TEORI EKONOMI
Oleh Kelompok 3:
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN
2
ekonomi tumbuh. Dengan kata lain, alokasi sumber daya manusia yang efektif
merupakan syarat perlu (necessary condition) bagi pertumbuhan ekonomi.
Para ahli ekonomi klasik mengakui juga bahwa keuntungan itu akan tetap
menurun jika jumlah penduduk terus menerus bertambah. Proporsi Malthus yang
menyebutkan bahwa jumlah penduduk akan selalu bertambah apabila tidak
terdapat rintangan yang dasyat dan nyata teryata dimasukkan ke dalam teori upah
yang disusun oleh para penganut aliran klasik. Menurut pendapat mereka upah
akan senantiasa terus bergerak ke arah suatu tingkat yang justru akan
menyebabkan para pekerja hidup mendapatkan nafkah serta mensejahterakan
hidupnya sehingga akan memperbanyak keturunannya yang menimbulkan
pertambahan jumlah penduduk. Teori upah tersebut menyebutkan pada suatu
tingkat upah yang sekedar dapat menyambung hidup seseorang, persediaan tenaga
kerja akan selalu benar-benar bersifat elastis. Apabila upah meningkat melebihi
diatas garis dan sarana-sarana kehidupan para pekerja berada di atas tingkat
minimum dalam jangka waktu tertentu, penduduk dan penyediaan tenaga kerja
akan cenderung bertambah banyak menurut tingkat yang lebih cepat sesuai
dengan Teori Malthus, sehingga bertambahanya persediaan tenaga kerja akan
cenderung juga menyebabkan upah merosot lagi sampai ke garis minimum.
3
Demikian juga apabila tingkat upah berada dibawah garis minimal atau di bawah
harga alamiah, maka jumlah penduduk akan berkurang. Tetapi dalam memberikan
respon terhadap kekurangan tenaga kerja, upah dan jumlah penduduk malah akan
meningkat lagi dan cenderung ke arah tingkat yang seimbang.
4
meningkat, pendapatan akan meningkat hingga dana upan akan semakin banyak
pula, dan menyebabkan permintaan terhadap tenaga kerja menjadi lebih banyak
sehingga kondisi ekonomi yang memadai akan memberi peluang terhadap
pertumbuhan ekonomi.
5
2.2 Teori Keynes
6
kerja yang tertampung menjadi semakin kecil dan pengangguran menjadi semakin
bertambah luas (Mulyadi, 2003).
7
penduduk kemudian mempertimbangkan pengaruh dari pertumbuhan penduduk
terhadap pembangunan ekonomi.
Menurut Coale dan Hoover (1958), terdapat tiga aspek yang perlu
diperhatikan dalam menganalisis pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap
pendapatan perkapita, yaitu:
1. Jumlah penduduk
2. Pertumbuhan penduduk
8
menyebabkan angka ketergantungan (dependency ratio) menjadi tinggi.
Coale dan Hoover (1958) menyimpulkan tiga dampak negatif
daripertumbuhan populasi adalah: (1) capital shallowing, penurunan ratio
modal per tenaga kerja karena pertumbuhan populasi tidak mampu
meningkatkan tabungan, (2) age dependency (angka ketergantungan).
peningkatan pouth-dependency akan meningkatkan konsumsi rumah
tangga; (3) investment diversion, perubahan jenis investasi khususnya
investasi pemenntah.
9
negara dengan kepadatan penduduk yang kecil pada awalnya mengunakan sistem
long fallow (masa tanam satu hingga dua tahun setelah itu lahan dibiarkan kosong
selama enam hingga delapan tahun). Sejalan dengan kepadatan peduduk yang teus
meningkat, lahan pertanian akan berkurang karena dipakai untuk pemukiman.
Pengurangan lahan pertanian ini membuat negara mengganti sistem long fallow
ke annual cropping atau multi-cropping. Dengan demikian, penduduk berfungsi
sebagai faktor yang mempengaruhi perkembangan teknologi pertanian, yang pada
akhirnya akan meningkatkan persedian makanan. Boserup (1965) juga
membantah asumsi Malthus yang menyatakan peningkatan jumlah penduduk akan
menurunkan output. Menurut Boserup, dalam jangka pendek pertumbuhan
penduduk memang akan menurunkan output perjam.
10
pertambahan penduduk berakibat di pilihnya sistem teknologi pertanian pada
tingkat yang lebih tinggi. Dengan kata lain, inovasi (teknologi) ada lebih dulu.
Inovasi itu hanya menguntungkan bila jumlah penduduk lebih banyak. Inovasi
menurut Boserup dapat meningkatkan output pekerja, tetapi hanya di lakukan bila
jumlah pekerjanya banyak. Pertumbuhan penduduk justru mendorong di
terapkanya suatu inovasi (teknologi) baru (Mulyadi,2003).
