Anda di halaman 1dari 18

IDENTIFIKASI LIMA TAHUN PASCA PENGUKUHAN BATIK OLEH UNESCO

TERHADAP PERKEMBANGAN IKM BATIK DI KOTA PEKALONGAN

(Studi Kasus di kampung Batik kauman dan Kampung Batik Pesindon)

Wenti Ayu Sunarjoˡ›, Mutadin²›, Maghfirohᶾ›

ˡ› Dosen Fakultas Batik, Program Studi DIII TeknologiBatik Universitas Pekalongan

ABSTRACT

This research entitle “Identification of Post-Inauguration Five years Batik by UNESCO Against IKM
Developments in Pekalongan Batik City” has the aim to testing corelation among variables to reality faced are
the poor track record or clear documentation related economic development in Village Batik Kauman and
Tourism Village Batik Pesindon post-inaugural Batik Indonesia by UNESCO. This research includes the
quantitative descriptive research that use the descriptive statistic analysis method.
The population is all of ceaftman at village batik kauman and tourism village batik pesindon,
Pekalongan city. The number of samples was determined by the method of interview on some IKM contained in
the research object, especially IKM who take charge of the village community kauman batik and batik pesindon
tourist village.
The result of this research show thah that have affected the development of SMEs batik in Pekalongan
city, especially in villages kauman batik and batik pesindon tourist village there are three variables, namely, the
number of SMEs, the amount of labor and production capacity. Where these three things are very influential on
the turnover obtained.

Keywords : five years after the inauguration of batik by UNESCO, the development of batik IKM

