Anda di halaman 1dari 33

FINAL PAPER ASSIGNMENT

DEMAND, SUPPLY, AND MARKET EQUILIBRIUM

Anggota Kelompok :
Nailatur Rohmah 2011200041
Marcella Mitzy 2011200043
Franklin Sebastian Rawung 2011200045
Carmen Glorya Valentin Wantah 2011200047
Muhammad Ali Haydar 2011200049
Rivandy Ezra Siwu 2011200053
Kenneth Timothy Pangalila 2011200055
Galih Trianata Tarigan 2011200057
Jason Danny Rumambi 2011200059

PROGRAM SRUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
KAMPUS SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga Final Paper Ekonomi Mikro dengan lingkup pembahasan demand,
suplly, and market equilibrium dengan mengambil kasus mengenai masker medis
di era pandemi ini dan mengenai penjualan dessert box yang sedang viral dapat
tersusun dengan baik. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
Dosen Pembimbing, Amelia, SE, RFP-I, MM, dalam bimbingan pembuatan paper
ini.

Harapan kami, semoga paper ini dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca, untuk kedepannya dan dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi paper ini menjadi lebih baik.

Karena keterbatasan pengetahuan kami, kami yakin masih banyak


kekurangan dalam paper ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan paper ini.

Surabaya, 17 Oktober 2020


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembahasan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari permintaan (demand) dan
penawaran (supply). Dalam lingkungan ekonomi sederhana, sebuah
permasalahan ekonomi dapat diselesaikan secara langsung. Namun, berbeda
dengan lingungan perekonomian yang lebih luas, seperti pula di Indonesia.
Indonesia dengan 267,7 juta penduduk tentunya memiliki keberagaman yang
begitu luas dan kompleks. Dari keberagaman itulah pengambilan keputusan dan
penyelesaian permasalahan ekonomi juga berpengaruh dari perbedaan-perbedaan
tiap penduduknya.

Beberapa bulan belakangan ini dunia dihebohkan dengan wabah COVID-


19 yang secara tiba-tiba merebak pada akhir tahun 2019. Di Indonesia sendiri,
COVID-19 mulai masuk dan mewabah pada akhir maret 2020. Pada situasi ini,
menimbulkan keresahan dan kepanikan warga. Pemerintah pun mulai
menyuarakan protokol kesehatan yang harus dipatuhi oleh seluruh warga.
Diantaranya adalah menjaga jarak, rajin mencuci tangan, dan selalu
menggunakan masker dimanapun, kapanun. Masker menjadi alat pelindung yang
sangat umum dikenal untuk melindungi hidung dan mulut dari polusi dan lainnya
bahkan untuk digunakan dalam mencegah virus COVID-19. Penggunaan masker
bertujuan untuk menekan tingkat risiko tertular akan virus COVID-19 yang bisa
menginfeksi sitem pernapasan sampai pada infeksi paru-paru. Hal ini pula yang
menyebabkan melonjaknya permintaan masker dan alat sanitasi lainnya.

Pada satu masa, terjadi fenomena panic buying, dimana ada kepanikan
masyarakat untuk membeli masker (dan kebutuhan pokok lainnya) secara besar-
besaran. Permintaan akan masker terus meningkat, tetapi perusahaan tidak dapat
memenuhi permintaan yang begitu besar secara mendadak. Hal ini juga yang
menyebabkan kelangkaan masker di pasar dan terjadi peningkatan harga yang
melonjak berkali-kali lipat.
Salah satu himbauan pemerintah dalam bertahan dalam masa pandemi
adalah dengan tetap berada di rumah bila tidak ada kegiatan mendesak. Hal ini
juga yang kemudian meningkatkan pola konsumsi masyarakat yang akhirnya
sering membeli makanan secara online. Makanan yang tengah viral, salah satunya
adalah Dessert Box. Sesuai dengan namanya, dessert box tersedia dalam box atau
kotak makanan dan ini yang membedakannya dari kue pada umumnya yang
disajikan di piring. Dessert box dapat langsung dimakan dari tempatnya, dari
perkembangan dessert box sendiri telah banyak merambah kepada siapa saja dan
dimakan dimana saja bukan hanya sebagai makanan penutup dessert box ini juga
bisa dijadikan cemilan untuk bersantai.

Kreasi berbagai rasa dari dessert box sendiri sudah terdiri dari banyak rasa
dan ini menjadi suatu usaha yang menjanjikan bagi para penjual dessert box.
Persaingan akan inovasi dessert box dimulai dari tampilan hingga rasa yang
dibuat sebaik mungkin agar menarik pelanggan. Banyak sekali orang yang
menjual dessert box di toko online maupun offline dan ini bisa terlihat bahwa
prospek perkembangan usaha dari dessert box cukup menguntungkaan bagi para
penjual, dilihat dari permintaan akan dessert box yang terus meningkat.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana pengaruh pandemi COVID-19 terhadap permintaan
masker?
1.2.2 Apa yang menyebabkan terjadinya pergerakan dan pergeseran
kurva permintaan?
1.2.3 Bagaimana pengaruh pandemi COVID-19 terhadap penawaran
dessert box?
1.2.4 Apa yang menyebabkan terjadinya pergerakan dan pergeseran
kurva penawaran?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mempelajari Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar dan
menerapkannya pada kasus konkret.
1.3.2 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
permintaan.
1.3.3 Mengetahui faktor-faktor yang memperngaruhi perubahan
penawaran.

1.4 Manfaat Penelitian


Dengan ini diharapkan mampu memberikan pemahaman tentang
kasus yang berkaitan dengan permintaan dan penawaran hingga
keseimbangan pasar. Melalui pembahasan kasus juga diharapkan dapat
menambah pemahaman mengenai faktor penyebab pergerakan dan
pergeseran kurva permintaan dan penawaran.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Unit Pengambil Keputusan


Dalam lingkungan ekonomi sederhana, permasalahan ekonomi dapat
diselesaikan secara langsung dengan mengalokasikan waktu dan sumber daya
yang dimiliki untuk mencapai kepuasan masyarakatnya. Namun, dalam
Lingkungan yang lebih kompleks, hasil produksi harus bisa memenuhi selera dan
keinginan masyarakat yang jangkauannya lebih luas. Saat ada spesialisasi, harus
ada juga pertukaran. Pasar adalah tempat dimana pertukaran itu terjadi. Tetapi apa
yang di produksi? Bagaimana cara memproduksinya? Siapa yang mendapatkan
hasil produksi?
Ada dua unit yang berperan penting dalam pengambilan keputusan. Yang
pertama, Perusahaan (firms), organisasi yang berperan sebagai unit produksi pada
ekonomi, juga Rumah Tangga (household), yang berperan sebagai unit konsumen
pada ekonomi. Keduanya berisi orang-orang yang menjalankan fungsi dan peran
yang berbeda. Berikut adalah penjelasan mengenai kedua unit tersebut dan
bagaimana perilakunya dalam ekonomi.

