Bab 1
PENDAHULUAN
Aristoteles (384-322 SM) dan Smith (1723-1790) adalah tokoh yang memiliki historis
yang amat jauh dengan kita. Bahkan, di antara keduanya terdapat jarak waktu yang
sangat berbeda. Namun demikian, keduanya menjelaskan hal yang sama. Ekonomi
sumberdaya yang langka dan memiliki beberapa alternatif penggunaan, dalam rangka
Ekonomi secara garis besar mencakup tiga aspek di atas, yaitu produksi,
konsumsi, dan distribusi. Ketiga aspek tersebut merupakan satu kesatuan integral untuk
harus menuju pada satu tujuan yang sama, yaitu mencapai kesejahteraan yang
alokasi sumber daya secara efisien dan pendistribusiannya secara merata, maka hal
fundamental adalah menjawab apa, bagaimana, dan untuk siapa melakukan produksi
Ini menunjukkan berapa jumlah barang dan jasa yang harus diproduksi, siapa
yang akan memproduksinya, dengan kombinasi sumber-sumber daya apa saja dan
dengan teknologi yang bagaimana serta siapakah yang akan menikmati barang dan jasa
produksi yang melibatkan banyak orang, kaum fisiokratis memandang pertanian sebagai
salah satu model bagi kegiatan produksi. Hal ini terutama karena tujuan dasar dari
kegiatan pertanian adalah mengolah tanah, menanam benih, dan memetik hasil
pertanian. Seluruh kegiatan ini disebut produktif. Selain itu, produktivitas dalam dunia
kunci utama kegiatan bisnis dan ia bukanlah usaha yang subsisten yang sekadar
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dan sudah semestinya, kegiatan
produksi dilakukan secara efisien dan adil sehingga sumber daya yang tersedia bisa
sebagai sangat esensial bagi kesejahteraan manusia (Chapra 2000, hal. 18).
pemenuhan kebutuhan fisik sesaat, melainkan oleh kontinuitas produksi sehingga setiap
permintaan akan produk harus dijamin melalui keinginan sang kapitalis dan sang
pekerja, yang menjamin jalannya roda produksi dan uang. Maka, kemampuan produksi
Konsumsi dalam teori Maslow tidak bisa dipisahkan dari asumsi bahwa manusia
memiliki kepentingan atas dua barang. Namun, keberadaan suatu asumsi tidak bisa
kegiatan sosial atau keagamaan dimana asumsi itu dibangun (Sudarsono 2007, hal. 184).
barang dinamakan utility atau nilai guna. Kalau kepuasan semakin tinggi semakin tinggi
pula nilai gunanya. Sebaliknya, bila kepuasan semakin rendah maka semakin rendah
pula nilai gunanya (Ibid, hal. 168). Kepuasan dalam terminologi Maslow ini bisa
dimaknai bahwa sesuatu yang terjadi bila terpenuhi kebutuhan-kebutuhan yang bersifat
fisik.
Teori nilai guna adalah teori yang lebih dahulu dikembangkan di dalam
dan dikonsumsi. Analisis ini memberikan gambaran secara jelas tentang prinsip
pemaksimum kepuasan yang dilakukan orang berpikir secara rasional dalam memilih
jenis barang yang akan dibeli dan dikonsumsi. Tetapi, dari kenyataan teori ini terdapat
adalah sesuatu yang relatif oleh karena itu tidak mudah diukur.
Selain itu, kepuasan manusia dalam memiliki barang lebih banyak dipengaruhi
pengaruh media, lingkungan, sehingga rasa kepuasan setiap orang tidak dapat
disamaratakan karena ukuran pun tidak rata. Oleh karena itu, teori nilai guna kurang
mewakili untuk digunakan sebagai pengukur tingkat kepuasan (Khan 1992, 172-176).
logis bagi nafsu mencari kekayaan dan kenikmatan jasmaniah, ia melihat konsumsi
4
sebagai tujuan tertinggi dari kehidupan ekonomi, sumber utama “kebahagiaan Bentamit,
justifikasi tertinggi bagi semua usaha dan kerja manusia”. Ia juga memandang upaya
antaraspek kehidupan.
dimensi ekonomi dan kedua dimensi sosial. Dimensi ekonomi meliputi kegiatan
jaminan bagi keberlangsungan kegiatan produksi pertanian itu sendiri. Jadi, distribusi
terdapat kesamaan dengan kaum merkantilis yang menyatakan pasar merupakan ruang
bagi distribusi barang dari satu orang kepada orang yang lain (Zainun 2008, hal. 22).
banyak orang dalam suatu masyarakat. Distribusi sumber daya dan output harus
dilakukan secara adil dan merata sehingga memungkinkan setiap individu untuk
ekonomi sosial merupakan suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada prinsip
masyarakat terpenuhi.
Dalam konteks terpenuhinya kebutuhan dasar, manusia yang lahir ke muka bumi
dibekali dengan kekuatan jasmani dan rohani serta dilengkapi perasaan, akal, dan naluri.
Kedua komponen jasmani dan rohani ini memerlukan kebutuhan yang harus dipenuhi.
berwujud, seperti makan, minum, pakaian, rumah, dan sebagainya. Begitu pula
jasmani dan rohani tersebut harus dipenuhi agar hidup manusia dapat berlangsung
dengan dimensi tersendiri. Di dalam diri manusia terdapat unsur lain yang mampu
menuntun mereka ke arah pemahaman terhadap diri dan alam mereka, sedang makhluk-
makhluk lain tidak memilikinya. Potensi gaib ini disebut sebagai ‘akal pikiran’ (1995,
hal. 125).
makhluk yang lain. Kebutuhan untuk makan, istirahat, tidur dan melakukan hubungan
6
seksual, menarik mereka ke alam material. Tetapi, ada pesona-pesona lain yang
memandu mereka ke arah tujuan-tujuan nonmateri yang tak berbobot dan tak pula
bersubstansi, yang tak mungkin diukur dengan alat ukur duniawi (1995, hal. 126).
Kebutuhan1 berasal dari akar kata butuh yang mempunyai makna sangat perlu
berarti barang yang diingini, perihal ingin: hasrat, kehendak dan harapan (Muthahhari
Arti dan makna kedua kata di atas menunjukkan adanya perbedaan mendasar
antar keduanya. Jika kebutuhan diartikan dan didefinisikan sebagai sesuatu yang
dibutuhkan dan penting dalam kehidupan. Maka, keinginan lebih mengarah kepada
Oleh karena itu, Amalia memisahkan antara wants dan needs. Di mana keduanya
berasal dari tempat yang sama, yaitu naluri hasrta manusia. Namun, seluruh hasrat
manusia tidak bisa dijadikan sebagai needs atau kebutuhan. Hanya hasrat yang memiliki
manfaat baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang bisa dijadikan sebagai
Hal ini sangat memperjelas arti dan makna mengenai kebutuhan dan keinginan
itu sendiri. Di satu sisi keduanya dapat dilihat memiliki arti yang sama, namun dari sisi
dalam dua kelas, yaitu kebutuhan-kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi dalam situasi
apa pun dan kapan pun, dan kebutuhan-kebutuhan yang relatif dalam arti pemenuhannya
akan mengangkat seseorang ke atas, membuat seseorang merasa superior terhadap teman
dapat dipenuhi, karena semakin tinggi derajat umum, semakin tinggi pula mereka. Ini
kebutuhan mutlak dan kedua kebutuhan relatif. Keduanya harus dipenuhi manusia.
Hal di atas senada dengan paham rasionalisme yang dipelopori oleh Descarles
yang menyatakan dengan tegas bahwa manusia itu terdiri dari jasmaninya dengan
keluasannya (extensio), serta budi dengan kesadarannya (Sudarsono 2001, hal. 239).
Komponen jasmani dan rohani akan terus berkembang sesuai pertambahan umur
materi. Paham ini didukung oleh Feuerbach (1804-1872), dan Marx (1818-1883).
Menurut Feuerbach –sebagaimana dikutip oleh Hadiwijono- hanya alamlah yang berada.
Oleh karena itu, manusia adalah makhluk alamiah. Segala usahanya didorong oleh nafsu
alamiyahnya, yaitu dorongan untuk hidup. Yang terpenting pada manusia bukan
akalnya, tetapi usahanya, sebab pengetahuan hanyalah alat untuk menjadikan segala
manusia berhasil yang pada akhirnya kebahagiaan manusia dapat dicapai di dalam dunia
ini. Oleh karena itu, agama dan metafisika harus ditolak (tt. hal. 117).
8
alasan manusia untuk melakukan aktivitas ekonomi. Hal tersebut dilakukan demi
sini Feuerbach dan Marx memberi suatu rumusan tentang kesejahteraan dan
kebahagiaan, dengan cara berusaha secara optimal. Dengan cara itu, semua yang
diinginkan manusia dapat dicapai. Tatkala kebutuhan dan keinginan tersebut dicapai,
pada saat itu manusia berada dalam tingkat yang paling tinggi yaitu sejahtera.
tujuan tertentu, yaitu dalam rangka memenuhi kebutuhan. Karena, kebutuhan tidak
dan kesehatan. Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan
mahluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar dan alasan berusaha.
alamiah atau fitriah dan bukan alamiah. Kebutuhan-kebutuhan alamiah atau fitriah ialah
hal-hal yang dibutuhkan oleh manusia sebagai manusia, dan sampai saat ini belum dapat
kebiasaan atau adat istiadat yang dilakukan oleh kebanyakan manusia, akan tetapi
lingkungan, waktu, dan agama. Semakin tinggi tingkat kebudayaan suatu masyarakat,
semakin tinggi dan banyak pula macam kebutuhan yang harus dipenuhi. Oleh karena itu,
kebutuhan dapat dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan tergantung dari kemampuan dan usaha
memenuhi kebutuhannya.