PENDAHULUAN Departemen Perindustrian dan


Perdagangan serta Departemen Koperasi
Usaha Kecil Menengah (UKM)
dan Usaha Kecil (UK). Namun demikian,
merupakan salah satu bagian penting dari
usaha pengembangan yang telah
perekonomian suatu negara maupun
dilaksanakan masih belum memberikan
daerah, begitu juga dengan negara
hasil yang maksimal, karena pada
Indonesia. UKM ini sangat memiliki
hakekatnya kemajuan UKM sangat kecil
peranan penciptaan lapangan kerja baru
dibandingkan dengan kemajuan yang
dan melalui UKM juga banyak tercipta
sudah dicapai usaha besar dalam
unit – unit penting dalam laju
menghadapi persaingan usaha yang
perekonomian negara, salah satunya
semakin ketat. Semakin terbukanya pasar
adalah penciptaan unit kerja baru yang
di dalam negeri, merupakan ancaman bagi
dapat mendukung pendapatan rumah
UKM dengan banyaknya barang dan jasa
tangga. Selain itu UKM juga memiliki
yang masuk dari luar akibat dampak
fleksibilitas yang tinggi jika dibandingkan
perdagangan bebas dan globalisasi. Oleh
dengan usaha yang berkapasitas lebih
karena itu, pembinaan dan pengembangan
besar, sehingga dapat menyesuaikan
UKM saat ini di harapkan akan lebih
keadaan pasar.
strategis untuk mengangkat perekonomian
Peran usaha kecil tersebut menjadi rakyat, sehingga kemandirian UKM
bagian yang diutamakan dalam setiap diharapkan dapat tercapai dimasa
perencanaan tahapan pembangunan yang mendatang. Dengan berkembangnya
dikelola oleh dua departemen, yaitu ekonomi rakyat diharapkan akan
meningkatkan pendapatan mayarakat, (UKM). Salah satu daerah yang sangat
membuka kesempatan kerja, dan merasakan dampak pasca pengukuhan
memakmurkan masyarakat secara Batik Indonesia adalah Kota Pekalongan.
keseluruhan. Eksistensi Kota Pekalongan sebagai
Kemajuan UKM di Indonesia kota batik di Indonesia menjadi sangat
terutama UKM dalam bidang batik sangat terlihat pasca penetapan Hari batik
diharapkan pasca Presiden Susilo Nasional, dimana para perajin batik
Bambang Yudhoyono menerbitkan berlomba-lomba menciptakan dan
Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009 mengenalkan produknya baik lokal,
tentang Hari Batik Nasional. Selain itu, nasional hingga ke mancanegara.
Educational, Scientific, and Cultural Pengukuhan UNESCO dan penetapan hari
Organisation (UNESCO), sebuah badan Batik di Indonesia mampu memicu
PBB yang bergerak dalam bidang Pemerintah Kota Pekalongan untuk
pendidikan dan kebudayaan menetapkan mengeluarkan slogan sebagai penguat
batik dunia sebagai Warisan Kemanusiaan Pekalongan adalah Kota Batik yaitu
untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi dengan Pekalongan isThe World’s City Of
(Masterpieces of the Oral and Intangible Batik pada tahun 2010. Beberapa daerah di
Heritage of Humanity) milik Kota Pekalongan yang menunjukkan
Indonesiapada Jumat, 2 Oktober 2009. peningkatan produktivitas dalam bidang
batik pasca pengukuhan Batik Indonesia
adalah Kampung Batik Kauman dan
Kampung Wisata Batik Pesindon.
Kampung Batik Kauman dan
Kampung Wisata Batik Pesindon
merupakan sentra kerajinan batik di
Pekalongan yang diharapkan menjadi icon
Kota Pekalongan sebagi Kota Batik.
Gambar 1.1. Penetapan Secara sosial, budaya dan ekonomi
UNESCO kemasyarakatan, kedua lokasi tersebut,
Sumber: http://www.thepresidentpost.com terutama Kelurahan Kauman, memang
Kelurahan di Pekalongan yang memiliki
Penerbitan Kepres Nomor 33 banyak pengusaha dan perajin batik yang
Tahun 2009 sebagai usaha pemerintah terkenal baik nasional maupun
meningkatkan citra positif dan martabat internasional. Kehadiran wisatawan lokal
bangsa Indonesia di forum internasional. dan asing di Kelurahan Kauman dan
Penetapan hari Batik Nasional juga dalam Pesindon sudah sejak lama mewarnai
rangka meningkatkan kesadaran, keseharian kelurahan tersebut. Keberadaan
menumbuhkan kebanggaan dan kecintaan Kelurahan Kauman di tengah – tengah
masyarakat terhadap kebudayaan Indonesia Kota Pekalongan strategis dari akses pusat
dan sebagai upaya perlindungan dan ekonomi (pasar), perhotelan dan kantor
pengembangan Batik Indonesia. Hal pemerintahan kota juga merupakan salah
tersebut juga berdampak pada eksistensi satu faktor pendukung kemajuan
UKM batik di Indonesia karena sebagian Kelurahan Kauman dalam bidang batik.
besar batik diproduksi oleh industri kecil, Keunggulan Kampung Batik
sehingga dengan makin sering masyarakat Kauman juga semakin nampak karena
memakai batik sama artinya dengan Kampung Kauman diduga merupakan
menghidupkan usaha kecil menengah kampung pertama yang ada di Kota
Pekalongan mengingat di Kampung Akan tetapi, belum ada rekaman
Kauman banyak ditemukan rumah-rumah atau dokumentasi yang jelas terkait
kuno peninggalan dimasa lalu dan masjid perkembangan perekonomian di Kampung
jami' yang didirikantahun 1852. Dugaan Batik Kauman dan Kampung Wisata
Kampung Batik Kauman sebagai kampung Pesindon pasca pengukuhan Batik
tertua di Kota Pekalongan makin kuat Indonesia oleh UNESCO. Oleh karena itu
setelah ditemukan batik yang merupakan tim peneliti Fakultas Batik Universitas
perpaduan batik Arab dengan India yang Pekalongan tertarik untuk melakukan
disebut batik jlampang dan batik pengaruh penelitian dengan judul “Identifikasi Lima
dari Cina yang disebut batik encim yang Tahun Pasca Pengukuhan Batik oleh
telah lama di kampung batik Kauman. UNESCO terhadap Perkembangan IKM
Selain itu masyarakat kampung Kauman Batik Kota Pekalongan”. Hasil penelitian
banyak berkecimpung dalam dunia batik ini diharapkan dapat memberi informasi
terutama membuat batik serta canting yang mengenai perkembangan batik dalam
berlangsung puluhan tahun hinggakini. aspek ekonomi sebelum dan sesudah
Oleh karena itu, sejak tahun 2007 kampung pengukuhan Batik Indonesia, sehingga
Kauman ditetapkan sebagai Kampung dapat dijadikan acuan dalam menentukan
Batik Kauman. Semenjak kampung arah pengembangan industri batik lebih
Kauman menjadi kampung batik lanjut.
kemajuannya kian pesat hampir setiap hari Berdasarkan pengamatan yang
kampung ini membuat batik dan beberapa penulis lakukan Pasca Pengukuhan
accesoris seperti: tas, sandal, dompet dan UNESCO Batik Pekalongan makin
accesoris lainnya. membooming maka penulis merumuskan
Pembangunan Kampung Batik tujuan yang akan dicapai antara lain :
Kaumandan Kampung Wisata Pesindon 1. Mengidentifikasi jumlah IKM batik
memberi dampak positif bagi yang tersebar di Kampung Batik
perkembangan ekonomi masyarakat di Kauman dan Kampung Wisata Batik
sekitarnya. Hal ini terlihat dari mulai Pesindon Kota Pekalongan sebelum
didirikannya homestay, hotel, rumah dan pasca pengukuhan Batik
makan atau restoran yang memadai.
Indonesia oleh UNESCO.
Kampung Kauman juga mendirikan 2. Mengidentifikasi jumlah tenaga kerja
showroom untuk memberi ruang bagi di IKM Batik di Kampung Batik
wisatawan untuk mengekspresikan Kauman dan Kampung Wisata Batik
kreasinya membatik diatas kain serta Pesindon Kota Pekalongan sebelum
uniknya ketika mengunjungi lingkungan dan pasca pengukuhan Batik
kampung Kauman dapat mudah menemui Indonesia oleh UNESCO.
puluhan kios atau toko yang menjajakan 3. Mengidentifikasi peningkatan nilai
aneka kerajinan hasil karya masyarakat produksi (omset) Batik di Kampung
Kampung Kauman.Pembangunan Batik Kauman dan Kampung Wisata
Kampung Batik Kaumandan kampung Batik Pesindon Kota Pekalongan
Wisata Batik Pesindon juga memberi sebelum dan pasca pengukuhan Batik
dampak positif terhadap bangkitnya Indonesia oleh UNESCO.
potensi kampung-kampung batik yang ada
disekitar kampung Kauman seperti Untuk menyusun penelitian tidak
kampung batik pasindon, kampung batik lepas pada penelitian – penelitian terdahulu
medono, kampung batik griyana dan yang serupa, maka dengan ini ada sekilas
beberapa desa wisata lainnya. ulasan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dimana ada variable yang terkait
dengan penelitian ini sehingga dapat Kauman Kota Pekalongan adalah sebesar
digunakan sebagai referensi bagi tim 0,8427 atau 84 persen dari potensial, hal
peneliti dalam menganalisa variabel- ini menunjukkan bahwa usaha kecil dan
variabel yang terkait dengan penelitian ini. menengah batik sudah mendekati efisiensi
secara teknis dan masih terdapat peluang
Penelitian yang dilakukan oleh
16 persen untuk meningkatkan produksi
Qomarudin (2011) adalah mengkaji
batik di daerah penelitian. Artinya faktor
efisiensi usaha kecil dan menengah (UKM)
tenaga kerja sudah menampakkan faktor
batik di desa kauman kota pekalongan
utama dalam menentukan tingkat
dengan metode Data Envelopment
produktivitas usaha kecil dan menengah di
Analysis (DEA). Dari penelitian ini
Kelurahan Kauman Kota Pekalongan.
didapatkan hasil bahwa dari 35 responden
Akan tetapi, efisiensi harga (alokatif) pada
dilihat dari efisiensi teknis menunjukkan
daerah penelitian nilainya lebih besar dari
sebanyak 12 pengusaha telah mencapai
1, yaitu sebesar 2,3221 yang artinya
efisien dan sebanyak 23 pengusaha belum
penggunaan input produksi belum efisien
mencapai efisien. Sumber-sumber yang
secara harga.
menyebabkan inefisiensi pada usaha kecil
dan menengah (UKM) batik berasal dari
variabel input atau bahan baku yang METODE PENELITIAN
digunakan. Hal ini dikerenakan dalam Penelitian ini merupakan penelitian
proses produksi batik para pengusaha deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
hanya berdasarkan pengalaman dan ilmu penelitian yang diarahkan untuk
turun temurun dari lintas generasi.
memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau
Dampaknya adalah penurunan laba bersih kejadian-kejadian secara sistematis dan
pengusaha batik walaupun omsetnya akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau
tinggi. daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif
Penelitian yang dilakukan oleh cenderung tidak perlu mencari atau
Emil Ady Putra (2012)adalah menganalisis menerangkan saling hubungan dan
pengaruh implementasi ASEAN-China menguji hipotesis.
Free Trade Agreement (ACFTA) terhadap Sedangkan dalam penelitian ini
perkembangan usaha industri batik di menggunakan pendekatan deskriptif
sentra usaha batik Pesindon dan Kauman. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif ini
Hasil dari penelitian ini menunjukkan mempunyai beberapa tujuan yaitu
bahwa setelah diberlakukannya ACFTA menunjukkan hubungan antar variabel,
terjadi penurunan penjualan sebesar menguji teori, mencari generalisasi yang
5,56%, penurunan produksi sebesar 1,6%, mempunyai nilai prediktif. Untuk
dan penurunan jumlah tenaga kerja mengetahui ada tidaknya pengaruh jumlah
sejumlah 2,8%. tenaga kerja dan modal terhadap hasil
Menurut Akhmad Hidayat (2013), produksi, maka perlu dilakukan analisis
penelitiannya mempunyai tujuan untuk terhadap laporan hasil produksi. Alat
menganalisis efisiensi penggunaan faktor – analisis yang digunakan adalah regresi
faktor produksi pada usaha kecil dan linier berganda.
menengah batik di Kelurahan Kauman Untuk memperjelas keterkaitan
Kota Pekalongan. Variabel yang digunakan diantara variabel-variabel yang diteliti
dalam penelitian ini adalah modal, bahan perlu dibuat desain penelitian, di mana
baku dan tenaga kerja. Dari hasil penelitian dalam penelitian ini dapat dijelaskan
ini diketahui bahwa efisiensi teknis usaha dengan gambar sebagai berikut :
kecil dan menengah batik di Kelurahan
Pengukuhan batik oleh
UNESCO

