Anda di halaman 1dari 5

TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI NEOKLASIK

Tugas ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Ekonomi Pembangunan
Dosen Pengampu : Dr. Fitri Amalia, M.Si

Disusun Oleh Kelompok 3:

Muhammad Niko Satrio 11220840000001

Salwa Nurhaliza 11220840000008

Dimas Andreansyach 11220840000020

Puput Saputri 11220840000021

Mutia Hapsari 11220840000038

Miranda Rizkiyah 11220840000044

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1445 H/2024
1. Definisi Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo-Klasik

Teori pertumbuhan ekonomi neo-klasik adalah teori yang menyatakan bahwa


pertumbuhan ekonomi terjadi karena dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu modal, tenaga kerja dan
perkembangan teknologi modern. Teori ini mengasumsikan bahwa peningkatan jumlah
pekerja dapat meningkatkan pendapatan per kapita. Namun tanpa perkembangan teknologi
modern, peningkatan tersebut tidak akan berdampak positif bagi suatu negara.

2. Konsep Teori Pemikiran tokoh neo-klasik


a. Joseph A Schumpeter

Joseph A Schumpeter pada bukunya yang ditulis berjudul The Theory of Economic
Development, memberikan konsep membahas tentang peran pengusaha dalam pembangunan.
Schumpeter mendefinisikan bahwa proses pertumbuhan ekonomi. Pada dasarnya proses
yaitu suatu proses inovasi yang dilakukan pada para inovator dan wirausahawan.

b. Robert Solow

Robert Solow memiliki pendapat tentang pertumbuhan ekonomi dengan melihat


beberapa faktor yang merupakan sebuah rangkaian kegiatan. rangkaian kegiatan yaitu
rangkaian kegiatan bersumber pada empat faktor utama. Empat (4) rangkaian kegiatan faktor
tersebut yaitu:

● Manusia,
● Akumulasi modal,
● Teknologi modern, dan
● Hasil (output)

Hal yang tergolong sebagai modal tersebut, yaitu bahan baku, mesin, peralatan,
komputer, bangunan, dan uang. Dalam memproduksi output, faktor modal dan tenaga kerja
dapat dikombinasikan dalam berbagai model kombinasi. Hingga pada akhirnya bisa
dituliskan dalam rumus sebagai berikut:

Q = f (C.L)

Keterangan:

Q = Jumlah output yang dihasilkan


f = Fungsi

C = Capital (modal sebagai input)

L = Labor (tenaga kerja, sebagai input)

Rumus tersebut menyatakan bahwa output (Q) merupakan fungsi dari modal (C) dan
tenaga kerja (L). Hal ini berarti tinggi rendahnya output tergantung pada cara
menggabungkan modal dan tenaga kerja.

c. R. F. Harrod dan Evsey Domar

Harrod-Domar memandang bahwa perlu ada pembentukan modal atau investasi demi
mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil. Jadi, semakin banyak ketersediaan modal,
produksi barang dan jasa juga dapat mengalami peningkatan.

3. Kritik atau Kelemahan Teori Neoklasik

Pemikiran neoklasik mengundang berbagai reaksi dan kritik dari para ahli ekonomi.
Kritik atas pemikiran neo klasik kuno dapat diuraikan dalam dua bentuk pokok. Yaitu,
pendekatan atomistik dan kebebasan memilih. Berikut akan diuraikan tokoh-tokoh yang
memberikan kritik atas pemikiran Neo-Klasik ini.

a. Nicholas Kaldor

Kaldor mengkritik asumsi yang dianut dalam pemikiran neo klasik mengenai akan
timbulnya keseimbangan umum dalam proses ekonomi melalui kekuatan pasar adalah suatu
kondisi yang tidak realistis. Juga yang menyangkut asumsi mengenai proses produksi yang
bersifat constant returns to scale. Menurut Kaldor, proses produksi yang menunjukkan sifat
increasing returns to scale terdapat dalam kenyataan proses ekonomi dalam konteks situasi
ketidakseimbangan yang timbul secara endogenous dalam sistem ekonomi. Menurut Kaldor,
pemikiran neo-klasik secara berlebihan menekankan betapa pentingnya peranan harga yang
terbentuk di pasar bebas, sebagai petunjuk dalam penentuan tingkat output dalam pengertian
alokasi sumber-sumber ekonomi.

b. Chakravarty

Chakravarty memformulasikan pertumbuhan pendapatan per kapita, distribusi


pendapatan yang adil, dan peningkatan kemampuan rakyat untuk berkreasi sebagai
unsur-unsur pokok dalam definisi perkembangan ekonomi. Terjadinya peningkatan kualitas
keseluruhan sistem sosial yang mencakup ekonomi, politik dan struktur sosial yang
merefleksikan keadilan sosial dan partisipasi rakyat secara demokratis merupakan ciri-ciri
pokok dalam definisi perkembangan ekonomi.

c. Dennis Goulet

Goulet mengemukakan dua nilai inti emansipasi kemanusiaan (core values of human
development) yaitu harga diri diperlukan untuk menimbulkan respect seseorang terhadap
orang lain, atau respect suatu bangsa terhadap bangsa lain. Kebebasan mencakup kebebasan
dari ketakutan, kebebasan mengeluarkan pendapat, kebebasan dari kebodohan dan kebebasan
dari ketergantungan, baik dalam hubungan sesama manusia atau sekelompok manusia
maupun dalam konteks antargangsa. Kebebasan akan menimbulkan kemampuan untuk
mengadakan pilihan secara merdeka.

d. Ian Livingstone

Livingstone menunjukkan berbagai bentuk di mana logika dinamis yang


melatarbelakangi skala ekonomi akan menimbulkan implikasi bagi formulasi kebijakan
pembangunan. Implikasi kebijakan pembangunan ini berkaitan dengan kekuatan monopoli
yang muncul dan penetrasi perusahaan multinasional dalam ekonomi negara berkembang,
memanfaatkan skala ekonomi di pasar internasional. Kaldor dan Livingstone beranggapan
bahwa dalam jangka panjang asumsi dasar pemikiran neo klasik mengenai sistem ekonomi
tidak dapat dianggap akan menghasilkan keseimbangan dan memaksimumkan kesejahteraan
rakyat (welfare-maximizing equilibrium).

e. Amartya Sen

Sen mengkritik proposisi pemikiran neo-klasik tentang proses pembangunan yang


mengantisipasi tetesan ke bawah, karena kenyataannya adalah bertambahnya kesenjangan
pendapatan dan kekayaan. Sen menyatakan bahwa perkembangan ekonomi tidak hanya
diukur dari peningkatan pendapatan per kapita, tetapi juga dari peningkatan kapabilitas
rakyat, yang tercermin dalam pemilikan harta dan sumber ekonomi yang lebih luas di
kalangan seluruh rakyat. Ia mengembangkan Indeks Sen pada tahun 1976 untuk mengukur
pembangunan dengan memperhitungkan pendapatan per kapita riil, ketidakmerataan,
pemenuhan kebutuhan dasar manusia, pemerataan pendapatan, dan tingkat pengangguran.
DAFTAR PUSTAKA

Pheni Chalid, S. F. Teori Pertumbuhan. MODUL 2: TEORI MODERNISASI 2.1

Dr. Mulyaningsih, M.Si. 2019. Pembangunan Ekonomi. Universitas Garut. Diakses pada 23
Maret 2024. https://repository.uniga.ac.id/file/dosen/2001817809.pdf

Anda mungkin juga menyukai