ABSTRACT
This research entitle “Identification of Post-Inauguration Five years Batik by UNESCO Against IKM
Developments in Pekalongan Batik City” has the aim to testing corelation among variables to reality faced are
the poor track record or clear documentation related economic development in Village Batik Kauman and
Tourism Village Batik Pesindon post-inaugural Batik Indonesia by UNESCO. This research includes the
quantitative descriptive research that use the descriptive statistic analysis method.
The population is all of ceaftman at village batik kauman and tourism village batik pesindon,
Pekalongan city. The number of samples was determined by the method of interview on some IKM contained in
the research object, especially IKM who take charge of the village community kauman batik and batik pesindon
tourist village.
The result of this research show thah that have affected the development of SMEs batik in Pekalongan
city, especially in villages kauman batik and batik pesindon tourist village there are three variables, namely, the
number of SMEs, the amount of labor and production capacity. Where these three things are very influential on
the turnover obtained.
Keywords : five years after the inauguration of batik by UNESCO, the development of batik IKM
1. Jumlah IKM
2. Jumlah tenaga Kerja
3. Kapasitas Produksi
Perbedaan
Kampung Batik Kauman terletak di Batik kauman menjadi desa wisata dan
wilayah Kecamatan Pekalongan Timur belanja batik adalah adalah adanya
Kota Pekalongan. Keberadaan Kampung kelompok/paguyuban para pengusaha batik
Batik Kauman ini tergolong sangat Kauman yang dikenal dengan nama
strategis. Hal ini dikarenakan letaknya di Pokdarwis Kampung Batik Kauman
pusat kota tepatnya ± 10 meter dari Masjid (PKBK) dimana kelompok ini mempunyai
Agung Kauman, sehingga aksesnya mudah pusat komunikasi (telecenter) para
dijangkau. Kampung Batik Kauman pengusaha batik. Melalui telecenter yang
merupakan salah satu kampung wisata ada di PKBK ini informasi tentang batik
batik dan belanja batik di Kota Pekalongan kauman dapat diperoleh dan segala aspirasi
selain Kampung Wisata Batik Pesindon. para pengusaha dapat disalurkan.
Alasan Desa Kauman menjadi salah satu Tidak jauh berbeda, Kampung
wisata dan belanja ini dikarenakan Wisata Batik Pesindon merupakan sentra
banyaknya pengusaha batik (IKM Batik) industri batik yang letaknya tiak jauh dari
yang tersebar di daerah ini, mulai dari yang Kampung Batik Kauman. Karena
berskala kecil hingga besar. Kampung
pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kampung Batik Kauman dan Kampung
Pesindon yang relatif meningkat dalam Wisata Batik Pesindon dari tahun 2008
bidang batik, maka sejak tahun 2012, sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat
Pesindon ditetapkan sebagai Kampung dari tabel berikut :
Wisata Batik Pesindon. Jumlah IKM Batik
2008* 18 32
2010* 18 32
2012* 33 21
2014 30 14
Dari data per dua tahun IKM batik dinamis. Dari data diatas penurunan
Kauman terlihat bahwa terjadi peningkatan jumlah IKM pada tahun 2014 ini tergolong
jumlah IKM dari tahun 2008 hingga tahun relatif kecil. Berdasarkan hasil survei pada
2012. Pengukuhan UNESCO pada tahun tahun 2014 terdapat 5 perajin baru yang
2009 membawa atmosfir baru untuk berdiri lima tahun pasca pengukuhan
masyarakat Kauman dalam memproduksi UNESCO, antara lain Semaja Batik, Fitty
batik. Banyaknya permintaan produk batik Batik, Batik Fatma, Griya Batik Mas dan
baik dari lokal, nasional bahkan Batik Estu. Namun disamping itu ada juga
internasional membuat mereka berpacu beberapa IKM batik yang sudah tidak
untuk mendirikan IKM batik baru. Akan beroperasi lagi pada lima tahun pasca
tetapi, pada tahun 2014 terjadi penurunan pengukuhan UNESCO, diantaranya : Batik
jumlah IKM sebesar 9 %. Hal ini Nur Haji, Batik Roza Falyan, Batik
dikarenakan besarnya tingkat persaingan Yusman Hakim, dan Fairuz Batik.
antar pengusaha atau perajin batik. Kondisi yang serupa terjadi pada
Rupanya tren peningkatan jumlah IKM Kampung Wisata Batik pesindon, terjadi
tidak hanya terjadi di Kampung Batik tren yang menurun pada jumlah IKM batik
Kauman, akan tetapi juga terjadi di daerah Pesindon. Dampak pengukuhan batik
lain. Banyak pengusaha atau perajin batik Indonesia oleh UNESCO pada tahun 2009
yang berlomba-lomba memproduksi batik tentang meningkatnya jumlah IKM batik
unggulan mereka masing-masing. Tingkat dari berbagai daerah kurang diantisipasi
keterampilan, manajemen produksi dan dengan baik oleh beberapa IKM di
manajemen pemasaran sangat berpengaruh Kampung Wisata Batik Pesindon.
terhadap eksistensi suatu IKM batik. Akibatnya banyak terjadi IKM yang tutup
Beberapa IKM yang tidak berusaha atau tidak lagi beroperasi. Dalam 1 (satu)
meningkatkan kualitas produksinya akan tahun terdapat kurang lebih 33% IKM
kalah dalam persaingan dalam pemenuhan yang tidak beroperasi lagi. Walaupun
permintaan konsumen yang senantiasa
besarnya penurunan jumlah IKM di memperluas pasarnya hingga ke
Kampung Batik Pesindon relatif lebih mancanegara.
banyak dari pada Kampung Batik Kauman, Penurunan jumlah IKM Batik di
namun beberapa IKM yang masih Kampung Batik Kauman dan Kampung
beroperasi di Kampung Wisata Batik Wisata Batik Pesindon secara sederhana
Pesindon tetap bertahan dengan
dapat digambarkan melalui grafik sebagai
berikut :
Analisis Jumlah Tenaga Kerja IKM Batik Berdasar hasil penelitian lapangan
di Kampung Batik Kauman dan Kampung menunjukkan bahwa IKM-IKM yang ada
Wisata Pesindon sebelum dan setelah di kampung batik kauman hanya memiliki
Pengukuhan Batik oleh UNESCO : tenaga kerja rata-rata 18 orang, sedangkan
di Pesindon rata-rata IKM memiliki tebaga
Tenaga kerja merupakan salah satu
kerja sebanyak 24 orang.
indikator yang dapat dikaji dalam
menentukan perkembangan suatu usaha Perkembangan tenaga kerja pada
industri, termasuk dalam IKM batik. seluruh IKM batik di Kampung Batik
Peningkatan tenaga kerja baik dalam hal Kauman dan Kampung Wisata Batik
kualitas maupun kuantitas mencerminkan Pesindon dalam kurun waktu 2008-2014
peningkatan produktivitas IKM batik. disajikan dalam tabel berikut ini :
Jumlah tenaga kerja IKM batik Kampung Batik Kauman
dan Kampung Wisata Batik Pesindon
Tahun Jumlah Tenaga Kerja Jumlah Tenaga Kerja
di Kauman
(orang) di Pesindon
(orang)
Dari tabel di atas terlihat bahwa yang gagal beroperasi dan dipihak lain
terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja terdapat IKM yang masih beroperasi dan
pada Kampung Wisata Pesindon sebesar mampu mengembangkan usahanya
41,5 % yang tidak terjadi pada Kampung sehingga dapat menyerap tenaga kerja
Batik Kauman. Perubahan jumlah tenaga yang lebih banyak. Kemungkinan kedua,
kerja ini kontradiktif terhadap perubahan terjadi penggabungan IKM untuk
jumlah IKM pada wilayah studi. Jika memperbesar produksinya. Akan tetapi,
faktor tenaga kerja ini dikaitkan dengan belum ada data yang dapat membenarkan
penurunan jumlah IKM, maka terdapat 2 salah satu dari 2 (dua) kemungkinan
kemungkinan. Kemungkinan pertama, tersebut.
yakni di satu pihak ada beberapa IKM
Grafik Nilai produksi (omset) Batik di Kampung Batik Kauman dan Kampung Wisata
Batik Pesindon
Narasumber 3 Kampung Batik Kauman tetap stabil antara 9-11 kodi untuk
perbulannya dengan omset perbulan tidak
Berdiri sejak tahun 2001 oleh Bpk.
disebutkan. jumlah karyawan sejak berdiri
Arief Rachman. Jenis produksi hanya batik
tidak banyak mengalami perubahan, rata-
cap berupa kain batik dan pakaian jadi.
rata masih sama baik sebelum pengukuhan
Aspek pemasaran lokal sejak 2001 dan
maupun lima tahun pasca pengukuhan
nasional sejak 2005. Jumlah kapasitas
Batik oleh UNESCO.
produksi tahun 2006 hingga sekarang 2014
Narasumber 4 Kampung Batik Kauman Jakarta dan Jogyakarta. Omset penjualan
produksi Batik sekitar Rp.4.000.000 pada
IKM Batik berdiri sekitar tahun
tahun 2006-2009, Rp.6.000.000 sekitar
2000 didirikan oleh Bpk. M. Bahrul Alam
tahun 2009-2013 dan setelah tahun 2013
dengan jenis produksi batik tulis. Jenis
hingga sekarang omset perbulan hingga
produksi adalah kain katun dan sutra sejak
Rp.10.000.000. Sedangkan jumlah tenaga
awal produksi tahun 2000 hingga sekarang.
kerja semakin meningkat seiiring
Aspek pemasarannya adalah lokal dan
peningkatan permintaan produksi.
nasional dengan tujuan pemasaran Solo,