2.1.1 Perusahaan/ Firms


Sebuah perusahaan ada saat seseorang atau sekelompok orang
memutuskan untuk memproduksi dengan megabar sumber daya
(input) menjadi sebuah produk (output) untuk dijual pada pasar. Ada
perusahaan yang menyediakan barang, ada juga perusahaan yang
bergerak pada bidang jasa. Semua perusahaan berperan untuk
mengubah sumber daya apapun itu, menjadi barang/jasa yang
diinginkan oleh masyarakat. Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan
untuk mendapatkan keuntungan dari hasil produksi mereka. Mereka
meningkatkan produksi karna mereka bisa menjual produk dengan
harga lebih tinggi dibandingkan biaya produksinya. Maka, dapat
disimpulkan bahwa pengambilan keputusan sebuah perusahaan pasti
bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan.

2.1.2 Rumah Tangga / Households


Rumah tangga adalah unit konsumsi dalam ekonomi. Rumah tangga
bisa terdiri dari berbagai jumlah orang. Bisa orang yang hidup sendiri,
atau pasangan suami istri dengan 2 anak, atau 15 orang asing yang
tinggal bersama di suatu rumah. Keputusan rumah tangga biasanya
mendasar pada selera individu. Jangkauannya luas sekali, dan setiap
rumah tangga memiliki selera yang berbeda. Namun, ada sebuah hal
yang pasti sama di setiap rumah tangga, yaitu waktu dan penghasilan
yang terbatas. Maka, pengambilan keputusan akan didasari oleh
penghasilan dan selera individu.

2.2 Pasar Input dan Output (The Circular Flow)


Rumah tangga dan Perusahaan berinteraksi dalam dua jenis pasar:
Pasar Produk (output) dan pasar faktor produksi (input). Produk barang
atau jasa nantinya akan digunakan oleh rumah tangga dijual beli kan pada
pasar produk. Pada pasar produk, perusahaan mengadakan penawaran,
rumah tangga mengadakan permintaan.
Untuk memproduksi barang/jasa, perusahaan harus membeli sumber
daya dari pasar faktor produksi. Contoh yang paling mudah adalah pasar
tenaga kerja. Perusahaan butuh tenaga kerja untuk berlangsungnya proses
produksi.
Figur 1 menunjukkan alur melingkar dari aktivitas ekonomi dalam
pasar sederhana. Barang dan jasa bergerak dari produsen ke rumah tangga
melalui pasar output. Dalam tenaga kerja, tenaga kerja bergerak dari
rumah tangga melalui pasar tenaga kerja (pasar input) Pembayaran
(biasanya dalam bentuk uang) untuk barang dan jasa bergerak dengan arah
berlawanan.
Pada pasar tenaga kerja, rumah tangga menawarkan tenaga kerja.
Kebanyakan dari rumah tangga mendapatkan pendapatannya dengan
bekerja. Mereka menawarkan tenaganya kepada perushaan yang
membutuhkan tenaga dan kemampuan mereka.

G
ambar 1. The Circular Flow
Seperti yang dapat dilihat, pasar input dan output saling berhubungan
melalui perilaku perushaan dan rumah tangga. Perusahaan akan menentukan
jumlah dan karakteristik output yang diproduksi (Penawaran), serta jumlah input
yang diminta oleh rumah tangga(Permintaan). Rumah tangga menentukan jenis
dan jumlah produk yang dibutuhkan(Permintaan) dan jumlah dan jenis input yang
ditawarkan(Penawaran).

2.3 Permintaan pada Pasar Produk (Demand in Product/Output Market)


Dalam kehidupan sehari-hari, rumah tangga membuat berbagai
keputusan dalam waktu bersamaan. Untuk melihat bagaimana konsep
penawaran dan permintaan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan tersebut (keputusan untuk membeli suatu barang).
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah sebagai berikut:
 Harga barang
 Penghasilan (Income)
 Kekayaan (Accumulated Wealth)
 Harga barang lain
 Selera
 Ekspektasi di masa mendatang
Jumlah permintaan (Quantity Demanded/Qd) adalah jumlah produk yang
ingin dibeli oleh rumah tangga dalam suatu periode waktu. Tentu saja jumlah
produk yang ingin dibeli tersebut akan dipengaruhi oleh jumlah produk yang saat
itu tersedia di pasar.

2.3.1 Perbandingan antara Perubahan Jumlah Permintaan dengan


Perubahan Permintaan
Hubungan yang penting dalam pasar individu adalah antara
harga di pasar dan jumlah permintaan. Sangat penting untuk
membedakan antara perubahan harga, yang mempengaruhi jumlah
permintaan, dan perubahan pada faktor lain (seperti pendapatan),
yang mempengaruhi seluruh hubungan antara harga dan jumlah.
Perubahan harga produk akan mempengaruhi jumlah
permintaan dalam suatu periode. Perubahan pada faktor lain
(pendapatan, preferensi) mempengaruhi permintaan. Namun, dapat
dikatakan bahwa peningkatan pendapatan biasanya akan pula
meningkatkan permintaan untuk kebanyakan produk.

2.3.2 Harga dan Jumlah Permintaan: Hukum Permintaan


Tabel permintaan menunjukkan jumlah produk yang akan
dibeli rumah tangga pada harga yang berbeda. Gambar dibawah ini,
menunjukkan jadwal Anna menelepon kekasihnya. Saat biaya
telepon gratis (nol), maka Anna akan menelepon kekasihnya setiap
hari, 30 kali dalam 1 bulan. Saat biaya telepon naik menjadi 0,5
Dollar, Anna akan menelepon kekasihnya selama 25 kali. Ketika
biaya telepon naik lagi menjadi 3.5 dollar, Anna mengurangi
frekuensi telepon dengan kekasihnya hingga hanya 7 telepon setiap
bulannya. Dari data tersebut dapat digambarkan dengan sebuah
grafik yang dinamakan Kurva permintaan.
Gambar 2. Contoh Tabel dan Kurva Permintaan

Kurva permintaan akan miring ke bawah. Data di gambar 2


menunjukkan bahwa semakin rendah harga, frekuensi Anna
menelepon kekasihnya semakin tinggi. Sebaliknya, saat harga
semakin tinggi, frekuensi menelepon semakin rendah. Saat terjadi
peningkatan harga, jumlah permintaan turun, dan saat harga turun,
jumlah permintaan naik. Maka, kurva permintaan akan selalu
miring ke bawah. Hal ini adalah hubungan negatif antara harga dan
jumlah permintaan yang juga bisa disebut sebagai Hukum
Permintaan.

2.3.3 Penentu Permintaan Rumah Tangga


2.3.3.1 Pendapatan dan Kekayaan
Pendapatan adalah total gaji, keuntungan usaha atau
saham, atau jenis pemasukan lainnya yang diterima dalam
suatu periode tertentu. Kekayaan adalah total nilai dari aset
yang dimiliki rumah tangga dikurangi dengan kewajiban
rumah tangga(hutang).
Rumah tangga dengan pendapatan atau kekayaan
yang lebih tinggi mampu membeli lebih banyak barang atau
jasa. Secara general, dapat dibilang bahwa permintaan dari
rumah tangga ini akan lebih tinggi dibandingkan dengan
rumahtangga yang lebih rendah pendapatan dan
kekayaannya.
Barang yang permintaannya naik bila pendapatan
naik, dan turun permintaannya bila pendapatan turun dapat
dikategorikan sebagai Normal Goods atau barang normal.
Contohnya seperti, tiket bioskop, makanan di restoran, atau
baju adalah normal goods.
Namun, permintaan terhadap suatu barang terkadang
turun saat pendapatan mengalami peningkatan. Seperti
contohnya rumah tangga yang biasanya membeli daging
sapi kualitas B, karena pendapatan rumah tangga mereka
naik, mereka tidak lagi mau mengonsumsi daging sapi
kualitas B. Mereka memilih untuk membeli daging sapi A
yang lebih tinggi kualitasnya. Maka saat terjadi peningkatan
pendapatan di rumah tangga tersebut, jumlah permintaan
atas daging sapi B mengalami penurunan, dan jumlah
permintaan atas daging sapi A mengalami peningkatan.
Barang yang permintaannya cenderung turun saat
pendapatan meningkat dapat disebut sebagai Inferior
Goods.
2.3.3.2 Harga Barang Lain
Dalam menentukan jumlah komoditi yang ingin
dibeli, rumah tangga tidak menutup pandangan mereka
terhadap barang lain. Setiap keputusan yang diambil, pasti
berhubungan dengan barang lain. Maka dari itu, harga dari
barang tersebut dapat mempengaruhi permintaan akan
barang lain. Terutama jika barang itu sama bagusnya atau
sama fungsinya dengan barang yang lain.
Ketika harga suatu barang mengalami peningkatan
dan menyebabkan permintaan terhadap barang lain
meningkat (hubungan positif), maka dapat dikatakan bahwa
barang tersebu adalah barang subtitusi. Sebaliknya,
penurunan harga barang tersebut akan menyebabkan
terjadinya penurunan permintaan dari barang subtitusinya.
Barang subtitusi dapat saling menggantikan satu dan
lainnya.
Terkadang dua barang saling melengkapi satu sama
lain. Contohnya, mobil, tidak dapat berfungsi tanpa adanya
bensin, begitu pula bensin tidak ada gunanya bila dia tidak
digunakan bersama mobil. Kedua barang tersebut
merupakan barang komplimenter. Ketika dua barang saling
melengkapi, penurunan harga salah satunya akan
menyebabkan peningkatan pada permintaan barang yang
lain, begitu pula sebaliknya.
2.3.3.3 Selera dan Preferensi
Pendapatan, kekayaan, dan harga barang lainnya
adalah faktor yang mempengaruhi kombinasi barang dan
jasa yang mampu rumah tangga beli atau konsumsi. Tentu
saja seseorang tidak membeli barang diluar batas
kemampuan finansialnya. Tetapi, apa yang sesorang beli,
tetap berpengaruh pada selera dan preferensi individu itu
sendiri.
2.3.3.4 Ekspektasi
Barang yang seseorang beli hari ini, dipengaruhi oleh
harga barang tersebut dan pendapatannya pada hari itu.
Seseorang juga akan memiliki ekspektasi atas masa
depannya. Mungkin, seseorang akan memiliki ekspektasi
tentang perubahan harga barang tersebut di masa depan. Hal
ini lah yang akan mempengaruhi keputusannya hari ini.

2.3.4 Pergeseran dan pergerakan Kurva Permintaan


Kurva Permintaan menunjukkan hubungan antara Jumlah
permintaan dengan harga dari suatu produk. Kurva permintaan
didapatkan dengan data pendapatan, selera, dan harga lain yang
konstan. Jika pendapatan, selera, dan harga barang lain berubah,
kita harus membuat hubungan yang baru antara harga dan
kuantitas, dalam kata lain terjadi pergeseran kurva permintaan.
Gambar 3. Pergeseran Kurva Permintaan
Penting untuk dapat membedakan pergerakan dan pergeseran
kurva permintaan. Kurva permintaan menunjukkan hubungan
antara harga dan jumlah permintaan dalam suatu periode. Jika
harga berubah, maka jumlah permintaan akan berubah. Hal ini lah
yang menyebabkan pergerakan kurva permintaan.
Perubahan harga barang atau jasa menyebabkan perubahan
jumlah permintaan: Pergerakan Kurva Permintaan
Perubahan pendapatan, preferensi, ayau harga barang lain
menyebabkan perubahan permintaan: Pergeseran kurva permintaan.

2.3.5 Permintaan Rumah Tangga Hingga Permintaan Pasar


Permintaan Pasar adalah total keseluruhan dari jumlah barang
atau jasa yang diminta dalam suatu periode oleh seluruh rumah
tangga dalam pasar barang atau jasa tersebut.

2.4 Penawaran pada Pasar Produk (Supply in Product/Output Market)


Setiap perusahaan dalam menentukan jumlah produksinya pasti akan
mengacu pada berapa banyak keuntungan yang didapatkan. Perusahaan
yang sukses mendapatkan keuntungan karena mereka berhasil menjual
produk mereka dengan harga lebih tinggi daripada biaya produksi. Maka,
keputusan penawaran ditentukan oleh potensi keuntungan. Karna
keuntungan adalah pendapatan dikurangi dengan biaya , maka penawaran
akan pula dipengaruhi oleh pendapatan dan perubahan biaya produksi.
2.4.1 Harga dan Jumlah Penawaran: Hukum Penawaran
Jumlah Penawaran(Qs) adalah jumlah produk yang
ditawarkan perusahaan untuk dijual dengan harga tertentu pada
suatu periode. Tabel penawaran menunjukkan berapa banyak
produk yang akan dijual perusahaan pada alternatif harga tertentu.

Gambar 4. Contoh Tabel dan Kurva Penawaran


Gambar diatas menunjukkan jumlah kedelai yang akan dijual
oleh Clarence Brown dengan variasi harganya. Jika pasar
membayar kurang dari atau sama dengan 1,5 dollar, maka Clarence
tidak akan menawarkan/menjual kedelainya. Tetapi ketika harga di
pasar menjadi 1.75 dollar dan kemudian naik menjadi 2,25 dollar,
jumlah penawarannya pun ikut meningkat menjadi 10.000 dan
20.000 kedelai per tahun.
Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa, peningkatan harga
barang di pasar akan meningkatkan jumlah penawaran. Ada
hubungan positif antara harga dan jumlah penawaran. Hal ini lah
yang disebut dengan hukum penawaran. Peningkatan harga barang
di pasar akan meningkatkan jumlah barang yang ditawarkan, dan
sebaliknya, penurunan harga barang di pasar, akan menurunkan
jumlah barang yang ditawarkan.
Informasi dari tabel penawaran diatas juga dapat
digambarkan kedalam sebuah grafik yang disebut dengan kurva
penawaran. Kurva penawaran akan miring ke atas. Kurva itu pula
yang akan menunjukan hubungan positif antara harga dan jumlah
penawaran.
2.4.2 Penentu Penawaran
2.4.2.1 Biaya Produksi
Untuk menciptakan keuntungan, pendapatan harus
dikurangi dengan biaya produksi. Biaya produksi sendiri
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti teknologi apa yang
digunakan, dan biaya untuk sumber daya lain yang
diperlukan perusahaan untuk menjalankan proses produksi
(tenaga kerja, bahan, dan lain-lain). Kenaikan pada harga
bahan produksi akan meningkatkan biaya produksi dan
menyebabkan turunnya penawaran.
2.4.2.2 Harga Barang Lain
Harga barang lain sangat mempengaruhi perusahaan
untuk mengambil keputusan. Contohnya jika sebuah lahan
dapat digunakan untuk produksi jagung dan kedelai.
Kenaikan harga kedelai akan membuat perusahaan
mengurangi produksi jagung dan fokus memproduksi
kedelai. Jadi, peningkatan haga kedelai mempengaruhi
penawaran atas jagung.

2.4.3 Pergeseran dan Pergerakan Kurva Pernawaran


Kurva Penawaran menunjukkan hubungan antara jumlah
barang yang ditawarkan oleh perusahaan, dengan harga dari barang
tersebut di pasar. Semakin tinggi harga, akan menyebabkan
peningkatan pada jumlah penawarannya. Ketika harga mengalami
peningkatan dan diikuti oleh peningkatan jumlah penawaran,
terjadi pergerakan kurva penawaran.

Gambar 5. Pergeseran Kurva Penawaran


Berbeda dengan pergerakan kurva penawaran, pergeseran
kurva penawaran terjadi saat adanya perubahan faktor lain (selain
harga barang di pasar). Ketika faktor lain yang bukan harga
menyebabkan pergeseran kurva penawaran, dapat dikatakan bahwa
terjadi perubahan penawaran.
Gambar 5 menunjukkan adanya pergeseran kurva
penawaran yang disebabkan oleh adanya pengembangan jenis biji
baru yang tahan terhadap penyakit. Pada harga pasar sebesar 3
dollar, perusahaan akan memproduksi 30.000 kedelai dengan
menggunakan jenis biji lama. Tapi dengan adanya penurunan biaya
produksi dan hasil akhir yang lebih baik dari biji yang baru, maka
perusahaan bisa memproduksi lebih banyak kedelai yaitu sebanyak
40.000 kedelai.
Sama seperti pada permintaan, penting sekali untuk dapat
membedakan pergeseran kurva penawaran dengan pergerakan
kurva permintaan.
Perubahan harga barang di pasar akan menyebabkan
perubahan jumlah barang yang ditawarkan : Pergerakan Kurva
Penawaran
Perubahan pendapatan, preferensi, atau harga barang lain
akan menyebabkan perubahan pada penawaran : Pergeseran Kurva
Penawaran
2.4.4 Penawaran Individu Hingga Penawaran Pasar
Penawaran Pasar adalah total keseluruhan dari suatu barang
yang ditawarkan oleh perushaan atau produsen dalam periode
tertentu.
2.5 Keseimbangan Pasar (Market Equilibrium)
Sejauh ini, kita telah mengidentifikasi beberapa faktor yang
mempengaruhi nilai permintaan rumah tangga dan penawaran perusahaan
di pasar produk. Setelah membedakan keputusan rumah tangga tentang
berapa banyak yang diminta dari jumlah penawaran yang telah ditentukan
perusahaan. Operasinoal pasar juga bergantung pada interaksi antara
supplier dan demander. Pada satu momen, satu dari tiga kondisi ini
menguasai pasar:
 Jumlah permintaan melebihi jumlah penawaran pada satu
harga tertentu. (Excess Demand)
 Jumlah penawaran melebihi jumlah permintaan pada satu
harga tertentu. (Excess Supply)
 Jumlah penawaran sama dengan jumlah permintaan.
(Equilibrium)
2.5.1 Excess Demand (Shortage)
Excess Demand, atau kekurangan, terjadi saat jumlah
permintaan jauh melebihi jumlah penawaran pada satu harga
tertentu. Saat terjadi kekurangan produk dipasar tak teregulasi, ada
kemungkinan harga produk akan meningkat dengan peminat yang
bersaing dengan peminat lainnya untuk mendapatkan produk yang
terbatas itu. Cara dalam penyesuaiannya berbeda, namun hasilnya
akan sama. Contohnya, dalam lelang. Barang akan dijual kepada
penawar dengan harga tertinggi. Ketika melakukan perlelangan,
banyak orang yang menawar dengan harga yang lebih rendah dari
barang yang dilelang. Kekurangannya adalah, kuantitas yang
diminta melebihi kuantitas yang ditawarkan, karena calon pembeli
akan terus menawarkan dengan harga yang tinggi dan lebih tinggi.
Penawaran akan keluar sampai orang yang menawarkan habis
dengan harga yang tertinggi terhadap item yang dilelangkan.
Ketika jumlah yang diminta dan jumlah yang ditawarkan cukup,
maka proses tersebut telah mencapai keseimbangan. Secara grafik, titik.
Equilibrium adalah titik dimana kurva permintaan dan kurva penawaran
berpotongan. Saat harga di pasar naik, kuantitas yang diminta akan turun
dan kuantitas yang ditawarkan naik, sampai tercapainya keseimbangan
dimana kuantitas yang diminta dan ditawarkan itu sama. Proses ini
disebut price rationing.

2.5.2 Excess Supply (Surplus)


2.5.3 Perubahan Ekuilibrium
BAB III

Gambaran Umum Studi Kasus

3.1 “Virus Corona Merebak, Permintaan Masker Meningkat Membuat Harga


Melonjak”

KOMPAS.com - Seiring merebaknya virus corona permintaan masker


bedah mengalami peningkatan. Diberitakan businessinsider, setidaknya tiga
perusahaan farmasi mengalami peningkatan keuntungan karena wabah virus
corona Wuhan. Pada Senin (27/1/2020), saham Inovio Pharmaceuticals,
Moderna Inc., dan Novavax Inc. melonjak karena virus corona yang telah
menyebar hingga ke beberapa negara. Perusahaan farmasi Inovio membukukan
keuntungan sebanyak 40 persen pada Senin (27/1/2020). Sementara,
keuntungan saham sejak 23 Januari 2020 sebanyak 55 persen. Sedangkan,
perusahaan farmasi Novavax Inc. mencatatkan keuntungan sebanyak 19 persen
pada Senin (27/1/2020), dan sejak 23 Januari 2020 keuntungan sahamnya
sebanyak 22 persen. Perusahaan farmasi Moderna Inc. mendapatkan
keuntungan sebanyak 9 persen pada Senin (27/1/2020), dan keuntungan saham
sejak 23 Januari 2020 sebanyak 8 persen. Selain tiga perusahaan farmasi
tersebut, University of Queensland di Australia juga mengerjakan vaksin untuk
virus corona dan menerima dana dari The Coalition for Epidemic Preparedness
Innovations (CEPI).  CEPI adalah lembaga swasta yang meneliti dan
mengembangkan vaksin di Norwegia Seperti diketahui, hingga saat ini belum
ada vaksin atau perawatan khusus untuk virus corona, yang mirip dengan virus
yang menyebabkan sindrom pernapasan akut atau SARS.

"Memakai masker berfungsi untuk membantu mencegah pasien dengan


penyebaran virus, karena menghalangi penyebaran tetesan yang mengandung
virus," kata Satoshi. Menurut dia, mengenakan sarung tangan pun juga tidak
banyak membantu. Lantaran, orang yang memakai sarung tangan dan
menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus seperti ganggang pintu, masih
dapat menyebarkan virus, jika menyentuh mata atau mulut dengan tangan yang
masih mengenakan sarung tangan. "Mencuci tangan dengan sabun, atau
menggunakan alkohol, lebih penting dan didukung oleh bukti ilmiah," ujar
Satoshi. Meskipun telah ada bukti ilmiah ini, namun kepanikan konsumen
menjadi pendorong permintaan masker tetap meningkat. Kebanjiran pesanan
Perusahaan masker Jepang Unicharm mengungkapkan, selain memproduksi
lebih banyak masker di pabrik-pabrik dalam negeri, perusahaan itu juga telah
meminta pemasoknya di China untuk meningkatkan produksi. Sejak kasus
pertama virus coron[a di Jepang terkonfimasi, Unicharm telah dibanjiri pesanan
masker dari toko obat dan pengecer lainnya. Dikabarkan, pesanan perusahaan
sementara naik 10 kali lipat dari tingkat normal dan tetap 3 kali lebih tinggi dari
biasanya sepanjang minggu lalu. Berbagai masker wajah ditawarkan oleh
Unicharm, termasuk masker super nyaman dan masker tiga dimensi, yang
menampilkan super 3D fit.  Perusahaan ini berencana terus meningkatkan
tingkat produksi hingga akhir Januari.

Pabrik masker lain, Kowa, yang berbasis di Nagoya juga menyampaikan


telah meningkatkan produksi di pabriknya. Pesanan masker juga melonjak di
situs e-commerce juga melejit. Tercatat, sejak awal Januari, Hong Kong
menyumbang sekitar 90 persen dari pesanan masker melalui situs ekspor SD.
Jumlah permintaan naik 50 persen pada Januari tahun lalu dan sekitar 20 persen
pada Desember. Penjualan yang biasanya berjumlah puluhan ribu, naik menjadi
jutaan. Harga melonjak Turis China yang berpergian ke Jepang untuk liburan
Tahun Baru Imlek, juga telah membanjiri apotek dan toko serba ada di Jepang
untuk mencari masker bedah berkualitas tinggi. Hal ini mendorong adanya
kenaikan harga. Basis data penjualan Nikkei menghitung angka penjualan di
lebih dari 1.500 gerai ritel di seluruh Jepang, harga rata-rata lima merek masker
terkemuka telah naik 2,43 persen dibandingkan tahun lalu. Harga masker rata-
rata naik 1.98 persen, menjadi 417,1 yen atau sekitar Rp 52.000 pada 13 Januari
2020 dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Banyak konsumen China
membeli masker yang diyakini lebih efektif dalam melindungi terhadap virus,
terutama yang mematuhi standar N95, filter respirator partikel yang ditetapkan
oleh Institut Nasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja AS. Sementara di
Wuhan, China, harga masker mencapai 100 yuan atau sekitar Rp 190.000.
Seperti diungkapkan salah satu anggota Perhimpunan Pelajar Indonesia di
Tiongkok (PPIT).
Sumber : https://amp.kompas.com/tren/read/2020/01/28/200500365/virus-
corona-merebak-permintaan-masker-meningkat-membuat-harga-melonjak

3.2 Onemed Angkat Bicara Soal Kasus Kekurangan Masker Medis di


Indonesia

Sejak coronavirus disease jenis baru (Covid-19) mewabah di seluruh


dunia di awal tahun 2020, Indonesia menjadi salah satu negara terjangkit yang
hingga saat ini mengalami kekurangan masker medis untuk tenaga kesehatan.
Onemed, salah satu perusahaan yang memproduksi alat-alat kesehatan di
Indonesia akhirnya angkat bicara mengenai kasus ini.

Dr Jemmy Hartanto CEO Onemed menjelaskan, sebetulnya Indonesia


dapat memenuhi 100% kebutuhan masker dengan produksi dalam negeri
sebelum pandemi Covid-19 trejadi. Ia mengatakan, jika pun ada alat-alat
kesehatan yang sepenuhnya impor, itu adalah alat kesehatan kategori high-tech,
misalnya ventilator. Hanya saja, lanjutnya, beberapa bahan baku pembuatan
masker sekitar 30% masih diimpor dari luar negeri. Salah satunya adalah
kain melt blown atau lembaran serat yang berguna untuk menyaring dan
menghalangi masuknya bakteri.

Seiring dengan meningkatnya permintaan yang signifikan sejak pandemi


Covid-19, pihak Onemed mengaku kesulitan mengimpor melt blown karena
harga yang melonjak tajam hingga 100 kali lipat. Sedangkan alasan Indonesia
tidak memproduksi bahan melt blown sendiri, dikarenakan minimnya
permintaan dalam negeri sebelum masa covid-19.

“Bahan baku sering kosong (saat pandemi) karena negara lain


mengkomersilkan, seperti di Taiwan, China. Bahkan bahan baku melt
blown naik 100 kali lipat,” kata dr Jemmy dalam program Prospektif
Bisnis di Radio Suara Surabaya, Jumat (24/4/2020).
“Produksi masker sendiri itu sudah lama, seperti di Surabaya juga ada.
Tapi melt blown memang tidak diproduksi sendiri karena demand (permintaan)
tidak ada,”tambahnya. Ia menjelaskan, saat pertama kali pandemi ada di
Indonesia dan pemerintah mengimbau semua orang memakai masker,
permintaan masker medis melonjak tajam. Ini dikarenakan masker medis
diperebutkan oleh masyarakat, baik dari tenaga medis maupun non medis
hingga terjadi kelangkaan.

Namun sejak diperbolehkan masyarakat (non tenaga medis)


menggunakan masker kain, sejak saat itu Onemed merasa sangat terbantu.
Karena pihaknya dapat lebih banyak memenuhi kebutuhan masker khusus bagi
tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan penanganan pasien Covid-19.

“Ini sudah agak mendingan, supply lumayan. Tapi kalau sampai saat ini,


masker rumah sakit masih kurang karena berebut bahan baku. Kalau sebelum
Covid-19, sehari (kebutuhan) masker satu juta, sekarang kami cuma memenuhi
seperempat sampai sepertiganya permintaan yang naik signifikan,” ujarnya.

Namun ia menjamin, masker medis dapat menyaring droplet hingga


hampir 100 persen karena telah diuji Bacterial Filtration Efficiency (BF3).
Untuk itu, masker medis hanya diprioritaskan bagi tenaga kesehatan di tengah
kelangkaan.

Menanggapi kabar masker N95 yang dapat dicuci dan digunakan berkali-
kali, dr Jimmy mengatakan masker N95 dapat digunakan kembali setelah
melalui proses sterilisasi sesuai standar prosedur yang ada.

“Amerika merilis bahwa boleh masker N95 disterilisasi ulang dengan


cara sensasi plasma dengan temeperatur 50 derajat celcius selama tiga jam.
Keputusan itu dibuat karena saking langkanya masker,” kata dr Jimmy. Namun,
ia lebih menyarankan masyarakat untuk menggunakan masker kain yang dapat
dicuci. Terlebih, masker kain juga mudah disetrika. Sehingga dengan suhu
panas yang cukup, bakteri dapat hilang dan masker dapat digunakan kembali.
(tin/rst).
Sumber :
https://www.google.co.id/amp/s/www.suarasurabaya.net/kelanakota/2020/onem
ed-angkat-bicara-soal-kasus-kekurangan-masker-medis-di-indonesia/%3famp

3.3.1 Virus Corona dan Fenomena Lonjakan Harga Masker

Jakarta - Penyebaran Virus Corona yang berasal dari Wuhan, Tiongkok


semakin marak belakangan ini. Hal ini menimbulkan ketakutan masyarakat
termasuk di Indonesia. Meski, masih belum terdeteksi adanya Virus Corona di
Indonesia. Berbagai cara pencegahan telah dilakukan oleh masyarakat, salah
satunya dengan menggunakan masker. Sehingga menyebabkan masyarakat
akhirnya berlomba-lomba membeli masker. Hal ini mengakibatkan terjadinya
pelonjakan harga masker secara ekstrem di mana-mana.

YLKI bahkan meminta Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan


kepolisian untuk bertindak karena menganggap telah terjadi price
fixing (penetapan harga) oleh pelaku usaha. Namun apakah benar telah
terjadi price fixing? Atau, memang terjadi pelonjakan permintaan yang begitu
besar sehingga harga ikut melonjak (market shortage)?

Pasal 5 Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 menentukan pelaku usaha


dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lainnya untuk menetapkan
harga (price fixing). Ada satu unsur utama yang membuktikan terjadinya price
fixing, yaitu perjanjian. Para penjual masker baik dalam
lapak online maupun offline tampak secara bersama-sama melonjakkan harga
masker. Di beberapa daerah terjadi pelonjakan mulai dari lima hingga sepuluh
kali lipat dari harga asal.

Di Blitar, masker bermerek OneMed yang biasanya dijual seharga Rp


5.000 per pak meningkat menjadi Rp 25.000 per pak. Pun demikian di Jakarta
Utara, masker merek Sensi yang biasanya dijual Rp 18.000 per kotak meningkat
hingga Rp 200.000 per kotaknya. Salah satu lapak online bahkan menjual
masker jenis N95 seharga Rp 3.000.000 untuk sepuluh paknya. Padahal
sebelumnya masker N95dijual hanya sekitar Rp 20.000 saja.
Price fixing bisa saja terjadi di antara produsen masker yang menguasai
keseluruhan pasar di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari hampir keseluruhan
daerah di Indonesia yang mengalami kenaikan harga masker ini. Tetapi hal itu
tidak serta merta membuktikan telah terjadi price fixing di antara mereka. Wajib
dilihat apakah di antara mereka memang terdapat perjanjian price
fixing. Pembuktian ini menjadi kewajiban dari Komisi Pengawas Persaingan
Usaha (KPPU).

Di sisi lain, terdapat kemungkinan telah terjadi market shortage. Market


shortage akan terjadi ketika permintaan barang tidak seimbang dengan
ketersediaan barang sehingga harga barang meningkat. Terjadi kelangkaan stok
masker di berbagai daerah disebabkan permintaan yang begitu tinggi. Sehingga
terjadilah pelonjakan harga masker yang ekstrem.

Terdapat beberapa cara untuk menghindari Virus Corona ini. Masyarakat


harus sering mencuci tangan dengan sabun dan menghindari kontak dengan
orang sakit dan hewan liar. Ditambah, masyarakat wajib untuk mencegah
penularan Virus Corona dengan menggunakan masker. Penggunaan masker
dinilai sangat efektif karena terdapat teknologi pada masker yang mencegah
virus masuk ke tubuh.

Terdapat dua macam masker, yaitu masker bedah dan masker N95.
Kedua jenis masker tersebut sama-sama dapat mencegah penyebaran bakteri
dan virus. Oleh karenanya, penggunaan masker tersebut memang sangat
diperlukan oleh masyarakat. Pelonjakan harga masker memberikan dampak
yang cukup besar. Di tengah-tengah ketakutan akan tertular Virus Corona,
masyarakat kesulitan untuk melakukan pencegahan. Terutama bagi kalangan
masyarakat tidak mampu yang untuk membeli makan saja mereka kesulitan.
Belum lagi jika mereka tertular Virus Corona, apakah mereka mampu
membiayai pengobatannya.

Pemerintah harus bertindak cepat dan menetapkan kebijakan-kebijakan


untuk mencegah penularan Virus Corona. Salah satunya adalah kebijakan untuk
menurunkan kembali harga masker. Pemerintah bisa menetapkan batas harga
atas atau membatasi harga eceran yang direkomendasikan untuk masker.
Ditambah lagi pemerintah juga harus memberikan bantuan masker kepada
masyarakat yang kurang mampu.

Para pelaku usaha atau produsen juga perlu bertindak dengan dasar rasa
kemanusiaan. Mereka harus meningkatkan dan memaksimalkan jumlah
produksi masker tanpa menaikkan harga. Karena jika tanpa rasa kemanusiaan,
produsen dengan mudahnya dapat meningkatkan harga karena permintaan yang
sangat tinggi tersebut. Pun demikian dengan para distributor dan penjual jangan
hanya memikirkan keuntungan semata.

KPPU wajib bertindak menginvestigasi kemungkinan adanya


perjanjian price fixing. Jika terbukti terjadi price fixing, KPPU wajib
menghukum para pelaku usaha tersebut dan membatalkan perjanjian price
fixing di antara pelaku usaha tersebut. Dengan ini, harga masker akan
berangsur-angsur normal kembali dan masyarakat Indonesia akan tercegah dari
penularan Virus Corona.

Sumber : https://news.detik.com/kolom/d-4894423/virus-corona-dan-fenomena-
lonjakan-harga-masker

3.4 Jualan Dessert Box Laris Manis di Tengah Pandemi Covid-19


JAKARTA - Pandemi virus corona membuat usaha makanan
semakin moncer. Apalagi ketika ada kebijakan pembatasan sosial berskala
besar (PSBB) yang membuat masyarakat harus berdiam diri di rumah
untuk mencegah penyebaran virus corona. Hal tersebut juga dirasakan oleh
Hestria Maulindira sebagai Owner dari Bigcheese.id. Wanita 27 tahun itu
mengaku permintaan pada produk jualannya mengalami peningkatan saat
pandemi virus corona. Bahkan menurutnya, hingga saat ini permintaan
pada dessert box maupun cheese cup grafiknya masih terus meningkat.
Menurutnya, hal tersebut dikarenakan adanya kebijakan bekerja dari
rumah atau Work From Home (WFH).
"Bukannya bersyukur, tapi karena WFH, orang-orang dibatasi pergi
kemana-mana. Akhirnya naik banget tuh cheese cupnya. Karena orang
malas beli jajan, akhirnya ordernya online-online gitu," ujarnya saat
dihubungi Okezone, Kamis (27/8/2020).
Banyaknya permintaan khususnya terjadi pada produk dessert box.
Meskipun baru dilaunching saat virus corona pertama kali masuk
Indonesia, namun tren penjualannya terus naik.
"Sebenarnya waktu aku launching dessert box bertepatan saat covid
baru banget masuk sekitar Maret. Aku sudah planning cuma waktu
launching-nya saja yang berdekatan dengan covid itu kan," jelasnya.
Sebagai gambaran lanjut Hestria, pada awal-awal membuka usaha
untul penjualan cheese cup penjualan hanya 10 cup saja. Sedangkan harga
jual satu cupnya rata-rata sekitar Rp15000 saja.
Lalu semenjak adanya pandemi penjualan sedikit mengalami
kenaikan. Ditambah lagi, dirinya juga mengeluarkan produk baru yakni
dessert box yang semakin mendongkrak penjualan.
"Kalau aku hitung saat sepi banget waktu sebelum ada dessert box,
kalau dessert box saja dari awal launching Alhamdulillah masih naik
grafiknya. Cuma waktu belum ada dessert box, itu dalam seminggu cuma
bisa 10 cup saja," jelasnya.

Sumber :
https://economy.okezone.com/read/2020/08/28/455/2268953/jualan-
dessert-box-laris-manis-di-tengah-pandemi-covid-19

3.5 Peluang Manis dari Bisnis Camilan Kue Kotakan

Minggu, 15 Desember 2019 08:10

WARTA KOTA, PALMERAH---- Salah satu camilan yang disukai banyak


kalangan adalah kue brownis aneka rasa. Mulai dari rasa cokelat, keju, vanila,
dan lainnya. Apalagi camilan ini kini punya harga lebih murah karena diberi
wadah kotak mungil yang biasa disebut dessert box. Tak heran, permintaan
terhadap brownies kotakan ini terus tumbuh. Begitu pula para pembuat kue
tersebut, salah satunya Febrianti Fathruroko yang mulai menggeluti dessert box
berlabel Dapur Alya sejak Maret 2018.

Perempuan yang memang punya hobi membuat kue ini tertarik bergelut
dibisnis dessert box setelah melihat permintaan kue tersebut tergolong
menjanjikan. Biasanya dessert box ini juga berfungsi sebagai makanan penutup
selain camilan .Di atas brownies biasanya dilapisi krim aneka rasa. Pertama coba-
coba membuat dan dijual ke teman dan suka. Akhirnya saya jual via online.
Alhamdullihah, responnya bagus," katanya kepada Kontan. Melihat respon yang
positif, Febrianti mulai menambah varian menu. Ada brownis panggang, bolu
jadul dan kukis.
Rasanya ada milk bath, triple choco, oreo cheese, choco cheese, choco lava,
serta tambahan regal dengan banderol harga Rp 29.000 per kotak. Selain
menjajakan via online terutama Instagram, Dapur Alya juga sudah membuka
penawaran di pesan makanan milik perusahaan transportasi online. Hasilnya,
saban bulan rata-rata Dapur Alya bisa mendapatkan sekitar 400 pesanan. Dengan
hasil tersebut, omzet yang ia raup berkisar Rp 15 juta per bulan. Dan biasanya,
menjelang hari raya, seperti akhir tahun ini, permintaan bertambah banyak.
Tahun depan, ia optimistis bisa mendongkrak penjualan lebih banyak lagi yakni
naik dua kali lipat dari saat ini. Dan resepnya sederhana saja, tetap konsisten
memakai bahan baku premium.

Pemain lainnya yang juga merasakan manisnya bisnis dessert box adalah Nia
Dwi Anjani, pemilik Luve Cake dari Jakarta Timur. Sama seperti Febrianti,
perempuan ini juga selalu memakai bahan baku premium untuk membuat dessert
box. Adapun harga yang ia patok sedikit lebih mahal dari Dapur Alya yakni Rp
38.000 per kotak. Ada ragam menu yang tersedia di Luve Cake. Mulai dari melty
chocolate, melty cheese, stroberi, tiramisu dan green tea dengan lapisan cake di
dalamnya. Lantaran hanya memakai bahan-bahan alami tanpa pengawet atau
pemanis buatan, maka masa kadaluarsa kue kotakan ini menjadi terbatas. Kalau
di luar ruangan cuma 48 jam saja, dan jika disimpan di lemari pendingin bisa
tahan sampai lima hari.

Sayang, Nia tidak merinci omzet yang didapat dari bisnis dessert box
tersebut. Untuk memperluas pasar, dirinya membuka kesempatan menjadi reseller
Luve Cake bagi yang berminat. Ia akan memberi harga khusus bagi penjual.
"Reseller kami ada di Jabodetabek dan ini memudahkan konsumen untuk
memesan dessert box," katanya.

Sumber : https://wartakota.tribunnews.com/2019/12/15/peluang-manis-
dari-bisnis-camilan-kue-kotakan?page=all

3.6 Dessert Box Usaha Online yang Menguntungkan


Dessert box yang sedang hits pada beberapa tahun terakhir membuat
banyak orang ingin memulai usaha barunya. Dessert box sendiri
merupakan makanan penutup berupa kue yang disimpan dalam kotak
makanan membuat pecinta makanan manis dapat menikmati langsung
tanpa harus meletakan ke atas piring. Selama masa pandemi Covid-19
banyak bermunculan penjual dessert box baru, hal ini membuat para
penjual dessert box terlebih dahulu memiliki peningkatan daya saing.
Salah satu usaha penjual dessert box yang terkenal di daerah Serpong,
Tangerang yaitu, Sweetdelish by Med yang sudah berdiri sejak kurang
lebih 2 tahun. Usaha ini dibuat oleh Medita Aisyah Putri seorang
mahasiswi yang gemar memasak dan berkreasi. Pertama kali menjual
hanya menawarkan ke orang lain secara langsung dan sempat mengalami
kegagalan dalam bersaing. Tetapi ia tidak menyerah untuk terus
berinovasi, sampai akhirnya banyak konsumen yang menyukai dessert
boxnya. Awal mula memberanikan diri mempromosikan jualannya melalui
akun instagram pribadi dan dibantu dengan teman-teman dekatnya.
Seiring berjalannya waktu dessert boxnya mulai dikenal luas banyak
orang, ia pun sempat mendapatkan pesanan dessert boxnya sebagai
hidangan dalam acara. Menu dessert box yang ditawarkan ada 11 menu
terdiri dari 3 ukuran. Menu dessert boxnya berbahan pudding, bolu atau
kue yang berisi topping lainnya, serta dibalut dengan cream cheese khas
Sweetdelish by Med. Menu favoritnya adalah Dark choco moist dan
Crunchymaltine. Rasa dessert box yang seimbang membuat konsumen
tidak terlalu merasa kemanisan dan dapat merasakan kenikmatan tiap
layernya.
Harga yang dibandrol mulai dari Rp 12,000 – Rp 40,000. Sweetdelish
dapat dipesan online melalui akun Instagram @sweetdelish_bymed atau
melalui applikasi Grabfood dan Gofood. Ia juga menawarkan paket ulang
tahun, promosi selama satu bulan sekali, giveaway dan lainnya.
Mempertahankan konsistensi penjualan dan meningkatkan kualitas
membuat sweetdelish mampu bersaing ketat dengan pengusaha dessert
box yang lebih dikenal sebelumnya hingga ia terus dikenal banyak orang.
Walaupun banyak para pengusaha dessert box baru bermunculan selama
pandemi, bukan menjadi hambatan bagi dirinya sendiri. Medita pun turut
senang dengan kehadiran para pelaku usaha baru demi mempertahankan
perekonomian selama pandemi ini. Dirinya terdorong untuk meningkatkan
menu baru serta konten penjualannya setiap hari.
Ketika gagal teruslah berusaha dan lihat awal perjuangan membangun
usaha hingga memiliki awal cerita penjualan walaupun dengan hasil
sedikit. Cukup melihat perjuangan awal cerita sesaat untuk meningkatkan
semangat berjuang baru. Serta dorongan dari sahabat dan kerabat
sekeliling. Hal ini mampu memotivasi dalam bertahan dengan usaha.
Melihat masa lalu memang menyakitkan, kesakitan itu membuat kita
semakin memahami akan kualitas diri atau usaha dengan mencari cara
jalan keluar untuk meningkatkan produk. Kegagalan harus dirasakan
sebagai penilaian perjuangan pelaku usaha sendiri dalam berjualan.
Sebanyak apapun pesaing yang ada kita harus beradaptasi dengan keadaan
baru, meningkatkan kreativitas, daya tarik menawarkan produk dan
bersikap jujur dengan kualitas yang ditawarkan. Dengan begitu membuat
konsumen dapat percaya dan menikmati produk kita sendiri setiap harinya.

Sumber : https://student-activity.binus.ac.id/b-preneur/2020/07/dessert-
box-usaha-online-yang-menguntungkan/

Anda mungkin juga menyukai