Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

Ilmu Ekonomi Sumber Daya Manusia yaitu ilmu ekonomi yang


menyangkut berbagai kebutuhan manusia dalam berbasis sumber. Keinginan dan
kebutuhan manusia tidak berbatas. Dengan demikian , ilmu ekonomi berusaha
menerangkan bagaimana memenuhi kebutuhan masyarakat sebanyak mumgkin
dengan sejumlah sumber-sumber yang berbatas. Sumber daya ekonomi atau
human resuorces mengandung dua pengertian. Pertama, sumber daya manusia
(SDM) mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam
proses produksi dalam hal ini , SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan
oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang atau jasa.

Pengertian kedua dari sumber daya manusia menyangkut manuia yang


mampu bekerja untuk memberikan usaha jasa tersebut. Mampu bekerja berarti
mampu memberikan melakukan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu
bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat.

Secara fisik, kemampuan kemampuan bekerja diukur dengan usia. Dengan


kata lain, orang dalam usia kerja dianggap mampu bekerja. Kelompok penduduk
dalam usia kerja tersebut dinamakan tenaga kerja atau manpower. Secara singkat
tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk dalam usia kerja (working-age
population)

Kedua pengertian SDM tersebut mengandung aspek kuantitas dalam arti jumlah
penduduk yang mampu bekerja, dan aspek kualitas dalam arti jasa yang tersedia
dan diberikan untuk produksi. Pengertian diatas juga menegaskan bahwa SDM
sebagai faktor produksi juga terbatas. Dalam pengertian demikian maka ekonomi
sumer daya manusia berusaha menerangkan bagaimana memanfaatkan SDM
sebaik-baiknya agar dapat menghasilkan barang atau jasa guna memnuhi
sebanyak mungkin kebutuhan masyarakat.
SEJARAH ILMU ESDM dan TENAGA KERJA

Menurut Irving Kristol, ilmu ekonomi sebagai sebuah disiplin akademis, dalam
perjalanan sejarah, muncul pada abad ke-17 dan 18 sebagai suatu aspek “revolusi”
filosofis yang menciptakan dunia “modern” (Kristol, 1981: 203). Dalam hal ini “manusia
ekonomi” yang diciptakan. Ilmu ekonomi tampil sebagai manusia yang ingin mencapai
kepuasan yang tertinggi. Jika ditelusuri lebih jauh kisah, konsep “manusia ekonomi” itu
dapat ditelusuri dalam falsafah Psikologi Asosiatifkhususnya “hedonisme” sertafalsafah
“utilitarianisme” yang banyak merambah pengikutnya sejak abad 18 dan 19.Adam Smith
tahun 1776 menulis The Wealth of Nations, yang menandai munculnya ilmu ekonomi
SDM yang sepenuhnyaberdiri sendiri (Bill, 2002: 273). Pertama,ide-de yang berkembang
pada jaman Renaissance yang menyatakan bahwa manusia adalah bagian dari alam yang
berdaulat. Gagasan ini membebaskan para analis ekonomi untuk menerapkan metode-
metode rasional dan reduksionis guna mengikis anggapan-anggapan ekonomi yang tidak
didasarkan pada fakta atau kajian ilmiah (misalnya, anggapan orang hanya bisa disebut
kaya jika iapunya banyak emas).

Pada abad ke XVIII Masehi, para buruh bangunan membentuk serikat pekerja.
Serikat pekerja yang mereka bentuk kemudian memperbaiki kondisi kerja mereka.Sampai
pada akhirnya muncul revolusi industri di Inggris pada akhir abad ke 18 yang meletakkan
dasar bagi masyarakat industri baru yang lebih kompleks. Dalam revolusi indutsri, cara
kerja yang sepenuhnya menggunakan tenaga manusia mulai diganti dengan tenaga uap
dan tenaga mesin.Sebagai dampaknya, kondisi kerja, pola hubungan sosial, dan
pembagian kerja berubah secara signifikan. Perubahan yang pada akhirnya membuat
jarak antara pekerja dan pemilik perusahaan semakin lebar.

Sejak zaman dahulu, ruang lingkup ekonomi sumber daya manusia antara lain
meliputi: dinamika kependudukan, ketenagakerjaan, struktur ketenagakerjaan, sektor
informal-formal, transisi kependudukan, mobilitas dan migrasi penduduk, permintaan dan
penawaran tenaga kerja, pekerja anak, perencanaan tenaga kerjaan serta pendududk dan
pembangunan ekonomi.Melihat ruang lingkup tersebut berarti ekonomi sumber daya
manusia (Human Resources Economic) berkaitan dengan studi: perencanaan sumber daya
manusia (human resources planning), ekonomi ketenagakerjaan (Labur Economics) dan
ekonomi kependudukan (Population Economics).Untuk menemukan titik terang dalam
suatu permasalahan orang-orang terdahulu sebelum kita menerapkan teori-teori ini untuk
di aplikasikan dalam kehidupan mereka.Teori-Teori Sumber Daya Manusia
BASIS TEORI

1.Teori Klasik Adam Smith

Adam Smith (1729-1790) merupakan tokoh utama dalam aliran ekonomi yang
dikenal sebgai alairan klasik. Smith mennganggap bahwa manusia sebagai faktor
produksi utama yang menentukan kemakmuran bangsa-bangsa. Alasannya, alam (tanah)
tidak ada artinya kalau tidak ada sumber daqaya manusia yang pandai mengolahnya
sehingga bermanfaat bagi kehidupan.Smith menganggap alokasi sumber daya manusia
yang efektif merupakan syarat perlu bagi pertumbuhan ekonomi.

2. Teori Klasik J.B. Say

Kontribusi Jean Baptiste Say (1767-1832) terhadap aliran klasik adalah


pandangannya yang mengatakan bahwasetiap penawaran akan menciptakan
permintaannya sendiri (supply creates its own demand). Pendapat say ini disebut dengan
Hukum Say (Say’s Law).Say berasumsi bahwa nilai produksi selalu sama dengan
pendapatan. Peningkatan produksi akan diiringi dengan peningkatan pendapatan.Secara
umum peningkatan produktivitas tenaga kerja dapat dilakukan dengan peningkatan
kemampuan/ keterampilan, disiplin, etos kerja produktif, sikap kreatif dan inofatif serta
membina lingkungan yang sehat untuk memacu prestasi.

3. Teori Malthus

Thomas Robert Malthus (1766-1834) dianggap sebagai pemikir klasik yang


berjasa dalam pengembangan pemikiran-pemikiran ekonomi setelah Smith. Bukunya
yang dikenal paling luas adalah Principle of Population.Malthus pesimis terhadap masa
depan umat manusia disebabkan kenyataan bahwa tanah sebagai salah satu faktor
produksi utama tetap jumlahnya. Meskipun pemakaiannya tidak seberapa namun jumlah
lahan pertanian terus berkurang untuk perumahan, pabrik-pabrik serta untuk pembuatan
jalan.

Malthus tidak percaya bahwa teknologi dapat berlomba dengan penduduk.


Jumlah penduduk yang tinggi pasti mengurangi nilai produksi per kepala. Dan untuk
mengatasi masalah ini hanya dengan pengendalian atas pertumbuhan penduduk.
4. Teori Keynes

Kaum klasik percaya bahwa perekonomian yang dilandaskan pada kekuatan


mekanisme pasar akan selalu menuju keseimbangan (equilibrium). Dalam posisi
keseimbangan, produksi akan menciptakan daya beli secara otomatis terhadap barang-
barang.Adanya paham yang menganggap ketidak seimbangan hanya bersiafat sementara
dan ada tangan tak kentara (Invisiblehands) yang akan membawa ekonomi kembali pada
posisi keseimbangan.Kaum klasik percaya bahwa seluruh tenaga kerja yang ada akan
dipergunakan untuk proses produksi (fully-employed). Yang berarti tidak adanya masalah
pengangguran tenaga kerja.

John Maynard Keynes (1883-1946) mengkritik teori Say, dalam kenyataannya


permintaan lebih kecil dari pada penawaran, dan pendapatan akan ditabung dan tidak
semuanya di pakai untuk konsiumsi (permintaan efektif lebih kecil dari total
produksi).Penggunaan tenaga kerja penuh (fully employed) tidak akan dicapai karena
tenaga kerja tidak akan bekerja sesuai pandangan klasik. Para pekerja mempunyai
semacam serikat kerja (labor union) yang akan berusaha memperjuangkan kepentingan
buruh dari penurunan tingkat upah.Bila kurva harga turun, maka kurva nilai produktivitas
tenaga kerja (marginal value of productivity of labor) yang di jadikan patokan dalam
mempekerjakan tenaga kerja ikut turun.

5. Teori Harrod-Domar

Teori harrod-Domar (1946) dikenal sebagai teori pertumbuhan. Menurut teori ini
investasi tidak hanya menciptakan permintaan, tetapi juga memperbesar kapasitas
produksi. Kegiatan produksi yang membesar membutuhkan permintaan yang besar pula
agar produksi tidak menurun. Peran modal fisik dalam model pertumbuhan amat besar.
Tetapi kapasitas hanya akan dapat membesar bila sumber daya lain (modal fisik)
membesar pula. Penduduk (angkatan kerja) diasumsikan meningkat secara geometris dan
full employment selalu tercapai.Model Solow (1957) mirip dengan model Harrod-Domar.
Dalam model Solow dipakai suatu fungsi produksi Cobb-Daouglas dan progres faktor
dibahas secara jelas.

6. Teori Coale-Hoaver

Berbeda dengan Solow, Coale-Hoaver tidak hanya melihat penduduk sebagai


input dalam proses produksi tetapi juga segai konsumen produksi. Coale-Hoaver juga
berbeda dengan Keynes yang memusatkan perhatian pada negara kaya (dengan masalah
permintaan agregatnya). Coale-Hover memperhatikan persoalan di negara
miskin.Menurutnya kemiskinan bukan akibat kurangnya permintaan agregatif tetapi
akibat kurangnya modal fisik dengan pembangunan, vigor, enterprise dan adaptability
pada semua komponen angkatan. Dia berpendapat bahwa perubahan penduduk akan
terasa pada penduduk sebagai input proses produksi setelah kurun waktu tiga puluh tahun.

7. Teori Ester Boserup

Coale-Hoaver melihat pertumbuhan penduduk sebagai pengganggu


pembangunan seperti halnya Malthus. Boserup berpendapat sebaliknya. Dia berpendapat
bahwa pertumbuhan penduduk mengakibatkan dipakainya sistem pertanian yang lebih
intensif di suatu masyarakat primitive sehingga meningkatnya output disektor pertanian.
Penduduk juga mendorong penggunaan biologi pertanian pada tingkat yang lebih tinggi.
Penduduk mendorong diterimanya suatu inovasi (teknologi) baru.

8. Teori Rational Expectation (Ratex)

Aliran ini lahir karena kebijakan-kebijakan Keynes yang dipakai selama ini gagal
total dalam menghadapi permasalahan tahun 70-an dan 80-an. Pakar-pakar aliran ratex
meninjau premis-premis yang digunakan Keynesian seperti perlunya campur tangan
pemerintah dan ekspektasi pola konsumsi masyarakat.Aliran Ratex menganggap bahwa
perekomomian cenderung pada keseimbangan. Oleh karena itu tidak perlu lagi adanya
kebijaksanaan stabilitas seperti yang digunakan di masa Keynes. Aliran ini berasumsi
bahwa masyarakat tidak bodoh. Orang selalu berusaha mengejar kepentingan mereka
sendiri dengan menggunakan semua informasi yang mereka punyai untuk memperkirakan
apa yang akan terjadi dan apa yang melandasi semua tingkah lakunya.

Aliran ini membahas aspek ketenagakerjaan seperti permintaan dan penawaran


secara mendalam. Menurut aliran ini perubahan permintaan melalui ekspansi moneter
atau rangsangan fiscal akan meningkatkan output kerja atau employment bila masyarakat
tidak menduga adanya kenaikan permintaan itu

PASAR TENAGA KERJA

Merupakan salah satu produksi penting dalam kegiatan perekonomian,


pasar tenaga kerja merupakan contoh pasar abstrak dalam perekonomian . pasar
ini merupakan sarana pertemuan antara kualifikasi yang dimiliki pencari kerja
dengan pemberi kerja melalui mekanisme pasar, dimana konsep tenaga kerja pasar
adalahseluruh aktifitas dari pelaku-pelaku untuj mempertemukan pencari kerja
lowongan kerja atau proses terjadinya penempatan dan atau hubungan kerja
melalui penyediaan dan penempatn tenaga kerja pengusaha, pencari kerja dan
pihak ke tiga yang membantu pengusaha dan pencari kerja untuk saling
berhubungan.

Penawaran tenaga kerja Berasal dari pencari kerja atau rumah tangga
konsumen, kurva penawaran ini memiliki slope positif yang berarti emakin tinggi
upah yang ditawarkan, maka semakin besar pula penawaran tenaga kerja
dansebaliknya,

• Para Pelaku di Pasar Tenaga Kerja

1. Pencari Kerja
Setiap orang yang mencari kerja baik karena menganggur , putus
hubungan kerja maupun orang yang sudah bekerja tetapi ingin
mendapatkan pekerjaan lebih baik yang sesuai dengan pendidikan , bakat,
minat dan kemampuan yang dinyatakan melalui aktifitas mencari
pekerjaan
2. Pemberi Kerja
Perorangan , pengusaha badan hukum , atau bdan-badan lainnya
yang memperkerjakan lainnaya yang memperkerjakan tetangganya kerja
dengan membayar imbalan berupa upah atau gaji.
3. Perantar
Media atau media yang mempertemukan pencari kerja dan pemberi
kerja misalkan agen penyalur tenaga kerja , bursa kerja ketiga yang
menghubungkan pencari kerja dengan perusahaan yang membutuhkan
tenaga kerja sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.

• Cara Bekerja

Dalam suatu lingkungan yang terdiri atas unsur-unsur masyarakat,


pemerintah dan organisasi-organisasi lain biasanya mempunyai prinsip-prinsip
dasar tertentu. Prinsip tersebut dibutuhkan untuk membuat keputusan, misalnya
apa dan berapa banyak barang yang harus diproduksi tersebut dapat
disebarluaskan. Untuk dapat mengambil keputusan yang baik para pengambil
keputusan harus mengetahui gejala-gejala yang terjadi dipasar kerja dapat
digunakan untuk membantu pengambil keputusan, misalnya untuk memnentukan
jenis dengan kualifikasi tertentu yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Karakteristik ataupun kualifikasi dari tenaga kerja yang dibutuhkan dapat


diketahui dari pasar kerja. Malalui pasar kerja ini diperoleh berbagai jenis
informasi untuk pengambilan keputusan, baik dari segi si pencari kerja (sebagai
sisi supply) maupun dari segi sipemberi kerja (sebagai sisi demand).

Untuk dapat membaca gejala yang terjadi dimasyarakat terutama dalam


pasar kerja, maka perlu diketahui konsep-konsep dasar dari pasar kerja. Bagian ini
menyajikan uraian singkat mengenai konsep-konsep dasar termasuk kegiatan
dalam pasar kerja. Selain itu disajikan pula sistem informasi pasar kerja sebagai
pendukung kegiatan pasar kerja

Konsep Yang Berlaku Di Pasar Kerja

Konsep dasar pasar kerja tidak jauh berbeda dengan konsep dasar pasar
barang dan modal. Inti konsep tersebut adalah bahwa setiap pasar selalu
mempunyai pembeli dan penjual. Demikian pula dengan pasar kerja
pembeliannya adalah para pengusaha/produsen/majikan, sedangkan penjualnya
adalah para pembeli dan penjual dipasar kerja terutama di negara-negara sedang
berkembang seperti indonesia . oleh sebab itu, keputusan yang terjadi dipasar
kerja sangat sangat dipengaruhi oleh kondisi dan tingkah laku darinpara pembli
dan penjual lainnya. Contohnya seorang pengusaha baru akan akan menaikkan
tingkat upah yang diberlakukan diperusahaan lain yang sejenis melakukan juga
kenaikan tingkat upah bagi para tenaga kerjanya.

Jadi jelas bahwa pasar kerja merupakan seluruh aktifitas dari pada pelaku
yang tujuannya adalah mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja
(sebagai pengganti pensiun), maka akan dilaksanakn pembukaan lowongan kerja
diseluruh negara yang bersangkutan. Keadaan ini menimbulkan adanya pasr kerja
lokal. Kedua bentuk pasar diatas (external labour market). Tetapi apabila
perusahaan dengan melaksankan promosi dari dalam itu sendiri, maka disebut
sebagai pasar kerja intern . selain itu ada dua bentuk lain pasar kerja yang dikenal
dengan “dual labor market”, yaitu pasar kerja primer (primary labor market) dan
pasar kerja sekunder (secondary labor market).

BENTUK-BENTUK PASAR KERJA

1. Pasar kerja intern (INTERNAL LABOR MARKET)

Pasar kerja intern terjadi apabila pengusaha/produsen ataupun instansi


pemerintah mengisi lowongan kerja yang ada dengan menggunakan sumber
dari perusahaan itu sendiri melalui “promosi”. Sebelumnya konsep pasar kerja
intern ini timbul karena adanya anggapan bahwa proses pembukuan lamaran,
pemanggilan para pelamar seleksi dan penerima pegawai baru merupakan
suatu investasi untuk masa depan, yang dikenal dengan “hirring-
investment”karena seluruh proses tersebut memerlukan biaya yang tidak
sedikit. Apabila biaya untuk prose produksi secara keseluruhan.

Salah satu cara untuk menekan biaya yang dikeluarkan , biasnya


digunakan cara seleksi pegawai melalui pemeriksa ijazah/diploma /sertifikat,
pemnentuan jenis kelamin , usia, tingkat pendidikan dan lain-lain yang
dianggap sebagai salah satu alat penyaring atau sebagai “screening device”

Pendekatan kedua untuk tujuan penghematan biaya penerimaan pegawai


dan untuk memaksimalkan produkfitas pegawai yang menempati jabatan yang
bersangkutan maka dilaksanakn pengangjatan pegawai melalui promosi
dengan mengggunakan sumber –sumber tenaga kerja yang ada didalam
perusahaan itu sendiri.

2. Pasar primer dan sekunder

Pasar kerja primer dan sekunder biasnya dikenal dengan dua bentuk
pusat kerja atau dual –labor-market. Biasanya pasar kerja primer merupakan
pasar kerja disektor formal, dimana ada aturan prosedur yang jelas pada
mekanisme pasar kerja dalam mempertemukan pencari kerja dan lowongan
kerja. Sebaliknya pasarkerja dalam mempertemukan pencari kerja sekunder
hanya menawarkan tingkat upah yang relatif rendah. Tidak mempunyai jenjang
jabatan (jdead end job). Banyak pekerja yang masuk ke pasar ker ekunder tidak
pernah dapat masuk ke pasar kerja primer.

Untuk jelasnya dapat disimpulakn bahwa pasar kerja primer mempunyai


karakteristik sebagai berikut;

1. Membutuhkan tingkat kemampuan dan keterampilan yang tinggi


2. Menwarakan tingkat upah yang relatif tinggi
3. Kondisi kerja baik
4. Tingkat mobilitas tenaga kerja kecil
5. Pekerja mempunyai hak dan kewajiban yang jelas
6. Mengikuti peraturan-peraturan kepegawaian yang jelas
7. Ada pedoman kerja tertentu atau manual
8. Mempunyai kesempatan untuk nmaju atau naik ke jenjang jabatan
yang lebih tinggi
DAFTAR PUSTAKA

Borjas, George. 2005.Edisi Ke 3. Labor Economics. Mc. Graw-Hill. New


York.
Bobo,Julius,.2003. Transformasi Ekonomi Rakyat. CIDESINDO. Jakarta

Fakih, Mansour. 2002. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi.


INSIST PRESS. Yogyakarta.

Mubyarto. 200. Membangun Sistem Ekonomi. BFE. Yogyakarta.

Tilaar, H.A.R. 1997. Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Era


Globalisasi. Grasindo. Jakarta.
BR, Arfida. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta : Ghalia
Indonesia
KERANGKA KERJA ESDM
EKONOMI SUMBER DAYA MANUSIA DAN
KETENAGAKERJAAN

Disusun Oleh:

1. Ayu wulansari (130231100073)


2. Mizaroh (130231100077)

PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2015

Anda mungkin juga menyukai