Anda di halaman 1dari 3

Tugas Bahasa Indonesia

Pemakaian huruf miring

1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam
tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Contoh:

 Amel sudah membaca buku Matahari karangan Tere Liye.


 Arikunto, Syharsini, 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Paraktik. Yogyakarta : Rineka Cipta.
 Berita itu baru saja muncul dalam majalah Wanita Hebat.

2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata
dalam kalimat.
Contoh:

 Dia tidak memukul, tetapi dipukul.


 Huruf terakhir kata ayam adalah m.
 Buatlah suatu kalimat menggunakan ungkapan buah tangan.

3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing.
Contoh:

 Nama ilmiah zebra gunung yaitu Equus zebra.


 Bratwurst adalah makanan khas Jerman yang dimasak dengan cara dipanggang.
 Drive thru sangat diminati oleh banyak kalangan pada situasi pandemi seperti ini.

Penulisan kata

1. Kata dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh:

 Ibu sangat mengharapkan keberhasilanmu. 


 Kantor pajak penuh sesak. 
 Dia bertemu dengan kawannya di kantor pos

2. Kata berimbuhan

a. Imbuhan ( awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran ) ditulis serangkai dengan bentuk
dasarnya.
Contoh:

 Digunakan
 Bermain
 Pelukis

b. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.


Contoh:

 biokimia
 mancanegara
 pascasarjana

c. Bentuk ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Contoh:

 anak-anak
 bermain-main
 kura-kura
d. Gabungan kata

1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus ditulis terpisah.
Contoh:

 duta besar
 cendera wata
 segi empat

2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan membubuhkan tanda kurung (-) di
antara unsur-unsurnya.
Contoh:

 Buku seni-baru
 Ayah ibu-mereka
 Anak istri-paman

3. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan atau akhiran.
Contoh:

 Bekerja sama
 Bergotong royong
 Bermain ria

4. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.
Contoh:

 Menandatangani
 Keanekaragaman
 Dibebastugaskan

5. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.


Contoh: belasungkawa

 Barangkali
 Bilamana
 Beasiswa

Penulisan angka dan lambang bilangan

Angka Arab dan angka Romawi lazim dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor
Contoh: Angka Arab 1, 2, 3,...
Angka Romawi I,II,III,..

1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf , kecuali jika dipakai
ecara berurutan seperti dalam.perincian.
Contoh: Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.

 Maya memukul bola sebanyak dua kali.


 Rani sudah mengelilingi lapangan tersebut sebanyak tiga putaran.
 Ibu sudah memeriksa dokumen yang sama sebanyak lima kali.

2. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.


Contoh;

 Dua pemuda di sana sedang berkelahi hebat.


 Lima puluh pekerja yang sedang menunggu di pintu masuk.
 Empat belas mahasiswa sedang mengerjakan tugas di taman.

3. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya lebih mudah dibaca.
Contoh: Dia mendapat bantuan 250 juta rupiah.

 Maya menjual mobil seharga 340 juta rupiah.


 Ibu memesan 10 ribu bunga mawar segar untuk acara pernikahan sepupunya.
 Sunardi menjadi terkenal dikarenakan dia memiliki 10 ribu hektare kebun salak.
4. Angka dipakai untuk menyatakan a) ukuran panjang, berat, luas, isi, dan waktu. b) nilai uang
Contoh:

 0,5 meter
 6 hektare
 20 kilogram

5. Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah, apartemen, atau kamar.
Contoh:

 Jalan Suluk Mutiara No.34


 Gedung Serba Guna, Lantai III, Ruang 245
 Hotel Sabty Garden, Kamar 90

6. Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.
Contoh:

 Surah Al-Baqarah: 25
 Surah Al-Ikhlas: 3
 Bab V, Bagian 2, halaman 400

7. Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.


Contoh:

 Tiga belas (13)


 Enam ribu (6.000)
 Tiga persen (3%)

8. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.


Contoh:

 Abad ke-19
 Tahun ke-45
 Perang Dunia ke-1

9. Penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan dengan cara berikut.
Contoh:

 Uang 10.000-an (uang sepuluh ribuan)


 Tahun 1940-an (tahun seribu sembilan ratus empat puluhan)
 Sepuluh lembar uang 100.000-an (sepuluh lembar uang seratusan)

10. Penulisan bilangan dengan angka atau huruf sekaligus dilakukan dalam peraturan perundang-undangan ,akta,
dan kuitansi.
Contoh:

 Denda sebanyak Rp400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah)


 Pidana kurungan paling lama 5 (lima) tahun
 Telah diterima uang sebanyak Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah) untuk pembayaran satu unit laptop.

11. Penulisan bilang yang dilambangkan dengan angka dan diikuti huruf dilakukan seperti berikut.
Contoh:

 Berikut ini adalah bukti pembelian tas seharga Rp6.000.000,00 (enam juta rupiah) yang dilampirkan pada
dokumen tersebut.
 Saya terima sebuah barang antik seharga Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah) dari
seorang kerabat dekat.
 Maya menjual sepatu kulit asli dengan harga Rp500.000.000,00 (lima ratus jutah rupiah) kepada Ani.

12. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf.
Contoh:

 Salatiga
 Simpangenam
 Simpangempat

Anda mungkin juga menyukai