Anda di halaman 1dari 6

Tugas Individu MK Ekonomi Perencanaan

Nama : Andre Alvani Gantare


NIM : 220611010001
Kelas : A1

Teori Pertumbuhan + Teori Endogenous


Teori Pertumbuhan Linier mengasumsikan bahwa pertumbuhan ekonomi berlangsung secara terus-
menerus dan berkembang secara linear menuju suatu titik tujuan tertentu. Beberapa teori yang
terkait dengan pertumbuhan linier meliputi:

1. Teori Pertumbuhan Adam Smith: Menurut Adam Smith, pertumbuhan ekonomi terjadi dalam lima
tahap berurutan: masa perburuan, masa berternak, masa bercocok tanam, masa perdagangan, dan
masa perindustrian. Konsep spesialisasi dalam tenaga kerja, menabung, dan pasar persaingan
sempurna adalah bagian dari teori ini. Pasar persaingan sempurna adalah suatu kondisi pasar di
mana terdapat banyak pembeli dan penjual, produk homogen, informasi sempurna, mudah masuk
dan keluar dari pasar, serta tidak ada hambatan. Contoh nyata dapat ditemukan pada pasar
pertanian di mana petani menjual produk pertanian standar seperti gandum. Harga ditentukan oleh
kekuatan permintaan dan penawaran, dan tidak ada pihak yang dapat mengendalikan harga. Namun,
sulit menemukan pasar yang sepenuhnya memenuhi semua karakteristik ini dalam kehidupan nyata.

2. Teori Pertumbuhan Karl Marx: Karl Marx adalah seorang filsuf, ekonom, dan teoretikus politik
yang memainkan peran penting dalam sejarah pemikiran sosial. Mari kita bahas pemikirannya
tentang feodalisme, kapitalisme, dan sosialisme:

a. Feodalisme:

• Pada masa feodalisme, kondisi masyarakat masih bersifat tradisional.


• Tuan tanah memiliki posisi tawar yang relatif tinggi dalam ekonomi.
• Struktur kelas sosial sangat tersegmentasi, dengan kaum bangsawan dan petani sebagai dua
kelompok utama.

b. Kapitalisme:

• Marx mengkritik kapitalisme sebagai sistem ekonomi yang menimbulkan eksploitasi,


ketidaksetaraan, dan alienasi.
• Dalam kapitalisme, buruh dipekerjakan oleh pemilik modal (kapitalis) untuk menghasilkan
keuntungan.
• Marx menyoroti konflik antara kelas pekerja (proletariat) dan pemilik modal (borjuis).

c. Sosialisme:

• Sosialisme adalah oposisi terhadap kapitalisme.


• Ide-ide sosialisme menekankan kerja sama, kesetaraan manusia, dan politik kelas.
• Marx merumuskan visi alternatif tentang masyarakat yang lebih adil dan manusiawi
berdasarkan sosialisme dan komunisme.

3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Walt W. Rostow mengidentifikasi lima tahap pertumbuhan ekonomi
suatu negara.

a. Tahap Masyarakat Tradisional:


• Masyarakat ini memiliki fungsi produksi yang terbatas.
• Cara produksi masih primitif, dan nilai-nilai tradisional (adat istiadat) mempengaruhi gaya
hidup masyarakat.

b. Tahap Prasyarat untuk Lepas Landas:

• Masyarakat mulai mempersiapkan diri untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dengan


menggunakan kekuatan sendiri.
• Perubahan lain dalam masyarakat diperlukan, termasuk kemampuan menggunakan ilmu
pengetahuan modern dan penemuan baru untuk menurunkan biaya produksi.

c. Tahap Tinggal Landas:

• Pertumbuhan ekonomi mulai terjadi secara drastis.


• Contohnya, resolusi politik, inovasi pesat, dan pembukaan pasar baru.

d. Tahap Menuju Kedewasaan:

• Terjadi perubahan yang signifikan dalam masyarakat.


• Investasi produktif meningkat dari 5% menjadi 10% dari produk nasional bersih.
• Sektor industri berkembang dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi.
• Terbentuknya kerangka dasar politik, sosial, dan kelembagaan yang mendukung
pertumbuhan ekonomi.

e. Tahap Konsumsi Tinggi:

• Masyarakat mencapai tingkat konsumsi massal yang tinggi.

Teori Pertumbuhan Struktural


• J.H Boeke : Teori dualisme

Ekonomi dualisme menurut J.H Boeke (Ekonom Belanda) adalah sistem ekonomi yang merujuk
kepada dua sistem yang berlainan namun sama-sama kuat. Dua sistem tersebut bukan sistem
ekonomi transisi dimana sifat dan ciri-ciri sistem ekonomi yang lama makin melemah dan sistem
ekonomi yang baru makin menguat melainkan kedua-duanya sama-sama kuat dan jauh berbeda.
Perbedaan tersebut karena sebagai akibat penjajahan orang-orang barat.

Jadi, dualisme adalah dua keadaan yang berbeda dimana satu keadaan bersifat superior dan
keadaan lainnya bersifat inferior yang hidup berdampingan pada ruang dan waktu yang sama. Sang
superior dan inferior yang dimaksud dalam dualisme ekonomi Indonesia adalah industri dan
pertanian. Industri diagung-agungkan oleh kebanyakan pihak dan dipandang sebagai penggerak
utama perekonomian bangsa, sementara sektor pertanian (kerakyatan), hanya dipandang sebelah
mata atau mungkin tidak dipandang sama sekali. Keduanya memang berjalan beriringan, namun
tidak terintegrasi sama sekali.

• Arthur Lewis : S, Modern & S. Tradisional


Arthur Lewis, ekonom dari Saint Lucia, mengajukan teori yang menyoroti proses pembangunan
baik di perkotaan maupun pedesaan. Teorinya yang dikenal dengan Model Lewis, membahas tentang
urbanisasi, pola investasi, dan penentuan upah di sektor modern.

1. Ekonomi Tradisional:

• Ditemukan terutama di daerah pedesaan.


• Tingkat produktivitas rendah dengan kelebihan tenaga kerja (unlimited labor supply).
• Masyarakat hidup pada tingkat subsisten karena basis ekonomi tradisional.
• Produk marjinal tenaga kerja di bidang pertanian mencapai nol, yang menunjukkan hasil
yang semakin berkurang.
• Migrasi perkotaan terjadi ketika kelebihan tenaga kerja berpindah ke kota untuk mencari
peluang yang lebih baik.

2. Ekonomi Modern:

• Terkonsentrasi di perkotaan, khususnya sektor industri.


• Tingkat produktivitas yang tinggi karena efisiensi penggunaan input, termasuk tenaga kerja.
• Produk marjinal tenaga kerja positif, artinya fungsi produksi belum optimal.
• Daerah perkotaan memberikan kesempatan kerja bagi migran pedesaan.
• Urbanisasi mengarah pada pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.

3. Asumsi:

• Perekonomian tertutup (tidak ada perdagangan internasional atau modal asing).


• Tenaga kerja adalah satu-satunya faktor produksi yang dapat disesuaikan.
• Perubahan teknologi terjadi baik di bidang pertanian maupun industri.
• Hanya pemilik modal yang dapat menabung dan berinvestasi.
• Pengangguran tersembunyi terjadi di sektor pertanian, dimana pekerja menerima upah
subsisten dan tidak memiliki tabungan.

Ringkasnya, teori Arthur Lewis menyoroti keterkaitan antara sektor pedesaan dan perkotaan, dengan
menekankan peran surplus migrasi tenaga kerja dalam pembangunan ekonomi. Daerah perkotaan,
dengan produktivitasnya yang lebih tinggi, menyerap tenaga kerja dari perekonomian pedesaan
tradisional, sehingga berkontribusi terhadap kemajuan secara keseluruhan

• Hollis Chenery : perubahan struktur ekonomi

Hollis Chenery dikenal dengan teori pattern of development, di mana dalam teori ini difokuskan
pada perubahan struktur dalam tahapan proses perubahan ekonomi di negara sedang berkembang,
yang mengalami transformasi dari pertanian tradisional ke industri sebagai mesin utama
pertumbuhan ekonomi . Teori ini memperhatikan bagaimana sektor-sektor ekonomi berubah seiring
waktu dan bagaimana alokasi sumber daya berubah dari sektor pertanian ke sektor industri.

Dalam sejarah pembangunan ekonomi Indonesia, terdapat beberapa masa yang memperlihatkan
perubahan struktur ekonomi:

1. Pelita I (1969–1974): Masa ini menjadi landasan awal pembangunan Orde Baru. Fokusnya adalah
meningkatkan taraf hidup rakyat dan memperbaiki prasarana, lapangan kerja, dan kesejahteraan
rohani. Pertanian menjadi titik berat pembangunan karena mayoritas penduduk Indonesia hidup dari
hasil pertanian.
2. Era Orde Baru: Dalam periode ini, Indonesia mengalami transformasi ekonomi dengan fokus pada
industrialisasi dan modernisasi. Sektor industri menjadi mesin penggerak utama pertumbuhan
ekonomi.

