Anda di halaman 1dari 5

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP EKONOMI SUMBER DAYA

MANUSIA

I. PENDAHULUAN
1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Sumberdaya Manusia
Ekonomi Sumber Daya Manusia adalah ilmu ekonomi yang diterapkan untuk menganalisis
pembentukan dan pemanfaatan sumber daya manusia yang berkaitan dengan
pembangunan ekonomi. Dengan kata lain ekonomi sumber daya manusia adalah penerapan teori
pada analisis sumber daya manusia.
Ruang lingkup ekonomi sumber daya manusia antara lain meliputi: dinamika
kependudukan, ketenagakerjaan, struktur ketenagakerjaan, sektor informal-formal, transisi
kependudukan, mobilitas dan migrasi penduduk, permintaan dan penawaran tenaga kerja, pekerja
anak, perencanaan tenaga kerjaan serta pendududk dan pembangunan ekonomi.
Melihat ruang lingkup tersebut berarti ekonomi sumber daya manusia (Human Resources
Economic) berkaitan dengan studi: perencanaan sumber daya manusia (human resources
planning), ekonomi ketenagakerjaan (Labur Economics) dan ekonomi kependudukan (Population
Economics).

II. PEMBAHASAN
2.1 Teori-Teori Sumber Daya Manusia
1. Teori Klasik Adam Smith
Adam Smith (1729-1790) merupakan tokoh utama dalam aliran ekonomi yang dikenal sebgai
alairan klasik. Smith mennganggap bahwa manusia sebagai faktor produksi utama yang
menentukan kemakmuran bangsa-bangsa. Alasannya, alam (tanah) tidak ada artinya kalau tidak
ada sumber daqaya manusia yang pandai mengolahnya sehingga bermanfaat bagi kehidupan.
Smith menganggap alokasi sumber daya manusia yang efektif merupakan syarat perlu bagi
pertumbuhan ekonomi.
2. Teori Klasik J.B. Say
Kontribusi Jean Baptiste Say (1767-1832) terhadap aliran klasik adalah pandangannya yang
mengatakan bahwasetiap penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri (supply creates its
own demand). Pendapat say ini disebut dengan Hukum Say (Say’s Law).

Say berasumsi bahwa nilai produksi selalu sama dengan pendapatan. Peningkatan produksi akan
diiringi dengan peningkatan pendapatan.

Secara umum peningkatan produktivitas tenaga kerja dapat dilakukan dengan peningkatan
kemampuan/ keterampilan, disiplin, etos kerja produktif, sikap kreatif dan inofatif serta membina
lingkungan yang sehat untuk memacu prestasi.

3. Teori Malthus
Thomas Robert Malthus (1766-1834) dianggap sebagai pemikir klasik yang berjasa dalam
pengembangan pemikiran-pemikiran ekonomi setelah Smith. Bukunya yang dikenal paling luas
adalah Principle of Population.
Malthus pesimis terhadap masa depan umat manusia disebabkan kenyataan bahwa tanah sebagai
salah satu faktor produksi utama tetap jumlahnya. Meskipun pemakaiannya tidak seberapa namun
jumlah lahan pertanian terus berkurang untuk perumahan, pabrik-pabrik serta untuk pembuatan
jalan.
Malthus tidak percaya bahwa teknologi dapat berlomba dengan penduduk. Jumlah penduduk yang
tinggi pasti mengurangi nilai produksi per kepala. Dan untuk mengatasi masalah ini hanya dengan
pengendalian atas pertumbuhan penduduk.
4. Teori Keynes
Kaum klasik percaya bahwa perekonomian yang dilandaskan pada kekuatan mekanisme pasar
akan selalu menuju keseimbangan (equilibrium). Dalam posisi keseimbangan, produksi akan
menciptakan daya beli secara otomatis terhadap barang-barang.
Adanya paham yang menganggap ketidak seimbangan hanya bersiafat sementara dan ada tangan
tak kentara (Invisiblehands) yang akan membawa ekonomi kembali pada posisi keseimbangan.
Kaum klasik percaya bahwa seluruh tenaga kerja yang ada akan dipergunakan untuk proses
produksi (fully-employed). Yang berarti tidak adanya masalah pengangguran tenaga kerja.
John Maynard Keynes (1883-1946) mengkritik teori Say, dalam kenyataannya permintaan lebih
kecil dari pada penawaran, dan pendapatan akan ditabung dan tidak semuanya di pakai untuk
konsiumsi (permintaan efektif lebih kecil dari total produksi).
Penggunaan tenaga kerja penuh (fully employed) tidak akan dicapai karena tenaga kerja tidak akan
bekerja sesuai pandangan klasik. Para pekerja mempunyai semacam serikat kerja (labor union)
yang akan berusaha memperjuangkan kepentingan buruh dari penurunan tingkat upah.
Bila kurva harga turun, maka kurva nilai produktivitas tenaga kerja (marginal value of productivity
of labor) yang di jadikan patokan dalam mempekerjakan tenaga kerja ikut turun.
5. Teori Harrod-Domar
Teori harrod-Domar (1946) dikenal sebagai teori pertumbuhan. Menurut teori ini investasi tidak
hanya menciptakan permintaan, tetapi juga memperbesar kapasitas produksi. Kegiatan produksi
yang membesar membutuhkan permintaan yang besar pula agar produksi tidak menurun. Peran
modal fisik dalam model pertumbuhan amat besar. Tetapi kapasitas hanya akan dapat membesar
bila sumber daya lain (modal fisik) membesar pula. Penduduk (angkatan kerja) diasumsikan
meningkat secara geometris dan full employment selalu tercapai.
Model Solow (1957) mirip dengan model Harrod-Domar. Dalam model Solow dipakai suatu
fungsi produksi Cobb-Daouglas dan progres faktor dibahas secara jelas.
6. Teori Coale-Hoaver
Berbeda dengan Solow, Coale-Hoaver tidak hanya melihat penduduk sebagai input dalam proses
produksi tetapi juga segai konsumen produksi. Coale-Hoaver juga berbeda dengan Keynes yang
memusatkan perhatian pada negara kaya (dengan masalah permintaan agregatnya). Coale-Hover
memperhatikan persoalan di negara miskin.
Menurutnya kemiskinan bukan akibat kurangnya permintaan agregatif tetapi akibat kurangnya
modal fisik dengan pembangunan, vigor, enterprise dan adaptability pada semua komponen
angkatan. Dia berpendapat bahwa perubahan penduduk akan terasa pada penduduk sebagai input
proses produksi setelah kurun waktu tiga puluh tahun.
7. Teori Ester Boserup
Coale-Hoaver melihat pertumbuhan penduduk sebagai pengganggu pembangunan seperti halnya
Malthus. Boserup berpendapat sebaliknya. Dia berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk
mengakibatkan dipakainya sistem pertanian yang lebih intensif di suatu masyarakat primitive
sehingga meningkatnya output disektor pertanian. Penduduk juga mendorong penggunaan biologi
pertanian pada tingkat yang lebih tinggi. Penduduk mendorong diterimanya suatu inovasi
(teknologi) baru.
8. Teori Rational Expectation (Ratex)
Aliran ini lahir karena kebijakan-kebijakan Keynes yang dipakai selama ini gagal total dalam
menghadapi permasalahan tahun 70-an dan 80-an. Pakar-pakar aliran ratex meninjau premis-
premis yang digunakan Keynesian seperti perlunya campur tangan pemerintah dan ekspektasi pola
konsumsi masyarakat.
Aliran Ratex menganggap bahwa perekomomian cenderung pada keseimbangan. Oleh karena itu
tidak perlu lagi adanya kebijaksanaan stabilitas seperti yang digunakan di masa Keynes. Aliran ini
berasumsi bahwa masyarakat tidak bodoh. Orang selalu berusaha mengejar kepentingan mereka
sendiri dengan menggunakan semua informasi yang mereka punyai untuk memperkirakan apa
yang akan terjadi dan apa yang melandasi semua tingkah lakunya.
Aliran ini membahas aspek ketenagakerjaan seperti permintaan dan penawaran secara mendalam.
Menurut aliran ini perubahan permintaan melalui ekspansi moneter atau rangsangan fiscal akan
meningkatkan output kerja atau employment bila masyarakat tidak menduga adanya kenaikan
permintaan itu.
III. PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ekonomi Sumber Daya Manusia adalah ilmu ekonomi yang diterapkan untuk menganalisis
pembentukan dan pemanfaatan sumber daya manusia yang berkaitan dengan
pembangunan ekonomi. Ruang lingkup ekonomi sumber daya manusia antara lain meliputi:
dinamika kependudukan, ketenagakerjaan, struktur ketenagakerjaan, sektor informal-formal,
transisi kependudukan, mobilitas dan migrasi penduduk, permintaan dan penawaran tenaga kerja,
pekerja anak, perencanaan tenaga kerjaan serta pendududk dan pembangunan ekonomi.
Ada 8 teori yang terkemuka yang membahas masalah ekonomi sumber daya manusia yaitu;
1) Teori klasik Adam Smith, 2) Teori Klasik J.B. Say, 3) Teori Malthus, 4) Teori Keynes, 5) Teori
Harrord-Domar, 6) Teori Coale-Hoaver, 7) Teori ester Boserup, dan 8) Teori Rational Expectation

3.2 SARAN- SARAN


Perlunya peningkatan pembelajaran yang lebih mengacu kepada materi keilmuan Ekonomi
SDM demi peningkatan SDM mahasiswa fakultas Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim
Kabupaten Bireuen. Namun tentunya dengan memperhatikan tingkat urgensi keilmuan itu sendiri
khususnya bagi mahasiswa ekstensi yang berlatar belakang sebagai sumber daya manusia yang
telah memiliki pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai