Kebanyakan dari petani hanya memiliki ladang, bahkan ada juga dari
mereka yang hanya menggarp tanah milik orang lain atau menumpang. Tanaman
yang paling cocok di daerah ini adalah singkonng, kelapa, pisang dan padi.
1.3.2 Analisis di Madrasah
Analisis konsep ekonomi di madrasah berdasarkan pengamatan yang ada di
MTsN 1 Kota Kediri. Di MTsN 1 Kota Kediri kurang lebih terdapat 1.200 siswa
dari keseluruhan angkatan. Dari banyaknya siswa ini tentu memiliki latar
belakang kondisi ekonomi yang berbeda meskipun bisa bersekolah dalam satu
kawasan yang sama. Dari latar belakang ekonomi yang berbeda ini akhirnya
muncul beberapa kejadian yang menunjukkan adanya kemakmuran dan
kelangkaan didalam madrasah.
Berdasarkan kondisi yang ada kemakmuran yang ada di MTsN 1 Kota
Kediri yaitu Sebagian besar siswanya yang memiliki perangkat elektronik berupa
hp dan laptop, mampu membayar biaya daftar ulang dan uang gedung, membayar
kegiatan yang mengharuskan pembayaran seperti Milad Madrasah; SKAL dan
wisuda.
Akan tetapi, meskipun secara kawasan MTsN 1 Kota Kediri berada di
wilayah kota juga terdapat kelangkaan hal ini terjadi ketika ada siswa yang tidak
bisa mengikuti SKAL dan wisuda karena harus mengeluarkan biaya yang cukup
banyak dengan alasan belum ada biaya pada saat itu, beberapa siswa kesulitan
mengerjakan tugas yang harus menggunakan laptop sebagai alat pengerjaannya
dikarenakan tidak memiliki laptop dan bantuan dana atau beasiswa tidak ada
disana.

1.4 Penyelesaian Masalah Ekonomi


1.4.1 Penyelesaian di Masyarakat
Menurut Usman Yatim dan Enny A Hendargo menyatakan bahwa upaya-
upaya dalam meningkatkan ekonomi masyarakat yaitu, dengan cara sebagai
berikut:
1) Adanya modal yakni untuk memberikan bantuan dalam membangun
produksi usaha bagi orang yang tidak mampu ekonominya
2) Memiliki ketrampilan yakni membantu untuk seseorang dalam menentukan
usaha produksinya
3) Mengguasai teknologi yakni membantu seseorang dalam mempermudah
produksi usaha maupun pemasaran
4) Mempelajari dan menerapkan pola penggunaan sumber daya alam terutama
yang tidak bisa diperbarui untuk mengantisipasi kelangkaan
5) Memiliki lahan usaha yakni untuk mendirikan suatu usaha yang akan
dijalani.
1.4.2 Penyelesaian di Sekolah
1) Menyediakan dana beasiswa untuk yang berprestasi dan kurang mampu
2) Memberikan dana sebagai perlengkapan fasilitas sekolah
3) Tidak melakukan tindakan korupsi dana siswa
BAB III

PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Konsep dasar ekonomi berkaitan dengan aktivitas manusia yang berhubungan
dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Aktivitas
ekonomi ini dapat terjadi di lingkungan masyarakat dan sekolah. Di masyarakat
aktivitas ekonomi dapat berupa terdapatnya industri-industri kecil seperti tempat
pembuatan kue, terdapat toko-toko kecil untuk menunjang bahan pokok dan bahan
bakar sebagai penunjang kehidupan manusia. Akan tetapi, adanya aktivitas ekonomi ini
juga menimbulkan permasalahan seperti harga bahan pokok dan bahan bakar yang
melonjak dan keterlambatan suplay bahan pangan. Sedangkan di sekolah aktivitas ini
dilakukan oleh seluruh warga sekolah seperti penggajian staf dan karyawan sekolah
non ASN, jual beli yang dilakukan siswa di kopsis dan kantin, pembayaran SPP,
kegiatan amal dll. Sedangkan, untuk kegiatan yang menunjukkan ketidakmakmuran
seperti kurang atau tidak terpenuhinya fasilitas sekolah. Masalah-masalah ekonomi
tersebut dapat diselesaikan dengan cara penyediaan modal, pelatihan keterampilan jual
beli dan teknologi, pengelolaan sumber daya alam yang baik, pemerataan bantuan dana
pendidikan secara merata, menyediakan beasiswa dan tidak melakukan tindak korupsi.
DAFTAR PUSTAKA
Soekamto ,Soejono. Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: Rajawali, 1990. hlm. 162. (Diakses pada 17 Maret 2022)

Syani ,Abdul. Sosiologi dan Perubahan Masyarakat.Bandar Lampung: Pustaka Jaya, 1995, hlm. 84. (Diakses
pada 17 Maret 2022)

Yatim ,Usman dan Hendargo ,A Eny. Zakat dan Pajak.Jakarta: PT. Bina Rena Parieara, 1992, hlm. 243. (Diakses
pada 17 Maret 2022)

T ,Nasution. dan A ,L Maulana.(2018).Konsep Dasar IPS.Yogyakarta : Samudra biru. (Diakses pada 18 Maret
2022)

Apriandi ,I. Implementasi. Universitas Medan Area. (Diakses pada 18 Maret 2022)

Anda mungkin juga menyukai