makhluk ekonomi (homo economicus). Dengan hasrat itu, manusia terus berusaha
dengan berbagai cara dan upaya agar terpenuhi kebutuhannya. Homo yang artinya
manusia, dan economicus yang berarti hidup menurut kepentingan diri sendiri. Manusia
sebagai makhluk ekonomi (homo economicus), berarti manusia dalam usahanya mencari
dan memperoleh kemakmuran selalu ingin melepaskan diri dari moral dan bertindak
tidak hidup sendirian, melainkan masih ada manusia lain di sekelilingnya yang sama-
sama ingin memenuhi kebutuhannya. Selain itu, manusia tidak dapat melakukannya
sendiri, namun memerlukan bantuan orang lain. Hasrat manusia memerlukan bantuan
Istilah homo economicus pertama kali dicetuskan oleh Smith dalam buku
pertamanya tahun 1759 (The Theory of Moral Sentiments) –sebagaimana dikutip oleh
Mubyarto- menyatakan bahwa, manusia adalah homo socius dan homo ethicus. Baru
pada buku keduanya disebut bahwa manusia adalah homo economicus. Yang dimaksud
dengan homo economicus adalah perlunya setiap manusia diberi kebebasan berusaha
10
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang diberikan akal, manusia adalah makhluk
sosial dan makhluk ekonomi yang bermoral. Dengan demikian, dalam setiap
Hal senada dengan apa yang diungkapkan oleh Muller dalam Smith in His Time
“Smith did not try to develop a science of economics free of moral judgements or
ethical considerations....But his science of political economy was not a
moralistic science: he tried to bring about improvement not through preaching
but through designing institutions which would strengthen the incentive to act in
a socially beneficial manner” (1993, hal. 198).
gambaran tegas dan jelas mengenai konsep kebutuhan dasar ataupun pokok yang
sebenarnya dan bagaimana kebutuhan dasar tersebut terpenuhi oleh golongan manusia.
Soetarno mendefinisikan kebutuhan sebagai suatu keinginan terhadap benda atau jasa
yang pemuasannya dapat dilaksanakan bersifat jasmani maupun rohanian (1986, hal.
512).
Suatu keinginan terhadap benda dan jasa ini yang pemenuhannya dengan cara
mengatakan bahwa:
bermuara dalam diri individu sendiri dan diperlukan sesuai kondisi manusia.
dinyatakan oleh Galbairth “adalah dirincikan dan diciptakan untuk dirinya” (Galbairth,
The Affluent Society, hal. 152). Kelompok ini termasuk semua jenis status simbol dan
Kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar -basic human needs- dapat dijelaskan
sebagai kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia, baik yang
terdiri dari kebutuhan atau konsumsi individu (makan, perumahan, pakaian ) maupun
keperluan pelayanan sosial tertentu (air minum, sanitasi, transportasi, kesehatan dan
pendidikan).
mengarah pada kemakmuran dan kesejahteraan. Jika semua kebutuhan material manusia
terpenuhi maka disebut makmur, dan jika semua kebutuhan material dan immaterial
Hal inilah yang menjadi tujuan utama dari pemenuhan kebutuhan yaitu untuk
kelompok. Hal inilah yang menjadi cita-cita dan tujuan bagi kehidupan seluruh manusia
bumi ini dalam rangka mencapai tingkat kebahagiaan dan kesejahteraan. Untuk
mencapai cita-cita dan tujuan tersebut, berbagai macam cara dan usaha untuk dapat
merealisasikannya.
representasi yang bersifat kompleks atas suatu lingkup substansi kesejahteraan tersebut.
antardimensi dan ada dimensi yang sulit direpresentasikan. Kesejahteraan tidak cukup
masyarakat, tetapi juga membutuhkan suatu representasi distribusional dari keadaan itu.
Oleh karena itu, konsep kesejahteraan sering diartikan berbeda-beda oleh orang
dan negara yang berbeda pula. Perbedaan pandangan dan pemikiran tersebut
dikarenakan belum adanya suatu gambaran tegas tentang konsep kesejahteraan itu
sendiri. Mendefinisikan ‘kesejahteraan’ hal ini sangat penting bagi peneliti untuk
mengungkapkannya.
13
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
maupun kelompok.
kesejahteraan.
terperangkap dengan konsep atau teori kesejahteraan Maslow dan menyakini hal
Batasan Masalah
Studi ini dibatasi pada pemikiran Maslow dan al-Ghazāli dari aspek:
1. Teori
2. Indikator Kesejahteraan
Rumusan Masalah
2. Apa persamaan dan perbedaan antara teori kesejahteraan Maslow dan al-Ghazāli
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
tentang persamaan dan perbedaan serta implikasi dari perbedaan kedua konsep
tersebut.
2. Secara praktis dapat dijadikan sebagai salah satu wacana pemikiran ekonomi
Definisi Operasional
dicakup dalam penelitian ini, maka terlebih dahulu perlu dijelaskan pengertian istilah
yang akan banyak digunakan dalam penelitian ini. Istilah tersebut adalah Kesejahteraan,
Kata kesejahteraan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berasal dari kata
dasar sejahtera yang mempunyai makna aman, sentosa dan makmur; selamat atau
terlepas dari segala macam gangguan, kesukaran dan sebagainya. Adapun kesejahteraan
adalah hal atau keadaan sejahtera yang mencakup jaminan sosial, keselamatan,
15
ketentraman, kesenangan hidup, dan sebagainya; kemakmuran (Lukman Ali 1996, hal.
891).
arti the good health, happiness, compfort, etc of a person or group. Dapat diartikan
kesejahteraan di sini dengan kondisi yang sehat, bahagia, nyaman dan sebagainya, baik
individu maupun kelompok (Oxford Advanced Learner’s Dictionary 1995, hal. 1352).
Sejahtera juga diterjemahkan dari kata prosperous, yang berarti maju dan sukses
terutama dalam hal pendapatan dan memperoleh kekayaan yang cukup banyak. Bahagia
(happiness) memiliki makna yang lebih luas, yang berarti kondisi atau perasaan nikmat
dan nyaman, yang bisa disebabkan oleh terpenuhinya kebutuhan material maupun
dasar baik material maupun spiritual membawa pada tingkat kesejahteraan. Dan dapat
diartikan pula dengan keadaan maju dan sukses dalam hal pendapatan dan kekayaan
Dalam bahasa Arab, kesejahteraan berasal dari kata rofāhiyah. Yang secara
bahasa berasal dari rafaha-rifhan-wa rufūhan yang berarti kehidupan yang nyaman dan
baik. Atau dari kata rafuha-rifāhan-wa rafāhiyah yang berarti nyaman, baik, ringan,
luas, hilangnya kesusahan atau kesulitan dan penuh kenikmatan (P3EI 2008, hal. 273).
dijelaskan di atas terdapat perbedaan arti antara kesejahteraan dan kemakmuran itu
sendiri (Ali & Muhdlor 1998, hal. 982). Namun sekiranya, perbedaan arti tersebut tidak
terpenuhimya kebutuhan dasar bagi individu atau kelompok baik berupa kebutuhan
kesejahteraan sosial. Yaitu, “sistem yang mengatur pelayanan sosial dan lembaga-
konsep kesejahteraan sebagai kondisi atau perasaan nikmat dan nyaman, yang
pemenuhan akan kebutuhan pokok, makan, pendidikan, kesehatan dan jaminan sosial
Yang dimaksud dengan Teori Ekonomi Barat di sini adalah hasil pemikiran dari
tokoh-tokoh Barat4. Pemikiran paling awal yang bisa dijejaki ialah pemikiran pada masa
Yunani Kuno yang dikaitkan dengan etika moral. Hal yang sama dapat disimpulkan
pada pemikiran-pemikiran ekonomi pada abad ke-13 yang dikembangkan oleh aliran
skolastik, yang banyak menghubungkan nilai-nilai ekonomi dengan ajaran Gereja. Teta-
pemikir-pemikir ekonomi pada masa merkantilisme dan fisiokratisme pada abad ke-16.
untuk menemukan hukum-hukum ekonomi. Pencipta model ekonomi paling dini adalah
Adam Smith dalam bukunya yang sangat terkenal: The Wealth of Nations, yang ditulis
Smith tahun 1776. Sejak itu ilmu ekonomi diproklamirkan sebagai salah satu cabang
atau disiplin ilmu tersendiri. Dari sana muncullah beberapa sistem ekonomi dan secara
Maslow yang merupakan salah satu tokoh pakar ekonomi Maslow yang tumbuh dan
dengan suasana, lingkungan dan sistem ekonomi yang terkenal dan dipakai pada saat itu.
Adapun Teori Ekonomi Islam, dalam hal ini kaitannya pemikiran ekonomi al-
Ghazāli terinspirasi dari kitab fiqih yang identik dengan Islam. Maka dari itu, Mannan
Begitu pula Khan –sebagaimana ditulis oleh Sander dalam Akram Khan’s Rush:
Creative Insights (2004, hal. 12-13) menyebut bahwa ilmu ekonomi Islam bertujuan
pemikiran al-Ghazāli. Dalam kaitannya, al-Ghazāli adalah pemikir ekonom muslim yang
melakukan studi keislaman secara luas untuk mempertahankan ajaran agama Islam.
Kerangka Teori
Dalam studi ini akan dilandasi pada teori Maslow yang lebih dikenal dengan “hierarchy
of needs atau hirarkie lima tingkat kebutuhan”. Menurut Maslow, apabila seluruh
kebutuhan yang paling mendasar merupakan hal menjadi prioritas. Dengan kata lain,
seorang individu baru akan beralih untuk memenuhi kebutuhan hidup yang lebih tinggi
jika kebutuhan dasarnya telah terpenuhi. Lebih jauh, berdasarkan konsep hierarchy of
seperti makan dan minum. Jika belum terpenuhi kebutuhan dasar ini akan
lainnya.
3. Kebutuhan Sosial (Social Needs), mencakup kebutuhan akan cinta, kasih sayang,
tingkat kebutuhan yang paling tinggi (Donnelly, Gibson dan Ivancevich 1998,
hal. 270-271).
biasanya diacu sebagai kebutuhan tingkat rendah. Mengandung makna kebutuhan dasar
atau pokok bagi manusia. Sedangkan kebutuhan pada tingkat tiga, empat dan lima
disebut kebutuhan tingkat yang lebih tinggi (Soetarno 1986). Aplikasinya, semua
manusia harus memenuhi skala kebutuhan ini sebelum memenuhi skala kebutuhan yang
lain.
Dan dalam studi ini juga akan menggunakan teori maşlahat adh-dharūriyat al-
-----------------------------
َ فَََإ,ك
ن َ ِ سنَا نَعْنِي بِهِ ذَل ْ َ وَل,ض َرة َ مَ منْفَعَة أوْ دَفْ ِع َ بِ ْ جلَ َن
ْ لع ِ ص ْ ارة فِي اال َ َ عب ِ يَ ِحة فَه َ َ صلْ م َ ال
5
ل ِ ْ صَي
ِ ح ْ َ َق فِي ت ِ َح الخَل ُ َ صَالَ َ و,َلَق
ِ ح الخ ُ َ صَالَ َ و,َلَقِ َاصَد ُ الخ ِ مق َ ضَ َرة َ مَ منْفَعَة وَ دَفْعَ ال َ جلْب ال َ
نَ م ِ الش َ ْر ِعَ ُ ْص َوْد
ُ مق َ
َ َ و.الش َ ْر ِع ِ ْص َوْد
ُ مق َ َ
َ حافَظ َةِ عَلي َ مُ حةِ ال َ
َ ص َل ْ م َ
َ لكِنَا نَعْنِي بِال.م ْ َُاص َدَهِ مق َ
ل ُ َ ُ فَك.م هَ َال
َ م و م ه
ْ ُ َ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َُ ل َ س ن و م ه َ َقل ع و م ه َ ْس ف ن و م
َ
َ ْ ُ َ َ َ ْ َُِْ ْ ِْ ه نيد م ه يَ َل ع َ
َظ َ ف
َ ح ي ن
ْ َ ْ َ َأ َوَ ُ ه و ,ة َ س
َ ْم خ
َ َق َ َل
خ ال
ِ
20
menggali segala kebutuhan dari kehidupan manusia. Untuk selanjutnya, dapat dijadikan
data skala kebutuhan manusia yang nantinya akan menjadi penentu dalam memutuskan
konsep kesejahteraan dalam teori al-Ghazāli –Islam-. Kelima hal ini merupakan
kebutuhan pokok atau dasar bagi hidup dan kehidupan manusia. Dengan terpelihara dan
terjaminnya kelima hal tersebut, manusia akan meraih kesejahteraan dan kebahagiaan di
Dan dalam penelitian ini juga menggunakan teori al-Ghazāli sebagaimana yang
tertuang dalam kitab Ihya Ulūmuddin dalam Rubu’ Muhlikāt6 (rubu’ yang
membinasakan):
“Hakikat dunia ada tiga, pertama ibarat benda-benda yang ada, kedua manusia
mempunyai keuntungan darinya, dan ketiga manusia mempunyai kesibukan dalam
memperbaikinya. Benda-benda tersebut kaitannya dengan manusia mempunyai dua
hubungan: pertama hubungan hati, yaitu kecintaannya kepada benda-benda itu, merasa
beruntung dan beralih cita-citanya ke benda itu, dan kedua hubungan badan dengan
memperbaiki benda-benda itu. Jikalau ia mengenal akan dirinya, ia mengenal akan
Tuhannya dan ia mengenal hikmah dunia dan rahasianya, niscaya ia tahu, bahwa
benda-benda tersebut kita namakan dunia, tidaklah dijadikan selain untuk umpan
binatang kendaraan, di mana ia akan berjalan dengan binatang kendaraan tersebut
kepada Allah”.
Di sini al-Ghazāli memberi catatan penting bahwa, ekonomi tidak akan merusak
kehidupan manusia tatkala dalam skala pemenuhan kebutuhan pokoknya dan tidak
-----------------------------
6
Adalah kitab keenam dari “rubu’ yang membinasakan” dari kitab Ihya Ulūmuddin yang berisi tentang
tercelanya dunia, pengajaran-penajaran tercelanya dunia dan sifatnya dunia, sifat dunia dengan contoh-
contohnya, hakikat dunia dan yang sebenarnya dunia itu pada hak seseorang hamba Allah, hakikat dunia,
mengenai dunia itu dan kesibukan-kesibukannya yang menghabiskan cita-cita manusia. Sehingga dunia
21
itu, melupakan manusia kepada diri mereka, kepada Tuhan mereka, tempat datang dan tempat perginya
mereka. Dan Dia lah yang menolong kepada yang diridhai-Nya. Lihat kitab Ihya Ulūmuddin jilid 5
terjemahan Prof. Tk. H. Ismail Yakub, SH, MA, Jakarta: Cv. Faizan, 1983, hal. 80-81.
Tinjauan Pustaka
Penelitian yang mefokuskan pada analisis tentang konsep kesejahteraan dalam Teori
kesejahteraan dan model kesejahteraan sosial. Pada bab berikutnya penulis mengupas
adh-dharūriyat al-khams dan hak dasar kebutuhan ekonomi. Sedangkan bab selanjutnya,
hal yang berkaitan dengan problema ekonomi yang meliputi penanggulangan problema
ekonomi menurut sistem kapitalis, sosialis dan Islam, distribusi kekayaan dalam Islam,
pertumbuhan ekonomi.
konsep manusia sebagai khālifah dan sumber daya alam, hak individu atas kekayaan
dan distribusi, prioritas pembangunan dan keseimbangan sosial, dan tanggung jawab
negara berkenaan dengan prioritas pembangunan. Pokok masalah yang dibahas di dalam
buku ini adalah: masalah distribusi yang tidak terpisahkan dari proses pembangunan;
dan tingkat kemiskinan dan pengangguran serta kesenjangan ekonomi sosial masyarakat.
Peneliti juga menemukan sebuah hasil kerja riset karya Dr. M. Umer Chapra
yang berjudul Islam and The Economic Challenge (Islam dan Tantangan Ekonomi)
tahun 2000 yang diterjemahkan oleh Ihkwan Abidin Basri, MA, M.Sc. Dalam karya
ilmiah ini, beliau mengkaji terhadap tiga sistem ekonomi Maslow dan berakhir dengan
22
perencanaan pembangunan.
pembangunan dibarengi dengan aplikasi filter moral yang secara sosial disepakati dalam
mekanisme pasar, motivasi yang berbasis lebih luas bagi usaha-usaha ekonomi, dan
Dr. Chapra secara jelas telah mendemontrasikan bahwa kebahagiaan tidak dapat
dicapai melalui penguasaan materi semata-mata, dan bahwa efisiensi dan pemerataan
dapat menjadi konsep yang operasional hanya bila hal itu didefinisikan kembali dalam
dengan studi peneliti, tema kesejahteraan tidak hanya penguasaan pada sisi materi
semata. Namun, dibarengi oleh suatu nilai atau moral yang melekat padanya.
Dalam riset ini dibagi menjadi dua bagian, pertama sistem-sistem yang gagal dan
kedua pandangan dunia Islam. Bagian pertama terdiri dari empat bab; bab 1 sistem-
sistem yang gagal antara lain batas-batas kapitalisme, bab 2 kemunduran sosialisme, bab
Pada bagian dua, terdiri dari delapan bab; bab 5 pandangan dunia Islam dan
Metode Penelitian
1. Pendekatan
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kualitatif.
Pada pendekatan kualitatif lebih menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu
situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang
mementingkan pada proses dibandingkan dengan hasil akhir, oleh karena itu urut-urutan
kegiatan dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang
ditemukan. Tujuan penelitian biasanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis
Maslow dan al-Ghazāli yang berhubungan dengan konsep kesejahteraan, serta tulisan-
tulisan lain yang dapat mendukung data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, sehingga
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kualitatif yang relevan
dengan rumusan masalah yang ada. Sehingga dalam penelitian ini peneliti menggunakan
bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, serta bahan hukum tersier yang
a. Bahan hukum primer ialah bahan pokok yang menjadi acuan dalam penelitian
ini, di antaranya: al-Mustaşfa min ‘Ilmi Uşūl dan Ihya Ulūmuddin, karya Imam
Abu Hāmid Muhammad bin Muhammad at-Tūsi al-Ghazāli (450 H- 505 H),
24
tanpa tahun; Motivation and Personality, karya Abraham Harold Maslow, tahun
1954; Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok, karya Mulyanto Sumardi & Hans-
b. Bahan hukum sekunder ini ialah penunjang bahan primer yang berhubungan
DR. Buchari Zainun, tahun 1989, Islam dan Tantangan Ekonomi, karya Dr. M.
Umer Chapra Jakarta, tahun 2000; Konsep Masyarakat Sejahtera dalam Islam,
c. Bahan hukum tersier ialah penunjang dari bahan hukum primer dan bahan
buku-buku atau bahan bacaan yang berkenaan dengan masalah yang diteliti: (b)
mengklasifikasikan data-data yang ada pada buku-buku atau bahan bacaan yang ada
kaitannya dengan masalah yang diteliti; (c) membaca dan menelaah serta mengolah
buku-buku atau bahan bacaan yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.
4. Analisis Data
Tehnik menganalisa data dan materi yang disajikan dalam penelitian ini yaitu dengan
analysis (analisis isi) tentang pendapat Maslow dan al-Ghazāli, yakni menggambarkan,
25
menguraikan, atau menyajikan seluruh pokok-pokok masalah secara tegas dan sejelas-
jelasnya. Setelah data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, maka penguraian
yang bersifat umum ditarik ke khusus, sehingga penyajian hasil penelitian ini dapat
Sistematika Pembahasan
Penelitian tesis ini disusun berdasarkan 5 bab utama. Bab 1 Pendahuluan yang berisi
latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
Maslow. Dalam bab ini peneliti memfokuskan pada makna, konsep, kebutuhan pokok,
Maslow. Bab 3 Konsep Kesejahteran Menurut al-Ghazāli. Dalam bab ini peneliti
persamaan dan perbedaan kedua konsep tersebut, serta implikasi dari perbedaan
Bab 2
Biografi Maslow
Abraham Harold Maslow (1908-1970 M) lahir pada 1 April 1908 di Brooklyn, New
York. Maslow dibesarkan dalam keluarga yahudi dan merupakan anak tertua dari tujuh
bersaudara, yang mereka sendiri tidak berpendidikan adalah imigran Yahudi dari Rusia
Orang tuanya. Mereka berharap untuk yang terbaik bagi anak-anak mereka di dunia
menjadi sangat kesepian sebagai anak laki-laki, dan menemukan perlindungan di buku.
Maslow adalah seorang pelopor aliran psikologi 7 humanistik8. Aliran ini secara
eksplisit memberikan perhatian pada dimensi manusia dari psikologi dan konteks
-----------------------------
7
Psikologi berasal dari bahasa Yunani, artinya ilmu jiwa. Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya. Akan tetapi, Tidak ada
seseorangpun yang sebenarnya dapat mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan ilmu jiwa. Sehingga
menimbulkan berbagai banyak pendapat mengenai definisi ilmu jiwa (Pengantar Psikologi Umum, penulis
: Sarlito W. Sarwono, penerbit : rajawali Pers).
8
Humanistik adalah aliran dalam psikologi yang muncul tahun 1950an sebagai reaksi terhadap
behaviorisme dan psikoanalisis. Permasalah ini dirangkum dalam lima postulat Psikologi Humanistik dari
James Bugental (1964), sebagai berikut: 1. Manusia tidak bisa direduksi menjadi komponen-komponen; 2.
Manusia memiliki konteks yang unik di dalam dirinya; 3. Kesadaran manusia menyertakan kesadaran
akan diri dalam konteks orang lain; 4. Manusia mempunyai pilihan-pilihan dan tanggung jawab; 5.
Manusia bersifat intensional, mereka mencari makna, nilai, dan memiliki kreativitas. Pendekatan
27
humanistik ini mempunyai akar pada pemikiran eksistensialisme dengan tokoh-tokohnya seperti
Kierkegaard, Nietzsche, Heidegger, dan Sartre (http://id.wikipedia.org/wiki/Humanistik)
hukum di College Kota New York (CCNY) tapi gagal. Setelah tiga semester, ia pindah
dan memperoleh gelar bachelor pada 1930, master pada 1931, dan PhD pada 1934.
Maslow kembali ke CCNY dan menikah. Dia Bertha Goodman, sepupu pertama,
terhadap orang tua keinginannya. Abe dan Bertha terus memiliki dua anak perempuan.
Dia dan Bertha pindah ke Wisconsin agar ia bisa belajar di University of Wisconsin. Di
sini, ia menjadi tertarik pada psikologi, dan pekerjaan sekolahnya mulai membaik secara
dramatis. Dia menghabiskan waktu ada bekerja dengan Harry Harlow, yang terkenal
Ia menerima gelar BA pada tahun 1930, MA pada 1931, dan gelar PhD pada
tahun 1934, semua dalam psikologi, semua dari University of Wisconsin. Setahun
setelah lulus, ia kembali ke New York untuk bekerja dengan EL Thorndike di Columbia,
bermigrasi ke Amerika Serikat seperti Alfred Adler, Erich Fromm, dan Karen Horney.
Pada tahun 1951 Maslow berjumpa dengan Kurt Goldstein, seseorang yang
mengenalkannya kepada ide tentang aktualisasi diri – yang menjadi bibit dari teorinya
tentang hirarki kebutuhan. Pada periode ini pula Dia, bersama beberapa psikolog lain
seperti Carl Roger “memproklamirkan” aliran ketiga (third force) dari psikologi yang
Maslow mengenalkan lagi satu aliran yang dikenal sebagai mazhab keempat, yakni
Psikologi Transpersonal, yang berbasis pada filosofi dunia timur dan mempelajari hal-
28
hal semacam meditasi, fenomena parapsikologi, dan kesadaran level tinggi (Altered
pada tanggal 8 Juni 1970, ia meninggal karena serangan jantung setelah bertahun-tahun
sakit. Adapun konsep teori Maslow sekaligus menjadi karya monumenal yang terkenal,
yaitu:
bahwa manusia memiliki satu kesatuan jiwa dan raga yang bernilai baik, dan memiliki
potensi-potensi. Yang dimaksud baik itu adalah yang mengakibatkan perkembangan kea
akan selalu menjadi motivasi perilakunya, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan
keselamatan, kebutuhan akan memiliki dan rasa cinta, kebutuhan akan harga diri, dan
kebutuhan akan aktualisasi diri. Untuk dapat sampai pada tingkat aktualisasi diri semua
kebutuhan pokok tersebut yang disebut basic needs manusia juga memiliki metaneeds
dibentuk atas dasar teori hirarki kebutuhan pokok. Dengan kata lain pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan pokok inilah yang memotivasi manusia berbuat sesuatu. Teori ini
tidak sekedar bersifat homeostatis tetapi juga homeostatis psikologis. Bahkan pada
(http://homework-uin.blogspot.com).
29
Definisi Kesejahteraan
Kesejahteraan berasal dari kata dasar sejahtera yang mempunyai makna aman, sentosa
dan makmur; selamat atau terlepas dari segala macam gangguan, kesukaran dan
sebagainya. Adapun kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera yang mencakup
kata yaitu maşlahat. Maşlahat artinya sesuatu yang mendatangkan kebaikan, faedah, dan
(hal. 634). Adapun kata “manfaat” artinya adalah guna dan faedah. Sedangkan
bermanfaat artinya, ada manfaatnya, berguna, berfaedah. Manfaat juga diartikan sebagai
kebalikan/lawan kata mudharat yang berarti rugi atau buruk (Lukman Ali 1996, hal.
626).
makna banyak hasil, banyak penduduk dan sejahtera, serba tidak kekurangan.
Kemakmuran sendiri berarti dalam keadaan makmur (Lukman Ali 1996, hal. 619).
kegunaan, aman dan selamat dari segala macam gangguan dan kesukaran dalam hidup
atau yang lazim dikenal dengan mudharat atau kerusakan. Ia mencakup dua dimensi,
dimensi jasmani dan rohani. Sedangkan kemakmuran lebih diidentikan dengan kwantitas
suatu barang atau jasa. Ia hanya mencakup dimensi jasmani tanpa mencakup dimensi
rohani. Oleh karena itu, kesejahteraan dan kemakmuran dua kata yang berbeda makna
konsumsi, produksi, dan distribusi harus dikelola secara maksimum dalam rangka
pemenuhan kebutuhan manusia. Ketiga aspek tersebut merupakan satu kesatuan integral
distribusi harus menuju pada satu tujuan yang sama, yaitu mencapai kesejahteraan yang
kehidupan. Produksi dilakukan secara efisien dan adil sehingga sumber daya yang
tersedia bisa mencukupi kebutuhan seluruh umat manusia. Distribusi sumber daya dan
output harus dilakukan secara adil dan merata sehingga memungkinkan setiap individu
semua kegiatan manusia dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
yang tidak terbatas dengan memanfaatkan sumber daya yang terbatas. Dan dikenal
dengan aktivitas ekonomi secara umum. Hal ini penting karena aktivitas ekonomi adalah
bahwa ilmu ekonomi harus dapat menjelaskan bagaimana manusia dan masyarakat
Oleh karena itu, tugas ekonomi adalah memberi alasan mendasar mengapa
kesejahteraan dapat tercapai, maka kehidupan manusia akan nyaman dan bahagia. Hal
inilah yang menjadi tujuan dasar kehidupan manusia di muka bumi ini.
sebagai suatu kondisi masyarakat yang telah terpenuhi kebutuhan dasarnya. Kebutuhan
dasar tersebut berupa kecukupan dan mutu pangan, sandang, papan, kesehatan,
pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainnya seperti lingkungan yang
bersih, aman dan nyaman. Juga terpenuhinya hak asasi dan partisipasi serta terwujudnya
(http://www.menkokesra.go.id).
arti the good health, happiness, compfort, etc of a person or group. Dapat diartikan
kesejahteraan di sini dengan kondisi yang sehat, bahagia, nyaman dan sebagainya, baik
individu maupun kelompok (Oxford Advanced Learner’s Dictionary 1995, hal. 1352).
John dan Hasan memberikan makna lebih mendalam tentang arti kesejahteraan sebagai
Sejahtera juga diterjemahkan dari kata prosperous yang berarti maju dan sukses
terutama dalam hal pendapatan dan memperoleh kekayaan yang cukup banyak. Bahagia
(happiness) memiliki makna yang lebih luas, yang berarti kondisi atau perasaan nikmat
dan nyaman, yang bisa disebabkan oleh terpenuhinya kebutuhan material maupun
Keadaan atau kondisi yang sehat, bahagia, nyaman, aman baik secara personal
maupun masyarakat dinamakan sejahtera atau kesejahteraan. Dan tujuan akhir dari
kondisi yang sehat, bahagia, nyaman dan aman adalah keselamatan. Keselamatan dalam
Jika dirunut kata kesejahteraan dalam bahasa Arab, maka akan didapatkan kata
rofāhiyyah yang dalam bahasa Arab sendiri diartikan dengan kenyamanan dan
konsep kesejahteraan sebagai kondisi atau perasaan nikmat dan nyaman, yang
pemenuhan akan kebutuhan pokok, makan, pendidikan, kesehatan dan jaminan sosial
sosial (social welfare), (3) masyarakat sejahtera (welfare society) dan (4) negara
kesejahteraan (welfare state). Setiap istilah kata tersebut memiliki definisi dan makna
tersendiri.
Yang dimaksud dengan economic welfare atau kesejahteraan ekonomi adalah sebuah
sistem teoritik ilmu ekonomi yang menganalisis data ekonomi, guna memaksimalisasi
kesejahteraan umat manusia secara keseluruhan dan bukan hanya terkait dengan laba
----------------------------
9
Untuk kesejahteraan ekonomi peneliti dapatkan dalam Ensiklopedi Ekonomi. Adapun istilah
kesejahteraan sosial sendiri peneliti ambil dari Kamus Sosiologi Modern yang kemudian dikembangkan
oleh pemikir-pemikir seperti Chapra, Soeharto dll. Masyarakat sejahtera peneliti temukan dalam disertasi
Edison, Konsep Masyarakat Sejahtera dalam Perspektif Islam. Dan negara kesejahteraan, istilah tersebut
peneliti nukil dan ambil dari istilah yang diusung oleh Chapra dalam Islam dan Tantangan Ekonomi.
33
Suyanto dalam hal ini senada dengan pandangan Sumadji dan Yudha. Menurut
Suyanto, ekonomi kesejahteraan adalah kerangka kerja yang digunakan oleh sebagian
Ekonomi kesejahteraan menyediakan dasar untuk menilai prestasi pasar dan pembuat
kebijakan dalam alokasi sumberdaya. Definisi ini merupakan seperangkat alokasi nilai
guna (utility) yang dapat dicapai dalam suatu subyek masyarakat terhadap kendala dari
kesejahteraan sosial, dengan pengujian kegiatan ekonomi dari individu yang ada dalam
rekreasional.
suatu kepentingan yang tertuju pada pencapaian kehidupan sejahtera bagi pribadi dan
kelompok (1993, hal. 479-480). Tentunya, kepentingan yang mengarah pada pencapaian
kehidupan sejahtera baik aspek kebutuhan pokok, produksi, konsumsi, distribusi dan
lain-lain maka diperlukan suatu strategi yang matang. Karena, tidak dinamakan suatu
kepentingan atau kebutuhan tatkala tidak dibarengi oleh suatu usaha dan strategi.
dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,
dikutip oleh Suharto- adalah suatu kondisi kehidupan manusia ketika berbagai
permasalahan sosial dapat dikelola dengan baik; ketika kebutuhan manusia dapat
terpenuhi dan ketika kesempatan sosial dapat dimaksimalisasikan (hal. 3, lihat juga
dalam Adi, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, hal. 16).
Kartasapoetra dan Hartini berbeda dalam pendefinisian. Yaitu suatu kehidupan sejahtera
yang selalu diinginkan untuk kelompok profesionalnya (2007, hal. 444). Pandangan ini
mengatur pelayanan sosial (masalah sosial dapat dikelola dengan baik dan kesempatan
masyarakat, terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan dapat hidup layak dan
Hal di atas menjadi harapan dan cita-cita manusia dalam menjalankan aktivitas
Saifullah dalam hal ini memberikan definisi yang komprehensif mengenai masyarakat
sejahtera. Beliau mengatakan, sekelompok individu dalam satu komunitas yang teratur,
di bawah suatu sistem atau aturan untuk tujuan yang sama; hidup bersama alam kondisi
aman dan bahagia, terpenuhinya kebutuhan dasar akan makanan, kesehatan, pendidikan,
dasar, terhindar dari resiko dan mengedepankan kepentingan bersama menjadi indikator
masyarakat sejahtera. Dan dapat dinamakan dan dilabelisasi masyarakat sejahtera tatkala
adalah kumpulan dari individu-individu yang ada, maka Al-badri –sebagaimana dikutip
oleh Saifullah- menyatakan masyarakat dan individu menurut Islam adalah satu kesatuan
yang tidak terpisahkan, status dan hubungan individu dengan masyarakat memberikan
dan individu berbuat demi kemaslahatan segenap anggota masyarakat (2008, hal. 20).
36
kebutuhan pokok atau dasar manusia, terhindar dari resiko dan ancaman, kepentingan
bersama atau persaudaraan universal, dan kehidupan yang damai dan bahagia.
Dalam garis besar, negara kesejahteraan menunjuk pada sebuah model ideal
peran yang lebih penting kepada negara dalam memberikan pelayanan sosial secara
ideal in which welfare is provided comprehensively by the state to the best possible
standards” (2006).
Melainkan juga sebuah konsep normatif atau sistem pendekatan ideal yang menekankan
pemberian pelayanan kesejahteraan kepada semua orang, baik kaya maupun miskin,
atas bukanlan hal yang pokok dan substansi mengenai lahirnya negara kesejahteraan.
Krisna melihat dan mendefinisikan negara sejahtera adalah pemerintah yang dapat
menjamin suatu taraf hidup minimum bagi semua warganya, yang mencakup
kerja yang penuh. Di samping itu, negara memberikan berbagai macam pelayanan
sosial, terutama bidang pendidikan dan kesehatan, dan memberi bantuan untuk masa tua
Begitu dalam dan luas definisi dan istilah-istilah yang berkaitan dengan
ekonomi dari individu yang ada dalam masyarakat. Yang berkaitan dengan subsistensi,
kebutuhan-kebutuhan masyarakat, baik aspek material, spiritual, dan dapat hidup layak
sebagai komunitas teratur, sistem yang sama, aman bahagia, terpenuhinya kebutuhan
dasar, terhindar dari resiko dan mengedepankan kepentingan bersama menjadi indikator
masyarakat sejahtera. Dan dapat dinamakan dan dilabelisasi masyarakat sejahtera tatkala
Dan welfare state (negara kesejahteraan), pemerintah yang dapat menjamin suatu
taraf hidup minimum bagi semua warganya, yang mencakup terpenuhinya kebutuhan
pangan, sandang, serta papan dan menyelenggarakan lapangan kerja yang penuh. Di
samping itu, negara memberikan berbagai macam pelayanan sosial, terutama bidang
pendidikan dan kesehatan, dan memberi bantuan untuk masa tua serta cacat.
38
sebagai kondisi atau perasaan nikmat dan nyaman, yang disebabkan oleh terpenuhinya
kebutuhan material maupun spiritual, baik berupa pemenuhan akan kebutuhan pokok,
makan, pendidikan, kesehatan dan jaminan sosial (terhindar dari segala macam resiko
yang mengancam).
Konsep Kesejahteraan
Mengenai konsep kesejahteraan, meskipun tidak ada suatu batasan substansi yang tegas
keterbebasan dari kemiskinan, dan sebagainya. Dengan kata lain lingkup substansi
Oleh karena itu, konsep kesejahteraan sering diartikan berbeda-beda oleh orang
kebutuhan materil manusia sesuai dengan hasil kerja optimal masing-masing orang atau
besar hasil barang dan jasa yang diproduksi dan dikonsumsi. Karenanya, yang disebut
dengan istilah negara maju adalah yang menikmati pendapatan tinggi, tanpa
negara terbelakang adalah negara dengan pendapatan rendah (2008, hal. 1).
bisa dicapai melalui pemerataan yang diatur oleh negara atau pemerintah, agar supaya
terjadi keadilan.
Dalam hal ini pemerintah memiliki peran yang begitu besar dan kuat dalam
tersebut.
dengan prinsip-prinsip dasar, nilai-nilai dan sistem yang sama-sama dibangun atas dasar
ekonomi’ adalah tujuan utama bangsa manusia. Perbedaan antara keduanya hanya dalam
hal ‘sistem kepemilikan’ dan ‘sistem distribusi’ kekayaan. Keduanya memiliki seruan
bahwa ‘kesejahteraan individu’ di atas segalanya disertai dengan materi berlimpah akan
Murujuk pada Spicker (1995), Midgley, Tracy dan Livermore (2000), Thompson
Kondisi sejahtera terjadi manakala kehidupan manusia aman dan bahagia karena
sosial umumnya mencakup lima bentuk, yakni jaminan sosial (social security),
“Social Welfare”.
4. Sebagai proses atau usaha terencana. Hal ini baik dilakukan perorangan,
nikmat dan nyaman, yang disebabkan oleh terpenuhinya kebutuhan material maupun
spiritual, baik berupa pemenuhan akan kebutuhan pokok, makan, pendidikan, kesehatan
dan jaminan sosial (terhindar dari segala macam resiko yang mengancam).
41
kesempatan, perlindungan dan jaminan akan hal tersebut menjadi tawaran dan konsep
Pertama, kebutuhan pokok untuk kehidupan fisik dan nonfisik tersedia dan
antara aspek material dan non-material atau spiritual. Di mana kondisi sejahtera terjadi
jika kehidupan manusia aman dan bahagia karena kebutuhan dasar akan gizi, kesehatan,
antara lain bisa melalui pengelolaan masalah sosial, pemenuhan kebutuhan hidup
mengukur kesejahteraan ekonomi adalah pendapatan nyata rumah tangga yang dimiliki
42
orang, yang disesuaikan dengan perbedaan ukuran rumah tanggga dan komposisi
demografi (Ravallion dan Lokshin 2000). Ini didefinisikan sebagai pendapatan total
rumah tangga dibagi dengan sebuah garis kemiskinan yang memberikan biaya dari
tingkat nilai guna (utility) beberapa referensi pada harga yang berlaku dan demografi
rumah tangga.
suatu negara dipandang dari nilai GNP (Gross Nasional Product/Produk Nasional
Bruto) atau GDP (Gross Domestic Product/Produk Domestik Bruto) negara tersebut.
Hal ini tentu saja sangat semu dan tidak relevan untuk menilai apakah suatu negara
dapat dikatakan mapan atau tidak. Sebab nilai GNP10 dan GD11 didapat dari jumlah
keseluruhan pertambahan nilai yang didapat dari negara tersebut tanpa memandang
kebutuhan perindividu secara khusus, sehingga bisa saja nilai GNP yang tinggi
diakibatkan oleh adanya golongan yang sangat kaya yang merupakan minoritas yang
(http//www.kertaskuning’sweblog.com).
modal-lah yang menggerakkan kemampuan ekonomi atau dengan kata lain pergerakan
modal tidak menyentuh seluruh golongan pada masyarakat. Sehingga apapun upaya
-----------------------------
10
GNP or Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang
dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak
termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
11
GDP or Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan
jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu
tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang
dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang
didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
43
yang dilakukan oleh pemerintah baik itu BOS (bantuan operasional sekolah), BLT
(bantuan langsung tunai), JPS (jaringan pengaman sosial) dll tidak akan mempu
menyentuh permasalahan utama yaitu tidak bergeraknya modal di sektor riil dan
menyeluruh selama sistem perekonomian yang dipakai adalah sistem kapitalisme yang
Di sisi lain, menurut para ekonom bahwa semakin tinggi pendapatan akan
dengan adanya beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya pendapatan (sisi
ekonomi) tidak selalu berpengaruh terhadap kesejahteraan seseorang, selain itu terdapat
Mazhab neoklasik telah mengubah pandangan tentang ekonomi baik dalam teori
maupun dalam metodologinya. Teori nilai tidak lagi didasarkan pada nilai tenaga kerja
atau biaya produksi tetapi telah beralih pada kepuasan marjinal (marginal utility).