11
kependudukan yang lebih baik, tetapi juga menimbulkan suatu saat manusia dan
tindakanya senantiasa tidak terlepas dari pengaruh hukum-hukum yang sudah
mantap, dan hal lain ini telah menyebabkan timbulnya formula teori
kependudukan di berbagai bidang.
12
perhatian para ahli yang berkecimpung di dalam bidang kependudukan. Menurut
Pearl pertumbuhan penduduk berputar menurut lingkaran di dalam lingkaran yang
sama dan di dalam suatu daerah yang terbatas menurut tempat. Mula-mula
berkembang di dalam pertengahan pertama lingkaran dengan perlahan-lahan,
tetapi akan bertambah secara per-unit sampai titik tengah lingkaran itu tercapai.
Setelah mencapai titik tengah tersebut pertambahan per-unit waktu akan menjadi
kecil sampai pada akhir lingkaran itu. Dengan demikian pertambahan absolut per-
unit periode waktu tersebut menunjukkan bentuk kurva seperti lonceng yang
simetris naik sampai ke puncak pada suatu titik dimana, jumlah penduduk yang
aktual merupakan separuh dari pada maksimum, dan kemudian menurun lagi
sampai nol. Jumlah seluruh penduduk (N) akan mengikuti kurva yang berbentuk
huruf pada S saat bergerak dari suatu nilai yang sangat rendah ke arah maksimum
(K). Teori pertumbuhan penduduk secara implisit terdapat di dalam kurva logistik
sederhana itu di landasi oleh beberapa asumsi, yaitu:
13
penduduk yang mempunyai ciri bergerak sendiri. Ia mengatakan bahwa di antara
apa yang dinamanakn “Individuasi” atau kekuatan untuk memperhatikan hidup di
satu pihak, dengan “Genesis” atau kekuatan untuk berproduksi di lain pihak,
terdapat suatu antagonisme. Disebut juga bahwa yang pertama berbeda secara
langsung dengan perkembangan sistem saraf, sedangkan yang kedua berbeda
terbalik. Apabila daya untuk mempertahankan hidup rendah, maka kehidupan
penduduk harus di dukung oleh tingkat fertilitas yang tinggi. Sebaliknya apabila
fertilitas tinggi akibatnya akan menimbulkan tekanan penduduk. Tekanan ini
sebaliknya akan meningkatkan metode produksi dan kebutuhan untuk
meningkatkan kemampuan intelegensi, pengendalian diri sendiri, pendidikan, dan
akan semakin terasa sehingga dapat mengembangkan kualitas intelektualitas dan
menimbulkan ketegangan syaraf. Akibatnya pusat-pusat syaraf manusia akan
semakin besar dengan konsekuensi bahwa “individuasi” atau daya untuk
mempertahankan hidup juga akan meningkat sementara daya produksinya malah
menurun. Menurut Spencer, teorinya yang lebih umum itu dapat menerangkan
mengapa spesies beberapa hewan tertentu lebih subur di bandingkan hewan
lainnya. Juga menjelaskan mengapa manusia merupakan hewan tingkat tinggi
yang mempunyai tingkat kesuburan paling rendah, dan juga mengapa kelas-kelas
masyarakat yang lebih tinggi dalam dalam hal ini di inggris, misalnya mempunyai
anak yang tidak begitu banyak di bandingkan kelas-kelas yang lebih rendah. Di
dalam semua semua hal tersebut tingkat produksi dari pada kelompok-kelompok
yang anggota-anggota lebih tinggi statusnya berbeda dan kurang dapat
menyesuaikan diri ternyata lebih rendah di bandingkan dengan kelompok-
kelompok yang kebih homogen.
Dalam pada itu, Gini telah menyusun suatu tesis yaitu teori siklik yang
menyebutkan bahwa penduduk biasaya cenderung mengikuti suatu evolusi yang
mempunyai kesamaan dengan evolusi arah kehidupan individu yang berturut-turut
melalui arah pengembangan, dan kedewasaan. Oleh Gini di tekankan tentang
peranan fekunditas penduduk dengan mengatakan bahwa tingkat produksi
penduduk akan cenderung seperti para bola yang lebih mencerminkan fariasi
14
faktor-faktor seperti jumlah makanan atau lingkungan, tetapi justru mencerminkan
perubahan kualitas dari pada sel-sel yang semula (germinal cells). Menurut teori
tersebut suatu lingkaran penduduk mula-mula merupakan akibat perubahan silang
antara berbagai kelompok yang berbeda-beda. Sesudah itu tingkat fekunditas akan
meningkat dan tingkat pertumbuhan juga naik karena fekunditas boleh dikatakan
mengandung ciri-ciri turun menurun dan setiap generasi dan setiap generasipada
umumnya merupakan produk dari komponen-komponen generasi sebelumnya
yang secara relatif lebih subur (fecund). Namun demikian perkembangan
selanjutnya menunjukkan daya yang membuat meningkatnya fekunditas ternyata
bukan hanya sekedar di imbangi oleh daya kelelahan fiik saja tetapi dapa
prinsipnya merupakan suatu kerusakan sel-sel asli yang disebabkan karena
pergeseran fraksi penduduk yang secara aktif agak besar ke dalam kelas-kelas
sosial yang secara karakteristik mempunyai tingkat fekunditas yang rendah.
Akibatnya tingkat pertambahan alamiah akan menurun sampai rendah sekali atau
bahkan juga sampai di bawah no. Imigrasi ataupun usaha-usaha lainnya, dengan
cara memasukan keturunana silang yang baru, darah baru di kalangan penduduk
dapat juga menyebabkan terjadinya lingkaran demografis yang lain.
Sementara itu ada juga teori lain yang menguraikan tentang pengaruh
makanan terhadapfertilitas. Beberapa ahli abad ke 19 telah mengatakan bahwa
antara makanan dan fertilitas terdapat hubungan yang terbalik. Tidak lama
kemudian Castro mengajukan sebuah teori yang menekankan bahwa fertilitas
generasi akan segera menurun apabila kualitas maupun kuantitas makanan
meningkat. Penegasan tersebut di uraikan menurut bukti-bukti yang di peroleh
tentang kaitan antara konsumsi daging dengan tingkat fertilitas di berbagai negara.
Tetapi sayangnya teori tersebut tanpa di dukung oleh hubungan kasual yang
meyakinkan.
3. Teori Sosiologis
Pada akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20 telah di kemukakan beberapa teori
sosiologis yang mencoba mencari hubungan pertumbuhan penduduk dengan
15
koordinasi dan evolusi dengan kemajuan masyarakat. Menurut beberapa teori
tersebut, masyarakat manusia meskipun volume maupun keadaan bertambah,
ternyata mengalami suatu kemajuan yang dalam bentuk perkembangan pembagian
kerja, misalnya kontak antara tiap-tiap individu, dan meningkatkan koordinasi
kegiatan individual dan inovasi teknik semakin menonjok serta menciptakan
kondisi-kondisi lain yang mantap. Semua ini menyebabkan kondisi sosial akan
mencapai taraf yang lebih tinggi peradaban lebih berkembang ke arah yang
positif.
16
dengan terjadinya perubahan lingkungan sosial. Mereka menyebut faktor-faktor
tersebut sebagai diversivikasi kegiatan manusian yaitu dimana kemampuan
semakin meningkat, perhatianya sudah lebih di arahkan kesejahteraan, dan
semakin banyaknya lapangan kerja untuk golongan wanita. Selain itu di bicarakan
juga sikap masyarakat yang lebih condong untuk mengurangi besarnay keluarga,
dan ini merupakan faktor yang dapat dikaitkan dengan prosedur urbanisasi dan
semakin menonjolnya semangat untuk melakukan rasionalisasi.
Dumont telah menyusun teori yang di landasi atas asumsi terse out can
menyodorkan suatu prinsip yang dinamakan prinsip “Kappilaritas Sosial’ (“Social
Capillarity”). Seperti para penulis lain sbelumnya, Dumont menyatakan bahwa
merosotnya hasrat untuk melahirkan pada hakekatnya lebih di sebabkan oleh
kemajuan peradaban, mengecilnya jumlah keluarga di sebabkan karena sudah
banyak individu yang senantiasa berambisi untuk meningkatkan posisi sosial di
dalam masyarakat. Sebagai perbandingan ia menunjukkan bahwa apabila air
hanya dapat naik karena kekuatan kapilaritas yang terdapat di dalam tabung-
tabung kecil, maka manusiapundapat meningkat skala sosialnya apabila jumlah
anaknya sedikit. Perkembangan individualisme dan hasrat untuk meningkatkan
kepribadian akan dapat menurunkan tingkat fertilitas. Sementara ia juga
menyetujui pendapat yang membuktikan bahwa perubahan sosial yang di
sebabkan oleh kemajuan peradaban itu lebih banyak di akibatkan karena turunya
tingkat fertilitas di sebabkan karena tergesernya energi untuk bersanggama ke
arah kegiatan yang lebih intelektual dan bersifat fisik lainnya serta terdorong oleh
way of live masing-masing. Dengan demikian turunya tingkat kelahiran dianggap
mencerminkan tekanan dari pada kebutuhan-kebutuhan tersebut.
17
DAFTAR RUJUKAN
Djajanegara,siti oemijati. Ananta, aris. 1986.Mutu Modal Manusia. Jakarta:
Lembaga
Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Munir, Rosi. Budiarto. 1983. Teori-Teori Kependudukan.Jakarta: PT. BINA
AKSARA
Purnamasari. 2015. Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi. Semarang
Repositori Universitas Sumatera Utara
Repositori Universitas Handalas
Repositori Universitas Gadjah Mada
18