pada tahun 2009

IKM Batik pada Kampung IKM Batik pada Kampung


Batik Kauman dan Kampung Batik Kauman dan Kampung
Wisata Batik Pesindon Wisata Batik Pesindon
sebelum Pengukuhan batik sesudah Pengukuhan batik
oleh UNESCO oleh UNESCO

Dampak pengukuhan batik oleh UNESCO :

Perkembangan IKM Batik :

1. Jumlah IKM
2. Jumlah tenaga Kerja
3. Kapasitas Produksi

Perbedaan

Pada gambar kerangka pemikiran pengumpulan data yang digunakan sebagai


diatas digambarkan bahwa lima tahun berikut :
pasca pengukuhan batik oleh UNESCO 1. Kuesioner yang diberikan kepada para
berpengaruh terhadap perkembangan IKM pengerajin IKM batik pada Kampung
Batik dan pertumbuhan Batik kota Batik Kauman dan Kampung Wisata
Pekalongan pada umumnya. Batik Pesindon Kota Pekalongan
Populasi dalam penelitian ini dalam rangka pengumpulan data
adalah semua pengusaha industry kecil primer
menengah (IKM) Batik yang ada di 2. Observasi, yakni melakukan
kampung batik kauman dan kampung pengamatan langsung kepada para
wisata batik pesindon kota Pekalongan. pengerajin IKM batik yang ada di
Kampung batik Kauman dan
Dalam penelitian ini tidak ada
Kampung batik Pesindon Pekalongan.
pengambilan sampel. Hal ini disebabkan
3. Wawancara, dilakukan untuk mencari
karena populasinya adalah semua
informasi terkait dengan data yang
pengusaha industri kecil menengah (IKM)
diperlukan yakni wawancara dengan
Batik yang ada di kampung batik kauman
ketua pengurus IKM batik di
dan kampung wisata batik pesindon.
Kampung batik Kauman dan ketua
Menurut arikunto (2006), apabila
pengurus IKM Kampung batik
subjeknya kurang dari 100 lebih baik
Pesindon secara langsung.
diambil semuanya sehingga penelitiannya
4. Studi Kepustakaan, dilakukan dengan
merupakan penelitian populasi.
melakukan telaah dokumen yang ada
Teknik analisis yang digunakan kaitannya dengan sejarah Kampung
dalam penelitian ini adalah analisis statistik batik, sejarah batik, dan sebagainya.
deskriptif. Sedangkan metode
Masalah Data yang Sumber Metode
digunakan
Identifikasi IKM Jumlah IKM Batik1. Pemilik industri 1. Kuesioner dan
batik pada Kampung Batik batik Kampung Batik dilengkapi dengan
Kampung Batik Kauman dan Kauman dan wawancara.
Kauman dan Kampung Wisata Kampung Wisata 2. Kajian Pustaka
Kampung Wisata Pesindon tahun Pesindon Kota
Pesindon antara 2008 s/d 2014 Pekalongan Kota
sebelum dan Pekalongan.
setelah 2. Desperindagkop
Pengukuhan Kota Pekalongan
batik oleh Tahun 2014
UNESCO yang
meliputi: Jumlah produksi1. Pemilik industri1. Kuesioner dan
1. Identifikasi Kampung Batik batik di Kampung dilengkapi dengan
jumlah IKM Kauman dan Batik Kauman dan wawancara.
Batik Kampung Wisata Kampung Wisata 2. Kajian Pustaka
2. Identifikasi Pesindon tahun Pesindon Kota
kapasitas 2008 s/d 2014 Pekalongan
produksi 2. Desperindagkop
3. Identifikasi Kota Pekalongan
jumlah tenaga Tahun 2012
kerja
Pemilik industri Pemilik industri Kuesioner dan
batik di Kampung batik di Kampung dilengkapi dengan
Batik Kauman dan Batik Kauman dan wawancara.
Kampung Wisata Kampung Wisata
Pesindon, Kota Pesindon Kota
Pekalongan. Pekalongan.

Penelitian ini menggunkan metode jawaban hasil wawancara dengan


analisis data kuantitatif deskriptif, yaitu responden atau narasumber secara
suatu analisis berdasarkan data yang langsung. Jawaban-jawaban tersebut
diperoleh berupa angka-angka dari hasil diklasifikasikan dalam bentuk tabel yang
pengumpulan data, selanjutnya akan lebih mudah dibaca untuk kemudian
dikembangkan menjadi analisa hipotesis. dianalisa dan disajikan hasilnya secara
Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan deskriptif. Secara sederhana teknik analisa
dari hasil data tersebut, selanjutnya data dari penelitian ini dapat dilihat dari
dideskriptifkan yaitu dengan melihat tabel berikut.
jawaban-jawaban kuesioner dan jawaban-
Masalah Analisis Data
Identifikasi IKM batik pada Kampung Batik
Kauman dan Kampung Wisata Pesindon Kota Kuantitatif Deskriptif
Pekalongan antara pasca pengukuhan batik oleh
UNESCO yang meliputi:
1. Identifikasi jumlah IKM Batik?
2. Identifikasi nilai produksi (omset)?
3. Identifikasi jumlah tenaga kerja?

HASIL DAN PEMBAHASAN yang dapat digambarkan melalui tabel


berikut :
Analisis perkembangan Lima Tahun Pasca
Pengukuhan Batik oleh UNESCO terhadap Perkembangan IKM Batik yang
jumlah IKM, nilai produksi (omset) dan meliputi jumlah IKM, nilai produksi
jumlah tenaga kerja di IKM Batik (omset) dan jumlah tenaga kerja di
Kampung Batik Kauman dan Kampung Kampung Batik Kauman dan Kampung
Wisata Batik Pesindon Kota Pekalongan Wiata Batik Pesindon tahun 2008-2014

Lokasi Penelitian Tahun Jumlah Jumlah Nilai produksi


IKM Tenaga Kerja /omset
(Unit) (orang) (Juta)
2008 18 563 245,25
Kampung Batik 2010 18 508 222,83
Kauman 2012 33 526 251,25
2014 30 526 2.559,00
2008 32 481 1.492,75
Kampung Wisata 2010 32 494 1.504,17
Batik Pesindon 2012 21 236 855,92
2014 14 334 1.995,00

Kampung Batik Kauman terletak di Batik kauman menjadi desa wisata dan
wilayah Kecamatan Pekalongan Timur belanja batik adalah adalah adanya
Kota Pekalongan. Keberadaan Kampung kelompok/paguyuban para pengusaha batik
Batik Kauman ini tergolong sangat Kauman yang dikenal dengan nama
strategis. Hal ini dikarenakan letaknya di Pokdarwis Kampung Batik Kauman
pusat kota tepatnya ± 10 meter dari Masjid (PKBK) dimana kelompok ini mempunyai
Agung Kauman, sehingga aksesnya mudah pusat komunikasi (telecenter) para
dijangkau. Kampung Batik Kauman pengusaha batik. Melalui telecenter yang
merupakan salah satu kampung wisata ada di PKBK ini informasi tentang batik
batik dan belanja batik di Kota Pekalongan kauman dapat diperoleh dan segala aspirasi
selain Kampung Wisata Batik Pesindon. para pengusaha dapat disalurkan.
Alasan Desa Kauman menjadi salah satu Tidak jauh berbeda, Kampung
wisata dan belanja ini dikarenakan Wisata Batik Pesindon merupakan sentra
banyaknya pengusaha batik (IKM Batik) industri batik yang letaknya tiak jauh dari
yang tersebar di daerah ini, mulai dari yang Kampung Batik Kauman. Karena
berskala kecil hingga besar. Kampung
pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kampung Batik Kauman dan Kampung
Pesindon yang relatif meningkat dalam Wisata Batik Pesindon dari tahun 2008
bidang batik, maka sejak tahun 2012, sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat
Pesindon ditetapkan sebagai Kampung dari tabel berikut :
Wisata Batik Pesindon. Jumlah IKM Batik

Jumlah IKM Batik di Kampung Batik Kauman


dan Kampung Wisata Batik Pesindon
Tahun Jumlah IKM Batik Jumlah IKM Batik
di Kauman di Pesindon

2008* 18 32
2010* 18 32
2012* 33 21
2014 30 14

Sumber : *Disperindagkop Kota Pekalongan, 2012


**
Data primer diolah, 2014

Dari data per dua tahun IKM batik dinamis. Dari data diatas penurunan
Kauman terlihat bahwa terjadi peningkatan jumlah IKM pada tahun 2014 ini tergolong
jumlah IKM dari tahun 2008 hingga tahun relatif kecil. Berdasarkan hasil survei pada
2012. Pengukuhan UNESCO pada tahun tahun 2014 terdapat 5 perajin baru yang
2009 membawa atmosfir baru untuk berdiri lima tahun pasca pengukuhan
masyarakat Kauman dalam memproduksi UNESCO, antara lain Semaja Batik, Fitty
batik. Banyaknya permintaan produk batik Batik, Batik Fatma, Griya Batik Mas dan
baik dari lokal, nasional bahkan Batik Estu. Namun disamping itu ada juga
internasional membuat mereka berpacu beberapa IKM batik yang sudah tidak
untuk mendirikan IKM batik baru. Akan beroperasi lagi pada lima tahun pasca
tetapi, pada tahun 2014 terjadi penurunan pengukuhan UNESCO, diantaranya : Batik
jumlah IKM sebesar 9 %. Hal ini Nur Haji, Batik Roza Falyan, Batik
dikarenakan besarnya tingkat persaingan Yusman Hakim, dan Fairuz Batik.
antar pengusaha atau perajin batik. Kondisi yang serupa terjadi pada
Rupanya tren peningkatan jumlah IKM Kampung Wisata Batik pesindon, terjadi
tidak hanya terjadi di Kampung Batik tren yang menurun pada jumlah IKM batik
Kauman, akan tetapi juga terjadi di daerah Pesindon. Dampak pengukuhan batik
lain. Banyak pengusaha atau perajin batik Indonesia oleh UNESCO pada tahun 2009
yang berlomba-lomba memproduksi batik tentang meningkatnya jumlah IKM batik
unggulan mereka masing-masing. Tingkat dari berbagai daerah kurang diantisipasi
keterampilan, manajemen produksi dan dengan baik oleh beberapa IKM di
manajemen pemasaran sangat berpengaruh Kampung Wisata Batik Pesindon.
terhadap eksistensi suatu IKM batik. Akibatnya banyak terjadi IKM yang tutup
Beberapa IKM yang tidak berusaha atau tidak lagi beroperasi. Dalam 1 (satu)
meningkatkan kualitas produksinya akan tahun terdapat kurang lebih 33% IKM
kalah dalam persaingan dalam pemenuhan yang tidak beroperasi lagi. Walaupun
permintaan konsumen yang senantiasa
besarnya penurunan jumlah IKM di memperluas pasarnya hingga ke
Kampung Batik Pesindon relatif lebih mancanegara.
banyak dari pada Kampung Batik Kauman, Penurunan jumlah IKM Batik di
namun beberapa IKM yang masih Kampung Batik Kauman dan Kampung
beroperasi di Kampung Wisata Batik Wisata Batik Pesindon secara sederhana
Pesindon tetap bertahan dengan
dapat digambarkan melalui grafik sebagai
berikut :

Grafik Jumlah IKM Batik di Kampung Batik Kauman


dan Kampung Wisata Batik Pesindon

Analisis Jumlah Tenaga Kerja IKM Batik Berdasar hasil penelitian lapangan
di Kampung Batik Kauman dan Kampung menunjukkan bahwa IKM-IKM yang ada
Wisata Pesindon sebelum dan setelah di kampung batik kauman hanya memiliki
Pengukuhan Batik oleh UNESCO : tenaga kerja rata-rata 18 orang, sedangkan
di Pesindon rata-rata IKM memiliki tebaga
Tenaga kerja merupakan salah satu
kerja sebanyak 24 orang.
indikator yang dapat dikaji dalam
menentukan perkembangan suatu usaha Perkembangan tenaga kerja pada
industri, termasuk dalam IKM batik. seluruh IKM batik di Kampung Batik
Peningkatan tenaga kerja baik dalam hal Kauman dan Kampung Wisata Batik
kualitas maupun kuantitas mencerminkan Pesindon dalam kurun waktu 2008-2014
peningkatan produktivitas IKM batik. disajikan dalam tabel berikut ini :
Jumlah tenaga kerja IKM batik Kampung Batik Kauman
dan Kampung Wisata Batik Pesindon
Tahun Jumlah Tenaga Kerja Jumlah Tenaga Kerja
di Kauman
(orang) di Pesindon
(orang)

2008* 563 481


2010* 508 494
2012* 526 236
2014 526 334
*
Sumber : Disperindagkop Kota Pekalongan, 2012
**
Data primer diolah, 2014

Dari tabel di atas terlihat bahwa yang gagal beroperasi dan dipihak lain
terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja terdapat IKM yang masih beroperasi dan
pada Kampung Wisata Pesindon sebesar mampu mengembangkan usahanya
41,5 % yang tidak terjadi pada Kampung sehingga dapat menyerap tenaga kerja
Batik Kauman. Perubahan jumlah tenaga yang lebih banyak. Kemungkinan kedua,
kerja ini kontradiktif terhadap perubahan terjadi penggabungan IKM untuk
jumlah IKM pada wilayah studi. Jika memperbesar produksinya. Akan tetapi,
faktor tenaga kerja ini dikaitkan dengan belum ada data yang dapat membenarkan
penurunan jumlah IKM, maka terdapat 2 salah satu dari 2 (dua) kemungkinan
kemungkinan. Kemungkinan pertama, tersebut.
yakni di satu pihak ada beberapa IKM

Jumlah tenaga kerja IKM batik Kampung Batik Kauman


dan Kampung Wisata Batik Pesindon
Analisis Nilai produksi (omset) IKM Batik batik Indonesia oleh UNESCO terhadap
di Kampung Batik Kauman dan Kampung nilai produksi (omset) IKM Batik.
Wisata Pesindon sebelum dan setelah Dari hasil penelitian diperoleh
Pengukuhan Batik oleh UNESCO : bahwa pasca pengukuhan batik Indonesia
Pertumbuhan batik di Kampung oleh UNESCO berpengaruh terhadap nilai
Batik Kauman dan Kampung Wisata produksi (omset) IKM Batik di Kampung
Pesindon pasca pengukuhan batik Batik Kauman dan Kampung Wisata.
Indonesia menarik minat peneliti. Pada sub Omset produksi IKM secara keseluruhan
bab ini, penelitian bertujuan untuk pada dua lokasi penelitian dapat dilihat
mengetahui pengaruh pasca pengukuhan dari tabel berikut :

Nilai produksi (omset) IKM Batik di Kampung Batik Kauman


dan Kampung Wisata Batik Pesindon
Tahun Nilai produksi / omset Nilai produksi / omset
di Kauman
(juta) di Pesindon
(juta)

2008* 245,25 1.492,75


2010* 222,83 1.504,17
2012* 251,25 855,92
2014 2.559,00 1.995,00
*
Sumber : Disperindagkop Kota Pekalongan, 2012
**
Data primer diolah, 2014