Salah satu pendiri mazhab neoklasik yaitu Gossen, dia telah memberikan
sumbangan dalam pemikiran ekonomi yang kemudian disebut sebagai Hukum Gossen I
dan II. Hukum Gossen I menjelaskan hubungan kuantitas barang yang dikonsumsi dan
tingkat kepuasan yang diperoleh, sedangkan Hukum Gossen II, bagaimana konsumen
Selain Gossen, Jevons dan Menger juga mengembangkan teori nilai dari
kepuasan marjinal. Jevons berpendapat bahwa perilaku individulah yang berperan dalam
harga. Sedangkan Menger menjelaskan teori nilai dari orde berbagai jenis barang,
44
menurut dia nilai suatu barang ditentukan oleh tingkat kepuasan terendah yang dapat
dipenuhinya. Dengan teori orde barang ini maka tercakup sekaligus teori distribusi.
subjektif, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain adalah tujuan dan harapan
kepuasan dalam memenuhi kebutuhan dasar, tetapi tidak terhadap pendapatan (2008,
hal. 26).
Oleh karena itu, dalam konsep kesejahteraan, tingkat kepuasan dan kesejahteraan
adalah dua pengertian yang saling berkaitan. Yang pertama merujuk kepada keadaan
individu atau kelompok, sedangkan yang kedua mengacu kepada keadaan komunitas
Kegiatan manusia di bumi yang kemudian dinamakan dengan aktivitas ekonomi dalam
proses yang sama, bagaimana ia berburu, meramu dan bercocok tanam. Demikian juga
perilaku manusia di saat ini, mengalami kecendrungan ke arah yang sama, bagaimana
dalam produksi distribusi dan menyelesaikan pekerjaan. Hal ini menandakan bahwa
manusia mempunyai pola perilaku untuk memenuhi kebutuhan yang relatif sama
kondisi sejahtera terjadi manakala kebutuhan dasar manusia akan gizi, kesehatan,
pendidikan, dan tempat tinggal dapat dipenuhi. Serta manakala manusia memperoleh
kebutuhan penting maupun tidak sesuai dengan kemampuan mereka. Dan sampai
sekarang belum ada gambaran tegas mengenai konsep kebutuhan dasar ataupun pokok
yang sebenarnya dan bagaimana kebutuhan dasar tersebut terpenuhi oleh golongan
manusia.
aktivitas kehidupan ekonomi manusia. Dalam hal ini, pemenuhan kebutuhan dasar atau
Kebutuhan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari akar kata butuh
Makna kebutuhan sangat jauh berbeda dengan makna keinginan. Jika kebutuhan
berarti barang yang diingini, perihal ingin: hasrat, kehendak dan harapan (Ibid, hal. 379).
Sedangkan dalam bahasa Inggris kebutuhan dikenal dengan need, necessity and
requirement (John dan Hasan 1998, hal. 98). Sedangkan keinginan dikenal dengan want,
wish dan desire (hal. 223). John dan Hasan mendefinisikan need sebagai suatu
46
kebutuhan dan keperluan atau bersifat memberi pertolongan (hal. 392). Dan want
Dan jika ditelaah lebih dalam, kebutuhan dalam hal ini need lebih bersifat kepada
kebutuhan manusia yang harus dipenuhi karena dengan tidak terpenuhinya akan
mengancam kehidupan manusia itu sendiri. Berbeda dengan keinginan (want) lebih
mengarah kepada sebatas keinginan dan kemauan yang mengitari perilaku manusia
dalam beraktivitas dan ia tidak bersifat mengancam bagi kehidupan manusia. Dan dapat
dipahami pula bahwa keinginan atau kemauan seseorang bersifat tidak terbatas.
Yang oleh Amalia digambarkan dengan dalam bahwa need adalah segala sesuatu
yang sarat dengan nilai dan want identik dengan bebas nilai (2005, hal. 211). Hal ini
mengandung arti bahwa keinginan hanya bersifat hasrat belaka, sedangkan kebutuhan
Berkaitan dengan hal tersebut, kebutuhan itu dapat berarti dan mencakup dua hal
yang sering dicampuradukkan orang. Menurut Zainun, Pertama merupakan hal yang
memang harus dimiliki karena hal itu betul-betul merupakan sesuatu yang diperlukan.
sesungguhnya baru merupakan keinginan belaka. Ingin memiliki sesuatu barang belum
tentu barang yang diinginkan itu benar-benar diperlukan (2004, hal. 65).
Oleh karena itu, kebutuhan dan keinginan adalah dua kutub yang memiliki
makna berbeda satu sama lainnya. Tatkala meminjam definisi Zainun di atas maka akan
lebih terlihat sebuah formulasi yang utuh dan dalam mengenai kebutuhan. Kebutuan
diartikan sebagai sesuatu yang penting dan harus dipenuhi segera demi kelangsungan
hidup manusia. Namun, keinginan sangat berbeda dengan makna kebutuhan di atas.
47
Keinginan dapat dilihat sebagai sesuatu yang tidak atau kurang penting, tidak harus
terhadap benda atau jasa yang pemuasannya dapat dilaksanakan bersifat jasmani
maupun rohanian (1986, hal. 512). Definisi tersebut menunjukkan sebagai salah satu
bermuara dalam diri individu sendiri dan diperlukan sesuai kondisi manusia.
dinyatakan oleh Galbairth “adalah dirincikan dan diciptakan untuk dirinya” (Galbairth,
The Affluent Society, hal. 152). Kelompok ini termasuk semua jenis status simbol dan
Dari beberapa data di atas menunjukkan suatu model kebutuhan manusia. Model
tersebut bisa bersifat mutlak yang menyangkut keberlangsungan hidup seseorang seperti
48
sandang, pangan, papan, pendidikan dan agama. Adapula model kebutuhan yang bersifat
relatif di mana pemenuhannya akan mengangkat seseorang ke atas dan tinggi di antara
yang lain.
dikembangkan oleh Maslow. Dalam model itu, ia menyatakan bahwa manusia memiliki
berbagai tingkat kebutuhan, mulai dari jaminan sosial sampai aktualisasi diri. Model ini
Saat ini, studi tentang kebutuhan kurang banyak diminati. Meskipun begitu, ada
beberapa studi terkenal yang berhubungan dengan kebutuhan, misalnya studi yang
dilakukan oleh Sennett yang meniliti tentang pentingnya rasa hormat. Studi lain yang
dipelajari adalah tentang konsep kebutuhan intelektual yang teliti dalam kependidikan.
tentang adanya perbedaan antara kebutuhan universal manusia (apa yang menopang dan
itu.
perasaan dijadikan indikator apakah kebutuhan itu telah terpuaskan atau belum. Salah
satu tujuan dari model Rosenberg ini adalah mendorong manusia untuk mengembangkan
kesadaran bahwa kebutuhan makhluk hidup akan terus bertambah sepanjang hidupnya
sehingga manusia harus berusaha mencari strategi yang lebih efektif untuk menutupi
Dari sana lahirlah beberapa istilah mengenai sifat kebutuhan manusia. Ada yang
bersifat primer atau pokok, sekunder dan tersier. Ketiganya memiliki arti dan makna
kebutuhan yang paling utama untuk dapat mempertahankan hidup seperti makan,
minum, pakaian dan perumahan. Sedangkan kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang
guna melengkapi kebutuhan primer, seperti alat-alat dan perabot (Manullang 1971, hal.
6). Dan tersier diartikan sebagai penghias dan pelengkap dari keadaan dan kondisi yang
ada.
dimaksudkan untuk memelihara lima unsur pokok dalam kehidupan manusia; kedua,
terhadap lima unsur pokok menjadi lebih baik; ketiga, tahsiniyat agar manusia dapat
Ketiga klasifikasi di atas, dalam teori dan konsep Maslow lebih dikenal dengan
primer, sekunder dan tersier. Ketiganya memiliki arti dan makna tersendiri. Begitu juga
dalam hal pemenuhannya (full filling needs) berbeda sifat antara satu dengan yang
lainnya.
pokok atau basic human needs approach tahun 1976, yaitu pada saat diadakannya
konferensi ILO (international labour office) di Kenya. Jauh sebelumnya memang istilah
ini sudah dikenal orang-orang (Green 1978, hal. 8) tetapi istilah ini secara resmi dan
mulai meluas dengan diadakannya perdebatan di Kenya tahun 1976 tersebut. Dalam
50
konferensi ini disarankan agar strategi dan politik pembangunan lebih diprioritaskan
kepada tujuan memenuhi kebutuhan pokok dari penduduk tiap-tiap negara (hal. 7).
Pendekatan ini tumbuh dari usaha pencarian suatu strategi pembangunan yang
bisa lebih efektif dalam menangani kemiskinan yang berlarut-larut di sebagian besar
untuk anak dan orang tua, program preventif dan kuratif keseharan air minum,
Munculnya basic human needs dengan lima sasaran tersebut disebabkan karena
ekonomi di beberapa negara belum dapat memberi pembagian hasil yang merata di
antara golongan penduduk yang ada di negeri tersebut. Seperti ditulis Prof. Soebroto,
pertumbuhan ekonomi tersebut juga tidak menciptakan kesempatan kerja yang memadai
untuk menampung penduduk yang cepat meningkat (Soebroto 1976, hal. 14).
Radwan dan Alfthan menulis bahwa tanpa mengurangi konsep basic needs,
keperluan minimum dari seorang individu atau rumah tangga adalah sebagai berikut: (1)
makan, (2) pakaian, (3) perumahan,(4) kesehatan, (5) pendidikan, (6) air dan sanitasi, (7)
Begitu juga dengan Kian Wie mendefinisikan kebutuhan pokok sebagai suatu
paket barang dan jasa yang oleh masyarakat dianggap perlu tersedia bagi setiap orang.
