Kedua pengertian SDM tersebut mengandung aspek kuantitas dalam arti jumlah
penduduk yang mampu bekerja, dan aspek kualitas dalam arti jasa yang tersedia
dan diberikan untuk produksi. Pengertian diatas juga menegaskan bahwa SDM
sebagai faktor produksi juga terbatas. Dalam pengertian demikian maka ekonomi
sumer daya manusia berusaha menerangkan bagaimana memanfaatkan SDM
sebaik-baiknya agar dapat menghasilkan barang atau jasa guna memnuhi
sebanyak mungkin kebutuhan masyarakat.
SEJARAH ILMU ESDM dan TENAGA KERJA
Menurut Irving Kristol, ilmu ekonomi sebagai sebuah disiplin akademis, dalam
perjalanan sejarah, muncul pada abad ke-17 dan 18 sebagai suatu aspek “revolusi”
filosofis yang menciptakan dunia “modern” (Kristol, 1981: 203). Dalam hal ini “manusia
ekonomi” yang diciptakan. Ilmu ekonomi tampil sebagai manusia yang ingin mencapai
kepuasan yang tertinggi. Jika ditelusuri lebih jauh kisah, konsep “manusia ekonomi” itu
dapat ditelusuri dalam falsafah Psikologi Asosiatifkhususnya “hedonisme” sertafalsafah
“utilitarianisme” yang banyak merambah pengikutnya sejak abad 18 dan 19.Adam Smith
tahun 1776 menulis The Wealth of Nations, yang menandai munculnya ilmu ekonomi
SDM yang sepenuhnyaberdiri sendiri (Bill, 2002: 273). Pertama,ide-de yang berkembang
pada jaman Renaissance yang menyatakan bahwa manusia adalah bagian dari alam yang
berdaulat. Gagasan ini membebaskan para analis ekonomi untuk menerapkan metode-
metode rasional dan reduksionis guna mengikis anggapan-anggapan ekonomi yang tidak
didasarkan pada fakta atau kajian ilmiah (misalnya, anggapan orang hanya bisa disebut
kaya jika iapunya banyak emas).
Pada abad ke XVIII Masehi, para buruh bangunan membentuk serikat pekerja.
Serikat pekerja yang mereka bentuk kemudian memperbaiki kondisi kerja mereka.Sampai
pada akhirnya muncul revolusi industri di Inggris pada akhir abad ke 18 yang meletakkan
dasar bagi masyarakat industri baru yang lebih kompleks. Dalam revolusi indutsri, cara
kerja yang sepenuhnya menggunakan tenaga manusia mulai diganti dengan tenaga uap
dan tenaga mesin.Sebagai dampaknya, kondisi kerja, pola hubungan sosial, dan
pembagian kerja berubah secara signifikan. Perubahan yang pada akhirnya membuat
jarak antara pekerja dan pemilik perusahaan semakin lebar.
Sejak zaman dahulu, ruang lingkup ekonomi sumber daya manusia antara lain
meliputi: dinamika kependudukan, ketenagakerjaan, struktur ketenagakerjaan, sektor
informal-formal, transisi kependudukan, mobilitas dan migrasi penduduk, permintaan dan
penawaran tenaga kerja, pekerja anak, perencanaan tenaga kerjaan serta pendududk dan
pembangunan ekonomi.Melihat ruang lingkup tersebut berarti ekonomi sumber daya
manusia (Human Resources Economic) berkaitan dengan studi: perencanaan sumber daya
manusia (human resources planning), ekonomi ketenagakerjaan (Labur Economics) dan
ekonomi kependudukan (Population Economics).Untuk menemukan titik terang dalam
suatu permasalahan orang-orang terdahulu sebelum kita menerapkan teori-teori ini untuk
di aplikasikan dalam kehidupan mereka.Teori-Teori Sumber Daya Manusia
BASIS TEORI
Adam Smith (1729-1790) merupakan tokoh utama dalam aliran ekonomi yang
dikenal sebgai alairan klasik. Smith mennganggap bahwa manusia sebagai faktor
produksi utama yang menentukan kemakmuran bangsa-bangsa. Alasannya, alam (tanah)
tidak ada artinya kalau tidak ada sumber daqaya manusia yang pandai mengolahnya
sehingga bermanfaat bagi kehidupan.Smith menganggap alokasi sumber daya manusia
yang efektif merupakan syarat perlu bagi pertumbuhan ekonomi.
3. Teori Malthus
5. Teori Harrod-Domar
Teori harrod-Domar (1946) dikenal sebagai teori pertumbuhan. Menurut teori ini
investasi tidak hanya menciptakan permintaan, tetapi juga memperbesar kapasitas
produksi. Kegiatan produksi yang membesar membutuhkan permintaan yang besar pula
agar produksi tidak menurun. Peran modal fisik dalam model pertumbuhan amat besar.
