Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KARYA ILMIAH

Dosen Pengampu : Gunarti, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh : Kelompok 3

Kelas A

Ahmad Rifqi Fauzi (1121031013)

Diandra Malika Putri (1121031029)

Mardina Bulan Febriani (1121031051)

Muhammad Rizki (1121031059)

Riyan Hidayat (1121031007)

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS FALETEHAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ KORUPSI ” ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Karya Ilmiah Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Gunarti, S.Pd, M.Pd selaku dosen pada
mata kuliah Karya Ilmiah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Serang, 04 November 2021

Penyusun

2
Contents
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB 1....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Pengertian Korupsi....................................................................................................................6
B. Ciri-Ciri dan Jenis Korupsi........................................................................................................7
C. Faktor Penyebab Korupsi...........................................................................................................9
D. Bahaya Korupsi.......................................................................................................................10
E. Dampak Korupsi......................................................................................................................11
F. Cara Mengatasi Korupsi..........................................................................................................12
BAB III................................................................................................................................................13
PENUTUP...........................................................................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................................................13
B. Saran........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................14

3
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korupsi merupakan ancaman global di dunia dikarenakan adanya penyalahgunaan
kekuasaan oleh pemerintah atau pihak-pihak terkait untuk kepentingan pribadi yang sangat
merugikan. Indonesia merupakan negara yang identik dengan tindakan korupsi, hal ini
disebabkan karena buruknya moral para pemimpin bangsa yang melakukan penyimpangan
terhadap kepercayaan masyarakat. Tindakan korupsi dirasakan semakin buruk di negara kita
ini, maka dari itu banyak dilakukan upaya-upaya pemberantasan korupsi tetapi faktanya
masih banyak ditemukan para pejabat yang melakukan tindakan tersebut.

Kelompok kami memilih tema korupsi karena saat ini sedang hangat-hangatnya
tentang permasalahan korupsi , oleh karena itu kami ingin memberikan penjelasan yang
sejelas-jelasnya kepada para pembaca untuk menjauhi tindakan korupsi dan mencegah
tindakan korupsi agar tidak dilakukan oleh anak-anak maupun orang dewasa, karena korupsi
itu merugikan untuk pribadi maupun bagi negara dan korupsi merupakan fenomena sosial
yang hingga saat ini belum dapat diberantas oleh manusia secara maksimal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Korupsi?
2. Apa Ciri-Ciri dan Jenis Korupsi?
3. Apa Faktor Penyebab Korupsi?
4. Apa Bahaya Korupsi?
5. Apa Dampak Korupsi?
6. Bagaimana Cara Mengatasi Korupsi?

C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan makna unsur memperkaya dan/atau menguntungkan
dalam tindak pidana korupsi.
2. Untuk menjelaskan batasan-batasan nilai kerugian negara yang masuk
dalam kategori memperkaya dan/atau menguntungkan dalam tindak pidana
korupsi.
3. Untuk menjelaskan penerapan unsur memperkaya dan/atau menguntungkan
oleh hakim dalam pemidanaan tindak pidana korupsi di masa yang akan dating.

4
D. Manfaat Penelitian
1. Diharapkan hasil penelitian bisa lebih memperjelas tentang makna unsur
memperkaya dan/atau menguntungkan sehingga ada definisi pasti tentang
memperkaya dan/atau menguntungkan dalam tindak pidana korupsi.
2. Diharapkan hasil penelitian bisa lebih memperjelas tentang batasan nilai
kerugian negara yang masuk dalam kategori memperkaya dan/atau
menguntungkan dalam tindak pidana korupsi.
3. Diharapkan hasil penelitian bisa memberikan sumbang saran bagi hakim
dalam penerapan unsur memperkaya dan/atau menguntungkan terkait
dengan pemidanaan dalam tindak pidana korupsi di masa yang akan dating

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi

Kata “korupsi” berasal dari bahasa Latin “corruptio” (Fockema Andrea: 1951) atau
“corruptus” (Webster Student Dictionary: 1960). Selanjutnya dikatakan bahwa “corruptio”
berasal dari kata “corrumpere”, suatu bahasa Latin yang lebih tua. Dari bahasa Latin tersebut
kemudian dikenal istilah “corruption, corrupt” (Inggris), “corruption” (Perancis) dan
“corruptive/korruptie” (Belanda).

Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak


Pidana Korupsi, yang termasuk dalam tindak pidana korupsi adalah “Setiap orang yang
dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri,
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan
kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.”

Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,


ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian. Istilah korupsi
yang telah diterima dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia, adalah “kejahatan,
kebusukan, dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan dan ketidakjujuran” (S. Wojowasito-WJS
Poerwadarminta: 1978). Pengertian lainnya, “perbuatan yang buruk seperti penggelapan
uang, penerimaan uang sogok, dan sebagainya” (WJS Poerwadarminta: 1976)

6
B. Ciri-Ciri dan Jenis Korupsi

Berikut dipaparkan berbagai ciri-ciri dan jenis-jenis korupsi yang diambil dari Buku
Saku yang dikeluarkan oleh KPK atau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK: 2006):

1. Kerugian Keuangan Negara


Secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang
lain atau korporasi. Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain
atau korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada.
2. Suap Menyuap
 Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada Pegawai Negeri atau
penyelenggara negara dengan maksud supaya berbuat sesuatu atau tidak
berbuat sesuatu dalam jabatannya. Memberi sesuatu kepada Pegawai
Negeri atau penyelenggara negara karena atau berhubungan dengan
kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya
 Memberi hadiah atau janji kepada Pegawai Negeri dengan mengingat
kekuasaan atau wewenang yang melekat pada jabatan atau kedudukannya
atau oleh pemberi hadiah/janji dianggap melekat pada jabatan atau
kedudukan tersebut
3. Penggelapan dalam Jabatan
 Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan
menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk
sementara waktu, dengan sengaja menggelapkan uang atau surat berharga
yang disimpan karena jabatannya, atau uang/surat berharga tersebut
diambil atau digelapkan oleh orang lain atau membantu dalam melakukan
perbuatan tersebut.
 Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan
menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk
sementara waktu, dengan sengaja membantu orang lain menghilangkan,
menghancurkan, merusakkan, atau membuat tidak dapat dipakai barang,
akta, surat, atau daftar tersebut.

7
4. Pemerasan
 Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau
dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikan
sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan atau
untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri;
 Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan
tugas, meminta atau menerima pekerjaan atau penyerahan barang, seolah-
olah merupakan utang kepada dirinya, padahal diketahui bahwa hal
tersebut bukan merupakan utang;
5. Perbuatan Curang
 Pemborong, ahli bangunan yang pada waktu membuat bangunan, atau
penjual bahan bangunan yang pada waktu menyerahkan bahan bangunan,
melakukan perbuatan curang yang dapat membahayakan keamanan orang
atau barang, atau keselamatan negara dalam keadaan perang;
Setiap orang yang bertugas mengawasi pembangunan atau menyerahkan
bahan bangunan, sengaja membiarkan perbuatan curang.

C. Faktor Penyebab Korupsi


1. Hukuman yang Ringan Terhadap Koruptor
2. Pengawasan yang Tidak Efektif
3. Pejabat yang Serakah
4. Sistem Penyelenggaraan Negara yang Keliru
5. Penegakan Hukum Tidak Berjalan
6. Budaya Masyarakat yang Mengakar
7. Tidak Ada Keteladanan Pemimpin

8
D. Bahaya Korupsi
Korupsi merupakan salah satu isu yang paling rumit dalam sejarah kehidupan manusia. Ia
memberikan implikasi negatif dan buruk terhadap kehidupan manusia secara khusus dan
terhadap keberlangsungan suatu wilayah. Ia dapat dikategorikan sangat berbahaya bagi
kehidupan manusia, sebab mempengaruhi aspek kehidupan ekonomi, politik, ketahanan,
sosial-budaya, dan agama. Secara eksplisit bahaya tersebut yakni:

a) Terhadap bidang ekonomi, korupsi merusak perkembangan ekonomi suatu negara.


Jika suatu aktivitas ekonomi dijalankan dengan unsur-unsur korupsi, maka
pertumbuhan ekonomi yang diharapkan tidak akan tercapai. Berefek pada
berkurangnya investasi dan kepercayaan.
b) Terhadap bidang politik, kekuasaan yang dicapai dengan korupsi akan menghasilkan
pemerintahan yang tidak sehat. Pemerintah yang berkuasa cenderung menjadikan alat
kuasanya sebagai bentuk meraup keuntungan sebesar-besarnya dari apa yang bisa
didapatkannya dari tampuk kekuasaan. Akibatnya proses pemerintahan bersifat
transaksional yang mementingkan pihak-pihak yang berkuasa. Pada posisi ini, rakyat
tak lagi menjadi bagian yang mendapatkan perhatian.
c) Terhadap bidang keamanan, ketahanan, dan keadilan sosial, korupsi menyebabkan
tidak efisiennya ketiga bidang tersebut pada suatu wilayah. Dengan berorientasi pada
keuntungan terhadap kelompok tertentu di tampuk kekuasaan, menjadikan keamanan
dan ketahanan tak lagi diperhatikan. Akibatnya, mereka yang tidak memiliki
kecukupan penghasilan menjadi kelas bawah yang dikangkangi mereka yang berharta
dan memiliki akses kekuasaan. Ada kesenjangan sosial yang memicu kejahatan dan
kekerasan.

9
E. Dampak Korupsi
Korupsi menunjukkan tantangan serius terhadap pembangunan. Di dalam dunia
politik, korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang baik (good governance)
dengan cara menghancurkan proses formal. Korupsi di pemilihan umum dan di badan
legislatif mengurangi akuntabilitas dan perwakilan di pembentukan kebijaksanaan; korupsi di
sistem pengadilan menghentikan ketertiban hukum; dan korupsi di pemerintahan publik
menghasilkan ketidakseimbangan dalam pelayanan masyarakat. Secara umum, korupsi
mengikis kemampuan institusi dari pemerintah, karena pengabaian prosedur, penyedotan
sumber daya, dan pejabat diangkat atau dinaikkan jabatan bukan karena prestasi. Pada saat
yang bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi pemerintahan dan nilai demokrasi seperti
kepercayaan dan toleransi.

Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi dan


ketidakefisienan yang tinggi. Dalam sektor privat, korupsi meningkatkan ongkos niaga
karena kerugian dari pembayaran ilegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat
korup, dan risiko pembatalan perjanjian atau karena penyelidikan. Walaupun ada yang
menyatakan bahwa korupsi mengurangi ongkos (niaga) dengan mempermudah birokrasi,
konsensus yang baru muncul berkesimpulan bahwa ketersediaan sogokan menyebabkan
pejabat untuk membuat aturan-aturan baru dan hambatan baru. Di mana korupsi
menyebabkan inflasi ongkos niaga, korupsi juga mengacaukan “lapangan perniagaan”.
Perusahaan yang memiliki koneksi dilindungi dari persaingan dan sebagai hasilnya
mempertahankan perusahaan-perusahaan yang tidak efisien.

10
F. Cara Mengatasi Korupsi
 Berikan Hukuman Berat Pada Koruptor

Memberikan hukuman berat bagi para pelaku koruptor, akan memunculkan efek jera.
Hal ini juga dapat menjadi pelajaran bagi seluruh kalangan agar tidak melakukan hal yang
serupa.Tak hanya di pemerintahan, hukuman berat bagi pelaku koruptor dalam kehidupan
sehari-hari juga harus diterapkan

 Jadi Pemimpin Yang intergitas

Sebagai seorang pemimpin sudah seharusnya menjadi contoh yang baik bagi setiap
anggotanya. Jika seluruh pemimpin suatu negara, pemerintahan, perusahaan atau usaha tidak
melakukan tindak korupsi maka ini bisa menghalangi orang-orang yang berada di bawahnya
melakukan tindak korupsi.

 Memanfaatkan Teknologi Pada Sistem

Teknologi digital kini berkembang dengan pesat. Teknologi juga dapat digunakan
untuk mempermudah sistem birokrasi baik di pemerintahan, perusahaan, bisnis maupun
lembaga pendidikan.Dengan memanfaatkan teknologi maka setiap aktivitas dapat dipantau
sehingga meminimalisir kesempatan untuk melakukan korupsi.

 Tanamkan Nilai Religi Secara Intensif

Sudah bukan rahasia lagi jika menanamkan nilai-nilai religi maka dapat berperan
memberantas korupsi. Setiap agama pada dasarnya tidak pernah mengajarkan perbuatan
tercela. Maka orang-orang yang beriman biasanya tidak akan terjebak dalam tindak korupsi.

 Supremasi Hukum yang Kuat

Kekuatan hukum sangat diperlukan untuk menegakkan keadilan. Ketika hukum tidak
berfungsi sebagai mana fungsinya, maka kepercayaan publik akan hilang.Dengan
membangun supremasi hukum yang kuat, maka pelaku-pelaku koruptor tidak menemukan
celah untuk melancarkan aksi mereka.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Korupsi adalah sesuatu yang busuk, jahat dan merusak, berdasarkan kenyataan
tersebut perbuatan korupsi menyangkut: sesuatu yang bersifat amoral, sifat dan keadaan yang
busuk, menyangkut jabatan instansi atau aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan
dalam jabatan karena pemberian, menyangkut faktor ekonomi dan politik dan penempatan
keluarga atau golongan ke dalam kedinasan di bawah kekuasaan jabatan.

Ciri-ciri dan jenis-jenis korupsi menurut KPK adalah kerugian keuangan negara, suap
menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan kepentingan
Korupsi sangat berbahaya bagi kehidupan manusia, sebab mempengaruhi aspek kehidupan
ekonomi, politik, ketahanan, sosial-budaya, dan agama. Korupsi mengikis kemampuan
institusi dari pemerintah, karena pengabaian prosedur, penyedotan sumber daya, dan pejabat
diangkat atau dinaikkan jabatan bukan karena prestasi. Empat faktor penyebab korupsi yaitu
faktor politik, faktor hukum, faktor ekonomi dan birokrasi serta faktor transnasional.

B. Saran
Dari kesimpulan di atas diharapkan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk bisa
menjauhi dan mencegah tindak pidana korupsi agar bisa mengurangi kerugian bagi negara
bila korupsi itu berhubungan dengan keuangan negara. Dan agar kita tidak terjerat hukuman
sampai harus dihukum mati. Jika kita tidak melakukan korupsi maka hidup kita akan selalu
tenang dan tenteram tanpa terbebani oleh dosa karena korupsi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ahimsa-Putra. H.S. (2003). Jurnal Wacana: Korupsi di Indonesia: Budaya atau Politik
Makna. Yogyakarta: Insist Press.
Hamzah, Andi (1991). Korupsi di Indonesia: Masalah dan Pemecahannya Jakarta: PT
Gramedia.
aswir, Revrisond (1993). Ekonomi. Manusia dan Etika. Kumpulan Esai-Esai Terpilih.
Yogyakarta: BPFE.
https://www.indozone.id/life/V6sJkXV/7-cara-efektif-memberantas-korupsi

13

Anda mungkin juga menyukai