Dari tabel diatas menunjukkan Terjadi peningkatan drastis pada


perhitungan nilai produksi (omset) atau Kampung Batik Kauman yakni hampir 10
rata-rata omset yang dihasilkan oleh kali lipat. Peningkatan ini disebabkan oleh
perajin batik di Kampung Batik Kauman peningkatan jumlah produksi produksi dan
dan Kampung Wisata Batik Pesindon peningkatan nilai jual produk batik di
setiap bulannya. Rata-rata omset IKM pasaran. Nilai jual produk memiliki
Kampung Batik Kauman relatif stabil pada kontribusi besar dalam meningkatkan
dari tahun 2008 hingga tahun 2012, begitu omset IKM. Hal ini dikarenakan beberapa
pula untuk IKM Kampung Wisata IKM menjual produk batik sampai ke luar
Pesindon yang cenderung menurun sebesar negeri. Akan tetapi, belum dapat dikaji,
44,4 % pada tahun 2012. Menurunnya berapa persen kenaikan nilai jual produk
jumlah IKM di kedua wilayah sentra batik dari tahun 2012 sampai tahun 2014 dan
ini rupanya berdampak pada penurunan berapa persen kontribusi kenaikan nilai
omset produksi dari IKM. Akan tetapi, jual produk terhadap besarnya peningkatan
pasca lima tahun pengukuhan batik oleh omset IKM Batik di Kampung Batik
UNESCO, pada tahun 2014 terlihat Kauman dan Kampung Wisata Batik
peningkatan omset rata-rata per bulan baik Pesindon. Secara sederhana peningkatan
pada IKM Kampung Batik Kauman nilai produksi (omset) IKM Kampung
maupun Kampung Wisata Batik Pesindon. Batik Kauman dan Kampung Wisata Batik
Pesindon disajikan dalam grafik berikut ini.

Grafik Nilai produksi (omset) Batik di Kampung Batik Kauman dan Kampung Wisata
Batik Pesindon

Meskipun rata-rata omset perbulan tahun 2003, nasional 2003 meliputi


dari IKM di Kampung Batik Kauman dan Jakarta, Surabaya dan kota-kota besar
Kampung Wista Batik Pesindon lainnya serta mancanegara sejak awal
meningkat, akan tetapi ada beberapa IKM berdiri tahun 1960 ke Amerika. Jenis
yang mengalami penurunan omset produksi berupa kain batik, perlengkapan
produksi, karena tidak mampun bersaing rumah tangga seperti badcover, seprai,
dalam memasarkan produknya. Hal ini di serta perlengkapan yang lainnya. kapasitas
dukung oleh hasil wawancara terhadap produksi semakin menurun dari tahun
narasumber di Kampung Batik Kauman. 2006-2009 50.000 yard perbulan. Pada
tahun 2009-2013 adalah 40.000 yard
Hasil wawancara ini digunakan
perbulan serta 2013 hingga sekarang
untuk mendukung analisis tim peneliti
20.000 yard. Sedangkan jumlah tenaga
terkait perkembangan IKM Batik di
kerja menurun dari tahun 2006 hingga
Kampung Batik Kauman dan Kampung
2013 jumlah karyawan 50. Tahun 2013
Wisata Batik Pesindon. Hasil wawancara
hingga sekarang hanya 35 karyawan.
ini juga berfungsi sebagai kontrol atau uji
Omset perbulan berkisar milyaran namun
balik kuesioner yang diisi oleh responden.
demikian karena kapasitas produksi
Narasumber 1 Kampung Batik Kauman menurun sehingga omset juga mengalami
IKM berdiri sejak tahun 1960. Jenis penurunan terlebih lima tahun pasca
produksi batik adalah batik tulis, cap dan pengukuhan batik oleh UNESCO.
kombinasi dengan aspek pemasaran sejak
Narasumber 2 Kampung Batik Kauman meningkat 2006-2009 400 potong tahun
2009-2013 hampir 1000 potong dan setelah
IKM Berdiri sejak tahun 1997 oleh
2013 adalah 2000 potong untuk perbulan
Bpk. M. Hisyam Diputra, SP. Jenis
produksi. Omset perusahaan 2006-2009
produksi batik tulis, cap dan kombinasi.
sekitar Rp.100.000.000 pada tahun 2009-
Awal produksi adalah kain batik sejak
2013 Rp 200.000.000 dan setelah tahun
1997, pakaian jadi sejak 2007, serta
2013 Rp.500.000.000. Sedangkan Jumlah
aksesoris sejak 2010. Pemasaran produksi
tenaga kerja pada tahun 2006-2009 hanya
untuk lokal dari awal berdiri 1997 hingga
10 pekerja, tahun 2009-2013 dengan 18
sekarang dan nasional sejak 2000 hingga
pekerja dan setelah 2013 sekitar 45
sekarang marketing pemasaran Jakarta,
pekerja.
Sola, Semarang dan kota-kota besar
lainnya. Kapasitas produksi semakin

Narasumber 3 Kampung Batik Kauman tetap stabil antara 9-11 kodi untuk
perbulannya dengan omset perbulan tidak
Berdiri sejak tahun 2001 oleh Bpk.
disebutkan. jumlah karyawan sejak berdiri
Arief Rachman. Jenis produksi hanya batik
tidak banyak mengalami perubahan, rata-
cap berupa kain batik dan pakaian jadi.
rata masih sama baik sebelum pengukuhan
Aspek pemasaran lokal sejak 2001 dan
maupun lima tahun pasca pengukuhan
nasional sejak 2005. Jumlah kapasitas
Batik oleh UNESCO.
produksi tahun 2006 hingga sekarang 2014
Narasumber 4 Kampung Batik Kauman Jakarta dan Jogyakarta. Omset penjualan
produksi Batik sekitar Rp.4.000.000 pada
IKM Batik berdiri sekitar tahun
tahun 2006-2009, Rp.6.000.000 sekitar
2000 didirikan oleh Bpk. M. Bahrul Alam
tahun 2009-2013 dan setelah tahun 2013
dengan jenis produksi batik tulis. Jenis
hingga sekarang omset perbulan hingga
produksi adalah kain katun dan sutra sejak
Rp.10.000.000. Sedangkan jumlah tenaga
awal produksi tahun 2000 hingga sekarang.
kerja semakin meningkat seiiring
Aspek pemasarannya adalah lokal dan
peningkatan permintaan produksi.
nasional dengan tujuan pemasaran Solo,

Narasumber 1 Kampung Wisata Batik 2009, Rp.56.000.000 sekitar tahun 2009-


Pesindon 2013 dan setelah tahun 2013 hingga
IKM Batik berdiri sekitar tahun
1995 didirikan oleh Bpk. H.M. Fredy
Wijaya dengan jenis produksi batik tulis,
batik cap. Jenis produksi adalah kain katun
dan sutra sejak awal produksi tahun 1995
hingga sekarang. Selain kain juga
memproduksi pakaian jadi. Aspek
pemasarannya adalah lokal dan nasional
dengan tujuan pemasaran Kota besar di
indonesia. Omset penjualan produksi Batik
sekitar Rp. 25.000.000 pada tahun 2006-
sekarang omset perbulan hingga
Rp.70.000.000. Sedangkan jumlah tenaga
kerja semakin meningkat seiiring
peningkatan permintaan produksi yang
awa;nya hanya 22 orang kini meningkat
hingga 30 orang.

Narasumber 2 Kampung Wisata Batik


Pesindon
IKM Batik berdiri sekitar tahun
penjualan produksi Batik sekitar Rp.
1992 didirikan oleh Bpk. Ediwan dengan
36.000.000 pada tahun 2006-2009,
jenis produksi batik tulis, batik cap dan
Rp.92.000.000 sekitar tahun 2009-2013
dan setelah tahun 2013 hingga sekarang
omset perbulan hingga Rp.116.000.000.
Sedangkan jumlah tenaga kerja sebelum
pengukuhan 25 orang, setelah pengukuhan
dan lima tahun pasca pengukuhan
jumlahnya meningkat menjadi 45 orang
seiring bertambahnya peningkatan
produksi IKM.

batik kombinasi.. Selain kain juga Narasumber 4 Kampung Wisata Batik


memproduksi pakaian jadi. Aspek Pesindon
pemasarannya adalah lokal dan nasional
dengan tujuan pemasaran Kota besar di IKM Batik berdiri sekitar tahun
Indonesia (jawa dan luar jawa) juga pasar 2005 didirikan oleh Bpk Kamaludin
internasional. Omset penjualan produksi dengan jenis produksi batik tulis, batik cap
Batik sekitar Rp. 49.000.000 pada tahun dan batik kombinasi. Selain kain juga
2006-2009, Rp.56.000.000 sekitar tahun memproduksi pakaian jadi dan juga
2009-2013 dan setelah tahun 2013 hingga beberapa produk asesoris batik. Aspek
sekarang omset perbulan hingga pemasarannya adalah lokal dan nasional
Rp.77.000.000. Sedangkan jumlah tenaga
kerja sebelum pengukuhan 25 orang,
setelah pengukuhan dan lima tahun pasca
pengukuhan jumlahnya menjadi 30 orang.

Narasumber 3 Kampung Wisata Batik


Pesindon
IKM Batik berdiri sekitar tahun
2000 didirikan oleh Ibu Tutik dengan jenis
produksi batik tulis, batik cap. Selain kain
juga memproduksi pakaian jadi. Aspek dengan tujuan pemasaran Kota besar di
pemasarannya adalah lokal dan nasional Indonesia (jawa dan luar jawa). Omset
dengan tujuan pemasaran Kota besar di penjualan produksi Batik sekitar Rp.
Indonesia (jawa dan luar jawa). Omset 54.000.000 pada tahun 2006-2009,
Rp.108.000.000 sekitar tahun 2009-2013 perajin batik sehingga data
dan setelah tahun 2013 hingga sekarang produktivitas, penggunaan bahan baku
omset perbulan hingga Rp.112.000.000. dan penghasilan yang didapat
Sedangkan jumlah tenaga kerja sebelum merupakan hasil kalkulasi yang jelas.
pengukuhan 25 orang, setelah pengukuhan 4. Perlunya perhatian pemerintah kota
dan lima tahun pasca pengukuhan untuk melakukan perlindungan
jumlahnya menjadi 35 orang. terhadap pengusaha batik mengingat di
kota pekalongan menjadi perajin batik
merupakan mata pencaharian yang
SIMPULAN
hampir dilakukan oleh sebagian besar
Berdasarkan hasil penelitian, pasca lapisan masyarakat.
lima tahun pengukuhan batik oleh
UNESCO perkembangan IKM Batik di
Kampung Batik Kauman dan Kampung DAFTAR PUSTAKA
Wisata Batik Pesindon dapat disimpulkan Anoraga, Pandji, 2005, Psikologi Kerja,
sebagai berikut : Cetakan 3, Rineke Cipta, jakarta
1. Terjadi penurunan jumlah IKM dalam Asa, Kusnin, Batik Pekalongan dalam
kurun waktu 2012 hingga tahun 2014 Lintasan Sejarah, Batik Pekalongan
karena adanya persaingan pasar hingga on History, Cahaya Timur Offset
mengakibatkan beberapa IKM tidak Ypgyakarta, 2006
mampu beroperasi kembali atau
memilih untuk bergabung dengan IKM Bungin, Burhan, 2007. Penelitian
lain. Kuantitatif, Jakarta
2. Terjadi kenaikan jumlah tenaga kerja
pada IKM Batik di Kampung Batik Cahyono, Yuli Tri, Indira, Lestiyana,
Kauman dan Kampung Wisata Batik Pengaruh Perencanaan dan
Pesindon Pengawasan Terhadap Produktivitas
3. Terjadi peningkatan nilai produksi / Kerja Karyawan Perusahaan
omset pada IKM yang dikarenakan Manufaktur di Surakarta, Jurnal
kenaikan jumlah produksi dan Akuntansi dan Keuangan, Vol 222-
kenaikan nilai jual produk batik. 223
Hamzuri, Batik Klasik, Djambatan,
Adapun saran – saran dari tim Classical Batik, 1981
peneliti sendiri adalah sebagai berikut:
Harmen C Veldhuises, Batik Belanda,
1. Perlu dilakukan penelitian yang serupa 2007, Gaya Favorit Press, Jakarta
di wilayah studi yang lain, sehingga
dapat dibuat generalisasi terkait Kusnaedi, 2003, Ekonomi Sumber Daya
perkembangan ekonomi dalam bidang Manusia, PPUT, Lembaga Survey
batik di Pekalongan secara keseluruhan Indonesia, Jakarta
2. Perlu dilakukan penelitian
perkembangan batik di Pekalongan Nurhayati, Siti, 2012, Metodologi
dengan melibatkan variabel lain seperti Penelitian Praktis Edisi Dua, Unikal
nilai jual produk, wilayah pemasaran Press, Pekalongan
produk, serta perkembangan desain dan
Sedyawati, Edi, Warisan Budaya Tak
kualitas produk batik yang dihasilkan.
Benda Intangible yang Tersisa dalam
3. Perlunya dilakukan pelatihan
Tangible, Makalah Ceramah Ilmiah
manajemen produksi untuk perajin-
Arkeologi, Universitas Indonesia, Peran Dunia Usaha/Dunia Industri
Depok, 18 Desember 2003 terhadap Kualitas Lulusan siswa
SMK RSBI di Kabupaten Kebumen.
Sinungan, Muchdarsyah, 2005, Tesis Magister Manajemen
Produktivitas, Bumi Aksara, jakarta Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto.
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen,
Alfabeta, Bandung, 2013 Chalimah dan Zahro, 2009, Manajemen
Sumber Daya manusia, Universitas
Susanto, Sewan, Seni Kerajinan Batik
Pekalongan.
Indonesia. Balai Besar Batik dan
Kerajinan, Departemen Dessler, Gary. 2009. Manajemen SDM
Perindustrian, Jakarta, 1980 buku 1, Jakarta : Indeks.
UNESCO, Nomination for Inscription on Engko, Cecilia, 2008, Pengaruh Kepuasan
the Representative List In 2009, Kerja Terhadap Kinerja Individual
(reference No. 00170), Dengan Self Esteem Dan Self
Intergovermental Committee For The Efficacy Sebagai variabel
Safeguarding of the Intangible Intervening, Jurnal Bisnis Dan
Culture, United Arab Emirates, 28 Akuntansi.
September to 2 Oktober 2009
Gomes, Faustino Cardoso, 2003. MSDM,
Yogyakarta : Andi.
DAFTAR RUJUKAN
Adinata, Arlan, 2011, Pengaruh Istijanto, 2006, Riset Sumber Daya
Kompensasi Terhadap Kinerja Manusia, PT. SUN, Jakarta.
Pegawai,
http://repository.ipb.ac.id/handle/123 Karsono, 2009, Analisis Pengaruh
456789/52058. Kepemimpinan, Iklim Organisasi
Dan Komitmen Terhadap Kinerja
Ach Rasyad, 2008, Faktor-Faktor yang Dengan Motivasi Sebagai Variabel
Mempengaruhi Keefektifan Intervening, Tesis Magister Sains
Pelatihan Pamong Belajar di Balai Ekonomi manajemen Program Pasca
Pengembangan Pendidikan Luar Sarjana Universitas Jendral
Sekolah dan Pemuda (BPPLS) Sudirman Purwokerto.
Regional IV, Surabaya http://karya-
ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/ Mas’ud, Fuad, 2004, Survai Diagnosis
article/view/987 Organisasional, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Arnita, Yuliana Dewi, 2012, Pengaruh
Pelatihan dan Kepuasan Kerja Muryono, Patria Garnifa, 2004. Analisis
Terhadap Kinerja Karyawan Divisi Pengaruh Umpan Balik Supervisor
Kredit bank Pundi cabang Basuki terhadap Kinerja Tenaga Penjual
Rahmat Surabaya, Undergraduate melalui Variabel orientasi Belajar
thesis, Faculty of Economics. dan perilaku Kerja; Tesis Program
http://eprints.upnjatim.ac.id/id/eprint/ Pascasarjana Universitas Diponegoro
3801. Semarang

Arso, J, 2012. Pengaruh Peran Komite Nurhayati, Siti, 2012, Metodologi


Sekolah, Peran Pengawasan, dan Penelitian Praktis, UNIKAL PRESS.
Permitasari, Ami Vintya, 2011, Pengaruh Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Dimensi Pelatihan Terhadap Kinerja Jurusan manajemen Universitas
karyawan Pada Badan Pusat Diponegoro semarang.
Statistik Kabupaten, Universitas
Brawijaya. Surya Dharma, 2010. Manajemen kinerja,
Falsafah, teori dan Penerapannya.
Ruky. , Ahmad. 2002. Sistem Manajemen Yogyakarta, Pustaka Pelajar,
Kinerja, Jakarta : Gramedia Pustaka Cetakan III.
Utama.
Syafri, A. Rahman, 2008, Pengaruh
Sekaran, Uma, 2000, Research Method for Tindakan Supervisis Dengan
Business, Singapore, John Wiley & Pendekatan Dyadic Terhadap
Sons Inc. Kepuasan Kerja Auditor Yunior
(Studi Empiris Pada Kantor
Siagian, Sondang. 2002, Manajemen SDM, Perwakilan Bpk-Ri Dan Kap),
Jakarta : Bumi Aksara. http://repository.usus.ac.id/handle/12
3456789/3976.
Simanjuntak, Payaman J, 2005,
Manajemen dan Evaluasi Kerja Umar, Husein, 2000, Metode Penelitian
Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta. Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis,
Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.
Supatmi, Mamik Eko, 2011, Pengaruh
Pelatihan, Kompensasi terhadap Veithzal Rifai, 2005. Performance
Kepuasan Kerja Karyawan dan Appraisal, Sistem Yang Tepat untuk
Kinerja Karyawan, Universitas Menilai Kinerja Karyawan dan
Brawijaya. Meningkatkan daya saing
Perusahaan. Jakarta, PT. Raja
Supriyanto, Achmad Sani, 2010,
Grafindo.
Metodologi Riset Manajemen
Sumber Daya manusia, UIN- Wibowo, 2010, Manajemen Kinerja,
MALIKI PRESS. Rajawali Pers.
Suryoadai, Yerri, 2012, Pengaruh Raden, Zoel Dhan 2012, Kompensasi,
Pelatihan Dan Kepuasan Tujuannya. http://zoeldhan-
Kompensasi Terhadap Kinerja informatika.blogspot.com/2012/06/k
Karyawan Pada PT. Bank Muamalat ompensasi-tujuannya.html.
Indonesia Cabang Semarang,

Anda mungkin juga menyukai