Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SEJARAH ANTIKORUPSI DI INDONESIA

Dosen: drg. Sri Rezeki, M.Sc

Disusun Oleh:

Herman Syahputra ( 221051037 )


Mufidhatul Maysyaroh ( 221051054 )
Nur Alfiani R ( 221051062 )
Putri Fauziah ( 221051070 )
Sry Kusumawati ( 221051078 )
Vini Yasha ( 221051086 )

PRODI D-III KESEHATAN GIGI


POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
TA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan rahmat, berkat,
serta lindungannya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang “SEJARAH
ANTIKORUPSI DI INDONESIA” dengan tepat waktu. Makalah ini di susun dengan tujuan
untuk menambah pengetahuan mata kuliah PENDIDIKAN BUDAYA ANTIKORUPSI serta
memenuhi tugas yang di berikan oleh ibu drg. Sri Rezeki, M.Sc

Dalam menyelesaikan makalah ini, kami tidak terlepas dari berbagai kesulitan dan
hambatan yang dihadapi, baik dari penyusunan kalimat maupun sistematikanya. Namun akhirnya
makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu kami berharap kritik dan saran untuk
penyempurnaan makalah ini. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan berbagai masukkan yang bersifat
membangun, guna memberi kelengkapan dan kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran tahap
demi tahap dalam penyusunan hingga penyelesaian makalah ini. Sekian dan terima kasih.

Pontianak, 6 Juli 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar belakang...............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
C. Tujuan Masalah.............................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. Pengertian Korupsi........................................................................................................................5
B. Penyebab Terjadinya Korupsi di Indonesia.................................................................................6
C. Sejarah Antikorupsi di Indonesia.................................................................................................8
D. Upaya Pencegahan Korupsi di Indonesia....................................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................................12
PENUTUPAN...........................................................................................................................................12
A. Kesimpulan..................................................................................................................................12
B.Saran.................................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Hampir setiap hari diberitakan oleh berbagai media masa mengenai tindak pidana
korupsi yang terjadi di Indonesia. Nyaris setiap lapisan masyarakat telah terkontaminasi
dengan korupsi. Korupsi merupakan kejahatan yang sangat luar biasa tidak ada habisnya.
Di kehidupan ini banyak orang yang mudah tergoda dengan kekayaan sehingg
menyebabkan seseorang akan mengejar kekayaan tersebut tanpa memikirkan bagaimana
kekayaan itu diperoleh salah satunya dengan cara korupsi. Korupsi pada dasarnya
berawal dari suatu kebiasaan yang tidak disadari oleh setiap orang,mulai dari kebiasaan
menerima hadiah,suap,pemberian fasilitas tertentu ataupun yang lain dan pada akhirnya
kebiasaan tersebut lama-lama akan menjadi bibit korupsi yang nyata dan dapat
merugikan orang lain maupun negara (Putu et al., 2016)

B. Rumusan Masalah

a. Apa itu korupsi ?


b. Apa penyebab terjadinya korupsi di Indonesia ?
c. Bagaimana sejarah Antikorupsi di Indonesia ?
d. Apa Upaya Pencegahan Korupsi di Indonesia ?

C. Tujuan Masalah

a. Untuk Mengetahui Apa Itu korupsi


b. Untuk Mengetahui penyebab terjadinya korupsi di Indonesia
c. Untuk Mengetahui sejarah Antikorupsi di Indonesia
d. Untuk mengetahui cara Pencegahan Korupsi di Indonesia

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi

Menurut American Encyclopedia, korupsi adalah suatu bentuk kejahatan


memperkaya diri sendiri yang secara langsung atau tidak langsung merugikan
keuangan/perekonomian pemerintah. Menurut Beberapa Negara-Negara di dunia
mengartikan korupsi antara lain:
1. Korupsi diartikan sebagai suatu bentuk penipuan, ketidakjujuran berupa penyuapan,
pengabdian, benturan kepentingan, kelalaian, pemborosan yang memerlukan rencana
dan strategi untuk menguntungkan pihak lain yang bersalah
2. Nigeria Korupsi diartikan : sebagai suatu perbuatan yang dilakukan dengan tujuan
untuk memperoleh keuntungan yang tidak sesuai dengan tugas jabatannya dan
melanggar hak orang lain. Suatu perbuatan oleh seorang pegawai atas petugas hukum
yang tidak secara sah menyalahgunakan kedudukannya untuk memperoleh
keuntungan baginya atau orang lain, yang bertolak belakang dengan kewajibannya
dan bertentangan dengan hak-hak orang lain. Penyuapan adalah: Penawaran
pemberian menerima atau menyediakan sesuatu yang berharga yang akan
mempengaruhi tindakan sebagai pejabat/petugas atau yang menyelewengkan tugas-
tugas yang seharusya dilaksanakan.
3. Uganda Korupsi diartikan: Suatu perbuatan atau kelalaian yang dilakukan oleh
seorang pegawai negeri yang merupakan suatu penyimpangan dari norma dan tidak
dapat diketahui mum secara terbuka, tetapi hanya disembunyikan dari penglihatan
masyarakat. Mengubah putusan yang harus diambil oleh pejabat, membuat suatu
keputusan yang tidak harus dilakukan menjadi putusan yang dilaksanakan.
Menjadikan suatu putusan dapat dibuat berbeda-beda dan membuat suatu alternatif
dalam suatu putusan, sehingga dengan peraturan-peraturan dan prosedur tidak lagi
menjadi penting
4. Brasilia Korupsi yang terjadi di pemerintahan adalah menggunakan secara langsung
atau tidak langsung kekuasaan yang dimilikinya diluar bidang yang harus

5
dilakukannya, yang pada akhirnya bertujuan memperoleh keuntungan kepada
bawahannya, kawannya dan sebagainya. Korupsi sebagai meminta keuntungan
biasanya dalam bentuk keuangan yang disebabkan oleh kedudukannya atau
menawarkan suatu kesempatan kepada petugas pemerintah dengan maksud dia akan
memperoleh sesuatu jika membantunya.
5. Russia sebagai suatu sistem hubungan tertentu yang melanggar hukum dari semua
aparat negara yang melanggar kepentingan negara dan masyarakat, dengan motivasi
beraneka ragam
6. philipina Korupsi mempunyai karakteristik sebagai Penyalahgunaan wewenang
terhadap dana masyarakat
7. India, Perbuatan dari oknum-oknum yang tidak terpuji ingin memperoleh keuntungan
(uang) secepat mungkin dengan menyalahgunakan kedudukan kewenangan atau
dengan taktik-taktik yang sengaja memperlambat suatu penyelesaian dengan tujuan
agar menjadi gangguan- gangguan sehingga mau tidak mau orang yang
berkepentingan harus berurusan dengan uang dengan cara jalan belakang. ( Muslimin,
Dian, dkk. 2022)

B. Penyebab Terjadinya Korupsi di Indonesia

1. Adapun yang menjadi akar permasalahan terjadinya tindak pidana korupsi antara
lain: Faktor Kemiskinan.
kemiskinan seringkali dijadikan alasan dalam tindakan korupsi yang dilakukan.
Namun dasar dari Korupsi dengan alasan ini berasal dari aspek kebutuhan yang tidak
terpenuhi.
2. Faktor kekuasaan.
Akses terhadap kebijakanpemimpin menjadi “permata” bagi sebagian orang.
Kekuasaan yang diperoleh menjadi penyebab besar untuk melakukan tindakan
korupsi sebab akses terhadap beberapa pihak strategis menjadi mudah untuk
“dipermainkan”, sehingga muncul ungkapan terkenal “power tends to corrupt”.
3. Budaya.
Alasan yang ketiga ini adalah alasan yang sagat menyakitkan. Dari hasil penelitian,
Kinoshita, Guru besar Universitas Waseda Jepang dalam Wirjono (Wirjono, 1986)

6
telah mengemukakan sebuah fakta bahwa masyarakan Indonesia merupakan
masyarakat dengan tipologi keluarga besar atau extended family. Ungkapan tersebut
berarti masyarakat Indonesia memiliki solidaritas yang tinggi walaupun tindakan
korupsi tidak dibenarkan sehingga ditengah-tengah budaya nya memiliki ukuran
sendiri bahwa kesuksesan yang diraih oleh salah satu anggota keluarga merupakan
kesuksesan anggota lainnyab (Wirjono, 1986). Maka pembagian tentu tak bisa dibagi
jika nilainya sedikit sehingga terjadilah tindakan korupsi.
4. Faktor Ketidaktahuan
Faktor keempat merupakanalasan yang terkesan tidak masuk akal atau mengada-
ada, sebab muncul pertanyaan bahwa bagaimana bisa seseorang melakukan
korupsi tanpa disadari/ tidak tahu? Peruntukan dana yang terdistribusi melalui
instansi tertentu merupakan langkah awal terjadinya korupsi pada faktor ini.
Peruntukan dana tersebut tidak jarang bahkan tidak diketahui oleh semua pejabat
publik di lingkungan ASN sehingga belanja yang tidak sesuai peruntukannya
menjadi sebuah tindakan yang ilegal atau tidak dibenarkan atau juga secara hukum
dapat disebut sebagai korupsi. Hal senada juga diungkapkan Wiryawan bahwa
salah satu penyebab korupsi tidak adanya suatu sistem pemerintahan yang
transparan (good governance), sehingga ASN atau pejabat penanggung jawab
keuangan (KPA, PPK, atau bendahara) menjadi salah menggunakan atau salah
distrubusi karena tidak tahu(Wiryawan, 2016).
5. Faktor Rendahnya kualitas moral masyarakat.
Kualitas moral ini ditentukan oleh banyak hal, adalah sebagai berikut:
a) seperti dikemukakan sebelumnya, adalah kemiskinan.
b) kualitas pendidikan dari masyarakat tersebut.
c) pengaruh media massa sebagai salah satu elemen yang dominan dalam
pembentukan nilai sosialditengah lingkungan masyarakat.Media massa
yang beredar saat ini, khususnya televisi merupakan salah satu media yang
menyajikan nilai yang tidak baik yang dianggap sebagai “nilai
kemodernan” yang tidak tepat.
6. Faktor Lemahnya kelembagaan negara.
Berikut diantara turunan faktornya:

7
a) Jika tindakan korupsi tidak ditindak segera, maka akan menimbulkan stigma
dimasyarakat bahwa tindakan tersebut diperbolehkan dan aman karena terjadi
secara masif.
b) Tidak semua lembaga pemerintahan “baik” dalam hal pemberian insentif/ upah/
gaji terhadap para pegawainya. Oleh karenanya kekurangan penghasilan tersebut
sangat mungkin menjadi salah satu faktor korupsi dilakukan.
c) Mekanisme interaksi relasi menjadi hal penting dalam hal ini karena diantara
lembaga-lembaga yang ada, beberapa diantaranya memiliki mekanisme interaksi
relasi yang menimbulkan celah untuk terjadinya tindakan korupsi dalam bentuk
“suap”. (Sofhian, 2020)

C. Sejarah Antikorupsi di Indonesia

1) Masa orde lama


Kasus-kasus korupsi yang terjadi di era Orde Lama kebanyakan terjadi karena
kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh atasan terhadap bawahannya sehingga
banyak orang-orang yang tidak bertanggungjawab yang memanfaatkan situasi
tersebut untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan
di era Orde Lama, kondisi Indonesia yang masih baru merdeka menyebabkan sistem
pemerintahan yang ada di Indonesia masih kurang slabil. Salah satu upaya
Pemerintah era Orde Lama dalam menangani korupsi adalah dengan membentuk
badan anti korupsi. Badan anti korupsi yang pertama bernama Panitya Retooling 17
Aparatur Negara yang disingkat PARAN. Definisi dari PARAN sendiri adalah suatu
badan yang bertugas mengadakan perombakan dalam susunan dan tata kerja secara
perorangan maupun kelompok dari semua badan-badan Pemerintahan dalam bidang
legislatif, eksekutif dan lain-lain yang ada di daerah maupun pusat untuk disesuaikan
dengan Manifesto Politik dan USDEK untuk mewujudkan tujuan negara dalam
jangka panjang maupun jangka pendek
2) Masa orde baru
Tindakan korupsi yang terjadi di era Orde Baru, kebanyakan disebabkan
banyaknya pemegang jabatan dari suatu perusahaan atau instansi pemerintah yang

8
memanfaatkan kekuasaan yang dimilikinya untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
Korupsi di era Orde Baru yang kebanyakan dilakukan karena monopoli kekuasaan
yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki jabatan. Dalam kasus-kasus korupsi di
era Orde Baru, tidak hanya kekayaan saja yang dicari oleh para koruptor namun
kekuasaan serta jabatan menjadi hal yang sangat dicari.Upaya yang dilakukan
Pemerintah era Orde Barudalam menangani korupsi adalah dengan membentuk
badan-badan anti korupsi. Badan pemberantasan korupsi yang pertama dibentuk di
era Orde Baru adalah Team Pemberantasan Korupsi yang disingkat TPK. TPK
dibentuk melalui Keputusan Presiden RI Nomor 228 Tahun 1967 pada tanggal 2
Desember 1967. Tugas dari TPK adalah membantu Pemerintah dalam memberantas
perbuatan korupsi secara cepat dengan tindakan represif dan preventif.
3) Masa reformasi
Upaya pemberantasan korupsi di era Reformasi mengalami banyak kemajuan
dibandingkan dengan era- era sebelumnya. Jika di era sebelumnya upaya
pemberantasan korupsi mengalami kegagalan maka di era Reformasi, pemberantasan
korupsi terutama yang dilakukan oleh KPK mengalami banyak kemajuan. Banyak
dari kasus-kasus korupsi yng berhasil ditangani dan diselesaikan oleh KPK. Bahkan
banyak dari para pelaku korupsi yang ditangkap oleh KPK merupakan para pejabat
tinggi negara. Hal ini membuktikan keseriusan KPK dalam menangani kasus korupsi
dan tidak memandang jabatan atau posisi yang dimiliki oleh para pelaku korupsi.
Keseriusan KPK dalam menagani korupsi di Indonesia membuat masyarakat
mendukung sepenuhnya tindakan-tindakan yang dilakukan oleh KPK. (Hikmatus,
2015)

D. Upaya Pencegahan Korupsi di Indonesia

Ada beberapa upaya penggulangan korupsi yang ditawarkan para ahli yang
masing-masing memandang dari berbagai segi dan pandangan. Caiden (dalam Soerjono,
1980) memberikan langkah-langkah untuk menanggulangi korupsi sebagai berikut :
1) Membenarkan transaksi yang dahulunya dilarang dengan menentukan sejumlah
pembayaran tertentu.
2) Membuat struktur baru yang mendasarkan bagaimana keputusan dibuat.

9
3) Melakukan perubahan organisasi yang akan mempermudah masalah pengawasan
dan pencegahan kekuasaan yang terpusat, rotasi penugasan, wewenang yang
saling tindih organisasi yang sama, birokrasi yang saling bersaing, dan
penunjukan instansi pengawas adalah saran-saran yang secara jelas diketemukan
untuk mengurangi kesempatan korupsi.
4) Bagaimana dorongan untuk korupsi dapatdikurangi ? dengan jalan meningkatkan
ancaman.
5) Korupsi adalah persoalan nilai. Nampaknya tidak mungkin keseluruhan korupsi
dibatasi,tetapi memang harus ditekan seminimum mungkin, agar beban korupsi
organisasional maupun korupsi sestimik tidak terlalu besar sekiranya ada sesuatu
pembaharuan struktural, barangkali mungkin untuk mengurangi kesempatan dan
dorongan untuk korupsi dengan adanya perubahan organisasi Myrdal (dalam
Lubis, 1987) memberi saran penaggulangan korupsi yaitu agar pengaturan dan
prosedur untukkeputusan-keputusan administratif yang menyangkut orang
perorangan dan perusahaan lebih disederhanakan dan dipertegas, pengadakan
pengawasan yang lebih keras, kebijaksanaan pribadi dalam menjalankan
kekuasaan hendaknya dikurangi sejauh mungkin,gaji pegawai yang rendah harus
dinaikkan dan kedudukan sosial ekonominya diperbaiki, lebih terjamin, satuan-
satuan pengamanan termasuk polisi harus diperkuat, hukum pidana dan hukum
atas pejabat-pejabat yang korupsi dapat lebih cepat diambil. Orang-orang yang
menyogok pejabat-pejabat harus ditindak pula.Persoalan korupsi beraneka ragam
cara melihatnya, oleh karena itu cara pengkajiannya pun bermacam-macam pula.

Korupsi tidak cukup ditinjau dari segi deduktif saja, melainkan perlu ditinaju dari
segi induktifnya yaitu mulai melihat masalah praktisnya (practical problems), juga
harus dilihat apa yang menyebabkan timbulnya korupsi. Kartono (1983) menyarankan
penanggulangan korupsi sebagai berikut :

1) Adanya kesadaran rakyat untuk ikut memikul tanggung jawab guna melakukan
partisipasi politik dan kontrol sosial, dengan bersifat acuh tak acuh.
2) Menanamkan aspirasi nasional yang positif, yaitu mengutamakan kepentingan
nasional.

10
3) para pemimpin dan pejabat memberikan teladan, memberantas dan menindak
korupsi.
4) Adanya sanksi dan kekuatan untuk menindak, memberantas dan menghukum
tindak korupsi.
5) Reorganisasi dan rasionalisasi dari organisasi pemerintah,melalui penyederhanaan
jumlah departemen, beserta jawatan dibawahnya.
6) Adanya sistem penerimaan pegawai yang berdasarkan “achievement” dan bukan
berdasarkan sistem “ascription”.
7) Adanya kebutuhan pegawai negeri yang non-politik demi kelancaran administrasi
pemerintah.
8) Menciptakan aparatur pemerintah yang jujur
9) Sistem budget dikelola oleh pejabat-pejabat yang mempunyai tanggung jawab etis
tinggi, dibarengi sistem kontrol yang efisien.
10) Herregistrasi (pencatatan ulang) terhadap kekayaan perorangan yang mencolok
dengan pengenaan pajak yang tinggi. (Revida, 2003)

11
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Korupsi merupakan kejahatan,ketidakjujuran, penipuan, penyuapan, pengabdian,


benturan kepentingan, kelalaian, pemborosan yang memerlukan rencana dan strategi
untuk menguntungkan pihak lain yang bersalah,Adapun faktor pendorong terjadinya
tindakan korupsi adalah kemiskinan,kekuasaan,budaya,dan ketidaktahuan. Selain itu cara
pencegahannya adalah dengan menanamkan nilai nilai antikorupsi.

B. Saran

Kita sebagai warga negara Indonesia jangan sampai terjerumus kedalam tinakan
korupsi tetapi kita harus menanamkan nilai nilai antikorupsi pada diri kita yaitu
jujur,mandiri,tamggung jawab,berani,sederhana,peduli,disiplin,adil,dan kerja keras.

12
DAFTAR PUSTAKA

Muslimin, Dian dkk. (2023). Pendidikan Anti Korupsi. Sumatera Barat.

Hikmatus, syuraida. (2015). Perkembangan Pemberantasan Korupsi Di Indonesia


Era Orde Lama Hingga Hera Reformasi. E-Jurnal Pendidikan Sejarah, Volume 3(2), 234–
236. https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/12011/11203

Putu, O. :, Wiryawan, A., & Tjatrayasa, M. (2016). Analisis Hukum Penyebab


Terjadinya Tindak Pidana Korupsi Dan Pertanggungjawaban Pidananya. Jurnal Ilmu
Hukum, 1–5.

Revida, E. (2003). Korupsi di Indonesia : Masalah dan Solusinya. USU Digital


Library, 1, 4–5.

Sofhian, S. (2020). Penyebab Dan Pencegahan Korupsi: Kasus Indonesia. Tatar


Pasundan : Jurnal Diklat Keagamaan, 14(1), 69–70. https://doi.org/10.38075/tp.v14i1.84

13

Anda mungkin juga menyukai