Pengertian Ekonomi
Kata ekonomi pada awalnya berasal dari bahasa Yunani, “oikos” berarti
rumah tangga dan “nomos” aturan. Pengertian ekonomi tidak jauh dari
bagaimana upaya seseorang dalam menjalani kegiatan yang bertujuan terhadap
kemakmuran. Berikut ini beberapa pendapat para ahli tentang definisi-definisi
ekonomi :
Menurt Paul A Samuelson, “Ilmu ekonomi merupakan ilmu pilihan, ilmu ini
mempelajari bagaimana orang memilih menggunakan sumber produksi yang
langka atau terbatas untuk memproduksi berbagai komoditi dan menyalurkan
nya ke berbagai anggota mayarakat untuk segera di konum.”
Menurut Adam smith, “Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia dalam usahanya untuk mengalokasikan sumber-sumber daya yang
terbatas guna mencapai tujuan tertentu.”
Ilmu ekonomi memiliki ruang lingkup mikro dan makro sehingga mudah untuk
dipelajari. Keduanya memberikan batasan dan asumsi yang jelas.
Prinsip Ekonomi
adalah sebuah sistem pengorbanan yang dilakukan oleh suatu pihak yang
cenderung diminimalisir sebisa mungkin namun dengan tujuan untuk
mendapatkan hasil yang lebih besar dari pengorbanan itu.
B. Masalah-masalah Ekonomi
Teori-teori mulai muncul untuk mencoba mengidentifikasi masalah ekonomi
apakah yang sebenarnya yang dihadapi manusia di muka bumi ini.
Secara umum ada dua buah teori umum yang mencoba untuk menjelaskan
permasalahan yang ada dalam ekonomi, yaitu pokok masalah ekonomi secara
klasik dan modern.
1. Pokok Masalah Ekonomi Klasik
Adam smith, David Ricardo, dan Jhon Stuart Mill yang mendominasi
pemikiran ekonomi sampai tahun 1870-an. Teori ekonomi klasik melihat
pentingnya masalah ekonomi sebagai kesatuan dari proses produksi,
distribusi, dan konsumsi untuk kesejahteraan (kemakmuran), dalam hal ini
amat menekankan kekuatan pasar sehingga menolak campur tangan
pemerintah dalam kegiatan ekonomi.
Masalah ekonomi klasik dilihat dari segi produksi, distibusi, dan konsumsi
a. Masalah Produksi
“Bagaimana memproduksi semua benda (barang dan jasa) yang
dibutuhkan masyarakat banyak
b. Masalah distribusi
“Bagamana supaya benda-benda pemuas kebutuhan bisa sampai ke
tangan konsumen yang membutuhkannya”.
c. Masalah Konsumsi
“Bagaimana Barang yang diproduksi haruslah barang yang tepat, yaitu
barang yang memang dibutuhkan, diinginkan, dan mampu dibeli oleh
konsumen”
2. Pokok Masalah Ekonomi Modern
Pokok permasalahan ekonomi modern terangkum dalam dua kata kunci,
kelangkaan dan pilihan.
Yang pertama menjadi penyebab yang kedua sehingga muncul empat
pertanyaan mendasar tentang what, how, who, dan for whom tersebut.
Kita dapat mendefinisikan empat maslaah fundamental perekonomian yang
dihadapi setiap masyarakat di era modern.
a. Apa (What)
Barang dan jasa apa saja yang akan diproduksi dan dalam jumlah
berapa, harus ditentukan.
b. Bagaimana (How)
Dengan cara bagamana proses produksi akan dilakukan?
Maksudnya adalah siapa yang akan melaksanakan, menggunakan
sumber daya apa saja, dengan teknologi apa barang-barang tersebut
dihasilkan, dan seberapa besar skala produksinya.
c. Siapa pelaku Produksi (Who)
Pihak yang bisa melakukan produksi seperti, pemerintah, swasta, atau
koperasi. Inilah salah satu modernisasi, yaitu spesialisasi. Pertimbangan
mengenai pelaku produksi merupakan hal yang penting karena setiap
pihak memiliki kelebihan untuk memproduksi lebih baik.
d. Untuk siapa (For Whom)
Untuk siapa (for whom) barang di produksi apakah untuk segmen pasar
tertentu, atau masyarakat umum.
Kebutuhan Manusia
Adalah keinginan manusia terhadap benda atau jasa yang dapat memberikan
kepuasan jasmani maupun kebutuhan rohani.
Misalnya rasa aman, ingin dihargai, atau dihormati
Macam-macam Kebutuhan
a. Kebutuhan menurut tingkat intensitasnya
1) Kebutuhan primer
Contoh : makan, minum, dan berpakaian.
2) Kebutuhan sekunder
3) Kebutuhan tersier atau kebutuhan kemewahan
Contoh : berlian, mobil mewah, dan rumah megah.
b. Kebutuhan menurut sifatnya
1) Kebutuhan jasmani
Misal : makanan, minuman, pakaian, dan olahraga.
2) Kebutuhan rohani
Misal : rekreasi, mendengarkan musik, dan ibadah.
c. Kebutuhan menurut subjeknya
1) Kebutuhan individu.
Misalnya petani membutuhkan cangkul, siswa membutuhkan buku tulis
dan pensil.
2) Kebutuhan kelompok atau kolektif
Misalnya jalan, rumah sakit, dan tempat rekreasi.
d. Kebutuhan menurut waktu
1) Kebutuhan sekarang
Misalnya obat bagi orang sakit, makan bagi orang lapar.
2) Kebutuhan yang akan datang
Misalnya orang tua menabung untuk persiapan sekolah anaknya dan
asuransi.
2. Biaya kuliah di perguruan tinggi. Jika kamu telah lulus SMA atau MA dan
memutuskan untuk kuliah di perguruan tinggi, kamu mungkin menghitung biaya
kuliah (antara lain uang semester, uang kos, buku pelajaran, uang praktikum,
dan uang pembangunan) berjumlah total Rp. 1o.000.000,00 setahun. Apakah
jumlah tersebut adalah biaya peluang untuk kuliah di perguruan tinggi selama
setahun? Bukan! Kamu juga harus menghitung biaya peluang waktu yang
dihabiskan karena kuliah. Jika setelah lulus SMA atau MA kamu tidak memilih
kuliah, melainkan bekerja di sebuah pabrik, selama setahun kamu bisa
mendapatkan gaji total Rp. 13.000.000,00. Dengan demikian, jika kita
menambahkan biaya yang benar-benar dikeluarkan untuk kuliah dan pendapatan
yang terpaksa kita korbankan karena tidak bekerja, kita akan mendapatkan biaya
peluang kuliah sebesarRp.23.000.000,00(Rp.10.000.000,00+Rp.13.000.000,00).
Jika Andini tidak kuliah, ia dapat bekerja pada industry yang ada di kotanya
dengan gaji Rp4.500.000,00 per bulan.
Berdasarkan keterangan tersebut, hitunglah seluruh biaya untuk kuliah di S1 dan
biaya peluang yang diperlukan untuk kuliah tersebut.
Jawaban :
Uang sumbangan masuk Rp 15.000.000,00
Biaya pendidikan tiap semester Rp 60.000.000,00
Sumbangan untuk perpustakaan Rp 12.000.000,00
Biaya makan dan uang asrama Rp 120.000.000,00
Biaya pembelian buku-buku Rp 25.000.000,00
Biaya-biaya lain Rp 18.000.000,00+
Biaya eksplisit Rp 250.000.000,00
Gaji yang didapat Andini jika tidak kuliah (biaya implisit) Rp216.000.000,00+
Seluruh biaya untuk kuliah di S1 Rp 466.000.000,00
Biaya peluang kuliah S1 Rp 216.000.000,00, yaitu gaji yang tidak jadi didapat
karena Andini kuliah.