Kebutuhan ini merupakan tingkat minimum yang dapat dinikmati oleh seseorang. Hal
ini berarti bahwa kebutuhan pokok berbeda-beda dari satu daerah ke daerah lain, dari
suatu negeri ke negeri yang lain. Jadi suatu kebutuhan pokok itu adalah spesifik (1978,
hal. 18-25).
Menurut Mulyanto dan Hans-Dieter model kebutuhan pokok atau dasar telah
(1982, VI). Hal ini senada dengan apa yang dikatakan oleh Sundoyo dalam Model
Kebutuhan Dasar.
masyarakat dicukupi kebutuhan pokok hidup yang diperlukan oleh mereka (Soebroto
1976, hal. 3). Hal itu memperkuat kenyataan bahwa kemajuan ekonomi yang dicapai
beberapa negara tersebut tidak disertai kemajuan bagi seluruh rakyat atau penduduknya.
Pandangan baru menunjukkan bahwa ukuran pendapatan per jiwa saja tidak
human needs dari ILO pada dasarnya juga mencerminkan perubahan arah pembangunan
yang bertujuan memenuhi kebutuhan dasar rakyat, partisipasi dari seluruh masyarakat
dan berapa jumlahnya, hendaknya berdasarkan atau ditentukan oleh masyarakat itu
sendiri.
atau lapisan yang dirugikan oleh pengambilan keputusan demikian. Dr. Soedjatmoko di
dalam hal ini melihat perlunya “kemauan politik” ini sebagai prasarat bagi terlaksananya
Kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar basic human needs dapat dipahami
sebagai kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia, baik yang
terdiri dari kebutuhan atau konsumsi individu (makan, perumahan, pakaian) maupun
Kebutuhan dasar atau pokok inilah yang akan membawa manusia ke arah
kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidup. Dan itu merupakan tujuan utama dalam
Menurut Maslow, apabila seluruh kebutuhan seseorang belum terpenuhi pada waktu
yang bersamaan, pemenuhan kebutuhan yang paling mendasar merupakan hal menjadi
prioritas. Dengan kata lain, seorang individu baru akan beralih untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang lebih tinggi jika kebutuhan dasarnya telah terpenuhi. Lebih jauh,
manusia berdasarkan skala prioritasnya terdiri dari (Donnelly, Gibson dan Ivancevich
seperti makan dan minum. Jika belum terpenuhi kebutuhan dasar ini akan
lainnya.
3. Kebutuhan Sosial (Social Needs), mencakup kebutuhan akan cinta, kasih sayang,
piramida. Yang mana kebutuhan pertama (pokok atau dasar) manusia adalah kebutuhan
yang terletak dalam kolom paling bawah yaitu, kebutuhan fisik. Akan terlihar lebih jelas
hirarkie kebutuhan manusia menurut Maslow tersebut dalam gambar berikut ini:
Kebutuhan
Kelima
Penghargaan
Kebutuhan Keempat
Penghargaan dan Status
Kebutuhan Ketiga
Rasa Memiliki dan Sosial
Kebutuhan Kedua
Rasa Aman dan Jaminan
Kebutuhan Pertama/Pokok
Kebutuhan Fisiologi/fisik
2. Pemenuhan kebutuhan jaminan sosial antara lain dapat diaplikasikan dalam hal
pemberian tunjangan, jaminan sosial kerja dan lingkungan kerja yang nyaman,
5. Pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri antara lain dapat diaplikasikan dalam hal
pekerjaan.
kebutuhan dasar manusia tingkat tertinggi adalah the needs for self-actualization yang
keinginan dengan menampilkan potensi bakatnya yang luar biasa. Seseorang yang
mempunyai bakat untuk menjadi seorang seniman musik yang termasyhur maka orang
itu akan mengarahkan seluruh daya dan usahanya untuk merealisasikan potensi bakatnya
Ciri yang amat khusus pada jenis kebutuhan ini ialah bahwa, dengan
terpenuhinya kebutuhan ini orang akan merasa luar biasa terhadap dirinya. Kekaguman
Kebutuhan dasar tertinggi ini hanya mungkin terpenuhi secara tuntas pada orang
besar dunia, para seniman yang atau pada orang-orang yang mempunyai daya kreasi
luar biasa yang mampu menciptakan penemuan-penemuan baru dalam berbagai bidang
Hal tersebut senada dengan apa yang dikatakan oleh Aristoteles dalam Etika
Nikomachea bahwa kebutuhan dasar menyangkut semua dimensi yang dimiliki manusia.
Ini berarti, kebutuhan manusia untuk menjadi manusia (aktualisasi diri sebagai manusia)
memiliki tingkat yang sepadan dengan kebutuhan manusia, mulai dari taraf kebutuhan
Karenanya, perwujudan diri untuk menjadi diri sendiri adalah kebutuhan yang
paling tinggi bagi manusia. Adapun kebutuhan paling dasar bagi manusia adalah
Kesejahteraan merupakan variabel komposit yang terdiri dari berbagai indikator yang
spesifik dan operasional. Oleh karena itu, dalam mewujudkan suatu kesejahteraan ia
harus memiliki beberapa komponen berikut ini. Yang kemudian dinamakan dengan
indikator kesejahteraan.
Dan dengan aspek indikator kesejahteraan ini kiranya dapat dideskripsikan dan
Sejahtera apabila kehidupan masyarakat tentram lahir batin, setiap individu memperoleh
pokok untuk kehidupan fisik dan nonfisik tersedia dan terjangkau oleh masyarakat
pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan pendapatan layak, bebas dari rasa takut dan
tentram.
kesejahteraan. Semua indikator yang ada merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Pemenuhan kebutuhan dasar atau pokok menjadi salah satu indikator yang sangat
terpenuhinya kebutuhan pokok bagi individu maupun masyarakat, maka belum dapat
hal-hal yang dikehendaki untuk memenuhi kebutuhan primer seperti makan, pakaian dan
kelangsungan hidup saja. Pengertian kebutuhan tentu lebih luas daripada pemenuhan
Para ahli ekonom sosial mengacu pada apa yang dikatakan oleh Aristoteles
dalam Etika Nikomachea bahwa kebutuhan dasar menyangkut semua dimensi yang
dimiliki manusia. Ini berarti, kebutuhan manusia untuk menjadi manusia (aktualisasi diri
sebagai manusia) memiliki tingkat yang sepadan dengan kebutuhan manusia, mulai dari
hingga kebutuhan untuk menjadi diri sendiri (Dua 2008, hal. 107).
Oleh karena itu, berangkat dari teori pemikiran Maslow menyatakan terdapat
lima kebutuhan pokok manusia sebagaimana tertuang di atas. Kelima tingkat kebutuhan
di atas harus menjadi perhatian bahkan prioritas manusia dalam kehidupan ini. Dengan
pemenuhan kelima skala kebutuhan tersebut manusia akan menjadi superior antar
sesamanya.
Semua itu merupakan sarana yang memadai agar seseorang menjadi dirinya
sendiri. Jika otonomi dimengerti sebagai kemampuan untuk mengatur diri sendiri
berdasarkan kebebasan yang dimilikinya, maka dalam bahasa ekonomi sosial, otonomi
seseorang untuk menjadi dirinya sendiri dan menjadi warga negara yang mandiri. Tanpa
itu, seseorang tidak pernah menjadi nomos atau norma bagi dirinya sendiri.
Oleh karena itu, selain kebutuhan material, otonomi manusia ditentukan juga
oleh kebutuhan dasar yang lebih tinggi, yang membuat manusia menjadi manusia.
Dengan kata lain, suatu kebutuhan untuk hidup sebagai manusia yang memiliki martabat
2. Pendidikan
Sebagai salah satu indikator yang juga sering digunakan dalam mengukur kualitas hidup.
Tinggi rendahnya kualitas sumberdaya manusia antara lain ditandai dengan adanya
unsur kreativitas dan produktivitas yang direalisasikan dengan hasil kerja atau kinerja
yang berkualitas secara perorangan atau kelompok, dengan melalui pendidikan formal.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan).
dalam arti yang sebenarnya. Untuk mencapai kebenaran melalui pendidikan itulah,
sendiri tanpa terpengaruh oleh gagasan gurunya (Freire 2004, hal 12).
Senada dengan Socrates, Plato (427-347 SM) melalui karyanya yang berjudul
pendidikan, tetapi di dalam perjalanan sejarah yang ada, cukup banyak paradigma-
Shopistic kebebasan menjadi minim sebab adanya “kekerasan simbolik” yang dilakukan,
Seiring dengan masa Yunani Sophistic, berkembang pula pendidikan di Romawi yang
Cassino, Italia, dengan dekrit ketat yang meminimkan kebebasan dalam pendidikannya.
lain, tidak membolehkan para biarawan itu memiliki pena untuk menulis sendiri. Setelah
masa itu dilanjutkan dengan monopoli Gereja atas pendidikan formal di seluruh Eropa
yang berlangsung seribu tahun, kebebasan di dalam pendidikan diminimkan lagi sebagai
ditekan, kebebasan berbeda pendapat diberangus yang sampai memakan korban seperti
Galileo yang harus kehilangan nyawanya akibat berbeda pendapat dengan pihak gereja
akan pengetahuan ilmu alam. Berbagai perguruan pendidikan yang bertebaran sampai
abad ke 16 masih dilandasi niat untuk memasok calon-calon pendeta dan mendidik
sebagai pendidikan yang konservatif. O’neil membaginya menjadi tiga bagian yaitu
hal.105):
pelestarian dan penerusan pola sosial serta tradisi-tradisi yang sudah mapan.
adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan menggunakan angka melek huruf
rata-rata lama sekolah (tahun) sebagai indeks pendidikan di dalam IPM. Dalam hal ini
berdasarkan data BPS sampai tahun 1999 rata-rata lama pendidikan sekolah dasar.
Dan berdasarkan data Susenas tahun 2005, secara nasional rata-rata lama sekolah
penduduk usia 15 tahun ke atas baru mencapai 7,3 tahun, kemudian pada tahun 2006
rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas sedikit meningkat menjadi 7,4
tahun. Itu berarti rata-rata penduduk Indonesia tahun 2006 baru mampu menempuh
pendidikan sampai kelas I SMP atau putus sekolah di kelas II SMP. Rata-rata lama
sekolah penduduk laki-laki lebih besar daripada perempuan, masing-masing 7,9 tahun
dan 7,0 tahun. Sedangkan menurut wilayah tempat tinggal, rata-rata lama sekolah
62
paling penting dalam merealisasikan dan mewujudkan kehidupan yang bahagia dan
sejahtera. Hal ini dapat dilihat dari setiap pendataan terhadap suatu wilayah pertahunnya.
Dan sekiranya suatu bangsa dan negara menginginkan dan mengharapkan kesejahteraan
bagi manusia, maka hal yang harus ditempuh adalah mengoptimalisasikan pendidikan.
3. Kesehatan
Merupakan bagian dari indikator kesejahteraan penduduk dalam hal kualitas fisik.
Indikator tersebut meliputi angka kematian bayi dan angka harapan hidup yang menjadi
indikator utama. Sebagai contoh menurut data BPS tahun 2006, angka kematian bayi
pada tahun 2005 adalah 32 per 1000 kelahiran hidup, kemudian menurun pada tahun
2006 menjadi 31 per 1000 kelahiran hidup. Sementara angka harapan hidup Indonesia
naik dari 69,0 tahun pada tahun 2005 menjadi 69,4 tahun pada tahun 2006. Dengan
demikian berarti diperkirakan anak yang lahir pada tahun 2006 akan hidup rata-rata
4. Jaminan sosial
Awal teori Teori Maslow tentang jaminan sosial dapat ditelusuri kembali kepada Smith.
meningkatkan tingkat kenaikan umum seluruh dalam kesejahteraan sosial. Teori Maslow
kontemporer jaminan sosial dimulai pada abad ke-20, 20 tahun ekonomi kesejahteraan,
63
sosial teori. Meskipun Pigou menganjurkan bahwa, peran pemerintah dalam jaminan
sosial, tapi teori jaminan sosial mereka masih didasarkan pada gagasan laissez-faire,
bukan peran pemerintah adalah terbatas pada pajak dan subsidi (http//www.
marxisme.htm).
kepentingan pekerja, kesehatan dan bahkan hidup mereka. Jadi, kapitalisme adalah
modal, jaminan sosial lemah ketika tebu adalah kapitalis untuk mempermudah konflik
dana jaminan sosial dari amal bukanlah kapitalis, yang dananya berasal dari nilai surplus
yang diciptakan oleh kelas buruh. Marx menunjukkan bahwa "harus ada asuransi dengan
nilai sisa, kompensasi adalah nilai sisa pengurang." Karena ini "adalah produksi kapitalis
dari biaya non-produksi, namun biaya modal, tahu cara menempatkan mayoritas dari
bahu mereka sendiri ke pundak kelas buruh dan kelas menengah ke bawah." (http//www.
marxisme.htm).
Dengan demikian, kelas pekerja untuk menciptakan dana mereka sendiri jaminan
sosial sebagai bagian dari nilai surplus, bukan kapitalis, amal, jaminan sosial, sifat dari
melakukannya ketika begitu", dan ketertarikan ini adalah "tidak lagi membeli punya hak
untuk mengganggu Anda," "Adapun pengaruh amal, masyarakat miskin dari saudara-
saudara mereka miskin mendapatkan bantuan, dari dari borjuasi mendapatkan lebih. "
64
atau keseimbangan antara aspek material dan non-material atau spiritual. Di mana
kondisi sejahtera terjadi jika kehidupan manusia aman dan bahagia karena kebutuhan
dasar akan gizi, kesehatan, pendidikan, tempat tinggal, dan pendapatan (kesempatan
kerja) dapat dipenuhi; serta manakala manusia memperoleh perlindungan dari resiko-
kualitas hidup (kondisi) masyarakat antara lain melalui pengelolaan masalah sosial,
pembangunan).
Sekelompok individu dalam satu komunitas yang teratur, di bawah suatu sistem
atau aturan untuk tujuan yang sama; hidup bersama dalam kondisi aman dan bahagia,
terhadap suatu masyarakat. Hal ini sebagaimana dilakukan oleh Kantor Menteri Negara
minimal 2 kali per hari; c) pakaian lebih dari satu pasang; d) sebagian besar
lantai rumahnya bukan dari tanah; e) jika sakit dibawa ke sarana kesehatan.
hal sandang, papan, pangan dan pelayanan kesehatan yang sangat dasar.
e. Keluarga Sejahtera III Plus, telah dapat memenuhi kebutuhan dasar minimum,
Atas dasar klasifikasi di atas, maka kriteria dan bentuk keluarga sejahtera dapat
ditetapkan sebagai berikut: Pertama, pra sejahtera; Kedua, sejahtera tahap I; Ketiga,
sejahtera tahap II; Keempat, sejahtera tahap III; Kelima, sejahtera tahap III plus.
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional daerah Jawa Timur. Di mana lembaga tersebut
juga mengklasifikasi keluarga sejahtera ke dalam lima kriteria dan bentuk (www.bkkbn-
(BKKBN) Sumatera Utara Indra Wirdana, dalam petikannya kepada Waspada Online
seperti keluarga yang memiliki pakaian yang berbeda setiap harinya, dan
b. Keluarga sejahtera II, yaitu keluarga yang sudah mempunyai tempat tinggal,
c. Keluarga sejahtera III, yaitu keluarga yang sudah memenuhi kebutuhan dasar
Data klasifikasi di atas dapat dipahami bahwa keluarga atau masyarakat sejahtera
terdapat lima kriteria dan bentuk. Bentuk yang paling bawah adalah pra sejahtera yang
diidentikkan dengan yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimum, misalnya
kebutuhan spiritual, pangan, sandang, papan dan kesehatan. Sedangkan bentuk dan
kriteria masyarkat sejahtera tertinggi adalah sejahtera plus di mana telah dapat
ini peneliti belum mendapatkan klasifikasi tersebut dalam teori Maslow dan dalam
kehidupan mereka sendiri. Namun sekiranya, pemikiran dan pandangan tersebut dapat
Kata sejahtera melahirkan beberapa istilah, antara lain economic welfare, social
welfare, welfare society dan welfare state. Semuanya mengarah dan tertuju kepada
sentralisasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan pokok atau dasar manusia yaitu
67
keadilan distribusi.
sebagaimana diusung dalam teori Maslow yang telah peneliti paparkan di atas. Maslow
menganggap tatkala kebutuhan pokok tersebut terpenuhi maka manusia berada dalam
sebagai kondisi terpenuhinya kebutuhan dasar yang bersifat kebutuhan fisiologi berupa
sandang, pangan dan papan. Terpenuhinya juga kebutuhan akan jaminan sosial,
mengancam kehidupannya melalui suatu proses atau usaha terencana berupa tunjangan
dan pelayanan sosial, kesehatan, pendidikan dan kebutuhan akan penghargaan dan
Dan tatkala kebutuhan dasar atau pokok tersebut tidak terpenuhi, maka seseorang
tersebut tidak dalam kondisi sejahtera. Indikator-indikator sejahtera yang paling utama
Bab 5
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam teori Maslow, konsep kesejahteraan adalah sebagai kondisi aman dan bahagia
kehidupannya.
needs atau hirarkie lima tingkat kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan pada skala
makan dan minum. Kebutuhan dasar ini menjadi prioritas manusia dan
jaminan sosial (Safety Needs), kebutuhan sosial (Social Needs), kebutuhan akan
Dan dengan kekuatan teknologi tersebut, kiranya dan sudah barang tentu setiap manusia
dapat mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan layak. Dan tentunya, pemikiran
Maslow dalam hal harga diri tampak lebih spesifik dan jelas dibanding konsep al-
Ghazāli
69
kesejahteraan holistik dan seimbang, yaitu kecukupan materi yang didukung oleh
kesejahteraan di dunia dan di akhirat, sebab manusia tidak hanya hidup di alam dunia
saja, tetapi juga di alam setelah kematian/kemusnahan dunia (akhirat). Karenanya, hal
tersebut adalah konsep yang komprehensif dan sarat dengan nilai sebagaimana tertuang
dalam teori dharūriyat al-khams (lima tingkat kebutuhan dasar) dan rubu’ muhlikat (hal-
hal yang membinasakan manusia). Yaitu, setiap hal yang dimaksudkan untuk
akal (pendididkan), jiwa (kesehatan dan jaminan sosial), keturunan, dan materi sebagai
Kelima hal ini merupakan kebutuhan primer bagi hidup dan kehidupan manusia.
Dan tentunya, hubungan manusia dengan dunia hanya sebatas alat bukan pada hubungan
teori Maslow sebagaimana di atas, sepenuhnya telah terakomodasi dalam konsep al-
Ghazāli.
keunggulan komparatif yang sangat signifikan, yakni menempatkan iman (nilai) sebagai
faktor utama dalam elemen kebutuhan dasar manusia, satu hal yang luput dari perhatian
Maslow. Seperti yang telah dimaklumi bersama, iman merupakan fitrah manusia dan
menjadi faktor penentu dalam mengarahkan kehidupan umat manusia di dunia ini.
70
Implikasi
Dengan pengembangan konsep hierarchy of needs yang digagas oleh Maslow, kiranya
dapat menjadi suatu dan sebuah model dinamik tingkat kebutuhan manusia pada saat ini.
Dengan penjelasan yang begitu rinci dan dalam, setiap manusia baik Barat maupun
kesejahteraan dalam dunia Islam khususnya dan Barat secara umum. Oleh karena itu,
pengembangan pemikiran atas teori dan konsep tersebut sangat penting dalam melawan
al-khams dan rubu’ muhlikat al-Ghazāli panduan atau acuan bagi konsep kesejahteraan
dalam kehidupan.
Rekomendasi
Penelitian terhadap pemikiran ekonomi Barat dan Islam merupakan kajian yang sangat
menarik dan memerlukan berbagai dimensi pandangan pemikiran. Hal ini untuk meneliti
berbagai interpretasi atau berbagai aplikasi penerapan pemikiran tersebut dalam dunia
Barat dan Islam. Dan tentunya penelitian yang menggali konsep kesejahteraan masih