Anda di halaman 1dari 21

Ekonomi Pembangunan kuliah ke 3

Teori Ekonomi Pembangunan:

KONSEP PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI

Perkembangan ekonomi mengacu pada masalah negara terbelakang, sedang


pertumbuhan mengacu pada masalah negara maju. Menurut Schumpeter,
perkembangan adalah perubahan spontan dan terputus-putus dalam keadaan
stasioner yang senantiasa mengubah dan mengganti situasi keseimbangan yang ada
sebelumnya. Sedangkan pertumbuhan adalah perubahan jangka panjang secara
perlahan dan mantap yang terjadi melalui kenaikan tabungan dan penduduk.

Bedanya pertumbuhan dengan pembangunan adalah bahwa pertumbuhan lebih


melihat kepada target, sedang pembangunan melihat prosesnya. Namun demikian,
istilah perkembangan ekonomi digunakan secara bergantian dengan istilah
pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan ekonomi, kemajuan ekonomi dan perubahan
jangka panjang.

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PERTUMBUHAN EKONOMI

Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor:

1. Faktor ekonomi

• Sumber alam atau tanah. Yang mencakup: kesuburan tanah, letak dan
susunannya, kekayaan hutan, mineral, iklim, sumber air, sumber lautan, dsb. Lewis:
"Dengan hal-hal yang sama, orang dapat mempergunakan dengan lebih baik
kekayaan alamnya dibandingkan apabila mereka tidak memilikinya."

• Akumulasi Modal. Modal berarti persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat
direproduksi. Apabila stok modal naik dalam batas waktu tertentu maka disebut
akumulasi modal atau pembentukan modal.

Nurskse: "Makna pembentukan modal adalah masyarakat tidak melakukan


keseluruhan kegiatannya saat ini sekedar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumsi yang mendesak, tetapi mengarahkan sebagian daripadanya untuk
pembuatan barang modal, alat-alat dan perlengkapan, mesin dan fasilitas
pengangkutan, pabrik dan peralatannya."

Kuznets: "rasio modal output marginal atau ICOR (incremental capital-output ratio;
incremental = marginal) memainkan peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi
modern".
• Organisasi. Organisasi berkaitan dengan penggunaan faktor produksi di dalam
kegiatan ekonomi. Organisasi bersifat melengkapi (komplemen) modal, buruh, dan
membantu meningkatkan produktivitasnya.

Dalam pertumbuhan ekonomi modern, wiraswastawan tampil sebagai organisator


dan pengambil resiko diantara ketidakpastian. Schumpeter: "wiraswastawan tidak
perlu seorang kapitalis, tapi berfungsi melakukan pembaruan (inovasi)." Contoh
revolusi industri di Inggris.

• Kemajuan teknologi. Perubahan teknologi dianggap sebagai faktor paling penting


di dalam proses pertumbuhan ekonomi. Perubahan tersebut berkaitan dengan
perubahan di dalam metode produksi sebagai hasil pembaruan atau teknik
penelitian baru. Perubahan ini menaikkan produktivitas buruh, modal, dan faktor
produksi lain.

Kuznets: lima pola penting pertumbuhan teknologi dalam pertumbuhan ekonomi


modern, yaitu
(1) penemuan ilmiah,
(2) invensi,
(3) inovasi atau pembaruan,
(4) penyempurnaan,
(5) penyebarluasan penemuan.

• Pembagian kerja dan skala produksi. Spesialisasi dan pembagian kerja


menimbulkan peningkatan produktivitas. Adam Smith menekankan arti penting
pembagian kerja bagi perkembangan ekonomi. Pembagian kerja à perbaikan
kemampuan produksi buruh à buruh lebih efisien à menghemat waktu à mampu
menemukan mesin baru à produksi meningkat.

2. Faktor non-ekonomi

• Lembaga atau faktor sosial dan budaya. Pendidikan dan kebudayaan di Barat
membawa ke arah penalaran (reasoning) dan skeptisisme à menanamkan semangat
baru dan memunculkan kelas pedagang baru à menghasilkan perubahan
pandangan, harapan, struktur dan nilai-nilai sosial à orang dibiasakan menabung
dan berinvestasi dan menikmati resiko untuk memperoleh laba. Lewis: "hasrat
untuk berhemat", memaksimumkan output untuk input tertentu.

• Sumberdaya manusia. Pengembangan faktor manusia berkaitan dengan efisiensi


dan produktivitas, yang oleh ahli ekonomi disebut pembentukan modal insani, yaitu
proses peningkatan ilmu pengetahuan, keterampilan dan kemampuan seluruh
penduduk negara ybs.

Jumlah penduduk yyang melonjak cepat merupakan penghambat bagi


pembangunan di negara berkembang.

• Faktor politik dan administratif. Stabilitas politik dan administrasi yang kokoh
membantu pertumbuhan ekonomi modern. Administrasi yang kuat, efisien, dan
tidak korup sangat penting bagi pembangunan ekonomi. Demikian juga dengan
ketertiban, stabilitas dan perlindungan hukum mendorong kewiraswastaan.

Struktur politik dan administrasi yang lemah merupakan penghambat besar bagi
pembangunan ekonomi negara terbelakang.

TEORI-TEORI PEMBANGUNAN

1. Teori Adam Smith

• Ahli ekonomi Klasik yang paling terkemuka.


• Bukunya yang terkenal: "An Inquiry into the Nature and Cause of the Wealth of
Nations" (1776).
• Meyakini doktrin hukum alam dalam persoalan ekonomi à orang dibiarkan
mengembangkan kepentingan pribadinya à setiap individu akan dibimbing oleh
suatu "kekuatan yang tidak terlihat" atau invisible hand, yaitu pasar persaingan
sempurna. Jadi, jika semua orang dibiarkan bebas akan memaksimalkan
kesejahteraan mereka secara agregat.
• Teori pertumbuhan ekonomi:
(1) pembagian kerja,
(2) proses pemupukan modal,
(3) agen pertumbuhan ekonomi,
(4) proses pertumbuhan.
• Pembagian kerja: meningkatnya keterampilan kerja, penghematan waktu dalam
memproduksi barang, penemuan mesin yang sangat menghemat tenaga.
• Proses pemupukan modal: kaum kapitalis dan tuan tanah yang mampu
menabung, sedangkan kelompok pekerja diperkirakan tidak mampu menabung.
Mengapa pemilik modal menanamkan modalnya? Iklim investasi? Tingkat suku
bunga?

2. Teori Ricardian

• Buku David Ricardo: "The Principles of Political Economy and Taxation" (1917).
• Teori distribusi, dengan asumsi:
(1) seluruh tanah digunakan untuk produksi gandum dan angkatan kerja dalam
pertanian membantu menentukan distribusi industri,
(2) berlaku "law of diminishing return" bagi tanah,
(3) persediaan tanah tetap,
(4) permintaan akan gandum inelastis,
(5) buruh dan modal merupakan input variables,
(6) keadaan pengetahuan teknis adalah tertentu atau given,
(7) upah buruh cukup untuk hidup minimal,
(8) harga penawaran buruh tertentu dan tetap,
(9) permintaan akan buruh tergantung pada pemupukan modal,
(10) terdapat persaingan yang sempurna,
(11) pemupukan modal dihasilkan dari keuntungan.
• Atas dasar asumsi tersebut di atas, Ricardo membangun teorinya tentang saling
hubungan antara tiga kelompok dalam perekonomian yaitu tuan tanah, kapitalis,
dan buruh. Masing-masing kelompok mendapatkan uang sewa, keuntungan, dan
upah.
• Sewa per unit buruh adalah perbedaan antara produk rata-rata dan produk
marginal. Atau keseluruhan sewa sama dengan perbedaan antara produk rata-rata
dengan produk marginal dikalikan dengan banyaknya tenaga kerja dan modal yang
digunakan dalam pengolahan tanah.
• Tingkat upah ditentukan oleh cadangan upah dibagi dengan jumlah buruh.
• Keuntungan merupakan kekayaan yang disisihkan untuk pembentukan modal,
yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kemampuan dan kemauan untuk menabung.

3. Teori Keynes

• Tidak menganalisa masalah-masalah negara terbelakang, tetapi berkaitan dengan


negara kapitalis maju.
• Bukunya yang terkenal The General Theory of Employment, Interest and Money.
• Pendapatan total merupakan fungsi dari pekerjaan total dalam suatu negara.
• D Y = K D I, K = multiplier, hubungan antara kenaikan investasi dan pendapatan,
yaitu kenaikan tertentu pada investasi menyebabkan kenaikan yang berlipat pada
pendapatan melalui kecenderungan berkonsumsi.
• Syarat pokok kemajuan ekonomi:
(1) kemampuan mengendalikan penduduk,
(2) kebulatan tekad menghindari perang dan perselisihan sipil,
(3) kemauan untuk mempercayai ilmu pengetahuan, mempedomani hal-hal yang
benar- benar sesuai dengan iilmu pengetahuan,
(4) tingkat akumulasi yang ditentukan oleh margin antara produksi dan konsumsi.

4. Teori Schumpeter

• Joseph Alois Schumpeter pertama kali mengemukakan teori pertumbuhan


ekonominya dalam buku "Theory of Economic Development" (1911).
• Asumsi: perekonomian persaingan sempurna yang berada dalam keseimbangan
mantap (tak ada laba, tidak ada suku bunga, tidak ada tabungan, tidak ada
investasi, tidak ada pengangguran terpaksa). Keseimbangan ini ditandai "arus
sirkuler".
• Pembangunan adalah perubahan yang spontan dan terputus-putus pada saluran-
saluran arus sirkuler tersebut, gangguan terhadap keseimbangan yang selalu
mengubah dan mengganti keadaan keseimbangan yang ada sebelumnya. Unsur
utama pembangunan adalah inovasi.
• Inovasi terdiri dari
(1) pengenalann barang baru,
(2) pengenalan metode produksi baru,
(3) pembukaan pasar baru,
(4) penguasaan sumber penawaran baru bahan mentah atau barang semi
manufaktur,
(5) pembentukan organisasi baru pada setiap industri seperti penciptaan monopoli.
• Pengusaha merupakan tokoh kunci di dalam analisa Schumpeter. Pengusaha
adalah
inovator.
• Menurutnya, matinya kapitalis disebabkan tiga hal:
(1) kemerosotan fungsi kewiraswastaan,
(2) kehancuran keluarga borjuis,
(3) kerusakan kerangka kelembagaan masyarakat kapitalis.

5. Teori Dualistik

Dualisme: keadaan bersifat ganda, tidak seragam.

Teori dualistik masyarakat dari J.H. Boeke:

• Teorinya tentang "dualisme masyarakat" merupakan teori umum pembangunan


masyarakat dan pembangunan ekonomi negara terbelakang yang terutama
didasarkan pada hasil kajiannya terhadap perekonomian Indonesia.
• Tiga ciri manusia: semangat sosial, bentuk organisasi, dan teknik yang
mendominasinya.
• Dua sistem sosial yang sangat berbeda, namun berdampingan. Sistem sosial yang
satu tidak dapat menguasai yang lainnya, secara sepenuhnya.
• Kritik atas teori Boeke:
(1) keinginan tidak terbatas,
(2) buruh lepas bukan tidak terorganisasi,
(3) mobilitas penduduk,
(4) dualisme bukan khas ekonomi terbelakang,
(5) dapat diterapkan pada masyarakat Barat,
(6) bukan suatu teori tetapi deskripsi,
(7) peralatan teori ekonomi Barat dipakai di masyarakat Timur,
(8) tidak memberikan pemecahan terhadaap masalah pengangguran.

Teori dualistik teknologi dari Benyamin Higgins:

• Dualisme teknologi berarti penggunaan berbagai fungsi produksi pada sektor maju
dan sektor tradisional dalam perekonomian terbelakang.
• Higgins membangun teorinya di sekitar dua barang, dua faktor produksi dan dua
sektor dengan kekayaan faktor dan fungsi produksinya.
• Sektor industri vs non industri, perbedaan produktivitas disebabkan oleh:
(1) modal,
(2) penggunaan penggetahuan,
(3) organisasi.
• Kritik atas teori Higgins:
(1) koefisien tidak tetap di sektor industri,
(2) harga faktor tidak tergantung pada kekayaan faktor,
(3) mengabaikan faktor kelembagaan,
(4) mengabaikan penggunaan teknik penyerap buruh,
(5) besarnya dan sifat pengangguran tersembunyi tidak jelas.
Teori dualistik finansial dari Mynt:

• Pasar uang terorganisir vs non terorganisir


• Sektor industri dan pertanian
• Bunga tinggi, rentenir, tuan tanah, sistem ijon, pedagang perantara, dsb.

Dualisme Regional:

• Ketidakseimbangan tingkat pembangunan antara region atau daerah karena


penggunaan modal.
• Ketidakseimbangan antar kota.
• Ketidakseimbangan antara pusat dan daerah.

6. Konsep Pertumbuhan Tidak Berimbang

• Investasi seyogyanya dilakukan pada sektor yang terpilih daripada secara serentak
di semua sektor ekonomi.
• Rostow: "agar suatu ekonomi dapat melampaui tahap masyarakat tradisional dan
mencapai tahap tinggal landas maka yang penting ialah meningkatkan laju investasi
produktif dari 5% atau kurang hingga menjadi 10% atau lebih".
• Strategi Hirchman: "dengan sengaja tidak menyeimbangkan perekonomian, sesuai
dengan strategi yang dirancang sebelumnya, adalah cara yang terbaik untuk
mencapai pertumbuhan pada suatu negara terbelakang. Investasi pada industri atau
sektor-sektor perekonomian yang strategis akan menghasilkan kesempatan
investasi baru dan membuka jalan bagi pembangunan ekonomi lebih lanjut.
Pembangunan sebagai rantai disequilibrium".
• Menimpangkan perekonomian melalui modal overhead sosial (MOS) dan melalui
kegiatan langsung produktif (KLP).
• Penilaian: realistis dan memopertimbangkan semua aspek perencanaan
pembangunan.
• Keterbatasan:
(1) kurang perhatian pada komposisi, arah dan saat pertumbuhan tidak berimbang,
(2) mengabaikan perlawanan,
(3) di luar kemampuan negara terbelakang,
(4) kekurangan fasilitas dasar,
(5) kekurangan mobilitas faktor,
(6) timbulnya tekanan inflasi,
(7) dampak-kaitan tidak didasarkan data,
(8) terlalu banyak penekanan pada keputusan investasi.

7. Teori Rostow

Lima tahap pertumbuhan ekonomi:


(1) masyarakat tradisional,
(2) prasyarat untuk tinggal landas,
(3) tinggal landas,
(4) dewasa (maturity),
(5) masa konsumsi massal.

• Masyarakat tradisional: suatu masyarakat yang strukturnya berkembang di


sepanjang fungsi produksi berdasarkan ilmu dan teknologi pra-Newton dan sebagai
hasil pandangan pra-Newton terhadap dunia fisika.
• Prasyarat tinggal landas merupakan masa transisi dimana prasyarat-prasyarat
pertumbuhan swadaya dibangun atau diciptakan. Di Eropa Barat, prasyarat tinggal
landas didorong atau didahului oleh empat kekuatan yaitu renesans atau era
pencerahan, kerajaan baru, dunia baru, dan agama baru atau reformasi.
• Tahap tinggal landas merupakan titik yang menentukan di dalam kehidupan suatu
masyarakat ketika pertumbuhan mencapai kondisi normal dan kekuatan modernisasi
berhadapan dengan adat-istiadat dan lembaga-lembaga. Periode ini memerlukan
waktu dua dasawarsa. Tiga syarat tinggal landas adalah
(1) kenaikan laju investasi produktif, misalnya dari 5% atau kurang ke lebih dari
10%
dari pendapatan nasional,
(2) perkembangan salah satu atau beberapa sektor manufaktur penting dengan laju
pertumbuhan yang tinggi,
(3) hadirnya secara cepat kerangka politik, sosial dan organisasi yang menampung
hasrat ekspansi di sektor modern tersebut dan memberikan daya dorong pada
pertumbuhan.
• Tahap maturity didefinisikan sebagai tahap ketika masyarakat telah dengan efektif
menerapkan serentetan teknologi modern terhadap keseluruhan sumberdaya
mereka.
• Era konsumsi massa besar-besaran ditandai dengan migrasi ke pinggiran kota,
pemakaian mobil secara luas, barang-barang konsumen dan peralatan rumah
tangga yang tahan lama. Pada tahap ini perhatian masyarakat beralih dari
penawaran ke permintaan, dari persoalan produksi ke konsumsi dan kesejahteraan
dalam arti luas.

8. Teori Leibenstein

• Terkenal dengan teori Upaya Minimum Kritis Leibenstein.


• Tesis: negara terbelakang dicekam oleh lingkaran setan kemiskinan yang
membuat mereka tetap berada di sekitar tingkat keseimbangan pendapatan per
kapita yang rendah.
• Untuk mengatasinya dengan "upaya minimum kritis" tertentu yang akan
menaikkan pendapatan per kapita pada tingkat di mana pembangunan yang
berkesinambungan dapat dipertahankan.
• Setiap ekonomi tunduk pada "goncangan" (yang menurunkan Y/cpt) dan
"rangsangan" (yang meningkatkan Y/cpt).
• Laju pertumbuhan penduduk merupakan fungsi dari pendapatan per kapita.

9. Teori Myrdal
• Teori Myrdal mengenai Dampak Balik (backwash effects)
• Gunar Myrdal: Economic Theory and Underdeveloped Regions (1957)
• Pembangunan ekonomi menghasilkan suatu proses sebab-menyebab sirkuler yang
membuat si kaya mendapat keuntungan semakin banyak, dan mereka yang
tertinggal di belakang menjadi semakin terhambat. Dampak balik (backwash effects)
cenderung membesar dan dampak sebar (spread effects) cenderung mengecil.
Secara kumulatif kecenderungan ini semakin memperburuk ketimpangan
internasional dan menyebabkan ketimpangan regional diantara negara-negara
terbelakang.
• Tesis Myrdal: membangun teori keterbelakangan dan pembangunan ekonominya
di sekitar ide ketimpangan regional pada taraf nasional dan internasional.
• Ketimpangan regional: berkaitan erat dengan sistem kapitalis yang dikendalikan
oleh motif laba.
• Ketimpangan internasional: perdagangan internasional mungkin mempunyai
dampak surut yang kuat pada negara terbelakang.

10. Teori Pembangunan Ekonomi Fei-Ranis

• John Fei dan Gustav Ranis dalam "A Theory of Economic Development" menelaah
proses peralihan yang diharapkan akan dilewati suatu negara terbelakang untuk
beranjak dari keadaan stagnasi ke arah pertumbuhan swadaya.
• Merupakan penyempurnaan dari teori Lewis mengenai persediaan buruh yang
tidak terbatas.
• Teori Fei-Ranis: Suatu negara yang kelebihan buruh dan perekonomiannya miskin
sumberdaya, sebagian besar penduduk bergerak disektor pertanian di tengah
pengangguran yang hebat dan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Ekonomi
pertaniannya mandeg. Di sana terdapat sektor industri yang aktif dan dinamis.
Pembangunan terdiri dari pengalokasian kembali surplus tenaga kerja pertanian
yang sumbangannya terhadap output nol, ke industri dimana mereka menjadi
produktif dengan upah yang sama.
• Asumsi yang digunakan:
(1) ekonomi dua-muka yang terbagi dalam sektor pertanian tradisional yang
mandeg dan sektor industri yang aktif,
(2) output sektor pertanian adalah fungsi dari tanah dan buruh saja,
(3) di sektor pertanian tidak ada akumulasi modal, kecuali reklamasi,
(4) penawaran tanah bersifat tetap,
(5) kegiatan pertanian ditandai dengan hasil (return to scale) yang tetap dengan
buruh
sebagai faktor variabel,
(6) produktivitas marginal buruh nol,
(7) output sektor industri merupakan fungsi dari modal dan buruh saja,
(8) pertumbuhan penduduk sebagai fenomena eksogen,
(9) upah nyata di sektor pertanian dianggap tetap dan sama dengan tingkat
pendapatan
nyata sektor pertanian,
(10) pekerja di masing-masing sektor hanya mengkonsumsikan produk-produk
pertanian.

• Berdasar asumsi tersebut, telaah pembangunan ekonomi surplus-buruh menjadi 3


tahap: (1) para penganggur tersamar, dialihkan dari pertanian ke industri dengan
upah
institusional yang sama,
(2) pekerja pertanian menambah keluaran pertanian tetapi memproduksi lebih kecil
daripada upah institusional yang mereka peroleh,
(3) buruh pertanian menghasilkan lebih besar daripada perolehan upah institusional.

• Penilaian: keunggulan pokok dari teori ini adalah bahwa ia menunjukkan arti
penting produk pertanian di dalam menghimpun modal di negara berkembang.
• Kritik:
(1) asumsi persediaan tanah tetap, tapi dalam jangka panjang sebenarnya berubah
(2) asumsi upah institusional tetap yang lebih tinggi dari MPP, padahal tidak,
(3) asumsi upah institusional di sektor pertanian adalah tetap,
(4) asumsi tentang model atau ekonomi tertutup,
(5) komersialisasi pertanian menjurus ke inflasi,
(6) MPP bukan nol.

11. Teori Ketergantungan

• Sebagian terbesar (sekitar 80%) penduduk di negara-negara dunia ketiga tinggal


di daerah perdesaan. Mereka umumnya (sekitar 66%) bekerja di sektor pertanian.
Padahal sumbangan sektor pertanian terhadap produk nasional kotor (GDP) hanya
32%.
• Di negara berkembang, sektor pertanian memiliki produktivitas yang rendah,
teknologi pertaniannya primitif, organisasinya tidak baik, terbatasnya input modal
fisik dan tenaga kerja yang terdidik/terampil.
• Umumnya perekonomian di negara-negara yang sedang berkembang berorientasi
pada produksi bahan-bahan pokok sebagai saingan dari kegiatan-kegiatan produk
sekunder (industri) dan tersier (jasa). Komoditi pokok ini merupakan ekspor yang
penting ke negara lain.
• Teori ketergantungan merupakan bagian dari "model-model strukturalis
internasional", yang secara esensial memandang negara-negara dunia ketiga
sebagai benda yang diatur oleh kekakuan struktur ekonomi dan institusional serta
terperangkap dalam suasana 'ketergantungan' dan 'dominasi' terhadap negara-
negara kaya. Terdapat dua jalur dalam model strukturalis internasional ini yaitu
model dependensi 'neo-kolonial' dan model 'paradigma tiruan/palsu'.
• Model dependensi neo-kolonial merupakan sisa-sisa pertumbuhan dari pemikiran
Marxis. Ciri pemikiran ini adalah eksistensi dan memelihara keterbelakangan dunia
ketiga, terutama sekali terhadap evolusi historis mengenai sistem kapitalis
internasional yang betul-betul tidak sama dalam hubungan negara-negara kaya dan
negara-negara miskin.
• Model paradigma tiruan/palsu yaitu atribut keterbelakangan dunia ketiga
mengenai kesalahan dan ketidaksesuaian nasehat yang diperoleh dengan baik tetapi
negara maju/donor seringkali kurang jelas atau kekurangan bahan mengenai kondisi
atau latar belakang masing-masing negara yang sedang berkembang. Negara
maju/donor memberikan konnsep-konsep yang besar, struktur teoritikal yang baik
dan model-model ekonometrik yang kompleks mengenai pembangunan yang
seringkali menimbulkan kekurangsesuaian atau menimbulkan kebijakan-kebijakan
yang keliru karena faktor-faktor institusional dan struktural (pemilikan tanah tak
adil, pembagian kredit yang timpang, pengendalian finansial yang tidak tepat, dsb).

Tugas

1. Apa bedanya pembangunan dan pertumbuhan ekonomi ?


2. Teori Ekonomi Pembangunan yang menjadi bahan rujukan ?
Alasannya?

Materi Ekonomi Pembangunan kuliah ke 4

Teori Pembangunan Ekonomi: Aliran


Klasik, Karl Marx, Schumpeter, Neo
Klasik, dan Post Keynesian
Published by Coretanzone Kamis, 24 Januari 2019

Sudah sejak lama yaitu sejak beradab-abad yang lalu, perhatian utama masyarakat
dunia dalam bidang ekonomi tertuju pada bagaimana mempercepat tingkat
peengembangan ekonimi. Hal inilah yang kemudian melahirkan beragam teori dari
berbagai ahli ekonomi.

Secara garis besar teori pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dapat


digolongkan sebagai "mahsab analitis" yang menekankan kepada teori yang bisa
mengungkapkan proses pertumbuhan ekonomi secara logis dan konsisten tetapi
sering bersifat abstrak dan kurang menekankan kepada sisi empiris historisnya.
Yang termasuk dalam golongan ini adalah golongan Klasik, dan Neo Klasik.Yang
kedua adalah "mahsab histories" yang menekankan proses pembangunan
didasarkan pada proses pentahapannya. Yang termasuk dalam golongan kedua ini
diantaranya adalah Karl Marx dan Rostow. Menurut penggolongan lain, teori
pembangunan ekonomi dapat digolongkan menjadi lima golongan besar yakni aliran
klasik, Karl Marx, Schumpeter, Neo Klasik dan Post Keynesian, yang
pembahasannya adalah sebagai berikut.
Teori Pembangunan Ekonomi Aliran Klasik
Aliran klasik muncul pada akhir abad ke 18 dan permulaan abad ke 19 yaitu dimasa
revolusi industri dimana suasana waktu itu merupakan awal bagi adanya
perkembangan ekonomi. Pada waktu itu sistem liberal sedang merajalela dan
menurut alairan klasik ekonomi liberal itu disebabkan oleh adanya pacuan antara
kemajuan teknologi dan perkembangan jumlah penduduk. Mula-mula kemajuan
teknologi lebih cepat dari pertambahan jumlah penduduk, tetapi akhirnya terjadi
sebaliknya dan perekonomian akan mengalami kemacetan.

Menurut aliran ini bahwa meningkatnya tingkat keuntungan akan mendorong


perkembangan investasi dan investasi (pembentukan capital ) akan menambah
volume persediaan capital (capital stock). Keadaan ini akan memajukan tingkat
teknologi dan memperbesar jumlah barang yang beredar sehingga tingkat upah
naik, yang berarti meningkatnya tingkat kemakmuran penduduk. Tingkat
kemakmuran akan mendorong bertambahnya jumlah penduduk sehingga
mengakibatkan berlakunya hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang (law
of diminishing return).

Tokoh-tokoh Aliran Klasik tersebut antara adalah Adam Smith, David Ricardo dan
Thomas Robert Malthus yang masing-masing akan kita bahas berikut ini:

1. Adam Smith

Adam Smith adalah ahli Ekonomi Klasik yang paling terkemuka. Bukunya yang
sangat terkenal berjudul An Inquiry into the Nature and Cause of the Wealth of
Nations terbit tahun 1776. Ia meyakini berlakunya "doktrin hukum alam" dalam
persoalan ekonomi. Ia menganggap setiap orang paling tahu terhadap
kepentingannya sendiri sehingga sebaiknya setiap orang dibebaskan untuk
mengejar kepentingannya demi keuntungannya sendiri. Ia penganut faham
perdagangan bebas dan penganjur kebijakan pasar bebas. Pasar persaingan
sempurna adalah mekanisme pencipta keseimbangan otomatis yang akan
menciptakan maksimisasi kesejahteraan ekonomi.Menurutnya terdapat tiga unsur
pokok sistem produksi, unsur-unsur tersebut adalah: sumber daya alam yang
tersedia, jumlah penduduk dan stok barang modal

Menurut Adam Smith, untuk berlakunya perkembangan ekonomi diperlukan adanya


spesialisasi atau pembagian kerja. Pembagian kerja didasari oleh akumulasi capital
yang berasal dari dana tabungan dan luas pasar. Luas pasar disni berfungsi untuk
menampung hasil produksi sehingga dapat menembus perdagangan internasional.
Perrtumbuhan itu mulai maka ia akan bersifat kumulatif artinya bila ada pasar yang
dan ada akumulasi kapital, pembagian kerja akan terjadi dan akan menaikan tingkat
produktivitas tenaga kerja.

Proses Penumpukan Modal. Smith menekankan, penumpukan modal harus


dilakukan terlebih dahulu daripada pembagian kerja. Smith menganggap
pemupukan modal sebagai satu syarat mutlak bagi pembangunan ekonomi; dengan
demikian permasalahan pembangunan ekonomi secara luasa adalah kemampuan
manusia untuk lebih banyak menabung dan menanam modal. Dengan demikian
tingkat investasi akan ditentukan oleh tingkat tabungan dan tabungan yang
sepenuhnya diinvestasikan.

Agen Pertumbuhan, menurutnya para petani, produsen dan pengusaha, merupakan


agen kemajuan dan pertumbuhan ekonomi. Fungsi ketiga agen tersebut saling
berkaitan erat. Bagi Smith pembangunan pertanian mendorong peningkatan
pekerjaan konstruksi dan perniagaan. Pada waktu terjadi surplus pertanian sebagai
akibat pembangunan ekonomi, maka permintaan akan jasa perniagaan dan barang
pabrikan meningkat pula; ini semua akan membawa kemajuan perniagaan dan
berdirinya industri manufaktur. Pada pihak lain, pembangunan sektor tersebut akan
meningkatkan produksi pertanian apabila petani menggunakan teknologi yang
canggih. Jadi pemupukan modal dan pembangunan ekonomi terjadi karena
tampilnya para petani, produsen dan pengusaha.

Menurut Smith, proses pertumbuhan ini bersifat komulatif (menggumpal). Apabila


timbul kemakmuran sebagai akibat kemajuan di bidang pertanian, indusrtri
manufaktur, dan perniagaan, kemakmuran itu akan mengarah pada pemupukan
modal, kemajuan teknik, meningkatnya produk, perluasan pasar, pembagian kerja,
dan kenaikan secara terus menerus. Dilain pihak naiknya produktifitas akan
menyebabkan upah naik dan ada akumulasi kapital. Tetapi karena Sumber Daya
Alam terbatas adanya, maka keuntungan akan menurun karena berlakunya hukum
penambahan hasil yang semakin berkurang. Pada tingkat inilah perkembangan
mengalami kemacetan.

Teori Adam Smith tidak luput dari kelemahan, kelemahannya adalah sbb:

# Pembagian masyarakat yang dilakukannya terlalu lugas sehingga mengabaikan


peranan kelas menengah dalam memberikan daya dorong bagi pembangunan
ekonomi.

# Alasan yang tidak adil bagi kegiatan menabung. Menurutnya yang dapat
menabung hanyalah tuan tanah, kapitalis dan lintah darat, padahal yang sebenarnya
golongan lain penerima pendapatan juga dapat melakukan kegiatan menabung.

# Persaingan sempurna tidak terdapat di dunia nyata

# Mengabaikan peran wiraswasta

# Asumsi yang tidak realistis tentang keadaan stasioner

2. David Ricardo

Tulisannya yang terkenal berjudul The Principles of Political Economy and Taxation
yang terbit 1917.Teori Ricardo didasarkan pada asumsi; a)Seluruh tanah digunakan
untuk produksi gandum, b) Factor produksi tanah berlaku law of diminishing return,
c) Persediaan tanah tetap, d) Permintaan gandum bersifat inelastic, e) Buruh dan
modal adalah masukan yang bersifat variable, f) Keadaan pengetahuan teknis
adalah tertentu, g) Buruh dibayar pada tingkat upah minimal, h) Harga penawaran
buruh tertentu dan tetap, i) Permintaan buruh tergantung pada pemupukan modal, j)
Terdapat persaingan sempurna, k) Pemupukan modal dihasilkan dari keuntungan.
Menurut David Ricardo di dalam masyarakat ekonomi ada tiga golongan masyarakat
yaitu golongan capital, golongan buruh, dan golongan tuan tanah. Golongan kapital
adalah golongan yang memimpin produksi dan memegang peranan yang penting
karena mereka selalu mencari keuntungan dan menginvestasikan kembali
pendapatannya dalam bentuk akumulasi kapital yang mengakibatkan naiknya
pendapatan nasional. Golongan buruh merupakan golongan yang terbesar dalam
masyarakat, namun sangat tergantung pada capital. Golongan tuan tanah
merupakan golongan yang memikirkan sewa saja dari golongan kapital atas areal
tanah yang disewakan.

David Ricardo mengatakan bahwa bila jumlah penduduk bertambah terus dan
akumulasi kapital terus menerus terjadi, maka tanah yang subur menjadi kurang
jumlahnya atau semakin langka adanya. Akibatnya berlaku pula hukum tambahan
hasil yang semakin berkurang. Disamping itu juga ada persaingan diantara kapitalis-
kapitalis itu sendiri dalam mengolah tanah yang semakin kurang kesuburannya dan
akibatnya keuntungan mereka semakin menurun hingga pada tingkat keuntungan
yang normal saja.

Selain pandangannya yang kritis tentang pembangunan, teori Ricardo memiliki


beberapa kelemahan yaitu; a) Mengabaikan pengaruh teknologi dalam mengarasi
masalah diminishing return, b) tidak ada keadaan stasioner dengan keuntungan
yang meningkat, produksi meningkat dan terjadi pemupukan modal, c) menganggap
upah yang tidak akan meningkat karena pertambahan jumlah penduduk, d)
kebijakan pasar bebas yang tidak pernah ada dalam realita, e) mengabaikan factor
kelembagaan, f) tanah juga memproduksi selain gandum, g) menganggap modal
dan buruh adalah koefisien yang tetap padahal keduanya adalah variable bebas,
dan h) mengabaikan tingkat suku bunga.

3. Thomas Robert Malthus

Menurut Thomas Robert Malthus tambahan permintaan tergantung kepada kenaikan


jumlah penduduk yang terus menerus. Namun, hal itu juga perlu diikuti oleh
perkembangan unsur lain seperti turunnya biaya produksi dan kenaikan jumlah
capital. Apabila jumlah produksi bertambah maka secara otomatis permintaan akan
ikut bertambah pula karena pada hakekatnya kebutuhan manusia tidak terbatas.

Malthus menitikan perhatian pada “perkembangan kesejahteraan” suatu negara,


yaitu pembangunan ekonomi yang dapat dicapai dengan meningkatkan
kesejakteraan suatu negara. Kesejahteraan suatu negara sebagian bergantung
pada kuantitas produk yang dihasilkan oleh tenaga kerjannya, dan sebagian lagi
pada nilai atas produk tersebut.

Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi, Menurut Malthus


pertumbuhan penduduk saja tidak cukup untuk berlangsungnya pembangunan
ekonomi. Malahan, pertumbuhan penduduk adalah akibat dari proses pembangunan
ekonomi. Pertumbuhan penduduk akan meningkatkan kesejahteraan hanya bila
pertumbuhan tersebut meningkatkan permintaan efektif. Rendahnya konsumsi atau
kurangnya permintaan efektif yang menimbulkan persediaan melimpah, menurut
Teori Malthus merupakan sebab utama keternbelakangan. Untuk pembangunan,
negara harus memaksimalkan produksi di sektor pertanian dan sektor industri. Ini
memerlukan kemajuan teknologi, pendistribusian kesejahteraan dan tanah secara
adil, perluasan perdagangan internal dan eksternal, peningkatan konsumsi tidak
produktif, dan peningkatan kesempatan kerja melalui rencana pekerjaan umum.

Malthus memiliki beberapa saran saran untuk pembangunan ekonomi, saran-


sarantersebut adalah; a) harus adnya pertumbuhan berimbang antara sector
pertanian dan sector industri, b) harus adanya upaya untuk menaikkan permintaan
efektif dengan cara pendistribusian kesejahteraan dan pemilikan tanah secara lebih
adil, dan c) perlunya melakukan perluasan perdagangan internal dan eksternal.

4. Arthur Lewis

Teorinya didasarkan pada anggapan adanya penawaran buruh yang tidak terbatas
di negara terbelakang dengan upah subsisten. Pembangunan ekonomi berlangsung
bila modal terakumulasi akibat peralihan buruh surplus dari sector subsisten ke
sector kapitalis. Pembentukan modal tergantung pada surplus kapitalis.Surplus ini
diinvestasikan kembali pada aktiva kapitalis baru. Pembentukan modal berlangsung
dan lebih banyak orang dipekerjakan dari sector subsisten. Proses tersebut akan
berlangsung sampai rasio buruh modal naik dan penawaran buruh menjadi tidak
elastis. Pokok masalahnya adalah bagaimana proses pertumbuhan terjadi dalam
perekonomian dua sector yaitu; sector tradisional dengan produktifitas rendah dan
sumber tenaga kerja yang melimpah, dan sector modern dengan produktifitas tinggi
dan sebagai sumber akumulasi modal. Kemudian pembentukan modal bergantung
pada surplus capital ( modal dibentuk dari laba yang dihasilkan oleh para kapitalis)

Menurutnya proses pertumbuhan ekonomi akan berakhir jika akibat pembentukan


modal tidak ada lagi surplus buruh yang tersisa, dan sector kapitalis berkembang
begitu cepat sehingga mengurangi secara absolute penduduk di sector subsisten

Teori Pembangunan Ekonomi Karl Marx


Karl Marx lahir pada thaun 1818 di Kota Trier JermanPemikiran Marx sangat
dipengaruhi oleh Darwin dan menggunakan gagasan ini untuk menjelaskan proses
dialektik sejarah. Menurut Marx, masyarakat menempuh tahapan-tahapan yang
berbeda dalam sejarah dan yang menenukan tahapan-tahapan tersebut adalah
perubahan dalam sarana produksi dan hubungan-hubungan produksi.

Menurutnya berdasarkan sejarah, perkembangan masyarakat melalui 5 tahap :

1. Masayarakat kumunal primitive, yang masih menggunakan alat-alat produksi


sederhana yang merupakan milik kumunal. Tidak ada surplus produksi di atas
konsumsi.

2. Masyarakat perbudakan, adanya hubungan antar pemilik factor produksi dan


orang-orang yang hanya bekerja untuk mereka. Para budak diberi upah sangat
minim Mulai ada spesialisasi untuk bidang pertanian, kerajinan tangan dsb. Karena
murahnya harga buruh maka minat pemilik factor produksi untuk memperbaiki alat-
alat yang dimilikinya rendah. Buruh makin lama sadar dengan kesewenang-
wenangan yang dialaminya sehingga menimbulkan perselisihan antara dua
kelompok tersebut.

3. Masyarakat feodal, kaum bangsawan memiliki factor produksi utama yaitu tanah..
Para petani kebanyakan adalah budak yang dibebaskan dan mereka mengerjakan
dahulu tanah milik bangsawan. Hubungan ini mendorong adanya perbaikan alat
produksi terutama di sector pertanian. Kepentingan dua kelas tersebut berbeda,
para feodal lebih memikirkan keuntungan saja dan kemudian mendirikan pabrik-
pabrik. Banyak timbul pedagang-pedagang baru yang didukung raja yang kemudian
membutuhkan pasar yang lebih luas. Perkembangan ini menyebakan timbulnya alat
produksi kapitalis dan menghendaki hapusnya system fiodal. Kelas borjuis yang
memilki alat-alat produksi menghendaki pasaran buruh yang bebas dan hapusnya
tariff serta rintangan lain dalam perdagangan yang diciptakan kaum fiodal sehingga
kemudian masyarakat tidak lagi munyukai system ini

4. Masyarakat kapitalis, hubungan produksinya didasarkan pada pemilikan individu


masing-masing kapitalis terhadap alat-alat produksi. Kelas kapitalis mempekerjakan
buruh . Keuntungan kapitalis membesar yang memungkinkan berkembangnya alat-
alat produksi. Perubahan alat yang mengubah cara produksi selanjutnya
menyebabkan perubahan kehidupan ekonomi masyarakat. Perbedaan kepentingan
antara kaum kapitalis dan buruh semakin meningkat dan mengakibatkan perjuangan
kelas
5. Masyarakat sosialis, kepemilikan alat produksi didasarkan atas hak milik sosial.
Hubungan produksi merupakan hubungan kerjasama dan saling membantu diantara
buruh yang bebas unsur eksploitasi. Tidak ada lagi kelas-kelas dalam masyarakat.

Marx meramalkan keruntuhan system kapitalis. Menurutnya runtuhnya kapitalisme


terjadi karena adanya

1. Konsentrasi , penggabungan perusahaan-perusahaan agar tidak bangkrut karena


persaingan dalam masyarakat kapitalis

2. Akumulasi yang menyebabkan perbedaan kaya miskin semakin lebar

3. Kesengsaraan, karena kemiskinan semain luas

4. Krisis, karena daya beli masyarakat semakin berkurang karena pendapatan buruh
semakin berkurang, sehingga terjadilah kelebihan produksi atas konsumsi (over
production). Harga barang-barang merosot dan produksi terpaksa ditahan.

Akibat hal di atas daya beli masyarakat terus merosot yang mengakibatkan over
produksi, harga barang merosot, produksi ditahan, banyak pabrik yang ditutup
sehingga terjadilah krisis

Menurut Karl Marx masyarakt menempuh tahapan-tahapan yang berbeda dalam


sejarah dan yang menentukan tahap-tahap tersebut adalah perubahan dalam
sarana produksi dan juga hubungan-hubungan produksi yang telah dijelaskan di
atas,namun sejarah telah membuktikan bahwa periode evolusi yang dikemukakan
oleh Mrx ternyata keliru. Tidak ada masa dalam sejarah masyarakat yang melalui
tahapan evolusi sebagaimana yang dikemukakan Marx. Sebaliknya sebagaimana
system yang diyakini oleh Marx terjadi melalui serangkaian tahapan tertentu, malah
dapat terjadi dalam waktu bersamaan dan dalam masyarakat yang sama pula di
saat satu wilayah dari suatu Negara sedang mengalami system yang menyerupai
masyarakat fiodal, system kapitalis berlaku di wilayah lainnya dalam Negara yang
sama. Jadi pernyataan bahwa tahapan dari satu system ke system berikutnya
mengiuti pola evolusi sebagaimana yang dikemukakan oleh Marx dan teori evolusi
tidak dapat dibuktikan sama sekali.

Teori Pembangunan Ekonomi Neo Klasik


Teori ini berkembang pada pertengahan tahun 1950 an. Analisis pertumbuhan
ekonominya didasarkan pada pandangan-pandangan ahli ekonomi klasik. Perintis
teori ini adalah Robert Solow dan travor Swan. Pendapatnya mengenai
perkembangan ekonomi adalah sebagai berikut :

# Adanya akumulasi capital merupakan factor penting dalam perkembangan


ekonomi

# Perkembangan tersebut merupakan proses yang gradual

# Perkembangan merupakan proses yang harmonis dan kumulatif

# Merupakan aliran yang optimis terhadap perkembangan ekonomi

# Adanya aspek internasional dalam perkembangan tersebut

Menurut teori ini tingkat bunga dan tingkat pendapatan akan menentukan tingginya
tingkat tabungan.Pada suatu tingkat teknik tertentu, tingkat bunga akan menentukan
investasi, jika kesempatan untuk investasi bertambah ( misalnya karena kemajuan
teknologi), tambahnya permintaan untuk investasi menyebabkan tingkat bunga naik
yang selanjutnya meningkatkan jumlah tabungan. Adanya kenaikan investasi
tersebut menyebabkan harga-harga barang naik.

Kenaikan harga-harga dan tingkat bunga menyebabkan investasi terbatas hanya


pada proyek-proyek dengan tingkat keuntungan terbesar dan akhirnya permintaan
investasi berkurang sehingga tingkat bunga dan harga barang capital turun kembali.
Jika tingkat bunga sangat rendah sedemikian rupa maka tidak ada orang yang mau
menabungJika keadaan tersebut terjadi maka akumulasi capital berakhir dan
perekonoian mengalami keadaan yang statis.Agar tidak mengalami hal tersebut
maka kondisi full employment harus tetap dijaga dengan mengadakan proyek-
proyek pekerjaan umum.

Kemajuan teknologi (penemuan-penemuan baru yang mengurangi penggunaan


tenaga buruh) juga merupakan pendorong kenaikan pendapatan nasional. Mereka
yakin bahwa manusia mampu untuk mengatasi terbatasnya pertumbuhan akibat
habisnya sumber daya alam.Hal lain lagi yang dianggap penting untuk pertumbuhan
ekonomi adalah kemampuan untuk menabung. Kalau tidak ada tabungan, kemajuan
teknologi yang baru belum dapat digunakan.

Menurut Neo Klasik, tingkatan perkembangan ekonomi yang dialami suatu negara
melalui beberapa tahap :

# Mula-mula negara meminjam capital dan disebut sebagai debitur yang belum
mapan

# Setelah dapat menghasilkan dengan capital pinjaman tersebut, negara itu


membayar deviden dan bunga atas pinjaman yang dilakukan. Pada tingkat ini belum
dibayar pokok pinjaman capital

# Setelah penghasilan meningkat terus, sebagian penghasilan digunakan untuk


melunasi hutang dan sebagian dipinjamkan ke negara lain yang membutuhkan..
Negara berada dalam tingkat debitur yang sudah mapan ( mature debtor)

# Negara dapat menerima bunga dan deviden lebih besar daripada yang dibayar,
jadi ada surplus. Dengan kata lain hutangnya semakin sedikit dan piutangnya
semakin besar. Negara tersebut sampai pada tingkatan kreditur yang belum mapan
(immature creditor)

# Negara melulu hanya menerima deviden dan bunga dari negara lain. Negara
sampai pada tingkat kreditur yang sudah mapan (mature creditor).

Teori Pembangunan Ekonomi Schumpeter


Teori Schumpeter ini pertama kali dikemukakan dalarn bukunya yang berbahasa
Jerman pada tahun 1911 yang pada tahun 1934 diterbitkan dalam Bahasa Inggris
dengan judul The Theory of Economic Development. Kemudian dia mengulas
teorinya lebih dalam mengenai proses pembangunan dan faktor utama yang
menentuka pembangunan dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1939 dengan
judul Business Cycle

Salah satu pendapat Schumpeter yang menjadi landasan teori pembangunan adalah
adanya keyakinan bahwa sistem kapitalisme merupakan sistem yang paling baik
untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang pesat. Namun, Schumpeter
meramalkan bahwa dalam jangka panjang sistem kapitalisme akan mengalami
kemacetan (Satagnasi). Pendapat ini sama dengan pendapat kaum Klasik.

Menurut Schumpeter, faktor utama yang menyebabkan perkembangan ekonomi


adalah proses inovasi dan pelakunya adalah para inovator atau pengusaha.
Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa diterapkan dengan adanya inovasi
oleh para Pengusaha (entrepreneurs). Dan kemajuan ekonomi tersebut dapat
dimaknai sebagai peningkatan output total masyarakat.

Dalam mernbahas perkembangan ekonomi, Schumpeter membedakan


pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi, meskipun keduanya merupakan
sumber peningkatan output masyarakat. Menurut Schumpeter, pertumbuhan
ekonomi adalah peningkatan output masyarakat yang disebabkan oleh semakin
banyaknya jumlah faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi, tanpa
adanya perubahan dalam “teknologi” produksi itu sendiri. Misalnya, kenaikan output
yang disebabkan oleh pertumbuhan stok modal ataupun penambahan faktor-faktor
produksi tanpa tanpa adanya perubahan pada teknologi produksi yang lama.

Sedangkan pembangunan ekonomi adalah kenaikan output yang disebabkan oleh


adanya inovasi yang dilakukan oleh para pengusaha(entrepreneurs.). Inovasi disini
bukan hanya berarti perubahan yang “radikal” dalam hal teknologi, inovasi dapat
juga direpresentasikan sebagai penemuan produk baru, pembukaan pasar baru, dan
sebagainya. Inovasi tersebut nienyangkut perbaikan kuantitatif dan sistem ekonomi
itu sendiri yang bersumber dari kreativitas para pengusahanya.

Menurut Sehumpeter, pembangunan ekonorni akan berkernbang pesat dalam


lingkungan masyarakat yang rnenghargai dan merangsang setiap orang untuk
menciptakan hal-hal yang baru (inovasi), dan lingkungan yang paling cocok untuk itu
adalah masyarakat yang menganut paham laissez faire, bukan dalarn masyarakat
sosial ataupun komunis yang cenderung mematikan kreativitas pendudukunya.

Teori Analisis Post-Keynesian


Analisis Keynesian menggunakan anggapan berdasarkan atas keadaan waktu
sekarang seperti mengenai tingkat teknik tenaga kerja selera, dengan tidak
memperhatikan keadaan jangka panjang. Teori ini juga berpendapat bahwa apabilah
jumlah penduduk bertambah maka pendapatan rill perkapitah akan berkurang
kecuali bila pendapat rill juga bertambah.

Ahli-ahli post-keynesian ialah mereka yang mencoba merumuskan perluasan teori


keynes.post-keynesian memperluas sistem menjadi teori output dan kesempatan
kerja dalam jangka panjang, yang menganalisa fluktuasi jangka pendek untuk
mengetahui adanya perkembangan ekonomi jangka panjang.

Dalam analisis ini persoalan yang penting ialah; a) Syarat yang diperlukan untuk
mempertahankan perkembangan pendapat yang mantap (steady growth) pada
tingkat pendapatan dalam kesempatan kerja penuh (full employment income) tanpa
mengalami deflasi atau inflasi. b) Apakah pendapatan itu benar-benar bertambah
pada tingkat sedemikian rupa sehingga dapat mencegah terjadinya kemacetan yang
lama atau terus menerus.

1. Teori Harrod-Domar

Pada hakikatnya teory Harrod-Domar merupakan pengembangan dari teory makro


Keynes. Analisis Keynes dianggap kurang lengkap karena mengungkapkan masalah
– masalah ekonomi dalam jangka panjang. Sedangkan teory Harrod- Domar ini
menganalisis syarat-syarat yang diperlukan agar suatu perekonomian dapat tumbuh
dan berkembang dalam jangka panjang. Dengan kata lain, teory ini berusaha
menunjukan syarat yang dibutuhkan agar suatu perekonomian dapat tumbuh dan
berkembang dengan mantab. Menurut teory Harrod-Domar, pembentukan modal
merupakan faktor penting yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Pembentukan
modal tersebut dapat diperoleh melalui proses akumulasi tabungan.

Besarnya tabungan masyarakat proposional dengan besarnya pendapatan


nasional.mpunyai beberapa asumsi yakni :
# Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh ( full empyloyment ) dan faktor –
faktor produksi yang ada juga dimanfaatkan secara penuh .

# Perekonomian tterdiri dari dua sector : sector rumah tangga dan sector
perusahaan.

# Besarnya tabungan masyarakat proposional dengan besarnya pendapatan


nasional.

# Kecenderungan menabung besarnya tetap.

2. Teori Evsey D. Domar

Karena investasi menaikkan kapasitas produksi dan pendapatan, maka seberapa


tingkat kenaikan investasi sama dengan kenaikan pendapatan dan kapasitas
produksi diperlukan anggapan-anggapan teori sebagai berikut:

# Perekonomian sudah ada dalam pengerjaan tingkat penuh (full employment


income)

# Tidak ada pemerintah dan perdagangan luar negeri

# Tidak ada keterlambatan penyesuaian (lag of adjustment)

# Hasrat menabung marginal dan hasrat menabung rata-rata sama.

# Marginal propensity to savedan Capital coeffisien adalah tetap.

Dari teori ini dinyatakan bahwa kenaikan investasi akan menaikkan kapasitas
produksi dan pendapatan. Perekonomian kenyataannya menghadapi masalah yaitu
bila investasi hari ini tidak cukup maka akan terjadi pengangguran. Bila ada investasi
hari ini maka besok diperlukan investasi yang lebih banyak untuk menaikkan
permintaan sehingga kapasitas produksi bertambah.

3. Teori Harrod

Harrod juga menyelidiki keadaan-keadaan untuk perkembangan ekonomi yang terus


menerus, dan menunjukkan cara yang mungkin dapat ditempuh untuk mencapai
perkembangan ekonomi itu. Ia memulai dengan mengatakan bahwa tabungan sama
dengan investasi.

Harrod beranggapan bahwa tabungan yang diharapkan itu selalu terjadi, sehingga
perbedaan anatara tabungan yang diharapkan dengan investasi yang diharapkan itu
akan berupa investasi yang belum diharapkan (unintended investment). Ini berarti
persediaan (inventory) menumpuk apabila tabungan yang diharapkan melebihi
investasi yang diharapkan. Model Harrod ini dapat dinyatakan sesuai dengan
modelnya domar. Kedua model itu menunjukkan bahwa untuk mempertahankan
pengerjaan penuh, tabungan yang diharapkan dari pendapatan pada tingkat
pengerjaan penuh harus diimbangi dengan jumlah infestasi yang diharapkan, yang
sama besarnya dengan tabungan yang diharapkan.

Ikhtisar analisa Harrod dan Domar (roy Harrod dan Evsey Domar)

# Investasi adalah pusat dari persoalan pertumbuhan yang mantap sebab proses
investasi mempunyai dua sifat yaitu menciptakan pendapatan dan menaikkan
kapasitas produksi dalam perekonomian.

# Naiknya kapasitas produksi dapat menghasilkan out-put yang lebih banyak.

# Laju pertumbuhan yang sebenarnya (actual rate of growth) dapat berbeda dengan
laju pertumbuhan yang mantap (waranted rate of growth).

Bila laju pertumbuhan yang sebenarnya lebih besar daripada laju pertumbuhan yang
mantap akan cenderung terjadi inflasi. Sebaliknya bila laju pertumbuhan sebenarnya
lebih kecil dari pada laju peertumbuhan mantap akan cenderung terjadi deflasi.

4. Teori Stagnasi Sekular (Secular Stagnation)

Stagnasi sekuler menunjukkan suatu fase perkembangan kapitalis yang telah masak
dimana tabungan bersih pada tingkat full employmentcenderung bertambah,
sedangkan investasi bersihnya menurun. Ini menandakan kecenderungan jangka
panjang menuju pada pengurangan kegiatan ekonomi.perumusan sebab-sebab
stagnasi sekuler adalah:

# Menitik beratkan pada peranan faktor faktor eksogen seperti teknologi,


perkembangan penduduk, pembukaan dan perkembangan daerah baru.Menurut A.
Hansen, perkembangan penduduk yang cepat, pembukaan daerah baru dan
kemajuan teknologi akan mendorong investasi dan menaikkan pendapatan. Menurut
Keynes, perkembangan penduduk akan mendorong kenaikan ekonomi, menaikkan
daya beli dan dapat memperluas pasar. Tertundanya perkembangan penduduk
menagkibatkan akumulasi kapital relatif lebih banyak dari pada tenaga kerja.

# Menitik beratkan pada perubahan-perubahan dasar di dalam lembaga-lembaga


sosial seperti meningkatnya pengawasan pemerintah terhadap perusahaan-
perusahaan dan poerkembangan organisasi buruh.

# Menitik beratkan pada faktor-faktor endogen seperti perkembangan persaingan


dan konsentrasi-konsentrasi perusahaan dalam industri.

Kesimpulan
Berdasarkan pemikiran para ekomon dalam teori-teorinya maka dapat
dikemukakansebagai berikut. Klasik: Adam Smith menunjukkan pentingnya faktor
Divition of labour (pembagian tenaga kerja atau spesialisasi) dalam pengembangan
ekonomi. D. Ricardo, menunjukkan pentingnya faktor tanah.Thomas Robert Malthus
menunjukkan pentingnya faktor pertambahan penduduk, dan pengaruh terhadap
penambahan jumlah permintaan. Sedangkan Karl Marx, menunjukkan pentingnya
tersedia adanya nilai lebih (surplus value) bagi perkembangan ekonomi. Post
Keynesia, khususnya Roy Harrod dan Evsey Domar mengemukakan pentingnya
peranan kapital di mana investasi lebih penting untuk perkembangan ekonomi,
sedang Neo Klasik melihat peranan dari teknologi. Schumpeter, dalam masalah
perkembangan ekonomi ini melihat pentingnya para entrepreneur. Apabila
entrepreneur banyak tersedia, maka perkembangan ekonomi akan dapat tercapai
dengan pesat.

Dengan demikian maka, dari semu teori yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pembangunan dan pertumbuhan ekonomi tergantung dari
berbagai macam faktor yang ada di dalam masyarakat, bukan tergantung pada satu
faktor saja.

Daftar Pustaka

https://superkurnia.wordpress. com
https://resum.wordpress. com

Tugas :

1 Apa inti dari Teori Ekonomi Klasik, Marxis dan Schumpeter

Anda mungkin juga menyukai