3. Era Reformasi: Setelah Orde Baru, Indonesia terus mengalami perubahan struktur ekonomi. Fokus
beralih ke sektor jasa, teknologi, dan kreatif. Perubahan ini terus berlangsung seiring dengan proses
demokratisasi politik dan sosial di Indonesia.

Teori Neo klasik


• Besarnya campur tangan Pemerintah

Dalam teori ekonomi neo-klasik, peran pemerintah memiliki dua pendekatan utama: pendekatan
liberal dan pendekatan intervensionis.

1. Pendekatan Liberal:

• Pendekatan ini menekankan pentingnya pasar bebas dan peran terbatas pemerintah.
• Pemerintah dianggap hanya perlu menciptakan dan menjaga kerangka institusional yang
memungkinkan pasar beroperasi dengan efisien.
• Fokus pada perlindungan hukum, hak milik, dan regulasi yang memfasilitasi kompetisi yang
sehat.
• Pendukung pendekatan liberal berpendapat bahwa pasar yang bebas dan tanpa hambatan
akan menciptakan efisiensi dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan.

2. Pendekatan Intervensionis:

• Pendekatan ini mengakui bahwa ada kegagalan pasar dan ketimpangan yang dapat
mengurangi efisiensi dan menghambat kesejahteraan ekonomi.
• Dalam pendekatan ini, pemerintah diberikan peran yang lebih besar dalam memperbaiki
ketidaksempurnaan pasar dan melindungi kepentingan publik.
• Pemerintah dapat menggunakan kebijakan fiskal dan moneter untuk mengatur permintaan
agregat dan menjaga stabilitas ekonomi.
• Selain itu, mereka dapat melakukan intervensi langsung, seperti mengatur harga,
mengendalikan monopoli, memberikan subsidi, atau mengatur kebijakan lingkungan.

• Investasi

Teori neoklasik menganggap bahwa investasi sebagai motor utama pertumbuhan ekonomi.
Akumulasi modal yang berasal dari investasi akan meningkatkan produktivitas dan produksi. Selain
itu, tabungan dianggap penting karena dapat mendukung investasi jangka panjang dan pertumbuhan
ekonomi

Menurut teori ini, perusahaan akan memutuskan berapa besar modal yang akan digunakan
dalam kegiatan produksi dengan membandingkan dua hal:

• Nilai Produk Marginal Modal (MPK): Ini adalah penambahan nilai output yang diperoleh
dengan adanya tambahan satu unit modal.
• Biaya Sewa Modal (Cost of Capital atau Rental Cost, RC): Biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memperoleh modal, baik dari keuntungan yang ditahan atau dari
pinjaman.

• Alokasi sumber daya

Teori neo-klasik tentang alokasi sumber daya menekankan pentingnya pasar bebas dan efisiensi.
Dalam pandangan ini, pasar bebas dianggap sebagai mekanisme terbaik untuk mengalokasikan
sumber daya secara efisien. Harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran, produsen dipacu
oleh motivasi keuntungan, dan pemerintah diharapkan terlibat secara terbatas.

Teori ini meyakini bahwa dengan pasar bebas, masyarakat dapat mencapai kesejahteraan
ekonomi maksimum. Meskipun teori ini memiliki kekuatannya, ada kritik terkait asumsi-asumsi
tertentu yang mungkin tidak selalu berlaku dalam praktik ekonomi sehari-hari.

Teori Schumpeter
• Munculnya inovasi saat stationary state

Schumpeter menyatakan bahwa ketika ekonomi mencapai keadaan diam atau keseimbangan,
inovasi muncul sebagai faktor pendorong utama untuk mengganggu keseimbangan tersebut. Dia
mengidentifikasi kewirausahaan dan "gaya hidup wirausaha" (entrepreneurial spirit) sebagai
kekuatan utama di balik proses inovasi ini.

• Produk baru, metode produksi baru, pasar baru

Teori inovasi Joseph Schumpeter, seperti yang dijelaskan dalam karyanya "The Theory of Economic
Development", mengidentifikasi tiga bentuk utama inovasi yang mendrivakan pertumbuhan
ekonomi. Tiga bentuk inovasi tersebut adalah:

• Produk Baru (New Products): Inovasi dalam bentuk produk baru mencakup pengembangan
dan pemasaran barang atau jasa yang tidak ada sebelumnya atau memiliki karakteristik baru
yang signifikan. Ini bisa mencakup penemuan baru, pengembangan teknologi, atau cara baru
untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
• Metode Produksi Baru (New Methods of Production): Inovasi dalam metode produksi baru
melibatkan pengenalan cara-cara baru atau lebih efisien untuk memproduksi barang atau
jasa. Hal ini dapat melibatkan penemuan teknologi baru, penggunaan proses produksi yang
lebih efisien, atau implementasi praktik manajemen yang inovatif.
• Pasar Baru (New Markets): Inovasi dalam bentuk pasar baru terjadi ketika produk atau
metode produksi yang ada diperkenalkan ke pasar yang belum dijelajahi sebelumnya. Ini bisa
melibatkan ekspansi ke wilayah geografis baru, menciptakan pasar untuk kelompok
konsumen yang sebelumnya tidak terlayani, atau mengenalkan produk ke segmen pasar yang
baru.

• Bahan mentah baru, perubahan organisasi


• Bahan Mentah Baru (New Raw Materials): Inovasi tidak hanya terbatas pada produk akhir
atau metode produksi, tetapi juga dapat melibatkan penggunaan bahan mentah yang baru
atau berbeda. Penemuan atau pengembangan bahan mentah baru dapat mempengaruhi
sejumlah industri dan menciptakan peluang baru.
• Perubahan Organisasi (Organizational Change): Schumpeter mengakui bahwa inovasi tidak
hanya terjadi pada tingkat produk atau teknologi, tetapi juga bisa mencakup perubahan
dalam struktur dan cara organisasi bekerja. Ini mencakup perubahan dalam praktik
manajemen, struktur perusahaan, dan tata kelola bisnis

Teori ketergantungan
• Ketergantungan kolonial

Teori Ketergantungan mengacu pada gagasan bahwa bekas kekuatan kolonial mempertahankan
kekayaan dengan mengorbankan bekas jajahannya yang miskin akibat dampak kolonialisme yang luas
di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Teori ini menyoroti hubungan antara negara pusat (bekas kekuatan
kolonial) dan negara pinggiran (bekas jajahan).

Dalam konteks ketergantungan kolonial, terjadi dalam bentuk penguasaan penjajah (negara pusat)
terhadap negara pinggiran. Kegiatan ekonomi utama negara pinggiran adalah perdagangan ekspor
dari hasil bumi yang dibutuhkan oleh negara penjajah. Para penjajah memonopoli tanah,
pertambangan, dan tenaga kerja di negara pinggiran. Dalam situasi ini, negara pinggiran mengalami
ketergantungan ekonomi terhadap negara pusat.

Teori ketergantungan ini muncul dengan asumsi bahwa tidak ada daerah atau negara yang otonom di
dunia ini; semua turut serta dalam ekonomi dunia, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hubungan yang terjadi antara negara pusat dengan negara pinggiran dapat disejajarkan dengan
hubungan majikan dan buruh.

Dengan demikian, teori ketergantungan menggambarkan ketidakmerataan distribusi kekuasaan dan


sumber daya dalam sistem ekonomi dunia, dengan negara pinggiran sering kali menjadi pihak yang
lebih lemah dan tergantung pada negara pusat.

• Ketergantungan Keuangan

Teori ketergantungan keuangan menyelidiki dampak hubungan finansial terhadap perilaku dan
keputusan ekonomi. Ini mencakup pengaruh ketergantungan pada keputusan investasi, pembiayaan,
dan respons terhadap perubahan kondisi keuangan. Teori ini membahas bagaimana faktor seperti
siklus ekonomi, kebijakan moneter, krisis keuangan, dan pasar modal dapat mempengaruhi entitas
ekonomi, baik itu individu, perusahaan, atau pemerintah.

• Ketergantungan Teknologi

Teori ketergantungan teknologi membahas sejauh mana suatu entitas atau sistem bergantung
pada teknologi tertentu dan dampaknya terhadap organisasi, perilaku, dan evolusi sistem. Ini
menyoroti pentingnya teknologi dalam membentuk struktur organisasi, perubahan evolusioner, krisis
yang mungkin muncul, siklus inovasi, dan pencarian keseimbangan optimal antara manfaat dan risiko
ketergantungan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai