Anda di halaman 1dari 81

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA

DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS DALAM RANGKA


KOORDINASI PERTANGGUNGJAWABAN PEMBIAYAAN ANEMIA REMAJA PUTRI

I. Pendahuluan
A. Umum/Latar Belakang
Pemeriksaan dan pencegahan anemia pada remaja putri SLTP dilakukan
sebagai salah satu upaya pencegahan kematian ibu dan anak sejak dini. Pembiayaan
kegiatan dialokasikan dari dana dekonsentrasi. Guna menyamakan persepsi
pertanggungjawaban kegiatan tersebut dirasa perlu melakukan konsultasi tentang
hal dimaksud.
Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah,
kuantitas/kadar Hemoglobin, dan volume pada sel darah merah (hematokrit)
kurang dari keadaan normal. Seseorang dianggap menderita anemia bila Hb< 14
g/dl, Ht <41% pada pria dan Hb < 12 g/dl, Ht < 37% pada wanita.
Anemia merupakan keadaan ketika terjadi penurunan jumlah eritrosit atau
kadar hemoglobin dalam darah. Anemia mengakibatkan keadaam mudah lelah,
pening terutama pada perubahan dari posisi jongkok ke posisi berdiri serta
peningkatan resiko infeksi .

B. Landasan Hukum
- Surat Perintah Tugas No. 094/1304/Dinkes tanggal 12 Nopember 2014
- DPA Dinas Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun Anggaran 2014

C. Maksud dan Tujuan


Tersedianya contoh pertanggungjawaban pembiayaan pemeriksaan anemia
remaja putri.

II. Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan : Koordinasi pertanggungjawaban pembiayaan pelaksanaan pencegahan
dan penanggulangan anemia pada remaja putri di Kalimantan Selatan
tahun 2014
- Tanggal : 13 Nopember 2014
- Lokasi : Aula Dinas Kesehatan Kab. Barito Kuala
III. Hasil yang dicapai :
1. Pelaksanaan pengambilan darah pertama dilakukan pada awal nopember dan
pengambilan kedua awal desember 2014. Kuitansi pertanggungjawaban jasa
laboratorium dapat diajukan setalah mengambilan darah.
2. Pertanggungjawaban konsumi tahap 1 (Snack 2 kali dan makan 1 kali) dilakukan
dengan pembuatan kontrak (LS), konsumsi tahap ke 2 (snack 1 kali) diajukan dalam
bentuk kuitansi berikut pembiayaan ATK kegiatan.
3. Pihak pengelola program gizi bersedia memfasilitasi menyediakan kuitansiyang
diperlukan oleh pihak kabupaten (meminimalisir kesalahan)

Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Telah disepakati bentuk pertanggungjwaban pelaksanaan program percontohan
pencegahan dan penanggulangan pada bulan nopember dan desember 2014.
B. Saran
Tahun depan pelaksanaan diharapkan pada awal atau pertengahan tahun
sehingga intervensi dapat diberikan 2 bulan penuh dan memberikan hasil yang
akurat dan tersedia pembiayaan transportasi petugas maupun peserta
undangan rapat persiapan

Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 13 Nopember 2014


Yang membuat laporan

Kasi Gizi

Ratna S. Dewi, SP
NIP. 19740712 199603 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA
DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS DALAM RANGKA


PEMBELAJARAN DAN PENGKAJIAN STRATEGI PENCAPAIAN INDIKATOR GIZI

I. Pendahuluan
A. Umum/Latar Belakang
Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana disebutkan dalam Undang
Undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan
mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola
konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, peningkatan akses dan mutu
pelayanan gizi serta kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Rencana Akzi Pembinaan Gizi Masyarakat telah menetapkan 8 indikator
kinerja yaitu
1. Balita ditimbang berat badannya
2. Balita gizi buruk mendapat perawatan
3. Balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A
4. Bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif
5. Ibu hamil mendapat 90 tablet Fe
6. Rumah tangga mengkonsumsi garam beriodium
7. Kab/Kota melaksanakan surveilans gizi
8. Penyediaan stok cadangan MP ASI untuk daerah bencana

B. Landasan Hukum
- DPA Dinas Kesehatan Kab. Barito Kuala dan Matrik Rencana Perjalanan Dinas
Program Gizi Bidang Bina Kesga Dinas Kesehatan Kab. Batola TA. 2014
- Surat Perintah Tugas No. 094/1148/Dinkes tanggal 24 Nopember 2014

C. Maksud dan Tujuan


Pemenuhan stok MP ASI dan PMT Bumil KEK di Kab. Barito Kuala

II. Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan : Pembelajaran dan pengkajian strategi pencapaian indicator gizi
- Tanggal : 02 sd 04 Desember 2014
- Lokasi : Dinas Kesehatan Kota Malang Provinsi Jawa Timur
III. Hasil yang dicapai
1. Persentase balita ditimbang berat badannya (%D/S) sebesar 85,45% dari target
80%, keberhasilan ini didukung kader yang berkewajiban membawa minimal 10
balita untuk datang ke posyandu sebagai konsekuensi honor kader yang didapat
setiap bulannya.
2. Balita gizi buruknya mendapat perawatan sebanyak 2,9% dari 67,521 anak
sebesar 1.958 anak semua mendapat perawatan baik inap maupun jalan (100%).
3. Persentase bayi mendapat kapsul vitamin A sebesar 85,09% melebihi target
(83%), balita mendapat kapsul vitamin A sebesar 76,22% masih dibawah target
(83%).
4. Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif sebesar
70,20% dari target 75%.
5. Persentase ibu hamil mendapat 90 tablet Fe sebesar 99,14% dari target 93%,
keberhasilan ini didukung dengan kepatuhan petugas untuk mencatat TTD
Mandiri.
6. Cakupan rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium sebesar 94,72%
jauh dari target 85%, keberhasilan ini di dukung sosialisasi disetiap sekolah yang
rutin dilaksanakan oleh pengelola program baik gizi maupun promkes,
masyarakat perkotaan cenderung lebih mudah menerapkan tentang penggunaan
garam beryodium
7. Persentase kabupaten/kota melaksanakan surveilans gizi 100% (19 orang)
8. Persentase penyediaan bufferstock Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)
untuk daerah bencana (100%).

IV. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Telah dilakukan pembelajaran dan pengkajian pencapaian strategi pencapaian 8
indicator kinerja dan target kegiatan pembinaan gizi di Dinas Kesehatan
Kotamadya Malang Propinsi Jawa Timur
B. Saran
Diperlukan pembiayaan yang cukup besar guna mendukung pencapaian 8
indikator program gizi, Dana Program Gizi Kotamadya Malang sebesar 6,5 M
rupiah, sementara anggaran Program Gizi Kab. Batola sebesar 400 jt rupiah.
V. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.
Kut
Marabahan, 05 Desember 2014
Yang membuat laporan

Kasi Gizi

Ratna S. Dewi, SP
NIP. 19740712 199603 2 005

Pengelola Program Gizi

Samsiah, SKM
NIP. 19810320 200603 2 012
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA
DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS DALAM RANGKA


PENINGKATAN KAPASITAS PETUGAS (BIDAN DAN TPG)
SEBAGAI MOTIVATOR ASI EKSKLUSIF

I. Pendahuluan
A. Umum/Latar Belakang
Pencapaian cakupan ASI Eksklusif Kab. Barito Kuala sudah mencapai 68%,
namun demikian dari data yang masuk perpuskesmas nampak disparitas yang
mencolok pada beberapa puskesmas.
Cakupan ASI eksklusif tidak hanya ditentukan oleh petugas gizi namun perlu
koordinasi dan pematauan bersama antara petugas kesehatan dan anggota
masyarakat itu sendiri.
Salah satu upaya yang dilakukan guna meningkatkan cakupan ASI Eksklusif
adalah melakukan motivasi masyarakat khususnya ibu hamil dan ibu menyusui agar
memberikan ASI saja.

B. Landasan Hukum
- DPA Dinas Kesehatan Kab. Barito Kuala dan Matrik Rencana Perjalanan Dinas
Program Gizi Bidang Bina Kesga Dinas Kesehatan Kab. Batola TA. 2014
- Surat Perintah Tugas No. 094/1148/Dinkes tanggal 24 Nopember 2014

C. Maksud dan Tujuan


Membentuk petugas yang mampu memotivasi pemberian ASI Eksklusif dengan
meningkatkan kapasitasnya dalam hal pengetahuan ASI Eksklusif.

II. Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan : Peningkatan kapasitas petugas (bidan dan TPG) sebagai motivator ASI
Eksklusif
- Tanggal : 25 Nopember 2014 dan 10 Desember 2014
- Lokasi : Puskesmas Jelapat dan Puskesmas Belawang

III. Hasil yang dicapai


1. Peserta yang hadir di puskesmas jelapat meliputi bidan 9 orang, TPG 1 orang dan
kader 15 orang. Materi yang disampaikan meliputi Pentingnya Menyusui,
Komposisi ASI dan Perbandingan ASI dengan susu hewan
2. Peserta yang hadir di puskesmas belawang dihadiri kepala puskesmas, ka TU
puskesmas, dokter umum, pelaksana promkes, pelaksana kesling, pelaksana gizi,
pelaksana analis, kader kesehatan dan 13 bidan puskesmas dan bidan desa.
Materi yang disampaikan meliputi Pentingnya Menyusui, Komposisi ASI dan
Perbandiangan ASI dengan susu hewan
3. Dilakukan tanya jawab dan diskusi serta praktek menyusui dan cara memerah asi
dan penyimpanannya

IV. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Telah dilakukan peningkatan petugas motivator ASI petugas kesehatan bidan,
TPG, kader kesehatan, dan petugas kesehatan lainnya.
B. Saran
Diperlukan monitoring dan pertemuan berkala bagi motivator asi dan
mengikutsertakan anggota masyarakat lainnya seperti tokoh agama dan tokoh
masyarakat lainnya.

V. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 10 Desember 2014


Yang membuat laporan

Kasi Gizi

Ratna S. Dewi, SP
NIP. 19740712 199603 2 005

Pengelola Program Gizi

Samsiah, SKM
NIP. 19810320 200603 2 012
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA
DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS DALAM RANGKA


PENGAMBILAN BAHAN DAN OBAT GIZI DARI KABUPATEN KE PROPINSI

VI. Pendahuluan
VII. Umum/Latar Belakang
Bahan dan obat gizi meliputi Makanan Pendamping bagi ibu hamil kurang
energy kronik, balita gizi kurang, yang dikenal sebagai PMT Makanan Pendamping
ASI (MP ASI) dan Biscuit bumil KEK. PMT tersebut diberikan dengan tujuan
mempercepat kenaikan berat badannya atau status gizinya. Jika pada ibu hamil KEK
diharapkan cadangan lemak dalam tubuhnya yang diwakili dengan pengukuran lila
atas minimal 22,5 cm atau lebih, sehingga diharapkan dapat melalukan persalinan
dengan baik dan selamat.
PMT bagi ibu hamil dan balita pengadaannya dilakukan oleh pihak kemenkes
pusat, sementara pembiayaan distribusi diserahkan kebijakan pengelola kabupaten
masing-masing.

VIII. Landasan Hukum


- DPA Dinas Kesehatan Kab. Barito Kuala dan Matrik Rencana Perjalanan Dinas
Program Gizi Bidang Bina Kesga Dinas Kesehatan Kab. Batola TA. 2014
- Surat Perintah Tugas No. 094/1043/Dinkes tanggal 26 September 2014

IX. Maksud dan Tujuan


Pemenuhan stok MP ASI dan PMT Bumil KEK di Kab. Barito Kuala

X. Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan : Pengambilan MP ASI bagi balita dan PMT ibu hamil KEK
- Tanggal : 23 Septmber 2014
- Lokasi : Gudang Farmasi Provinsi Kalimantan Selatan

XI. Hasil yang dicapai


9. Jumlah anak usia 6-24 bulan sebanyak 1.598 anak, usia 6-24 bln status gizi BGM
sebanyak 156 anak, yang sudah mendapat MP ASI sebanyak 38 anak yang belum
mendapat 118 anak, MP ASI yang diperlukan 10.620 bgkus, alokasi dari pusat 55
kotak.
10. Jumlah Bumil keseluruhan 6.115 orang, bumil KEK 138 orang, jumlah alokasi
PMT bumil KEK 122 kotak.
XII. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Telah dilakukan pengambilan MP ASI balita dan PMT bumil KEK di Gudang
Farmasi Propinsi Kalsel .
B. Saran
JUmlah PMT yang diberikan belum sesuai dengan kebutuhan kaupaten sehingga
perlu dilakukan screening ulang, sementara pembiayaan transport
pengambilan dan upah angkut memerlukan dana yang relative besar.

XIII. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.
Kut
Marabahan, 23 September 2014
Yang membuat laporan

Kasi Gizi

Ratna S. Dewi, SP
NIP. 19740712 199603 2 005

Pengelola Program Gizi

Siti Hukari, SKM


NIP. 19700817 199703 2 012
LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS
DISTRIBUSI MP ASI DARI KABUPATEN KE PUSKESMAS

XIV. Pendahuluan
XV. Umum/Latar Belakang
Makanan Pendamping ASI (MP ASI) merupakan makanan yang wajib
diberikan bagi bayi usia minimal 6 bulan. Salah satu tujuannya adalah guna
mengantisipasi kurang gizi pada blita usia tsb. Karena ASI saja tidak cukup
memenuhi kebutuhannya saat menginjak umur 6 bulan.
Keterbatasan dana yang ada di DPA seksi gizi berkenaan dengan kegiatan
distribusi MP ASI maka pada kesempatan yang sama juga dilakukan pendistribusian
PMT bagi ibu hami dan ibu menyusui.
Salah satu bentuk intervensi penanganan kurang gizi baik yang dialami oleh
ibu hamil, ibu menyusui atau balita adalah pemberian makanan tambahan (PMT).
Makanan tambahan yang diberikan dapat berupa makanan local atau makanan
khusus (non local). Maksud pemberian makanan local adalah memanfaatkan
sumber bahan makanan yang ada disekitar tempat tinggal sehingga mempermudah
pengolahan dan kemukinan daya terima terhadap sasaran tinggi.
Adapun yang termasuk PMT non local adalah makanan dalam bentuk susu
bubuk dan biscuit yang diformulasikan untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil,
ibu menyusui dan balita yang memerlukan asupan makanan tambahan guna
memperbaiki status gizi.

XVI.Landasan Hukum
- DPA Dinas Kesehatan Kab. Barito Kuala dan Matrik Rencana Perjalanan Dinas
Program Gizi Bidang Bina Kesga Dinas Kesehatan Kab. Batola TA. 2014
- Surat Perintah Tugas No. 094/1043/Dinkes tanggal 26 September 2014

XVII. Maksud dan Tujuan


Penyediaan bahan PMT bagi sasaran kurang gizi pada ibu hamil/ibu menyusui
dan balita di 19 puskesmas.

XVIII. Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan : Distribusi MP ASI bagi balita dan PMT ibu hamil serta ibu menyusui
yang KEK dari kabupaten ke 19 puskesmas.
- Tanggal : 26, 29, dan 30 September, 1-3 6 Oktober 2014
- Lokasi : Pusk. Semangat Dalam, Wanaraya, Anjir Muara, Mandastana, Jejangkit,
Lepasan dan Marabahan
XIX. Hasil yang dicapai
Berikut ini adalah hasil pemetaaan dan alokasi MP ASI dan PMT bumil dan busui KEK
yang disampaikan ke puskesmas-puskesmas

Sasaran yang mendapat Jumlah MP ASI yang diterima


MP ASI (Biskuit dan Susu) (Biskuit dan Susu)
No Puskesmas Balita
Bumil Bufas Balita Bumil Bufas
12-23 bln
(org) (org) 12-23 bln (ktk) (ktk)
(ktk)
1 Semangat Dalam 2 0 3 180 0 72 susu
90 bgks
2 Wanaraya 2 0 4 180 0 72 susu
180 bgks
3 Anjir Muara 2 0 4 180 0 72 susu
180 bgks
4 Mandastana 2 0 4 180 0 108 susu
90 bgks
5 Jejangkit 3 2 3 33 susu 66 susu 72 susu
180 bgk 180 bgks
6 Lepasan 3 1 5 36 susu 36 susu 108 susu
180 bks 180 bgks
7 Marabahan 4 1 4 36 susu 36 susu 72 susu
270 bgks 180 bgks

XX. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Telah didistribusikan MP ASI balita dan PMT bumil serta busui yang KEK ke
puskesmas-puskesmas.
B. Saran
Setiap TPG atau tenaga kesehatan yang terkait (bidan) diharap segera
mendistribusikan ke sasaran dan diutamakan dari keluarga miskin.

XXI. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.
Kut
Marabahan, 06 Oktober 2014
Yang membuat laporan

Kasi Gizi

Ratna S. Dewi, SP
NIP. 19740712 199603 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA
DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


DISTRIBUSI MP ASI DARI KABUPATEN KE PUSKESMAS

I. Pendahuluan
A. Umum/Latar Belakang
Makanan Pendamping ASI (MP ASI) merupakan makanan yang wajib
diberikan bagi bayi usia minimal 6 bulan. Salah satu tujuannya adalah guna
mengantisipasi kurang gizi pada blita usia tsb. Karena ASI saja tidak cukup
memenuhi kebutuhannya saat menginjak umur 6 bulan.
Keterbatasan dana yang ada di DPA seksi gizi berkenaan dengan kegiatan
distribusi MP ASI maka pada kesempatan yang sama juga dilakukan pendistribusian
PMT bagi ibu hami dan ibu menyusui.
Salah satu bentuk intervensi penanganan kurang gizi baik yang dialami oleh
ibu hamil, ibu menyusui atau balita adalah pemberian makanan tambahan (PMT).
Makanan tambahan yang diberikan dapat berupa makanan local atau makanan
khusus (non local). Maksud pemberian makanan local adalah memanfaatkan
sumber bahan makanan yang ada disekitar tempat tinggal sehingga mempermudah
pengolahan dan kemukinan daya terima terhadap sasaran tinggi.
Adapun yang termasuk PMT non local adalah makanan dalam bentuk susu
bubuk dan biscuit yang diformulasikan untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil,
ibu menyusui dan balita yang memerlukan asupan makanan tambahan guna
memperbaiki status gizi.

B. Landasan Hukum
- DPA Dinas Kesehatan Kab. Barito Kuala dan Matrik Rencana Perjalanan Dinas
Program Gizi Bidang Bina Kesga Dinas Kesehatan Kab. Batola TA. 2014
- Surat Perintah Tugas No. 094/1043/Dinkes tanggal 26 September 2014

C. Maksud dan Tujuan


Penyediaan bahan PMT bagi sasaran kurang gizi pada ibu hamil/ibu menyusui
dan balita di 19 puskesmas.

II. Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan : Distribusi MP ASI bagi balita dan PMT ibu hamil serta ibu menyusui
yang KEK dari kabupaten ke 19 puskesmas.
- Tanggal : 26, 29, dan 30 September, 1-3 Oktober 2014
- Lokasi : Pusk. Jelapat, Anjir Pasar, Kuripan, Mekarsari, Belawang, dan
Tabukan
III. Hasil yang dicapai
Berikut ini adalah hasil pemetaaan dan alokasi MP ASI dan PMT bumil dan busui KEK
yang disampaikan ke puskesmas-puskesmas

Sasaran yang mendapat Jumlah MP ASI yang diterima


MP ASI (Biskuit dan Susu) (Biskuit dan Susu)
No Puskesmas Balita
Bumil Bufas Balita Bumil Bufas
12-23 bln
(org) (org) 12-23 bln (ktk) (ktk)
(ktk)
1 Anjir Pasar 2 0 5 180 bgk 0 108 susu
180 bgks
2 Belawang 3 0 4 270 bgk 0 72 susu
180 bgks
3 Kuripan 3 1 4 36 susu 36 susu 108 susu
180 bgk 90 bgks
4 Tabukan 3 1 4 36 susu 36 susu 72 susu
180 bgk 180 bgks
5 Mekarsari 3 1 4 36 susu 36 susu 72 susu
180 bgk 180 bgks
6 Jelapat 3 1 4 36 susu 36 susu 72 susu
180 bks 180 bgks

IV. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Telah didistribusikan MP ASI balita dan PMT bumil serta busui yang KEK ke
puskesmas-puskesmas.
B. Saran
Setiap TPG atau tenaga kesehatan yang terkait (bidan) diharap segera
mendistribusikan ke sasaran dan diutamakan dari keluarga miskin.

V. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.
Kut
Marabahan, 06 Oktober 2014
Yang membuat laporan

Staf Gizi

Hukari, SKM
NIP. 19710817 199703 2 012
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA
DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


DISTRIBUSI MP ASI DARI KABUPATEN KE PUSKESMAS

1. Pendahuluan
A. Umum/Latar Belakang
Makanan Pendamping ASI (MP ASI) merupakan makanan yang wajib
diberikan bagi bayi usia minimal 6 bulan. Salah satu tujuannya adalah guna
mengantisipasi kurang gizi pada blita usia tsb. Karena ASI saja tidak cukup
memenuhi kebutuhannya saat menginjak umur 6 bulan.
Keterbatasan dana yang ada di DPA seksi gizi berkenaan dengan kegiatan
distribusi MP ASI maka pada kesempatan yang sama juga dilakukan pendistribusian
PMT bagi ibu hami dan ibu menyusui.
Salah satu bentuk intervensi penanganan kurang gizi baik yang dialami oleh
ibu hamil, ibu menyusui atau balita adalah pemberian makanan tambahan (PMT).
Makanan tambahan yang diberikan dapat berupa makanan local atau makanan
khusus (non local). Maksud pemberian makanan local adalah memanfaatkan
sumber bahan makanan yang ada disekitar tempat tinggal sehingga mempermudah
pengolahan dan kemukinan daya terima terhadap sasaran tinggi.
Adapun yang termasuk PMT non local adalah makanan dalam bentuk susu
bubuk dan biscuit yang diformulasikan untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil,
ibu menyusui dan balita yang memerlukan asupan makanan tambahan guna
memperbaiki status gizi.

B. Landasan Hukum
- DPA Dinas Kesehatan Kab. Barito Kuala dan Matrik Rencana Perjalanan Dinas
Program Gizi Bidang Bina Kesga Dinas Kesehatan Kab. Batola TA. 2014
- Surat Perintah Tugas No. 094/1043/Dinkes tanggal 26 September 2014

C. Maksud dan Tujuan


Penyediaan bahan PMT bagi sasaran kurang gizi pada ibu hamil/ibu menyusui dan
balita di 19 puskesmas.

2. Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan : Distribusi MP ASI bagi balita dan PMT ibu hamil serta ibu menyusui
yang KEK dari kabupaten ke 19 puskesmas.
- Tanggal : 26, 29, dan 30 September, 1-3 Oktober 2014
- Lokasi : Pusk. Barambai, Tabunganen, Alalak, Rantau Badauh, Tamban, dan
Bantuil
3. Hasil yang dicapai
Berikut ini adalah hasil pemetaaan dan alokasi MP ASI dan PMT bumil dan busui
KEK yang disampaikan ke puskesmas-puskesmas

Sasaran yang mendapat Jumlah MP ASI yang diterima


MP ASI (Biskuit dan Susu) (Biskuit dan Susu)
No Puskesmas Balita
Bumil Bufas Balita Bumil Bufas
12-23 bln
(org) (org) 12-23 bln (ktk) (ktk)
(ktk)
1 Barambai 3 1 5 36 susu 36 susu 110 susu
180 bgk 180 bgks
2 Tabunganen 3 1 5 36 susu 36 susu 108 susu
180 bgk 180 bgks
3 Alalak 2 0 5 180 bgk 0 108 susu
180 bgks
4 Rantau Badauh 3 1 5 36 susu 36 susu 108 susu
180 bgk 180 bgks
5 Tamban 3 1 5 36 susu 36 susu 108 susu
180 bgk 180 bgks
6 Bantuil 3 1 3 36 susu 36 susu 72 susu
180 bks 90 bgks

4. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Telah didistribusikan MP ASI balita dan PMT bumil serta busui yang KEK ke
puskesmas-puskesmas.
B. Saran
Setiap TPG atau tenaga kesehatan yang terkait (bidan) diharap segera
mendistribusikan ke sasaran dan diutamakan dari keluarga miskin.

5. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 06 Oktober 2014


Yang membuat laporan

Staf Gizi

Samsiah, AMG
NIP. 19810320 200604 2 012
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA
DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


PERTEMUAN RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI
DI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014

6. Pendahuluan
7. Umum/Latar Belakang
Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah,
kuantitas/kadar Hemoglobin, dan volume pada sel darah merah (hematokrit)
kurang dari keadaan normal. Seseorang dianggap menderita anemia bila Hb< 14
g/dl, Ht <41% pada pria dan Hb < 12 g/dl, Ht < 37% pada wanita.
Anemia merupakan keadaan ketika terjadi penurunan jumlah eritrosit atau
kadar hemoglobin dalam darah. Anemia mengakibatkan keadaam mudah lelah,
pening terutama pada perubahan dari posisi jongkok ke posisi berdiri serta
peningkatan resiko infeksi
8. Landasan Hukum
- Surat pertemuan pelaksanaan program percontohan pencegahan dan
penanggulangan anemia pada remaja putrid di Kalimantan Selatan,
no. 444/4412/Gizi-Yankes/Dinkes, tanggal 21 Oktober 2014
- DPA Dinas Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun Anggaran 2014
9. Maksud dan Tujuan
Diperolehnya informasi jadwal pelaksanaan serempak 13 kab/kota dan
persamaan persepsi pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putrid
tahun 2014.

10.Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan : Pertemuan persiapan pelaksanaan program percontohan cegahan dan
penanggulangan anemia pada remaja putrid di Kalimantan selatan
tahun 2014
- Tanggal : 23 Oktober 2014
- Lokasi : Aula Dinas Kesehatan Kab. Barito Kuala

11.Hasil yang dicapai


1. Rapat dihadiri 13 perwakilan pengelola program gizi, pihak menyedia obat
phapros dan beberapa rekanan pihak laboratorium swasta.
2. Disepakati program pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri
dilakukan serempak pada minggu pertama bulan Nopember 2014 diakhiri pada
tanggal 10 Desember 2014. Selama lebih dari 30 hari siswi yang di intervensi akan
mengkonsumsi tablet tambah darah (supralevron untuk selama haid, 20 tablet
dan hemavort untuk hari-hari biasa selama 40 hari).
3. Dianjurkan diminum saat berada disekolah, hal ini dilakukan untuk
meminimalisir ketidak patuhan meminum tablet tambah darah tersebut.
4. Sampel darah diambil dengan metode chyanmed pada ujung jari siswi
5. Anggaran yang tersedia meliputi pre dan post intervensi meliputi biaya rapat
persiapan, biaya konsumsi untuk sasaran dan biaya pemeriksaan darah sampel

12.Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Telah disepakati pelaksanaan program percontohan pencegahan dan
penanggulangan pada bulan nopember dan desember 2014.
B. Saran
Tahun depan pelaksanaan diharapkan pada awal atau pertengahan tahun
sehingga intervensi dapat diberikan 2 bulan penuh dan memberikan hasil yang
akurat.

13.Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 23 Oktober 2014


Yang membuat laporan

Kasi Gizi

Ratna S. Dewi, SP
NIP. 19740712 199603 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA
DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


PERTEMUAN TEKNIS PSG KADARZI
TENAGA PELAKSANA GIZI TAHUN 2014

14.Pendahuluan
15. Umum/Latar Belakang
Kegiatan pembinaan program bina gizi bagi tenaga pelaksana gizi wajib
dilakukan setiap tahun minimal setahun 2 kali. Pembinaan dilakukan untuk
penyampaian evaluasi pelaksanaan program gizi tahun 2013 dan rencana
pelaksanaan kegiatan tahun 2014.
16. Landasan Hukum
- DPA Dinas Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun Anggaran 2014
- Surat Undangan Pertemuan Tenaga Pelaksana Gizi dari Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Barito Kuala No. 094/ 0099/ Dinkes, tanggal 29 Januari
2014.
17. Maksud dan Tujuan
Diperolehnya pemahaman yang sama antar pengelola program kabupaten dan
petugas pelaksana gizi di puskesmas.

18.Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan : Pertemuan teknis PSG Kadarzi Tenaga Pelaksana Gizi Tahun 2014
- Tanggal : 30 Januari 2014
- Lokasi : Aula Dinas Kesehatan Kab. Barito Kuala

19.Hasil yang dicapai


6. Seluruh peserta berjumlah 29 orang terdiri dari 6 orang dari Dinkes Kab. Batola
(Kepala Bidang Bina Kesga, Kasi Gizi, Staf Gizi) dan seluruh Tenaga Pelaksana Gizi
Puskesmas sebanyak 23 orang.
7. Semua TPG puskesmas telah diminta mendampingi temu kader posyandu yang
akan dilaksanakan pada tanggal 17 juni 2014
8. Disampaikan tidak ada biaya transport untuk kegiatan temu kader tsb. Namun
pada hari itu akan diberikan transport kader posyandu selama 3 bulan (Januari sd
Maret 2014)
4. Disampaikan data proyeksi per puskesmas dengan rincian per tahun usia balita.
5. Evaluasi monitoring garam bulan pebruari 2014
20.Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Telah disampaikan hasil evaluasi program gizi tahun 2013 dan rencana kerja
tahun 2014.
B. Saran
Petugas gizi diharap segera membuat POA di puskesmas masing-masing
sehingga kegiatan pembinaan gizi segera dilakukan di wilayah kerja.
21.Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 30 Januari 2014


Yang membuat laporan

An. Tenaga Pelaksana Gizi


Kab. Barito Kuala
yang melakukan konsultasi

Kaspiarkam, AMG
NIP. 19780109 200501 1 007
i
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA
DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


MENGIKUTI SEMINAR SEHARI SIAP BANTU IBU MENYUSUI
“BREASTFEEDING FRIENDLY PRACTISE”

I. Pendahuluan
A. Umum/Latar Belakang
Asi Eksklusif adalah pemberian air susu ibu yang diberikan sejak bayi lahir
sampai usia 6 bulan. ASI merupakan makanan utama dan wajib diberikan
kepada bayi yang baru lahir. Masalah yang umumnya timbul adalah
ketidaktahuan ibu tentang cara efektif pemberian ASI tersebut. Pada prinsipnya
semua ibu yang melahirkan dapat memberikan ASI kepada bayinya dan hal ini
tidak semua ibu mengetahui.
Bantuan yang dapat diberikan kepada ibu yang ingin menyusui dapat dilakukan
dengan cara pemberian pengetahuan dan praktik sederhana pemberian ASI
eksklusif.
Di Kab. Barito Kuala cakupan pemberian ASI eksklusif masih dibawah target
(63%). Dari hasil penelusuran hal ini terjadi karena ketidaktahuan ibu dan
kurang dukungan dari anggota keluarga yang lain.
Padahal ASI merupakan makanan gratis siap saji dan gratis, namun masyarakat
kita masih beranggapan susu formula lebih baik dan terlihat lebih bergengsi.
B. Landasan Hukum
Surat Perintah Tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala No.
094/ 1149/ Dinkes, tanggal 19 September 2014.
C. Maksud dan Tujuan
Diperolehnya informasi terbaru tentang metode pemberian ASI Eksklusif bagi
ibu-ibu yang mengalami gangguan dalam proses menyusuinya.

II. Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan : Seminar sehari Siap Bantu Ibu Menyusui ”Breastfeeding Friendly
Practise”
- Tanggal : 21 September 2014
- Lokasi : Ballroom Hotel Rodhita Banjarmasin
III. Hasil yang dicapai
1. Seminar dihadiri lebih dari 100 orang yang terdiri dari berbagai profesi
kesehatan dan masyarakat umum.
2. Narasumber dari IAMI Pusat, dr. Utami Rusli, SpA, MBA, IBCLC, FABM, Ketua
IDAI Prop. Kalsel, dan anggota AIMI Prop. Kalsel.
3. Materi yang disampaikan meliputi payung hukum pemberian ASI, standart
emas makanan bayi sebagai bukti ilmiah, peran perawat dalam memfasilitasi
ibu menyusui, tatalaksana medis masalah menyusui
4. Setiap peserta mendapat serifikat dan bahan presentasi narasumber, acara
dimulai sejak pukul 08.00 sd 17.00 WITA
IV. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Seminar sehari dilakukan dengan efektif dan efisien, mengingat banyaknya
pembicara yang hadir dan tepat waktu
B. Saran
Perlu dilanjutkan seminar serupa tahun mendatang dengan pembicara yang
kompeten dengan masalah yang bahas.
V. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 21 September 2014


Yang membuat laporan
Kabid Bina Kesga

dr. Azizah SW, MPH


NIP.19710105 200212 2 004

Kasi Gizi

Ratna Sari Dewi, SP


NIP 19740712 199603 2 005
I
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA
DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


MENGIKUTI PERTEMUAN PENGELOLA OBAT PROGRAM

I. Pendahuluan
A. Umum/Latar Belakang
Program Gizi tidak sekedar pemberian makanan tambahan atau apapun yang
berkaitan dengan sekedar makanan saja (bergizi) tapi tersedia juga
penanganan dengan menggunakan obat gizi yang seperti vitamin A, tablet
tambah darah, suplemen taburia, iodine test.
Pengadaan obat gizi tersebut dikelola oleh pihak perbekkes atau farmasi di
dinas kesehatan berdasarkan usulan program gizi pada setiap tahunnya untuk
dipenuhi tahun yang akan datang.
B. Landasan Hukum
Surat Perintah Tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala No.
094/ / Dinkes, tanggal 09 Oktober 2014.
C. Maksud dan Tujuan
Diperolehnya informasi terbaru teknis pengelolaan obat program terpadu.

II. Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan : Mengkuti Pertemuan Pengelola Obat Program
- Tanggal : 09 Oktober 2014
- Lokasi : Hotel Aria Barito Banjarmasin

III. Hasil yang dicapai


1. Kegiatan diikuti 4 pengelola program dari 13 kabupaten kota, terdiri dari
pengelola kesehatan ibu dan anak, pengelola gizi, pengelola obat dan perbekalan
dan pengelola farmasi.
2. Materi yang disampaikan antara lain obat sebagai penunjang kesembuhan dan
factor pendukung menurunnya kasus kematian ibu dan anak
3. Beberapa tahun terakhir kasus TB anak semakin meningkat, kasus lebih banyak
ditemukan jika si anak telah mengalami gizi buruk. Seharusnya sudah tersedia
data pada keluarga balita yang beresiko menderita TB (ada orang dewasa dalam
keluarga tsb. yang menderita TB), sehingga balita dapat dicegah kehilangan berat
badan yang cukup signifikan atau dengan kata lain terganggu pertumbuhannya.
4. Untuk mengatisipasi hal tsb. maka disepakati perlunya ketersediaan obat TB
anak yang pengelolaan dari suverlans TB anak, sehingga angka kejadian kasus
lain seperti gizi buruk dapat ditekan.
IV. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Pertemuan pengelola obat program dilaksanakan selama 2 hari efektif. Materi
yang disampaikan sesuai dengan kondisi terkini. Adanya kesepakatan
pengelolaan obat terpadu yang dikoordinir oleh bagian farmasi dan perbekkes
(regulasi).
B. Saran
Pertemuan sebaiknya dilaksanakan setahun 2 kali sehingga kegiatan dapat
terevaluasi dengan baik.

V. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 14 Oktober 2014


Yang membuat laporan

Yuliani, AMG
NIP.19760204 200012 2 001

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA


DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


MENGIKUTI PERTEMUAN SOSIALISASI PENANGGULANGAN ANEMIA
PADA REMAJA PUTERI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014

I. Pendahuluan
A. Umum/Latar Belakang
Pentingnya program penanggulangan anemia pada WUS dan Remaja Putri,
karena WUS dan remaja puteri mempersiapkan kondisi fisik wanita sebelum
hamil agar siap menjadi ibu yang sehat, dan pada waktu hamil tidak menderita
anemi.
Menyadari kondisi ekonomi pada saat ini kebutuhan zat besi sulit sekali untuk
dapat terpenuhidari makanan.
Keterbatasan pemerintah dalam menyediakan suplementasi zat besi secara
gratis, jumlah WUS dan remaja putrid lebih dari 4 kali dari ibu hamil, maka
dikembangkan program kemandirian dalam suplementasi TTD agar
penanggulangan anemia ini menjadi lebih efektif dan efisien.
B. Landasan Hukum
Surat Perintah Tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala No.
094/ 0626/ Dinkes, tanggal 07 Agustus 2014.
C. Maksud dan Tujuan
Mensosialisasikan program pencegahan dan penanggulangan anemia remaja
putrid di Kalimantan selatan.
II. Kegiatan yang dilaksanakan
- Kegiatan: Mengikuti pertemuan sosilisasi penanggulangan anemia gizi remaja
puteri di kalsel.
- Tanggal : 11-12 Agustus 2014
- Lokasi : Hotel Palm Banjarmasin

III. Hasil yang dicapai


1. Salah satu prioritas pembangunan kesehatan di Kalimantan selatan dalam
pencegahan dan penanggulangan anemia remaja puteri
2. TTD Mandiri yang berisi ferro sulfat akan diganti dengan asam folat guna
meningkatkan asupan pada wanita usia subur
3. Tablet tambah darah sebaiknya dikonsumsi dengan sumber vitamin C untuk
meningkatkan penyerapan
4. Segera direncanakan jadwal distribusi TTD Mandiri disetiap kabupaten/kota
IV. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Pertemuan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah disusun panitia dan
semua narasumber mamberikan informasi yang relevan dengan tema pertemuan.
B. Saran
Perlu dilibatkan/diundang lintas sector terkait seperti Kemenag dan Diknas,
sehingga pelaksanaan penanggulangan anemia gizi remaja puteri di kab/kota
masing-masing.
V. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 12 Agustus 2014


Yang membuat laporan
Pj.Prog. Kesehatan Remaja

Dwi Korawati, SKM


NIP.19660301 198503 2 002
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA
DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


KONSULTASI PROGRAM GIZI

I. Pendahuluan
A. Umum/Latar Belakang
Sehubungan dengan sistem komunikasi data gizi dan kia terintegrasi yang
dikembangkan oleh secretariat ditjen bina gizi dan kia dalam rangka
pemenuhan kebutuhan data gizi kia terutama terkait pelaporan UKP4, capaian
renstra dan SPM. Sistem ini ditujukan agar proses pelaporan dapat berjalan
lebih mudah, cepat dan biaya yang lebih sedikit.
Keberadaan system ini telah mendukung pelaporan UKP4. Meskipun belum
seluruh kab/kota aktif melakukan pengisian data, untuk sementara unit terkait
di pusat yang melakukan entry data tsb. Ke dalam system berdasarakan
pelaporan yang dikirimkan baik melalui fax atau email.

B. Landasan Hukum
Surat Perintah Tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala No.
094/ 0950/ Dinkes, tanggal 05 September 2014.

C. Maksud dan Tujuan


Konsultasi program konfirmasi pelaksanaan system entri sigizi dan komdat gizi
kia 2014.

II. Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan: Konsultasi Program Gizi terkait data sigizi dan komdat Gizi KIA
- Tanggal : 08 September 2014
- Lokasi : Dinas Kesehatan Kab. Barito Kuala

III. Hasil yang dicapai


1. Diketahuinya kebijakan informasi program gizi dan kia terintegrasi
2. Tata cara pemakaian sistm pelaporan SIGIZI dan KOMDAT Gizi KIA
3. Praktek ulang pengentrian SIGIZI dan KOMDAT Gizi KIA per kabupaten
4. Analisis hasil pelaporan, kab. Barito kuala terdata laporan sudah masuk ke pusat
sejak januari sd bulan juni 2014
5. Segera dilakukan pengentrian bulan Juli dst. Setiap tanggal 10 pada setiap
bulannya
IV. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Konsultasi telah dilakukan dengan pengelola program gizi Prop. Kalimantan
Selatan.
B. Saran
Menindaklanjuti laporan pengelola data kabupaten yang bertugas mengentri
adakalanya system mengalami gangguan pada saat pengentri kabupaten online
data sehingga data yang ditampilkan di laporan kadang tidak sesuai dengan
bulan pengetrian, hal ini perlu perbaikan system on line dari pusat.

V. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 08 September 2014


Yang membuat laporan
Kabid Bina Kesga

dr. Azizah SW, MPH


NIP.19710105 200212 2 004
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA
DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


TENTANG PEMANTAUAN BALITA GIZI BURUK
DI RSUD ANSHARI SALEH BANJARMASIN

I. Pendahuluan
A. Umum/Latar Belakang
Balita merupakan salah satu sasaran spesifik yang menjadi tanggung jawab
pelaksanaan penanggulangan masalah gizi di Indonesia. Berbagai program dan
kegiatan peningkatan kesehatan balita dilakukan guna mencegah timbulnya
masalah gizi kurang dan gizi buruk pada sasaran tersebut. Kegiatan dilakukan
mulai dari pemantauan pertumbuhan dan perkembangan di posyandu hingga
pengobatan/rujukan ke rumah sakit di ibu kota provinsi (RSUD type B) yang
relative lengkap pelayanannya.
B. Landasan Hukum
Surat Perintah Tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala No.
094/0955/Dinkes, tanggal 09 September 2014.
C. Maksud dan Tujuan
Rujukan ke RSUD Ansyari Saleh merupakan kegiatan maksimal yang bisa
dilakukan dalam penyelamatan nyawa seorang balita yang dalam kondisi gawat
darurat gizi dan nyawanya. Diharapkan dengan pelayanan yang paripurna di
rumah sakit tersebut dapat menyelamatkan dan memperbaiki kondisi kesehatan
dan gizi balita yang bermasalah.

II. Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan : Pemantauan Penanggulangan Gizi Buruk
- Tanggal : 09 September 2014
- Lokasi : RSUD Anshari Saleh Banjarmasin

III. Hasil yang dicapai


1. Nama pasien A. Zalaludin, umur 2,9 tahun, pekerjaan orang tua buruh. Diagnosa
dokter di RSUD Anshari Saleh Banjarmasin adalah Suspect TB Paru + Gizi Buruk.
2. Dirujuk ke RSUD Ansyari Saleh tanggal 27 Agustus 2014, nama orang tua Abdul
Khair alamat Brangas Tengah.
3. Kondisi klinis perut membesar, tungkai kecil, wajah kelihatan mulai membaik,
bengkak kelenjar bening
4. Pasien dijaga oleh kakak dari orang tuanya. Uang pendampingan untuk tambahan
biaya hidup diberikan selama 6 hari sebesar 300 rb. Total sementara uang tunggu
yang telah diberikan 600rb

IV. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Balita Zalaludin dirawat seoptimal mungkin di RSUD Ansyari Saleh. Tidak
dilakukan penimbangan berat badan karena perut yang masih membesar.

B. Saran
Seharusnya ada data penimbangan berat badan balita setiap hari sehingga
dapat diketahui perkembangan kesehatan setiap hari.

V. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 09 September 2014


Yang membuat laporan
Kabid Bina Kesga

dr. Azizah SW, MPH


NIP. 19710105 200212 2 004

Kasi Gizi

Ratna Sari Dewi, SP


NIP 19740712 199603 2 005

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA


DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


DALAM RANGKA KONSULTASI PROGRAM GIZI

I. Pendahuluan
A. Umum/Latar Belakang
Kader posyandu Kab. Barito Kuala sebanyak 1900 orang telah melaksanakan
tugasnya selama 9 bulan di 380 posyandu. Pembiayaan transport untuk
triwulan 1 telah diberikan pada bulan Juni 2014 yang lalu.
Pada awal bulan Agustus telah disampaikan kuitansi pembiayaan transportasi
kader ke posyandu triwulan 2. Sesuai informasi dari pengelola pembiayaan tsb.
Pada tanggal 22 September 2014 telah tersedia transportasi kader triwulan 2.
Untuk triwulan 3 anggaran transportasi kader telah tersedia.
B. Landasan Hukum
Surat Perintah Tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala No.
094/ 1163/ Dinkes, tanggal 03 Oktober 2014.
C. Maksud dan Tujuan
Konsultasi program dan pembayaran dana transportasi kader posyandu se Kab.
Barito Kuala untuk triwulan 2.

II. Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan : Konsultasi Program Gizi (pembayaran transportasi
kader
Posyandu triwulan 3 dan pengajuan kuitansi transportasi kader
triwulan 4)
- Tanggal : 06 Oktober 2014
- Lokasi : Dinas Kesehatan Propinsi Kalsel

III. Hasil yang dicapai


1. Telah diterima dana transportasi kader triwulan 3 sebesar Rp.142.500.000,-
untuk 1900 kader dari 380 posyandu di Kab. Barito Kuala
2. Selanjutnya diajukan kuitansi triwulan 4 agar.
3. Konsultasi program yang dilakukan meliputi teknis pelaksanaan pembelajaran
pembuatan PP ASI di Kab. Klaten Prop. Jawa Tengah yang akan dilaksanakan
pada tanggal 07 sd 09 Oktober 2014.
4. Adanya anjuran untuk segera melakukan pengajuan uang pendampingan
perawatan gizi buruk di rumah sakit maupun di PPG
IV. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Telah dilakukan realisasi dana transportasi kader triwulan 3 dan koordinasi
kegiatan ke Kab. Klaten.
B. Saran
Sebaiknya pencairan biaya transport kader triwulan 4 dapat dibayarkan,
selambat-lambatnya awal bulan Desember 2014.

V. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 06 Oktober 2014


Yang membuat laporan
Kasi Gizi

Ratna Sari Dewi, SP


NIP. 19740712 199603 2 005
Berdasarkan Permenkes No. 42 thn 2013, tanggal 10 Juni 2013 bahwa program
imunisasi pada balita dilakukan secara efisien dan efektif dengan method yang disebut
Pentavalen (lima kali kunjungan mendapat imunisasi lengkap. Pemberian imunisasi
pada prinsipnya adalah pemberian zat kekebalan pada tubuh balita agar lebih tahan
terhadap kuman/bakteri maupun virus penyakit yang ada dilingkungan tempat
tinggal.
Salah satu tujuan pelaksanaan Pentavalen adalah minimal 5 kontak untuk
menyelesaikan semua vaksinasi sebelum anak berumur 1 tahun. Selanjutnya setelah
berusia 1 tahun anak akan mendapat booster atau imuniasi ulang guna meningkatkan
kekebalan anak tsb

D. Landasan Hukum
Surat Perintah Tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala No.
094/0175/ Dinkes, tanggal 25 Maret 2014.

E. Maksud dan Tujuan


Konsultasi materi Pentavalen sebagai bahan sosialisasi di TP PKK Kab. Barito
Kuala

VI. Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan : Konsultasi Program Kesehatan khususnya materi
Pentavalen
- Tanggal : 26 Maret 2014
- Lokasi : Seksi P2PL Dinas Kesehatan Prov. Kalimantan Selatan

VII. Hasil yang dicapai


1. Diperolehnya informasi tentang pencangan program Pentavalen di Prop. Kalsel
(pertengahan tahun 2014)
2. Bahan sosialisasi Pentavalen bagi masyarakat dan petugas yang terkait (handout
dan beberapa media informasi)
3. Diketahuinya strategi keberhasilan pencapaian cakupan imunisasi pentavalen

VIII. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Program imunisasi pentavalen dapat berhasil jika masyarakat termasuk swasta
diharapkan berperan serta dalam pelaksanaan imunisasi bekerja sama dengan
Pemerintah Daerah, melalui: penggerakkan masyarakat, sosialisasi imunisasi,
dukungan fasilitasi penyelenggaraan imunisasi, relawan sebagai kader dan/atau
turut serta melakukan pemantauan penyelenggaraan imunisasi

B. Saran
Segera lakukan sosialisai baik disemua jenjang utamanya di posyandu. Petugas
yang melakukan imunisai pentavalen seyogyanya menguasai materi tentang
imunisasi tsb.

IX. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 26 Maret 2014


Yang membuat laporan
Kasi Gizi

Ratna Sari Dewi, SP


NIP 19740712 199603 2 005

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


DALAM RANGKA KONSULTASI PROGRAM GIZI

X. Pendahuluan
F. Umum/Latar Belakang
Berdasarkan Permenkes No. 42 thn 2013, tanggal 10 Juni 2013 bahwa program
imunisasi pada balita dilakukan secara efisien dan efektif dengan method yang disebut
Pentavalen (lima kali kunjungan mendapat imunisasi lengkap. Pemberian imunisasi
pada prinsipnya adalah pemberian zat kekebalan pada tubuh balita agar lebih tahan
terhadap kuman/bakteri maupun virus penyakit yang ada dilingkungan tempat
tinggal.
Salah satu tujuan pelaksanaan Pentavalen adalah minimal 5 kontak untuk
menyelesaikan semua vaksinasi sebelum anak berumur 1 tahun. Selanjutnya setelah
berusia 1 tahun anak akan mendapat booster atau imuniasi ulang guna meningkatkan
kekebalan anak tsb

G. Landasan Hukum
Surat Perintah Tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala No.
094/0175/ Dinkes, tanggal 25 Maret 2014.

H. Maksud dan Tujuan


Konsultasi materi Pentavalen sebagai bahan sosialisasi di TP PKK Kab. Barito
Kuala

XI. Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan : Konsultasi Program Kesehatan khususnya materi
Pentavalen
- Tanggal : 26 Maret 2014
- Lokasi : Seksi P2PL Dinas Kesehatan Prov. Kalimantan Selatan
XII. Hasil yang dicapai
4. Diperolehnya informasi tentang pencangan program Pentavalen di Prop. Kalsel
(pertengahan tahun 2014)
5. Bahan sosialisasi Pentavalen bagi masyarakat dan petugas yang terkait (handout
dan beberapa media informasi)
6. Diketahuinya strategi keberhasilan pencapaian cakupan imunisasi pentavalen

XIII. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Program imunisasi pentavalen dapat berhasil jika masyarakat termasuk swasta
diharapkan berperan serta dalam pelaksanaan imunisasi bekerja sama dengan
Pemerintah Daerah, melalui: penggerakkan masyarakat, sosialisasi imunisasi,
dukungan fasilitasi penyelenggaraan imunisasi, relawan sebagai kader dan/atau
turut serta melakukan pemantauan penyelenggaraan imunisasi

B. Saran
Segera lakukan sosialisai baik disemua jenjang utamanya di posyandu. Petugas
yang melakukan imunisai pentavalen seyogyanya menguasai materi tentang
imunisasi tsb.

XIV. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 26 Maret 2014


Yang membuat laporan
Kasi Gizi

Ratna Sari Dewi, SP


NIP 19740712 199603 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA
DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


DALAM RANGKA PERSIAPAN PELAKSANAAN GEBYAR POSYANDU
DI DS. ANJIR SERAPAT LAMA KECAMATAN ANJIR MUARA
KABUPATEN BARITO KUALA

I. Pendahuluan
A. Umum/Latar Belakang
Gebyar posyandu merupakan salah satu kegiatan yang berorientasi pada
pelayanan kesehatan masyarakat. Tahun 2014 merupakan tahun ke 3 pelaksanaan
gebyar posyandu yang kali ini dilaksanankan di kecamatan Anjir Muara. Sebelum
pelaksanaan yang akan dilaksanakan pada tanggal 01 September 2014, panitia merasa
perlu dilakukan rapat persiapan.
Rapat persiapan ini bertujuan menyamakan persepsi dan menyusun alur
pelaksanaan pelayanan gebyar posyandu. Petugas yang akan melakukan pelayanan
meliputi beberapa profesi dan keahlian dan kader PKK.
B. Landasan Hukum
Surat Perintah Tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala No.
094/0825/ Dinkes, tanggal 29 Agustus 2014, an. Dr. Azizah SW, MPH, dkk.
C. Maksud dan Tujuan
Rapat Persiapan Gebyar Posyandu di Ds. Anjir Serapat Lama Kec. Anjir Muara
untuk menyusun alur pelayanan dan persiapan bahan pertanggungjawaban.
II. Kegiatan yang dilaksanakan
- Kegiatan : Persiapan Gebyar Posyandu
- Tanggal : 29 Agustus 2014
- Lokasi : Ruang Kantor Camat Anjir Muara
III. Hasil yang dicapai
1. Rapat dihadiri oleh 18 orang dari kabupaten dan 17 orang dari
kecamatan/desa
2. Telah disepakati alur pelayanan yang terdiri dari pelayanan dokter spesialis
anak, kandungan, mata, dokter umum untuk masyarakat umum dan lansia,
serta penimbangan balita.
3. Sasaran yang dilayani 1000 orang, terdiri dari balita dan usia diatas balita
4. Disepakati acara dilaksanakan pada tanggal 01 September 2014 jam 09.00
WTA sd selesai, tenda dipasang di lapangan kecamatan, ruang kecamatan
dijadikan ruang pelayanan.
5. Petugas kesehatan dari propinsi, kabupaten dan kecamatan
6. Obat-obatan didatangkan dari gudang farmasi kabupaten.
7. Peralatan pendukung yang diperlukan antara lain tenda, kursi soundsystem,
kipas angin, meja pelayanan, alat USG, beberapa peralatan kesehatan.
8. Pada tenaga pengelola konsumsi diharapkan untuk memperhatikan sanitasi
dan jam pengolahan makanan supaya tidak basi
IV. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Telah dilakukan rapat persiapan pelaksanaan gebyar posyandu di desa anjir
muara serapat lama kecamatan anjir muara kab. Barito Kuala.
B. Saran
Masyarakat telah mendapat informasi tentang kegiatan gebyar posyandu tsb.
Panitia kecamatan diharapakan segera melakukan pemasangan peralatan
pendukung seperti tenda, kursi dsb. Pada hari minggu, sehari sebelum
persiapan.
V. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.
Marabahan, 29 Agustus 2014
Yang membuat laporan

Siti Hukari, SKM


NIP. 19700817 199703 2 012

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


DALAM RANGKA PENGAMBILAN BAHAN DAN OBAT GIZI

VI. Pendahuluan
VII. Umum/Latar Belakang
Bulan Pebruari merupakan bulan distribusi Vit. A bagi bayi dan balita.
Sehubungan dengan adanya informasi dari pengelola program gizi dinas
kesehatan prop. Kalsel bahwa bahan dan obat gizi bisa diambil di gudang
farmasi banjarbaru.
Perlu dilakukan segera pengambilan kapsul vit. A dosis tinggi (200 UI dan
100UI) dan bahan gizi lainnya.

VIII. Landasan Hukum


Surat Perintah Tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala No.
094/0016/ Dinkes, tanggal 20 Januari 2014.

IX. Maksud dan Tujuan


Pengambilan kapsul vit. A dosis tinggi, tablet tambah darah dan iodine test kit di
gudang farmasi banjarbaru.

X. Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan : Pengambilan bahan dan obat Program Gizi
- Tanggal : 20 Januari 2014
- Lokasi : Gudang Farmasi Banjarbaru
-
XI. Hasil yang dicapai
Telah dilakukan pengambilan kapsul vit. A dosis 100 UI (32 botol), vit.A dosis 200 UI
(350 botol) dan Iodine test 8 botol

XII. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Telah dilakukan pengambilan bahan dan obat gizi di Gudang Farmasi Banjarbaru
B. Saran
Segera menyusun perencanaan distribusi bahan dan obat gizi tersebut ke
puskesmas sebelum bulan pebruari 2014

XIII. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 20 Januari 2014


Yang membuat laporan
Kasi Gizi

Ratna Sari Dewi, SP


NIP 19740712 199603 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA
DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


DALAM RANGKA DISTRIBUSI ALAT OBAT PROGRAM GIZI KAB. KE PUSKESMAS

I. Pendahuluan
A. Umum/Latar Belakang
Salah satu indicator kinerja kegiatan Pembinaan Gizi adalah Pemberian
Kapsul Vit. A pada balita usia 6-59 bulan. Bulan Pebruari merupakan salah satu
bulan distribusi Vit. A bagi bayi dan balita. Mengingat hal tsb. Perlu dilakukan
segera distribusi kapsul vit. A yang sudah tersedia di Dinas Kesehatan
kabupaten. Target cakupan pemberian vit. A baik pada bayi maupun pada balita
adalah 85%. Kapsul vit. A dibagikan pada saat posyandu, bagi bayi dan balita
yang belum mendapatkan kapsul akan dilakukan kunjungan rumah oleh kader.
Manfaat kapsul vit. A adalah memberikan ketahanan tubuh dan mencegah
kebutaan atau penglihatan kurang pada bayi balita sejak dini, disamping
menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak tsb. Kapsul Vit. A juga
diberikan pada ibu yang baru melahirkan (bufas) sebanyak 2 kapsul selama 2
hari berturut-turut.
Disamping kapsul vit. A petugas kabupaten juga mendistribusikan
beberapa media penyuluhan dan konseling gizi.
B. Landasan Hukum
Surat Perintah Tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala No.
094/0055/ Dinkes, tanggal 10 Pebruari 2014.

C. Maksud dan Tujuan


Pedistribusian alat obat program gizi kabupaten ke puskesmas

II. Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan : Pendistribusian alat obat program gizi kabupaten ke
puskesmas
- Tanggal : 10 sd 18 Pebruari 2014
- Lokasi : Pusk. Semangat Dalam, Pusk. Wanaraya, Pusk. Anjir Muara,
Pusk.
Mandastana, Pusk. Jejangkit, Pusk. Lepasan dan Pusk. Marabahan.

III. Hasil yang dicapai

1. Telah dilakukan validasi sasaran bayi (0-5 bulan dan 6-11 bulan) dan balita (12-
59 bulan) serta sasaran bufas berdasarkan sasaran proyeksi penduduk tahun
2014

2. Berikut pemberian kapsul sesuai sasaran :


Jumlah Sasaran/ Jumlah Kapsul
yang Diterima
No Puskesmas 6 – 11 bln 12 – 59 bln Bufas Tanggal Diterima
Kapsul Kapsul Kapsul
Biru Merah Merah
1 Semangat Dalam 388 2.022 420 10 Pebruari 2014
2 Wanaraya 133 902 258 11 Pebruari 2014
3 Anjir Muara 192 1352 391 12 Pebruari 2014
4 Mandastana 138 843 266 13 Pebruari 2014
5 Jejangkit 73 434 128 14 Pebruari 2014
6 Lepasan 98 678 198 17 Pebruari 2014
7 Marabahan 158 1510 394 18 Pebruari 2014

3. Berikut adalah pembagian media penyuluhan dan konseling :


Lembar Balik Rencana Strategi
PP ASI
Puskesmas Bumil Tumbang Aksi ASI Penimbang
No Eks
/Busui Anak Eks an Posy.
1 Semangat Dalam 1 1 1 1 1
2 Wanaraya 1 1 1 1 1
3 Anjir Muara 2 2 2 4 2
4 Mandastana 1 1 1 3 1
5 Jejangkit 1 1 1 1 1
6 Lepasan 1 1 1 1 1
7 Marabahan 1 1 1 1 1

IV. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Telah dilakukan pendistribusian kapsul vit. A bagi bayi, balita dan bufas (stok) di 7
puskesmas dan penyerahan media penyuluhan/konseling gizi.

B. Saran
Segera mendistribusikan kapsul vit. A melalui posyandu dan sweeping bagi
balita yang tidak datang ke posyandu, serta memberikan kapsul vit A tsb pada
bidan yang melayani persalinan.

V. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 18 Pebruari 2014


Yang membuat laporan
Kasi Gizi

Ratna Sari Dewi, SP


NIP 19740712 199603 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA
DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


DALAM RANGKA DISTRIBUSI PMT BUMIL KEK
DARI KABUPATEN KE PUSKESMAS

I. Pendahuluan
A. Umum/Latar Belakang
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang mempunyai resiko
kematian tinggi jika selama kehamilannya mengalami masalah kesehatan.
Salah satu indicator gangguan kesehatan pada ibu hamil adalah lingkar lengan
atas yang kurang dari 23,5 cm, dikenal dengan istilah Kurang Energi Kronis,
artinya masalah tersebut terjadi dalam waktu relative lama (hitungan bulan).
Jika kondisi ini dibiarkan sampai saat melahirkan maka resiko kehamilan
tersebut juga akan menurun kepada janin yang dilahirkan, sehingga kematian
dapat terjadipada keduanya (ibu dan anak). Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk mengurangi resiko kematian tersebut, ibu hamil perlu
mendapatkan suplemen dan tambahan makanan seperti biscuit bumil KEK.

B. Landasan Hukum
Surat Perintah Tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala No.
094/0017/ Dinkes, tanggal 20 Januari 2014.

C. Maksud dan Tujuan


Distribusi PMT Bumil KEK dari Kabupaten ke Puskesmas

II. Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan: Pendistribusian alat obat program gizi kabupaten ke
puskesmas
- Tanggal : 21 sd 28 Januari 2014
- Lokasi : 6 Puskesmas (Tabunganen, Rantau Badauh, Mandastana, Jejangkit,
Semangat Dalam, Marabahan)

III. Hasil yang dicapai


1. Telah didistribusikan biscuit bumil KEK yang diterima dari Direktorat Bina Gizi
Kemenkes RI ke 6 Puskesmas. Dengan rincian sebagai berikut :
Jumlah Sasaran yang mendapat PMT
No Puskesmas Sasaran Jumlah yang Jumlah Biskuit Tanggal Diterima
Bumil KEK mendapat PMT Bumil (dos)
1 Tabunganen 32 6 41,4 21 Januari 2014
2 Rantau Badauh 8 3 20,7 22 Pebruari 2014
3 Mandastana 25 4 27,6 23 Pebruari 2014
4 Jejangkit 13 2 13,8 24 Pebruari 2014
5 Semangat Dlm 20 6 41,4 27 Pebruari 2014
6 Marabahan 12 4 27,6 28 Pebruari 2014

2. Barang diterima dalam kondisi baik dan lengkap.

IV. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Telah dilakukan pendistribusian Biskuit Bumil KEK pada 6 puskesmas

B. Saran
Pengelola program gizi segera mendistribusikan biscuit tsb. Sesuai dengan
sasaran yang telah direncanakan.

V. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 28 Januari 2014


Yang membuat laporan
Kasi Gizi

Ratna Sari Dewi, SP


NIP. 19740700817 199703 2 012

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA


DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


DALAM RANGKA DISTRIBUSI PMT BUMIL KEK
DARI KABUPATEN KE PUSKESMAS

I. Pendahuluan
A. Umum/Latar Belakang
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang mempunyai resiko
kematian tinggi jika selama kehamilannya mengalami masalah kesehatan.
Salah satu indicator gangguan kesehatan pada ibu hamil adalah lingkar lengan
atas yang kurang dari 23,5 cm, dikenal dengan istilah Kurang Energi Kronis,
artinya masalah tersebut terjadi dalam waktu relative lama (hitungan bulan).
Jika kondisi ini dibiarkan sampai saat melahirkan maka resiko kehamilan
tersebut juga akan menurun kepada janin yang dilahirkan, sehingga kematian
dapat terjadipada keduanya (ibu dan anak). Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk mengurangi resiko kematian tersebut, ibu hamil perlu
mendapatkan suplemen dan tambahan makanan seperti biscuit bumil KEK.

B. Landasan Hukum
Surat Perintah Tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala No.
094/0017/ Dinkes, tanggal 20 Januari 2014.

C. Maksud dan Tujuan


Distribusi PMT Bumil KEK dari Kabupaten ke Puskesmas

II. Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan: Pendistribusian alat obat program gizi kabupaten ke
puskesmas
- Tanggal : 20 sd 24 Januari 2014
- Lokasi : 5 Puskesmas (Tamban, Anjir Muara, Barambai, Belawang, Tabukan)

III. Hasil yang dicapai


1. Telah didistribusikan biscuit bumil KEK yang diterima dari Direktorat Bina
Gizi Kemenkes RI ke 5 Puskesmas. Dengan rincian sebagai berikut :

No Puskesmas Jumlah Sasaran yang mendapat PMT Tanggal Diterima


Sasaran Jumlah yang Jumlah Biskuit
Bumil KEK mendapat PMT Bumil (dos)
1 Tamban 24 4 27,6 20 Januari 2014
2 Anjir Muara 15 6 41,4 21 Januari 2014
3 Barambai 19 3 20,7 22 Januari 2014
4 Belawang 7 6 41,4 23 Januari 2014
5 Tabukan 23 4 27,6 24 Januari 2014

2. Barang diterima dalam kondisi baik dan lengkap.

IV. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Telah dilakukan pendistribusian Biskuit Bumil KEK pada 5 puskesmas

B. Saran
Pengelola program gizi segera mendistribusikan biscuit tsb. Sesuai dengan
sasaran yang telah direncanakan.

V. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 28 Januari 2014


Yang membuat laporan
Staf Gizi

Hukari, SKM
NIP. 19700817 199703 2 012

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA


DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513
LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS
DALAM RANGKA DISTRIBUSI ALAT OBAT PROGRAM GIZI KAB. KE PUSKESMAS

I. Pendahuluan
A. Umum/Latar Belakang
Salah satu indicator kinerja kegiatan Pembinaan Gizi adalah Pemberian
Kapsul Vit. A pada balita usia 6-59 bulan. Bulan Pebruari merupakan salah satu
bulan distribusi Vit. A bagi bayi dan balita. Mengingat hal tsb. Perlu dilakukan
segera distribusi kapsul vit. A yang sudah tersedia di Dinas Kesehatan
kabupaten. Target cakupan pemberian vit. A baik pada bayi maupun pada balita
adalah 85%. Kapsul vit. A dibagikan pada saat posyandu, bagi bayi dan balita
yang belum mendapatkan kapsul akan dilakukan kunjungan rumah oleh kader.
Manfaat kapsul vit. A adalah memberikan ketahanan tubuh dan mencegah
kebutaan atau penglihatan kurang pada bayi balita sejak dini, disamping
menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak tsb. Kapsul Vit. A juga
diberikan pada ibu yang baru melahirkan (bufas) sebanyak 2 kapsul selama 2
hari berturut-turut.
Disamping kapsul vit. A petugas kabupaten juga mendistribusikan
beberapa media penyuluhan dan konseling gizi.

B. Landasan Hukum
Surat Perintah Tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala No.
094/0055/ Dinkes, tanggal 10 Pebruari 2014.

C. Maksud dan Tujuan


Pedistribusian alat obat program gizi kabupaten ke puskesmas

II. Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan : Pendistribusian alat obat program gizi kabupaten ke
puskesmas
- Tanggal : 10 sd 18 Pebruari 2014
- Lokasi : Pusk. Barambai, Pusk. Tabunganen, Pusk. Alalak, Pusk. Rantau
Badauh, Pusk. Tamban, dan Pusk. Bantuil .

III. Hasil yang dicapai


1. Telah dilakukan validasi sasaran bayi (0-5 bulan dan 6-11 bulan) dan balita (12-
59 bulan) serta sasaran bufas berdasarkan sasaran proyeksi penduduk tahun
2014

2. Berikut pemberian kapsul sesuai sasaran :

Jumlah Sasaran/ Jumlah Kapsul


yang Diterima
No Puskesmas 6 – 11 bln 12 – 59 bln Bufas Tanggal Diterima
Kapsul Kapsul Kapsul
Biru Merah Merah
1 Barambai 106 618 293 10 Pebruari 2014
2 Tabunganen 195 1338 177 11 Pebruari 2014
3 Alalak 328 1.432 661 12 Pebruari 2014
4 Rantau Badauh 161 956 298 13 Pebruari 2014
5 Tamban 185 1.310 391 14 Pebruari 2014
6 Bantuil 100 513 177 17 Pebruari 2014

3. Berikut adalah pembagian media penyuluhan dan konseling :

Lembar Balik Rencana Strategi


PP ASI
Puskesmas Bumil Tumbang Aksi ASI Penimbang
No Eks
/Busui Anak Eks an Posy.
1 Barambai 2 2 1 4 2
2 Tabunganen 1 1 1 1 1
3 Alalak 1 1 1 1 1
4 Rantau Badauh 1 1 1 1 1
5 Tamban 2 2 2 4 2
6 Bantuil 1 1 1 1 1

IV. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Telah dilakukan pendistribusian kapsul vit. A bagi bayi, balita dan bufas (stok) di 6
puskesmas dan penyerahan media penyuluhan dan konseling.

B. Saran
Segera mendistribusikan kapsul vit. A melalui posyandu dan sweeping bagi
balita yang tidak datang ke posyandu, serta memberikan kapsul vit A tsb pada
bidan yang melayani persalinan.

V. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 17 Pebruari 2014


Yang membuat laporan
Staf Gizi

Samsiah, SKM
NIP. 19810320 200604 2 012

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


TENTANG PEMANTAUAN BALITA GIZI BURUK
DI RSUD ANSHARI SALEH BANJARMASIN

VI. Pendahuluan
D. Umum/Latar Belakang
Balita merupakan salah satu sasaran spesifik yang menjadi tanggung jawab
pelaksanaan penanggulangan masalah gizi di Indonesia. Berbagai program dan
kegiatan peningkatan kesehatan balita dilakukan guna mencegah timbulnya
masalah gizi kurang dan gizi buruk pada sasaran tersebut. Kegiatan dilakukan
mulai dari pemantauan pertumbuhan dan perkembangan di posyandu hingga
pengobatan/rujukan ke rumah sakit di ibu kota provinsi (RSUD type B) yang
relative lengkap pelayanannya.
E. Landasan Hukum
Surat Perintah Tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala No.
094/ 0598/ Dinkes, tanggal 28 Agustus 2013.

F. Maksud dan Tujuan


Rujukan ke RSUD Ansyari Saleh merupakan kegiatan maksimal yang bias
dilakukan dalam penyelamatan nyawa seorang balita yang dalam kondisi gawat
darurat gizi dan nyawanya. Diharapkan dengan pelayanan yang paripurna di
rumah sakit tersebut dapat menyelamatkan dan memperbaiki kondisi kesehatan
dan gizi balita yang bermasalah.

VII. Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan : Pemantauan Penanggulangan Gizi Buruk
- Tanggal : 28 Agustus 2013
- Lokasi : RSUD Anshari Saleh Banjarmasin
VIII. Hasil yang dicapai
IX. Nama pasien Noor Asyifa, umur 11 bulan, pekerjaan orang tua buruh. Diagnosa
dokter di RSUD Anshari Saleh Banjarmasin adalah Kwashiorkor komplikasi
dermatitis.

X. Pasien telah mendapat perawatan selama 2 hari (masuk tanggal 26 Agustus). Dari
hasil wawancara dengan petugas dan keluarga diperoleh informasi ada kesalahan
asuh pada balita, seperti kebersihan rumah yang kurang mendukung kesehatan
anak juga salah dalam pemberian makan anak. Anak tampak sangat kelaparan
saat diberikan susu.
XI. Ada kemungkinan anak akan dirawat selama beberapa hari lagi, karena
perawatan di rumah sakit menunjukkan respon yang positif. Dari pihak pengelola
program gizi dinas kesehatan memberikan bantuan uang tunggu bagi orang tua
penderita gizi buruk.

XII. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Balita Asyifa telah ditangani dengan baik, anak mengalami perbaikan yang
signifikan, mulai dari perbaikan penyakit kulit hingga status gizinya.

B. Saran
Sanitasi pada keluarga balita harus diperhatikan, karena kondisi tersebut
sangat berpengaruh pada kesehatan anak.

XIII. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 28 Agustus 2013


Yang membuat laporan
Kasi Gizi

Ratna Sari Dewi, SP


NIP 19740712 199603 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA
DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


TENTANG KONSULTASI PROGRAM

I. Pendahuluan
A. Umum/Latar Belakang
Posyandu merupakan salah satu upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM)
yang telah berakar pelaksanaannya di masyarakat. Kader merupakan ujung
tombak pelaksaaan posyandu. Walaupun sifatnya pemberdayaan untuk
pelaksanaan kegiatan tetap diperlukan operasional seperti pembiayaan
transport kader dan PMT penyuluhan. Setiap tahun transport kader
dialokasikan di BOK Dinas Kesehatan Kab. Batola.
Tahun 2014 pihak Dinas Kesehatan Prop. Kalsel mengalokasikan transport
kader, sehingga alokasi dana di BOK dialihkan untuk menunjang kegiatan yang
lain yang mendukung program MDG’S.
B. Landasan Hukum
Surat Perintah Tugas dari Sekda Kabupaten Barito Kuala No. 094/0437/Dinkes,
tanggal 09 Juni 2014

C. Maksud dan Tujuan


Diperolehnya informasi alokasi transport kader posyandu dan pelaksanaan Temu
Kader.

II. Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan : Konsultasi Program Gizi (Koordinasi Persiapan Temu
Kader
Posyandu di Kab. Batola
- Tanggal : 12 Juni 2014
- Lokasi : Dinas Kesehatan Propinsi Kalsel

III. Hasil yang dicapai


5. Pelaksanaan Temu Kader terbagi jadi 3 lokasi yaitu
a. Kec. Alalak, Kec. Anjir Muara, Kec. Anjir Pasar, Kec. Belawang, Kec. Jejangkit
dan Kec. Mandastana, acara dilaksanakan di Kec. Anjir Muara
b. Kec. Marabahan, kec. Bakumpai, Kec. Cerbon, Kec. Barambai, Kec. Wanaraya,
Kec. Rantau Badauh, Kec. Tabukan dan Kec. Kuripan, acara dilaksanakan
Halaman Pemda kab. Batola
c. Kec.Tamban, Kec. Mekarsari dan Kec. Tabunganen dilaksanakan di Rumah
Pintar Tamban

6. Pada pelaksanaan Temu Kader dilakukan penyerahan simbolis Transport Kader


Posyandu Balita dan bingkisan.
7. Susunan acara telah ditentukan oleh pihak pengelola program dinas kesehatan
propinsi, acara dilaksanakan pada pukul 10.00 WTA.

IV. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Telah dilakukan konsultasi dan koordinasi program gizi terintegrasi ke Dinas
Kesehatan Prov. Kalsel.

B. Saran
Segera disepakati lokasi pelaksanaan Temu kader berikut tanggal
pelaksanaannya baik dari TP PKK Prop, TP PKK Kab, Dinas Kesehatan Prop. dan
Dinas Kesehatan Kab. Batola.

V. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 12 Juni 2014


Yang membuat laporan
Kasi Gizi

Ratna Sari Dewi, SP


NIP 19740712 199603 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA
DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


TENTANG PEMBINAAN PPG BRANGAS

I. Pendahuluan
A. Umum/Latar Belakang
Salah satu penanganan balita gizi kurang termasuk gizi buruk adalah
penyelenggaraan Panti Pemulihan Gizi yang didirikan di Kec. Brangas. PPG telah
didirikan sejak tahun 2009 dan telah menangani puluhan balita gizi kurang dan
buruk baik di wilayah kerja puskesmas Brangas maupun rujukan dari
puskesmas lain.
Pada akhir bulan agustus hingga minggu ke 3 bulan September
diperoleh informasi bahwa di PPG Brangas telah dilakukan perawatan balita
gizi kurang dan buruk sebanyak 4 orang (2 orang diantaranya dari kec.
Mekarsari, puskesmas jelapat). Dengan memperhatikan informasi tsb., kepala
bidang dan pengelola program merasa perlu melakukan kunjungan pembinaan
dan pemantauan balita yang dirawat di PPG Brangas.

B. Landasan Hukum
Surat Perintah Tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kab. Barito Kuala No.
094/1018/Dinkes, tanggal 11 September 2014.

C. Maksud dan Tujuan


Pembinaan dan Pemantauan Balita yang dirawat di Panti Pemulihan Gizi Brangas.

II. Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan : Pembinaan dan Pemantauan PPG Brangas
- Tanggal : 12 September 2014
- Lokasi : Puskesmas Brangas

III. Hasil yang dicapai


1. Diketahui di PPG Brangas telah mempunyai 2 tim penanggulangan gizi buruk yang
masing-masing terdiri dari dokter, tenaga gizi dan perawat yang telah sertifikat
kegiatan penanggulangan gizi buruk tk. Prop. Kalsel
2. Diketahui pasien yang dirawat sebanyak 4 orang, 2 orang diantaranya dari Kec.
Mekarsari, Puskesmas Jelapat.
3. Pasien rata-rata suspect TB dan gizi buruk dan akan dirawat selama 21 hari di
PPG Brangas sesuai SOP PPG tsb.

4. Pasien dari Kec. Mekarsari mengalami down syndrome, 2 bersaudara dari


keluarga yang kurang mampu
5. Data 4 pasien tersebut telah disusun dan dijadikan sebagai bahan kajian dan
laporan di dinas kesehatan kabupaten.
6. Direncanakan beberapa pasien akan dirujuk ke RSUD Ansyari Saleh untuk
menjalani pemeriksaan lebih lanjut (rontgen dan laboratorium)

IV. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Telah dilakukan pembinaan dan pemantauan balita gizi kurang dan buruk yang
dirawat di PPG Brangas Puskesmas Brangas Kec. Alalak.
B. Saran
Petugas terdiri dari 2 tim masing-masing dokter, gizi dan perawat mengingat
jumlah pasien yang cukup banyak (masing-masing bertanggung jawab 2
pasien).

V. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 12 September 2014


Yang membuat laporan
Kabid Bina Kesga

dr. Azizah SW, MPH


NIP. 19710105 200212 2 004

Kasi Gizi

Ratna Sari Dewi, SP


NIP.19740712 199603 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA
DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN


PERTEMUAN SOSIALISASI PENANGGULANGAN
ANEMIA REMAJA PUTRI

I. Pendahuluan
A. Umum/Latar Belakang
Salah satu program utama penanggulangan masalah gizi pada remaja adalah
program penanggulangan Anemia Gizi khususnya zat besi. Pentingnya program
penanggulangan anemia pada WUS dan Remaja Puteri, karena pada WUS dan remaja
puteri mempersiapkan kondisi fisik wanita sebelum hamil agar siap menjadi ibu
yang sehat, dan pada waktu hamil tidak menderita anemi. Menyadari kondisi
ekonomi pada saat ini kebutuhan zat besi sulit sekali untuk dapat terpenuhi dari
makanan. Oleh karena itu salah satu pilihan untuk mencegah dan menanggulangi
anemia adalah dengan mengkonsumsi Tablet Tambah Darah yang merupakan
suplementasi zat besi yang harganya relative murah, sehingga dimungkinkan sasaran
mampu menyediakan sendiri. Telah terbukti dari berbagai penelitian di dalam dan di
luar negeri bahwa suplementasi zat besi dapat meningkatkan Haemoglobin/gram
dalam jangka waktu 4 bulan. Disamping itu keterbatasan pemerintah dalam
menyediakan suplementasi zat besi secara gratis (jumlah WUS dan remaja puteri
lebih dari 4 kali dari ibu hamil), maka dikembangkan program kemandirian dalam
suplementasi TTD agar penanggulangan anemia ini menjadi lebih efektif dan efisien.
Alasan kenapa dipilih remaja putri, karena remaja puteri lebih rentan anemia
dibandingkan dengan remaja laki-laki. Itu disebabkan kebutuhan zat besi pada
remaja putri adalah 3 kali lebih besar dari pada laki-laki. Remaja putri setiap bulan
mengalami menstruasi yang secara otomatis mengeluarkan darah. Itulah sebabnya
remaja putri memerlukan zat besi untuk mengembalikan kondisi tubuhnya
kekeadaan semula. Yang sangat disayangkan adalah kebanyakan dari remaja putri
tidak menyadarinya.

B. Landasan Hukum
Surat Perintah Tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala No.
094/ 1355/Dinkes, tanggal 26 Nopember 2013.
C. Maksud dan Tujuan
Penyebar luasan informasi pada lintas program dan lintas sector terkait
Penanggulangan Anemia Remaja Putri

II. Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan : Sosialisasi Penanggulangan Anemia pada Remaja Putri
- Tanggal : 29 sd 30 Nopember 2013
- Lokasi : Hotel Blue Atlantic Banjarmasin

III. Hasil yang pelaksanaan


1. Sosialisasi Penanggulangan Anemia pada Remaja Putri diikuti oleh 5 orang
peserta per kabupaten/kota terdiri dari penanggung jawab/pengelola program
(Kabid dan Kasi), perwakilan dari PKK, Dinas Pendidikan dan Kepala Sekolah
SMPN calon pelaksanaan kegiatan Percontohan Penanggulangan Anemia pada
Remaja Putri.
2. Sosialisasi dilaksanakan selama 2 hari efektif. Narasumber berasal dari
Kementrian Kesehatan RI Pusat (Bina Program Gizi KIA khususnya subdit Gizi
Mikro dan Peneliti dari Litbang Gizi), Dinas Pendidikan Propinsi, Pelaksana
Penanggulangan Anemi Remaja Putri Tahun 2010/2011 dari Kab. Banjar dan
Kab. Tanah Laut.
3. Sosialisasi akan ditindak lenjuti dengan kegiatan Percontohan Penanggulangan
Remaja Putri di setiap kab./kota yang akan dilaksanakan serempak pada minggu
pertama bulan Desember 2013 (mengingat keterbatasan waktu
pelaksanaan/akhir tahun). Jumlah sasaran sebanyak 200 orang remaja putri yang
sedang sekolah di SMP.
4. Bahan atau obat gizi yang akan digunakan pada kegiatan tsb. Adalah tablet
selaput gula Supralivron sebanyak 5 blister yang akan dikonsumsi remaja putrid
setiap hari 1 tablet (50 hari) dan tablet Hemavort sebanyak 1 blisteer yang akan
dikonsumsi selama remaja tersebut mengalami menstruasi.

IV. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Telah dilakukan Sosialisasi Penanggulangan Anemia Remaja Putri di Hotel Blue
Atlantik yang diikuti oleh pengelola program gizi dan lintas sector terkait,
kegiatan dilakukan selama 2 hari dengan narasumber Pusat, Propinsi dan
Kabupaten terpilih.
B. Saran
Perlu dilakukan sosialisasi serupa diseluruh sekolah di setiap kabupaten/kota
dengan sasaran siswi di SLTP dan SLTA. Sehingga penanggulangan anemi dapat
dipahami dan dilakukan dengan baik oleh masyarakat sendiri. Karena kegiatan
ini akan ditindak lanjuti dengan pelaksanaan percontohan pemberian TTD
komersil diharapkan masyakarat umum dapat melanjutkan secara mandiri.

V. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 30 Nopember 2013

Yang membuat laporan

PESERTA PERTEMUAN
KABUPATEN BARITO KUALA

Kabid Bina Kesga Dinkes Kab. Batola Kasi Gizi Dinkes Kab. Batola

Dr. Azizah Sri Widari, MPH Ratna Sari Dewi, SP


NIP.19710105 200212 2 004 NIP. 19740712 199603 2 005

Pokja IV TP PKK Kab. Batola

Melina Alam Putri, S. Sos


PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA
DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


TENTANG KONSULTASI PROGRAM GIZI

I. Pendahuluan
A. Umum/Latar Belakang

Sistem komunikasi data Gizi dan KIA terintegrasi dikembangkan oleh


Sekretariat Ditjen Bina Gizi dan KIA dalam rangka pemenuhan kebutuhan data
Gizi KIA terutama terkait pelaporan UKP4, capaian Renstra dan SPM (Standard
Pelayanan Minimal). Sistem ini ditujukan agar proses pelaporan dapat berjalan
lebih mudah, cepat, dan biaya yang lebih sedikit. Selain itu juga memperhatikan
pengurangan penggunaan alat tulis kantor.
Hasil data dari system komunikasi data Gizi dan KIA digunakan untuk
pemantauan pelaksanaan program Gizi KIA oleh tim Unit Kerja Presiden untuk
Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) dan dalam rangka
penyajian data online untuk Menteri Kesehatan RI.
Sejak system ini mulai diperkenalkan di bulan April 2011, beberapa
kabupaten-kota di Indonesia sudah mulai aktif melakukan pelaporan melalui
system ini. Sudah banyak Kabupaten/Kota yang telah aktif melakukan entry data
ke Sistem Komunikasi Data Gizi dan KIA Terintegrasi. Data terlapor melalui
system ini akan dianalisa oleh setiap tingkat baik Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Provinsi, maupun di Kementerian Kesehatan.

B. Landasan Hukum

Surat Perintah Tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala No.
094/ 1447/ Dinkes, tanggal 10 Desember 2013.

C. Maksud dan Tujuan


Konfirmasi data komunikasi data gizi kia terintegrasi dan pengajuan
pertanggungjawaban kegiatan program gizi sumber dana APBN 2013.
II. Kegiatan yang dilaksanakan
- Kegiatan : Konsultasi Program Gizi
- Tanggal : 10 Desember 2013
- Lokasi : Dinas Kesehatan Propinsi Kalsel

III. Hasil yang dicapai


1. Data yang harus dientri dalam komunikasi data gizi kia adalah pencapaian
program kia eperti K1, K4, PN, KF dst., pencapaian data gizi seperti data SKDN
dst, data kesehatan olahraga, data BOK dan data pengobatan tradisional.
2. Data sigizi sudah terintegtasi dengan baik dengan system komdat gizi kia.
Program ini hanya bisa membaca analisis tingkat propinsi, belum mencapai
analisis tingkat kabupaten
3. Beberapa kegiatan program gizi yang bersumberdana APBN adalah
pelaksanaan percontohan penanggulangan anemi pada remaja putri,
pertemuan epidemiologi gizi buruk di puskesmas di kabupaten yang diikuti
oleh kepala puskemas dan tpg serta lp/ls.

IV. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Telah dilakukan konfimasi data komunikasi data gizi kia terintegrasi tahun 2013
dan pengusulan pertanggungjawaban kegiatan program gizi sumberdana APBN
tahun 2013.

B. Saran
Diharapkan analisis perkecamatan dapat dilakukan pada tahun 2014.

V. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 10 Desember 2013


Yang membuat laporan
Kasi Gizi

Ratna Sari Dewi, SP


NIP 19740712 199603 2 005

Staf Gizi
Siti Hukari, SKM
NIP. 19710817 199703 2 012

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA


DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


TENTANG PEMBELAJARAN KE POS KUBAH DI KOTA BANJARBARU

I. Pendahuluan
A. Umum/Latar Belakang
Banyak kegiatan inovatif yang bisa dilakukan oleh pengelola program gizi
dalam rangka penanggulangan anak-anak balita gizi kurang dan gizi buruk. Pada
prinsipnya kegiatan tersebut adalah pemeriksaan pertumbuhan anak secara
berkala dan intensif disamping intervensi pemberian makanan tambahan.
Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru telah menerapkan kegiatan dimaksud
pada semua puskesmas diilayah kerjanya (8 puskesmas). Dengan adanya DPA
pada setiap puskesmas sangat mempermudah pembiayaan kegiatan yang
relative berbeda pda setiap puskesmas.

B. Landasan Hukum
Surat Perintah Tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala
No. 094/ 1478/ Dinkes, tanggal 11 Desember2013

C. Maksud dan Tujuan


Pembelajaran Pos Kubah di Puskesmas Banjarbaru

II. Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan : Pembelajaran Pos Kubah
- Tanggal : 11 Desember 2013
- Lokasi : Puskesmas Banjarbaru

III. Hasil yang dicapai


1. Pos Kubah merupakan Pos atau tempat Penanggulangan Balita Bawah garis
Merah. Pencanangan dilakukan pada bulan Juli tahun 2012. Semua puskesmas di
Kota Banjarbaru melakukan kegiatan tersebut. Namun berdasarkan informasi
dari pengelola program gizi kabupaten saat ini hanya ada 4 puskesmas yang
masih melaksanakan Pos Kubah (aktif)

2. Salah satu Pos Kubah Aktif adalah yang dikelola di Puskesmas Banjarbaru. Pos
Kubah dilakukan di salah satu ruangan di puskesmas. Kegiatan meliputi
pemeriksaan antropometri (BB, PB dan TB) balita, pemberian PMT berupa susu,
biskuit dan makanan local serta pemberian suplemen seperti taburia.
3. Pos Kubah relative mudah dilakukan oleh tenaga pelaksana gizi puskesmas
dengan catatan tersedia ruangan khusus di puskesmas tsb. Karena disamping
intervensi gizi juga perlu dilakukan komunikasi yang intensif dengan orang tua
balita sasaran sehingga diketahui pola asuh yang diterapkan di lingkungan
keluarga.

IV. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Telah dilakukan pembelajaran untuk TPG ke Pos Kubah di Puskesmas Banjarbaru
secara bertahap.

B. Saran
Diperlukan ruangan khusus dalam pelaksanaan Pos Kubah, sehingga jika tidak
memungkinkan dilakukan di puskesmas kegiatan dapat diterapkan di posyandu
yang mempunyai bangunan sendiri.

V. Penutup

Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 11 Desember 2013


Yang membuat laporan
An. Peserta Pembelajaran
Kabid Bina Kesga

Dr. Azizah SW, MPH, dkk


NIP 19710105 200212 2 004
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA
DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL
BIMBINGAN TEKNIS USAHA PENINGKATAN GIZI KELUARGA

I. Pendahuluan
A. Umum/Latar Belakang
Salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan asupan makanan
yang bergizi pada keluarga adalah pemanfaatan pekarangan yang ada disekitar
rumah keluarga tersebut atau yang lebih dikenal dengan sebutan UPGK. Dalam
pelaksanaannya UPGK setiap keluarga disesuaikan dengan kemampuan yang
dimiliki oleh keluarga tersebut (SDA dan SDM). Petugas kesehatan khususnya
pengelola Program Perbaikan Gizi bertindak sebagai Pembina guna
memfaatkan kegiatan tsb dengan memberikan beberapa masukan berkaitan
dengan bahan makanan apa yang bias meningkatkan asupan gizi keluarga tanpa
harus membeli dari “luar”.

B. Landasan Hukum
Surat Perintah Tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala No.
094/ 0747/ Dinkes, tanggal 19 Agustus 2013.

C. Maksud dan Tujuan


Peningkatan pemanfaatan lahan pekarangan keluarga guna mendukung asupan
makanan yang bergizi bagi keluarga.

II. Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan : Bimbingan Teknis dan Penyuluhan pada
beberapa keluarga
yang berminat melaksanakan UPGK
- Tanggal : 19, 20, 26 dan 28 Agustus 2013
- Waktu : 08.00 sd 15.30 WTA
- Lokasi : Ds. Babat Raya Kec. Wanaraya, Ds. Jelapat I Kec. Tamban,
Ds. Karang Indah Kec. Mandastana dan Ds. Danda Jaya Kec.
Rantau Badauh (Peninjauan ke beberapa rumah keluarga
Setempat)

III. Hasil yang dicapai


1. Ds. Babat Raya Kec. Wanaraya :
- Sebagai stimulant kegiatan jumlah keluarga yang melaksanakan
pemanfaatan pekarangan sebanyak 30 orang. Bibit diperoleh dari PPL
Pertanian (Badan Ketahanan Pangan) berupa tanaman palawija (terong,
tomat, lombok), sayur-sayuran (bayam, bunga kol sawi) dan bibit ikan (nila)

- Selain ditanam di pekarangan rumah, tanaman dan kolam ikan juga


dipusatkan di tanah desa (pemanfaatan lahan tidur), bagi keluarga yang
belum mendapat bibit dapat memanfaatkan bahan pangan tsb. Disini
(memelihara bersama)
- Semua keluarga yang terlibat merasaan manfaat penganeka ragaman ini baik
dari sisi ekonomi maupun menambahan asupan makanan yang bergizi dan
beragam
- Bimbingan teknis juga dilakukan oleh pihak pengurus TP PKK desa
2. Ds. Jelapat I Kec. Tamban :
- Jumlah anggota keluarga yang ikut dalam pemanfaatan pekarangan sebanyak
40. Selain di tanaman di lahan warga bibit juga diberikan di sekolah, sebagai
salah satu upaya menyebarluasan informasi tentang keragaman bahan
pangan.
- Bibit tanaman yang yang diberikan meliputi sawi, bunga kol, terong, Lombok,
tomat, ketela rambat, kangkung, serai, jahe, cocor bebek, kumis kucing dan
bibit ikan (nila)
- Masyarakat setempat jika tanaman itu dapat berkembang dengan baik
dilahan mereka, selanjutnya bibit akan digulirkan pada keluarga yang
berminat memanfaatkan lahan pekarangaanya. Namun demikian tidak
menutup kemungkinan penanaman dapat dilakukan dengan method
tabulapot (menanam dalam pot) untuk beberapa jenis tertentu
3. Ds. Karang Indah Kec. Mandastana :
- Adanya bantuan bibit tanaman yang diberikan oleh lintas sector dalam hal ini
Badan Ketahanan Pangan Kab. Barito Kuala sejak bulan Maret 2013 telah
memberikan motivasi keluarga untuk berupaya meningkatkan konsumsi
keluarganya (UPGK), berdasarkan informasi masyarakat kegiatan tersebut
dikenal sebagai gerakan kawasan rumah pangan lestari. Di Desa ini
dilakukan uji coba pada 50 rumah (penerima bantuan bibit), selanjutnya
bantuan tsb. Diharapkan bergulir kepada keluarga yang tidak termasuk
ujicoba, hingga akhirnya semua rumah di desa tersebut melaksanakan UPGK.

- Diketahui ada 26 jenis tanaman (palawija dan tanaman keras) yang diberikan
kepada 50 rumah dengan asumsi tanaman tersebut cocok ditanam di di desa
tsb. Juga diberikan bantuan 3 jenis bibit ikan (Nila, Mas dan lele) serta bibit
Ayam
- Masyarakat sangat merasakan manfaat dari kegiatan ini dan bias
meningkatkan asupan gizi serta ekonomi keluarga
4. Ds. Danda Jaya Kec. Rantau Badauh :
- Kegiatan stimulant UPGK dimulai pada awal tahun 2013, yang diikuti oleh 40
kepala keluarga. Sama dengan desa yang menjadi wilayah pelaksanaan
kawasan pangan lestari, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan
kemandirian masyarakat khususnya dalam pemenuhan bahan makanan
utamanya sumber protein hewani (Bibit ikan lele dan patin), sumber
karbohidrat seperti keladi, ketela rambat, beragam bibit sayur seperti bayam,
bunga kol, sawi dan beberapa tanaman obat keluarga seperti cabe, kunyit,
jahe, serai dan lengkuas.

IV. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Telah dilakukan Bimbingan Teknis Program Upaya Peningkatan Gizi Keluarga di Ds.
Babat Raya Kec. Wanaraya, Ds. Jelapat I Kec. Tamban, Ds. Karang Indah Kec.
Mandastana dan Ds. Danda Jaya Kec. Rantau Badauh

B. Saran
Selain sector Kesehatan, pembina peningkatan gizi keluarga ini juga dilakukan
oleh PPl Pertanian (Badan Ketahanan Pangan) dan TP PKK (Kabupaten-
Kecamatan dan Desa), diharapkan lintas sector yang lain seperti Kementrian
Agama dan SKPD lain dapat memanfaatkan kegiatan tsb.
V. Penutup

Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 29 Agustus 2103


Yang membuat laporan

TPG PKM Wanaraya TPG PKM Jelapat

Asnawati, AMG Sumainah, AMG


NIP. 197804202000122002 NIP. 198205072005012016

TPG PKM Mandastana TPG PKM Rantau Badauh

Mursidah, AMG Fitriati, AMG


NIP. 197407101997032007 NIP. 198005182010012014
LAPORAN PELAKSANAAN
PERCONTOHAN PENANGGULANGAN
ANEMIA REMAJA PUTRI

D. Pendahuluan
D. Umum/Latar Belakang
Salah satu program utama penanggulangan masalah gizi pada remaja adalah
program penanggulangan Anemia Gizi khususnya zat besi. Pentingnya program
penanggulangan anemia pada WUS dan Remaja Puteri, karena pada WUS dan remaja
puteri mempersiapkan kondisi fisik wanita sebelum hamil agar siap menjadi ibu
yang sehat, dan pada waktu hamil tidak menderita anemi. Menyadari kondisi
ekonomi pada saat ini kebutuhan zat besi sulit sekali untuk dapat terpenuhi dari
makanan. Oleh karena itu salah satu pilihan untuk mencegah dan menanggulangi
anemia adalah dengan mengkonsumsi Tablet Tambah Darah yang merupakan
suplementasi zat besi yang harganya relative murah, sehingga dimungkinkan sasaran
mampu menyediakan sendiri. Telah terbukti dari berbagai penelitian di dalam dan di
luar negeri bahwa suplementasi zat besi dapat meningkatkan Haemoglobin/gram
dalam jangka waktu 4 bulan. Disamping itu keterbatasan pemerintah dalam
menyediakan suplementasi zat besi secara gratis (jumlah WUS dan remaja puteri
lebih dari 4 kali dari ibu hamil), maka dikembangkan program kemandirian dalam
suplementasi TTD agar penanggulangan anemia ini menjadi lebih efektif dan efisien.
Alasan kenapa dipilih remaja putri, karena remaja puteri lebih rentan anemia
dibandingkan dengan remaja laki-laki. Itu disebabkan kebutuhan zat besi pada
remaja putri adalah 3 kali lebih besar dari pada laki-laki. Remaja putri setiap bulan
mengalami menstruasi yang secara otomatis mengeluarkan darah. Itulah sebabnya
remaja putri memerlukan zat besi untuk mengembalikan kondisi tubuhnya
kekeadaan semula. Yang sangat disayangkan adalah kebanyakan dari remaja putri
tidak menyadarinya. Bahkan ketika tahu pun masih mengganggap anemia masalah
sepele. Remaja putri mudah terserang anemia karena (1) Pada umumnya masyarakat
Indonesia (termasuk remaja putri) lebih banyak mengonsumsi makanan  nabati yang
kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan  hewani,  sehingga
kebutuhan  tubuh akan zat besi tidak terpenuhi, (2) Remaja putri biasanya ingin
tampil langsing, sehingga membatasi asupan makanan, (3) Setiap hari manusia
kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khususnya melalui feses, (4) Remaja
putri mengalami haid setiap bulan, dimana kehilangan zat besi ± 1,3 mg per hari,
sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada laki-laki.

E. Landasan Hukum
DIPA APBN Program Bina Gizi dan KIA Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2013

F. Maksud dan Tujuan


Pelaksanaan Percontohan Penanggulangan Anemia Remaja Putri

E. Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan : Penyuluhan dan Pemberian Tablet Tambah Darah
- Tanggal : 04 Desember 2013
- Lokasi : Aula SMPN 3 Marabahan dan Musholla SMPN 1 Marabahan

F. Hasil yang pelaksanaan


5. Jumlah siswa remaja putri di SMPN 3 Marabahan sebanyak 116 orang,
perwakilan dari kelas 7 sd 9. Kegiatan dilaksanakan tepat pukul 08.00 sd 11.00
WTA di Aula sekolah. Selain siswa kegiatan ini diikuti oleh guru BP dan pihak PBF
(PT. Phapros), dari pihak Dinas Kesehatan diwakili pengelola Program Gizi.
Respons siswa sangat baik, 10 orang siswa mengajukan pertanyaan berkaitan
dengan anemi dan tablet tambah darah yang diberikan. Semua siswa sasaran
mendapat paket konsumsi (snack pagi, makan siang dan snack siang) dan paket
Tablet Tambah Darah (1 blister Hemavort dan 5 blister Supra Livron)
6. Jumlah siswa remaja putri di SMPN 1 Marabahan sebanyak 84 (peserta
tambahan). Kegiatan dilaksanakan pukul 11.30 sd 14.00 WTA di Mushola sekolah.
Kegiatan diikuti siswa terpilih dan pihak PBF (PT. Phapros), dari pihak Dinas
Kesehatan diwakili pengelola Program Gizi. Respons siswa baik, 6 orang siswa
mengajukan pertanyaan berkaitan dengan anemi dan tablet tambah darah yang
diberikan. Semua siswa sasaran mendapat paket konsumsi (snack pagi, makan
siang dan snack siang) dan paket Tablet Tambah Darah (1 blister Hemavort dan 5
blister Supra Livron)

G. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Telah dilakukan kegiatan Percontohan Penanggulangan Anemia Remaja Putri di
SMPN 3 dan SMPN 1 Marabahan pada 200 remaja putri, berupa pemberian Tablet
Tambah Darah, masing-masing mendapat 6 blister.

B. Saran
Sebaiknya sebelum diberikan tablet tambah darah ada tindakan pengujian
anemi tidaknya sasaran yang akan diberikan tablet tambah darah. Pengujian
dilakukan sebelum dan sesudah, sehingga diketahui efektifitas obat yang
diberikan. Diharapkan remaja putri dapat melakukan sendiri pembelian tablet
tambah darah dimaksud sehingga tidak mengharapkan pemberian dari
pemerintah.

H. Penutup

Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 04 Desember 2013


Yang membuat laporan
PENGELOLA PROGRAM GIZI
KABUPATEN BARITO KUALA

LAPORAN PELAKSANAAN
PERTEMUAN KAJIAN EPIDEMIOLOGI
KASUS GIZI BURUK DI PUSKESMAS

I. Pendahuluan
A. Umum/Latar Belakang

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari pola kesehatan dan penyakit


serta factor yang terkait di populasi. RPJMN 2010-2014 mencantumkan sasaran
strategis pembangunan kesehatan untuk menurunkan prevalensi kekurangan gizi
pada balita dari 18,4% menjadi dibawah 15% dan menurunkan prevalensi balita
pendek dari 36,8% menjadi dibawah 32%. Untuk mencapai tujuan tersebut,
pemerintah memfokuskan pada upaya memperbaiki asupan gizi makro dan mikro,
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penerapan gizi seimbang,
pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan intervensi gizi berbasis
masyarakat dan penyelenggaraan surveilans gizi.

Dalam rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat telah ditetapkan 8 (delapan)


indikator kinerja, yaitu :
1. Balita gizi buruk mendapat perawatan
2. Balita ditimbang berat badannya
3. Bayi usia 0-6 bulan mendapat Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif
4. Rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium
5. Balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A
6. Ibu hamil mendapat 90 tablet Fe
7. Kabupaten/Kota melaksanakan surveilans gizi, dan
8. Penyediaan stok cadangan (buffer stock) Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-
ASI) untuk daerah bencana.
Pelaksanaan surveilans gizi didasarkan pada Kepmenkes Nomor:
128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijkan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
menyebutkan bahwa salah satu upaya wajib puskesmas adalah upaya perbaikan gizi
masyarakat, selain itu pelaksanaan surveilans gizi juga diatur dalam peraturan
Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Urusan Wajib Bidang Kesehatan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota salah
satunya adalah kewajiban melaksanakan surveilans. Dengan demikian, pemerintah
daerah dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas selaku unit
teknis daerah (UPTD) wajib menyelenggarakan surveilans gizi.

B. Landasan Hukum
DIPA APBN Program Bina Gizi dan KIA Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2013

C. Maksud dan Tujuan


Menyamakan persepsi kegiatan Epidemiologi Kasus Gizi Buruk di Puskesmas.

II. Kegiatan yang dilaksanakan


- Kegiatan : Pertemuan Kajian Epidemiologi Kasus Gizi Buruk di
Puskesmas.
- Tanggal : 12 Desember 2013
- Lokasi : Aula Dinas Kesehatan Kab. Barito Kuala

III. Hasil yang pelaksanaan


1. Pertemuan diikuti oleh : 8 orang perwakilan lintas program perwakilan lintas
program (KIA, Kesling, Promkes, SIK, Surveilans, Yankes, Yandasru dan KB), dan
38 orang perwakilan puskesmas (Ka.Puskesmas dan TPG).
2. Diketahui indicator pencapaian program gizi ada 8, salah satunya adalah
penanganan/penanggulangan kasus gizi buruk yang dilaporkan target 100%.
Jumlah kasus di Kab. Barito Kuala pada tahun 2012 dilaporkan ada 10 kasus,
pada tahun 2013 dilaporkan dan ditangani ada 8 kasus (meninggal 4 orang)
3. Bahwa kasus gizi buruk merupakan tanggung jawab bersama baik lintas
program maupun lintas sector (ketersediaan pangan, nilai konsumsi dst).
Sehingga penemuan dan penanganan kasus harus saling bahu membahu, bukan
sekedar tanggung jawab program gizi yang diakui hanya mampu memberikan
kontribusi 30% (penyelesaian jangka pendek dan pada sasaran khusus).
Selanjutnya kontribudiperoleh dari dukungan luar program gizi seperti
kesehatan lingkungan, ketersediaan pangan, penanganan penyakit dst.

IV. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Telah dilakukan kegiatan Pertemuan Kajian Epidemiologi Kasus Gizi Buruk di
Puskesmas, yang ikuti oleh 46 peserta (LP/LS dan perwakilan puskesmas se Kab.
Barito Kuala). Diketahui bahwa program gizi hanya memberikan kontr ibusi 30%
untuk penanganan masalah gizi dimasyarakat, sebanyak 70% merupakan
kontribisu dari LP/LS terkait.

B. Saran
Ditingkatkannya peran LP/LS terkait sesuai dengan tupoksi masing-masing,
sehingga penanganan kasus gizi buruk dapat lebih efisien dan efektif. Perlu
dilakukan pertemuan berkala bagi tim penanggulangan kasus program gizi
guna mengkaji dan menindaklanjuti kasus yang ada dilapangan (KAJI TINDAK).
Perlu disepakati waktu pelaporan kegiatan dan persamaan persepsi dalam
pelaksanaan kegiatan harus dipatuhi.

V. Penutup

Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 12 Desember 2013


Yang membuat laporan

PENGELOLA PROGRAM GIZI


KABUPATEN BARITO KUALA
PENANGGULANGAN ANEMIA REMAJA PUTRI

Ratna Sari Dewi, SP


NIP 19740712 199603 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA
DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


PERTEMUAN SOSIALISASI & ADVOKASI PEKAN ASI SEDUNIA 2013

I. Pendahuluan
A. Umum/Latar Belakang
Pada tahun 2012 telah diterbitkan Peraturan Pemerintah tentang Pemberian
Air Susu Ibu Eksklusif (PP No 33 tahun 2012). Dalam PP tersebut diatur tugas
dan tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah dalam pengembangan
program ASI, diantaranya menetapkan kebijakan nasional dan daerah,
melaksanakan advokasi dan sosialisasi serta melakukan pengawasan terkait
program pemberian ASI Eksklusif.
B. Landasan Hukum
- Surat Pemanggilan Peserta Pertemuan Sosialisasi & Advokasi Pekan ASI
Sedunia 2013, no. 441.7/2777/PSDK/Dinkes, tgl. 12 Juli 2013
- Surat Perintah Tugas dari Asisten II Setda Bidang Ekobang No. 094/
0650/Dinkes, tanggal 18 Juli 2013.
C. Maksud dan Tujuan
Mengikuti Pertemuan Sosialisasi & Advokasi Pekan ASI Sedunia 2013

II. Kegiatan yang dilaksanakan


Kegiatan : Pertemuan Sosialisasi & Advokasi Pekan ASI Sedunia 2013
Tanggal : 22 dan 23 Juli 2013
Tujuan : Kepala Dinas Kesehatan
Tempat : Hotel Blue Atlantic

III. Hasil yang dicapai


- Dalam rangka pelaksanaan Pekan ASI Sedunia (PAS), Dinas Kesehatan Prov. Kalsel
merasa perlu melakukan Sosialisasi dan Advokasi tentang ASI Eksklusif
- Adapun tujuan dari kegiatan PAS ini adalah :
1. Untuk menarik perhatian akan pentingnya dukungan teman sebaya dalam
membantu ibu sukses dan melanjutkan menyusui
2. Untuk menginformasikan tentang penting dan efektifnya konseling oleh teman
sebaya serta mengintegrasikan upaya perluasan program konseling oleh teman
sebaya

3. Untuk meningkatkan dukungan terhadap ibu menyusui, apapun latar belakang


mereka, untuk maju dan dilatih dalam memberi dukungan terhadap ibu dan bayi
4. Untuk mengidentifikasi kontak lokal yang dapat mendukung ibu menyusui
dimana ibu dapat mencari pertolongan setelah melahirkan
5. Untuk meminta agar pihak pemerintah dan fasilitas pelayanan kesehatan/ ibu
bersalin secara aktif mengimplementasikan 10 Langkah Menuju Keberhasilan
Menyusui , terutama Langkah 10 (Mengupayakan terbentuknya Kelompok
Pendukung ASI di masyarakat dan merujuk ibu kepada kelompok tersebut
ketika pulang dari Rumah Sakit/Rumah Bersalin/Sarana Pelayanan Kesehatan)
untuk meningkatkan lama dan cakupan ASI eksklusif
- Standar Emas Pemberian Makan pada Bayi dan Anak adalah sbb :
1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) segera setelah lahir dalam satu jam pertama,
dilanjutkan dengan rawat gabung
2. Memberikan hanya air susu ibu saja sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan
3. Memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) mulai umur 6 bulan
4. Menyusui dilanjutkan sampai anak berumur 24 bulan atau lebih.

IV. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
ASI Eksklusif adalah Hak Azasi setiap anak yang dilahirkan dan harus diberikan
oleh ibu. ASI adalah makanan yang paling sempurna bagi bayi yang baru lahir
karena system pencernaannya hanya sesuai untuk ASI.
B. Saran
Dinas Kesehatan Kab. Barito Kuala sesegera mungkin melakukan sosialisasi dan
advokasi ASI Eksklusif di wilayah kerjanya dengan melibatkan lintas program
dan lintas sector terkait guna mendukung suksesnya pencapaian program
pemberian ASI Eksklusif.

V. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.

Marabahan, 23 Juli 2103


Yang membuat laporan
Kepala Dinas Kesehatan
Kab. Barito Kuala

H. Sugian Nor, SKM, M.Kes


NIP. 19590501 198103 1 018

Bidan Koord. Pusk. Marabahan

Bahar Mawarni, AM.Keb


NIP.19650828 198603 2 021
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA
DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


TENTANG KEGIATAN RAPAT KERJA DAERAH TP UKS SEKALSEL

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Bahwa dalam pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah telah disepakati
oleh 4 Kementrian (Dalam Negeri, Kesehatan, Pendidikan dan Agama/ SKB 4
Mentri), untuk memperjelas pelaksanaan kegiatan dan sebagai wadah evaluasi
pelaksanaan pada tahun sebelumnya, pihak pengelola TP UKS Prop. Kalsel
senantiasa melakukan rapat koordinasi dari 4 unsur kementrian tsb atau yang
lebih dikenal dengan Rapat Kerja Daerah.
B. Landasan Hukum
VI. Telax, nomor 440/00177/Kesra, Perihal Rapat Kerja Daerah TP UKS SE Kalsel,
tanggal 19 Pebruari 2013
VII. Surat Perintah Tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala No.
094/ 441.7/ 0113/ Dinkes, tanggal 25 Pebruari 2013.
C. Maksud dan Tujuan
Mengikuti Rapat Kerja Daerah TP UKS SE Kalsel
D. Kegiatan yang dilaksanakan
Kegiatan : Rapat Kerja Daerah TP UKS SE Kalsel
VIII. Tanggal : 26 Pebruari 2013
IX. Lokasi : Hotel Rodhita Banjarmasin

E. Hasil yang dicapai

1. Rakerda TP UKS se Kalimantan Selatan dihadiri oleh perwakilan 4 SKPD per


kabupaten (Sekretariat Daerah yang dalam hal ini di wakili oleh Kesra, Kantor Agama
Kabupaten, Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Kabupaten)

2. Materi disampaikan oleh Assiten 1 Sekda Prop., Kepala Dinas Kesehatan Prop., Wakil
dari Departeman Agama Prop. Kalsel dan Wakil dari Dinas Pendidikan Prop. Kalsel

3. Rekomendasi yang di keluarkan dari hasil pertemuan tersebut antara lain :


a. Kegiatan Pembinaan UKS sesuai dengan arahan dari pusat merupakan tanggung
jawab dari 4 kementrian antara lain (Departemen Dalam Negeri, Departemen
Agama, Kementrian Kesehatan dan Kementrian Pendidikan Nasional)
b. Pembiayaan pembinaan di kabupaten disesuaikan dengan tupoksi masing-masing
SKPD, pembinaan dilakukan secara berjenjang dan diharapkan sampai ke tingkat
desa (lokasi sekolah)

c. Diharapkan pembinaan UKS ada koordinasi dengan TP PKK baik kabupaten


maupun di kecamatan
d. Sesuai dengan pengertian TRIAS UKS, Dinas Kesehatan mendukung pelaksanaan
UKS melalui pembinaan yang bersifat ekstrakulikuler, Dinas Pendidikan melalui
intra dan ekstrakulikuler, Kesra merupakan Pembina kesekretariatan dan
Kementrian Agama lebih ke pembinaan Sekolah MI, Tsanawiah dan Aliyah
e. Rekomendasi tersebut akan dikirimkan ke semua kabupaten dan dihimbau untuk
ditindaklanjuti dan disesuaikan dengan sikon masing-masing kabupaten

F. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Program UKS dapat berjalan dengan efektif bila dilaksanakan oleh semua
kementrian terkait.
B. Saran
Perlu koordinasi dalam pelaksanaan dilapangan dalam melakukan pembinaan
pelaksanaan Program UKS di sekolah-sekolah.

G. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.
Marabahan, 26 Pebruari 2013
Yang membuat laporan

Kabid Promkesling Kasi Promosi Kesehatan

Drs. Rustam Effendi, ST Ratna Sari Dewi, SP


NIP. 196007161985031021 NIP. 19740712 1996032005

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA


DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


SOSIALISASI MAKANAN JAJANAN ANAK SEKOLAH
BANJARMASIN, 22-23 MEI 2013

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam rangka sosialisasi Makanan Jajanan Anak Sekolah, pihak pengelola
Program Pengawasan Makanan dan Minuman Bid. Farmasi Dinkes Prop.
Kalsel merasa berkepentingan untuk menyampaikan materi tersebut pada
pengelola program terkait (Kesling dan Promkes).
B. Landasan Hukum
X. Surat Dinas Kesehatan Prop. Kalsel nomor 442.1/2030-FM/Dinkes, tentang
Pemanggilan Peserta sosialisasi Makanan Jajanan Anak Sekolah Prov. Kalsel,
tanggal 22 sd 23 Mei 2013
XI. Surat Perintah Tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala No.
094/ 441.7/0449/ Dinkes, tanggal 15 April 2013.
C. Maksud dan Tujuan
Sosialisasi Makanan Jajanan Anak Sekolah tk. Provinsi Kalsel

II. Kegiatan yang dilaksanakan


Kegiatan : Sosialisasi Makanan Jajanan Anak Sekolah
Tanggal : 22-23 Mei 2013
Lokasi : Hotel Blue Atlantic International Hotel Banjarmasin

III. Hasil yang dicapai


A. Narasumber pertemuan terdiri dari lintas program (Kepala Dinas Kesehatan
Prop. Kalsel, Kabid Farmasi, Kasi Kesga, Kasi Pengawasan Makanan dan
Minuman, Staf Promkes, Kasi Penyehatan Lingkungan, Staf Yankes.
B. Adapun hasil Sosialisasi tersebut adalah sbb :
a. Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh penyaji
makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sbg makanan siap saji untuk
dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan, restoran.
( KEPMENKES 942 TH. 2003 )

b. Diketahui ada beberapa permasalahan pada Makanan Jajanan Anak Sekolah


(MJAS) antara lain Rendahnya persentase peserta didik yang sarapan di
rumah sebelum sekolah sementara sebagian besar waktu anak di sekolah,
berdasarkan hasil survey tahun 2004 (Bogor), bahwa MJAS hanya
berkontribusi 36% kebutuhan energy peserta didik.
c. Beberapa factor yang mempengaruhi status gizi anak sekolah adalah
kebiasaan sarapan pagi, kebiasaan jajan, pekerjaan dan pendidikan orang tua,
kebiasaan minum obat cacing dan status anemia.
d. Mengapa makanan jajanan diperlukan karena anak berada di sekolah lebih
dari 5 jam à perlu makanan selingan/jajanan
e. Pemberian makanan bekal bagi anak sekolah à tindakan bijaksana untuk
menghindarkan anak jajan di sekolah
f. Makanan selingan sangat penting untuk tambahan energi untuk aktivitas anak
g. Dengan pemberian makanan jajanan diharapkan gangguan pertumbuhan
anak dapat dieliminir (dikurangi)

IV. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Program Makanan Minuman dan Narkoba pada beberapa pelaksanaan kegiata
peru dukugan lintas program terkait, utamanya yang berkaitan pengawasan
makanan dan minuman khususnya makanan jajanan anak sekolah. Lintas
program tersbut adalah program penyehatan lingkungan dalam hal ini
pengawasan hyigine dan sanitasi dan penyuluhan MJAS sehat oleh pengelola
Promkes.
B. Saran
Pelaksanaan teknis dilapangan diupayakan tidak tumpang tindih walaupun
pada beberapa kegiatan mempunyai maksud dan tujuan yang sama.

V. Penutup
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban.
Marabahan, 23 Mei 2013
Yang membuat laporan
Kuasa Pengguna Anggaran
Bid. Promkesling

Drs. Rustam Effendi, ST


NIP. 196007161985031021

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA


DINAS KESEHATAN
Jl.Jend. Sudirman No. 62 Telp. (0511) 799052 Marabahan 70513

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


TENTANG
Pembelajaran Media Elektronik Promosi Kesehatan

I. Pendahuluan
1. Umum / Latar Belakang
Media Promosi Kesehatan adalah Saluran (alat bantu) yang digunakan untuk
menyampaikan pesan-pesan kesehatan yang dapat dimengerti sasaran. Dalam rangka
menemukan metode-metode, teknik dan media pemberdayaan masyarakat, bina suasana dan
advokasi serta kemitraan yang sesuai dengan ciri-ciri tertentu masyarakat, baik dari segi
geografik, sosial budaya maupun ekonomi dan politik. Selain itu juga dimaksudkan untuk
meningkatkan pendayagunaan IPTEK dalam promosi kesehatan termasuk pendayagunaan
internet dan jaringan berbasis web (web-based network).
Media yang baik adalah media yang mampu memberikan informasi yang sesuai dengan
tingkat penerimaan serta dapat memotivasi sasaran sesuai tujuan komunikasi yang
dikehendaki. Media kesehatan merupakan salah satu metode dan teknik promosi kesehatan
dalam melakukan beberapa kajian promosi kesehatan antara lain :
 Kajian metode dan teknik promosi kesehatan yang
bersifat lokal spesifik baik yang efektif maupun yang kurang berhasil.
 Kajian ketersediaan pedoman, media serta perangkat
lunak yang terkait dengan pengembangan serta penerapan metode dan teknik promosi
kesehatan yang bersifat responsif/proaktif.

2. Dasar Kegiatan
a. Surat Perintah Tugas No : 094/441.7/0527/Dinkes/2013
b. Surat Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan No 441.7/305-PSDK/Dinkes
c. DPA Tahun Anggaran 2013 Bidang Promosi dan Kesehatan Lingkungan Seksi Promosi
Kesehatan

3. Maksud dan Tujuan


Mengikuti Pembelajaran Media Elektronik Promosi Kesehatan (Peningkatan Kapasitas
Pengelola Promosi Kesehatan Kab./Kota dan Provinsi Kalimantan Selatan Secara Mandiri
Tahun 2013)

4. Waktu dan Tempat Kegiatan


Tanggal 19 s/d 21 Juni 2013 bertempat di Pusat Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
di Jakarta.

II. Hasil Kegiatan Perjalanan Dinas


1. Menghadiri acara pembukaan pembelajaran media elektronik promosi kesehatan
2. Pemaparan materi antara lain :
a. Kebijakan Promosi Kesehatan
b. Strategi komunikasi kampanye kesehatan
c. Pengembangan pesan dan Media
d. Pengantar disain komunikasi visual
3. Pelatihan mempelajari antara lain :
a. Pengembangan media cetak
b. Pengenalan dan install adobe photoshop
c. Teori media luar ruang / pameran
d. Praktek pembuatan poster
e. Teori teknik pembuatan naskah media elektronik
f. Penulisan naskah dan install adobe primer

4. Narasumber dari Pusat Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan RI


5. Menghadiri penutupan pembelajaran media elektronik promosi kesehatan
III. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan

Pelatihan peningkatan kapasitas petugas pengelola promosi kesehatan kab./kota dan provinsi
kalimantan selatan sangat perlu dilakukan karena seiring dengan bertambah majunya
tekhnologi yang digunakan dan bervariasinya sasaran promosi kesehatan yang ditujukan
sehingga perlunya media promosi kesehatan yang menarik, elegan, efektif, tepat sasaran serta
didukung oleh sarana dan prasarana yang canggih .

2. Saran
a. Jumlah hari pelaksanaan dirasa masih kurang, karena keterbatasan jam praktek baik di
dalam maupun diluar gedung, di harapkan di masa yang akan datang, untuk waktu
pelaksanaan agar ditambah.

Dibuat di : Marabahan
Pada Tanggal : 21 Juni 2013

Yang Melaksanakan Perjalanan Dinas

Ratna Sari Dewi, SP ...................................


NIP. 19740712 199603 2 005
6.
7. Promosi Kesehatan adalah Upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya
sendiri, serta mampu berperan serta secara aktif dalam pengembangan UKBM, sesuai sosial
budaya setempat dan di dukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
8. Media Promosi Kesehatan adalah Saluran (alat bantu) yang digunakan untuk menyampaikan
pesan-pesan kesehatan yang dapat dimengerti sasaran. Dalam rangka menemukan metode-
metode, teknik dan media pemberdayaan masyarakat, bina suasana dan advokasi serta
kemitraan yang sesuai dengan ciri-ciri tertentu masyarakat, baik dari segi geografik, sosial
budaya maupun ekonomi dan politik. Selain itu juga dimaksudkan untuk meningkatkan
pendayagunaan IPTEK dalam promosi kesehatan termasuk pendayagunaan internet dan
jaringan berbasis web (web-based network).

9. Kegunaan Media Promosi Kesehatan adalah :


a. Alat bantu dalam menyampaikan pesan kesehatan
b. Alat bantu untuk mendorong sasaran untuk mengetahui dan melakukansesuai dengan
pesan kesehatan yang disampaikan
c. Alat bantu untuk menghibur sasaran

10. Ada beberapa ketentuan dasar dalam memilih media promosi kesehatan yaitu :
a. Pemilihan media didasarkan pada selera khalayak sasaran bukan pada selera pengelola
program
b. Media yang dipilih harus memberi dampak yang luas, dapat menjangkau sasaran dengan
tingkat frekuensi, efektivitas yang paling tinggi.
c. Setiap media mempunyai peranan yang berbeda
d. Penggunaan media secara serempak dan terpadu akan meningkatkan cakupan, frekuensi,
dan efektifitas pesan-pesan komunikasi
e. Sesuaikan dengan budget/ biaya/ anggaran

11. Jenis Media Promosi Kesehatan yaitu :


a. Media Cetak
b. Media Elektronik
c. Media Luar Ruang
d. Media Tradisional

12. Media Cetak adalah kumpulan berbagai media informasi yang diproduksi dan disampaikan
kepada sasaran melalui tulisan dan sasaran. Contoh poster,leaflet, lembar balik (flipchart),
sticker, brosur, selebaran (flier), kartu permainan (flascard). Benda-benda seperti gantungan
kunci, flagchain, tas, topi, pin, dll. Benda promosi yang ditempatkan di rak-rak pajangan
(contoh botol, mug/gelas tokoh kartun, dsb nya). Iklan di media massa cetak (Koran,majalah).

13. Dalam pelatihan ini di ajarkan cara pembuatan poster dengan program Photoshop CS3
Portable.

Anda mungkin juga menyukai