Tetapi kapasitas hanya akan dapat membesar bila sumber daya lain (modal fisik)
membesar pula. Penduduk (angkatan kerja) diasumsikan meningkat secara geometris dan
full employment selalu tercapai.Model Solow (1957) mirip dengan model Harrod-Domar.
Dalam model Solow dipakai suatu fungsi produksi Cobb-Daouglas dan progres faktor
dibahas secara jelas.
6. Teori Coale-Hoaver
Aliran ini lahir karena kebijakan-kebijakan Keynes yang dipakai selama ini gagal
total dalam menghadapi permasalahan tahun 70-an dan 80-an. Pakar-pakar aliran ratex
meninjau premis-premis yang digunakan Keynesian seperti perlunya campur tangan
pemerintah dan ekspektasi pola konsumsi masyarakat.Aliran Ratex menganggap bahwa
perekomomian cenderung pada keseimbangan. Oleh karena itu tidak perlu lagi adanya
kebijaksanaan stabilitas seperti yang digunakan di masa Keynes. Aliran ini berasumsi
bahwa masyarakat tidak bodoh. Orang selalu berusaha mengejar kepentingan mereka
sendiri dengan menggunakan semua informasi yang mereka punyai untuk memperkirakan
apa yang akan terjadi dan apa yang melandasi semua tingkah lakunya.
Penawaran tenaga kerja Berasal dari pencari kerja atau rumah tangga
konsumen, kurva penawaran ini memiliki slope positif yang berarti emakin tinggi
upah yang ditawarkan, maka semakin besar pula penawaran tenaga kerja
dansebaliknya,
1. Pencari Kerja
Setiap orang yang mencari kerja baik karena menganggur , putus
hubungan kerja maupun orang yang sudah bekerja tetapi ingin
mendapatkan pekerjaan lebih baik yang sesuai dengan pendidikan , bakat,
minat dan kemampuan yang dinyatakan melalui aktifitas mencari
pekerjaan
2. Pemberi Kerja
Perorangan , pengusaha badan hukum , atau bdan-badan lainnya
yang memperkerjakan lainnaya yang memperkerjakan tetangganya kerja
dengan membayar imbalan berupa upah atau gaji.
3. Perantar
Media atau media yang mempertemukan pencari kerja dan pemberi
kerja misalkan agen penyalur tenaga kerja , bursa kerja ketiga yang
menghubungkan pencari kerja dengan perusahaan yang membutuhkan
tenaga kerja sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.
• Cara Bekerja
Konsep dasar pasar kerja tidak jauh berbeda dengan konsep dasar pasar
barang dan modal. Inti konsep tersebut adalah bahwa setiap pasar selalu
mempunyai pembeli dan penjual. Demikian pula dengan pasar kerja
pembeliannya adalah para pengusaha/produsen/majikan, sedangkan penjualnya
adalah para pembeli dan penjual dipasar kerja terutama di negara-negara sedang
berkembang seperti indonesia . oleh sebab itu, keputusan yang terjadi dipasar
kerja sangat sangat dipengaruhi oleh kondisi dan tingkah laku darinpara pembli
dan penjual lainnya. Contohnya seorang pengusaha baru akan akan menaikkan
tingkat upah yang diberlakukan diperusahaan lain yang sejenis melakukan juga
kenaikan tingkat upah bagi para tenaga kerjanya.
Jadi jelas bahwa pasar kerja merupakan seluruh aktifitas dari pada pelaku
yang tujuannya adalah mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja
(sebagai pengganti pensiun), maka akan dilaksanakn pembukaan lowongan kerja
diseluruh negara yang bersangkutan. Keadaan ini menimbulkan adanya pasr kerja
lokal. Kedua bentuk pasar diatas (external labour market). Tetapi apabila
perusahaan dengan melaksankan promosi dari dalam itu sendiri, maka disebut
sebagai pasar kerja intern . selain itu ada dua bentuk lain pasar kerja yang dikenal
dengan “dual labor market”, yaitu pasar kerja primer (primary labor market) dan
pasar kerja sekunder (secondary labor market).
Pasar kerja primer dan sekunder biasnya dikenal dengan dua bentuk
pusat kerja atau dual –labor-market. Biasanya pasar kerja primer merupakan
pasar kerja disektor formal, dimana ada aturan prosedur yang jelas pada
mekanisme pasar kerja dalam mempertemukan pencari kerja dan lowongan
kerja. Sebaliknya pasarkerja dalam mempertemukan pencari kerja sekunder
hanya menawarkan tingkat upah yang relatif rendah. Tidak mempunyai jenjang
jabatan (jdead end job). Banyak pekerja yang masuk ke pasar ker ekunder tidak
pernah dapat masuk ke pasar kerja primer.
Disusun Oleh: